Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Rasio Profitabilitas (GPM, NPM, ROA, ROE dan EPS) Terhadap

Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang


Konsumsi Yang Terdaftar Pada BEI Tahun 2015-2020

Galih Wicaksono

1. Pendahuluan

Pemerintah Indonesia beranggapan bahwa pasar modal merupakan sarana


yang dapat mendukung percepatan pembangunan ekonomi Indonesia.
Husnan (2001:3) “Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik
dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh
pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta”

Pasar modal menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat


(investor) yang kemudian disalurkan pada sektor-sektor yang produktif
dengan harapan sektor tersebut dapat berkembang dan menghasilkan
lapangan perkerjaan yang baru bagi masyarakat.

Sektor barang konsumsi adalah sektor yang selalu ada dekat dengan
kehidupan masyarakat, dengan kondisi saat ini yang mana masyarakat
masih banyak yang menggunakan uangnya untuk membeli kebutuhan
konsumsi maka industri ini memiliki prospek yang masih bagus. Sektor
barang konsumsi merupakan sektor yang memiliki tingkat profitabilitas yang
cukup baik.

Rasio profitabilitas adalah kemampuan memperoleh laba bagi perusahaan


(Agus Sartono 2010:122) Rasio profitabilitas adalah cara untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga
digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas manajemen suatu
perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan
pendapatan investasi. (kasmir 2014:115)
Menggunakan rasio profitabilitas seperti GPM, NPM, ROA, ROE dan EPS
tentunya dapat digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas dan
pengaruhnya terhadap harga saham.

Beberapa penelitian mengenai harga saham sudah banyak dilakukan oleh


para peneliti. Salah satunya adalah yang dilakukan oleh (Pandansari, 2012)
yang melakukan analisis faktor fundamental terhadap harga saham
perusahaan manufaktur tahun 2008-2010. Hasil analisis secara parsial
faktor fundamental Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan
Book Value Per Share (BVS) memiliki pengaruh positif terhadap harga
saham perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2008-2010.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh (Valintino & Sularto, 2013)mengenai


pengaruh ROA, CR, ROE, DER dan EPS terhadap harga saham
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi tahun 2009-2012.
Pada penelitian ini hasilnya adalah Pengujian Berdasarkan uji koefisien
regresi secara simultan dapat disimpulkan bahwa ROA, CR, ROE, DER dan
EPS secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham.
Sedangkan, secara parsial dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara CR, ROE dan EPS terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi. Dan tidak ada
pengaruh secara parsial antara ROA dan DER terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah ditulis dalam paragrap


sebelumnya kita dapat menarik sebuah GAP Theory yang mana belum
dilakukannya penelitian terbaru mengenai hal tersebut dan masih ada rasio
yang belum diukur dari penelitian sebelumnya.

Dalam penelitian ini peneliti bertujuan untuk melakukan penelitian pengaruh


GPM, NPM, ROA, ROE dan EPS terhadap harga saham sektor barang
konsumsi tahun 2015-2020. Penelitian ini dimaksud untuk mengetahui
variabel apa yang berpengaruh terhadap harga saham.
2. Tinjauan Pustaka

2.1 State Of Art

Pada State Of Art ini diambil penelitian terdahulu sebagai panduan bagi penulis
untuk melakukan penelitian ini. Yang selanjutnya akan menjadi acuan dan
perbandingan dalam penelitian ini. Dalam State Of Art ini terdapat beberapa
jurnal.

N Judul Peneliti Tahun dan Objek penelitian dan hasil Perbedaan


o tempat

1 ANALISIS Fillya 2012, Penelitian ini bertujuan untuk Perbedaan jurnal


FAKTOR Arum Universitas mengetahui faktor tersebut dengan
FUNDAMENTAL Pandan Negeri fundamental apa saja yang penelitian ini adalah
sari
TERHADAP Semarang berpengaruh terhadap harga objek penelitian yang
HARGA SAHAM saham perusahaan berbeda dimana
manufaktur yang terdaftar dalam penelitian ini
pada BEI tahun 2008-2010 mengambil sampel
dengan hasil menunjukkan terhadap perusahaan
bahwa ROA, DER, BVS manufaktur sektor
secara simultan berpengaruh barang konsumsi
signifikan terhadap harga tahun 2015-2020 dan
saham. Hasil analisis secara ada perbedaan aspek
parsial faktor fundamental fundamental yang
Return On Asset (ROA), Debt diteliti yaitu GPM,
to Equity Ratio (DER), dan NPM, EPS.
Book Value Per Share (BVS)
memiliki pengaruh positif.

