Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KOMUNIKASI BISNIS
“KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM BISNIS“

OLEH :
KELOMPOK 8

SANDRIKA PRATIWI (23320017)


ERNIYANTI (23320020)
LINDA SARI (23320025)
MUH. IRHAMUDDIN HASTAM (23320049)
MUSRATI HOGUSNA ADAL (23320078)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU
2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULlUAN.....................................................................................1

1.1. Latar Belakang........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah...................................................................................2

1.3. Tujuan Penulisan.....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1. Pengertian Komunikasi Bisnis Antar Budaya......................................3

2.2. Pentingnya Komunikasi Bisnis Antar Budaya.....................................4

2.3. Memahami Budaya dan Perbedaannya................................................7

2.4. Mengembangkan Keterampilan Komunikasi Antar Budaya.............9

2.5. Hambatan-Hambatan dalam Komunikasi Bisnis Antar Budaya.....10

2.6. Mengatasi Hambatan Dalam Komunikasi Lintas Budaya................12

BAB III PENUTUP..............................................................................................13

3.1. Kesimpulan............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tema dari makalah ini adalah “Komunikasi Antar Budaya Dalam Bisnis”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Bisnis, Bapak Rasit,
S.E, M.M. yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan
makalah ini. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat beberapa kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.

Baubau, 24 Maret 2024

Penyusun

ii
BAB 1
PENDAHULlUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan dunia yang semakin pesat menuntut manusia harus
berinteraksi dengan pihak lain yang menuju kearah global, sehingga tidak
memiliki lagi batas-batas, sebagai akibat dari perkembangan teknologi. Oleh
karena itu, masyarakat harus siap untuk menghadapi situasi-situasi baru dengan
keberagaman kebudayaan atau lainnya. Antara komunikasi dan interaksi harus
berjalan antara satu dengan yang lainnya.

Dalam berkomunikasi dengan konteks keberagaman kebudayaan sering


kali menemui masalah atau hambatan-hambatan bahkan dapat memicu terjadnya
konflik, misalnya saja dalam penggunaan bahasa, lambang-lambang, nilai atau
norma-norma masyarakat dan lain sebagainya. Pada hal syarat untuk terjalinya
hubungan itu tentu saja harus ada saling pengertian dan pertukaran informasi
atau makna antara satu dengan lainnya.

Komunikasi dan budaya mempunyai hubungan timbal balik. Budaya


menjadi bagian dari prilaku komunikasi dan pada gilirannya komunikasi pun
turut menentukan memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya. Pada
satu sisi, komunikasi merupakan suatu mekanisme untuk mensosialisasikan
norma-norma budaya masyarakat, baik secara horizontal dari suatu masyarakat
kepada masyarakat lainnya, ataupun secara vertikal dari suatu generasi ke
generasi berikutnya.

Bagi para pelaku bisnis, pemahaman yang baik terhadap budaya di suatu
daerah, wilayah, atau negara menjadi sangat penting artinya bagi pencapaian
tujuan organisasi bisnis. Secara sederhana, komunikasi bisnis antar budaya
adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis baik komunikasi verbal
maupun nonverbal dengan memperhatikan faktor-faktor budaya di suatu daerah,
wilayah, atau negara. Pengertian lintas budaya dalam hal ini bukanlah semata-

1
mata budaya asing (internasional), tetapi juga budaya yang tumbuh dan
berkembang di berbagai daerah dalam wilayah suatu negara.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Bisnis Antar Budaya?
2. Bagaimana Pentingnya Komunikasi Antar Budaya?
3. Bagaimana Memahami Budaya dan Perbedaannya?
4. Bagaimana Mengembangkan Komunikasi Antar Budaya?
5. Apa Saja Hambatan-Hambatan dalam Komunikasi Bisnis Antar Budaya?
6. Bagaimana Mengatasi Hambatan Dalam Komunikasi Lintas Budaya?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Mengetahui Komunikasi Bisnis Antar Budaya.
2. Mengetahui Pentingnya Komunikasi Antar Budaya.
3. Memahami Budaya dan Perbedaannya.
4. Mengetahui Cara Mengembangkan Komunikasi Antar Budaya.
5. Mengetahui Hambatan-Hambatan dalam Komunikasi Bisnis Antar
Budaya.
6. Mengatasi Hambatan Dalam Komunikasi Lintas Budaya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Komunikasi Bisnis Antar Budaya


Komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia
bisnis baik komunikasi verbal maupun non verbal dengan memperhatikan
faktor-faktor budaya disuatu daerah, wilayah atau negara. Perbedaan-perbedaan
ekspektasi budaya dapat menimbulkan resiko yang fatal, setidaknya akan
menimbulkan komunikasi yang tidak lancar, timbul perasaan tidak nyaman atau
timbul kesalahpahaman. Akibat dari kesalahpahaman-kesalahpahaman itu
banyak kita temui dalam berbagai kejadian yang mengandung etnosentrisme
dewasa ini dalam wujud konflik-konflik yang berujung pada kerusuhan atau
pertentangan antar etnis. Sebagai salah satu jalan keluar untuk meminimalisir
kesalah pahaman-kesalah pahaman akibat perbedaan budaya adalah dengan
mengerti atau paling tidak mengetahui bahasa dan perilaku budaya orang lain,
mengetahui prinsip- prinsip komunikasi lintas budaya dan mempraktekkannya
dalam berkomunikasi dengan orang lain. Dalam dunia bisnis, komunikasi lintas
budaya menjadi elemen yang sangat penting khususnya komunikasi lintas
budaya sangat bayak digunakan dalam berbagai aspek seperti melakukan
kesepakatan bisnis dengan rekan bisnis yang berbeda budaya. Maka dari itu
perlu mempelajari komunikasi lintas budaya agar menghindari kesalah pahaman
dengan orang laindalam berkomunikasi karena antar satu budaya dengan budaya
lain itu berbeda.

Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat kaya dengan aneka
macam budaya merupakan salah satu contoh yang sangat berharga bagi para
pelaku bisnis dalam menerapkan komunikasi bisnis antar budaya. Sebagaimana
diketahui, setiap daerah yang ada di Indonesia ini memiliki kekhasan budaya
yang tidak dimiliki oleh daerah lainnya, seperti bagaimana seseorang
berkomunikasi dengan orang lain, bagaimana seseorang menghargai orang lain,
bagaimana mereka memanfaatkan waktu yang ada, bagaimana mereka bekerja,

3
bagaimana mereka meyakini atau mempercayai sesuatu yang sudah turun-
temurun dari nenek moyang mereka, bagaimana rnereka berpakaian, dan
bagaimana mereka memperlakukan suatu produk.

Apabila para pelaku bisnis akan melakukan ekspansi bisnisnya ke daerah


lain atau ke negara lain, pemahaman budaya di suatu daerah atau negara tersebut
menjadi sangat penting artinya, termasuk bagaimana memahami produk-produk
musiman disuatu negara. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai terjadi
kesalahan fatal yang dapat mengakibatkan kegagalan bisnis. Sebagai contoh,
seorang pelaku bisnis ingin memasarkan produk baru ke negara lain pada saat
musim salju. Produk apa saja yang sebaiknya dipasarkan pada musim seperti
itu? Pemahaman yang baik terhadap bagaimana masyarakat suatu negara
bersikap dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari mereka di musim-musim
tertentu sangatlah diperlukan, apalagi bagi para pelaku bisnis.

Pada umumnya, masyarakat di suatu negara yang memiliki musim salju


akan mempersiapkan berbagai kebutuhan hidupnya sesuai dengan cuaca yang
sangat dingin dengan suhu di bawah nol derajat. Pada saat musim salju tiba,
mereka memerlukan berbagai macam produk yang sesuai dengan musimnya,
misalnya produk jaket, sweter, alat penghangat ruangan, sepatu untuk salju,
sarung tangan untuk salju, dan sejenisnya. Oleh karena produk-produk tersebut
sangat dibutuhkan oleh masyarakat, wajar apabila harganya pada saat musim
salju relatif rnahal. Sebaliknya, harganya diluar musim salju cenderung murah
karena dijual dengan harga diskon atau obral.

4
2.2. Pentingnya Komunikasi Bisnis Antar Budaya
Komunikasi antar budaya menjadi salah satu hal penting dalam sebuah
proses komunikasi, keeratan hubungan antar manusia bergantung pada
efektivitas komunikasi yang dilakukan. Ketika akan melakukan komunikasi
antar budaya, seseorang perlu memahami budaya dari lawan bicaranya. Budaya
dan komunikasi mempunyai hubungan timbal balik. Budaya menjadi bagian dari
perilaku komunikasi, sehingga komunikasi akan berperan dalam menentukan,
memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya tersebut.

