Anda di halaman 1dari 24

Studi Kasus

Komunikasi Teknik Negosiasi

Sebagai mana kita sering mendengar negosiasi diartikan sebagai proses

yang melibatkan upaya sese-orang untuk merubah atau tidak merubah

sikap dan perilaku orang lain. Sedangkan pengertian yang lebih terinci

menunjukkan bahwa negosiasi merupakan proses untuk mencapai

kesepakatan yang menyangkut kepen-tingan timabal balik dari pihak-

pihak dengan sikap, sudut pandang, dan kepentingan-kepentingan yang

ber-beda satu sama lain. Negosiasi, baik yang dilakukan oleh seorang

pribadi dengan pribadi lainnya, maupun negosiasi antara kelompok

dengan kelompok (atau antar pemerintah), senantiasa melibatkan pihak-

pihak yang memiliki latar belakang berbeda dalam hal wawasan, cara

berpikir, corak perasaan, sikap dan pola perilaku, serta kepentingan dan

nilai-nilai yang dianut.

Pada hakikatnya negosiasi perlu dilihat dari konteks antar budaya dari

pihak yang mela-kukan negosiasi, dalam artian perlu komunikasi lisan,


kesedian untuk memahami latar belakng, pola pemi-kiran, dan

karakteristik masing-masing, serta kemudian berusaha untuk saling

menyesuaikan diri.

Agar dalam berkomunikasi lebih efektif dan mengena sasaran dalam

negosiasi bisnis harus dilak-sanakan dengan melalui beberapa tahap

yakni:

1.   Fact-finding, mencari/mengumpulkan fakta-fakta.data yang

berhubungan dengan kegiatan bisnis lawan sebe-lum melakukan

negosiasi.

2.   Planning / rencana, sebelum berne-gosiasi/berbicara susunlah dalam

garis besar pesan yang hendak disampaikan. Berdasarkan kerangka topik

yang hendak dibicarakan rincilah hasil yang diharapkan akan teraih.

Berdasarkan pengenalan anda terhadap lawan tersebut, per-

kirakan/bayangkan kemung-kinan reaksi penerima pesan/lawan

berbicara terhadap apa yang anda katakan.

3.     Penyampaian, lakukan negosiasi/ sampaikan pesan dalam bahasa

lawan/sipenerima. Usahakan gunakan istilah khas yang bisa dipakai oleh


lawan negosiasi kita. Pilihlah kata-kata yang mencer-minkan citra yang

spesifik dan nyata. Hindari timbulnya makna ganda terhadap kata yang

disam-paikan.

4.   Umpan balik, negosiator harus menguasai bahasa tubuh pihak

lawan. Dengarkan baik-baik reaksi lawan bicara. Amati isyarat prilaku

mereka seperti: angkat bahu, geleng–geleng kepala, mencibir,

mengaggguk setuju. Umpan balik dapat untuk mengetahui samakah

makna yang disampaikan dengan yang ditangkap lawan negosiasi bisnis

kita.

5.    Evaluasi, perlu untuk menilai apakah tujuan berkomunikasi/

negosiasi sudah tercapai, apakah perlu diadakan lagi, atau perlu

menggunakan cara-cara untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Meskipun pesan yang disam-paikan dapat diterima dengan baik, bukan

berarti hasil yang diharapkan akan diperoleh sesuai dengan yang

direncanakan semula. Yang sering terjadi justeru perbedaan pandangan

terhadap cara penyelesaian masalah antara pemberi dan penerima pesan.

Sehingga diperlukan pembicaraan lebih lanjut, yang memerlukan perjua-


ngan tersendiri bagi pengirim pesan dalam menyampaikan dan

memenang-kan pendapatnya.

Kalau terjadi adu pendapat antara negosiator dengan pihak lawan maka

timbul dorongan untuk menang. Keinginan untuk menang disatu sisi

dengan mengabaikan kekalahan dipi-hak lainnya, biasanya sulit tercapai.

