Anda di halaman 1dari 20

KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA DAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Ibu Putu Putri Prawitasari S.E., M.Si., Ak

Oleh:
Ni Putu Regita Aggraeni Kesuma (119211239)
Ni Wayan Diantari Sukma (119211240)
Ni Kadek Dwi Yuni Putri Jayanti (119211241)
Lorensa Dwi Lestari (119211242)
I Gde Arya Yudana Putra (119211243)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jurusan Akuntansi

UNDIKNAS

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Dalam
makalah ini kami membahas mengenai Komunikasi Lintas Budaya dan Teknologi Komunikasi.

Adapun dalam proses pembuatan makalah ini kami memiliki banyak tantangan dan
hambatan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu. Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari kita semua diharapkan dapat membangun
makalah ini menjadi sempurna.

Denpasar, 14 September 2020

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3

2.1 Pentingnya Komunikasi Lintas Budaya............................................................................3

2.2 Memahami Budaya Dan Perbedaan Budaya.....................................................................4

2.3 Upaya Menghadapi Reaksi Etnosentris............................................................................8

2.4 Teknologi Dalam Komunikasi Bisnis...............................................................................8

2.5 Teknologi Dalam Komunikasi Tertulis...........................................................................10

2.6 Teknologi Dalam Komunikasi Lisan..............................................................................12

2.7 Pengaruh Teknologi Terhadap Komunikasi...................................................................13

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................17

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................17

3.2 Saran................................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan atas perkembangan komunikasi secara global saat ini semakin meningkat.
Perusahaan dituntut untuk memasuki pasar internasional dan menjalin kerja sama dengan
banyak pihak dari berbagai negara. Hal ini sering kali menimbulkan beberapa hambatan saat
berkomunikasi termasuk adanya perbedaan budaya. Perusahaan yang berusaha terjun ke
pasar global harus mampu menggunakan bahasa yang berlaku secara internasional dan lebih
memahami perbedaan budaya yang ada. Hal itu perlu dilakukan dengan tujuan untuk
mempermudah komunikasi.
Dalam memahami budaya, kita juga perlu mengetahui lebih dalam mengenai arti
budaya itu sendiri. Budaya bermakna sebagai konvensi kebiasaan, sikap, maupun perilaku
sekelompok orang (Heart, 2004: 125). Setiap manusia memiliki persamaan dan perbedaan
budaya dalam perspektif tertentu. Hal ini dapat berakibat baik atau buruk, bergantung pada
pemahaman seseorang terhadap perbedaan budaya yang dimiliki orang lain. Apabila
seseorang ingin berkomunikasi lintas budaya secara efektif, maka sangat disarankan untuk
mengakui perbedaan yang terjadi tanpa berkeinginan memaksa orang lain untuk
meninggalkan budayanya sendiri.
Selain perbedaan budaya, komunikasi juga tak lepas dari perkembangan teknologi.
Kerja sama terkait bisnis perlahan telah beradaptasi dengan teknologi komunikasi yang
semakin canggih. Hal ini dapat dilihat dari seringnya penggunaan e-mail daripada pos biasa
untuk mengirimkan pesan. Internet juga berperan penting dalam hal komunikasi karena
dapat meringankan pekerjaan seperti bekerja secara jarak jauh. Namun, kemajuan teknologi
memiliki beberapa kelemahan yang memerlukan solusi efektif. Perusahaan harus mampu
meningkatkan keterampilan karyawannya dalam mengatasi tantangan teknologi.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang kami jabarkan diatas, maka dapat diambil beberapa
rumusan masalah, antara lain:

1.2.1 Apa pentingnya komunikasi lintas budaya?


1.2.2 Bagaimana memahami budaya dan perbedaan budaya?
1.2.3 Bagaimana cara menghadapi reaksi etnosentris?
1.2.4 Apa teknologi dalam komunikasi bisnis?
1.2.5 Apa saja bentuk teknologi dalam komunikasi tertulis?
1.2.6 Apa saja bentuk teknologi dalam komunikasi lisan?
1.2.7 Bagaimana pengaruh teknologi terhadap komunikasi?

