Anda di halaman 1dari 19

NEGOSIASI BISNIS ANTAR KULTUR

(Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah komunikasi bisnis)

Dosen Pengampu :

Akh. Yunan Athoillah, M.Si

Disusun oleh:

Selvi Ainul Inayah (G73217064)

Dena Dwi Isnaeni Putri (G73217049)

Danil Farochi (G73217048)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2019
KATA PENGANTAR

‫بسم ا الرحمن الرحيم‬

Puji syukur kehedirat ALLAH SWT yang telah menganugrahkan rahmat, taufik
serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga makalah ini dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Negosiasi Antar Kultur” Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan
kepada junjungan kita nabi agung Muhammad saw. Sebagai sang revolusioner keilmuan
dalam kehidupan kita.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini, masih banyak
kekurangan dan kelemahan baik disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis senantiasa menerima saran dan kritik yang
membangun.

Semoga apa yang mereka berikan kepada penulis mendapatkan balasan dari
allah azza wa jalla dengan balasan yang sebaik baiknya, Dan semoga karya tulis ini
dapat bermanfaat untuk semua pihak. Amiin.

Penulis

i|Komunikasi Bisnis
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar..............................................................................................i

Daftar Isi.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang...............................................................................................1
2.1.Rumusan Masalah..........................................................................................1
3.1.Tujuan Masalah..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN

2.1.Diferensiasi negosiasi dalam bisnis nasional dan transnasional ...................2


2.1.1.Pengertian Budaya................................................................................3
2.1.2.Negosiasi Bisnis....................................................................................4
2.1.3.Tujuan Negosiasi...................................................................................6
2.1.4.Strategi Negosiasi..................................................................................6
2.1.5.Memahami Lintas Budaya dalam Proses Negosiasi Bisnis..................9
2.2.Persepsi dalam Negosiasi ..............................................................................10
2.3.Etika dalam Negosiasi antar Budaya..............................................................11
2.4.Konflik dalam Negosiasi antar Budaya..........................................................21
2.4.1.Pengertian konflik.................................................................................21
2.4.2.Mengapa konflik bisa terjadi.................................................................22
2.4.3.Hambatan- hambatan dalam berkomunikasi yang dapat menimbulkan
konflik..................................................................................................23
2.4.4.Pemecahan permasalahan antar budaya................................................24
2.5.Sinergi Budaya dan Resolusi Konflik Komunikasi........................................12
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

ii | K o m u n i k a s i B i s n i s
iii | K o m u n i k a s i B i s n i s
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak dulu kegiatan ekonomi tradisional ditandai oleh kehadiran pasar-
pasar tradisional yang dilaksanakan oleh masyarakat atau komunitas tertentu.
Sampai saat ini pasar masih tetap dilakukan dan masih ada. Pertemuan antara
penjual dan pembeli, antara produsen dan konsumen baik secara langsung
maupun tidak langsung, merupakan kegiatan komunikasi. Di era modern saat
ini, hubungan antara dua pihak mungkin tidak lagi dilakukan melalui pasar
tradisional, melainkan melalui teknologi media, teknologi informasi. Ini juga
memungkinkan terjadinya percepatan komunikasi. komunikasi dengan alur itu
menunjukkan bahwa makin lama, makin terbuka dan kemungkinan komunikasi
ekonomi dilaksanakan oleh pelaku- pelaku ekonomi yang berbeda latar
belakang. Topiknya tidak hanya individu atau kelompok, tetapi budaya usaha,
cara membicarakan bisnis, tema- tema yang cocok dan apa yang harus
dikerjakan berdasarkan waktu yang tepat. Semuanya menuntut perhatian
komunikasi antar budaya.1
Kebutuhan memahami perbedaan budaya saat berkomunikasi kini harus
dipaksakan kepada semua orang agar memperoleh kelancaran dalam transaksi
bisnis. Dalam sebuah transaksi pasti muncul sebuah negosiasi. Negosiasi adalah
proses yang dilibatkan oleh para pihak yang bersengketa atau bertikai untuk
melakukan kontak atau hubungan, melalui diskusi, dialog dan pembahasan yang
menyangkut gagasan, informasi dan macam- macam pilihan ( international alert,
1999: 46). Kontak atau hubungan seperti itu bertujuan memastikan bahwa para
pihak telah mencapai kesepakatan yang diterima secara timbal balik. Adapun
prosesnya dilakukan dengan menggunakan tawar- menawar yang merujukkan
perbedaan- perbedaan yang ada (inwent, 2004:17).2 Perbedaan- perbedaan yang
ada terkadang memunculkan sebuah konflik karena perbedaan persepsi setiap

