Anda di halaman 1dari 17

NEGOSIASI BISNIS ANTAR KULTUR

(Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah komunikasi bisnis)

Dosen Pengampu :

Akh. Yunan Athoillah, M.Si

Disusun oleh:

Selvi Ainul Inayah (G73217064)

Dena Dwi Isnaeni Putri (G73217049)

Danil Farochi (G73217048)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2019
KATA PENGANTAR

‫بسم ا الرحمن الرحيم‬

Puji syukur kehedirat ALLAH SWT yang telah menganugrahkan rahmat, taufik
serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga makalah ini dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Negosiasi Antar Kultur” Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan
kepada junjungan kita nabi agung Muhammad saw. Sebagai sang revolusioner keilmuan
dalam kehidupan kita.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini, masih banyak
kekurangan dan kelemahan baik disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis senantiasa menerima saran dan kritik yang
membangun.

Semoga apa yang mereka berikan kepada penulis mendapatkan balasan dari
allah azza wa jalla dengan balasan yang sebaik baiknya, Dan semoga karya tulis ini
dapat bermanfaat untuk semua pihak. Amiin.

Penulis

i|Komunikasi Bisnis
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar..............................................................................................i

Daftar Isi.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang...............................................................................................1
2.1.Rumusan Masalah..........................................................................................2
3.1.Tujuan Masalah..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN

2.1.Diferensiasi negosiasi dalam bisnis nasional dan transnasional ...................2


2.1.1.Pengertian Budaya................................................................................3
2.1.2.Negosiasi Bisnis....................................................................................3
2.1.3.Tujuan Negosiasi...................................................................................4
2.1.4.Memahami Lintas Budaya dalam Proses Negosiasi Bisnis..................6
2.2.Etika dalam Negosiasi antar Budaya..............................................................7
2.3.1. Devinisi Etika………………………………………………………..7
2.3.2. Penerapan Etika dalam Negosiasi…………………………………...11
2.3.Konflik dalam Negosiasi antar Budaya..........................................................12
2.4.1.Devinisi konflik.....................................................................................12
2.4.2.Tipe Konflik..........................................................................................12
2.4.3.Strategi Penyelesaian Konflik...............................................................12
2.4.4.Definisi Komunikasi Antarbudaya........................................................12
2.4.5.Unsur- unsur Komunikasi antar Budaya...............................................13
2.4.Sinergi Budaya dan Resolusi Konflik Komunikasi........................................13
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

ii | K o m u n i k a s i B i s n i s
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak dulu kegiatan ekonomi tradisional ditandai oleh kehadiran pasar-
pasar tradisional yang dilaksanakan oleh masyarakat atau komunitas tertentu.
Sampai saat ini pasar masih tetap dilakukan dan masih ada. Pertemuan baik dari
penjual maupun pembeli, dari produsen dan konsumen secara langsung dan
tidak langsung, hal ini merupakan komunikasi. Di zaman yang modern ini,
hubungan antara penjual dan pembeli tidak lagi dilakukan melalui pasar
tradisional, melainkan melalui media teknologi dan informasi. Hal ini juga
memungkinkan terjadinya percepatan komunikasi. Pembahasan ini tidak hanya
indiidu atau kelompok, tetapi budaya usaha, cara membicarakan bisnis, tema-
tema yang cocok dan apa yang harus dikerjakan berdasarkan waktu yang tepat.
Semuanya menuntut perhatian komunikasi antar budaya.1
Kebutuhan memahami perbedaan budaya saat berkomunikasi kini harus
dipaksakan kepada semua orang agar memperoleh kelancaran dalam transaksi
bisnis. Dalam sebuah transaksi pasti muncul sebuah negosiasi. Negosiasi adalah
proses yang dilibatkan oleh para pihak yang bersengketa atau bertikai untuk
melakukan kontak atau hubungan, melalui diskusi, dialog dan pembahasan yang
menyangkut gagasan, informasi dan macam- macam pilihan ( international alert,
1999: 46). Kontak atau hubungan seperti itu bertujuan memastikan bahwa para
pihak telah mencapai kesepakatan yang diterima secara timbal balik. Adapun
prosesnya dilakukan dengan menggunakan tawar- menawar yang merujukkan
perbedaan- perbedaan yang ada (inwent, 2004:17).2 Perbedaan- perbedaan yang
ada terkadang memunculkan sebuah konflik karena perbedaan persepsi setiap
orang itu berbeda, apalagi di Indonesia memiliki beragam budaya. Dengan hal
ini konflik juga membutuhkan sinergi untuk menyelesaikan konflik secara baik-

1
Liliweri Alo, Prasangka dan Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur, (Yogyakarta: LKiS
Yogyakarta, 2005), hlm. 401.
2
Soemarman. T, Conflict Management & Capacity Building for Profesional Development, (Jakarta: PT.Elex
Media Komputindo,2013), hlm. 59.

