PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi telah membuat mobilitas manusia dan pertukaran informasi. Komunikasi
internasional terjadi antara berbagai budaya yang berbeda. Dalam bisnis internasional, pasti
pernah menghadapi berbagai ketidakpahaman/perbedaan terhadap relasi yang berbeda
budaya. Segala aturan mengenai apa yang boleh dan apa yang tidak boleh menurut budaya
mereka sudah dilakukan namun kadang tetap gagal membangun komunikasi.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Untuk mendapatkan atau menciptakan jalinan kerja sama antar badan usaha
atau institusi ataupun perorangan untuk melakukan suatu kegiatan atau usaha
bersama atas dasar saling pengertian. Dengan terjalinnya kerjasama antar
kedua belah pihak inilah maka tercipta sebuah transaksi bisnis yang saling
terkait, sehingga membuat hidup perekonomian. Dengan kata lain, bahwa
suatu proses negosiasi bisnis merupakan bagian dari suatu proses interaksi
guna menghidupkan perekonomian dalam skala yang lebih luas.
Dalam sebuah perusahaan, sebuah proses negosiasi akan memberikan manfaat
untuk menjalin hubungan bisnis yang lebih luas dan juga untuk
mengembangkan pasar, yang diharapkan memberikan peningkatan penjualan.
Proses negosiasi bisnis juga akan menghasilkan harga yang lebih baik dan
efisiens, yang memberikan keuntungan yang lebih besar. Dalam jangka
panjang hal ini akan memberikan kemajuan dari sebuah perusahaan.
Konflik sering muncul karena perbedaan persepsi, preferensi, gaya perilaku dan ini
mengakibatkan risiko akan gagalnya negosiasi (Buckley dan Casson, 1988 : 31-34).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi negosiasi bisnis :
1. Budaya
Liu et al (2012) berpendapat bahwa budaya, dalam suatu kelompok dapat
menentukan tidak hanya pendekatan hubungan dalam negosiasi dan setelah (tarif
yang dinegosiasikan), tetapi juga kemungkinan untuk mempengaruhi hasil
negosiasi.
2. Gaya Negosiasi Bisnis
Sebelum pembeli dan penjual dapat terlibat dalam bisnis, mereka perlu
menegosiasikan mengenai perjanjian atau kontrak. Budaya individu masing-
masing pihak akan menentukan jalan dari berpikir, nilai-nilai, norma-norma dan
perilaku (Simintiras & Thomas, 1998). Cara berpikir dan perilaku seseorang bisa
dipengaruhi oleh budaya yang dimilikinya. Setiap orang memiliki budaya yang
berbeda-beda, dengan perbedaan budaya yang dimiliki, cara berpikir, perilaku dan
normanorma akan berbeda satu sama lain.
3. Time Orientation
Solomon dan Schell (2009 : 167-168) mengatakan bahwa Time orientation bisa
disebut high jika seseorang bisa mengontrol atau mengatur jadwal dan waktunya
serta bisa menepati janjinya tepat waktu sesuai dengan jadwal yang dibuatnya
sendiri. Sedangkan low time orientation merupakan seseorang yang tidak bisa
mengontrol atau mengatur waktunya dengan baik. Jadwal yang dibuat masih bisa
berubah karena pengaruh orang lain, hal tersebut mempengaruhi manajemen
kerjanya, kepekaan terhadap agenda yang dibuat dan perencanaan jangka panjang
dan jangka pendeknya.
Setiap negara memiliki time orientation yang berbeda. Jepang dan Korea Selatan
adalah salah satu negara yang memiliki time orientation yang tinggi. Semua
kegiatan harus tepat pada waktunya dan tidak bisa mentolerir keterlambatan,
sedangkan Perancis cenderung lebih fleksibel. Indonesia memiliki time orientation
yang paling rendah dibandingkan dengan Jepang, Korea Selatan, dan Perancis.
4. Change Tolerance
Solomon dan Schell (2009 : 188-190) mengatakan bahwa Change Tolerance
merupakan toleransi akan suatu perubahan. Change tolerance merupakan
bagaimana seseorang mampu menerima perubahan yang terjadi terhadap
lingkungannya. Orang yang memiliki change tolerance yang rendah akan sulit
menerima perubahan yang terjadi di lingkungannya. Change tolerance bisa
dijadikan sebagai suatu kesempatan emas atau sebagai sebuah ancaman dalam
melakukan berbagai kegiatan.