1
Liliweri Alo, Prasangka dan Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur, (Yogyakarta: LKiS
Yogyakarta, 2005), hlm. 401.
2
Soemarman. T, Conflict Management & Capacity Building for Profesional Development, (Jakarta: PT.Elex
Media Komputindo,2013), hlm. 59.

1|Komunikasi Bisnis
orang itu berbeda, apalagi di Indonesia memiliki beragam budaya. Dengan hal
ini konflik juga membutuhkan sinergi untuk menyelesaikan konflik secara baik-
baik tanpa adanya kekerasan.Tulisan ini mencoba untuk mendiskusikan makalah
yang berjudul Negosiasi Bisnis antar Kultur.
2.1 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud diferensial negosiasi dalam bisnis nasional dan
transnasional?
2. Apa yang dimaksud persepsi dalam negosiasi?
3. Apa yang dimaksud etika dalam negosiasi antar budaya?
4. Apa saja konflik dalam komunikasi antar budaya ?
5. Apa sinergi budaya dan resolusi konflik komunikasi?
3.1 Tujuaan Masalah
1. Untuk mengetahui diferensial negosiasi dalam bisnis nasional dan
transnasional
2. Untuk mengetahui persepsi dalam negosiasi
3. Untuk mengetahui etika dalam negosiasi antar budaya
4. Untuk mengetahui konflik dalam komunikasi antar budaya
5. Untuk mengetahui sinergi budaya dan resolusi konflik komunikasi

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Diferensiasi negosiasi dalam bisnis nasional dan transnasional
2.1.1 Pengertian Budaya

Kata kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta yang berarti Buddhayah yaitu
bentuk jamak dari Buddhi yang artinya budi atau akal. Kebudayaan adalah suatu hal
yang bersangkutan dengan budi atau akal. kebudayaan sendiri dapat diartikan
sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Adapun istilah culture yang merupakan

2|Komunikasi Bisnis
istilah bahasa asing yang yang sama artinya dengan kebudayaan berasal dari kata
latin colture diartikan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.3

Budaya merupakan suatu prilaku sekelompok orang maupun individu yang


memiliki pemikiran, tindakan, dan membuat keputusan. Budaya sendiri bisa
dikatakan karakter atau sifat dalam suatu kelompok yang memiliki nilai tertentu.
Budaya dapat dilihat dari cara suatu kelompok dalam berpakaian

2.1.2 Negosiasi Bisnis

Menurut Hartman dalam Aster Pujaning adalah sebuah proses


percakapaan antara kedua belah pihak atau lebih yang memiliki tujuan atau
sudut pandang mereka sendiri, untuk mencapai kesepakatan yang memuaskan
kedua belah pihak mengenai masalah yang serupa.4

Menurut sukardi dan sari berpendapat bisnis dalam arti yang luas
merupakan aktivitas yang di lakukan oleh sekelompok orang untuk
memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan sehari-hari.5

Jadi negosiasi bisnis bisa diartikan pertemuan antara dua belah pihak
atau lebih untuk mencapai tujuan bersama dengan kesepakatan bisnis. Negosiasi
sendiri merupakan perundingan sekelompok orang atau lebih yang berisi tentang
proses memberi, menerima, dan tawar menawar. Negosiasi bisa juga dikatakan
sebagai ijab kabul dari suatu proses interaksi sampai dengan menerima
kesepakatan bersama antara kedua belah pihak.6

2.1.3 Tujuan Negosiasi


Ada beberapa tujuan dari sebuah negosiasi dalam bisnis, antara lain:7
1. Untuk Menjual produk atau gagasan
2. Mempelajari tawaran pelanggan
3. Memberikan solusi dalampermasalahan

