Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bank merupakan lembaga keuangan yang didirikan dengan kewenangan


untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang. Kata ‘bank’ berasal dari
bahasa Italia banca yang berarti tempat penukaran uang. Pada saat ini bank
bukanlah kebutuhan yang tersier lagi, namun telah menjadi kebutuhan primer
setiap individu dalam masyarakat, termasuk masyarakat Indonesia. Tanpa bank,
manusia akan merasakan kesulitan seperti: mengamankan uang, memiliki barang
yang melebihi pendapatan per bulan, ataupun melakukan transaksi antar negara.
Selain itu, Perbankan mempunyai peran yang besar dalam kegiatan
perekonomian, dikarenakan perbankan memiliki fungsi utama sebagai suatu
media yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Bank dengan
fungsi tersebut berperan dalam kegiatan pembangunan nasional, yaitu untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan ke arah
peningkatan taraf hidup masyarakat (Sabir dkk, 2012).
Seiring dengan pulihnya kepercayaan nasabah terhadap industri perbankan
Indonesia setelah mengalami krisis, kinerja perbankan mengalami peningkatan.
Perkembangan perbankan yang semakin meningkat berimplikasi terhadap
persaingan di industri perbankan yang semakin kompetitif dalam menarik nasabah
dan membangun kepercayaan nasabah (Primadia, 2011).
Di tengah persaingan perbankan yang semakin ketat, Bank Central Asia
(BCA) merupakan salah satu bank swasta pertama dan terbesar di Indonesia yang
mampu kembali pulih setelah krisis moneter tahun 1997 dan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap pergerakan industri perbankan Indonesia (Peter dan
Julianti, 2011). BCA merupakan bank terbesar di Indonesia dari sisi produk
tabungan, ditinjau dari persepsi nasabah dan brand awareness, produk Tahapan
BCA telah menjadi top of mind di pasar (infobanknews.com).
BCA sebagai bank ketiga terbesar di Indonesia berdasarkan dana pihak

Analisis Manajemen Pada BCA Page 1


ketiga, jumlah dana pihak ketiga terus mengalami peningkatan hingga mencapai
370,2 triliun pada tahun 2012 (infobanknews.com). Pada akhir tahun 2010,
menurut data statistik Bank Indonesia BCA berhasil menjadi bank penyalur kredit
ketiga terbesar di Indonesia dengan total kredit yang diberikan (gross) sebesar
123,9 triliun rupiah (Pujonggo, 2011). Berdasarkan data dari Indonesian Capital
Market Directory (ICMD), BCA berada pada peringkat ketiga setelah Bank
Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia dilihat dari total asetnya sejak tahun 2008.
Berkembangnya dunia perbankan saat ini sangat menuntut untuk bersaing
secara ketat yang dapat dilihat dari kemampuan operasionalnya yang baik. Agar
perbankan dapat dikelola dengan baik tentu harus ada manajemennya. Manajemen
sendiri merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Enam unsur manajemen yaitu man, money, method, machines, materials dan
market apabila dikelola dengan baik akan meningkatkan efisiensi danefektivitas
dalam mencapai tujuan.
Menurut Mary Parker Follet mengatakan manajemen itu sendiri memiliki
fungsi-fungsi yang membantu suatu organisasi atau perusahaan untuk
mengaplikasikan manajemen sebagai alat untuk menyelesaikan suatu
permasalahan melalui sumber daya. Menurut George.R.Terry bahwa dimana
fungsi manajemen itu terdiri dari : (1)Planning, yaitu aktivitas yang berkaitan
dengan pemilihan dan perencanaan dalam hal prosedur-prosedur , alternatif-
alternatif serta program-program sebagai bentuk usaha dalam mencapai tujuan,
(2)Organizing, yaitu suatu tindakan dalam menciptakan gabungan keselurahan
potensi yang ada dari seluruh bagian organisasi untuk bekerja secara bersama-
sama,(3)Actuating, yaitu implementasi terhadap perencanaan dan
pengorganisasian yang ada guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
(4)Controling, yaitu pengendalian dari keseluruhan proses kegiatan
perencanaan,pengorganisasian serta pelaksanaan.

Analisis Manajemen Pada BCA Page 2


1.2 Rumusan Masalah

Dari Uraian latar belakamg di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah,


adapun rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah:
1. Uraikan dan Jelaskan Manajemen Operasional, Strategi dan Pemasaran,
SDM (Sumber Daya Manusia), dan Keuangan Pada BCA (Bank Central
Asia)?
2. Uraikan dan Jelaskan Analisis Manajemen Operasional, Strategi dan
Pemasaran, SDM (Sumber Daya Manusia), dan Keuangan Pada BCA
(Bank Central Asia)?
3. Berikan Kesimpulan dari Analisis Manajemen Operasional, Strategi dan
Pemasaran, SDM (Sumber Daya Manusia), dan Keuangan Pada BCA
(Bank Central Asia)?

1.3 Tujuan penulisan

Dari rumusan masalah diatas dapat dirumuskan beberapa tujuan pembahasan.


Adapun tujuannya yakni sebagai berikut:
1. Mampu Menguraikan dan Menjelaskan Manajemen Operasional, Strategi
dan Pemasaran, SDM (Sumber Daya Manusia), dan Keuangan Pada BCA
(Bank Central Asia).
2. Mampu Menguraikan dan Menjelaskan Analisis Manajemen Operasional,
Strategi dan Pemasaran, SDM (Sumber Daya Manusia), dan Keuangan
Pada BCA (Bank Central Asia).
3. Mampu Memberi Kesimpulan dari Analisis Manajemen Operasional,
Strategi dan Pemasaran, SDM (Sumber Daya Manusia), dan Keuangan
Pada BCA (Bank Central Asia).

Analisis Manajemen Pada BCA Page 3


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Profil BCA

Bank Central Asia (IDX: BBCA) adalah bank swasta terbesar di Indonesia.
Bank ini didirikan pada 21 Februari1957 dengan nama Bank Central Asia NV dan
pernah merupakan bagian penting dari Grup Salim. Presiden Direktur saat ini
(masa jabatan 1999-sekarang) adalah Djohan Emir Setijoso.1

A. Sejarah BCA

BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank
Central Asia. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya itu, dan barangkali
yang paling signifikan adalah krisis moneter yang terjadi di tahun 1997.
Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem
perbankan di Indonesia. Namun, secara khusus, kondisi ini mempengaruhi aliran
dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak
nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai menarik dana mereka. Akibatnya, bank
terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia. Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih BCA di tahun 1998.
Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif, BCA
berhasil pulih kembali dalam tahun yang sama. Di bulan Desember 1998, dana
pihak ke tiga telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Aset BCA mencapai Rp
67.93 triliun, padahal di bulan Desember 1997 hanya Rp 53.36 triliun.
Kepercayaan masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan
oleh BPPN ke Bank Indonesia di tahun 2000.
Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan
public. Penawaran Saham Perdana berlangsung di tahun 2000, dengan menjual

1
https://www.bca.co.id/id

Analisis Manajemen Pada BCA Page 4


saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran
Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA.
Penawaran saham ke dua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN
mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA.
Dalam tahun 2002, IBRA melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui
tender penempatan privat yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis
di Mauritius, memenangkan tender tersebut. Saat ini, BCA terus memperkokoh
tradisi tata kelola perusahaan yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi,
pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank
transaksional maupun sebagai lembaga intermediasi finansial.

B. VISI dan MISI BCA

Kenyamanan, keamanan, dan keandalan adalah prioritas utama kami saat


memberikan layanan finansial bagi seluruh nasabah BCA. Kami bertekad untuk
terus menjadi pemimpin di industri perbankan nasional yang berkontribusi besar
bagi perekonomian Indonesia.

VISI MISI
Bank pilihan utama andalan  Membangun institusi yang unggul di
masyarakat, yang berperan bidang penyelesaian pembayaran dan solusi
sebagai pilar penting keuangan bagi nasabah bisnis dan
perekonomian Indonesia. perseorangan.
 Memahami beragam kebutuhan nasabah
dan memberikan layanan finansial yang tepat
demi tercapainya kepuasan optimal bagi
nasabah.
 Meningkatkan nilai francais dan nilai
stakeholder BCA.

