Anda di halaman 1dari 14

1.

Pengertian Strategi

Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan
oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus yang diinginkan. Joni (1983)
berpendapat bahwa yang dimaksud strategi adalah suatu prosedur yang
digunakan untuk memberikan suasana yang konduktif kepada siswa dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran. Adapun ciri-ciri strategi menurut
Stoner dan Sirait (1996: 140) adalah sebagai berikut :

(1) Wawasan waktu, meliputi cakrawala waktu yang jauh ke depan, yaitu
waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan waktu
yang diperlukan untuk mengamati dampaknya.
(2) Dampak. Walaupun hasil akhir dengan mengikuti strategi tertentu tidak
langsung terlihat untuk jangka waktu lama, dampak akhir akan sangat
berarti.
(3) Pemusatan upaya. Sebuah strategi yang efektif biasanya mengharuskan
pemusatan kegiatan, upaya atau perhatian terhadap rentang sasaran
yang sempit.
(4) Pola keputusan. Kebanyakan strategi mensyaratkan bahwa sederetan
keputusan tertentu harus diambil sepanjang waktu. Keputusan-keputusan
tersebut harus saling menunjang, artinya mengikuti suatu pola yang
konsisten
(5) Peresapan. Sebuah strategi mencakup suatu spectrum kegiatan yang luas
mulai dari proses alokasi sumber daya sampai dengan kegiatan operasi
harian. Selain itu, adanya konsistensi sepanjang waktu dalam kegiatan-
kegiatan ini mengharuskan semua tingkatan organisasi bertindak secara
naluri dengan cara-cara yang akan memperkuat strategi.

Dengan demikian, strategi dapat diartikan sebagai suatu susunan,


pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai suatu tujuan dengan
menggunakan tenaga, waktu, serta kemudahan secara optimal.

Apabila dihubungkan dengan proses belajar mengajar, strategi adalah


cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan
pengajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang
dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa (Gerlach dan Ely).
Strategi belajar mengajar tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan.
Tetapi juga termasuk didalamny materi atau paket pengajarannya (Dick dan
Carey).

Strategi belajar mengajar terdiri atas semua komponen materi


pengajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa
mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi belajar
mengajar juga merupakan pemilihan jenis latihan tertentu yang cocok
dengan tujuan yang akan dicapai (Gropper). Setiap tingkah laku yang
dipelajari harus dipraktikkan. Karena setiap materi dan tujuan pengajaran
berbeda satu sama lain, jenis kegiatan yang harus dipraktikkan oleh siswa
memerlukan persyaratan yang berbeda pula.

2. Strategi Pengajaran

Strategi pengajaran terdiri atas metode dan teknik atau prosedur yang
menjamin siswa mencapai tujuan. Strategi pengajaran lebih luas dari pada
metode atau teknik pengajaran. Dengan kata lain, metode atau teknik
pengajaran merupakan bagian dari strategi pengajaran.

Peranan strategi pengajaran lebih penting apabila guru mengajar siswa


yang berbeda dari segi kemampuan, pencapaian, kecenderungan serta
minat. Hal tersebut karena guru harus memikirkan strategi pengajaran yang
mampu memenuhi keperluan semua siswa. Di sini, guru tidak saja harus
menguasai berbagai kaidah mengajar, tetapi yang lebih penting adalah
mengintegrasikan serta menyusun kaidah-kaidah itu untuk membentuk
strategi pengajaran yang paling berkesan dalam pengajarannya.

Kaidah-kaidah mengajar harus diatur untuk membentuk strategi


pengajaran. Kaidah yang paling baik bergantung pada situasi dan kondisi
tempat proses pengajaran itu berlaku. Jelasnya, suatu kaidah pengajaran
tidak menjamin pencapaian tujuan pengajaran, tetapi yang lebih penting
adalah interaksi kaidah itu dengan kaidah-kaidah lain.

3. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk


memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
(Slameto, 2003 : 2). Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.
Dalam kaitan ini, proses belajar dan perubahan merupakan bukti hasil yang
diproses. Belajar tidak hanya mempelajari mata pelajaran, tetapi juga
penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian
sosial, bermacam-macam keterampilan lain, dan cita-cita (Hamalik, 2002:
45). Dengn demikian, seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan
pada dirinya akibat adanya latihan dan pengalaman melalui interaksi dengan
lingkungan.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses


perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 2003: 2).
Misalnya, belajar akuntansi merupakan suatu aktivitas mental atau psikis
yang berlangsung dalam inetraksi aktif dengan lingkungannya uang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan
nilai sikap. Belajar akuntansi berbeda dengan belajar pengetahuan sosial
lainnya. Dalam belajar akuntasi dibutuhkan ketekunan, ketelitian, serta
latihan yang kontinu. Latihan dalam mengerjakan soal-soal akuntasi memiliki
andil yang cukup signifikan dalam memperoleh hasil yang optimal. Dismping
itu, materi pelajaran akuntansi memiliki keterkaitan antara satu dan lainnya
sehingga diperlukan pemahaman yang komprehensif.

Sardiman A.M (2005: 20) menurut pendapat Cronbach, Harold Spears,


dan Geoch mengungkapkan definisi belajar sebagai berikut.

(1) Cronbach memberikan definisi, Learning is shown by a change in


behavior as a result of experience. (Belajar adalah memperlihatkan
perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman).
(2) Harold Spears memberikan batasan, Learning is to observe, to read, to
initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction.
(Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu
sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk).

Pengertian Strategi Belajar Mengajar

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar


haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan
sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.

Pendahuluan

Strategi secara umum mempunyai pengertian sebagai suatu garis


besar acuan dalam melakukan tindakan untuk mencapai sasaran yang
diinginkan. Kalau dikaitkan dengan pembelajaran atau belajar mengajar,
maka strategi bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan antara guru dan
murid dalam suatu kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang
telah digariskan.

Dalam kalangan militer istilah strategi diartikan sebagai seni untuk


merancangoperasi peperangan yang erat kaitannya dengan gerakan pasukan
dalam posisi perang yang dipandang paling menguntungkan untuk
memperoleh kemenangan (Hornby, 1973:997).

Pada era yang sudah canggih ini istilah strategi banyak dipinjam oleh
bidang-bidang ilmu lain, termasuk dalam bidang ilmu pendidikan. Pemakaian
istilah strategi dimaksudkan sebagai daya upaya dalam menciptakan suatu
sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses mengajar. Maksud
dari tujuan strategi tersebut adalah agar tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan dapat tercapai secara maksimal, seorang guru dituntut untuk
memiliki kemampuan mengatur secara umum komponen-komponen
pengajaran sedemikian rupa sehingga terjalin keterkaitan fungsi antara isi
komponen pengajaran tersebut. Atau dalam bahasa kerennya strategi berarti
pilihan pola dalam kegiatan belajar mengajar yang digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.

Strategi dasar berarti setiap usaha meliputi em[at masalah sesuai


dengan yang dikemukakan oleh Newton dan Logan yaitu:

1. Pertimbangan dan pemilihan pendekatan utama yang ampuh untuk


mencapai sasaran
2. Pertimbangan dan penempatan langkah-langkah yang ditempuh sejak
awal sampai akhir
3. Pertimbangan dan penempatan tolak ukur dan ukuran baku yang akan
digunakan untuk menilai keberhasilan usaha yang dilakukan
4. Pengidentifikasian dan penempatan spesifikasi dan kualifikasi hasil yang
harus dicapai dan menjadi sasaran usaha tersebut, dengan
mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang memerlukannya.

Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer dan diartikan
sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan
suatu peperangan. Seorang yang berperang dalam mengatur strategi, untuk
memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu tindakan, ia akan
menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari
kuantitas maupun kualitasnya. setelah semuanya diketahui, baru kemudian ia
akan menyusun tindakan yang harus dilakukan, baik tentang siasat
peperangan yang harus dilakukan, taktik dan teknik peperangan, maupun
waktu yang tepat untuk melakukan suatu serangan. Dengan demikian dalam
menyusun strategi perlu memperhitungkan berbagai faktor, baik dari dalam
maupun dari luar.

Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or


series of activities designed to achieves a particular education goal. Jadi,
strategi pembelajarn dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.

Menurut Sanjaya Wina (2007), didalam konteks belajar mengajar, stratgei


berarti pola umum perbuatan guru-peserta didik di dalam perwujudan
kegiatan belajar mengajar.

Di bawah ini akan diuraikan beberapa definisi tentang strategi


pembelajaran.
Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Kozma (dalam Sanjaya 2007) secara umum menjelaskan bahwa strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu
yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik
menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa stratgei pembelajaran merupakan
cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam
lingkungan pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan oleh mereka
bahwa strategi pembelajaran dimaksud meliputi; sifat, lingkup, dan
urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman
belajar kepada peserta didik.
Dick dan Carey (1990 dalam Sanjaya, 2007) menjelaskan bahwa strategi
pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan
prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang atau digunakan oleh guru
dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran
tertentu. Menurut mereka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas
pada prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk
juga pengaturan materi atau paket program pembelajaran yang akan
disampaikan kepada peserta didik.
Cropper di dalam Wiryawan dan Noorhadi (1998) mengatakan bahwa
strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan
tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Ia
menegaskan bahwa setiap tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai
oleh peserta didik dalam kegiatan belajarnya harus dapat dipraktikkan.

Ada dua hal yang patut dicermati dari pengertian-pengertian di atas.


Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) termasuk pengguanaan metode dan pemanfaatan berbagai
sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu
strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum
sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan
tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah
pencapaian tujuan.

Jenis-jenis Strategi

Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan. Rowntree


(1974) mengelompokkan ke dalam strategi penyampaian-penemuan atau
exposition-discovery learning, dan strategi pembelajaran kelompok dan
strategi pembelajaran individual atau groups-individual learning.

Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswa


dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Roy
Killen menyebutnya dengan strategi pembelajaran langsung (direct
instruction). Mengapa dikatakan strategi pembelajaran langsung ? Sebab
dalam strategi ini, materi pelajaran disajikan begitu saja kepada siswa; siswa
tidak dituntut mengolahnya. Berbeda dengan strategi discovery. Dalam
strategi ini bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui
berbagai aktivitas, sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan
pembimbing bagi siswanya. Karena sifatnya yang demikian strategi ini sering
juga dinamakan strategi pembelajaran tidak langsung.

Strategi pembelajaran individual dilakukan oleh siswa secara mandiri.


Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat
ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan. Bahan
pelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri.
Contoh dari strategi pembelajaran ini adalah belajar melalui modul, atau
belajar bahasa melalui kaset audio.

Berbeda dengan strategi pembelajaran individual, belajar kelompok


dilakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajar oleh seorang atau
beberapa orang guru. Bentuk belajar kelompok itu bisa dalam pembelajaran
kelompok besar atau pembelajaran klasikal; atau bisa juga siswa belajar
dalam kelompok-kelompok kecil semacam buzz group.

Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi


pembelajaran juga dapat dibedakan antara strategi pembelajaran deduktif
dan strategi pembelajaran induktif. Strategi pembelajaran deduktif adalah
strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep
terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi; atau
bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak, kemudian
secara perlahan-lahan menuju hal yang konkret. Strategi ini disebut juga
strategi pembelajaran dari umum ke khusus. Sebaliknya dengan strategi
induktif, pada strategi ini bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang
konkret atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa
dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar. Strategi ini kerap
dinamakan strategi pembelajaran dari khusu ke umum.

a. Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai.


Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan adalah:
Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan
aspek kognitif, afektif atau psikomotorik ?
Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
apakah tingkat tinggi atau rendah ?
Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademis
?
b. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi
pembelajaran:
Apakah materi pembelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum atau
teori tertentu ?
Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan
prasyarat tertentu atau tidak ?
Apakah tersedia buku-buku sumber untuk mempelajari materi itu ?
c. Pertimbangan dari sudut siswa.
Apakah strategi pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan
siswa ?
Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat dan
kondisi siswa ?
Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar siswa ?
d. Pertimbangan-pertimbangan lainnya.
Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu strategi
saja ?
Apakah strategi yang kita tetapkan dianggap satu-satunya strategi
yang dapat digunakan?
Apakah strategi itu memiliki nilai efektivitas dan efesiensi ?

D. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Konteks Standar


Proses Pendidikan

1. Berorientasi pada tujuan

Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama.


Segala aktivitas guru dan siswa, mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Ini sangat penting, sebab mengajar adalah proses
yang bertujuan. Oleh karenanya keberhasilan suatu strategi pembelajaran
dapat ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.

2. Aktivitas

Strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa.


Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga
meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental. Guru sering
lupa dengan hal ini. Banyak guru yang terkecoh oleh sikap siswa yang
berpura-pura aktif padahal sebenarnya tidak.

3. Individualitas

Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa.


Walaupun kita mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya
yang ingin kita capai adalah perubahan perilaku setiap siswa.

4. Integritas

Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh


pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif
saja, akan tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek
psikomotorik. Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus dapat
mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegrasi.

1. Interaktif

Prinsip interaktif mengandung makna bahwa mengajar bukan hanya


sekedar menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa; akan tetapi
mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat
merangsang siswa untuk belajar.

2. Inspiratif

Guru mesti membuka berbagai kemungkinan yang dapat dikerjakan


siswa. Biarkan siswa berbuat dan berpikir sesuai dengan inspirasinya sendiri,
sebab pengetahuan pada dasarnya bersifat subjektif yang bisa dimaknai oleh
setiap subjek belajar.

3. Menyenangkan

Proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan seluruh


potensi siswa. Seluruh potensi itu hanya mungkin dapat berkembang
manakala siswa terbebas dari rasa takut, dan menegangkan. Oleh karena itu
perlu diupayakan agar proses pembelajaran merupakan proses yang
menyenangkan (enjoyful learning).

4. Menantang

Proses pembelajaran adalah proses yang menantang siswa untuk


mengembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak secara
maksimal. Kemampuan tersebut dapat ditumbuhkan dengan cara
mengembangkan rasa ingin tahu siswa melalui kegiatan mencoba-coba,
berpikir secara intuitif atau bereksplorasi.

5. Motivasi

Tanpa adanya motivasi, tidak mungkin siswa memiliki kemauan untuk belajar.
Oleh karena itu, membangkitkan motivasi merupakan salah satu peran dan
tugas guru dalam setiap proses pembelajaran.

Belajar dan Pembelajaran

Belajar, menurut Robert M. Gagne, penulis buku klasik Principles of


Instructional Design, dapat diartikan sebagai A natural process that leads to
changes in what we know, what we can do, and how we behave. Belajar juga
dipandang sebagai prose salami yang dapat membawa perubahan pada
pengetahuan, tindakan, dan perilaku seseorang. Sedangkan menurut Robert
Heinich dkk (2005), belajar diartikan sebagai : development of knew
knowledge, skills, or attitudes as individual interact with learning resources.
Belajar merupakan sebuah proses pengembangan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang terjadi manakala seseorang melakukan interaksi
secara intensif dengan sumber-sumber belajar.

Menurut The Association of Educational and Communication


Technology (AECT), sumber belajar dapat diklasifikasikan menjadi:

orang (pakar, penulis dan lain-lain)


isi pesan (informasi yang tersaji dalam buku atau makalah)
bahan dan perangkat lunak (software)
peralatan (hardware)
metode dan teknik (prosedur yang dilakukan untuk mencapai sesuatu),
dan
lingkungan (tempat berlangsungnya peristiwa belajar).

Definisi belajar yang dikemukakan oelh Meyer dalam Smith dan Ragan
(2002) mencakup beberapa konsep penting yang meliputi:

durasi perubahan perilaku bersifat relative permanen,


perubahan terjadi pada struktur dan isi pengetahuan orang yang belajar,
dan
penyebab terjadinya perubahan pengetahuan dan perilaku adalah
pengalaman yang dialami oleh siswa, bukan pertumbuhan atau
perkembangan. Proses belajar dapat berlangsung baik dalam situasi
formal maupun situasi informal.