3
Komsiah, Siti. Modul Pengantr Sosiologi kebudayaan dan masyarakat, (Pusat engembangan bahan ajar:
Universitas Mercu Buana)
4
Aster Pujaning, Keterampilan Berbicara dalam Negosiasi,volume 1 Nomor 3 (Maret,2015)hal 213
5
Sukardi, Paulus dan Sari, Evi T. 2007. Bisnis Internasional : Perspektif Kewirausahaan. (Yogyakarta :
Graha Ilmu).
6
Sujana, Asep ST. (2004). Retail Negotiator Guidance.(Jakarta:SUN printing)
7
Tony Sudarjo,2009,8 Langkah Sukses Negosiasi,(Jakarta:Raih Asa Sukses)hal10

3|Komunikasi Bisnis
4. Menyelesaikan suatu permasalahan
Negosiasi dalam pembahasan manajemen lintas budaya memiliki kaitan
erat dengan aspek serta lingkup internasional. Ada dua konteks yang
membedakan negosiasi internasional yaitu:
1. Konteks Lingkungan terdapat tujuh faktor yang terkait dengan kontkes
lingkungan.
a. Politik dan hukum pluralisme
o Perusahaan melakukan bisnis di negara – negara yang berbeda
(dalam hal hukum dan politik
o Pertimbangan politik dapat mempengaruhi negosiasi bisnis berbagai
negara pada waktu yang berbeda
b. Ekonomi internasional
o Nilai tukar mata uang internasional secara alami berfluktuasi
o Fluktuasi nilai mata uang menimbulkan resiko yang besar terhadap
kedua negara
c. Pemerintah asing dan birokrasi
o Sejauh mana pemerintah mengatur industri dan organisasi
d. Ideologi
o Negosiator dari negara lain tidak setia waktu berbagi ideologi yang
sama
o Perbedaan ideologi dapat menyebabkan pihak tidak setuju pada
tingkat yang paling mendasar tentang apa yang sedang di
negosiasikan.
e. Budaya
o Orang – orang dari budaya yang berbeda menafsirkan proses dasar
negosiasi dengan prinsip yaang berbeda
1. Konteks Langsung, termasuk faktor – faktor yang negosiator tampaknya
memiliki control
a. Perundingan daya relatif
o Perundingan terhadap operasional sejumlah besar ekuitas yang masing
– masing pihak bersedia untuk berinvestasi dalam usaha baru.
o Anggapan adalah bahawa pihak yang berinvestasi ekuitas lebih
memiliki kekuatan lebih negosiasi dan karena itu akan lebih
berpengaruh pada proses negosiasi serta hasilnya.
b. Tingkat konflik
o Situasi konflik yang tiggi berdasarkan etnis, identitas, atau geografi
lebih sulit untuk dicarikan solusi
c. Hubungan antara negosiator

4|Komunikasi Bisnis
Negosiasi adalah bagian dari hubungan yang lebih besar antara dua
pihak. Sejarah hubungan yang ada antara pihak pihak yang
mempengaruhi negosiasi saat ini, seperti negosiasi saat ini akan menjadi
bagian dari setiap negosiasi di masa depan.

d. Hasil yang diinginkan


o Faktor berwujud dan tidak berwujud memainkan peran besar dalam
menentukan hasil dari negosiasi internasiona
o Negara sering menggunakan negosiasi internasional untuk mencapai
kedua tujuan politik domestik dan internasional
e. Stakeholder
o Keterampilan, kemampuan, dan pengalaman oleh negosiator
internasional memiliki dampak besar pada proses dan hasil negosiasi
internasional.

2.1.4 Memahami Lintas Budaya dalam Proses Negosiasi Bisnis


Brett mengemukakan bahwa praktik dalam sebuah negosiasi berbeda dari
budaya ke budaya. Budaya merupakan faktor yang mempengaruhi proses
negosiasi agar tercapainya suatu tujuan negosiasi bisnis, sangat penting
untuk memahami beragam budaya dari dalam maupun luar negeri.
Memahami lintas budaya akan membantu negosiator dalam melakukan
negosiasi bisnis.
Apabila kita memahami lintas budaya dalam bernegosiasi hal itu akan
meningkatkan keberhasilan dalam negosiasi bisnis. Sebelum negosiasi
formal diasumsikan para negosiator memiliki percakapan yang
menyenangkan dan mengerti kebudayaannya, dan ketika mereka melakukan
negosiasi formal mereka tidak merasa asing satu sama lain dan merasa
seperti kerabat sendiri, maka proses negosiasi bisnis akan berjalan dengan
lancar8
2.2 Persepsi dalam Negosiasi