1.3 Tujuan Penulisan


Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memberikan infomasi lebih dalam kepada
pembaca mengenai:
1.3.1 Pentingnya komunikasi lintas budaya
1.3.2 Cara memahami budaya dan perbedaan budaya
1.3.3 Cara menghadapi reaksi etnosentris
1.3.4 Teknologi dalam komunikasi bisnis secara umum
1.3.5 Bentuk teknologi dalam komunikasi tertulis
1.3.6 Bentuk teknologi dalam komunikasi lisan
1.3.7 Pengaruh teknologi terhadap komunikasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Komunikasi Lintas Budaya


Komunikasi bisnis lintas budaya adalah proses mengirim dan menerima pesan bisnis
antarindividu yang berbeda budaya. Menurut Tian Guang dan Dan Trotter (2012), yang
dimaksud dengan komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi bisnis diantara
konsumen atau antara konsumen yang berbeda budaya dengan pemasar paling tidak pada
salah satu aspek dasar budaya seperti bahasa, agama, norma-norma sosial, nilai-nilai,
pendidikan, dan gaya hidup. Komunikasi bisnis lintas budaya menuntut organisasi atau
perusahaan untuk lebih sensitif terhadap adanya perbedaan budaya. Dalam menghormati
hak terhadap budaya oleh konsumen dalam berbagai budaya dan pasar, para pemasar
hendaknya memahami bahwa konsumen mereka memiliki hak terhadap budaya masing-
masing. Jika seorang pemasar ingin sukses dalam pemasaran lintas budaya maka mereka
harus menghormati nilai-nilai serta hak yang dimiliki oleh konsumen.
Menurut Tian Guang dan Dan Trotter (2012), budaya berdampak pada berbagai aspek
dalam komunikasi bisnis internasional, diantaranya berdampak pada kebijakan
perdagangan bebas, lokalisasi dan standarisasi strategi keputusan, periklanan, efektivitas
merek, hubungan bisnis, manajemen bisnis internasional, pemasaran internasional
negosiasi internasional, serta perilaku konsumen. Perusahaan keluarga atau tertutup telah
banyak berubah menjadi perusahaan terbuka (public company). Perusahaan lokal dan
nasional telah berkembang menjadi Multinational Company (MNC) yang berskala
internasional. Misalnya, Unilever, P&G, IBM, dan Coca-Cola membuka cabangnya di
berbagai negara atau berafiliasi dengan perusahaan asing. Meningkatnya kerja sama
perdagangan dan berkurangnya halangan untuk memasuki pasar akan memperluas arena
perdagangan internasional. Contoh kerja sama perdagangan global adalah World Trade
Organization (WTO), ASEAN Free Trade Area (AFTA), dan North American Free Trade
Agreement (NAFTA).

3
4

Operasi global akan meningkatkan kebutuhan untuk berkomunikasi dengan budaya


asing. Baik berada di negara sendiri maupun di negara asing, tetap ada kemungkinan untuk
berkomunikasi dengan seseorang yang memiliki berbagai latar belakang budaya dan
bahasa. Interaksi budaya terjadi dalam komunikasi internal maupun eksternal perusahaan.
Dalam komunikasi internal akan terjadi interaksi antarpekerja yang berasal dari berbagai
bangsa dan suku bangsa. Sementara dalam komunikasi eksternal, perusahaan
akan berhadapan dengan pelanggan, pemasok, investor, dan pesaing dari berbagai negara.
Untuk mempermudah komunikasi, pekerja tidak hanya dituntut mampu menggunakan
bahasa yang berlaku secara internasional, tetapi juga meningkatkan pemahaman terhadap
budaya asing.

2.2 Memahami Budaya Dan Perbedaan Budaya

Budaya adalah simbol, keyakinan, sikap, harapan, dan normatingkah laku yang
dimiliki bersama (Bovee dan Thill, 2003:68). Budaya juga diartikan sebagai konvensi-
konvensi kebiasaan, sikap, dan perilaku sekelompok orang (Heart, 2004:125). Beberapa
budaya terdiri atas beberapa kelompok budaya yang beragam dan berbeda. Kelompok
budaya utama terdiri atasbeberapa kelompok budaya yang cenderung homogen.
Kelompok budaya yang cenderung homogen yang ada dalam suatu budaya utama
disebut subbudaya. Misalnya, budaya Indonesia terdiri atas berbagai subbudaya etnik Jawa,
Sunda, Bali, Betawi, Dayak, Sasak, dan sebagainya. Selain itu, terdapat kelompok-
kelompok masyarakat yang tidak memenuhi kriteria sebagai subbudaya, tetapi memiliki
ciri-ciri yang mencolok. Kelompok itu sering disebut subkelompok yang menyimpang
(deviant subculture). Contoh kelompok itu adalah kaum homoseks, waria, pecandu obat
bius, dan penganut sekte agama yang dilarang.
Budaya dimiliki oleh seluruh manusia, hanya saja terdapat persamaan dan perbedaan
dalam aspek-aspek tertentu. Setiap manusia menganut budayanya sendiri. Budaya
mempengaruhi seseorang sejak dalam kandungan sampai meninggal dunia, bahkan
perlakuan setelah meninggal dunia pun dipengaruhi oleh budaya. Besarnya perbedaan
antara budaya yang satu dan yang lainnya tergantung pada tingkat keunikan masing-
masing.
5

