KOMUNIKASI BISNIS
“KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM BISNIS“
OLEH :
KELOMPOK 8
DAFTAR ISI............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULlUAN.....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
3.1. Kesimpulan............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tema dari makalah ini adalah “Komunikasi Antar Budaya Dalam Bisnis”.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat beberapa kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
Penyusun
ii
BAB 1
PENDAHULlUAN
Bagi para pelaku bisnis, pemahaman yang baik terhadap budaya di suatu
daerah, wilayah, atau negara menjadi sangat penting artinya bagi pencapaian
tujuan organisasi bisnis. Secara sederhana, komunikasi bisnis antar budaya
adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis baik komunikasi verbal
maupun nonverbal dengan memperhatikan faktor-faktor budaya di suatu daerah,
wilayah, atau negara. Pengertian lintas budaya dalam hal ini bukanlah semata-
1
mata budaya asing (internasional), tetapi juga budaya yang tumbuh dan
berkembang di berbagai daerah dalam wilayah suatu negara.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat kaya dengan aneka
macam budaya merupakan salah satu contoh yang sangat berharga bagi para
pelaku bisnis dalam menerapkan komunikasi bisnis antar budaya. Sebagaimana
diketahui, setiap daerah yang ada di Indonesia ini memiliki kekhasan budaya
yang tidak dimiliki oleh daerah lainnya, seperti bagaimana seseorang
berkomunikasi dengan orang lain, bagaimana seseorang menghargai orang lain,
bagaimana mereka memanfaatkan waktu yang ada, bagaimana mereka bekerja,
3
bagaimana mereka meyakini atau mempercayai sesuatu yang sudah turun-
temurun dari nenek moyang mereka, bagaimana rnereka berpakaian, dan
bagaimana mereka memperlakukan suatu produk.
4
2.2. Pentingnya Komunikasi Bisnis Antar Budaya
Komunikasi antar budaya menjadi salah satu hal penting dalam sebuah
proses komunikasi, keeratan hubungan antar manusia bergantung pada
efektivitas komunikasi yang dilakukan. Ketika akan melakukan komunikasi
antar budaya, seseorang perlu memahami budaya dari lawan bicaranya. Budaya
dan komunikasi mempunyai hubungan timbal balik. Budaya menjadi bagian dari
perilaku komunikasi, sehingga komunikasi akan berperan dalam menentukan,
memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya tersebut.
Bagi para pelaku bisnis, pemahaman yang baik terhadap budaya di suatu
daerah, wilayah, atau negara menjadi sangat penting artinya bagi pencapaian
tujuan organisasi bisnis. Dalam praktik komunikasi bisnis, banyak pengusaha
yang sering mengalami masalah berkaitan dengan adanya perbedaan budaya,
karena itu diasumsikan bahwa:
5
yang dianggap agak kasar atau kurang sopan, berbeda dengan orang Jawa
yang dianggap lebih sopan;
4. Stereotip antaretnik yang positif dapat meningkatkan kompetensi
komunikasi dalam bisnis
6
mewariskan unsur-unsur kebudayaan dari satu generasi kegenerasi berikutnya,
serta dari satu tempat ke tempat lainnya. Komunikasi juga merupakan sarana
yang dapat menjadikan individu sadar dan menyesuaikan diri dengan
subbudaya-subbudaya dan kebudayaan-kebudayaan asing yang dihadapinya.
Tepat kiranya jika dikatakan bahwa kebudayaan dirumuskan, dibentuk,
ditransmisikan dan pelajari melalui komunikasi.
Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam definisi di atas,
antara lain bahwa budaya mencakup sekumpulan pangalaman hidup,
pemrograman kolektif, system sharing, dan tipikal karakteristik perilaku setiap
individu yang ada dalam suatu masyarakat, termasukdidalamnya tentang
bagaimana sistem dinilai, norma, simbol-simbol, dan kepercayaan atau keyakinan
mereka masing-masing.
7
konteks budaya, bahasa tubuh, hukum, perilaku etis, dan perbedaan budaya
perusahaan.
a. Nilai-Nilai Sosial
Di daerah pedesaan masih terdapat nilai-nilai kebersamaan yang
tinggi meski dalam hal ekonomi mereka tertinggal, namun di perkotaan
nilai gotong royong sudah mulai memudar seiring dengan tingginya
sikap individualistis.
8
kebanyakan dari mereka tergantung pada bahasa non verbal, lain halnya
dengan Amerika Serikat dan Jerman, mereka sangat tergantung pada
komunikasi verbal dan cenderung langsung pada persoalan atau
disampaikansecara lebih eksplisit tanpa basa basi.
g. Bahasa Tubuh
Perbedaan bahasa tubuh sering kali menjadi sumber
kesalahpahaman berkomunikasilintas budaya
h. Perilaku Sosial
Apa yang dianggap sopan di suatu negara bisa jadi dianggap
kurang sopan di Negara lain.
i. Perilaku Etis
Perilaku yang etis dan tidak etis antar negara pun bisa berbeda.
j. Perbedaan Budaya Perusahaan
Budaya organisasi adalah cara perusahaan dalam melaksanakan
sesuatu. Dengan katalain, budaya organisasi mempengaruhi cara orang
bereaksi dengan orang lain.