Selama proses negosiasi, sangat penting untuk menjaga persepsi diantara


pihak yang terlibat. Sehingga penyampaian gagasan masing-masing pihak
8
Indra Pratama,M,Al Musadieq, Arik Prasetya, Perlunya Pemahaman Lintas Budaya dalam Proses
Negosiasi Bisnis.Vol.24 No 1(Juli:2015)

5|Komunikasi Bisnis
seharusnya harus dapat diterima dengan jelas oleh pihak lawan. Sehingga tidak
menimbulkan mispersepsi yang berakibat terhadap kepentingan/ keputusan yang
diperoleh tidak dapat sesuai dengan keinginan awal.

Yang dimaksud dengan 4 istilah berikut beserta contoh

1. Stereotyping: adanya generalisasi terhadap suatu objek, jadi para negosiator


memiliki prasangka terhadap objek yang memiliki faktor latar belakang
tertentu tersebut secara umum, hal itu ditandai dengan pemberian label,
simbol ataupun identitas lainnya. Misalnya adalah penilaian terhadap
negosiator yang berasal dari jepas menggunakan tipe to tipe the point,
dengan menanggap sebagai orang yang tidak terlalu ramah dan sebagainya.
2. Efek Halo: Persepsi yang timbul dari latar belakang seorang negosiator yang
telah di percaya oleh lawan negosiator, misalnya adanya presiden Sukarno,
dalam menghadiri konferensi Internasional, seseorang akan menilai sebagai
sosok yang tangguh berwibawa dan kharismatik yang tercermin dari
usahanya memperjuangkan NKRI
3. Persepsi Selektif: merupakan persepsi yang telah tersaring dengan suatu
faktor yang dipengaruhi atas preferensi negosiator itu sendiri. Misalnya
persepsi bahwa negosiasi akan cenderung lebih mudah dilakukan dengan
orang yang to the point, maka lawan negosiator yang memiliki indikasi/ ciri-
ciri to the point akan dianggap lebih mudah diajak bernegosiasi, misalnya
tegas dalam menyampaikan gagasan dan serius dalam menghadapi
negosiator lawan.
4. Proyeksi: merupakan hasil yang hendak dicapai atau yang dijadikan asumsi
dasar dan digunakan sebagai rancangan/ pedoman yang ingin dicapai selama
proses negosiasi, seperti negosiasi Indonesia dengan Malaysia mengenai
wilayah, proyeksinya bahwa Indonesia harus memiliki kemampuan hingga
tingkat tertentu sehingga dapat mencapai hasil semaksimal mungkin.9

9
Ade Yuliariza.S,2013,Negosiasi- kognisi- emosi- presepsi.(blog.ub.ac.id)

6|Komunikasi Bisnis
2.3 Etika dalam negosiasi antar budaya
2.3.1 Definisi Etika
Etika adalah digunakan dalam standart social untuk menentukan apa
yang benar dan salah dalam situasi tertentu,atau proses utuk menetapkan
standar-standar tersebut. Etika berbeda dengan moral dimana individu
yakinmengenai apa yang benar dan salah. Standar etika ini biasanya dipetakan
ke dalam teori klasik fiosofi etika yang telah ada sejak dulu. Mengambil
kesimpulan dari penulis (Green,1994; Hitt,1990; Hosmer,2003), berikut ini
adalah empat standar evaluasi strategi dan taktik dalam bisnis serta negosiasi:
1. Serangkaian tindakan berdasarkan hasil yang ingin dicapai.
Contohnya: keuntungan investasi yang lebih besar.
2. Serangkaian tindakan berdasarkan tugas untuk mempertahankan
aturan dan prinsip yang benar.
Contohnya: hukum
3. Serangkaian tindakan berdasarkan norma,nilai,dan strategi organisasi
atau masyarakat.
Contohnya: hal yang biasa dilakukan orang-orang diperusahaan
4. Serangkaian tindakan berdasarkan keyakinan.
Contohnya: percaya diri dan yakin terhadap apa yang ingin dikatakan
2.3.2 Penerapan Etika dalam Negosiasi
Setiap pendekatan dapat digunakan untuk menganalisi lima situasi hipotetikal di
awal .misalanya, dalam situasi pertama yang melibatkan penjualan stereo dan
pernyataan untuk pembeli prospektif mengenai keberadaan pembeli lainnya10:
1. Jika seorang percaya pada pendekatan end result ethics, maka individu
tersebut melakukan apapun yang ia perlukan untuk mendapatkan hasil
terbaik. (termasuk berbohong mengenai pembeli alternatif).
2. Jika seorang percaya pada pendekatan duty ethicts, maka individu
tersebut mungkin memiliki kewajiban untuk tidak berhubungan dengan
kelicikan, dan menolak menggunakan taktik yang kotor.
3. Jika seorang percaya pada pendekatan social contract ethics, maka
individu tersebut akan mendasari pilihan perilaku pada pandangan
mengenai norma yang sesuai di masyarakat: jika yang lain akan
berbohong, maka ia juga akan melakukannya.
4. Jika seorang percaya pada pendekatan personalitic ethics, maka individu
tersebut akan mengikuti kata hatinya dan memutuskan apapkah ia akan
10
lumumba, p. (2013). Negosiasi Bisnis dalam Hubungan international. yogyakarta: Graha Ilmu.