Mengakui dan mengakomodasi perbedaan budaya tanpa mengharapkan orang dari


budaya manapun untuk meninggalkan identitas diri merupakan langkah penting kearah
komunikasi lintas budaya yang efektif. Komunikasi lintas budaya yang efektif bergantung
pada pemahaman terhadap perbedaan budaya. Selain mempermudah hubungan bisnis,
pemahaman terhadap perbedaan budaya sekaligus juga meningkatkan reputasi perusahaan.

2.2.1 Mengenali Perbedaan Budaya
Perbedaan budaya yang semakin besar akan berakibat pada semakin besarnya
perbedaan persepsi. Perbedaan budaya muncul dalam nilai-nilai sosial, gagasan
mengenai status, kebiasaan membuat keputusan, sikap terhadap waktu, penggunaan
ruang, konteks budaya, bahasa tubuh, sopan santun, dan tingkah laku etis (Bovee dan
Thill, 2003: 69).
a) Nilai-nilai sosial
Nilai-nilai sosial mempengaruhi tindakan seseorang. Pada umumnya, penduduk
Amerika menjunjung tinggi kerja keras dan menyelesaikan tugas-tugas secara
efisien. Penggunaan dua pekerja dengan metode kerja modern lebih efektif
daripada menggunakan empat pekerja dengan metode tradisional. Sementara itu
untuk negara-negara yang penganggurannya tinggi, tentu memperkerjakan banyak
tenaga kerja akan dapat mengurangi tingkat pengangguran negara tersebut.
b) Peran dan status
Di banyak negara, wanita belum memainkan peran yang menonjol dalam bisnis.
Budaya juga menentukan cara seseorang dalam menunjukkan rasa hormat kepada
atasan. Misalnya atasan disapa Mr. Robert atau Mr. Black di Amerika Serikat.
Namun di China digunakan gelar jabatan untuk menyapa seseorang, misalnya
Direktur Ho atau Manajer Han. Konsep status juga berbeda-beda, misalnya
manajer puncak di Amerika Serikat memiliki ruang kerja khusus dengan aksesoris
yang mewah namun di Perancis, manajer puncak bekerja di ruang terbuka dan
dikelilingi para manajer menengah.
c) Adat pembuatan keputusan
Di Amerika Serikat dan Kanada, pelaku bisnis berusaha mencapai keputusan
secepat dan seefisien mungkin dengan manajer puncak cukup memikirkan hal
6

pokok saja, sedangkan rinciannya akan diserahkan kepada bawahan. Tidak


demikian halnya di Yunani, karena dianggap tidak bertanggung jawab. Di
Pakistan, pengambilan keputusan cukup dilakukan oleh eksekutif tinggi. Di China
dan Jepang, pengambilan keputusan dilakukan secara konsensus melalui proses
rumit dan waktu yang panjang.
d) Konsep mengenai waktu
Bagi eksekutif Amerika Serikat dan Jerman, waktu menjadi penentu rencana kerja
agar bisa efisien dan fokus pada satu kegiatan pada periode tertentu. Bagi
eksekutif di Asia, membangun fondasi hubungan bisnis jauh lebih penting
daripada menepati batas waktu atau jadwal yang ketat.
e) Konsep ruang pribadi
Orang Kanada dan Amerika Serikat biasanya berdiri terpisah sekitar 5 kaki ketika
berbicara mengenai bisnis. Jarak tersebut terlalu dekat bagi orang Jerman dan
Jepang. Akan tetapi terlalu jauh bagi orang Arab dan Amerika Latin.
f) Konteks budaya
Konteks budaya merupakan petunjuk fisik dan pemahaman implisit yang
menyertai makna diantara mereka yang berkomunikasi. Antropolog Edward T.
Hall (dalam Quible, 1996: 409) membagi konteks budaya menjadi dua tingkat,
yaitu budaya konteks tinggi (high context culture) dan budaya konteks rendah
(low context culture). Budaya konteks tinggi misalnya Korea dan Taiwan
cenderung lebih memperhatikan petunjuk yang bersifat nonverbal daripada verbal.
Budaya konteks rendah misalnya Amerika dan Eropa lebih memperhatikan pesan
yang diungkapkan secara verbal.
g) Bahasa tubuh
Bahasa tubuh bisa dipergunakan untuk membantu menjelaskan pesan yang
membingungkan. Namun, bahasa tubuh juga bisa menjadi penyebab adanya salah
pengertian antarbudaya. Orang-orang dari budaya berbeda terkadang salah
membaca tanda yang dikirimkan oleh bahasa tubuh.
h) Tingkah laku sosial dan sopan santun
Sesuatu yang dianggap sopan oleh suatu budaya mungkin dianggap kasar oleh
budaya lain. Memberi hadiah kepada pasangan orang lain dianggap tidak sopan
7