Pembelajaran

Gagne mendefinisikan istilah pembelajaran sebagai a set of events


embedded in purposeful activities that facilitate learning. Pembelajaran
adalah serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan dengan maksud untuk
memudahkan terjadinya proses belajar.

Definisi lain tentang pembelajaran dikemukakan oleh Patricia L. Smith


dan Tillman J. Ragan (1993) yang mengemukakan bahwa pembelajaran
adalah pengembangan dan penyampaian informasi dan kegiatan yang
diciptakan untuk memfasilitasi pencapaian tujuan yang spesifik.

Konsep Dasar Mengajar

Kata teach atau mengajar berasal dari bahasa Inggris kuno, yaitu
taecan. Kata ini berasal dari bahasa Jerman kuno (Old Teutenic), taikjan, yang
berasal dari kata dasar teik, yang berarti memperlihatkan. To teach
(mengajar) dilihat dari asal usul katanya berarti memperlihatkan sesuatu
kepada seseorang melalui tanda atau symbol; penggunaan tanda atau
symbol itu dimaksudkan untuk membangkitkan atau menumbuhkan respons
mengenai kejadian, seseorang, observasi, penemuan, dan lain sebagainya.
Sejak tahun 1500-an, definisi mengajar (teaching) mengalami perkembangan
secara terus-menerus.

Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses penyampaian


informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu
sering juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu.

Sebagai proses menyampaikan atau menanamkan ilmu pengetahuan,


maka mengajar mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut :

a. Proses pengajaran berorientasi pada guru (teacher centered)


b. Siswa sebagai objek belajar
c. Kegiatan pengajaran terjadi pada tempat dan waktru tertentu
d. Tujuan utama pengajaran adalah penguasaan materi pelajaran

Karakteristik Pembelajaran

Menurut Wina Sanjaya, terdapat beberapa karakteristik penting dari


istilah pembelajaran tersebut, yaitu :

1. Pembelajaran berarti membalajarkan siswa


2. Proses pembelajaran berlangsung dimana saja
3. Pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan (Wina Sanjaya,
2008:79)

Istilah-istilah yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran

a. Model Pembelajaran
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran
yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas
oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus
atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan/ strategi, metode dan
teknik pembelajaran.
Contoh : model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran
konstruktivisme, model pembelajaran berbasis portofolio, model
pembelajaran langsung, dll.
b. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang pelaksana pembelajaran (guru) terhadap suatu proses
pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, yang dalam prosesnya
mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.

Contoh:
Pendekatan yang berorientasi pada keaktifan belajar siswa (student
centered)
Pendekatan berorientasi pada keaktifan guru (teacher centered)
Pendekatan yang meliputi beragam kegiatan proses pembelajaran
(pendekatan saintifik)
Pendekatan yang memadukan antar mata pelajaran (pendekatan
tematik)
c. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan pola tindak guru dan siswa dalam


proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran secara
efektif dan efisien. Di dalam strategi pembelajaran terkandung makna
perencanaan pembelajaran.

Contoh : strategi jigsaw, strategi kepala bernomor, strategi berpikir


berpasangan-berkempat, dll.

d. Metode
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara-cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah di susun
dalam kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Berbagai jenis metode pembelajaran diaplikasikan
dalam kegiatan penerapan strategi pembelajaran. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu
perencanaan yang masih bersifat konseptual a plan of operation
achieving something, sedangkan metode merupakan a way in
achieving something yaitu cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang telah disusun.
Contoh: Metode ceramah, Tanya jawab, drill (latihan), demonstrasi,
bermain peran, dll.
e. Teknik
Teknik dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalnya,
penggunaan metode ceramah pada kelas besar membutuhkan teknik-
teknik tertentu agar pesan pembelajaran dapat diterima oleh seluruh
siswa (misalnya menggunakan media N-Fokus), yang tentu saja
berbeda teknik ketika metode ceramah diterapkan pada kelas kecil.
f. Taktik
Taktik merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau
teknik pembelajaran tertentu. Contoh: gaya mengajar guru yang
menggunakan gerakan tangan, mimik muka, dll.