Untuk itu digunakan strategi menang-menang. Artinya ada sebagian

keinginan kita yang dikorbankan dengan mengharapkan pihak lawan

juga akan mengorbankan hal yang sama, sehing-ga kesepakatan diantara

kedua belah pihak dapat tercapai.

Disini ilustrasi komunikasi dalam Negosiasi bisnis dengan mengambil

kasus negosiasi dengan orang Jepang. Kontak permulaan merupakan

fase yang sangat penting guna membangun hubungan personal yang

berkelanjutan. Kontak permulaan lewat korespodensi, faksimile atau

telepon dianggap sebagai cara yang kurang efektif atau tepat.

Kebanyakan perusahaan Jepang menanggapi dengan lamban, bahkan

seringkali tanpa respon. Hal ini terjadai pertama kerana hambatan

bahasa dan komu-nikasi terutama untuk perusahaan-perusahaan kecil


dan menengah yang tidak terbiasa membuat kontak lang-sung dengan

perusahaan asing. Kedua, surat menyurat tidak memberi infor-masi yang

cukup. Tanpa informasi yang cukup, kontak dagang sulit dilakukan dan

negosiasi mengalami kegagalan. Hal kecil yang tidak bisa disepelekan

dalam kontak permulaan adalah kebiasaan menukar kartu nama. Orang

Jepang sangat sulit menghapal ejaan asing, kerana itu kartu nama

merupakan arsip penting yang selalu disimpan dengan cermat. Tanpa

kartu nama orang Jepang akan sulit meng-hubungi calon rekannya.

Orang Jepang dalam negosiasi tidak langsung pada persoalan. Selalu

diawali dengan soal-soal yang tidak relevansinya dengan bisnis.

Misalnya, membica-rakan lukisan yang tergantung di tembok, atau

berbasa-basi tentang urusan keluarga. Orang Jepang selalu mengatakan

ya segala hal yang dikemukakan lawan bicaranya. Tetapi jangan salah

mengerti, ya bukan berarti iya saya setuju untuk transaksi, melainkan ya

saya faham apa yang anda sampaikan.

Apa yang dilukiskan di atas dengan contoh kasus pada masyarakat

Jepang bukan hanya termasuk bagian komunikasi lisan, tetapi sudah

meru-pakan bagian utama dari teknik nego-siasi bisnis.


Pertanyaan:

1.     Mengapa Negosiasi Bisnis sulit dilakukan dengan pihak asing yang

berbeda budaya?

2.     Bagaimana solusi yang terbaik untuk melakukan negosiasi Bisnis

dengan pihak asing yang mempunyai budaya yang berbeda?

3.     Bila anda harus bernegosiasi Bisnis dengan orang Arab pendekatan

seperti apakah yang akan anda lakukan? Coba sebutkan beberapa ciri

dari budaya orang Arab. Apakah perbedaanya dengan orang Jepang

sepeti contoh kasus diatas?

4.     Apakah pentingnya melakukan negosiasi Bisnis?

5.     Coba jelaskan tahapan dalam melakukan Negosiasi Bisnis. Jelaskan

setiap tahapannya

Kesimpulan

Negosiasi terjadi apabila dian-tara pihak-pihak yang secara terbuka

bersedia mengemukakan gagasan-gagasannya. Tidak tertutup kemung-

kinan bahwa masing-masing pihak yang melakukan negosiasi

memiliki Hidden Agenda. Yang dimaksud dengan Hidden


Agenda adalah gagasan tersembunyi atau niat terselubung yang

diungkapkan secara eksplisit dalam negosiasi akan tetapi meru-pakan

hal yang sesungguhnya ingin dicapai oleh pihak yang bersangkutan.

Adanya hidden agenda pada umumnya dapat dikenali kerana sifatnya

yang menghambat proses negosiasi, sehingga proses kearah kesepakatan

sangat sulit atau bahkan hampir tidak pernah tercapai.

