Sejarah Indonesia
“Kerajaan Islam di Nusa Tenggara”
Kelompok : 7 (Tujuh)
Kelas : X MIPA 5
Anggota :
Chintia Maharani
Dwi Mufti
Hasna Mutiara Abdiah
Hifzhan Abdillah R
M Zaidan Zidna
Kehadiran Islam secara lebih nyata di Indonesia terjadi pada sekitar abad ke-13 Masehi,
yaitu dengan adanya makam dari Sultan Malik as-Saleh yang mangkat pada bulan Ramadhan
696 Hijriah/1297 Masehi. Ini berarti bahwa pada abad ke-13 Masehi di Nusantara sudah ada
institusi kerajaan yang bercorak Islam.
Para saudagar Muslim sudah melakukan aktivitas dagangnya sejak abad ke-7 Masehi.
Beberapa kerajaan Hindu dan Buddha di Nusantara sudah melakukan hubungan dagang dan
diplomatik dengan kerajaan-kerajaan Islam di Timur Tengah. Bukti-bukti arkeologis yang
mendukung ke arah itu ditemukan di Laut Jawa dekat Cirebon. Di antara komoditi
perdagangan yang asalnya dari Timur Tengah ditemukan indikator “keIslaman” yang berupa
sebuah cetakan tangkup (mould) yang bertulisan asma‘ul husnah. Pada kesempatan kali ini
kami akan membahas tentang kerajaan islam di nusa tenggara.
Diperkirakan sejak abad ke-16 Islam hadir di daerah Nusa Tenggara (Lombok). Islam di
lombok diperkenalkan oleh Sunan Perapen (putra Sunan Giri). Kemungkinan masuknya
Islam ke Sumbawa ini dengan melalui Sulawesi, yaitu melalui dakwah para mubalig dari
Makasar antara tahun 1540-1550. Kemudian berkembang kerajaan Islam di Lombok, salah
satunya adalah Kerajaan Selaparang.
Disebutkan bahwa seorang raja muda bernama Sri Dadelanatha, dilantik dengan gelar Dewa
Meraja di Sumbawa Barat karena saat itu (1630 Masehi) daerah ini juga masih termasuk ke
dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Selaparang. Kemudian dilanjutkan oleh generasi
berikutnya, yaitu sekitar tanggal 30 November 1648 Masehi, putera mahkota Selaparang
bernama Pangeran Pemayaman dengan gelar Pemban Aji Komala, dilantik
di Sumbawa menjadi SulthanSelaparang yang memerintah seluruh wilayah Pulau
Lombok dan Sumbawa.
Setelah terjadinya Perjanjian Bongayana pada tanggal 18 November 1667, kerajaan-
kerajaan yang ada di Nusa Tenggara mengalami tekanan dari VOC. Dengan keadaan
tersebut, maka pusat Kerajaan Lombok dipindahkan ke Sumbawa pada tahun 1673.
Tujuan pemindahan tersebut adalah untuk mempertahankan kedaulatan kerajaan-kerajaan
Islam di pulau tersebut dengan dukungan pengaruh kekuasaan Gowa. Alasan Kerajaan
Lombok dipindahkan ke Sumbawa adalah karena Sumbawa dipandang lebih strategis dari
pada pusat pemerintahan di Selaparang. Disamping itu juga mengingat adanya ancaman
dan serangan dari VOC yang terjadi terus menerus.
1. Kesultanan Bima
Bima merupakan kerajaan Islam yang menonjol di Nusa Tenggara. Rajanya yang pertama
masuk Islam ialah Ruma Ta Ma Bata Wada yang bergelar Sultan Bima I atau Sultan Abdul
Khair(1611-1640).Namun,setelah terus-menerus melakukan perlawanan terhadap
intervensi politik dan monopoli perdagangan VOC.ketika VOC mau memperbaharui
perjanjian dengan Bima pada tahun 1668,Sultan Bima,Tureli Nggampo,menolaknya.ketika
Tambora merampas Kapal VOC pada 1675,raja Tambora,Kalongkong dan para pembesarnya
diharuskan menyerahkan keris-keris pusakanya kepada Holsteijn.pada tahun 1691,ketika
permaisuri Kerajaan Dompu terbu.nuh,Sultan Bima ditangkap dan diasingkan ke Makassar
sampai meninggal dalam Penjara.kerajaan-kerajaan di Lombok,Sumbawa,Bima,dan lainnya
selama abad 18 dan akhir abad itu terus melakukan pemberontakan dan peperangan karena
pihak VOC mencampuri urusan pemerintahan kerajaan-kerajaan tersebut,bahkan
menangkapi dan mengasingkan raja-raja yang melawan.
Pembicaraan mengenai sejarah Kesultanan Bima dapat diperkaya oleh gambaran terperinci
dalam Syair Kerajaan Bima yang menurut telaah filologi Henri Chambert-Loir diperkirakan
dikarang sebelum tahun 1833,sebelum Raja Bicara abdul Nabi meletakan Jabatan dan
digantikan oleh Putranya.Syair itu dikarang oleh Khatib Lukman,barang kali pada tahun
1830.Syair itu ditulis dengan huruf Jawa dan berbahasa Melayu.Syair itu menceritakan
empat peristiwa yang terjadi di Bima pada awal abad 19, yaitu letusan Gunung
Tambora(1815) wafat dan pemakaman Sultan Abdul Hamid pada mei 1819. serangan bajak
laut dan Pemberontakan Sultan Ismail pada 26 November 1819.
Sampai kini jejak Islam bisa dilacak dengan meneliti makam seorang mubaligh asal Makassar
yang terletak di kota Bima. Begitu juga dengan makam Sultan Bima yang pertama kali
memeluk Islam. Bisa disebut, seluruh penduduk Bima adalah para Muslim sejak mula.Selain
Sumbawa, Islam juga masuk ke Lombok. Orang-orang Bugis datang ke Lombok dari
Sumbawa dan mengajarkan Islam di sana. Hingga kini, beberapa kata di suku-suku Lombok
banyak kesamaannya dengan bahasa Bugis.