Ciri-ciri Belajar

Beberapa ciri belajar, seperti dikutip oleh Darsono (2000:30) adalah


sebagai berikut :
(1) Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan ini
digunakan sebagai arah kegiatan, sekaligus tolak ukur keberhasilan
belajar.
(2) Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan kepada
orang lain. Jadi, belajar bersifat individual.
(3) Belajar merupakan proses interaksi antara individu dan lingkungan. Hal
ini berarti individu harus aktif apabila dihadapkan pada lingkungan
tertentu. Keaktifan ini dapat terwujud karena individu memiliki
berbagai potensi untuk belajar.
(4) Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang
belajar. Perubahan tersebut bersifat integral, artinya perubahan dalam
aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang terpisahkan satu dengan
yang lainnya.

Perbedaan Strategi, Metode, Model dan Pendekatan

Strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur


pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan
hasil belajar pada siswa.

Upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam


kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal, ini
yang dinamakan dengan metode. Ini berarti, metode digunakan untuk
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.

Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan strategi adalah


pendekatan (approach). Sebenarnya pendekatan berbeda baik dengan
strategi maupun metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan
merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih sangat umum.

Teknik dan taktik mengajar merupakan penjabaran dari metode


pembelajaran. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka
mengimplementasikan suatu metode. Taktik adalah gaya seseorang dalam
melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Dengan demikian, taktik
sifatnya lebih individual.

Dari penjelasan di atas, maka dapat ditentukan bahwa suatu strategi


pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang
digunakan; sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan
berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode
pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang dianggapnya relevan
dengan metod, dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang
mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lain.
A. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk


pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai
enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas,
yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa,
siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru (multi way traffic
communication).

Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang


melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling
berinteraksi.

Tom V. Savage (1987:217) mengemukakan bahwa cooperative learning


adalah suatu pendekatan yang menekankan kerja sama dalam kelompok.

Strategi pembelajaran kooperatif merupakan serangkaian kegiatan


pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di dalam kelompok, untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Terdapat empat hal penting
dalam strategi pembelajaran kooperatif, yakni: (1) adanya peserta didik
dalam kelompok, (2) adanya aturan main (role) dalam kelompok, (3) adanya
upaya belajar dalam kelompok, (4) adanya kompetensi yang harus dicapai
oleh kelompok.

Pembelajaran cooperative mewadahi bagaimana siswa dapat bekerja


sama dalam kelompok, tujuan kelompok adalah tujuan bersama. Situasi
kooperatif merupakan bagian dari siswa untuk mencapai tujuan kelompok,
siswa harus merasakan bahwa mereka akan mencapai tujuan, maka siswa
lain dalam kelompoknya memiliki kebersamaan, artinya tiap anggota
kelompok bersikap kooperatif dengan sesama anggota kelompoknya.

Mengapa pembelajaran kooperatif (cooperative learning) perlu ? Dalam


situasi belajar pun sering terlihat sifat individualitas siswa. Siswa cenderung
berkompetisi secara individual, bersikap tertutup terhadap teman, kurang
memberi perhatian ke teman kelas, bergaul hanya dengan orang tertentu,
ingin menang sendiri, dan sebagainya. Jika keadaan ini dibiarkan tidak
mustahil akan dihasilkan warga Negara yang egois, inklusif, introfert, kurang
bergaul dalam masyarakat, acuh tak acuh dengan tetangga dan lingkungan,
kurang menghargai orang lain, serta tidak mau menerima kelebihan dan
kelemahan orang lain. Gejala sepertiini kiranya mulai terlihat pada
masyarakat kita, sedikit-sedikit demonstrasi, main keroyokan, saling sikut,
dan mudah terprovokasi.
B. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif
1. Pembelajaran Secara Tim
2. Didasarkan pada Manajemen Kooperatif
3. Kemauan untuk Bekerja Sama
4. Keterampilan Bekerja Sama

Ciri-ciri yang terjadi pada kebanyakan pembelajaran yang


menggunakan model pembelajaran kooperatif, adalah sebagai berikut :

a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan


materi belajarnya
b. Kelompok dibentuk dan siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang dan rendah
c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,
jenis kelamin berbeda-beda
d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

Anda mungkin juga menyukai