Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

TENTANG KERAJAAN ISLAM DI JAMBI

KELAS:
X-IIS 2

DISUSUN OLEH:
SULISTIAWATI & SELITA SAFITRI

PEMBERI MATERI:
BAPAK BAYU WIRAHADIK
TAHUN AJARAN 2018/2019
SMA N 2 TENGGARONG

A. KERAJAAN ISLAM DI JAMBI


Berdasarkan temuan-temuan arkeologis kemungkinan islam didaerah jambi
diperkirakan mulai sejak abad ke-9 atau ke-10 sampai ke-13, Bersamaan
dengan tumbuh dan berkembangnya kerajaan islam jambi sekitar 1500 M. Di
bawah pemerintahan orang kayo hitam yang juga meluaskan ‘’bangsa XII’’ dari
‘’bangsa IX’’.

Konon menurut undang-undang Jambi, Datuk Paduka berhala adalah orang


dari Turki yang terdampar diPulau berhala yang kemudian dikenal dengan
sebutan Ahmad Salim, kemungkinan besar penyebaran islam sudah terjadi
sejak sekitar tahun 1460 atau pertengahan abad ke-15.

Menurut Sil-sila keturunan Raja Jambi dari pernikahan antara Datuk paduka
berhala dengan Putri pinang masak, melahirkan tiga saudaranya orang kayo
hitam yaitu orang kayo pingai, orang kayo pedataraan/kedataran, dan orang
kayo gemuk (seorang putri), pengganti orang kayo hitam ialah panembahan
Iilang di aer wafat dan dimakamkan diRantau Kapas dan terkenal dengan
Panembahan Rantau kapas.

Sekitar tahun 1460, Orang Kayo Pingal sekitar tahun 1480, Orang Kayo
Pendataran sekita tahun 1490, sedangkan masa pemerintahan Orang Kayo
Hitam sendiri sekitar tahun 1500 hingga 1540, Panembahan Rengas Pandak
cucu Orang Kayo Hitam sekitar tahun 1540 M, panembahan Bawoh Sawoh cicit
Orang Kayo Hitam sekitar tahun 1565.

Pada saat sudah meninggal dunia, pemerintahan diganti oleh Panembahan


Kota Baru sekitar tahun 1590, kemudian diganti oleh Pangeran Keda yang
bergelaran Sultan Abdul Kahar pada 1615. Pada masa pemerintahannya ini lah
Orang-Orang VOC mulai datang untuk menjalin hubungan perdagangan.
Dengan izin Sultan Jambi Komponi Belanda (VOC) mendirikan lojinya di Muara
Kompeh.

Sejak itu Hubungan Kerajaan Jambi dengan VOC makin renggang,di tambah
pada 1642 Gubernur Jenderal VOC Antonio Van Diemen menuduh Jambi
bekerja sama dengan Mataram, pada masa pemerintahan Sultan Sri Ingalogo
(1665-1690) terjadi peperangan antara Kerajaan Jambi dengan kerajaan Johor
dimana Kerajaan jambi mendapat bantuan VOC dan akhirnya menang.
Beberapa tahun Kemudian terjadi penyerangan kantor dagang VOC oleh rakyat
Jambi dan kepala pedagang VOC, Sybrandt Swart terbunuh pada 1690 dan
Sultan Jambi dituduh terlibat.
Oleh karena itu, Sultan Sri Ingalogo ditankapdan diasingkan awalnya di
Batavia dan akhirnya ke Pulau Banda, pengantinya ialah Panggeran Dipati
Cakraningrat yang bergelar Sultan Kiai Gede Dengan Demikian, Sultan Ratu
yang lebih berhak Disingkirkan dam ia dengan sejumlah penggikutnya pindah
ke Muaratebo, membawa keris pusaka sigenjel, keris Lambang bagi Raja-Raja
Jambi yang mempunyai hak atas Kerajaan. Sejak itulah terus-meneru terjadi
konflik yang memuncak dengan pemberontakan dan perlawanan Sultan Thaha
Syaf al-Din yang di pusatkan terutama di daerah Batanghari Hulu.

Di Daerah inilah pada pertempuran yang sengit, Sultan Thahs Gugur pada
tanggal 1 april 1904 dan ia Dimakamkan di Muaratebo.

Anda mungkin juga menyukai