Bila diduga bahwa proses negosiasi terhambat kerana adanya hiden

agenda dari salah satu maupun kedua belah pihak, lobying dapat dipilih

untuk menggali hiden agenda yang ada sehingga proses negosiasi dapat

dimulai kembali dari gagasan-gagasan yang lebih terbuka.

Daftar Pustaka

Oemi Abd Rachman,”Dasar-dasar Public Relations”, Alumni, Bandung,

1986.

Bernays, Edward L, “Public Relations”, University of Oklahoma Press,

Norman, 1982.

Burhan Bugin, ”Metodologi Penelitian Kualitatif”, PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta, 2001.


Bastaman, ”Makalah Untuk Kursus Pendidikan Diplomat”, Deplu R.I,

Jakarta, 1987.

Lexy J. Moleong,”Metodologi Penelitian Kualitatif”, Remaja

RosdaKarya, Bandung, 2001.

Kaitan e-commerce dan Komunikasi Bisnis


Contoh Penerapan Ilmu Komunikasi dalam Lingkup Bisnis

Contoh kasus dan cara penyelesaian dalam konteks krisis komunikasi :

Misalnya, terjadi krisis di sebuah perusahaan karena perusahaan tersebut

tertimpa issue miring yang dapat meruntuhkan eksistensi perusahaan.

Cara penyelesaian adalah dengan mencari inti permasalahan yang terjadi

kemudian mencarikan solusi. Kemudian mempublikkasikannya kepada

pihak intern bahwa permasalah perusahaan sudah selesai dan juga

kepada pihak ekstren agar citra perusahaan tidak rusak dan dapat

Berjaya lagi. (Fera Tiara Syahida, artikel 2011).

Saluran komunikasi formal : Saluran komunikasi formal adalah saluran

yang terorganisasi dengan baik. Seperti lembaga sosial lainnya, saluran

komunikasi formal bercirikan aturan-aturan yang stabil, pejabatnya

melakukan pekerjaan yang benar-benar jelas, aturan pekerjaannya

disusun dengan baik dan dapat diikuti oleh orang yang berbeda-beda,

dan adanya sanksi yang jelas.

Sedangkan saluran komunikasi informal adalah saluran komunikasi yang

terjadi tanpa ada struktur yang jelas-jelas ada.


Umumnya, komunikasi formal terjadi di antara orang-orang yang terjalin

hubungan formal (seperti dalam lembaga/organisasi) ataupun

komunikasi antar atasan-atasan perusahaan. Sedangkan komunikasi

informal seperti, komunikasi antar divisi, antar karyawan dimana situasi

untuk berkomunikasi tidak terlalu tegang dan monoton seperti kepada

atasan perusahaan.

Kelebihan komunikasi non-verbal. Non-verbal sendiri banyak ragamnya

seperti, kedipan mata, gerakan kepala, warna, konteks ruang dan waktu,

wewangian,diam dan lain-lain. Yang menjadi istimewa adalah, setiap

kegiatan non verbal yang kita lakukan baik sadar mapun tidak, semua itu

tidak dapat membohongi apa yang terjadi di diri kita. Walaupun di

perkataan (verbal) kita dapat berkilah tapi bahasa tubuh tidak.

Contoh dari non-verbal dalam lingkungan bisnis / organisasi:

Seorang Manajer sedang mempresentasikan evaluasi progress perushaan

dalam laporan periodiknya. Semua pegawainya memperhatikan

penjelasan sang Manajer, tapi tak sedikit yang mengacuhkan, bahkan

jika di telusuri di barisan belakang banyak pegawai yang menekur,

menguap, dan memilih menyandarkan punggungnya seolah malas


mendengarkan laporan periodic perusahaan. Menekur dan menguap

menandakan para pegawai bosan akan penjelasan sang Manajer. Dengan

menekur, pegawai seolah-seolah dapat melepaskan beban

pendengarannya dari presentasi sang Manajer.