1|Komunikasi Bisnis
baik tanpa adanya kekerasan.Tulisan ini mencoba untuk mendiskusikan makalah
yang berjudul Negosiasi Bisnis antar Kultur.
2.1 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud diferensial negosiasi dalam bisnis nasional dan
transnasional?
2. Apa yang dimaksud persepsi dalam negosiasi?
3. Apa yang dimaksud etika dalam negosiasi antar budaya?
4. Apa saja konflik dalam komunikasi antar budaya ?
5. Apa sinergi budaya dan resolusi konflik komunikasi?
3.1 Tujuaan Masalah
1. Untuk mengetahui diferensial negosiasi dalam bisnis nasional dan
transnasional
2. Untuk mengetahui persepsi dalam negosiasi
3. Untuk mengetahui etika dalam negosiasi antar budaya
4. Untuk mengetahui konflik dalam komunikasi antar budaya
5. Untuk mengetahui sinergi budaya dan resolusi konflik komunikasi

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Diferensiasi negosiasi dalam bisnis nasional dan transnasional
2.1.1 Pengertian Budaya

Kata kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta yang berarti Buddhayah yaitu
bentuk jamak dari Buddhi yang artinya budi atau akal. Kebudayaan adalah suatu hal
yang bersangkutan dengan budi atau akal. kebudayaan sendiri dapat diartikan
sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Adapun istilah culture yang merupakan

2|Komunikasi Bisnis
istilah bahasa asing yang yang sama artinya dengan kebudayaan berasal dari kata
latin colture diartikan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.3

Budaya merupakan suatu prilaku sekelompok orang maupun individu yang


memiliki pemikiran, tindakan, dan membuat keputusan. Budaya sendiri bisa
dikatakan karakter dalam suatu kelompok yang memiliki point tertentu. Budaya
dapat diketahui dari cara suatu kelompok dalam berpakaian

2.1.2 Negosiasi Bisnis

Menurut Hartman dalam Aster Pujaning adalah sebuah proses


percakapaan antara kedua belah pihak atau lebih yang memiliki tujuan atau
sudut pandang mereka sendiri, agar memperoleh kesepakatan kedua belah pihak
tentang masalah serupa.4

Menurut sukardi dan sari berpendapat bisnis dalam arti yang luas
merupakan aktivitas yang di lakukan oleh sekelompok orang untuk membuat
barang dan jasa dalam kehidupan sehari-hari.5

Jadi negosiasi dalam dunia bisnis bisa diartikan pertemuan antar dua
belah pihak atau lebih untuk memperoleh tujuan bersama dengan kesepakatan
bisnis. Negosiasi sendiri merupakan perundingan sekelompok orang atau lebih
yang berisi tentang proses memberi, menerima, dan tawar menawar. Negosiasi
bisa juga dikatakan sebagai ijab kabul dari suatu proses interaksi sampai dengan
menerima kesepakatan bersama antara kedua belah pihak.6

2.1.3 Tujuan Negosiasi


Adapun tujuan negosiasi bisnis, antara lain:7
1. Untuk Menjual produk atau gagasan
2. Mempelajari tawaran pelanggan
3. Memberikan solusi dalampermasalahan

3
Komsiah, Siti. Modul Pengantr Sosiologi kebudayaan dan masyarakat, (Pusat engembangan bahan ajar:
Universitas Mercu Buana)
4
Aster Pujaning, Keterampilan Berbicara dalam Negosiasi,volume 1 Nomor 3 (Maret,2015)hal 213
5
Sukardi, Paulus dan Sari, Evi T. 2007. Bisnis Internasional : Perspektif Kewirausahaan. (Yogyakarta :
Graha Ilmu).
6
Sujana, Asep ST. Retail Negotiator Guidance.(Jakarta:SUN printing. 2004)
7
Tony Sudarjo,2009,8 Langkah Sukses Negosiasi,(Jakarta:Raih Asa Sukses)hal10