2 PENGARUH Reynard 2013, Penelitian ini bertujuan untuk Perbedaan jurnal


Valintino
RETURN ON Universitas mengetahui dan menganalisis tersebut dengan
dan
ASSET (ROA), Gunadarma pengaruh variabel ROA, CR, penelitian ini adalah
Lana
CURRENT Sularto. . ROE, DER, dan EPS objek penelitian yang
RASIO (CR), terhadap harga saham secara berbeda dimana
RETURN ON simultan maupun secara dalam penelitian ini
EQUITY (ROE), parsial, serta untuk mengambil sampel
DEBT TO mengetahui variabel mana terhadap perusahaan
EQUITY RATIO yang memberikan pengaruh manufaktur sektor
(DER), DAN paling dominan terhadap barang konsumsi
EARNING PER harga saham perusahaan tahun 2015-2020 dan
SHARE (EPS) manufaktur sektor industri ada perbedaan aspek
TERHADAP barang konsumsi. Data yang fundamental yang
HARGA SAHAM diolah adalah 17 perusahaan diteliti yaitu GPM dan
PERUSAHAAN sektor konsumsi tahun 2009- NPM.
MANUFAKTUR 2012. Dengan hasil secara
SEKTOR simultan bahwa variabel
INDUSTRI berpengaruh terhadap harga
BARANG saham, namun secara parsial
KONSUMSI DI tidak ada pengaruh signifikan.
BEI
Asep
3 PENGARUH 2019, Penelitian ini bertujuan untuk Perbedaan jurnal
Muhammad
CURRENT Lutfi dan Universitas mengetahui pengaruh rasio tersebut dengan
Nardi
RATIO (CR), Sunardi
Pamulang Current Ratio, Return On penelitian ini adalah
RETURN ON Equity, Sales Growth objek penelitian yang
EQUITY (ROE), Terhadap Harga Saham Yang berbeda dimana
DAN SALES Berdampak pada kinerja dalam penelitian ini
GROWTH Keuangan Perusahaan pada mengambil sampel
TERHADAP perusahaan industri terhadap perusahaan
HARGA SAHAM manufaktur Makanan dan manufaktur sektor
YANG Minuman yang tercatat di BEI barang konsumsi
BERDAMPAK dengan mengambil sampel tahun 2015-2020 dan
PADA KINERJA laporan keuangan 15 ada perbedaan aspek
KEUANGAN perusahaan periode 2012 – fundamental yang
PERUSAHAAN 2017. diteliti yaitu GPM,
(Pada NPM, EPS.
Perusahaan
Manufaktur
Sektor Makanan
dan Minuman
Yang terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia)

4 PENGARUH Novita 2019, Return merupakan hasil yang Perbedaan jurnal


Supriantik
RETURN ON Universitas diperoleh dari investasi. tersebut dengan
ASSETS, DEBT asari dan Mercu Return dibagi menjadi Return penelitian ini adalah
Endang
TO EQUITY Sri Utami
Buana Realisasi dan Return objek penelitian yang
RATIO, Yogyakarta Ekspektasi.Penelitian ini berbeda dimana
CURRENT bertujuan untuk mengetahui dalam penelitian ini
RATIO, Pengaruh Return On Assets mengambil sampel
EARNING PER (ROA), Debt to Equity Ratio terhadap perusahaan
SHARE DAN (DER), Current Ratio (CR), manufaktur sektor
NILAI TUKAR Earning Per Share (EPS) dan barang konsumsi
TERHADAP Nilai Tukar terhadap Return tahun 2015-2020 dan
RETURN saham. Sampel penelitian ada perbedaan aspek
SAHAM (Studi sebanyak 19 perusahaan fundamental yang
Kasus Pada Manufaktur Sektor Barang diteliti yaitu GPM dan
Perusahaan Go Konsumsi yang terdaftar di NPM. Serta dalam
Public Sektor Bursa Efek Indonesia pada penelitian ini variabel
Barang Konsumsi tahun 2015-2017. Hasil yang dinilai adalah
Yang Listing Di penelitian menunjukkan: ROA harga saham.
Bursa Efek tidak berpengaruh terhadap
Indonesia Return Saham. DER tidak
Periode 2015- berpengaruh terhadap Return
2017) Saham. CR tidak
berpengaruh terhadap Return
Saham. EPS tidak
berpengaruh terhadap Return
Saham. Nilai Tukar
berpengaruh terhadap Return
Saham. ROA, DER, CR, EPS
dan Nilai Tukar tidak
berpengaruh terhadap Return
Saham.

