Anda di halaman 1dari 14

Jaka Pramudya

Toufan Dharmawan
Adhitya Eka Putra
Muhammad Habibi

115020307111044
115020305111001
115020305111006
125020309111003

Negosiasi
Negosiasi merupakan perundingan antara dua pihak
dimana didalamnya terdapat proses memberi, menerima, dan
tawar menawar. Selain itu negosiasi juga merupakan ijab
kabul dari sebuah proses interaksi yang dilakukan oleh kedua
belah pihak untuk saling memberi dan menerima atas sesuatu
yang ditentukan dengan kesepakatan bersama, begitu pula
dalam hal negosiasi lintas budaya.

Tujuan Negosiasi
Untuk mendapatkan atau mencapai kata

sepakat yang mengandung kesamaan persepsi,


saling pengertian dan persetujuan.
Untuk mendapatkan atau mencapai kondisi
penyelesaian atau jalan keluar dari masalah
yang dihadapi bersama.
Untuk mendapatkan atau mencapai kondisi
saling menguntungkan dimana masing-masing
pihak merasa menang (win-win solution).

Manfaat Negosiasi
Untuk mendapatkan atau menciptakan jalinan

kerja sama antar badan usaha atau institusi


ataupun perorangan untuk melakukan suatu
kegiatan atau usaha bersama atas dasar saling
pengertian.
Dalam sebuah perusahaan, sebuah proses
negosiasi akan memberikan manfaat untuk
menjalin hubungan bisnis yang lebih luas dan juga
untuk mengembangkan pasar, yang diharapkan
memberikan peningkatan penjualan.

Konseptualisasi culture
dan Negosiasi
Culture as shared values
Cultural as dialectic
Culturally Responsive Negotiation

Strategies

Culture as shared
values
Culture as shared values
Budaya dikonsepkan sebagai nilai dan norma
bersama yang dianut di dalam suatu komunitas
atau masyarakat yang bisa memengaruhi negosiasi
yang berjalan. Pengaruh ini diperoleh dari perilaku
negosiator yang mungkin saja berbeda berdasarkan
budaya yang dimilikinya.

Cultural as dialectic
Cultural as dialectic
Kebudayaan sebagai dialektika tidak
mengatur perilaku negosiator dalam suatu
negosiasi tetapi hanya mengajarkan cara
menghargai dan menghormati perbedaan
kebudayaan yang mungkin terjadi. Pendekatan ini
menjelaskan variasi yang berbeda yang harus
dapat dimaklumi demi kelancaran negosiasi.
Perilaku negosiator yang diharapkan juga
termasuk mengenal konflik dan perdebatan yang
mungkin terjadi dalam proses negosiasi.

Culturally Responsive
Negotiation Strategies
Ketika negosiasi internasional berlangsung, para negosiator
yang terlibat harus bertindak sesuai dengan kebudayaan setempat.
Hal ini dilakukan untuk menghindari miskomunikasi di antara mereka.
Selain itu, perilaku yang sesuai dianggap sebagai tindakan
menghormati kebudayaan tuan rumah tempat diselenggarakannya
negosiasi.

Strategi menghadapi negosiasi dengan tingkat


familiaritas yang berbeda-beda dari tiap-tiap
negosiator, yaitu:
Low familiarity melalui pengadaan agen penasihat

yang lebih mengenal kultur semua pihak (strategi


unilateral), pengadaan mediator yang bertanggung
jawab untuk mengatur proses negosiasi (strategi
gabungan), dan persuasi terhadap negosiator lain
untuk menyetujui pendekatan yang diambil.
Moderate familiarity melalui adaptasi pendekatan
pihak lain untuk bisa menyesuaikan dengan budaya
lain (strategi unilateral) dan koordinasi pengaturan
yang melibatkan semua negosiator untuk
menemukan penyesuaian yang bersifat mutualisme
(strategi gabungan).

Strategi menghadapi negosiasi dengan tingkat


familiaritas yang berbeda-beda dari tiap-tiap
negosiator, yaitu:
High familiarity melalui cakupan secara holistik pendekatan

terhadap pihak lain dan bersikap seperti sudah menjadi


bagian dari komunitas budaya pihak lawan (strategi
unilateral), improvisasi terhadap pendekatan yang secara
spesifik dikaitkan dengan situasi negosiasi, pihak-pihak
yang teribat, dan kondisi lain yang mungkin terjadi (strategi
gabungan), dan efek simfoni yang memperbolehkan
negosiator untuk menciptakan pendekatan baru yang berisi
baik budaya asal negosiator maupun adaptasi budaya pihak
lain.

Tujuan Perilaku negosiator harus bisa menyesuaikan dengan


kebudayaan tempat berlangsungnya negosiasi.

Agar bisa mendorong kelancaran proses


negosiasi. Selain itu juga sebagai bentuk apresiasi
terhadap tuan rumah penyelenggara negosiasi.
Namun ada beberapa alasan yang memungkinkan
negosiator lebih memilih bersikap secara normatif
global dan tidak terspesialisasi ke dalam budaya
setempat. Hal ini dikarenakan budaya modern
(normatif secara global atau umum) lebih mudah
diikuti dan dapat diterima oleh pihak lain.

Negosiasi Bisnis Internasional


Lintas Budaya
Bernegosiasi dalam dunia bisnis
merupakan hal terpenting untuk mencapai
tujuan. Negosiasi adalah mengenai sikap.
Orang dari budaya yang berbeda akan
menggunakan gaya negosiasi dan
pendekatan yang berbeda.

Negosiasi Bisnis Internasional


Lintas Budaya
Beberapa budaya memandang proses
negosiasisebagai situasi win-win (menangmenang), yaitu suatu proses dimana kedua pihak
memperoleh hasil. Budaya lain menerapkan mental
zero sum (jumlah nol) di mana perolehan seseorang
harus selalu setara dengan kerugian seseorang yang
lain. Jumlah perolehan netto dan kerugian netto
selalu nol. Individu dari budaya yang memandang
negosiasi sebagai prisma win-lose (menangkalah) ini melihat proses tersebut sebagai sutau
rangkaian pertarungan menjadi menang-kalah.

Terima Kasih

^_^

Anda mungkin juga menyukai