3|Komunikasi Bisnis
4. Menyelesaikan suatu permasalahan
Negosiasi dalam pembahasan manajemen lintas budaya memiliki kaitan
erat dengan aspek serta lingkup internasional. Ada dua konteks yang
membedakan negosiasi internasional yaitu:
1. Konteks Lingkungan terdapat tujuh faktor yang terkait dengan kontkes
lingkungan.
a. Politik dan hukum pluralisme
o Perusahaan melakukan bisnis di negara – negara yang berbeda
(dalam hal hukum dan politik
o Pertimbangan politik dapat mempengaruhi negosiasi bisnis berbagai
negara pada waktu yang berbeda
b. Ekonomi internasional
o Nilai tukar mata uang internasional secara alami berfluktuasi
o Fluktuasi nilai mata uang menimbulkan resiko yang besar terhadap
kedua negara
c. Pemerintah asing dan birokrasi
o Sejauh mana pemerintah mengatur industri dan organisasi
d. Ideologi
o Negosiator dari negara lain tidak setia waktu berbagi ideologi yang
sama
o Perbedaan ideologi dapat menyebabkan pihak tidak setuju pada
tingkat yang paling mendasar tentang apa yang sedang di
negosiasikan.
e. Budaya
o Orang – orang dari budaya yang berbeda menafsirkan proses dasar
negosiasi dengan prinsip yaang berbeda
1. Konteks Langsung, termasuk faktor – faktor yang negosiator tampaknya
memiliki control
a. Perundingan daya relatif
o Perundingan terhadap operasional sejumlah besar ekuitas yang masing
– masing pihak bersedia untuk berinvestasi dalam usaha baru.
o Anggapan adalah bahawa pihak yang berinvestasi ekuitas lebih
memiliki kekuatan lebih negosiasi dan karena itu akan lebih
berpengaruh pada proses negosiasi serta hasilnya.
b. Tingkat konflik
o Situasi konflik yang tiggi berdasarkan etnis, identitas, atau geografi
lebih sulit untuk dicarikan solusi
c. Hubungan antara negosiator

4|Komunikasi Bisnis
Negosiasi adalah bagian dari hubungan yang lebih besar antara dua
pihak. Sejarah hubungan yang ada antara pihak pihak yang
mempengaruhi negosiasi saat ini, seperti negosiasi saat ini akan menjadi
bagian dari setiap negosiasi di masa depan.

d. Hasil yang diinginkan


o Faktor berwujud dan tidak berwujud memainkan peran besar dalam
menentukan hasil dari negosiasi internasiona
o Negara sering menggunakan negosiasi internasional untuk mencapai
kedua tujuan politik domestik dan internasional
e. Stakeholder
o Keterampilan, kemampuan, dan pengalaman oleh negosiator
internasional memiliki dampak besar pada proses dan hasil negosiasi
internasional.

2.1.4 Memahami Budaya dalam Proses Negosiasi Bisnis Antar Kultur


Brett mengemukakan bahwa praktik dalam sebuah negosiasi berbeda dari
budaya lainnya. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi proses
negosiasi agar tercapainya suatu tujuan negosiasi bisnis, sangat penting
untuk memahami beragam budaya dari dalam maupun luar negeri.
Memahami lintas budaya akan membantu para negosiator dalam melakukan
proses negosiasi bisnis.
Apabila kita memahami lintas budaya dalam bernegosiasi hal itu akan
meningkatkan keberhasilan dalam negosiasi bisnis. Para negosiator harus
terampil dalam melakukan negosiasi yaitu dengan melakukan percakapan
dan tidak merasa asing, maka proses negosiasi bisnis akan berjalan dengan
lancar.8
2.2 Etika dalam negosiasi antar budaya
2.3.1 Definisi Etika

Menurut Black’s Law Dictionary: Negosiasi merupakan proses dalam


mempertimbangkan penawaran agar penawaran itu diterima. Negosiasi juga bisa
berarti pertimbangan, atau diskusi. Negosiasi juga dapat diartikan sebagai suatu

8
Indra Pratama,M,Al Musadieq, Arik Prasetya, Perlunya Pemahaman Lintas Budaya dalam Proses
Negosiasi Bisnis.Vol.24 No 1(Juli:2015)