Analisis Manajemen Pada BCA Page 5


C. Struktur organisasi BCA

BCA merupakan perusahaan yang telah go public, sehingga didalam


strukturnya BCA memiliki komisaris yang terdiri dari seorang presiden komisaris
dan empat anggota komisaris dimana tiga diantaranya adalah komisaris
independent. BCA dipimpin oleh seorang presiden direktur dan wakilnya serta
memiliki delapan orang direktur yang masing-masing memiliki tanggung jawab
dibidangnya masing-masing

Adapun Nama-nama dari Struktur organisasi BCA

Presiden Komisaris : Djohan Emir Setijoso


Komisaris : Tonny Kusnadi
Komisaris Independen : Cyrillus Harinowo
Komisaris Independen : Raden Pardede
Komisaris Independen : Sumantri Slamet
Presiden Drirektur : Jahja Setiaatmadja
Wakil Presiden Direktur : Eugene Keith Galbraith

Analisis Manajemen Pada BCA Page 6


Wakil Presiden Direktur :Armand Wahyudi Hartono
Direktur : Suwignyo Budiman
Direktur : Subur Tan
Direktur : Henry Koenaifi
Direktur : Rudy Susanto
Direktur : Inawaty Handoyo
Direktur : Lianawaty Suwono
Direktur : Santoso
Direktur Independen : Erwan Yuris Ang
Sekretaris Perusahaan : Jan Hendra

2.2 Manajemen Bank Central Asia (BCA)

Seperti yang kita ketahui Bank Central Asia (BCA) masuk dalam 2000
perusahaan dunia di Forbes The Global 2016.Bank yang  mulai beroperasi di
bidang perbankan sejak tahun 1957 ini menduduki peringkat #620.
Berikut ini data yang diperoleh dari Forbes :

Analisis Manajemen Pada BCA Page 7


 

Peringkat dan keberhasilan BCA tidak terlepas dari penerapan dan


pengoptimalan manajemen-manajemen nya, berikut analisis dari manajemen Bank
Central Asia (BCA).

1. Manajemen Operasioanal

Dalam kegiatan operasional nya, sehari-hari BCA lebih mengutamakan


kepentingan dan kenyamanan nasabah. Hal ini dilakukan BCA untuk
mempertahankan nasabahnya maupun untuk menarik nasabah yang lain. BCA
adalah bank swasta terbesar di Indonesia dimana dalam melaksanakan fungsinya
sebagai lembaga intermediasi, BCA tidak hanya menghimpun dana dari
masyarakat tetapi juga menyalurkan dana kembali dalam bentuk kredit, selain itu
BCA juga memberikan fasilitas kemudahan pada nasabah. Adapun fasilitas yang

Analisis Manajemen Pada BCA Page 8


diberikan BCA diluar simpanan masyarakat adalah kemudahan dalam
pembayaran rekening listrik, telepon, fax, telex. Dengan adanya fasilitas tersebut,
nasabah tidak perlu datang ke kantor yang bersangkutan tetapi cukup datang ke
BCA untuk membayar kewajiban-kewajiban tersebut sehingga nasabah dapat
menghemat waktu.
BCA menerapkan program agar tampil lebih profesional daripada bank-
bank yang lain sebagai bank pesaing BCA. Upaya meningkatkan kualitas
pelayanan nasabah merupakan komitmen utama BCA untuk meningkatkan
kepuasan nasabah dalam upaya menarik nasabah baru. Dimana strategi yang
dilakukan BCA guna mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan tersebut
melalui pengaktifan program front liner(CS dan Teller). Pada dasarnya segala
upaya yang dilakukan guna meningkatkan kualitas keamanan pelayanan yang
telah dilaksanakan dan dikembangkan bertitik tolak dari keyakinan teguh bahwa
bisnis perbankan tidak mungkin berjalan tanpa dukungan nasabah.
Seiring dengan komitmen tersebut BCA telah bertekad menjadi bank
dengan layanan terbaik, untuk mencapai komitmen tersebut dapat diwujudkan
melalui berbagai upaya peningkatan kemampuan layanan pada front office yang
salah satunya adalah Customer Service. Pengetahuan dan ketrampilan dasar yang
perlu dimiliki oleh front office adalah telah dirumuskan secara singkat, padat dan
lengkap dalam istilah “SMART” yang menjadi cermin identitas para front liner
BCA. Sikap dalam bertugas di bidang lain agar siklus layanan baik internal
maupun eksternal dapat berjalan dengan baik, terpadu, dan berkesinambungan.
Disamping SDM yang dimiliki, sarana/fasilitas khususnya gedung juga ditata
dengan rapi dan bersih serta dilengkapi dengan sarana informasi yang menarik
dalam menunjang terwujudnya sikap “SMART”.2
Adapun program layanan SMART BCA terdiri dari :
S. Sigap artinya :
- Cekatan dalam melakukan pekerjaan
- Tunjukkan sikap siap membantu
- Antisipatif dan tanggap terhadap kebutuhan nasabah

2
https://www.academia.edu/20410238/Makalah_SDM_-_Dev_BCA

Analisis Manajemen Pada BCA Page 9


- Dapat diandalkan dalam melaksanakan kepercayaan
- Berikan informasi dengan jelas dan tepat
- Disiplin dan konsisten dalam menjalankan tugas
M. Menarik artinya :
- Tampilkan diri dengan sopan, formal, rapi, bersih dan serasi
- Tunjukkan bahasa tubuh dan perilaku yang baik dan sopan
- Tunjukkan percaya diri yang positif
- Memiliki kemampuan berinteraksi yang baik
- Tunjukkan kredibilitas dan reputasi yang dapat dipercaya
A. Antusias artinya :
- Tunjukkan semangat dalam melayani nasabah
- Miliki inisiatif untuk segera melayani, bukan menunggu (proaktif)
- Miliki pandangan bahwa nasabah harus dilayani sebaik mungkin
R. Ramah artinya :
- Berikan senyum dengan tulus
- Lakukan kontak mata saat berbicara dengan nasabah
- Gunakan nada suara yang enak didengar
- Berperilaku sopan dan santun sesuai budaya
T. Teliti artinya :
- Mampu bekerja dengan akurat
- Cermat dan seksama
- Konsentrasi penuh setiap memproses transaksi.

BCA sendiri telah melengkapi standar operating procedure/manual kerja


yang merinci prosedur kerja setiap transaksi operasional perbankan yang
dilakukan di BCA terkait produk dan aktivitas baru termasuk mitigasi risiko
operasional terkait. Pembuatan prosedur kerja tersebut dilakukan oleh Divisi
Strategi dan Pengembangan Operasi-Layanan (DPOL) dan telah di-REVIEW oleh
berbagai unit kerja yang terkait untuk memastikan bahwa risiko operasional yang
mungkin ada pada aktivitas tersebut telah dimitigasi dengan baik.

Analisis Manajemen Pada BCA Page 10


Dalam meminimalisir risiko operasional BCA menerapkan pembatasan
wewenang petugas melalui penetapan limit dalam melakukan suatu transaksi;
serta pembatasan akses petugas ke jaringan Teknologi Informasi (TI) & komputer
melalui pengendalian penggunaan USER ID dan PASSWORD serta pemasangan
lNGERSCAN.
BCA telah membentuk struktur organisasi dengan baik, dilengkapi unit
pengawasan/pengendalian, sehingga dapat mendukung pengendalian operasional,
seperti:
 Pemisahan fungsi yang dapat menimbulkan Conflict of interest.
 Supervisor berfungsi mengawasi jalannya kontrol internal di Cabang
setiap hari.
 PIC berfungsi mengawasi jalannya kontrol internal di Cabang secara
Wilayah.
 Pengawasan Internal yang berfungsi mengawasi jalannya kontrol internal
di unit kerja tertentu di Kantor Pusat.
 Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR), Grup Hukum, Satuan Kerja
Kepatuhan (SKK).
 DAI:
 Independen terhadap risk taking unit.
 Memeriksa dan menilai kecukupan/efektivitas sistem pengendalian
internal, manajemen risiko dan tata kelola perusahaan dengan
melaksanakan rencana audit tahunan.
BCA menerapkan sistem pengendalian internal secara efektif yang
disesuaikan dengan tujuan, kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas kegiatan
usaha BCA dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana
ditetapkan dalam PBI, POJK, maupun dengan mengacu kepada best practice
melalui tindakan-tindakan sebagai berikut:
 Terdapat penetapan jalur pelaporan dan pemisahan fungsi yang jelas
antara satuan kerja operasional dengan satuan kerja yang melaksanakan
fungsi pengendalian. Fungsi pengendalian dilakukan oleh Satuan Kerja

Analisis Manajemen Pada BCA Page 11


Manajemen Risiko (SKMR), Grup Hukum (GHK), Satuan Kerja
Kepatuhan (SKK) dan Divisi Audit Internal (DAI).
 Dai telah melakukan review secara independen dan obyektif terhadap
prosedur dan kegiatan operasional BCA secara berkala. Hasil review
DAI disampaikan dalam bentuk Laporan Hasil Audit dan Laporan
Tindak Lanjut Hasil Audit kepada Direksi.
 Pengawasan Internal Cabang (PIC), Pengawasan Internal Kantor
Wilayah (PIKW) dan DAI telah melakukan fungsi evaluasi pelaksanaan
sistem dan prosedur yang berlaku di BCA. Hasil evaluasi dari PIC,
PIKW dan DAI tersebut dijadikan sebagai tolok ukur tingkat kepatuhan
unit kerja terhadap sistem dan prosedur yang telah ditetapkan.3

2. Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran BCA termasuk salah satu aspek manajemen yang


menjadi kunci keberhasilan BCA saat ini. Berikut penjabaran analisis dari
manajemen pemasaran BCA.