Setiap budaya yang berbeda memiliki sistem-sistem nilai yang berbeda


pula, oleh sebab itu memahami cara berkomunikasi yang baik sangat penting,
tentunya tidak terlepas dari bahasa, aturan dan norma masing-masing budaya.
Dengan memahami komunikasi lintas budaya, maka ketika berhadapan dengan
lawan bicara, kita dapat memahami bahwa lawan bicara memiliki budaya
tertentu yang tentunya akan ada sedikit banyak perbedaan dengan budaya kita,
sehingga kita dapat berinteraksi dengan orang tersebut yang akan menghasilkan
keselarasan dalam berkomunikasi.

Bagi para pelaku bisnis, pemahaman yang baik terhadap budaya di suatu
daerah, wilayah, atau negara menjadi sangat penting artinya bagi pencapaian
tujuan organisasi bisnis. Dalam praktik komunikasi bisnis, banyak pengusaha
yang sering mengalami masalah berkaitan dengan adanya perbedaan budaya,
karena itu diasumsikan bahwa:

1. Setiap individu memiliki nilai-nilai budaya yang mendasari persepsi,


sikap, dan perilakunya, termasuk stereotip antaretnik;
2. Setiap individu memiliki stereotip tertentu terhadap etnik yang diajak
berkomunikasi, seperti, pengusaha Jawa memiliki strereotip terhadap
orang Cina bahwa bagi mereka etnik Cina itu ulet, mau bekerja keras,
tetapi pelit;
3. Dalam komunikasi bisnis muncul berbagai masalah yang berkaitan dengan
stereotip antaretnik, seperti, orang Batak dalam melakukan transaksi bisnis

5
yang dianggap agak kasar atau kurang sopan, berbeda dengan orang Jawa
yang dianggap lebih sopan;
4. Stereotip antaretnik yang positif dapat meningkatkan kompetensi
komunikasi dalam bisnis

Selain itu, konsep komunikasi dan kebudayaan memiliki keterkaitan antar


keduanya. Hal tersebut dapat dibuktikan berdasarkan:

1. Pola-pola komunikasi yang khas dapat berkembang atau berubah dalam


suatu kelompok kebudayaan khusus tertentu.
2. Kesamaan tingkah laku antara satu generasi dengan generasi berikutnya
hanya dimungkinkan berkat digunakannya sarana-sarana komunikasi.

Sementara Smith (1966) menerangkan hubungan yang tidak terpisahkan


antara komunikasi dan kebudayaan yang kurang lebih sebagai berikut:

1. Kebudayaan merupakan suatu kode atau kumpulan peraturan yang


dipelajari dan dimiliki bersama; untuk mempelajari dan memiliki bersama
diperlukan komunikasi sedangkan komunikasi memerlukan kode-kode dan
lambang-lambang yang harus dipelajari dan dimiliki bersama.
2. Hubungan antara individu dan kebudayaan saling mempengaruhi dan
saling menentukan.
3. Kebudayaan diciptakan dan dipertahankan melalui aktifitas komunikasi
para individu anggotanya.
4. Secara kolektif prilaku mereka secara bersama-sama menciptakan realita
(kebudayaan) yang mengikat dan harus dipatuhi oleh individu agar dapat
menjadi bagian dari unit.

Maka jelas bahwa antara komunikasi dan kebudayaan terjadi hubungan


yanglg sangat erat. Disatu pihak, jika bukan karena kemampuan manusia untuk
menciptakan bahasa simbolik, tidak dapat dikembangkan pengetahuan, makna,
simbol-simbol, nilai-nilai, aturan-aturan dan tata, yang memberi batasan dan
bentuk pada hubungan-hubungan, organisasi-organisasi dan masyarakat yang
terus berlangsung. Demikian pula, tanpa komunikasi tidak mungkin untuk

6
mewariskan unsur-unsur kebudayaan dari satu generasi kegenerasi berikutnya,
serta dari satu tempat ke tempat lainnya. Komunikasi juga merupakan sarana
yang dapat menjadikan individu sadar dan menyesuaikan diri dengan
subbudaya-subbudaya dan kebudayaan-kebudayaan asing yang dihadapinya.
Tepat kiranya jika dikatakan bahwa kebudayaan dirumuskan, dibentuk,
ditransmisikan dan pelajari melalui komunikasi.