5|Komunikasi Bisnis
tindakan jual beli atau tawar – menawar atau transaksi bisnis lainnya. Negosiasi
juga dapat diartikam dengan suatu pertimbangan atau suatu diskusi untuk
menyelesaikan serta mengurus ketentuan-ketentuan serta melakukan tawar-
menawar dalam jual beli baik dalam sebuah organisasi atau perusahaan dengan
para pelanggan setempat.9

Menurut Leonard Greenhalgh ,tahap- tahap negosiasi integratif adalah


sebagai berikut:

1. Persiapan
Persiapan adalah hal yang sangat penting dimana persiapan ini
para negosiator mendefinisikan tujuan untuk berfikir kedepan
tentan cara bekerjasama dengan pihak lain.
2. Pembinaan Hubungan
Disini para negosiator berproses membina hubungan untuk
mengenal pihak lain dan membangun komitmen agar mencapai
tujuan bersama.
3. Pengumpulan Informasi
Pada tahap ini para negosiator mengumpulakn informasi untuk
mempelajari hal- hal tentang isu-isu dan tentang penyelesaian.
4. Penggunaan Informasi
Para negosiator membangun posisi yang mereka inginkan, yaitu
posisi yang akan memaksimalkan kebutuhan untuk hasil dan
penyelesaian yang diinginkan.
5. Penawaran (Bidding)
Bidding merupakan pengambilan proses awal, yang mana proses
awal dilakukan untuk menuju proses penawaran pijakan tengah
6. Menutup Penawaran
Pada tahap ini memiliki tujuan untuk membangung komitmen
terhadap persetujuan yang dicapai ditahap selanjutnya.
7. Menerapkan kesepakatan
Ditahap ini untuk menentukan siapa yang harus melakukan
kesepakatan tersebut.10

9
Zulfa Ulinuha,”Strategi Negosiasi Bisnis Jack Adverstising Dengan Klien”,Jurnal Strategi negosiasi
bisnis,Universitas Brawijaya(2013),5.
10
Zulfa ulinuha,7-8.

6|Komunikasi Bisnis
Setiap aktivitas yang dilakukan dengan menggunakan tata cara atau
menghormati etika yang berlaku , akan memberikan kesan yang positif bagi
orang lain yang terlibat. Sama halnya dengan negosiasi, para negosiator
diwajibkan untuk perilaku sesuai dengan etika ,sehingga proses negosiasi yang
berjalan dapat efektif serta terintegrasi. Etika dapat digunakam dalam standar
sosial untuk menentukan keadan dan situasi tertentu, atau proses untuk
menetapkan standar-standar tersebut (Lewicki 2021,312).Diawali dengan gaya
persuasif yang digunakan oleh para negosiator juga turt mempengaruhi
negosiasi, karena gaya persuasi tersebut berkaitan dengan bagaimana cara
negosiator menyampaikan pesan. 11

Negosiasi dalam pembahasan manajemen lintas budaya memiliki kaitan


erat dengan aspek serta lingkup internasional. Ada dua konteks yang
membedakan negosiasi internasional yaitu:
1. Konteks Lingkungan terdapat tujuh faktor yang terkait dengan kontkes
lingkungan.
f. Politik dan hukum pluralisme
o Perusahaan melakukan bisnis di negara – negara yang berbeda
(dalam hal hukum dan politik
o Pertimbangan politik dapat mempengaruhi negosiasi bisnis berbagai
negara pada waktu yang berbeda
g. Ekonomi internasional
o Nilai tukar mata uang internasional secara alami berfluktuasi
o Fluktuasi nilai mata uang menimbulkan resiko yang besar terhadap
kedua negara
h. Pemerintah asing dan birokrasi
o Sejauh mana pemerintah mengatur industri dan organisasi
i. Ideologi
o Negosiator dari negara lain tidak setia waktu berbagi ideologi yang
sama

11
Yulia susanti,prihati widya ningsih, apa yang di aksud dengan negosiasi,
http://www.Rosalia.mercubuana-yogya.ac.id
(diakses pada 13 april 2019, pukul 13.48)