A. Strategi Pemasaran

BCA tumbuh sangat pesat saat ini, banyak produk yang ditawarkan kepada
masyarakat dan banyak pula masyarakat yang menyukai produk tersebut. Salah
satu bank yang menduduki urutan tertinggi di Indonesia ini berhasil mendapatkan
nasabah yang cukup banyak dengan cara memberikan pelayanan yang terbaik dan
juga strategi pemasaran yang tepat.
Jika Anda masuk di bank tersebut, pelayanan yang diberikan sangat
memuaskan. Pelayanan bank memang menjadi salah satu strategi pemasaran yang
efektif untuk menarik lebih banyak konsumen. Masyarakat Indonesia yang

3
Sistem pengendalian interen.pdf (internal control) - BCA pdf

Analisis Manajemen Pada BCA Page 12


cenderung menyukai kesopanan, hal ini yang menjadi salah satu inti pelayanan
BCA.
Bank Cantral Asia atau yang dikenal dengan BCA ini didirikan pada tanggal
21 Februari 1957. Sekalipun BCA saat ini bisa berjaya, namun dulu BCA juga
pernah mengalami masalah terutama saat terjadinya krisis moneter pada tahun
1997.
Bank ini mengalami dampak yang cukup luar biasa dengan adanya krisis
moneter, tapi bukan hanya satu bank, hampir semua bank yang ada di Indonesia
mengalami dampak yang sama akibat terjadinya krisis tersebut.
Kondisi krisi menyebabkan aliran dana tunai dalam perusahaan atau pada
BCA menjadi terpengaruh. Dalam hal ini banyak dana pihak ketiga yang ditarik
dari BCA, namun seiring dnegan pemulihan kesehatan bank pasca krisis tersebut
banyak hal yang berubah.
BCA justru tumbuh pesat hingga saat ini, bahkan bayak dana pihak ketiga
yang kembali pada tingkat yang sama. Untuk strategi pemasaran yang efektif, hal
ini sangat dibutuhkan bukan hanya BCA saja. Hampir semua bank yang
menginginkan pertumbuhan yang baik pada banknya, hal yang harus diperhatikan
adalah bagaimana bank tersebut melakukan pemasaran yang tepat.
BCA menerapkan strategi pemasaran yang sangat kreatif dan juga lebih
inovatif. Dengan strategi pemasaran yang tepat inilah BCA mendapatkan banyak
penghargaan sebagai bank terbesar dan terbaik di Indonesia. Bank ini memiliki
banyak keunggulan, terutama dalam hal teknologi atau sistem infomasi yang
digunakan.
Berikut beberapa strategi pemasaran BCA yang mengantarkannya menjadi
sukses:
1. Pelayanan terbaik dan terdepan dalam hal pelayanan baik dilakukan
secara offline dan online, BCA selalu memberikan yang terbaik.
Pelayanan yang dilakukan di kantor cabang di seluruh Indonesia
dilakukan dengan cukup baik.
Mulai dari petugas parkir yang cukup ramah, security dan semua staff
bank yang professional dan memberikan kenyamanan pada konsumen.

Analisis Manajemen Pada BCA Page 13


Jika konsumen mendapatkan kenyamanan dan kepuasan maka mereka
akan senang menggunakan jsa perbankan di BCA. Strategi memberikan
kepuasan dan kenyaman pada konsumen inilah yang turut menjadikan
BCA tumbuh menjadi bank yang besar dan kuat.
2. Layanan terbaik dengan teknologi modern, BCA dikenal sebagai bank
yang memberikan layanan electronik money yang sangat memuaskan
bagi pelanggannya. Ada cukup banyak layanan yang diberikan oleh
BCA yang digabungkan dengan teknologi modern saat ini. Teknologi
yang serba canggih dari bank ini memberikan kemudahan bagi
pelanggan mereka.
Beberapa produk yang dimiliki BCA yang dikombinasikan dengan
tenologi modern diantaranya adalah klik BCA dan BCA Mobile yang
digunakan untuk akses perbankan secara elektronik. BCA menghadirkan
fasilitas pembayaran dan pembelian secara online melalui ATM pada
hatun 1996 dan menjadi bank online pertama di Indonesia Berbagai
kemudahan layanan tersebut membuat masyarakat cenderung memilih
BCA.
3. Promosi yang besar-besaran seperti Gebyar BCA adalah salah satu
promosi yang dilakukan oleh BCA untuk menarik lebih banyak
konsumen di Indonsia. BCA tidak tanggung-tanggung melakukan
promosi besar baik berupa iklan, even promo, kerjasama dan juga
program yang besar seperti Gebyar BCA. Dengan promosi tersebut
masyarakat akan semakin antusias menggunakan layanan BCA padalah
pada awalnya mungkin mereka hanya tertarik pada hadiah yang
diberikan BCA.
4. Kerjasama dengan pihak lain BCA menggunakan strategi promosi
dengan menggandeng beberapa perusahaan atau organisasi di Indonesia
untuk pemasaran produk dan meningkatkan brand mereka. Dengan
kerjasama tersebut maka akan membuat banyak orang tertarik untuk
menjadi nasabah BCA.4

4
http://ahliperbankan.com/studi-kasus-pemasaran-strategi-marketing-bank-bca/

Analisis Manajemen Pada BCA Page 14


B. Marketing Mix

1. Produk
a.  Brand : mempunyai merek yang unggul dan kualitas
b.  Fisik produk :  jenis tabungan Tahapan BCA, Tahapan Gold, Tapres, Giro
BCA, dan Deposito Berjangka. Menyediakan berbagai kredit perbankan
KPR BCA KPR BCAXtra, Refinancing, KPA BCA dan KKB BCA bagi
nasabah yang berniat membeli rumah, apartemen, atau kendaraan.
2. Price
Market skiming  :Dengan memberikan nilai yang relatif tinggi.
Ada beberapa contoh besarnya biaya pembukaan rekening.

TAHAPAN BCA                            

KETERANGAN BESARNYA

Setoran Awal Minimum 500.000

Setoran Minimum Selanjutnya 50.000

Saldo Minimum Ditahan 10.000

Biaya Penggantian Buku Karena


5.000
Rusak
Biaya Cetak Mutasi GTU (per
5.000
GTU)
Biaya Penutupan Rekening 5.000

DEPOSITO BERJANGKA

KETERANGAN BESARNYA

Analisis Manajemen Pada BCA Page 15


Setoran Minimum (Yayasan) 8.000.000  

Setoran Minimum (Perorangan) 8.000.000  

GIRO BCA

KETERANGAN BESARNYA
Setoran Minimum (Perusahaan &
1.000.000 
Perorangan)
Biaya Buku Cek/Giro 100.000 

Biaya Tolakan Cek/BG: *)

- alasan saldo tidak cukup 125.000 


- alasan lain sesuai SKNBI 100.000 
Biaya Counter Cek Per Lembar 10.000

TAHAPAN GOLD

KETERANGAN  BESARNYA

 Saldo Rata-Rata Minimum per-bulan       10.000.000

 Biaya Administrasi Dibawah Saldo


          25.00
Minimum
                                                       
3. Place
Memiliki 889 kantor cabang di seluruh Indonesia di samping dua kantor
perwakilan di Hong Kong dan Singapura. Jasa-jasa khusus bagi pelanggan
premium BCA Prioritas juga tersedia di 130 kantor cabang. Di tingkat
international, BCA bekerja sama dengan lebih dari 1.831 bank koresponden

Analisis Manajemen Pada BCA Page 16


di 108 negara guna menyediakan jasa-jasa seperti Perintah Pembayaran (Payment
Order).
4. Promotion
Strategi promosi yang dilakukan meliputi :
a.   Advertising, iklan-iklan di mediaseperti di Koran, tv, dan beberapa
marketing menawarkan produknya kepada nasabah.
b.  Sales Promotion, Mendapatkan hadiah dengan melakukan pendebetan
dari tabungan dan melakukan transaksi  sebanyak mungkin.
5. People
Orang sangat berperan dalam perusahaan jasa karena terlibat langsung
menyampaikan produk ke pelanggan. Bagaimanapun kemajuan teknologi, fungsi
orang sebagai bagian dari pelayanan tidak dapat digantikan
6. Process
 Proses menyangkut kegiatan menggerakkan aktivitas perusahaan memenuhi
kebutuhan pelanggan. Untuk itu, semua aktivitas kerja adalah proses melibatkan
prosedur, jadwal, tugas mekanisme, aktivitas dan rutinitas. Unsur proses yang
dipahami pelanggan dan sesuai dengan  yang dijanjikan akan turut menentukan
kepuasan pelanggan.

7. Physical Evidence
Penampilan fisik suatu perusahaan sangat berpengaruh sekali terhadap
nasabah untuk membeli atau menggunakan produk jasa yang ditawarkan

C. Promotion Mix

1.  Advertising
a.  Informative ;
Menjelaskan dan mempromosikan BCA dengan kualitas dankenyamanan
penguna.
b.  Persuasif :

Analisis Manajemen Pada BCA Page 17


Bersifat membujuk agar nasabah tertarik akan kenyamanan
menggunakan BCA dan berbagai benefit yang didapatkan
c.  Reminder :
Menjaga kualitas perbankan agar nasabah tetap mengingat produk dan
layanan BCA dengan sistim perbankan yang aman.
  