Dalam melakukan negosiasi bisnis lintas budaya, negosiator akan bertemu dengan
orang dari berbagai budaya yang berbeda. Toleransi akan perubahan budaya akan
mempengaruhi negosiasi bisnis. Kemampuan untuk beradaptasi dengan budaya
yang berbeda sangat dibutuhkan dalam melakukan negosiasi bisnis, agar terhindar
dari dari konflik yang bisa terjadi karena perbedaan gaya perilaku, cara berpikir
dan gaya berbicara.
5. Relationship
Solomon dan Schell (2009 : 117) mengatakan bahwa Relationship
menggambarkan betapa pentingnya membangun koneksi dan membangun
kepercayaan terhadap kolega bisnis kita. Relationship yang baik juga bisa
mempengaruhi negosiasi bisnis. Memiliki hubungan yang baik antara partner
bisnis, dapat mempermudah dalam proses negosiasi bisnis. Membangun
kepercayaan terhadap partner bisnis sangat penting. Jika sudah memiliki
kepercayaan yang tinggi antara partner bisnis, negosiasi bisnis akan semakin
mudah saja.
kejelasan (clarity)
ketepatan (accuracy)
konteks (contex)
alur (flow)
budaya (culture).
Berikut ini strategis komunikasi yaitu dengan lebih mengenal mitra bicara,
mengetahui tujuan komunikasi tersebut, memperhatikan konteks, mempelajari budaya
dan memahami bahasa. Komunikasi yang efektif antarbudaya harus didahului oleh
hubungan antarbudaya yang harmonis supaya pencapaian informasi sesuai harapan.
C. PEMECAHAN MASALAH
Fase paling kritis dari bisnis internasional adalah negosiasi pertama, dan oleh
karenanya persiapan yang panjang sangat penting. Berikut beberapa tip persiapan
negosiasi :
Adalah penting untuk memahami pentingnya kedudukan di Negara lain ;
mengetahui siapa pengambil keputusan, membiasakan dengan gaya bisnis
perusahaan asing ; dan mengetahui masalah-masalah dengan baik.
Prioritaskan apa-apa yang paling penting yaitu kebutuhan dan pisahkan poin-
poin tersebut dari yang kurang penting yaitu keinginan. Cara ini akan
memungkinkan fokus pada apa yang terpenting dalam agenda.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dunia bisnis internasional seringkali para usahawan berinteraksi dengan berbagai
relasi dari berbagai negara dengan budaya yang berbeda. Dalam menjalankan
negosiasi perlu dipahami dan dipelajari komunikasi yang efektif antar budaya
sehingga mampu meminimalisasikan konflik yang akan terjadi. Proses negosiasi awal
merupakan hal terpenting sehingga perlu berbagai strategi dan langkah yang tepat
supaya tercapai kesepakatan.
Apabila tetap terjadi konflik dalam proses negosiasi, maka ada beberapa
metode yang dapat digunakan untuk memenyelesaikannya, yaitu kompromi, bersedia
menolong, menghindar, integrasi dan dominasi. Pemilihan salah satu metode ini harus
disesuaikan dengan budaya dari relasi bisnis sehingga masalah yang dihadapi bisa
diselesaikan dengan sukses tanpa menimbulkan masalah baru.
B. Saran
Demikian makalah ini dapat kami selesaikan. Kami berharap agar makalah
yang kami susun ini menjadi bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dan
menambah wawasan mengenai negosiasi interenasional lintas budaya khususnya
dalam permasalahan di mata kuliah manajemen lintas budaya.
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/86028-ID-perlunya-pemahaman-lintas-budaya-
dalam-p.pdf
http://jurnalhijau.blogspot.com/2007/12/negosiasi-bisnis-internasional-lintas.html
https://www.google.com/search?
safe=strict&q=tujuan+negosiasi+bisnis&sa=X&ved=2ahUKEwjx5637jsffAhWIPo8KHa16A
J04HhDVAigAegQIBhAB&biw=1366&bih=657
https://www.google.com/search?
q=negosiasi+dalam+dunia+bisnis&safe=strict&ei=Mn8oXLrWH4nMvgTB8IDgCw&start=3
0&sa=N&ved=0ahUKEwi6t4L3jsffAhUJpo8KHUE4ALw4FBDy0wMIhQE&biw=1366&bi
h=657
https://ilmumlb.blogspot.com/
https://www.google.com/search?
q=negosiasi+dalam+dunia+bisnis&safe=strict&ei=XXwoXInzIovgvgS0gLPQCw&start=20
&sa=N&ved=0ahUKEwjJlaudjMffAhULsI8KHTTADLo4ChDy0wMIgAE&biw=1366&bih
=657