7|Komunikasi Bisnis
o Perbedaan ideologi dapat menyebabkan pihak tidak setuju pada
tingkat yang paling mendasar tentang apa yang sedang di
negosiasikan.
j. Budaya
o Orang – orang dari budaya yang berbeda menafsirkan proses dasar
negosiasi dengan prinsip yaang berbeda
2. Konteks Langsung, termasuk faktor – faktor yang negosiator
tampaknya memiliki control
f. Perundingan daya relatif
o Perundingan terhadap operasional sejumlah besar ekuitas yang masing
– masing pihak bersedia untuk berinvestasi dalam usaha baru.
o Anggapan adalah bahawa pihak yang berinvestasi ekuitas lebih
memiliki kekuatan lebih negosiasi dan karena itu akan lebih
berpengaruh pada proses negosiasi serta hasilnya.
g. Tingkat konflik
o Situasi konflik yang tiggi berdasarkan etnis, identitas, atau geografi
lebih sulit untuk dicarikan solusi
h. Hubungan antara negosiator
Negosiasi adalah bagian dari hubungan yang lebih besar antara dua
pihak. Sejarah hubungan yang ada antara pihak pihak yang
mempengaruhi negosiasi saat ini, seperti negosiasi saat ini akan menjadi
bagian dari setiap negosiasi di masa depan.
i. Hasil yang diinginkan
o Faktor berwujud dan tidak berwujud memainkan peran besar dalam
menentukan hasil dari negosiasi internasiona
o Negara sering menggunakan negosiasi internasional untuk mencapai
kedua tujuan politik domestik dan internasional
j. Stakeholder
o Keterampilan, kemampuan, dan pengalaman oleh negosiator
internasional memiliki dampak besar pada proses dan hasil negosiasi
internasional.

2.3.2 Penerapan Etika dalam Negosiasi

Berikut pendekatan dasar untuk melakukan etika dalam bernegosiasi:12

12
Yulia susanti,prihati widya ningsih,5.

8|Komunikasi Bisnis
1. Jika seseorang percaya dengan pendekatan end result ethics,
yaitu seorang individu harus melakukan sesuatu agar dapat
mencapai tujuan bersama (membohongi mengenai pembeli
alternatif)
2. Pada pendekatan duty ethics, maka seorang individu memiliki
kewajiban agar tidak melakukan kecurangan dan menolak
menggunakan taktik kotor.
3. Jika sesorang percaya pada pendekatan social contract
ethics,seorang individu akan berprilaku sesuai dengan norma
masyarakat: jika yang lain berbohong maka ia juga akan
melakukannya.
4. Jika seseorang percaya pada pendekatan personalistic
ethics,maka seorang individu akan mengikuti kata hatinya
dan memutuskan apakah individu tersebut akan memenuhi
kebutuhan uang tunai untuk perjalanannya dalam
membenarkan sikap yang menggunakan taktik tidak jujur.
Empat pendekatan merupakan dasar untuk melakukan praktik
etika dalam upaya bernegosiasi.
2.3 Konflik dalam Komunikasi anatar Budaya

2.4.1 Definisi Konflik

Antonius berpendapat, konflik merupakan suatu hal yang terjadi


pada antar kelompok atau individu sehingga menyebatkan adanya suatu
hambatan, gangguan dan terdapat suatu halangan dalam bertindak.13

2.4.2 Tipe Konflik

Sikap dan perilaku mampu menggambarkan situasi yang ada dalam diri
seseorang mengenai suatu konflik. Sehingga dapat memunculkan
beberapa tipe konflik. (S.N Kartikasari : 2001:6 )14

13
Nurita Arya Kusuma,”Peran Komunikasi Antar Budaya Masyarakat Dalam Menyelesaikan Konflik
Diperumahan Talang Sari Kota Samarinda”,Jurnal Ilmi Ekonomi,No.2,(2014),65.
14
Nurita Arya Kusuma,66.

9|Komunikasi Bisnis
1. Tanpa konflik

2. Konflik latin

3. Konflik terbuka

4. Konflik dipermukaan

2.4.3 Strategi Penyelesaian Konflik

Dengan adanya kondisi yang obyektif sehingga dapat menyebabkan dan


menimbulkan konflik .