 Message content :
Rational : memberikan beberapa keterangan dengan nilai kualitas dan   
keuntungan dari isi pesan tsb.
 Message structur :
One side argument yaitu menjelaskan beberapa keunggulan yang dimiliki
BCA
 Message format :
Colour and person: Dimana iklan tersebut yang berisi tulisan dan
background berwarna biru – putih – merah dengan dibawakan oleh
karyawati BCA yang mempromosikan perusahaan itu sendiri.

2.  Sales Promotion

Analisis Manajemen Pada BCA Page 18


Memberikan harga promo bagi pengguna kartu kredit BCA di setiap
merchant tertentu.

          
3.  Personal Selling
BCA pernah melakukan penawaran kartu kredit secara langsung dengan
customer dan pernah dilakukan di mall.

4.  Public Relation


Bakti BCA merupakan wujud kepedulian dan tanggung jawab sosial
perusahaan BCA kepada masyarakat. Kali ini BCA kembali bekerja sama dengan
SPBK-Perdami (Seksi Penanggulangan Buta Katarak-Persatuan Dokter Spesialis
Mata Indonesia) dan Panitia Dies Natalies Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi Manado menggelar operasi katarak bagi masyarakat tidak mampu yang
bertempat di RSUD Amurang, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara.
Animo masyarakat setempat dan dari berbagai tempat di sekitar Amurang sangat
tinggi, nampak dari jumlah peserta yang hadir dan mendaftar. Setelah dilakukan
pemeriksaan awal dan pemeriksaan lanjutan secara medis oleh tim dokter,
terdapat 80 orang penderita katarak yang dinyatakan layak operasi. Karena
sebagian peserta hanya terkena sakit mata ringan yang tidak harus dioperasi,
melainkan cukup diberikan obat mata saja. Tapi ada juga penderita penyakit mata

Analisis Manajemen Pada BCA Page 19


yang cukup serius seperti radang atau infeksi pada kornea mata, yang dirujuk ke
rumah sakit mata dengan peralatan yang lebih lengkap.5

D. SWOT

1. Kekuatan (Strength)
      Merupakan hal-hal yang dapat menjadi kekuatan, yang dimiliki oleh
perusahaan, biasanya berujud sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan baik
sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya. Termasuk di dalamnya
tenaga kerja, goodwill, modal, mesin dan sebagainya. Kekuatan ini dapat
dieksploitasi untuk meminimumkan ancaman ataupun menghilangkan dampak
yang diakibatkan oleh ancaman lingkungan. Kekuatan usaha ini dapat dikontrol
dan diawasi untuk kepentingan atau pengembangan perusahaan. Kekuatan ini
bersumber dari dalam perusahaaan sehingga penggunaanya memungkinkan untuk
direncanakan maupun dijadwalkan. Pada Bank BCA kekuatan terletak pada :
Menjadi pelopor dalam infrastruktur pendukung national payment systemyang
sulit tersaingi oleh kompetitornya.
Menjadi bank pertama di Indonesia yang melakukan melakukan proses edukasi
sistematis dalam pemakaian layanan ATM dan internet banking.
Posisi Bank BCA sebagai standard setter dari bank – bank pesaingnya
bukan hanya di produk layanan, tetapi untuk penambahan jenis electronic
delevery channel nya menjadi benchmark bagi para pesaing.

5
http://httpmakanining.blogspot.co.id/2012/08/analisis-strategi-marketing-bca.html

Analisis Manajemen Pada BCA Page 20


BCA sudah dikenal reputasinya di dalam dan luar negeri sebagai bank yang
selalu mengambil keputusan tepat dalam pemilihan teknologi dan waktu
penerapannya.
Tim manajemen yang sangat profesional yang selalu mengikuti kebijakan
dan regulasi perbankan nasional dan internasional. Sumber daya manusia (SDM)
yang terlatih baik dan berorientasi pada pelayanan bagi nasabah. Rangkaian
produk dan jasa yang inovatif dan memenuhi kebutuhan yang aktual
Pemanfaatan teknologi paling mutakhir secara tepat, upaya yang terus-
menerus dalam mempertahankan tingkat pengamanan perbankan yang paling
tinggi. Jaringan yang luas dari kantor cabang dan kantor cabang pembantu di
seluruh Indonesia.

2. Kelemahan (Weakness)
       Merupakan segala sesuatu yang menjadi kelemahan atau kendala-kendala
yang menyebabkan perusahaan sulit untuk berkembang atau meningkatkan kinerja
perusahaannya. Kelemahan ini dapat pula menjadi variabel yang sama dengan
kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan. Misalnya tenaga kerja yang tidak
terampil, tidak cukupnya modal usaha, dan kapasitas mesin yang tidak memadai.
Seperti halnya kekuatan, kelemahan ini juga berasal dari dalam perusahaan atau
dapat dikatakan sesuatu yang dibutuhkan untuk pengembangan perusahaan namun
tidak dimiliki atau sangat kurang kapasitasnya. Karena berada di dalam
perusahaan maka kelemahan ini dapat ditekan sehingga dari luar tidak nampak
sebagai kelemahan.
Kelemahan pada Bank BCA yaitu :
1. Layanan perbankan BCA yang selalu mengikuti perkembangan teknologi
informasi masih perlu disempurnakan untuk mengurangi rasa
ketidaknyamanan dari para nasabah.
2. Konsentrasi alokasi kredit BCA lebih terfokus pada korporasi perusahaan
menengah keatas, sehingga sangat rawan terhadap kemungkinan kredit
macet ketika iklim ekonomi sedang krisis dan nilai tukar mata uang yang
fluktuatif.

Analisis Manajemen Pada BCA Page 21


3. BCA belum menjadi bank pilihan utama bagi sebagian masyarakat
Indonesia yang mampu mengakomodasi sebagian besar kebutuhan mereka
akan layanan perbankan.

3. Kesempatan (Opportunity)
     Peluang merupakan kesempatan bagi perusahaan untuk berkembang.
Peluang yang ada tersedia di lingkungan perusahaan dan umumnya tidak bias
disediakan oleh perusahaan. Perusahaan hanya menyesuaikan diri dengan
kesempatan yang muncul. Contoh: adanya pelaksanaan otonomi daerah, adanya
perkembangan teknologi dan sebagainya. Peluang merupakan faktor lingkungan
yang menjadi pendorong bagi suatu perusahaan untuk berkembang.  
    Sejalan dengan tekad pemerintah yang terus mengembangkan perekonomian
Indonesia pencanangan tahun 2008 sebagai tahun edukasi perbankan bagi
masyarakat, memungkinkan dunia perbankan bertarung secara kompetitif untuk
berebut nasabah.
Kecenderungan pola hidup masyarakat yang konsumtif, merupakan salah
satu peluang yang perlu dicermati untuk meningkatkan jenis produk jasa kredit
perbankan dan kualitas pelayanan bagi nasabah.
Kecepatan kemajuan teknologi informasi sangat mendukung komitmen
BCA untuk mempermudah pelayanan demi meningkatkan kepuasan nasabah.

4. Hambatan (Threat)
        Ancaman adalah suatu situasi yang dapat mengurangi kemampuan bisnis
atau perusahaan untuk melindungi dan memperbaiki kedudukan kompetitipnya
dalam pasar. Ancaman termasuk ke dalam variable yang juga tidak dapat
diciptakan oleh perusahaan. Selain itu ancaman inipun tidak dapat pula
dihilangkan, namun dapat diperkecil intensitasnya untuk muncul. Contoh Kurang
konsistennya kebijakan pemerintah pusat, terbatasnya keuangan daerah, masuknya
perusahaan besar sebagai pesaing, terbatasnya bahan baku industri, kebijakan
otonomi daerah yang berlebihan dan sebagainya.

Analisis Manajemen Pada BCA Page 22


      Perkembangan dunia bisnis semakin kompleks dengan tingkat persaingan
yang tinggi ditengah kondisi perekonomian Indonesia yang terus bergejolak dan
tingkat inflasi yang cukup tinggi. Masyarakat cenderung meminati layanan
perbankan yang simple dan menawarkan berbagai macam fleksibilitas serta
berbagai macam hadiah yang menggiurkan. Tingkat inflasi yang terus meningkat
mengurangi minat masyarakat untuk menyimpan uang di bank.6

E. Segmentasi Pasar BCA


Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang
dibedakan menurut kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku, yang mungkin
membutuhkan produk yang berbeda. Bank BCA melakukan segmentasi dengan 
membidik nasabah yang membutuhkan jasa perbankan sebagai contoh simpan
pinjam. Selain itu juga, BCA melakukan creative destruction dalam rangka
mempertahankan sustainability-nya, dengan cara memfokuskan diri pada kegiatan
funding di mass-market banking dan memilih untuk tidak bergerak agresif dalam
ekspansi kredit di coporate banking. dapat dilihat dari langkah BCA membentuk
divisi coustemer banking, yang akan menjadi tulang punggung dari aktivitas-
aktivitas mass-market banking BCA.7

3. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)

Menurut De Cenzo and Robbins (1996:8) menyatakan bahwa pentingnya


sumber daya manusia dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan organisasi maka
pengelolaan sumber daya manusia harus memperhatikan beberapa aspek seperti
aspek staffing, pelatihan dan pengembangan, motivasi dan pemeliharaannya.
Berikut merupakan penjabaran manajemen sumber daya manusia BCA.8