2.3. Memahami Budaya dan Perbedaannya


1. Definisi Budaya
a. Menurut Lehman, Himstreet dan Baty budaya diartikan sebagai
sekumpulan pengalaman hidup yang ada dalam masyarakat mereka
sendiri.
b. Menurut Hofstede, budaya diartikan sebagai pemograman kolektif
atas pikiran yang membedakan anggota-anggota suatu kategori orang
dari kategori lainnya.
c. Menurut Murphy dan Hildebrandt, budaya diartikan sebagai tipikal
karakteristik perilaku dalam suatu kelompok. Pengertian tersebut juga
mengindikasikan bahwa komunikasi verbal dan non verbal dalam
suatu kelompok juga merupakan tipikal dari kelompok tersebut dan
cenderung unik atau berbeda dengan yang lainnya.

Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam definisi di atas,
antara lain bahwa budaya mencakup sekumpulan pangalaman hidup,
pemrograman kolektif, system sharing, dan tipikal karakteristik perilaku setiap
individu yang ada dalam suatu masyarakat, termasukdidalamnya tentang
bagaimana sistem dinilai, norma, simbol-simbol, dan kepercayaan atau keyakinan
mereka masing-masing.

2. Mengenal Perbedaan Budaya


Perbedaan budaya dapat dilihat dari nilai sosial, peran dan status,
kebiasaan pengambilan keputusan, sikap terhadap waktu, penggunaan ruang/jarak,

7
konteks budaya, bahasa tubuh, hukum, perilaku etis, dan perbedaan budaya
perusahaan.
a. Nilai-Nilai Sosial
Di daerah pedesaan masih terdapat nilai-nilai kebersamaan yang
tinggi meski dalam hal ekonomi mereka tertinggal, namun di perkotaan
nilai gotong royong sudah mulai memudar seiring dengan tingginya
sikap individualistis.

b. Peran dan Status


Budaya menuntun peran yang akan dimainkan seseorang termasuk
siapa berkomunikasi dengan siapa, apa yang mereka komunikasikan,
dan dengan cara bagaimana mereka berkomunikasi.
c. Pengambilan keputusan
Dinegara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Kanada,
biasanya pengambilan keputusan dilakukan dengan cepat, lain halnya di
negara amerika latin dan jepang, pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh manajer puncak umumnya dilakukan dengan lambat dan
bertele-tele.
d. Konsep Waktu
Sebagian besar eksekutif dan penduduk negara maju menyadari
bahwa waktu sangatlah berharga. Lain halnya dengan para eksekutif
dari Amerika Latin dan Asia yang umum nya melihat waktu lebih
fleksibel.
e. Konsep Jarak Komunikasi
Sebagaimana masalah waktu, menjaga jarak komunikasi juga
berbeda untuk budaya yang berbeda.
f. Konsep Budaya
Cara orang menyampaikan pesannya kepada orang lain sangat
ditentukan konteks budaya. Di dalam konteks budaya tinggi seperti
Korea atau Taiwan, orang kurang tergantung pada bahasa verbal,

8
kebanyakan dari mereka tergantung pada bahasa non verbal, lain halnya
dengan Amerika Serikat dan Jerman, mereka sangat tergantung pada
komunikasi verbal dan cenderung langsung pada persoalan atau
disampaikansecara lebih eksplisit tanpa basa basi.
g. Bahasa Tubuh
Perbedaan bahasa tubuh sering kali menjadi sumber
kesalahpahaman berkomunikasilintas budaya
h. Perilaku Sosial
Apa yang dianggap sopan di suatu negara bisa jadi dianggap
kurang sopan di Negara lain.
i. Perilaku Etis
Perilaku yang etis dan tidak etis antar negara pun bisa berbeda.
j. Perbedaan Budaya Perusahaan
Budaya organisasi adalah cara perusahaan dalam melaksanakan
sesuatu. Dengan katalain, budaya organisasi mempengaruhi cara orang
bereaksi dengan orang lain.

2.4. Mengembangkan Keterampilan Komunikasi Antar Budaya


Mempelajari apa yang dapat dilakukan oleh seseorang tentang budaya
tertentu merupakansuatu cara yang baik untuk menemukan bagaimana mengirim
dan menerima pesan-pesanlintas budaya secara efektif. Namun ada dua hal
penting yang perlu diingat, yaitu pertama, jangan terlalu yakin bahwa seseorang
akan dapat memahami budaya orang lain secara utuhatau sempurna. Kedua,
jangan mudah terbawa kepada pola generalisasi terhadap perilaku seseorang dari
budaya yang berbeda. Berikut ini adalah beberapa petunjuk atau tips yang
diperlukan seseorang ketika berhubungan dengan orang lain yang memiliki
budaya berbeda.

a. Asumsikan berbeda hingga suatu persamaan telah terbukti. Jangan


berasumsi bahwa orang lain memiliki pandangan sama sampai benar-
benar menjadi kenyataan.