2.2 Definisi
Pasar Modal

Pasar modal didefinisikan sebagai suatu situasi dimana penjual dan pembeli
dapat melakukan negosiasi terhadap pertukaran suatu komoditas atau
kelompok komoditas, dan komoditas yang diperjualbelikan di sini adalah modal
(Robbert, 1997) dalam (Supriantikasari & Utami, 2019) . Pasar modal
merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain “misalnya
pemerintah” dan sarana bagi kegiatan berinvestasi.

Saham dan Harga Saham

Salah satu sekuritas yang paling menarik dalam pasar modal salah satunya
ialah saham. Menurut Husnan (2005) dalam (Supriantikasari & Utami, 2019)
saham adalah tanda bukti kepemilikan dalam sebuah perusahaan.

Menurut Hery (2017) dalam (Baihaqi et al., 2019) menyatakan “harga sebuah
saham sangat dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran. Harga
saham cenderung naik apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan
dan cenderung turun jika terjadi kelebihan penawaran”. Sartono (2015) dalam
(Baihaqi et al., 2019) mendefinisikan “harga saham adalah sebesar nilai
sekarang atau present value dari aliran kas yang diharapkan akan diterima”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa harga saham merupakan nilai
sekarang yang diharapkan akan diterima dan ditentukan oleh kekuatan dan
permintaan.

Gross Profit Margin (GPM)

Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian


harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan
untuk berproduksi secara efisien.

Net Profit Margin (NPM)


Net profit margin adalah rasio untuk membandingkan pendapatan perusahaan
dengan laba bersih setelah pajak. Semakin besar NPM, semakin baik
perusahaan mengonversi pendapatan menjadi laba bersih. 

Return on Aset (Roa)

Menurut (Supriantikasari & Utami, 2019) Return On Assets (ROA) adalah rasio
antara laba setelah pajak atau Net Income After Tax terhadap total assets. ROA
menunjukkan kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih
dari aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan. Return On Asset
yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dari setiap asset yang digunakan. Dengan melihat mengetahui
rasio ini kita bisa menilai apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan
aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan (Pandansari, 2012)

Return on Equity (RoE)

Hanafi (2008) dalam (Lutfi & Sunardi, 2019) menyatakan Return on Equity
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan
modal tertentu. Kenaikan rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari
perusahaan yang bersangkutan. Jadi, para investor dapat menggunakan
indikator ROE sebagai bahan pertimbangan dalam memilih saham atau
menanamkan modalnya, karena rasio ini menunjukkan bahwa dengan kinerja
manajemen meningkat maka perusahaan dapat mengelola sumber dana
pembiayaan operasional secara efektif. (Pandansari, 2012) menyatakan pada
rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham
terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah
pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham.

Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) merupakan rasio perbandingan antara laba bersih
sebelum pajak dengan harga per lembar saham. EPS menunjukkan seberapa
besar keuntungan yang diberikan kepada investor dari setiap lembar saham
yang dimilikinya. Secara sederhana EPS menggambarkan jumlah uang yang
diperoleh untuk setiap lembar saham. (Supriantikasari & Utami, 2019)
Pemegang saham dan calon investor pada umumnya akan tertarik pada
Earning Per Share (EPS), karena EPS merupakan salah satu indikator
keberhasilan suatu perusahaan.

3. Hubungan Antar Variabel


Hubungan GPM dengan harga saham

Menurut Hery (2017) dalam (Baihaqi et al., 2019) marjin laba kotor (Gross Profit
Margin) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya
presentase laba kotor atas penjualan bersih. Rasio ini di hitung dengan
membagi laba kotor terhadap penjualan bersih. Semakin besar laba yang
dihasilkan akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan.