A. Rekrutmen SDM
6
http://munirarber.blogspot.co.id/2014/01/analisis-swot-pada-pt-bca-tbk.html
7
http://ahlimanajemenpemasaran.com/2012/02/strategi-pemasaran-bank-bca/
8
https://www.academia.edu/20410238/Makalah_SDM_-_Dev_BCA

Analisis Manajemen Pada BCA Page 23


Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting dalam pencapaian
tujuan perusahaan. Kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada sejauh mana
perusahaan mampu memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman dari
lingkungan eksternal dengan segala potensi dari sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan. Sumber daya berkualitas yang tersedia merupakan kekayaan (asset)
yang tidak ternilai bagi perusahaan
Proses awal untuk bisa memperoleh sumber daya manusia adalah dengan
proses rekrutmen, yang kemudian baru memasuki fase lainnya mulai dari proses-
proses training sampai program pengembangan karyawan lainnya.
Rekrutmen adalah serangkaian proses dalam penerimaan anggota baru
dalam suatu organisasi atau perusahaan. Keberadaan rekrutmen diharapkan agar
perusahaan memperoleh tenaga kerja yang berkualitas. Hal ini dilakukan untuk
menjaga kelangsungan dari suatu perusahaan.
Menurut beberapa ahli, ada beberapa pengertian mengenai proses
rekrutmen, yaitu :
a. Justine T. Sirait, rekrutmen didefinisikan sebagai mencari dan
memperoleh calon – calon karyawan potensial dalam jumlah dan kualitas
yang memadai, sehingga organisasi dapat menyeleksi orang yang paling
tepat untuk mengisi pekerjaan yang dibutuhkan.
b. Sadili, rekrutmen adalah proses mendapatkan sejumlah calon tenaga kerja
yang kualifaid untuk jabatan atau pekerjaan tertentu dalam suatu organisasi
atau perusahaan.
c. Handoko T. Hani, rekrutmen berkenaan dengan pencarian dan penarikan
sejumlah karyawan potensial yang akan diseleksi untuk memenuhi
kebutuhan – kebutuhan organisasi. 
Dari 3 pendapat diatas mengenai proses rekrutmen, jelas terlihat semua
menerangkan pentingnya memperoleh calon karyawan atau tenaga kerja yang
potensial dan kualifaid dengan berbagai macam proses seleksi. Harapannya
dengan keberadaan karyawan – karyawan potensial suatu perusahaan dapat
mencapai kemajuan dankesuksesan.

Analisis Manajemen Pada BCA Page 24


Manajemen BCA melihat hal yang serupa mengenai proses rekrutmen.
Kemajuan dan kesuksesan perusahaan merupakan tujuan besar dari setiap
perusahaan, namun bila dilihat lebih sempit, pencarian karyawan bertujuan untuk
mengisi jabatan atau pekerjaan yang kosong dilingkungan perusahaan.
BCA menduduki peringkat ke-3 di jajaran lembaga perbankan Indonesia.
Prestasi ini tidak terlepas dari keberadaan sumber daya berkualitas yang dimiliki
BCA yang dari awalnya diperoleh dari proses perekrutan yang baik. BCA
memiliki 3 peluang kerja yang ada untuk semua jenjang pendidikan, mulai dari
lulusan SMA/K, Fresh graduate sarjana, maupun sarjana berpengalaman. Dengan
mempertimbangkan semakin sulitnya lulusan SMA/K untuk mendapatkan
pekerjaan saat ini, membuat penulis tertarik untuk mengulas lebih lanjut mengenai
peluang kerja bagi lulusan SMA/K, harapannya dapat memberi informasi lebih
untuk para lulusan SMA/K mengenai peluang kerja di BCA.

BCA memiliki program khusus untuk para lulusan SMA/K untuk mendapat
suatu posisi pekerjaan di BCA, yaitu program "Permagangan
Bakti". Permagangan bakti kesempatan untuk para lulusan SMA untuk
mempersiapkan diri menjadi tenaga profesional di dunia kerja melalui proses
permagangan selama 1 tahun, yang mana akan dibekali dengan pengalaman

Analisis Manajemen Pada BCA Page 25


magang di operasional perbankan. Proses perekrutan program permagangan bakti
dibagi dalam 4 tahap besar, yaitu :
1. Seleksi Adminstrasi
Pada tahap ini berkas lamaran akan diperiksa kesesuaiannya dengan kriteria
yang dimiliki oleh BCA.
2. Walk in interview
Interview singkat akan dilakukan untuk menggali gambaran diri kandidat
3. Psikotes
Psikotes adalah tahapan untuk memperoleh gambaran atau potert diri dari
masing-masing kandidat, apakah sesuai dengan posisi yang ditawarkan.
4. Tes kesehatan
Tes kesehatan merupakan tahap terakhir dari seluruh rangkaian proses
seleksi di BCA, yang mana untuk mengetahui kesehatan jasmani dari
kandidat yang ada.

B. Pengembangan SDM

Sepanjang tahun 2005, BCA memfokuskan dirinya pada program


pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk membangun kompetensi
individu dan organisasi, guna menunjang Bank dalam mengembangkan
kemampuan yang lebih baik dalam bisnis kredit dan perbankan transaksional.
Kegiatan tersebut mencakup program pelatihan, pengembangan karir, serta
revitalisasi organisasi. Seiring ekspansi yang sangat cepat di bisnis penyaluran
kredit, mencakup segmen perbankan konsumer, komersial dan UKM, serta
korporasi, BCA secara aktif merekrut kader-kader berbakat untuk posisi
pemasaran kredit, analisa kredit dan pengelolaan risiko. Saat ini, karyawan yang
bekerja di bidang pengelolaan risiko dan pemasaran kredit masing-masing
berjumlah 341 dan 1.082 orang. Secara keseluruhan, sampai dengan akhir tahun
2005, BCA (tidak termasuk anak perusahaan) mempekerjakan 20.748 orang di
seluruh unit operasinya.

Analisis Manajemen Pada BCA Page 26


Untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang cepat, BCA melalui Divisi
Pelatihan dan Pengembangan telah melaksanakan lebih dari 101.000 hari
pelatihan bagi para karyawan BCA. Pelatihan yang dilakukan di tahun 2005
mencapai 4,87 hari pelatihan untuk setiap karyawan. Jumlah tersebut mengalami
kenaikan dari rata-rata sebelumnya yaitu 4,11 hari pelatihan per karyawan pada
tahun 2004.
Secara umum, program pelatihan diklasifkasikan dalam dua jenis program
yaitu: Program Pelatihan Inti dan Program Pelatihan Profesional. Program
Pelatihan Inti merupakan program pembelajaran berkesinambungan yang disusun
untuk mengembangkan kompetensi di bidang Analisa Kredit, Pengelolaan Risiko,
Pemasaran dan Manajemen Umum. Sebagai bagian dari program pengembangan
karir, karyawan Bank diharuskan mengikuti Program Pelatihan Inti sesuai tingkat
tanggung jawabnya. Sedangkan Program Pelatihan Profesional menyediakan
program pelatihan dan sertifkasi bagi fungsi-fungsi tertentu, seperti Teller dan
Account Offcer, serta topik pelatihan tertentu seperti Service Excellence,
Teamwork, dan Teknologi Informasi. Pada tahun 2005, BCA meluncurkan
program sertifkasi baru bagi Account Offcer, sedangkan program sertifkasi untuk
Teller telah dimulai sejak tahun 2003. Melalui program sertifkasi ini, BCA secara
konsisten terus menyediakan kualitas layanan yang terbaik bagi para nasabah.

C. Metode Pelatihan SDM

Metode pelatihan yang digunakan BCA lebih banyak menerapkan metode-


metode yang melibatkan aktivitas peserta, seperti metode studi kasus, roleplaying,
bussinessgames,dan latihan laboraturium. Sehingga diharapkan pemahaman
peserta terhadap materi pelatihan menjadi lebih baik.
1. In Class Training (Pelatihan dalam kelas)
Peserta mendapat pembekalan mengenai perbankan dalam kelas
dipandu oleh instruktur-instruktur yang berpengalaman dibidang
perbankan.
2. Observasi Peserta

