Anda di halaman 1dari 3

Nama : Pretty Claudia Fernanlee Massie

NIM : 18061073
Mata Kuliah : Corporate Governance

1. Direktur Utama : Frenky Tirtowijoyo; Direktur : Loa Johnny Mailoa; Direktur :


Halim; Direktur : Soejanto Soetjijo; Direktur Independen : Salis Teguh Hartono
Direktur Independen : Hanafi Himawan;
DEWAN KOMISARIS: Komisaris Utama : Tjendrawati Widjaja Komisaris
Independen : Sammy Kristamuljana, Komisaris Independen : Rusmin

2. 1. Komisaris Independen bukan merupakan anggota manajemen.


2. Komisaris Independen bukan merupakan pemegang saham mayoritas, atau
seorang pejabat dari atau dengan cara lain yang berhubungan secara langsung atau
tidak langsung dengan pemegang saham mayoritas dari perusahaan.
3. Komisaris Independen dalam kurun waktu tiga tahun terakhir tidak dipekerjakan
dalam kapasitasnya sebagai eksekutif oleh perusahaan atau perusahaan lainnya
dalam satu kelompok usaha dan tidak pula dipekerjakan dalam kapasitasnya sebagai
komisaris setelah tidak lagi menempati posisi seperti itu;
4. Komisaris Independen bukan merupakan penasehat profesional perusahaan atau
perusahaan lainnya yang satu kelompok dengan perusahaan tersebut.
5. Komisaris Independen bukan merupakan seorang pemasok atau pelanggan yang
signifikan dan berpengaruh dari perusahaan atau perusahaan lainnya yang satu
kelompok, atau dengan cara lain berhubungan secara langsung atau tidak langsung
dengan pemasok atau pelanggan tersebut.
6. Komisaris independen tidak memiliki kontraktual dengan perusahaan atau
perusahaan lainnya yang satu kelompok selain sebagai komisaris perusahaan
tersebut.
7. Komisaris Independen harus bebas dari kepentingan dan urusan bisnis apapun
atau hubungan lainnya yang dapat, atau secara wajar dapat dianggap sebagai campur
tangan secara material dengan kemampuannya sebagai seorang komisaris untuk
bertindak demi kepentingan yang menguntungkan perusahaan.

3. Susunan komite audit


4. 1.Pilar Pertama – Good Corporate Governance Untuk memperkuat good corporate
governance,
organisasi manajemen risiko Danamon melibatkan pengawasan dan supervisi aktif
dari Dewan Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah (untuk Unit Usaha
Syariah).
2.Pilar Kedua – Kerangka Kerja Risiko Setiap pegawai diharapkan untuk memahami
dan berperan dalam pengelolaan risiko sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya
masing masing.
3.Pilar Ketiga – Standar Pengelolaan RisikoDanamon menerapkan pendekatan yang
konsisten dan disiplin terhadap identifikasi, pengukuran, monitoring dan kontrol atas
risiko kredit, pasar,likuiditas, operasional dan risiko lainnya secara transparan.
4.Pilar Keempat – Standar Akuntansi Seluruh akuntansi keuangan, laporan dan
catatan yang diberikan kepada regulator dan stakeholder eksternal harus sesuai
dengan standar akuntansi lokal yang berlaku.
5.Pilar Kelima – Teknologi & MIS Danamon menerapkan teknologi yang berskala dan
dapat dipercaya yang disesuaikan dengan ukuran dan kondisi aktivitas bisnis.
6.Pilar Keenam – Sumber Daya ManusiaDanamon senantiasa memastikan bahwa
Pejabat yang menangani risiko pada semua level adalah SDM yang berkualitas dan
berpengalaman sesuai kondisi, ukuran dan kompleksitas operasi bisnis.
7.Pilar Ketujuh – Kesadaran dan Budaya RisikoDanamon senantiasa menerapkan
pendekatan
yang prudent dalam mengembangkan strategi bisnis. Stretegi bisnis tersebut
senantiasa disesuaikan dengan toleransi atas risiko (risk appetite) dari Danamon.
8.Pendekatan Tiga Lapis (Three Lines of Defence) Bank menerapkan pendekatan
Three Lines of
Defense dalam merancang dan menerapkan kerangka kerja manajemen risiko dan
kontrol,
yakni:
-Pertahanan Tingkat Pertama
Unit Bisnis berperan sebagai pertahanan tingkat pertama dan bertanggung jawab
untuk
mengidentifikasi, mengevaluasi, mengontrol dan memitigasi risiko dalam bisnis. Unit
Bisnis memiliki tanggung jawab yang utama atas pengelolaan eksposur risiko bisnis
dari hari ke hari.
-Pertahanan Tingkat Kedua
Unit Kerja Integrated Risk Management yang independen dan Divisi Kepatuhan
berperan sebagai unit kunci dalam memberikan pertahanan tingkat kedua melalui
fungsi pemantauan yang independen.
-Pertahanan Tingkat Ketiga
Audit Internal berperan sebagai pertahanan tingkat ketiga dalam kerangka kerja
manajemen risiko
dan kontrol melalui pengujian dan audit secara independen atas ketepatan proses
unit bisnis
dan unit pendukungnya untuk memastikan bahwa mereka telah melakukan fungsi
dan tanggung
jawabnya dan mematuhi kebijakan dan prosedur manajemen risiko yang disetujui
oleh Direksi. Audit Internal juga secara independen mengkaji kualitas portofolio dari
setiap lini bisnis serta ekposur dan posisi risiko pasar.

5.1.Profit atau keuntungan merupakan tujuan dasar dalam setiap kegiatan usaha.
Kegiatan perusahaan untuk mendapatkan profit setinggi-tingginya dengan cara
meningkatkan produktivitas dan melakukan efisiensi biaya. Peningkatan produktivitas
dengan cara membenahi manajemen kerja mulai dari penyederhanaan proses,
menurunkan kegiatan yang tidak efisien, menekan waktu proses produksi, dan
membangun hubungan jangka panjang dengan para stakeholders itu sendiri.

2.Planet (lingkungan) merupakan sesuatu yang terikat dan tidak bisa lepas dari
seluruh aspek dalam kehidupan manusia. Profit atau keuntungan yang merupakan
hal yang utama dari dunia bisnis membuat perusahaan sebagai pelaku industri hanya
mementingkan keuntungan tanpa melakukan usaha apapun untuk melestarikan
lingkungan. Akibatnya kerusakan lingkungan terjadi di berbagai tempat yang
disebabkan oleh perusahaan yang tidak bertanggung jawab seperti polusi,
pencemaran air, hingga perubahan iklim. Dalam kegiatan menjaga kelestarian
lingkungan, pelaku usaha dapat mengurangi penggunaan sumber daya alam secara
berlebih dengan memanfaatkan teknologi yang ramah lingkungan.

3. People atau masyarakat merupakan stakeholders yang bernilai bagi perusahaan,


karena sokongan masyarakat sangat dibutuhkan bagi keberadaan, kontinuitas hidup
dan kemajuan perusahaan. Perusahaan perlu bertanggung jawab untuk memberikan
manfaat dan berdampak kepada masyarakat. Untuk menjamin keberlangsungan
bisnisnya, perusahaan tidak bisa hanya memperhatikan kepentingan mendapatkan
profit saja, tetapi perusahaan juga harus menaruh kepedulian terhadap kondisi
masyarakat seperti mengadakan kegiatan yang mendukung dan membantu
kebutuhan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai