Anda di halaman 1dari 13

BAB I

DEFINISI IDENTIFIKASI PASIEN

Identifikasi adalah pengumpulan data dan pencatatan segala keterangan tentang


bukti-bukti dari seseorang sehingga kita dapat menetapkan dan mempersamakan keterangan
tersebut dengan individu seseorang, dengan kata lain bahwa dengan identifikasi kita dapat
mengetahui identitas seseorang dan dengan identitas tersebut kita dapat mengenal seseorang
dengan membedakan dari orang lain. Jadi identifikasi pasien adalah pengumpulan data dan
pencatatan segala keterangan tentang bukti diri seorang pasien untuk membedakan antara
pasien satu dengan yang lain sehingga memperlancar atau mempermudah dalam pemberian
pelayanan kepada pasien. Identifikasi pasien dibutuhkan di Rumah Sakit untuk dapat
memaksimalkan pelayanan terutama yang berbasis kepada keselamatan pasien. RS Tebet
berusaha untuk melakukan kegiatan identifikasi pasien untuk meminimalisir terjadinya
kesalahan yang sering terjadi di rumah sakit seperti dalam keadaan pasien mengalami
disorientasi atau tidak sadar, pasien dalam keadaan terbius, mungkin bertukar tempat tidur
atau bertukar kamar, pasien yang mungkin mengalami disabilitas sensori atau akibat situasi
lain.

Kegiatan identifikasi pasien ini bertujuan untuk memastikan tidak terjadinya


kesalahan dalam identifikasi pasien selama perawatan di rumah sakit. Selain itu, identifikasi
pasien bertujuan untuk mengurangi kejadian/kesalahan yang berhubungan dengan salah
identifikasi yang dapat berupa; salah pasien, kesalahan prosedur, kesalahan medikasi,
kesalahan transfusi dan kesalahan pemeriksaan diagnostik. Identifikasi pasien dilakukan
untuk mendapatkan pelayanan atau pengobatan yang tepat dan untuk mencocokkan
pelayanan atau pengobatan terhadap pasien tersebut.

Identifikasi pasien memerlukan 4 hal, sebagai berikut :

1. Mengenali secara fisik :


a. Melihat wajah/ fisik seseorang secara umum
b. Membandingkan seseorang dengan gambar/foto

2. Memperoleh keterangan pribadi :

a. Nama
b. Alamat
c. Agama
d. Tempat/tanggal lahir
e. Tanda tangan
f. Nama orang tua/suami/istri, dsb.

3. Mengadakan penggabungan antara pengenalan fisik dengan keterangan pribadi dari


penggabungan tersebut, biasanya yang paling dapat dipercaya berupa : KTP, Pasport,
SIM dsb
4. Pemasangan Gelang Identifikasi Pasien Sebagai Berikut :
a. Gelang berwarna pink artinya untuk pasien berjenis kelamin perempuan.
b. Gelang berwarna biru artinya untuk pasien berjenis kelamin laki-laki
c. Gelang berwarna merah artinya untuk pasien dengan alergi obat.
d. Gelang berwarna kuning artinya untuk pasien dengan resiko jatuh.
e. Gelang berwarna ungu artinya untuk pasien yang menolak pelayanan tindakan
resusitasi (DNR).
BAB II

RUANG LINGKUP

Panduan identifikasi pasien mempunyai ruang lingkup yang cukup luas serta
diterapkan kepada semua pasien rawat inap, pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan pasien
yang akan menjalani suatu prosedur. Selain itu, pelaksana panduan kegiatan ini adalah para
tenaga kesehatan (medis, perawat, farmasi, bidan dan tenaga kesehatan lainnya); staf di ruang
rawat, staf administratif, dan staf pendukung yang bekerja di rumah sakit.

Adapun kewajiban dan tanggung jawab pelaksana identifikasi pasien antara lain :

1. Seluruh staf rumah sakit


a. Memahami dan menerapkan prosedur identifikasi pasien.
b. Memastikan identifikasi pasien yang benar ketika pemberian obat, darah, atau
produk darah, pengambilan darah, dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis; atau
pemberian pengobatan atau tindakan lain.
c. Melaporkan kejadian salah identifikasi pasien; termasuk hilangnya gelang pengenal.
2. Perawat yang bertugas (perawat penanggung jawab pasien)
a. Bertanggungjawab memakaikan gelang identifikasi dan memastikan kebenaran data
yang tercatat di gelang identifikasi pasien.
b. Memastikan gelang identifikasi pasien terpasang dengan baik. Jika terdapat
kesalahan data,gelang identifikasi pasien harus diganti, dan bebas coretan.
3. Kepala Instalasi/ Kepala Ruangan
a. Memastikan seluruh staf di instalasi memahami prosedur identifikasi pasien dan
menerapkannya.
b. Menyelidiki semua insiden salah identifikasi pasien dan memastikan terlaksananya
suatu tindakan untuk mencegah terulangnya kembali insiden tersebut.
4. Manajer
a. Memantau dan memastikan panduan identifikasi pasien dikelola dengan baik oleh
Kepala Instalasi
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan identifikasi pasien dikelola dengan
baik oleh Kepala Instalasi
c. Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan identifikasi pasien.
Identifikasi pasien di rumah sakit terdokumentasi di status rekam medis pasien yang
mampu menjelaskan identitas pasien untuk mengenali pasien secara menyeluruh. Setiap
berkas rekam medis pasien dirumah sakit pasti memuat data identifikasi pasien oleh karena
itu dapat dibayangkan betapa sangat banyaknya tersimpan data identifikasi pasien di rumah
sakit. Unit rekam medis sangat bertanggung jawab atas kelengkapan data identifikasi setiap
pasien.

Ruang lingkup panduan identifikasi pasien adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data identifikasi Pengumpulan data identifikasi di rumah sakit


sebaiknya dilakukan dengan cara wawancara dan pengisian formulir dan akan lebih
baik bila didukung dengan keterangan-keterangan lain yang bersifat legal, misalnya :
KTP, Pasport, SIM dsb. Pengumpulan data identifikasi pasien dapat dilakukan dengan
cara :

a. Wawancara langsung dengan sumbernya atau dengan orang lain yang mengenal
sumber informasi, biasanya sebelum wawancara dimulai sudah disiapkan
pertanyaan-pertanyaan yang diperlukan, seperti : Pada saat kapan identifikasi
pasien dilakukan? Siapa yang melakukan identifikasi pasien? Data apa yang perlu
dikumpulkan dan dicatat pada saat melakukan identifikasi pasien? Alat yang
digunakan untuk melakukan identifikasi pasien? Kategori gelang identifikasi
pasien?
b. Mengisi formulir identifikasi oleh orang yang bersangkutan, dalam membuat
format isian buatlah pertanyaan-pertanyaan yang jelas sehingga mudah diisi dan
tidak ragu-ragu.
c. Gabungan wawancara dengan mengisi formulir, setelah formulir diisi maka
dilanjutkan dengan wawancara untuk meyakinkan isian yang telah dibuat sehingga
informasi yang diperoleh akan lebih akurat.

2. Keakuratan data identifikasi

a. Data identifikasi bisa tidak akurat/benar karena memang dibuat tidak benar untuk
tujuan tertentu.
b. Pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas dapat menimbulkan kesalahfahaman
sehingga data yang diperoleh kurang akurat/kurang jelas atau karena situasi
tertentu sehingga seseorang takut/malu mengungkapkan identitas.
BAB III

TATA LAKSANA

A. IDENTIFIKASI PASIEN
Identifikasi pasien dapat dilakukan melalui:
1. Kartu Identitas Berobat Pasien (KIB) Kartu Identitas Berobat Pasien (KIB) dapat
berisi identitas pasien dan nomor rekam medis pasien. KIB merupakan bukti
bahwa pasien telah mendaftar dan sudah tercatat sebagai pasien rumah sakit.
2. Rekam Medis Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan,
serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Data-data
yang harus dimasukkan dalam rekam medis dibedakan untuk pasien yang
diperiksa di unit rawat jalan dan rawat inap dan gawat darurat.
3. Gelang Identifikasi Pasien Pasien di Rumah Sakit umumnya diberikan gelang
identifikasi jika dirawat agar memudahkan proses identifikasi pasien. Pada gelang
identitas pasien dapat berisi nama pasien, tanggal lahir, dan nomor rekam medis.

B. TATA LAKSANA PENCATATAN DATA IDENTIFIKASI PASIEN


1. Identifikasi Pada Saat Pendaftaran Untuk identifikasi pasien pada saat
pendaftaran, hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Mengenali secara fisik
Dalam mengidentifikasi pasien secara fisik dapat dilakukan dengan :
 Melihat wajah/fisik seseorang secara umum.
 Membandingkan seseorang dengan gambar/foto
b. Memperoleh keterangan pribadi Untuk dapat mencatat keterangan pribadi
yang dimaksud antara lain:
 Nama
1. Apabila dengan wawancara, penyebutan nama sebaiknya dengan dieja,
ini dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam penulisan nama.
2. Nama pasien sendiri dan nama harus lengkap (Bukan Nama
Panggilan).
3. Bagi pasien wanita yang bersuami, ditulis dengan nama sendiri baru
diikuti nama suami, misalnya ; Ny. Saskia Bahtera, dsb.
4. Nama marga ditulis dibelakang nama sendiri, misalnya ; Ny. Lia
Nasution.
5. Gelar ditulis dibelakang nama, misalnya : Gunawan, SE., Budi
Kusuma, dr., dsb.
6. Penulisan nama harus dengan huruf cetak atau kapital dan harus sesuai
dengan EYD
 Alamat
Penulisan alamat sebaliknya ditulis alamat tinggal sekarang (sesuai
KTP),dengan mencatat nama jalan, nomor rumah, kelurahan, kecamatan,
kabupaten atau kota madya dan kode pos.
 Tempat/Tanggal lahir
Dicatat selengkap mungkin dari tempat kelahiran, tanggal, bulan, dan tahun.
 Agama
1. Islam
2. Kristen katolik
3. Protestan
4. Hindu
5. Budha
 Status perkawinan
1. Kawin
2. Belum/Tidak Kawin
3. Duda
4. Janda Pekerjaan Pekerjaan dan alamat tempat bekerja pasien ditulis
lengkap dengan nomor telepon/hp.
 Pendidikan
1. Belum/Tidak tamat SD
2. SD
3. SLTP
4. SLTA
5. Akademi
6. S1
7. S2
8. S3
 Suku bangsa
Ditulis sesuai dengan sukunya
 Nama Keluarga Terdekat/ Nama Penanggung Jawab Pasien
Tulislah nama dan alamat dengan lengkap serta hubungan keluarga dengan
pasien (Orang Tua, Anak, Istri, Suami, Adik, dan seterusnya)
 Tanda tangan

c. Mengadakan penggabungan antara pengenalan fisik dengan keterangan pribadi,


dari penggabungan tersebut biasanya yang paling dapat dipercaya berupa : KTP,
Pasport, SIM dsb.

Identifikasi pasien pada saat pendaftaran dilakukan oleh petugas pendaftaran


(Receptionist) untuk mengetahui status pasien, apakah pernah berobat sebelumnya
apakah baru pertama kali berobat. Hal ini berfungsi untuk mempermudah petugas
pendaftaran dalam mencetak kartu Berobat pasien dan status pasien agar tidak
tidak terjadi penggandaan, selain itu hal ini juga bertujuan untuk memudahkan
petugas pendaftaran mengarahkan pelayanan yang akan dilakukan oleh pasien.
Ketika melakukan identifikasi pada saat pendaftaran, sebaiknya keterangan-
keterangan dapat diminta langsung kepada pasien sendiri, tetapi bila tidak
mungkin dapat dimintakan keterangan kepada famili atau teman terdekat yang
ada.

2. Identifikasi Pasien Pada Saat Menjalani Pelayanan Rawat Inap


Untuk mengidentifikasi pasien pada saat menjalani pelayanan rawat inap adalah
dengan memperhatikan gelang pasien. Kegiatan ini dilakukan oleh perawat dan
petugas pelayanan penunjang medis. Identifikasi dengan menggunakan gelang
pasien ini dilakukan pada saat :
a. Pemberian obat
b. Pemberian darah / produk darah
c. Pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
d. Sebelum memberikan pengobatan
e. Sebelum memberikan tindakan Identifikasi pada saat pasien menjalani
pelayanan rawat inap dilakukan dengan menggunakan gelang pasien.

Adapun pengkategorian gelang pasien tersebut adalah sebagai berikut :

a. Gelang warna pink : Untuk pasien berjenis kelamin perempuan


b. Gelang warna biru : Untuk pasien berjenis kelamin laki-laki
c. Gelang warna merah : Untuk pasien dengan alergi obat
d. Gelang warna kuning : Untuk pasien dengan resiko jatuh
e. Gelang berwarna ungu : Untuk pasien yang menolak pelayanan tindakan
resusitasi (DNR)

Pada saat pemasangan gelang hal yang perlu diperhatikan petugas adalah sebagai
berikut :

a. Jelaskan manfaat gelang pasien.


b. Jelaskan bahaya untuk pasien yang menolak, melepas, menutupi gelang, dll.
c. Minta pasien untuk mengingatkan petugas bila akan melakukan tindakan atau
memberi obat, memberikan pengobatan tidak menkonfirmasi nama dan
mengecek ke gelang.
d. Gelang identitas pasien tersebut dibuat oleh petugas recepsionist dengan
koordinasi dari setiap unit pelayanan medis dan penunjang medis. Sehingga
jika ada penambahan gelang identitas pasien dari ruangan lain, maka perawat
ruangan harus mengkonfirmasi kepada receptionist untuk membuatnya.
Kemudian, penambahan gelang identitas pasien tersebut ditambahkan ke
dalam medical record, sehingga perawat ruangan lain mengetahui indikasi
indikasi pasien tersebut.
Dalam hal identifikasi pasien, unit rekam medis sangat bertanggung jawab
atas kelengkapan data identifikasi setiap pasien, maka dalam memperoleh data
identifikasi pasien harus diperoleh data selengkap mungkin sehingga dalam
proses pelayanan kesehatan selanjutnya akan berjalan dengan baik
C. HAL-HAL YANG DIPERHATIKAN DALAM MENERIMA PASIEN
1. Petugas harus tenang, ramah, sopan dalam menghadapi pasien, mendengarkan
dengan penuh perhatian dan sabar menjelaskan hal-hal yang ditanyakan perlu
diingat bahwa orang yang datang dirumah sakit adalah orang yang dalam
kesusahan, sehingga kemungkinan emosinya kadang tidak terkontrol dan kesan
pertama pasien kepada rumah sakit terletak pada pelayanan di tempat penerimaan
pasien (admission office).
2. Petugas harus teliti dalam mencatat data identitas pasien. 3. Harus ada petunjuk
tertulis tentang tata cara pencatatan atau penulisan yang harus diikuti oleh semua
petugas, seperti cara penulisan nama gelar dan sebagainya.