Analisis Manajemen Pada BCA Page 27


Melakukan observasi tentang flow operasional dan kredit serta
marketing di cabang cabang BCA serta disentral operasi dalam negeri
dan internasional di kantor pusat.
3. Mentoring
Agar perserta dapat lebih memahami tentang perbankan dan budaya
kerja maka mereka diberikan mentor mentor berkualitas yang akan
membantu perserta
4. Review (Ujian-ujian)
Secara berkala, ujian atau review secara tertulis maupun lisan atau
persentase diadakan untuk mengetahui pengalaman peserta tentang
perbankan
5. On The Job Training (Magang)
Agar perserta lebih memahami pekerjaan diperbankan mereka juga di
berikan kesempatan untuk melakukan On The Job Training (Magang) di
unit kerja yang berhubungan dengan penempatannya nanti, agar mereka
dapat siap bekerja pada saat penempatan. On The Job Training meliputi
pelatihan instruksi kerja, rotasi jabatan, magang dan coaching
6. Evaluasi
Dari kegiatan pelatihan dan pengembangan yang di adakan oleh BCA
akan dilakukan evaluai. Evaluasi pada umumnya masih bersifat evaluasi
dari peserta pelatihan, dengan cara mengisi kuestioner diakhir pelatihan,
apakah pelatihan tersebut sesuai dengan bidang kerjanya, apakah
penyajiannya baik, apakah isi materi sesuai dengan yang diharapkan,
akomodasi baik dan sebagainya. Evaluasi sangat penting dilakukan
untuk memberikan feedback baik untuk peserta, perusahaan maupun
sang trainer itu sendiri.
Evaluasi yang dilakukan BCA terhadap hasilnya yang mencakup
evaluasi sejauh mana materi yang diberikan itu dapat dikuasai atau
diserap oleh peserta program pelatihan tersebut. Lebih jauh lagi apakah
ada peningkatan kemampuan atau keterampilan pengetahuan, sikap para
peserta pelatihan. Evaluasi ini dapat secara formal dalam arti dengan

Analisis Manajemen Pada BCA Page 28


BCA mengedarkan kuesioner yang harus diisi oleh para peserta
pelatihan. Tetapi juga dapat dilakukan secara informal, yakni melalui
diskusi antara peserta dengan penyelenggara pelatihan.
Dengan menciptakan karyawan yang memiliki kemampuan dan
kompentensi yang unggul, dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi para
nasabah BCA, sehingga menjadi point plus bagi BCA. Ternyata dari pelatihan dan
pengembangan yang diadakan BCA sangat berdampak positif terhadap kinerja
karyawan dan menciptakan prestasi para karyawan BCA.

D. Analisis Pelatihan

Bank BCA mengidentifikasi apakah pelatihan akan mendukung tujuan


stratejik pelayanan pada BCA apakah manajer-atasan-karyawan mendukung
kegiatan pelatihan, dan apakah sumber-sumber pelatihan itu tersedia. Maka dari
itu BCA memperhitungkan sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi
persyaratan pelatihan, yaitu : Perubahan staf, perubahan tehnologi, perubahan
pekerjaan, perubahan peraturan hukum, perkembangan ekonomi, pola baru
pekerjaan, tekanan pasar, kebijakan sosial, aspirasi pegawai, variasi kinerja, dan
kesamaan dalam kesempatan.
a. Analisis Pribadi (Individual Analysis)
Setelah dilakukan analisis organisasi maupun analisis tugas, selanjutnya
ditinjau kembali sejauh mana pelatihan itu berdampak terhadap
karyawannya. Bank BCA melakukan survei dan wawancara terhadap
karyawan yang telah mengikuti program pelatihan.BCA melakukan
pelatihan agar dapat melihat kinerja saat ini ataupun kinerja yang
diharapkan kedepannya. Maka dari itu BCA melakukan analisis pribadi
juga untuk menentukan kesiapan karyawan mengikuti pelatihan yang
meliputi: (1) Karakteristik pribadi (kemampuan, sikap, kepercayaan dan

Analisis Manajemen Pada BCA Page 29


motivasi) yang dibutuhkan untuk mempelajari materi program dan
menerapkannya dalam pekerjaan, dan (2) Lingkungan kerja yang akan
memudahkan pembelajaran dan tidak menghalangi kinerja karyawan.
b. Analisis Tugas (Task Analysis)
Analisis tugas merupakan cara yang tepat untuk menentukan kebutuhan
pelatihan yang belum mengenal pekerjaannya. Terutama dalam
kaitannya dengan karyawan pada BCA yang dibutuhkan yaitu eselon
bawah. Eselon bawah adalah merupakan hal yang umum untuk
mengangkat personalia yang tidak berpengalaman dan kemudian
melatihnya, memberikan keterampilan yang diperlukan untuk
melaksanakan suatu tugas. Oleh karena itu,biasanya BCA melakukan
pelatihan didasarkan atas analisis tugas – yaitu suatu studi pekerjaan
yang terperinci untuk menentukan jenis keterampilan khusus yang
diperlukan.
Pada tingkat grup / pekerjaan, kebutuhan dapat ditentukan oleh analisis
pekerjaan (tugas) dan menganalisis kinerja dan produktivitas. Analisis
tugas ini akan menentukan pertanggungjawaban dan tugas-tugas dari
berbagai pekerjaan tersebut. Tujuan dilakukannya manajemen dan
pelatihan kinerja pada BCA menentukan kriteria dan standar kinerja
dan mengidentifikasi tingkat pengetahuan, keahlian, dan pengalaman
yang diperlukan untuk memenuhi standar yang sudah ditentukan BCA.

E. Kesiapan SDM

Memastikan kesiapan karyawan dapat dilihat dari sudah selesai atau belum
pelatihan yang sudah dirancang untuk dapat diterapkan berdasarkan komponen
tersebut :
 Pribadi
Setelah dilakukannya pelatihan ternyata karyawan BCA banyak
mendapatkan pengetahuan dan kemampuan, serta motivasi yang telah

Analisis Manajemen Pada BCA Page 30


diperoleh dari pelatihan tersebut. Kemudian mereka menerapkan
perubahan baru terhadap program yang sudah mereka rencanakan.
 Lingkungan
Setelah dilakukan pelatihan, karyawan BCA dapat menyesuaikan diri
dengan para karyawan lain serta lingkungan kerja. Selain itu juga dapat
menyesuaikan dengan karyawan BCA yang terlebih dahulu melakukan
pelatihan, dan para atasan mendukung dan menerima serta memotivasi
karyawan baik yang baru di latih maupun yang sudah dilatih untuk
bekerja sama untuk meningkatkan kinerja karyawan.
 Keyakinan diri
Karyawan BCA harus memiliki keyakinan diri serta kepercayaan diri
untuk dapat meningkatkan kemampuan diri mereka dan mereka tidak
pantang menyerah dalam melakukan pekerjaannya.

 Memahami berbagai akibat dari pelatihan


Dengan dilakukannya pelatihan dan pengembangan yang dilakukan para
karyawan BCA tersebut , karyawan BCA menjadi lebih terampil dan
kreatif serta berinovasi dalam menciptakan pelayanan yang baik serta
dapat meningkatkan prestasi perusahaan BCA.

4. Manajemen Keuangan BCA

Dalam dunia perbankan, manajemen keuangan sangat perlu diperhatikan


untuk bank. Dengan memperhatikan kinerja keuangan secara signifikan dapat
membantu bank bertahan di dalam ketatnya persaingan perbankan saat ini.
Pada bank BCA berikut penjabaran dan analisis kinerja keuangannya pada
periode 2014-2015.9

A. Modal BCA

9
http://manajemenkeuangan.net/inilah-kinerja-keuangan-6-jawara-indonesia-di-forbes-the-
global-2000-tahun-2016/

Analisis Manajemen Pada BCA Page 31


Untuk melakukan analisa terhadap kondisi modal BCA selain data-data dari 2
tabel di atas, kita juga perlu menggunakan data-data dari tabel berikut ini:

Analisis Manajemen Pada BCA Page 32


Dari data-data di atas dan agar lebih mudah dalam menganalisanya maka saya
akan menyatukan data-data yang diperlukan dalam satu tabel berikut ini :

Pada akhir tahun 2015 modal inti BCA secara perusahaan induk mencapai Rp
83,7 triliun, atau 95,2% dari total modal BCA, sedangkan modal pelengkap
tercatat sebesar Rp 4,2 triliun atau 4,8% dari total modal BCA.
Total modal BCA mengalami peningkatan sebesar 29,5% menjadi Rp. 87,89
triliun dari Rp. 67,84 triliun pada tahun 2014.

Aset Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)


Tahun 2015 ATMR BCA untuk risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional
mengalami peningkatan menjadi Rp 471,24 triliun, atau naik 17,09%
dibandingkan dengan tahun 2014 di posisi Rp. 402,46 triliun.

Analisis Manajemen Pada BCA Page 33


Kenaikan ini sebagian besar berasal dari ATMR untuk Risiko Kredit sebesar Rp
58.53 triliun, atau naik dari Rp. 349,02 triliun di tahun 2014 menjadi Rp. 407,55
triliun pada tahun 2015.

Rasio Kecukupan Modal (CAR)


Pada tahun 2015, BCA terus memperkokoh posisi permodalan yang tercermin
dalam rasio kecukupan modal/kewajiban penyediaan modal minimum (Capital
Adequacy Ratio – CAR) yang tercatat sebesar 18,65%,meningkat dari 16,86%
pada tahun 2014.
Adapun rasio CAR ini telah memperhitungkan risiko kredit, pasar dan operasional
serta perubahan peraturan dimana seluruh laba bersih tahun berjalan
diperhitungkan sebagai komponen Modal Inti.
Pada tahun sebelumnya hanya 50% dari laba bersih tahun berjalan yang dapat
diperhitungkan sebagai komponen Modal Inti.
Sejalan dengan perubahan ketentuan dan meningkatnya profitabilitas, modal inti
Bank (tidak konsolidasi) tumbuh 30,0% mencapai Rp 83,7 triliun atau
berkontribusi 95,2% terhadap total modal BCA pada akhir tahun 2015.
Modal pelengkap meningkat 21,1% menjadi Rp 4,2 triliun atau berkontribusi
sebesar 4,8% terhadap total modal.