oleh orang Arab. Menaikkan kaki ke atas meja dan memberikan sesuatu dengan
tangan kiri dianggap biasa oleh orang Amerika Serikat, tetapi dianggap
penghinaan oleh orang Mesir.
i) Tingkah laku legal etis
Di beberapa negara, perusahaan sering memberi bayaran ekstra kepada pejabat
pemerintah untuk mendapatkan kontrak pemerintah. Hal itu sudah dianggap biasa
dan tidak ilegal. Namun di Amerika Serikat hal ini dipandang sebagai suap, ilegal,
dan tidak etis.
j) Budaya perusahaan
Budaya perusahaan adalah cara perusahaan melakukan sesuatu. Budaya
membentuk perasaan orang mengenai perusahaan dan pekerjaan yang dilakukan.
Lebih dari separuh kemitraan perusahaan gagal karena adanya benturan dari
budaya perusahaan.

2.2.2 Menghadapi Hambatan Bahasa
Bahasa inggris adalah bahasa yang paling lazim dipergunakan dalam bisnis
internasional. Namun begitu, merupakan kesalahan bila menganggap semua orang
memahaminya. Jika seseorang dari Inggris berbicara dengan rekan bisnisnya dari Indonesia
dengan bahasa inggris, mungkin akan terjadi kesulitan karena perbedaan pengucapan dan
aksen. Apabila berhubungan dengan orang yang sama sekali tidak mengerti bahasa kita, ada
tiga pilihan yang dapat dilakukan yaitu mempelajari bahasa orang itu, menggunakan
perantara atau penerjemah atau mengajarkan kepada mereka bahasa kita. Jika memiliki
hubungan bisnis jangka panjang dengan orang dari budaya lain, mempelajari budaya dan
bahasa mereka akan lebih bermanfaat. Namun, perlu diingat bahwa untuk mempelajari
bahasa asing perlu komitmen yang kuat.

2.3 Upaya Menghadapi Reaksi Etnosentris


Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk menilai semua kelompok lain menurut
standar, tingkah laku, dan tradisi kelompok sendiri serta memandang semua kelompok lain
lebih rendah (Bovee dan Thill, 2003: 78). Semakin besar kesamaan kelompok lain dengan
kelompoknya, semakin dekat mereka dengan kelompok tersebut. Orang yang etnosentris
8

sering berpandangan stereotip, yaitu berusaha memperkirakan tingkah laku atau karakter
individu atas dasar keanggotaan mereka dala kelompok atau kelas tertentu.
Dalam komunikasi lintas budaya, etnosentris bisa menjadi akar permasalahan
rasialjsme. Apabila seseorang memberikan reaksi entosentris dalam berkomunikasi, berarti
orang tersebut tidak memahami dan tidak menerima adanya perbedaan budaya.
Komunikasi akan terancamkarena adanya ketersinggungan. Untuk menghindari
reaksietnosentris, dapat dipergunakan cara berikut (Haryani, 2001:69):
a) Menerapkan asas kesamaan
Tidak ada budaya inferior dan tidak ada budaya superior. Selain itu, tidak ada budaya
yang salah dan tidak ada budaya yang paling benar. Pelaku komunikasi harus
menghargai budaya pihak lain dan menerapkan budaya sendiri untuk kelompok
sendiri.
b) Menerapkan kaidah emas
Kaidah emas adalah memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin mudah
dilakukan karena tidak perlu diperlakukan. Cara itu relatif melakukan pemahaman
terhadap nilai-nilai yang dianut orang lain.
c) Menerapkan kaidah timah
Kaidah timah adalah memperlakukan orang lain sebagaimana mereka memperlakukan
diri mereka sendiri. Cara itu relatif lebih sulit dari kaidah emas karena harus
memahami nilai-nilai yang dianut orang lain.