D. LANGKAH-LANGKAH IDENTIFIKASI PASIEN


Langkah-langkah dalam identifikasi pasien dapat dilakukan dengan:
1. Untuk Pasien Baru
a. Pasien baru akan diterima di tempat pendaftaran dan akan diwawancarai oleh
petugas pendaftaran.
b. Petugas pendaftaran menanyakan identitas pasien (nama, tanggal lahir, alamat
pasien) dan mencocokkan identitas tersebut dengan KTP, Pasport, SIM,
ataupun lainnya milik pasien.
c. Data identitas pasien akan diperoleh oleh petugas pendaftaran akan dicatat
pada form identitas pasien dan diinput ke komputer.
d. Setiap pasien baru yang telah memiliki nomor rekam medis yang telah dibuat
oleh petugas pendaftaran akan memperoleh Kartu Identitas Berobat (KIB)
yang harus dibawa pada setiap kunjungan berikutnya ke rumah sakit.
e. Berkas rekam medis pasien akan dikirimkan oleh petugas pendaftaran ke
setiap unit pelayanan kesehatan yang dibutuhkan pasien.
f. Pasien baru yang hendak mendapatkan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkannya akan diberikan gelang identifikasi dengan barcode untuk
memudahkan identifikasi pasien selama proses pelayanan kesehatan.
2. Untuk Pasien Lama
a. Pasien lama adalah pasien yang sebelumnya pernah berobat ke rumah sakit
baik pasien dengan perjanjian maupun atas kemauan sendiri akan dilayani
secara berurut oleh petugas pendaftaran.
b. Petugas akan meminta dan meneliti Kartu Identitas Berobat (KIB) pasien
untuk mengambil dokumen rekam medisnya
c. Kartu Identitas Berobat (KIB) akan dikembalikan kepada pasien
d. Apabila pasien tidak membawa Kartu Identitas Berobat (KIB), maka petugas
akan menanyakan kembali identitas pasien dan disesuaikan dengan KTP,
Pasport, SIM, ataupun lainnya milik pasien dan mencari nomor rekam
medisnya dalam komputer.
e. Berkas rekam medis pasien akan dikirimkan oleh petugas pendaftaran ke
setiap unit pelayanan kesehatan yang dibutuhkan pasien.
f. Pasien lama yang hendak mendapatkan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkannya akan diberikan gelang identifikasi dengan barcode untuk
memudahkan identifikasi pasien selama proses pelayanan kesehatan
BAB III
DOKUMENTASI

Identifikasi pasien dilakukan dan berkaitan dengan segala aktifitas lanjutan dari pelayanan
yang ada di RS Tebet terhadap pasien. Dalam hal ini seluruh data pasien yang dapat menjadi
sumber identifikasi seorang pasien.

Dalam mencatat data identitas pasien sebaiknya diusahakan sebanyakbanyaknya,


selengkap-lengkapnya dan dengan benar, jika dalam mencari data pasien dapat diperoleh
dengan selengkap mungkin dan benar serta dapat dipertanggung jawabkan maka dengan
bukti-bukti itu kita dapat menetapkan jati diri seseorang dengan tepat.

Dokumen yang berkaitan dengan identifikasi pasien adalah sebagai berikut:

1. Dokumen Regulasi
a. Kebijakan RS dalam Mengidentifikasi Pasien
b. Panduan Identifikasi Pasien
c. Panduan Pemasangan Gelang Identifikasi Pasien
d. SPO Penerimaan Pasien (terlampir)
e. SPO Pemasangan Gelang Identifikasi Pasien (terlampir)
f. SPO Pemasangan Gelang Pasien Jatuh (terlampir)
g. SPO Assesment Risiko Jatuh (terlampir)
h. SPO Pengambilan Darah (terlampir)
i. SPO Pengambilan Spesimen Lain (terlampir)
j. SPO Pemberian Komponen Darah (terlampir)
k. SPO Identifikasi Risiko Keselamatan (terlampir) l. Daftar Obat dengan efek kantuk
(terlampir)

2. Dokumen implementasi
Medical Record (terlampir)

Demikian buku panduan ini dibuat untuk memberikan petunjuk dalam pelayanan
identifikasi pasien, sehingga didalam pelayanan identifikasi pasien dapat berjalan baik
dan sesuai standart yang telah ditetapkan oleh undang-undang kesehatan yang berlaku,
dengan terbitnya Buku Panduan Indentifikasi Pasien RS Tebet ini maka segala
pelayanan identifikasi pasien wajib berlandaskan buku panduan ini terhitung setelah
ditandatangani oleh Direktur RS. Royal Prima Medan. Ditetapkan di : Medan Pada
Tanggal :

Anda mungkin juga menyukai