9
b. Berani mengambil tanggung jawab saat berkomunikasi. Jangan
berasumsi bahwa ini adalah pekerjaan orang lain untuk berkomunikasi
dengan orang lain.
c. Tidak memberi pendapat. Belajar mendengar suatu cerita yang utuh dan
terimalah perbedaan dengan tanpa memberikan pendapat atau penilaian
tentang mereka.
d. Tunjukkan suatu penghargaan. Belajar bagaimana suatu penghargaan
itu dikomunikasikan melalui suatu gerak isyarat, kontak mata, dan
sejenisnya dalam berbagai budaya yang berbeda.
e. Empati. Sebelum menyampaikan suatu pesan, cobalah untuk
membayangkan perasaan orang lain bagaimana dan mengapa
berkomunikasi.
f. Menahan sikap ambiguitas/mendua. Belajar untuk mengendalikan
kekecewaan pada situasi yang membingungkan.
g. Jangan melihat sesuatu yang superfisial. Jangan diganggu dengan
sesuatu seperti pakaian, penampilan, atau ketidaknyamanan lingkungan.
h. Sabar dan tekun. Ketika seseorang berkomunikasi dengan orang lain
yang memiliki budaya berbeda, jangan mudah menyerah.
i. Mengenal bias budaya Anda sendiri. Belajar untuk mengidentifikasi
ketika asumsi Anda berbeda dengan orang lain.
j. Fleksibel/luwes. Siap mengubah kebiasaan atau sikap Anda ketika
berkomunikasi dengan orang yang memiliki budaya berbeda.
k. Tekankan hal-hal yang biasa. Carilah kesamaan untuk menjalin suatu
kerjasama.
l. Mengirim pesan yang jelas. Membuat sinyal verbal dan nonverbal yang
jelas dan konsisten.
m. Tingkatkan kepekaan budaya Anda. Belajar tentang berbagai kebiasaan
dan praktik, sehingga seseorang perlu waspada terhadap potensi
munculnya salah komunikasi.
n. Bersifat individual. Berkomunikasi dengan setiap orang sebagai
individu bukanlah mewakili kelompok lain.

10
o. Belajar secara langsung. Investigasi setiap budaya, sehingga Anda tahu
kapan mengirim suatu pesan dengan cara langsung atau tidak langsung.
p. Memperlakukan tafsiran Anda sebagai hipotesis kerja. Saat Anda
memahami budaya asing, berhati-hatilah terhadap umpan balik yang
dilakukan si penerima pesan.

2.5. Hambatan-Hambatan dalam Komunikasi Bisnis Antar Budaya


Menurut R. Delecta Jenifer dan Dr. G. P. Raman (2015), terdapat beberapa
hambatan dalam komunikasi bisnis antar budaya yaitu sebagai berikut:

1) Kesalahpahaman
Kesalahpahaman adalah hambatan komunikasi bisnis lintas budaya
terbesar. Kesalahpahaman dapat terjadi di antara orang-orang dengan latar
belakang budaya dengan beragam kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut masing-
masing. Adanya perbedaan budaya dapat menimbulkan kecemasan serta
ketidakpastian untuk mengakhiri kesalahpahaman yang terjadi. Kesalahpahaman
yang terus berkembang dapat menimbulkan rasa cemas dan ketidakpastian dalam
berbagai aspek. Tentunya hal ini dapat mempengaruhi kinerja organisasi.

2) Norma-Norma dan Peranan


Norma dapat diartikan sebagai berbagai aturan untuk menentukan apakah
suatu perilaku dapat diterima dan sesuai dengan budaya. Masing- masing budaya
memiliki seperangkat nomma dan memiliki seperangkat perilaku yang sesuai atau
dapat diterima. Mereka yang bekerja dalam lingkungan multikultur selalu gagal
untuk memahami berbagai norma dari budaya lain. Hal ini tentunya dapat
mengganggu proses komunikasi serta menimbulkan rasa cemas.

3) Kepercayaan dan Nilai-Nilai


Kepercayaan serta nilai-nilai yang dianut oleh masing-masing orang
sangatlah berbeda tergantung latar belakang budaya. Kepercayaan serta nilai- nilai
lintas budaya yang berlaku hendaknya diketahui oleh masing-masing orang agar
terjalin komunikasi yang efektif.