 Penerapan e-commerce di PT.Telkom Indonesia

 Penyedia layanan e-Commerce di Indonesia baru mencapai 3% meski

pengguna Internet diperkirakan telah mencapai sebanyak 31 juta orang

dan 159 juta orang lainnya Internet berbasis nirkabel. Dengan masih

sedikitnya pemain di e-Commerce maka portal e-Commerce Plasa.Com

yang dikelola anak usaha Telkom PT Metranet diharapkan dapat turut

menggairahkan e-commerce di Tanah Air.

Portal e-commerce Plasa.com yang dikelola oleh anak perusahaan

Telkom PT Metranet fokus pada penyelenggaraan tiga layanan, yaitu e-

Commerce, Content dan Communication. Portel itu diharapkan dapat

mendorong pertumbuhan pasar, mengembangkan UKM (Usaha Kecil

Menengah) dalam negeri serta meningkatkan enterpreneurship melalui

penyediaan platform online shopping.


Dalam menyediakan layanan konten, Plasa.com mengembangkan

platform sebagai penghimpun konten (content agregator) serta

memungkinkan pelanggan menikmati beragam konten, termasuk konten

hiburan. Sementara itu dalam layanan Communication, Plasa.com

menyediakan berbagai aplikasi seputar komunikasi online serta beragam

fasilitas layanan iklan sebagai media komunikasi bagi para pebisnis

dengan pelanggannya. Telkom telah melakukan studi banding ke Jepang

dan Korea untuk mengembangkan e-Commerce dengan target

mendorong para pelaku UKM yang berada di bawah binaan Telkom

melalui Program Kemitraan untuk bergabung dalam portal Plasa.com.

Hingga saat ini Telkom memiliki sekitar 30.000 mitra binaan aktif yang

tersebar di seluruh Indonesia. Badan Usaha Milik Negara itu juga telah

melakukan penandatangan Program Charter yaitu kerja sama antara

Telkom dengan Telkomsel dan Bank Internasional Indonesia (BII)

sebagai mitra penyedia gerbang pembayaran. Selain itu, kerja sama juga

menggandeng Gramedia, Pasar Raya dan Grup Ciputra mewakili para

merchant yang membuka toko di Plasa.com.


Plasa.com adalah salah satu portal online tertua dan terbesar di Indonesia

yang diluncurkan Telkom pertama kali pada tahun 1998. Selama ini

Plasa.com telah memberikan layanan wadah kepada

komunitas online Indonesia melalui layanan email gratis, web forum,

web chat, dan blog. Plasa.com diluncurkan kembali dengan wajah baru

dan fasilitas yang diperbaharui di antaranya dengan menyediakan

fasilitas e-commerce. Melalui penyelenggaraan e-commerce, Mojopia

menargetkan untuk dapat mendorong pertumbuhan pasar e-commerce.

Selain itu, layanan ini juga diharapkan ikut membantu mengembangkan

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam negeri, serta meningkatkan

jiwa entrepreneurship melalui penyediaan platform online shopping.

Satu juta pengguna Internet telah mengandalkan internet sebagai tempat

berbelanja, apalagi didorong oleh pertumbuhan internet yang sangat

pesat. Di akhir 2010, Plasa.com mempunyai target sebanyak 1000

merchant pada akhir 2010. Dalam mengembangkan bisnis ini, Plasa.com

memiliki partner store seperti Gramedia dan Pasaraya, selain itu juga

tersedia Toko Selebriti. Mojopia dan Telkom akan memberikan

perhatian dan dukungan serius terhadap pengembangan UKM di


Indonesia. Dengan pertumbuhan jumlah pengguna internet dan mobile

web Indonesia yang sangat pesat, diharapkan Plasa.com dapat

mendorong semangat kewiraswastaan sebagai sentra jual beli online

terbesar di Indonesia. Brand promise Mojopia adalah educate, enrich,

empower, artinya Mojopia membuat Plasa.com sebagai platform e-

commerce dengan tujuan untuk memunculkan entrepreneur-entrepreneur

Indonesia.

Manfaat dari penerapan e-commerce di PT.Telkom Indonesia 

Dalam bidang perdagangan, internet mulai banyak dimanfaatkan sebagi

media aktivitas bisnis karena lebih efisien. Aktivitas perdagangan

melalui media internet ini popular dengan electronic commerce (e-

commerce). Di Indonesia, e-commerce mulai dikenal pada tahun 1996,

meski belum terlalu populer, pada tahun 1996 tersebut mulai

bermunculan berbagai situs yang melakukan e-commerce. Sepanjang

tahun 1997-1998 keberadaan e-commerce di Indonesia sedikit

terabaikan karena krisis ekonomi. Setelah melewati krisis ekonomi di

tahun 1999 hingga sekarang e-commerce semakin lama semakin

memiliki daya tarik tersendiri karena keefisienan dan kenyamanannya.


Kenyamanan dalam artian apa yang sulit atau tidak mungkin dilakukan

sebelumnya menjadi mungkin dengan e-commerce.

Di Indonesia, peluang e-commerce untuk berkembang kelihatannya

cukup besar. Karena Indonesia adalah negara berkembang, melihat

kenyataan bahwa Indonesia adalah negara berkembang maka secara

logis akan terjadi persaingan besar-besaran untuk membuat sesuatu dan

persaingan itu dapat memberi manfaat bagi masyarakat, khususnya

manfaat bagi pengguna internet dan peluang berkembangnya e-

commerce.

Secara umumnya, E-COMMERCE merupakan aktivitas perdagangan

melalui media internet. Dengan adanya EC ini banyak sekali manfaat

atau keuntungan yang dihasilkannya. Manfaat atau keuntungan ini

terbagi menjadi tiga obyek, yaitu manffat bagi konsumen, manfaat bagi

masyarakat dan manfaat bagi bisnis. Berikut ini penjelasannya.

Manfaat e-commerce bagi konsumen

1. Electronic commerce memungkinkan pelanggan untuk berbelanja

atau melakukan transaksi lain selama 24 jam sehari sepanjang tahun dari

hampir setiap lokasi.


2. Electronic commerce meemberikan lebih banyak pilihan kepada

pelanggan; mereka bisa memilih berbagai produk dari banyak vendor.

3. Electronic commerce menyediakan produk-produk dan jasa yang

tidak mahal kepada pelanggan dengan cara mengunjungi banyak tempat

dan melakukan perbandingan secara cepat.

4. Dalam beberapa kasus, khususnya pada produk-produk yang

digitized, EC menjadikan pengiriman menjadi sangat cepat.

5. Pelanggan bisa menerima informasi relevan secara detail dalam

hitungan detik, bukan lagi hari atau minggi.

6. Electronic commerce memungkinkan partisipasi dalam pelelangan

maya (virtual auction).

7. Electronic commerce memberi tempat bagi para pelanggan untuk

berinteraksi dengan pelanggan lain di electronic community dan

bertukar pikiran serta berbagai pengalaman.

8. Electronic commerce memudahkan persaingan, yang pada

akhirnya akan menghasilkan diskon secara substansial.


Manfaat e-commerce bagi masyarakat

1. Electronic commerce memungkinkan orang untuk bekerja di dalam

rumah dan tidak banyak keluar untuk berbelanja, akibatnya ini akan

menurunkan arus kepadatan lalu lintas di jalan serta mengurangi polusi

udara.

2. Elctronic commerce memungkinkan sejumlah barang dagangan

dijual dengan harga lebih rendah, sehingga orang yang kurang mampu

bisa membeli lebih banyak dan meningkatkan taraf hidup mereka.

3. Electronic commerce memungkinkan orang di negara-negara

Dunia ketiga dan wilayah pedesan untuk menikmati aneka produk dan

jasa yang akan susah mereka dapatkan tanpa EC. Ini juga termasuk

peluang untuk belajar berprofesi serta mendapatkan gelar akademik.