2.4 Teknologi Dalam Komunikasi Bisnis


Perkembangan teknologi yang semakin maju telah memberikan beberapa perubahan
yang signifikan terhadap seluruh aspek termasuk komunikasi dan kegiatan bisnis. Haryani
mengemukakan dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Bisnis bahwa teknologi ialah
sebuah alat, cara, ataupun teknik yang berfungsi dalam mempermudah pekerjaan manusia
sehingga menjadi lebih ringan, lebih baik, lebih cepat terselesaikan, dan memperoleh hasil
yang lebih banyak (2001:72).

Dengan adanya teknologi dalam komunikasi di suatu bisnis, perusahaan dapat


melakukan kerja sama dengan berbagai pihak tanpa harus berada dalam satu lokasi.
9

Pekerjaan menjadi lebih efisien karena penggunaan internet, e-mail, dan fax. Bukti
kemajuan teknologi lainnya di bidang komunikasi bisnis adalah telepon genggam pada
zaman modern ini telah memiliki berbagai fungsi termasuk ruang kerja sehingga pekerjaan
pun dapat dilakukan di rumah atau lokasi lainnya.

Dibalik keunggulan teknologi yang pesat, teknologi komunikasi juga memiliki


beberapa kelemahan yang patut diperhatikan. Kesulitan dalam membagi ruang antara
pekerjaan di kantor dan kehidupan di rumah pun dapat terjadi jika para pelaku bisnis lalai
dalam menggunakan teknologi komunikasi. Informasi yang masuk secara berlebihan juga
memperlihatkan bahwa suatu teknologi terkadang mengakibatkan komunikasi yang tidak
efektif. Maka dari itu, Bovee dan Thill (2003:29) memberikan beberapa pedoman untuk
membantu pemilihan teknologi komunikasi yang tepat yaitu sebagai berikut:

a) Harapan penerima pesan

Komunikator perlu memperhatikan lebih dalam terkait harapan komunikan terhadap


teknologi yang digunakan untuk mengirimkan pesan. Salah satu contoh sederhana
yang terjadi yaitu ada beberapa orang yang menyukai jika pesan dikirim melalui
telepon namun, ada juga yang ingin dikirimkan pesan melalui e-mail.

b) Waktu dan biaya

Para pelaku bisnis harus mempertimbangkan waktu dan biaya yang dibutuhkan dalam
mengirim pesan. Pesan yang mendesak biasanya dikirim melalui telepon atau internet
dengan biaya yang cenderung mahal. Sedangkan, pesan yang tidak begitu penting
biasanya dikirimkan melalui pos.

c) Sifat pesan

Apabila pesan membutuhkan penjelasan yang rumit, akan lebih efisien apabila
disampaikan secara langsung. Pertimbangan dalam mengirim pesan berdasarkan
sifatnya sangat diperlukan untuk meminimalisir penyampaian pesan yang tidak tepat.

d) Perlunya penampilan
10

Dalam menilai kemajuan perusahaan,penerima biasanya melihat dari penampilan


pesan yang diberikan. Pesan bisnis sebaiknya dicetak dan dikirimkan dengan kualitas
kertas dan percetakan yang bermutu.

Penggunaan teknologi harus dilakukan dengan bijaksana. Para pelaku bisnis hendaknya
harus menigkatkan keterampilan dalam memanfaatkan teknologi dan menangani berbagai
tantangan yang kemungkinan akan terjadi agar dapat berkomunikasi dengan efektif.

2.5 Teknologi Dalam Komunikasi Tertulis


Komunikasi bisnis pada umumnya bersifat resmi. Pesan bisnis dapat dikomunikasikan
secara lisan atau tertulis. Pesan penting biasanya dikomunikasikan dengan dokumen
tertulis. Dokumen tertulis dapat ditulis dengan tangan, diketik dengan mesin tik manual
atau elektronik, dicetak dalam bentuk print-out, atau menggunakan e-mail. Penulisan
dokumen dengan tangan hampir tidak memerlukan teknologi sebagai alat bantu. Saat ini,
hampir setiap perusahaan telah menyediakan berbagai alat bantu berupa hadrware dan
software komputer unuk melakukan komunikasi bisnis tertulis.

Word processor merupakan salah satu software yang banyak dipergunakan sebagai
pengolah kata (teks). Word processor yang ada saat ini bukan lagi hanya sekedar sebagai
pengganti mesin tik, tetapi sudah mampu memadukan antara teks dengan spreadsheet,
gambar, atau grafik. Di samping itu, pembuataan satu dokumen dapat dilakukan secara
bersama-sama (sharing) dan memudahkan proses editing.