Rasio Modal Inti terhadap Total Modal


Rasio modal inti atau tier 1 capital terhadap total capital tahun 2015 berada di
posisi 81,38% atau masih di atas level 80%. Porsi tier 1 capital tehadap total
capital tersebut tergolong baik.

Rasio Capital to Total Asset


Rasio capital to total asset tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 20,53% bila
dibandingkan tahun 2014. Hal ini dikarenakan peningkatan modal lebih besar
(29.55%) dari pada peningkatan total asset (7.43%).

Analisis Manajemen Pada BCA Page 34


Rasio ini menunjukkan coverage equity dalam menyerap kerugian terhadap total
aset meningkat menjadi 15,09% di tahun 2015 dari posisi 12,52% pada tahun
2014.
Secara umum, kondisi permodalan BCA tergolong kuat dengan level quality CAR
berada diatas ketentuan minimum Bank Indonesia, dan didukung oleh porsi modal
inti yang berada di atas level 80%.
 

B. Asset Quality

Total Aset
Pada akhir tahun 2015, BCA membukukan total aset sebesar Rp 582,24 triliun
tumbuh 7,43% atau Rp 40,26 triliun dibandingkan dengan akhir tahun 2014 yang
sebesar Rp 541,98 triliun.

Gross Loans

Analisis Manajemen Pada BCA Page 35


Per 31 Desember 2015 portofolio kredit mencapai Rp 388,00 triliun, meningkat
11,83%, terutama ditopang oleh kredit korporasi namun dengan pertumbuhan
yang seimbang di seluruh segmen kredit lainnya.
Pada akhir tahun 2015 kredit korporasi meningkat 17,2% menjadi Rp 141,3
triliun.
Kredit komersial meningkat 10,0% menjadi Rp 91,2 triliun dan kredit Usaha
Kecil dan Menengah (UKM) naik 6,8% menjadi Rp 52,8 triliun.
Peningkatan kredit keperluan usaha tersebut terutama didukung oleh membaiknya
kondisi ekonomi pada paruh kedua tahun 2015.
Kenaikan kredit konsumer sebesar 8,9% menjadi Rp 100,5 triliun pada tahun
2015 didorong oleh produk-produk kredit konsumer BCA yang kompetitif,
terutama kredit pemilikan rumah dan pembiayaan roda empat.
Sepanjang tahun 2015, BCA terus mengutamakan kualitas dalam penyaluran
kredit dengan fokus kepada para nasabah-nasabah existing Bank yang memiliki
rekam jejak yang baik.

Rasio Kredit Bermasalah (NPL)


Berkat disiplin dalam penerapan manajemen risiko dan prinsip kehati-hatian
dalam penyaluran kredit, BCA dapat menjaga rasio NPL bruto pada level yang
rendah sebesar 0,72% pada akhir tahun 2015.
Kualitas aset dinilai sangat baik namun dengan trend NPL meningkat dari tahun
2014 yang sebesar 0,60%.
Rasio NPL tersebut lebih baik dibandingkan rata-rata sektor perbankan yang
sebesar 2,5%.
Adapun rasio NPL bersih BCA pada akhir tahun 2015 adalah 0,22%. Masih jauh
berada di bawah ketentuan Bank Indonesia yang maksimal sebesar 5%.
Meskipun berhasil menjaga rasio NPL pada level yang rendah, BCA tetap
mengantisipasi akan adanya potensi peningkatan NPL di tengah situasi
perekonomian yang belum sepenuhnya kondusif.

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) atas Aset Keuangan

Analisis Manajemen Pada BCA Page 36


Rasio CKPN terhadap aset produktif  BCA mengalami peningkatan menjadi
1,98% di tahun 2015 dari 1,64% di tahun 2014.
Hal ini menunjukkan bahwa aset produktif bermasalah tahun 2015 relatif kecil
yaitu 1.98%.
Pada tahun 2015, BCA membentuk Beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
(CKPN) – net yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Pembentukan Beban CKPN yang lebih tinggi tersebut sesuai dengan prinsip
manajemen risiko BCA dan sesuai dengan pertimbangan manajemen mengenai
bagaimana kondisi ekonomi dan kondisi kredit saat ini.
Pada tahun 2015, BCA mengantisipasi pemburukan kualitas kredit beberapa
debitur korporasi dan komersial yang mengalami penurunan kinerja terutama
bidang jasa angkutan laut dan sungai serta bisnis pendukung pertambangan batu
bara lainnya.
Pada tahun 2015 BCA melakukan penghapusbukuan sebesar Rp 1,1 triliun,
meningkat dari Rp 839 miliar pada tahun sebelumnya.
Peningkatan ini terutama sebagai dampak dari penurunan kualitas kredit di
segmen kartu kredit, pembiayaan sepeda motor serta kredit komersial.

Loan loss provision to gross loan


Rasio loan loss provision to gross loan yang tahun 2015 sebesar 1.69% dan 2014
sebesar 1,34% .
Hal ini menunjukkan bahwa biaya kerugian penurunan nilai dan hapus buku
kredit dibandingkan dengan total kredit relatif kecil.

Pemenuhan PPA
Rasio pemenuhan PPA (penyisihan penghapusan aset) tahun 2014 – 2015
menunjukkan kecenderungan naik  dari 141.35% menjadi 157,65%.
Yang berarti penyediaan pencadangan kuat, karena berada diatas 100%, dan
mencerminkan kebijakan pencadangan BRI yang prudent.

Analisis Manajemen Pada BCA Page 37


Dengan rasio tersebut menunjukkan bahwa potensi kerugian karena non
performing asset sepenuhnya tercover dari penyisihan penghapusan aset yang
dibentuk.
Secara umum, kualitas asset BCA tergolong sangat baik karena rasio NPL
memenuhi ketentuan Bank Indonesia dan coverage ratio atas aset bermasalah
berada diatas 100%.

C. Earning & Efficiency

Profit
Total profit atau laba tahun 2015 BCA naik sebesar 8.32% dibanding tahun 2014,
yang menunjukkan trend stability dalam mengenerate income.

Analisis Manajemen Pada BCA Page 38


Tingkat Pengembalian atas Ekuitas (ROE)
Pada tahun 2015 rasio ROE tercatat sebesar 21,86%, lebih rendah dibandingkan
tahun 2014 yang sebesar 25,50%.
Penurunan ROE tersebut sejalan dengan langkah strategis BCA dalam
memperkuat posisi permodalan untuk mendukung pengembangan bisnis dan
mempersiapkan penerapan regulasi Basel III di Indonesia.
Dalam beberapa tahun terakhir BCA menyesuaikan dividend payout ratio untuk
memperkokoh permodalan.

Tingkat Pengembalian atas Aset (ROA)


Kenaikan pendapatan operasional pada tahun 2015 telah mendukung pertumbuhan
laba yang positif sejalan dengan pertumbuhan aset.
Oleh karena itu, BCA dapat menjaga rasio ROA sebesar 3,84% pada tahun 2015,
relatif sama dengan posisi tahun sebelumnya.
Sementara itu rata-rata ROA sektor perbankan Indonesia mengalami penurunan
sebesar 60 bps dari 2,9% menjadi 2,3% pada tahun 2015.

Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan (BOPO)


Pada tahun 2015 rasio BOPO tercatat sebesar 63,2% dibandingkan 62,4% pada
tahun sebelumnya, didorong oleh kenaikan beban operasional sekaligus beban
cadangan kerugian penurunan nilai.
Sementara itu, cost efficiency ratio tercatat sebesar 46,5%, dibandingkan tahun
sebelumnya yang sebesar 44,2%.
Angka ini dinilai bagus karena dibawah batas normal 70%.
Rasio BOPO ini mencerminkan komitmen manajemen BCA untuk tetap dapat
mempertahankan efisiensi perseroan.
Ini mencerminkan efektifitas permodalan BCA dalam menciptakan laba sangat
optimal.

Biaya operasional non bunga dibandingkan total aset

Analisis Manajemen Pada BCA Page 39


Rasio biaya operasional non bunga dibandingkan total aset tahun 2014 sebesar
4,0% dan 2015 sebesar 4,45%, berada sedikit diatas angka normal 3.50% dengan
kecenderungan naik.
Hal ini mencerminkan bank cukup efisien dalam mengelola biaya operasionalnya.

Biaya operasional dibanding pendapatan bunga


Dan berdasarkan perhitungan rasio biaya operasional dibanding pendapatan bunga
tahun 2014 dan 2015 yang sebesar 53,50% dan 60,42%.
BCA dinilai efisien dalam mengelola biaya operasionalnya.
Net Interest Margin (NIM)
Pada tahun 2015 rasio NIM BCA meningkat menjadi sebesar 6,7% dari 6,5%
pada tahun 2014.
Peningkatan portofolio kredit serta penurunan cost of funds telah mendukung
posisi NIM yang lebih tinggi di tahun 2015.
Hal ini dinilai sangat baik karena berada jauh di atas quality level 3% Dan berada
diatas rata-rata peer group tahun 2014 sebesar 6,80%.