1. Tujuan yang berbeda


2. Kurang baiknya dalam komunikasi
3. Karakteristik sosial yang beragama
4. Adanya kepribadian seseorang
5. Adanya suatu kebutuhan

2.4.4 Definisi Komunikasi Antarbudaya

Dengan adanya kebudayaan yang berbeda diantaranya yaitu


perbedaan ras, etnik, sosial, ekonomi, atau gabungan dari seluruh
perbedaan tersebut sehingga memancing adanya suatu komunikasi
antarbudaya.

Unsur-Unsur Komunikasi antar Budaya15

Unsur-unsur komunikasi antar budaya. Liliweri (2007:25) yaitu :

a) Komunikator
b) Komunikan
c) Pesan atau symbol
d) Media
e) Efek atau umpan balik
f) Suasana (setting dan context)
g) Gangguan (noise atau interference)
2.4 Sinergi budaya dan resolusi konflik komunikasi
Dalam berkomunikasi antar budaya sangat diperlukan adanya sinergi. Esensi
kepemimpinan yang berpusat pada prinsip (principle centered leadership) dapat
disebut dengan sinergi. Manusia memiliki tiga keunikan (kesadaran diri, imajinasi,
dan hati nurani) sehingga dapat dicapainya suatu bentuk sinergi yang tinggi,
15
Abdul Majid.156.

10 | K o m u n i k a s i B i s n i s
menguasai keterampilan berkomunikasi empatik dan memliki suatu motif yang
sama-sama menang. Hal ini merupakan tantangan yang berat, namun jika telah
tercapai hasilnya sangat mengagumkan, yaitu secara kreatif dapat menemukan
alternatif baru - sesuatu yang belum pernah dialaminya. Hakikat sinergi adalah suatu
hal yang mampu mengahargai adanya suatu perbedaan yang ada. Sehingga dapat
memanfatkan kelebihan, dan mengkompensasi kekurangan. Kehidupan subjek perlu
dididik pada lingkungan pendikian formal dan dapat dimulai dari seawal mungkin,
serta kebiasaan bersinergi sangat perlu diperankan dalam kehidupan sehari-hari. 16

Dengan adanya sinergi dapat mempermudah dalam menyelesaikan konflik


komunikasi. Disetiap daerah pasti memiliki pola dan versi sendiri dalam
menyelesaikan konflik. Pola dan versi itu bersumber dari budaya dan kepercayaan
masing-masing. Penyelesaian (resolusi) konflik menawarkan pendekatan yang
sangat pragmatis terhadap perdamaian melalui pengembangan dan perbaikan
keterampilan untuk menganalisis konflik dan menggapainya dengan strategi efektif
komunikasi dan negosiasi. Paradigma ini menganjurkan kepada praktisi resolusi
konflik agar lebih berfokus pada proses-proses interaksi antara individu-individu
dan kelompok sebagaimana hubungan yang menjadi ciri khas mereka. Ini jauh lebih
baik karena kondisi tatanan dunia yang serba protagonis yaitu menyibukkan diri
terutama dengan tingkat makro dan sering mengabaikan interaksi pada level mikro.

Meskipun semua level konflik ini dapat menimbulkan keterasingan dan


makin membesarnya penderitaan manusia, namun ada baiknya konflik tidak boleh
diarahkan dengan sengaja pada kekerasan, disini juga diperlukan perubahan-
perubahan besar dalam hubungan dan system sosial melalui demokratisasi dan
gerakan hak-hak sipil dan lain-lain. Sehingga menurut paradigma konflik dapat
dimaksud dengan sesuatu kejadian atau tindakan yang wajar pada semua tingkatan
interaksi manusia dan organisasi baik mulai dari konflik antar personal ke antar etnis
serta konflik internasional.17

16
Darmiyati Zuchdi, “Humanisasi Pendidikan dan Pengembangan Keterampilan Mengatasi Konflik”. Jurnal
Cakrawala Pendidikan. Hal. 186
17
Liliweri Alo, Komunikasi Serba Ada Serba Makna (Jakarta: Kencana Perdana Media Group,2011),hlm.
450.

11 | K o m u n i k a s i B i s n i s
Untuk mengelola dan menyelesaikan konflik secara efektif, maka para ahli
dan praktisi resolusi konflik menekankan betapa pentingnya kerja sama tanpa
mengenal musuh dalam seluruh proses pemecahan masalah dan membangun
hubungan yang sering kali dilakukan dengan bantuan pihak ketiga atau mediator.
Dibutuhkan perhatian langsung terhadap proses- proses ini demi memenuhi
kepentingan dan kebutuhan manusia (misalnya, keamanan, identitas, ikatan,
pengendalian, pengembangan), dibawah posisi semakin kecilnya tuntutan atau
konsesi dan lebih mengutamakan kepentingan budaya dalam interaksi manusia.