Selain word processor, penulisan dokumen dapat juga menggunakan desktop


publishing, misalnya aplikasi Page Maker. Software itu memiliki kemampuan lebih tinggi
dalam menggabungkan teks dengan foto atau gambar dengan tampilan yang lebih menarik
dan variatif. Desainer grafis banyak menggunakan aplikasi tersebut untuk membuat
majalah, buku, panduan, brosur, atau poster.

Di samping komputer, alat bantu scanner juga sering digunakan untuk menyiapkan
dokumen bisnis. Alat itu dipergunakan untuk menduplikasi teks atau gambar yang sudah
11

ada tanpa perlu melakukan pengetikan atau penggambaran ulang. Selanjutnya, proses
editing atas teks atau gambar yang sudah di-scan dilakukan oleh komputer.

Dokumen bisnis yang telah disiapkan menggunakan komputer, lalu dicetak dengan
printer berwarna atau hitam-putih. Sebagai alat pencetak, printer bisa diperintahkan untuk
melakukan pencetakan ulang atau penggandaan. Untuk keperluan yang sangat mendesak,
penggandaan dapat juga dilakukan dengan mesin faks. Dengan alasan efisiensi, biasanya
penggandaan dalam jumlah banyak dilakukan dengan mesin fotokopi. Saat ini, sudah
banyak alat bantu yang multifungsi, misalnya satu alat bisa berfungsi sebagai printer,
scanner, dan sekaligus fotokopi.

Dokumen yang telah tercetak (hardcopy) didistribusikan kepada penerima pesan


melalui mesin faks atau kurir. Hingga saat ini, mesin faks hanya mampu mengirimkan
dokumen berwarna hitam-putih. Adakalanya pencetakan dokumen tidak perlu dilakukan
terlebih dahulu, tetapi dikirim langsung setelah file disimpan dalam bentuk softcopy (hard
disk, loppy disk, dan compact disk) atau melalui electronic mail atau e-mail. Penerima akan
membaca pesan langsung melalui komputer dan akan mencetaknya bila diperlukan.

Perusahaan bisa membentuk jaringn komunikasi elektronik terbatas untuk internal


perusahaan yang berada dalam satu lokasi tertentu. Jaringan yang berada dalam satu lokasi
itu disebut Local Area Network (LAN). Jaringan yang lebih luas untuk melakukan
komunikasi antar lokasi yang berjauhan disebut Wide Area Network (WAN). Dalam era
globalisasi saat ini telah berkembang jaringan komunikasi elektronik yang sangat luas dan
melewati batas-batas wilayah negara yang disebut internet. Agar dapat berkomunikasi
melalui internet, diperlukan komputer, modem, saluran telepon, dan jasa layanan akses
internet atau Internet Service Provider (ISP).

Internet adalah jaringan komunikasi terbesar didunia yang dapat diakses oleh individu,
perusahaan, perguruan tinggi, pemerintah, dan lembaga-lembaga lain diseluruh dunia.
Word wide web (www) merupakan bagian dari internet yang banyak digunakan untuk
mengakomodasi informasi berupa grafik. Informasi biasanya disimpan dalam berbagai
situs yang memiliki banyak halaman web. Agar dapat membaca halaman web, diperlukan
perangkat lunak web browser seperti Netscape Navigator atau Internet Explorer.
12

E-mail atau pos elektronik merupakan salah satu keunggulan internet yang paling
bermanfaat untuk bisnis. File berupa teks atau gambar, baik panjang atau pendek bisa
dikirim dengan cepat keseluruh dunia melalui e-mail. E-mail juga telah mendorong kerja
sama yang lebih kuat antar karyawan dan meningkatkan produktivitas karena mampu
merampingkan proses komunikasi. E-mail telah mengubah gaya komunikasi bisnis secara
dramatis.

2.6 Teknologi Dalam Komunikasi Lisan


Selain berkomunikasi secara tertulis, para pelaku bisnis kerap menggunakan
komunikasi secara lisan. Mengobrol langsung, menonton televisi, mendengar lagu, maupun
menonton film merupakan beberapa contoh dari komunikasi lisan. Adapun alat yang dapat
digunakan untuk membantu dan mempermudah komunikasi secara lisan seperti, telepon
dan voice mail. Dengan adanya telepon genggam, pelaku bisnis telah dipermudah dalam
berkomunikasi karena fasilitasnya yang cukup lengkap. Komunikasi lisan secara
berkelompok juga sering diterapkan pada masa kini dengan beberapa alat bantu berikut:
a) Teleconference
Telekonferensi (teleconference) merupakan suatu pertemuan atau rapat berbasis
elektronik yang diadakan secara langsung oleh dua orang atau lebih partisipan.
Teknologi jenis ini mempermudah proses diskusi tanpa tatap muka meskipun berada di
daerah yang berjauhan. Peralatan yang digunakan untuk konferensi jarak jauh tanpa
bertatap muka dinamakan audioconference. Sedangkan, peralatan konferensi jarak
jauh yang dapat saling bertatap muka dinamakan sebagai videoconferece.
b) Presentation system
Presentasi mempermudah jalannya komunikasi jika partisipan diharuskan berkumpul
di suatu tempat. Adapun beberapa contoh alat presentasi, antara lain:
- Overhead projector. Alat bantu yang menggunakan cahaya untuk memproyeksikan
secara langsung materi presentasi berupa plastik transparan yang ditulis tangan atau
dicetak dengan printer.
- Slide projector. Alat bantu yang menggunakan film slide untuk mempresentasikan
suatu materi.
13