9
b. Berani mengambil tanggung jawab saat berkomunikasi. Jangan
berasumsi bahwa ini adalah pekerjaan orang lain untuk berkomunikasi
dengan orang lain.
c. Tidak memberi pendapat. Belajar mendengar suatu cerita yang utuh dan
terimalah perbedaan dengan tanpa memberikan pendapat atau penilaian
tentang mereka.
d. Tunjukkan suatu penghargaan. Belajar bagaimana suatu penghargaan
itu dikomunikasikan melalui suatu gerak isyarat, kontak mata, dan
sejenisnya dalam berbagai budaya yang berbeda.
e. Empati. Sebelum menyampaikan suatu pesan, cobalah untuk
membayangkan perasaan orang lain bagaimana dan mengapa
berkomunikasi.
f. Menahan sikap ambiguitas/mendua. Belajar untuk mengendalikan
kekecewaan pada situasi yang membingungkan.
g. Jangan melihat sesuatu yang superfisial. Jangan diganggu dengan
sesuatu seperti pakaian, penampilan, atau ketidaknyamanan lingkungan.
h. Sabar dan tekun. Ketika seseorang berkomunikasi dengan orang lain
yang memiliki budaya berbeda, jangan mudah menyerah.
i. Mengenal bias budaya Anda sendiri. Belajar untuk mengidentifikasi
ketika asumsi Anda berbeda dengan orang lain.
j. Fleksibel/luwes. Siap mengubah kebiasaan atau sikap Anda ketika
berkomunikasi dengan orang yang memiliki budaya berbeda.
k. Tekankan hal-hal yang biasa. Carilah kesamaan untuk menjalin suatu
kerjasama.
l. Mengirim pesan yang jelas. Membuat sinyal verbal dan nonverbal yang
jelas dan konsisten.
m. Tingkatkan kepekaan budaya Anda. Belajar tentang berbagai kebiasaan
dan praktik, sehingga seseorang perlu waspada terhadap potensi
munculnya salah komunikasi.
n. Bersifat individual. Berkomunikasi dengan setiap orang sebagai
individu bukanlah mewakili kelompok lain.
10
o. Belajar secara langsung. Investigasi setiap budaya, sehingga Anda tahu
kapan mengirim suatu pesan dengan cara langsung atau tidak langsung.
p. Memperlakukan tafsiran Anda sebagai hipotesis kerja. Saat Anda
memahami budaya asing, berhati-hatilah terhadap umpan balik yang
dilakukan si penerima pesan.
1) Kesalahpahaman
Kesalahpahaman adalah hambatan komunikasi bisnis lintas budaya
terbesar. Kesalahpahaman dapat terjadi di antara orang-orang dengan latar
belakang budaya dengan beragam kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut masing-
masing. Adanya perbedaan budaya dapat menimbulkan kecemasan serta
ketidakpastian untuk mengakhiri kesalahpahaman yang terjadi. Kesalahpahaman
yang terus berkembang dapat menimbulkan rasa cemas dan ketidakpastian dalam
berbagai aspek. Tentunya hal ini dapat mempengaruhi kinerja organisasi.
4) Stereotyping
11
Sterotipe merupakan penilaian tentang seseorang. Infromasi yang kurang
valid tentang seseorang dapat menimbulkan kesalahan pemilihan dalam
komunikasi bisnis lintas budaya. Stereotipe budaya yang berlebihan dapat
menyebabkan meningkatnya rasa cemas. Stereotipe adalah faktor utama terjadinya
perbedaan pendapat tentang budaya orang lain sehingga menimbulkan
miskomunikasi.
5) Etnosentrisme
Etnosentrisme merupakan penilaian tentang budaya sendiri atau kelompok
perilaku sebagai patokan untuk melawan kelompok yang lain. Etnosentrime dapat
meningkatkan tingkat kecemasan
12
3) Menghargai budaya lain dan menghindari eksklusifisme maupun
etnosentrisme yang menganggap bahwa hanya budaya tertentu saja yang
dapat diterima sebagai sebuah budaya yang dominan.
4) Mampu beradaptasi dengan baik. Pemahaman strategi adaptasi sekelompok
budaya didalam proses integrasi sosial dimana ia menjadi bagian dari
sebuah sistem general. Hal ini mengacu kepada pepatah usang yang
mengatakan bahwa dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Selaku
makhluk sosial manusia tentunya diberikan kemampuan untuk beradaptasi
dengan lingkungan dimana ia tinggal, dengan demikian ia juga akan
mengetahui dan memaknai budaya setempat.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi bisnis diantara
konsumen atau antara konsumen yang berbeda budaya dengan pemasar paling
tidak pada salah satu aspek dasar budaya seperti bahasa, agama, norma-norma
sosial, nilai-nilai, pendidikan. dan gaya hidup. Komunikasi bisnis lintas budaya
menuntut organisasi atau perusahaan untuk lebih sensitif terhadap adanya
perbedaan budaya. Menghormati hak terhadap budaya oleh konsumen dalam
berbagai budaya dan pasar, para pemasar hendaknya memahami bahwa
konsumen mereka memiliki hak terhadap budaya masing-masing. Jika seorang
pemasar ingin sukses dalam pemasaran lintas budaya maka mereka harus
menghormati nilai-nilai serta hak yang dimiliki oleh konsumen.
14
15
DAFTAR PUSTAKA
http://js-patalatu.blog.ugm.ac.id/2012/05/20/komunikasi-lintas-budaya/
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-komunikasi.html
16