Dengan demikian secara teori hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh (Baihaqi et al., 2019) dan (Indahsafitri et al., 2018) yang menunjukkan
bahwa GPM berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

H1 : GPM berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Hubungan NPM dengan harga saham

Menurut Batian dan Suhardjono (2006 : 299) dalam (Indarti, 2012) Net Profit
Margin adalah perbandingan laba bersih dan penjualan. Semakin besar NPM,
maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan
kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.

Dengan teori tersebut maka NPM dengan harga saham akan memiliki pengaruh
signifikan. Teori tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rinati,
2008), (Prawira et al., 2019) dan (Indahsafitri et al., 2018) dengan hasil
penelitian NPM memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.

H2 : NPM berpengaruh signifikan terhadap harga saham.


Hubungan RoA dengan harga saham
Menurut Lesatari dan Sugiharto (2007 : 196) dalam (Indarti, 2012) ROA adalah
rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungn bersih yang diperoleh dari
penggunaan aktiva. Dengan pengertian bahwa semakin tinggi RoA maka akan
terlihat kinerja perusahaan yang semakin baik dan akan berpengaruh terhadap
harga saham.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rinati, 2008) dan
(Pandansari, 2012) dengan hasil penelitian ada pengaruh signifikan terhadap
harga saham, namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Indarti, 2012) dan (Valintino & Sularto, 2013). Berdasarkan uraian diatas maka
dapat diusulkan hipotesis sebagai berikut :

H3 : RoA Berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Hubungan RoE dengan harga saham


Menurut Lestari dan Sugiharto (2007:196) dalam (Rinati, 2008), ROE adalah
rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari
pengelola modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan. Angka ROE
yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi pemegang saham bahwa tingkat
pengembalian investasi makin tinggi.

Menurut teori diatas maka dapat diartikan RoE memiliki pengaruh signifikan
terhadap harga saham dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Indarti, 2012) (Lutfi & Sunardi, 2019) dan (Valintino & Sularto, 2013) namun
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rinati, 2008) dan
(Indahsafitri et al., 2018) dengan hasil tidak ada pengaruh signifikan RoE
terhadap harga saham. Maka dapat diusulkan hipotesis sebagai berikut :

H4 : RoE berpengaruh signifikan terhadap harga saham

Pengaruh EPS terhadap harga saham


Menurut Fahmi (2013:96) dalam (Indahsafitri et al., 2018) EPS atau pendapatan
per lembar saham adalah “bentuk pemberian keuntungan yang diberikan
kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki”. EPS
yang tinggi menunjukkan bahwa kesejahteraan pemegang saham meningkat
dengan pengertian lain, bahwa tingkat pengembalian yang tinggi dan
sebaliknya.

Sejalan dengan hal diatas maka EPS memiliki pengaruh signifikan dan sejalan
dengan penelitian yang dilakukan (Indahsafitri et al., 2018) dan (Valintino &
Sularto, 2013) namun tidak sejalan dengan (Supriantikasari & Utami, 2019)
yang menghasilkan penelitian tidak sejalan dengan hasil penelitian EPS tidak
berpengaruh terhadap harga saham.

H5 : EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Kerangka Penelitian
Gross Profit Margin

Net Profit Margin

Return on Asset Harga Saham

Return on Equity

Earning Per Share

Gambar 3.1 Model Kerangka Penelitian

Variabel yang dapat dikaji dalam penelitian ini adalah :

A. Dependent variable (Y) yaitu variabel yang dapat dijelaskan atau


dipengaruhi oleh variabel X (GPM, NPM, ROA, ROE dan EPS). Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah harga saham pada perusahaan
Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Pada BEI
Tahun 2015-2020
B. Independent variable (X) yaitu variabel-variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel Y (harga saham) perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumsi yang diteliti. Variabel bebas tersebut terdiri dari
X1 = Gross Profit Margin (GPM), X2 = Net Profit Margin (NPM), X3 =
Return On Assets (ROA), X4 = Return On Equity (ROE) dan X5 =
Earning Per Share (EPS).

Hipotesis
Berdasarkan model kerangka penelitian di atas, maka dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:

H1 : GPM berpengaruh signifikan terhadap harga saham.


H2 : NPM berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
H3 : RoA Berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
H4 : RoE berpengaruh signifikan terhadap harga saham
H5 : EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Anda mungkin juga menyukai