- Direct projector. Alat bantu yang mirip dengan overhead projector namun, dapat
memproyeksikan kertas biasa tanpa harus dicetak ke plastik transparan terlebih dahulu.
- LCD projector. Alat bantu yang berupa seperangkat peralatan proyeksi dan dapat
menggunakan berbagai input seperti, plain paper, transparency, video, audio, CD/VCD
player, dan sebagainya.
Peralatan presentasi umumnya dipilih berdasarkan jumlah peserta, jenis material,input
presentasi, luas ruangan, dan kondisi cahaya dalam ruangan yang digunakan.
Sama halnya dengan antarpribadi dan kelompok, komunikasi massa juga
mempergunakan alat komunikasi lisan yang bersifat mekanis seperti, radio, televisi, dan
film. Penonton lebih tertarik dengan televisi karena berhasil menyatukan antara audio
dengan visual dan memberikan kebebasan kepada penonton untuk memilih saluran yang
mereka sukai. Hal ini berbeda dengan beberapa orang yang menggemari radio karena
mudah dibawa kemana pun dan dapat dinikmati sembari melakukan kegiatan lain.

2.7 Pengaruh Teknologi Terhadap Komunikasi


Perkembangan teknologi telah mengubah komunikasi dalam bisnis dan menghadirkan
tantangan baru. Pengaruh teknologi dalam komunikasi bisa positif bisa negatif.
Selanjutnya, pengaruh positif teknologi akan diuraikan sebagai manfaat dan pengaruh
negatif diuraikan sebagai kelemahan.

a) Manfaat Teknologi Komunikasi

Menurut Bovve dan Thill (2002:390), manfaat teknologi dalam komunikasi adalah:

- Meningkatkan aliran komunikasi. Dengan teknologi, informasi mengalir lebih


cepat dari sumbernya yang lebih banyak.

- Mempermudah komunikasi. Individu dan organisasi semakin mudah melakukan


komunikasi akibat adanya teknologi. Teknologi mampu mempersempit bahkan
menghilangkan jarak dan waktu.

- Mengubah struktur organisasi. Struktur organisasi banyak mengalami perubahan


akibat teknologi komunikasi. Berkomunikasi dengan atasan dan rekan sekerja
14

tidak perlu dilakukan di satu lokasi dalam suatu pertemuan formal. Komunikasi
bisa terjadi antara orang yang sedang berada di kantor dengan orang lain yang
sedang berada di lapangan, di perjalanan, atau di rumah.

- Menurunkan biaya komunikasi. Teknologi mempermudah pembuatan dan


pendistribusian informasi. Mudahnya pembuatan dan pendistribusian informasi
akan mengakibatkan menurunnya biaya komunikasi.

b) Kelemahan teknologi komunikasi

- Kelebihan informasi

Kemajuan teknologi telah memampukan pekerja untuk mengakses semua


informasi yang diinginkan. Informasi mengalir dengan cepat melalui faks, telepon,
voice-mail, radio, televisi, koran, dan internet, Sementara itu, manusia memiliki
kapasitas yang terbatas untuk menerima infomasi. Akibatnya, terjadi kesulitan dalam
membedakan antara informasi yang berguna dengan yang tidak berguna dan semakin
banyak waktu dihabiskan untuk menangani informasi yang diterimna.
Ketidakmampuan dalam menangani kelebihan informasi justru dapat mengakibatkan
turunnya produktivitas.