4) Stereotyping

11
Sterotipe merupakan penilaian tentang seseorang. Infromasi yang kurang
valid tentang seseorang dapat menimbulkan kesalahan pemilihan dalam
komunikasi bisnis lintas budaya. Stereotipe budaya yang berlebihan dapat
menyebabkan meningkatnya rasa cemas. Stereotipe adalah faktor utama terjadinya
perbedaan pendapat tentang budaya orang lain sehingga menimbulkan
miskomunikasi.

5) Etnosentrisme
Etnosentrisme merupakan penilaian tentang budaya sendiri atau kelompok
perilaku sebagai patokan untuk melawan kelompok yang lain. Etnosentrime dapat
meningkatkan tingkat kecemasan

2.6. Mengatasi Hambatan Dalam Komunikasi Lintas Budaya


Jelas bahwa masalah komunikasi lintas budaya haruslah di atasi dengan
meningkatkan kesadaran setiap individu untuk mengenal dan menghargai akan
budaya lain.
Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mengatai hambatan
tersebut, antara lain:

1) Bersikap toleransi terhadap semua budaya dan menghindari kebiasaan


labelling terhadap budaya tertentu. Dalam hal ini tidak menganggap
perbedaan budaya sebagai sebuah masalahakan tetapi sebuah keunikan yang
dapat diterima.
2) Menumbuhkan sikap terbuka, yaitu dengan menilai pesan secara objektif,
berorientasi pada isi, mencari informasi dari berbagai sumber, bersifat
professional dan bersedia mengubah atau menyesuaikan kepercayaannya,
serta mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian
kepercayaannya.

12
3) Menghargai budaya lain dan menghindari eksklusifisme maupun
etnosentrisme yang menganggap bahwa hanya budaya tertentu saja yang
dapat diterima sebagai sebuah budaya yang dominan.
4) Mampu beradaptasi dengan baik. Pemahaman strategi adaptasi sekelompok
budaya didalam proses integrasi sosial dimana ia menjadi bagian dari
sebuah sistem general. Hal ini mengacu kepada pepatah usang yang
mengatakan bahwa dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Selaku
makhluk sosial manusia tentunya diberikan kemampuan untuk beradaptasi
dengan lingkungan dimana ia tinggal, dengan demikian ia juga akan
mengetahui dan memaknai budaya setempat.

13
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi bisnis diantara
konsumen atau antara konsumen yang berbeda budaya dengan pemasar paling
tidak pada salah satu aspek dasar budaya seperti bahasa, agama, norma-norma
sosial, nilai-nilai, pendidikan. dan gaya hidup. Komunikasi bisnis lintas budaya
menuntut organisasi atau perusahaan untuk lebih sensitif terhadap adanya
perbedaan budaya. Menghormati hak terhadap budaya oleh konsumen dalam
berbagai budaya dan pasar, para pemasar hendaknya memahami bahwa
konsumen mereka memiliki hak terhadap budaya masing-masing. Jika seorang
pemasar ingin sukses dalam pemasaran lintas budaya maka mereka harus
menghormati nilai-nilai serta hak yang dimiliki oleh konsumen.

Dalam komunikasi bisnis lintas budaya terdapat berbagai hambatan yang


dapat terjadi mengenai kesalahpahaman, norma-norma dan peranan,
kepercayaan dan nilai-nilai, stereotyping, dan etnosentrisme. Untuk mengatasi
hal tersebut dapat dilakukan dengan menumbuhkan sikap toleransi dan sikap
terbuka, menghargai budaya lain dan menghindari eksklusifisme, serta mampu
beradaptasi dengan baik.

14
15
DAFTAR PUSTAKA

Djoko Purwanto. (2006). Komunikasi Bisnis Edisi Ketiga, Jakarta: Penerbit


Erlangga.

Liliweri, A. (2003). Makna Budaya Dalam Komunikasi Antar Budaya, Lkis


Pelangi Aksara.

Mohammad Yusuf, dkk, (2019). Komunikasi Bisnis (Business Comunnication),


Medan: CV. MANHAJI

Natasya, N. I. (2022). Komunikasi Bisnis Lintas Budaya: Pengertian, Manfaat dan


Hambatan. Retrieved Maret 24, 2024, from
HaloEdukasi.com:https://haloedukasi.com/komunikasi-bisnis-lintas-budaya

Purwanto, Djoko, 2011. Komunikiasi Bisnis, Jakarta: Erlangga

http://js-patalatu.blog.ugm.ac.id/2012/05/20/komunikasi-lintas-budaya/

https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-komunikasi.html

16

Anda mungkin juga menyukai