7|Komunikasi Bisnis
memenuhi kebutuhan uang tunai untuk perjalanannya dalam
membenarkan sikap yang menggunakan taktik tidak jujur.

Empat pendekatan ini merupakan dasar untuk melakukan praktik etika


dalam berorganisasi

2.4 Konflik dalam komunikasi antar budaya


2.4.1 Pengertian Konflik

Konflik berasal dari kata kerja latin configure yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatar belakangi
oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-
perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan,
adat istiadat, keyakinan dan lain sebagainya 11. Dengan dibawah sertanya ciri-ciri
individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap
masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar
anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang
bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri seringkali isu-isu SARA (Suku,
Agama, Ras Agama) menimbulkan konflik tersendiri di masyarakat dunia, ataupun
indonesia. Karena kurangnya budaya untuk saling mengerti dan cara berkomunikasi
yang terkadang salah mengakibatkan konflik yang memakan korban jiwa maupun harta

2.4.2 Mengapa konflik bisa terjadi?


Konflik dapat terjadi dengan berbagai sebab, penyebab terjadinya konflik
dikelompokan dalam dua kategori besar yaitu12:
 Karakteristik individual
a. Nilai sikap dan kepercayaan (values, attitude, and baliefs) atau perasaan kita
tentang apa yang benar dan apa yang salah, untuk bertindak positif maupun

11
Prof.Dr.Alo Liliweri, M. (2005). prasangka,konflik & komunikasi antar budaya. hal 248-250 ,Yogyakarta:
LKIS Yogyakarta.

12
Prof.Dr.Alo Liliweri, M. (2005). prasangka,konflik & komunikasi antar budaya. hal 271 ,Yogyakarta: LKIS
Yogyakarta.

8|Komunikasi Bisnis
negatif terhadap suatu kejadian, fapat dengan mudah menjadi sumber
terjadinya konflik
b. Kebutuhan dan kepribadian (Needs and Personality) konflik muncul karena
adanya perbedaan yang sangat besar amtara kebutuhan dan kepribadian
setiap orang, yang bahkan dapat berlanjut kepada perseteruan antar pribadi.
Sering muncul kasus dimana orang-orang yang memiliki kebutuhan
kekuasaan dan prestasi yang tinggi cenderung untuk tidak begitu suka
bekerja sama dengan orang lain
c. Perbedaan persepsi (perseptual diferences) persesi dan penilaian dapat
menjadi penyebab terjadinya konflik. Misalnya saja, jika kita menganggap
seseorang sebagai ancaman, kuta dapat berubah menjadi defensif terhadap
orang tersebut
 Faktor situasi
a. Kesempatan dan kebutuhan berinteraksi (oppertunity and need to interact)
kemungkinan terjadinya konflik akan sangat kecil jika orang-orang terpisah
secara fisik dan jarang berinteraksi dalam bentuk interaksi yang aktif dan
konflek seperti pengambilan keputusan bersama (joint decision-making),
potensi terjadinya konflik bahkan sangat meningkat.
b. Ketergantungan suatu pihak kepada pihak lain ( dependency of one party to
another ) dalam kasus seperti ini, jika satu pihak gagal melaksanakan
tugasnya, pihak yang lain juga terkena akibatnya, sehingga konflik lebih
sering muncul.
c. Perbedaan status (status differnces) apabila seseorang bertindak dalam cara-
cara yang “arogan” dengan statusnya, konflik dapat muncul. Sebagai contoh,
dalam pengambilan keputusan, pihak yang berada dalam level atas
organisasi merasda tidak perlu meminta pendapat para anggota tim yang ada.
2.4.3 Hambatan-hambatan dalam berkomunikasi yang dapat menimbulkan
konflik