Dengan hal tersebut berarti komunikasi antar bangsa diusahakan dapat


berbasis empati, kreativitas, dan “berbagi kekuasaan positif” (positive power
sharing) yang berbasis pada konsep “kekuasaan dengan” daripada “kekuasaan
atas”, sekaligus menggambarkan “berkomunikasi dengan” daripada “berkomunikasi
kepada”. Para perintis paradigma ini mengatakan , If you want peace, train for the
processes of peace. Develop skill for communication and coexistence, jika anda
menginginkan perdamaian maka latihlah orang-orang untuk memproses perdamaian,
kembangkan keterampilan komunikasi, dan konsistensi.18

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Budaya merupakan suatu prilaku sekelompok orang maupun individu
yang memiliki pemikiran, tindakan, dan membuat keputusan. Budaya memiliki
peran penting dalam hal negosiasi. Negosiasi dapat diartikan suatu proses dalam
pencapaian suatu kesepakata dan kesinambungan yang terbaik antara dua
kepentingan atau lebih. Dalam bernegosiasi pastilah pihak yang terlibat itu
melakukan komunikasi untuk mendapatkan,mencapai dan menghasilkan kondisi

18
Ibid., hlm 451.

12 | K o m u n i k a s i B i s n i s
yang saling menguntungkan pada semua pihak yang terlibat. Dengan itu yang
harus diperhatikan dalam bernegosiasi yaitu etika dalam berkomunikasi karena
persepsi dari pihak yang terlibat pasti memiliki cara pemikiran yang berbeda.
Perbedaan pendapat bisa mengakibatkan konflik karena adanya karakteristik
individual dan faktor situasi. Konflik juga butuh penyelesaian, jika individu
memiliki sinergi yang baik maka dia bisa memahami apa yang terjadi dan
mudah menyelesaikan konflik.

Daftar Pustaka

Komsiah, Siti. Modul Pengantr Sosiologi kebudayaan dan masyarakat, (Pusat


engembangan bahan ajar: Universitas Mercu Buana)

Sukardi, Paulus dan Sari, Evi T. Bisnis Internasional : Perspektif


Kewirausahaan. (Yogyakarta: Graha Ilmu.2007)
Sujana, Asep ST. (2004). Retail Negotiator Guidance.(Jakarta:SUN printing)

13 | K o m u n i k a s i B i s n i s
Indra Pratama, M. Al Musadieq, Arik Prasetya, 2015, Proses Negosiasi Bisnis.
Jurnal Administrasi bisnis (JAB):Vol.24 No.1(Juli)

Crump, Larry. “Concurrently Linked Negotiations and Negotiation Theory: An


Examination of Bilateral Trade Negotiations in Australia, Singapore and the United
States,” (“makalah”) dalam The Occasional Paper series on Conflict Analysis and
Resolution (Conflict Analysis and Resolution program of Sabanci University, June
2005).

lumumba, p. (2013). Negosiasi Bisnis dalam Hubungan international. yogyakarta:


Graha Ilmu.

Prof.Dr.Alo Liliweri, M. (2005). prasangka,konflik & komunikasi antar budaya.


Yogyakarta: LKIS Yogyakarta.

Roy J. Lewicki, B. B. (April - 2013). Negosiasi (Negotiation) buku 2 Edisi 6. salemba


Humanika.

http://id.wikipedia.org/wiki/konflik

http://hanz-one.blogspot.com/2012/08/hambatan-hambatan-dalam-komunikasi.html

http://praisyliagabriela.blogspot.com./2012/04/cara-mengatasi-hambatan-dan-
memperbaiki.html

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/pengertian-konflik-dan-definisinya-serta-
faktor-penyebabnya/

http://harissupiandi.blogspot.com/2013/07/hambatan-dalam-komunikasi-antar-
budaya.html

Darmiyati Zuchdi, “Humanisasi Pendidikan dan Pengembangan Keterampilan


Mengatasi Konflik”. Jurnal Cakrawala Pendidikan.

14 | K o m u n i k a s i B i s n i s

Anda mungkin juga menyukai