4. Electronic commerce memfasilitasi layanan publik, seperti

perawatan kesehatan, pendidikan, dan pemerataan layanan sosial yang

dilaksanakan pemerintah dengan biaya yang lebih rendah, dan / atau

dengan kualitas yang lebih baik. Layanan perawatan kesehatan,

misalnya, bisa menajangkau pasien di daerah pedesaan.


 Manfaat e-commerce bagi bisnis

1. Perusahaan-perusahaan dapat menjangkau pelanggan diseluruh

dunia. Oleh karena itu dengan memperluas bisnis mereka, sama saja

dengan meningkatkan keuntungan.

2. e-commerce menawarkan pengurangan sejumlah biaya tambahan.

Sebuah perusahaan yang melakukan bisnis diinternet akan mengurangi

biaya tambahan karena biaya tersebut tidak digunakan untuk gedung dan

pelayanan pelanggan (customer service), jika dibandingkan dengan jenis

bisnis tradisional.
TUGAS KASUS  – PELANGGARAN KONSEP STRUKTUR

ORGANISASI

Permasalahan yang terjadi pada Perusahaan Suyanto adalah pelanggaran

mengenai konsep organisasi, dengan penjabaran sekaligus solusi sbb:

Struktur organisasi berjenjang, namun proses komunikasi antara

bawahan dengan atasan menyalahi prosedur. Dalam kasus ini, Citra

sebagai Kepala Departemen selalu melapor kepada Direktur Utama

ketika akan meminta hal-hal penting tertentu, padahal seharusnya Citra

bertanggung jawab langsung kepada Wakil Direktur Surya sebagai

atasannya.

Mengapa bisa terjadi seperti itu?

Kemungkinannya, birokrasi (prosedur) struktur organisasi yang tidak

jelas, lemah—tidak mengikat personel untuk wajib melaksanakan sesuai

aturan, pola sikap senior yang tidak menghargai junior meskipun junior

merupakan atasannya, atau style managemen yang tidak tegas dan bijak.

Jika demikian, perubahan atau solusi yang dapat dilakukan adalah:


  Wakil Direktur Surya melakukan komunikasi dengan Direktur Utama

Irawan, untuk membicarakan segala permasalahan yang terjadi, untuk

memperjelas pelaksanaan peran dan tanggung jawab personel sesuai

dengan prosedur struktur organisasi.

Letak kunci pemegang kendali kesuksesan organisasi adalah pada

Direktur Utama, namun Direktur Utama dalam hal ini memiliki style

kepemimpinan yang kurang baik. Karena,  Direktur Utama tidak dapat

memberikan arahan yang baik kepada Citra agar segala permasalahan

yang terjadi pada departemennya dikomunikasikan dengan Wakil

Direktur Surya agar menjadi tanggung jawab Surya untuk

menyelesaikan permasalahan sebelum meminta bantuan kepada Direktur

Utama. Jika berkali-kali Citra langsung berkomunikasi dengan Direktur

Utama, artinya Direktur Utama menanggapinya? Bukankah seharusnya

Direktur Utama tidak berwenang untuk memegang kendali departemen?

Dengan demikian, Direktur Irawan harus lebih tegas dan menyampaikan

kebijakan struktur organisasional dengan jelas dan tegas, jika memang

tetap menggunakan struktur organisasi berjenjang.


 Jika Kepala Departemen langsung berhubungan dengan Direktur Utama,

lalu bagaimana dengan fungsi Wakil Direktur? Ini adalah bentuk

pelaksanaan komunikasi bisnis yang tidak efisien, dengan mengalihkan

peran dan tanggung jawab Wakil Direktur kepada Direktur Utama.

  Memperbaiki filosofi (nilai-nilai) yang dijunjung oleh segenap personel

perusahaan, untuk memiliki pola pikir dan perilaku yang saling

menghargai antar personel organisasi tanpa memiliki rasa ego senioritas.

Karena ego senioritas akan menjadikan personel lebih mementingkan

kepentingan pribadinya, dengan keberlangsungan proses komunikasi

organisasi yang terabaikan. Karena komunikasi bisnis dalam organisasi

memegang peranan yang vital dalam pencapaian kesuksesan organisasi

secara menyeluruh.

     Kebijakan penggajian yang tidak jelas. Di sini, Surya sebagai Wakil

Direktur perusahaan mendapatkan gaji yang jauh lebih rendah

dibandingkan dengan Kepala Departemen bawahannya dan juga lebih

rendah dari Wakil Direktur Slamet yang posisinya sejajar dengan Surya,

bahkan departemen yang dipimpin Surya menghasilkan lebih banyak


uang daripada departemen yang dipimpin Slamet. Terdapat indikasi

bahwa gaji yang dibayarkan kepada personel didasarkan pada senioritas

 Dalam rangka memotivasi personel agar bekerja secara professional,

Direktur Utama sebagai pemegang kendali perusahaan sebaiknya

mengkaji ulang aturan penggajian, dasar yang objektif adalah

berdasarkan kebijakan gaji pokok dari masing-masing fungsi (jabatan)

kemudian memberikan gaji tunjangan kepada senior dan insentif lain

kepada personel yang berprestasi.

Karena jika gaji yang diberikan menurut senioritas sangat tidak fair,

karena Wakil Direktur Surya sebagai junior mengemban tanggung jawab

yang lebih besar daripada Kepala Departemen yang ada dibawahinya.

Struktur Organisasi berjenjang seharusnya juga menerapkan aturan

penggajian (pokok) yang berjenjang pula, dengan tambahan (insentif)

menurut prestasi divisi untuk memacu peningkatan kinerja. Ditambah

lagi adanya fakta bahwa dua departemen yang dipimpin Surya

menghasilkan uang lebih banyak, seharusnya Surya mendapatkan

remunerasi yang setimpal dengan prestasi departemennya. Namun yang

menjadi permasalahan juga, kesuksesan departemen yang dipimpin


Surya memang tercapai karena peran serta Surya atau memang prestasi

Kepala Departemen? Kalau memang Kepala Departemen lebih cakap

dari Surya, mengapa tidak diberikan promosi jabatan? Nah, ini juga

ketidakjelasan. Sehingga, Direktur Utama harus memberikan ketentuan

promosi jaatan berikut aturan penggajian secara lebih jelas, ojektif, dan

professional.

 Pemberian gaji dengan demikian sebaiknya ditentukan berdasarkan

fungsi dan tanggung jawab, serta loyalitas dan prestasi yang diberikan

personel kepada perusahaan. Dengan prosedur bekerja yang sejalan

dengan aturan. Sehingga tidak ada departemen yang mengklaim dirinya

berprestasi tanpa dukungan dan peran serta Wakil Direktur yang

membawahinya. Karena proses bisnis yang baik dalam struktur

organisasi ini didukung oleh kerjasama dan komunikasi yang efektif

antara atasan dan bawahan dari setiap lini.


Ketidakjelasan fungsi dan tanggung jawab divisional. Apakah masing-

masing departemen mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai pusat

pertanggungjawaban yang berbeda?

Dengan mengetahui fungsi dari setiap departemen sebagai pusat

pertanggungjawaban—apakah pusat pendapatan, biaya, investasi, atau

laba, akan memberikan kejelasan mengenai ukuran kinerja setiap

departemen. Sehingga pencapaian kinerja menurut indikator masing-

masing memberikan dasar yang objektif dalam menentukan gaji insentif

(atau bonus) kepada masing-masing divisi.

Karena pembagian tugas dan fungsi departemen dalam struktur

organisasi perusahaan Suyanto tidak terlalu banyak dan kompleks,

sehingga penerapan struktur organisasi berjenjang masih layak, dan

tidak bermasalah jika tidak menerapkan struktur organisasi flatter

(komunikasi lintas divisi).

Anda mungkin juga menyukai