Secara umum komunikasi antar budaya adalah proses saling berbagi


informasi,pengetahuan,perasaan dan pengalaman yang dilakukan oleh manusia dari
berbagai budaya setiap budaya memiliki nilai-nilai dan sikap-sikap yang
dikomunikasika. Hambatan-hambatan dalam komunikasi antar budaya yang terjadi
karena alasan yang bermacam-macam karena komunikasi mencakupi hak pihak yang

9|Komunikasi Bisnis
berperan sebagai pengirim dan penerima secara berganti-ganti maka hambatan-
hambatan tersebut dapat terjadi dari semua pihak. Dan ada banyak faktor yang menjadi
penyebab hambatan dalam berkomunikasi, diantaranya:

a. Hambatan pada sumber: sumber komunikasi itu berasal dari komunikator, bila
sumber informasi itu tidak bisa dipahami dan dimengerti
b. Hambatan pada saluran: hambatan pada saluran terjadi karena adanya ketidak
beresan pada saluran komunikasi. Hal ini juga dikatakan sebagai hambatan
media karena media berarti alat untuk menyamoaikan pesan. Gangguan-
gangguan seperti ini disebut noise. Kabel telepon terputus, suara radio tidak
jelas, tulisan tak jelas, suara tidak jelas, gambar pada televisi tidak jelas, dan
sejenisnya, itu semua menunjukan ketidak beresan saluran komunikasi atau
media tadi.
c. Hambatan pada komunikan atau sasaran: sasaran adalah manusia dengan segala
keunikannya, baik, dilihati dari kacamata fisiologi maupun lebih-lebih lagi
kacamata psikologi. Perbedaan fisik dan psikis terkadang dapat menimbulkan
permasalahan dalam konukiasi.
d. Hambatan teknologi dan pendidikan: yang dimaksud dengan hambatan
teknologi adalah secara sistem terjadi akibat dari unsur-unsur human error akibat
adanya pendidikan yang masih timpang, yang membuat masyarakat sekarang
banyak yang tidak siap dengan kehadiran teknologi informasi dan komunikasi.
Dan hal ini menjadi salah satu pemicu dari konflik.
e. Hambatan internal: hambatan yang terdapat dalam lingkungan individu atau
kelompok
f. Hambatan eksternal: hambatan yang berada diluar individuatau kelompok,
berupa situasi lingkungan, dan lain-lain.
2.4.4 Pemecahan permasalahan antar budaya

Cara mengatasi hambatan dan memperbaiki komunikasi agar menjadi lebih


efektif adalah13:

13
Prof.Dr.Alo Liliweri, M. (2005). prasangka,konflik & komunikasi antar budaya. hal 298 ,Yogyakarta: LKIS
Yogyakarta.

10 | K o m u n i k a s i B i s n i s
a. Memelihara iklim komunikasi terbuka: iklim komunikasi merupakan campuran
dari nilai, tradisi, dan kebiasaan. Komunikasi terbuka akan mendorong
keterusterangan dan kejujuran serta mempermudah umpan balik.
b. Bertekat memegang teguh etika berkomunkasi
c. Memahami kesulitan komunikasi antar budaya: majunya perkembangan
teknologi dan informasi telah menyebabkan terjadinya interaksi antar budaya
baik dalam lingkup regional,nasiaonal, maupun internasional.
d. Menggunakan pendekatan berkomunikasi yang berpusat pada penerima:
menggunakan pendekatan yang berpusat pada penerima berarti tetap mengingat
penerima ketika sedang berkomunikasi.
e. Menggunakan teknologi secara bijaksan dan bertanggungjawab untuk
memperoleh dan membagi informasi. Teknologi dapat dipergunakan untuk
menyusun, merevisi dan mendistribusikan pesan. Penggunaan teknologi yang
bertanggung jawab dan bijaksana akan mendorong terciptanya komunikasi yang
efektif. Menciptakan dan memproses pesan secara efektif dan efesien hal itu
dapat dilakukan dengan cara:
1. Memahami penerima pesan
2. Menyesuaikan pesan dengan penerima
3. Mengurangi jumlah pesan
4. Memilih saluran atau media yang tepat
5. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi

2.5 Sinergi budaya dan resolusi konflik komunikasi


Dalam berkomunikasi antar budaya sangat diperlukan adanya sinergi. Sinergi
adalah esensi kepemimpinan yang berpusat pada prinsip (principle centered
leadership). Bentuk sinergi yang tertinggi dapat dicapai karena manusia memiliki
tiga keunikan (kesadaran diri, imajinasi, dan hati nurani),mempunyai motif sama-
sama menang,dan menguasai keterampilan berkomunikasi empatik. Hal ini
merupakan tantangan yang berat, namun jika telah tercapai hasilnya sangat
mengagumkan, yaitu secara kreatif dapat menemukan alternatif baru - sesuatu yang
belum pernah dialaminya. Hakikat sinergi adalah menghargai perbedaan dan
menghormatinya. Memanfatkan kelebihan, dan mengkompensasi kekurangan.

11 | K o m u n i k a s i B i s n i s
Kebiasaan bersinergi perlu dilatihkan dalam kehidupan sehari-hari,termasuk
kehidupan subjek didik di lingkungan pendidikan formal, dimulai sedini mungkin.14

Dengan adanya sinergi dapat mempermudah dalam menyelesaikan konflik


komunikasi. Disetiap daerah pasti memiliki pola dan versi sendiri dalam
menyelesaikan konflik. Pola dan versi itu bersumber dari budaya dan kepercayaan
masing-masing. Penyelesaian (resolusi) konflik menawarkan pendekatan yang
sangat pragmatis terhadap perdamaian melalui pengembangan dan perbaikan
keterampilan untuk menganalisis konflik dan menggapainya dengan strategi efektif
komunikasi dan negosiasi. Paradigma ini menganjurkan kepada praktisi resolusi
konflik agar lebih berfokus pada proses-proses interaksi antara individu-individu
dan kelompok sebagaimana hubungan yang menjadi ciri khas mereka. Ini jauh lebih
baik karena kondisi tatanan dunia yang serba protagonis yaitu menyibukkan diri
terutama dengan tingkat makro dan sering mengabaikan interaksi pada level mikro.

Menurut paradigma tersebut, konflik merupakan sesuatu yang wajar pada


semua tingkatan interaksi manusia dan organisasi, mulai dari konflik antarpersonal
ke antar-etnis serta konflik internasional. Meskipun semua level konflik ini dapat
menimbulkan keterasingan dan makin membesarnya penderitaan manusia, namun
ada baiknya konflik tidak boleh diarahkan dengan sengaja pada kekerasan, disini
juga diperlukan perubahan- perubahan besar dalam hubungan dan system sosial
melalui demokratisasi dan gerakan hak-hak sipil dan lain-lain.15

Untuk mengelola dan menyelesaikan konflik secara efektif, maka para ahli
dan praktisi resolusi konflik menekankan betapa pentingnya kerja sama tanpa
mengenal musuh dalam seluruh proses pemecahan masalah dan membangun
hubungan yang sering kali dilakukan dengan bantuan pihak ketiga atau mediator.
Dibutuhkan perhatian langsung terhadap proses- proses ini demi memenuhi
kepentingan dan kebutuhan manusia (misalnya, keamanan, identitas, ikatan,

14
Darmiyati Zuchdi, “Humanisasi Pendidikan dan Pengembangan Keterampilan Mengatasi Konflik”. Jurnal
Cakrawala Pendidikan. Hal. 186
15
Liliweri Alo, Komunikasi Serba Ada Serba Makna (Jakarta: Kencana Perdana Media Group,2011),hlm.
450.

12 | K o m u n i k a s i B i s n i s
pengendalian, pengembangan), dibawah posisi semakin kecilnya tuntutan atau
konsesi dan lebih mengutamakan kepentingan budaya dalam interaksi manusia.