Funding cost
2014 masih sangat bagus walaupun trendnya menaik cukup signifikan menjadi
3.54% dibanding tahun 2013 yang 2.76%.
Kenaikan ini disebabkan peningkatan beban bunga (25.75%) lebih besar dari pada
peningkatan customer deposit atau Dana Pihak Ketiga (18.99%).
Rasio biaya dana yang relatif kecil ini, mencerminkan bahwa struktur dana BRI
didominasi oleh dana murah (low cost deposit) giro dan tabungan dibandingkan
total dana pihak ketiga tahun 2014 yang sebesar 61.16%.

Fee Based Income to Total Income


Pendapatan fee based income tahun 2015 sebesar 14,03%, mengalami kenaikan
bila dibandingkan 2014 yang sebesar 13.58%.
Ini berarti kontribusi pendapatan fee base income terhadap laba perseroan naik.

Analisis Manajemen Pada BCA Page 40


Secara umum kondisi profitabilitas dan efesiensi BCA tergolong sangat baik, dan
secara rasio cenderung meningkat yang didukung efisiensi operasional.
 
D. Liquidity

Customer Deposit

Per 31 Desember 2015 customer deposit mencapai Rp 473,69 triliun, meningkat


5,75% dari Rp 447,94 triliun pada tahun 2014.
BCA mempertahankan posisi pendanaan yang solid dengan total dana pihak
ketiga sebesar Rp 473,7 triliun pada tahun 2015, meningkat 5,75% atau
Rp 25,8 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh pertumbuhan dana rekening transaksi
atau CASA (giro dan tabungan).

Analisis Manajemen Pada BCA Page 41


Dana CASA merupakan porsi utama dari dana pihak ketiga yang berkontribusi
sebesar 76,1% sementara itu dana deposito berkontribusi sebesar 23,9% terhadap
total dana pihak ketiga pada tahun 2015.

Low Cost Deposit


BCA memiliki posisi likuiditas yang solid bersumber dari penghimpunan dana
giro dan tabungan berbunga rendah.
Tahun 2015 low cost deposit masih mendominasi dana pihak ketiga yaitu
mencapai 76,06%.

Loan to Deposit Ratio (LDR)

Pada tahun 2015 regulator menerapkan perhitungan rasio kredit terhadap


pendanaan (Loan to Funding Ratio – LFR).

Analisis Manajemen Pada BCA Page 42


Perhitungan rasio ini sebagai pengembangan dari rasio kredit terhadap dana pihak
ketiga (Loan to Deposit Ratio – LDR) yang digunakan sebelumnya.
Metode untuk menghitung rasio LFR serupa dengan LDR.
Namun terdapat tambahan komponen yaitu surat berharga yang memenuhi
persyaratan tertentu yang diterbitkan oleh bank untuk memperoleh sumber
pendanaan.
Pada tahun 2015, sejalan dengan pertumbuhan portofolio kredit yang lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan dana pihak ketiga, rasio LFR BCA tercatat sebesar
81,06% meningkat 430 bps bila dibandingkan 76,8% pada tahun 2014.
Masih lebih rendah dibandingkan rata-rata LDR sektor perbankan yang sebesar
92,1%.

Rasio LFR BCA tersebut berada pada posisi yang sehat dan masih terdapat
ruang bagi BCA untuk meningkatkan pertumbuhan kredit ke depannya.
Liquid Asset terhadap Total Asset
Rasio liquid asset terhadap total asset meningkat dari 24.89% tahun 2014 menjadi
27.12% tahun 2015.
Hal ini mencerminkan ketersediaan liquid asset sangat memadai sebagai reserve
untuk mendukung likuiditas karena berada di atas quality level 20%.

Liquid Asset terhadap Dana Pihak Ketiga


Rasio liquid asset terhadap dana pihak ketiga meningkat dari 30,12% tahun 2014
menjadi 33.33% tahun 2015. Hal ini juga mencerminkan sangat memadai untuk
ketersediaan likuiditasnya.
Dilihat dari LDR yang berada di bawah 90% dan didukung oleh level of liquid
asset yang sangat memadai maka likuiditas BCA sangat memadai.

E. Tingkat Kesehatan BCA

Dari data-data yang telah disajikan di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi
keuangan Bank Central Asia tahun  2015 sangat sehat.Hal tersebut tercermin dari

Analisis Manajemen Pada BCA Page 43


kondisi permodalan dengan CAR yang berada di atas ketentuan minimum Bank
Indonesia.
Kualitas aset yang sangat baik dengan NPL yang berada di bawah standar
Bank Indonesia dan level of liquidity yang cukup.Dari segi profitabilitas, efisiensi
operasi,  ROA, ROE dan BOPO sangat memadai dan berada di atas quality level.
Penyediaan  pencadangan aset (PPA) bermasalah di atas 100%. Hal itu
menunjukkan bahwa potensi kerugian karena non performing aset sepenuhnya
tercover dari penyisihan penghapusan aset yang dibentuk.
Selain itu BCA dinilai mampu mengatasi kesulitan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya karena rasio liquid asset terhadap total asset berada
di atas batas normal 20%, yaitu 27,12%.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Analisis manajemen sangat besar maknanya bagi suatu organisasi. ibarat


suatu kegiatan general check up kesehatan, akan dapat diketahui keadaan tingkat
kesehatan organisasi. dimana kekuatan dan kelemahan yang akan diperbaiki agar
tercipta suatu keunggulan organisasi mencapai tujuan atau meraih peluang yang
lebih besar manfaatnya.
Hakekat analisis manejemen adalah mencari dan menentukan atau memilih
faktor kunci sukses yang akan diberdayakan dan kelemahan yang akan diperbaiki,
serta ancaman yang akan diatasi agar organisasi tetap memiliki keunggulan untuk
meraih peluang strategis yang memberikan manfaat yang lebih besar dan
memuaskan semua stakeholders atau mencapai tujuan dan sasaaran yang telah
ditetepkan.Dengan analisis manajemen yang objektif, logis, interpretasi yang

Analisis Manajemen Pada BCA Page 44


tepat, dan alternatif-alternatif yang disajikan akan dapat dipilih aatau diambil
keputusan dalam berbagai hal
Dalam dunia perbankan, Manajemen perbankan sangat penting dimiliki oleh
semua lembaga keuangan mengingat segala kegiatan usaha sangat memerlukan
sebuah manajemen agar bisa menjadi lebih berkembang. Bahkan pengetahuan
mengenai manajemen dalam usaha bank juga harus dimiliki oleh setiap karyawan
yang bekerja di lembaga keuangan ini termasuk semua divisi yang ada.
Tanpa adanya manajemen yang benar, maka semakin besar kemungkinan
sebuah bank menjadi bangkrut. Dengan kata lain, manajemen sangat berguna
untuk mengatur segala bentuk operasional dan juga masalah finansial yang akan
dihadapi oleh pihak bank. Di samping itu, apabila pengaturan terkait masalah
finansial tidak dapat dikendalikan dengan baik oleh bank yang bersangkutan,
maka bisa dipastikan bahwa bank tersebut akan mengalami kerugian.

3.2 Saran

Tanpa analisis dan pengoptimalan manajemen, bank tidak akan bisa mengatur
jalannya operasional dengan baik. Untuk itu analisis manejamen perbanakn sangat
diperlukan suatu bank untuk tetap bertahan di tengah-tengah persaingan bisnis
yang ketat saat ini.
Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami
akan lebih focus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk kritik dan saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah dijelaskan. Untuk bagian
terakhir dari makalah adalah daftar pustaka, pada kesempatan ini akan kami
jelaskan tentang daftar pustaka makalah kami.

DAFTAR PUSTAKA

Analisis Manajemen Pada BCA Page 45


https://www.bca.co.id/id. Di akses pada tanggal 15 April 2017.
http://manajemenkeuangan.net/inilah-kinerja-keuangan-6-jawara-indonesia-
di-forbes-the-global-2000-tahun-2016/. Di akses pada tanggal 15 April 2017.
https://www.academia.edu/20410238/Makalah_SDM_-_Dev_BCA. Di akses
pada tanggal 15 April 2017.
Sistem pengendalian interen.pdf (internal control) – BCA. Di akses pada
tanggal 26 April 2017.
http://ahliperbankan.com/studi-kasus-pemasaran-strategi-marketing-bank-
bca/. Di akses pada tanggal 26 April 2017.
http://httpmakanining.blogspot.co.id/2012/08/analisis-strategi-marketing-
bca.html. Di akses pada tanggal 15 April 2017
http://munirarber.blogspot.co.id/2014/01/analisis-swot-pada-pt-bca-tbk.html.
Di akses pada tanggal 15 April 2017.
http://ahlimanajemenpemasaran.com/2012/02/strategi-pemasaran-bank-bca/ .
Di akses pada tanggal 26 April 2017.

Analisis Manajemen Pada BCA Page 46

Anda mungkin juga menyukai