- Keamanaan Data

Sebelum menggunakan komputer, file dan dokumen perusahaan biasanya dibuat


dalam bentuk kertas dan disimpan di suatu ruangan yang terkunci. Tidak sembarang
orang dapat mengakses data perusahaan. Pengambilan dan penyimpanan file dilakukan
dengan suatu sistem pengamanan yang sangat ketat. Kini, data perusahaan mulai
beralih dari kertas-kertas ke bentuk data elektronik. Jaringan global nemperbesar
kemungkinan jatuhnya data rahasia perusahaan ke tangan orang yang keliru.
Cyberterrorisme yang dilakukan dengan cara merusak atau mencuri data untuk tujuan
politik atau ekonomi, bisa menjadi ancaman serius bagi keamanan data perusahaan.
Olch karena itu, perusahaan diharapkan terus meningkatkan sistem keamanan data
elektronik. Misalnya, dengan kata kunci (password), mematikan komputer bila tidak
digunakan, atau menggunakan sandi untuk alamat e-mail rahasia.
15

- Privasi Informasi dan Produktivitas Karyawan

Menganggap bahwa e-mail bersifat sangat pribadi merupakan hal yang keliru.
Teknologi telah memungkinkan berpindahnya e-mail secara cepat. E-mail yang
dikirim kepada penerima sangat mudah untuk diteruskan lagi kepada orang lain.
Bahkan, e-mail seringkali terkirim kepada orang yang tidak tepat.

Internet dapat dipergunakan untuk mengakses berbagai informasi dengan sangat


mudah. Internet menyediakan banyak situs yang menarik untuk dijelajah, baik yang
berhubungan dengan kegiatan perusahaan maupun yang tidak berhubungan sama
sekali. Kesempatan itu seringkali dipergunakan oleh karyawan untuk melakukan
penjelajahan demi kesenangan pribadi.

Sebuah survei yang dilakukan oleh American Management Association


menunjukkan bahwa 35% perusahaan di Amerika Serikat mengawasi para pekerja
dengan merekam telepon atau voice mail dan memeriksa file dan e-mail karyawan
(Bovee dan Thill, 2002: 390).

Perusahaan memiliki hak legal untuk memonitor web, e-mail, dan file di dalam
komputer yang dipergunakan karyawan untuk bekerja. E-mail bisa dipergunakan
sebagai barang bukti di pengadilan.

- Kurangnya Hubungan Antarindividu

Alat bantu memberikan banyak kemudahan dalam berkomunikasi. Frekuensi


berkomunikasi secara langsung atau tatap muka menjadi semakin berkurang. Hal itu
mengakibatkan berkurangnya kepuasan hubungan sosial antarindividu.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komunikasi bisnis lintas budaya adalah proses mengirim dan menerima pesan bisnis
antarindividu yang berbeda budaya. Menurut Tian Guang dan Dan Trotter (2012) budaya
berdampak pada berbagai aspek dalam komunikasi bisnis internasional, diantaranya
berdampak pada kebijakan perdagangan bebas, lokalisasi dan standarisasi strategi
keputusan, periklanan, efektivitas merek, hubungan bisnis, manajemen bisnis internasional,
pemasaran internasional, negosiasi internasional, serta perilaku konsumen.

Perbedaan budaya yang semakin besar akan berakibat pada semakin besarnya
perbedaan persepsi. Perbedaan budaya muncul dalam nilai-nilai sosial, gagasan mengenai
status, kebiasaan membuat keputusan, sikap terhadap waktu, penggunaan ruang, konteks
budaya, bahasa tubuh, sopan santun, dan tingkah laku etis (Bovee dan Thill, 2003: 69).
Selain itu, perkembangan teknologi yang semakin maju juga telah memberikan beberapa
perubahan yang signifikan terhadap seluruh aspek termasuk komunikasi dan kegiatan
bisnis.

3.2 Saran
Setelah mempelajari dan memahami komunikasi lintas budaya dan teknologi
komunikasi hendaknya pelaku bisnis dapat memanfaatkan peluang yang muncul untuk
lebih digali lebih dalam sehingga dapat memperluas pangsa pasar baik itu secara nasional
maupun internasional. Tidak lupa juga untuk tetap mengikuti dan menggunakan kemajuan
teknologi terkini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ambar. 2017. Komunikasi Bisnis Lintas Budaya. (online).


https://pakarkomunikasi.com/komunikasi-bisnis-lintas-budaya. diakses 16 September
2020.
Bovee, L Courtland dan John V. Thill. 2003. Komunikasi Bisnis, Buku Kedua, Edisi Bahasa
Indonesia, Edisi Keenam. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.
Dewi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
Haryani, Sri. 2001. Komunikasi  Bisnis. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Mirabito, Michael dan Morgenstern, Barbara. "The New Communication Technology". USA:
Elsevier, halaman 219.

17

Anda mungkin juga menyukai