Dengan hal tersebut berarti komunikasi antar bangsa diusahakan dapat


berbasis empati, kreativitas, dan “berbagi kekuasaan positif” (positive power
sharing) yang berbasis pada konsep “kekuasaan dengan” daripada “kekuasaan
atas”, sekaligus menggambarkan “berkomunikasi dengan” daripada “berkomunikasi
kepada”. Para perintis paradigma ini mengatakan , If you want peace, train for the
processes of peace. Develop skill for communication and coexistence, jika anda
menginginkan perdamaian maka latihlah orang-orang untuk memproses perdamaian,
kembangkan keterampilan komunikasi, dan konsistensi.16

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Budaya merupakan suatu prilaku sekelompok orang maupun individu
yang memiliki pemikiran, tindakan, dan membuat keputusan. Budaya memiliki
peran penting dalam hal negosiasi. Negosiasi merupakan proses untuk
mendapatkan kesepakatan terbaik antara dua kepentingan atau lebih. Dalam
bernegosiasi pastilah pihak yang terlibat itu melakukan komunikasi untuk
mendapatkan,mencapai dan menghasilkan kondisi yang saling menguntungkan

16
Ibid., hlm 451.

13 | K o m u n i k a s i B i s n i s
pada semua pihak yang terlibat. Dengan itu yang harus diperhatikan dalam
bernegosiasi yaitu etika dalam berkomunikasi karena persepsi dari pihak yang
terlibat pasti memiliki cara pemikiran yang berbeda. Perbedaan pendapat bisa
mengakibatkan konflik karena adanya karakteristik individual dan faktor situasi.
Konflik juga butuh penyelesaian, jika individu memiliki sinergi yang baik maka
dia bisa memahami apa yang terjadi dan mudah menyelesaikan konflik.

Daftar Pustaka

Komsiah, Siti. Modul Pengantr Sosiologi kebudayaan dan masyarakat, (Pusat


engembangan bahan ajar: Universitas Mercu Buana)

Northouse, Peter G. 2013. Leadership : Theory and Practice 6th. United States of
America : SAGE Publication.
Sukardi, Paulus dan Sari, Evi T. 2007. Bisnis Internasional : Perspektif
Kewirausahaan. (Yogyakarta : Graha Ilmu).
Sujana, Asep ST. (2004). Retail Negotiator Guidance.(Jakarta:SUN printing)

14 | K o m u n i k a s i B i s n i s
Indra Pratama, M. Al Musadieq, Arik Prasetya,2015, Perlunya Pemahaman
Lintas Budaya dalam Proses Negosiasi Bisnis. Jurnal Administrasi bisnis (JAB):Vol.24
No.1(Juli)

Crump, Larry. “Concurrently Linked Negotiations and Negotiation Theory: An


Examination of Bilateral Trade Negotiations in Australia, Singapore and the United
States,” (“makalah”) dalam The Occasional Paper series on Conflict Analysis and
Resolution (Conflict Analysis and Resolution program of Sabanci University, June
2005).

lumumba, p. (2013). Negosiasi Bisnis dalam Hubungan international. yogyakarta:


Graha Ilmu.

Prof.Dr.Alo Liliweri, M. (2005). prasangka,konflik & komunikasi antar budaya.


Yogyakarta: LKIS Yogyakarta.

Roy J. Lewicki, B. B. (April - 2013). Negosiasi (Negotiation) buku 2 Edisi 6. salemba


Humanika.

http://id.wikipedia.org/wiki/konflik

http://hanz-one.blogspot.com/2012/08/hambatan-hambatan-dalam-komunikasi.html

http://praisyliagabriela.blogspot.com./2012/04/cara-mengatasi-hambatan-dan-
memperbaiki.html

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/pengertian-konflik-dan-definisinya-serta-
faktor-penyebabnya/

http://harissupiandi.blogspot.com/2013/07/hambatan-dalam-komunikasi-antar-
budaya.html

Darmiyati Zuchdi, “Humanisasi Pendidikan dan Pengembangan Keterampilan Mengatasi


Konflik”. Jurnal Cakrawala Pendidikan.

15 | K o m u n i k a s i B i s n i s

Anda mungkin juga menyukai