No. Kpts-077/RSK/SK/IX/2018
Tanggal : 01 September 2018
BAB I
PENDAHULUAN
Ketepatan identifikasi pasien menjadi hal yang sangat penting, bahkan berhubungan
dengan keselamatan pasien. Kesalahan karena kekeliruan merupakan hal ayng amat tabu dan
sangat berat hukumnya. Kesalahan karena keliru pasien dapat terjadi dalam semua aspek
diagnosis dan pengobatan. Perlu proses kolaboratif untuk memperbaiki proses identifikasi
yang bertujuan untuk mengurangi kesalahan identifikasi pasien. Tidak semua pasien rumah
sakit dapat mengungkapkan identitas secara lengkap dan benar. Beberapa keadaan seperti
pasien dalam keadaan terbius, mengalami disorientasi, tidak sadar sepenuhnya, bertukar
tempat tidur atau kamar atau lokasi dalam ruamh sakit atau kondisi lain dapat menyebabkan
kesalahan dalam identifikais pasien.
Proses identifikasi pasien perlu dilakukan sejak awal pasien masuk rumah skait yang
kemudian identitas tersebut akan selalu dan konfirmasi dalam segala proses dirumah sakit.
Seperti saat sebelum pemberian obat, darah atau produk darah atau sebelum mengambil darah
dan specimen lain untuk pemeriksaan. Sebelum pemberian pengobatan dan tindakan atau
prosedur. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan identifikasi pasien yang nantinya
akan berakibat fatal jika pasien menerima prosedur medis yang tidak sesuai dengan kondisi
pasien seperti kesalahan pemberian obat, salah pengambilan darah bahkan salah tindakan
medis.
Penyusunan kebijakan dan atau prosedur ini harus dikerjakan untuk berbagai pihak
agar hasilnya dipastikan dapat mengatasi semua permasalahan identifikasi yang mungkin
terjadi.
Keselamatan pasien di Rumah Sakit hanya dapat dicapai dengan membangun budaya
yang berorientasi kepada keselamatan pasien. Budaya ini dipahami, dihayati, dan diamalkan
oleh seluruh unsur rumah sakit, dan peran pimpinan, baik formil maupun non formil
diperlukan dalam membentuk ”nilai” dan memberi teladan (Prof.Dr. Budi Sampurna, SH,
SpF).
Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KNKPRS) telah mengakui
bahwa kegagalan identifikasi pasien secara tepat merupakan salah satu risiko paling serius
terhadap keselamatan pasien dan terkait multi sektor pelayanan kesehatan. Menurut data Joint
Commission International (JCI), terjadi 13% kesalahan pembedahan dan 67% kesalahan
transfusi darah karena identifikasi pasien yang tidak benar. Sedangkan menurut data UK
National Patient Safety Agency tahun 2003-2005 ada 236 insiden dan nyaris cedera juga
karena kesalahan identifikasi pasien. Mengetahui fakta tersebut, Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit Kartini menyadari pentingnya dibuat sebuah standarisasi panduan identifikasi
pasien yang tepat dan benar di RS. Panduan Identifikasi Pasien ini merupakan dasar
implementasi keselamatan pasien.
Identifikasi yang tepat dan benar akan mengurangi kejadian-kejadian yang tidak
diharapkan, serta sangat berperan mengeliminasi risiko serta konsekuensi dari kesalahan
identifikasi yang pada akhirnya pasti akan meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan
pasien.
A. Tujuan Umum
Meningkatkan keselamatan pasien dan mutu pelayanan Rumah Sakit Kartini.
B. Tujuan Khusus:
1. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan identitas pasien sehingga tidak
terjadi kesalahan dalam identifikasi pasien selama perawatan di rumah sakit.
2. Menyediakan standar dan prosedur yang jelas untuk petugas dalam menjalankan
tugas yang berhubungan dengan identifikasi pasien.
3. Mengurangi kejadian/ kesalahan yang berhubungan dengan salah identifikasi.
Kesalahan ini dapat berupa: salah pasien, kesalahan prosedur, kesalahan medikasi,
kesalahan transfusi, dan kesalahan pemeriksaaan diagnostik.
4. Memastikan keselamatan pasien di RS selama menerima pelayanan melalui
identifikasi yang tepat sehingga mengurangi kejadian cedera pasien.
Panduan ini diterapkankan pada semua pasien Rawat jalan, pasien Rawat inap, pasien
Unit Gawat Darurat (UGD), Gizi, Laboratorium, Farmasi, Radiologi,, dan pasien yang akan
menjalani suatu prosedur/tindakan operasi.
Pelaksana panduan ini adalah semua tenaga kesehatan (medis, perawat, farmasi, gizi
dan tenaga kesehatan lainnya) serta petugas pelaksana dan manajemen yang bekerja di
Rumah Sakit.
A. PRINSIP
1. Semua pasien rawat jalan, pasien rawat inap, IGD atau pasien yang sedang di
obervasi, dan yang akan menjalani suatu prosedur/ tindakan harus diidentifikasi
dengan benar saat masuk rumah sakit dan selama masa perawatannya.
2. Kapanpun selama masa perawatan di Rumah Sakit, pasien operasi, one day care, , dan
pasien rawat inap harus menggunakan gelang identitas dengan minimal 4 identitas
(Nama pasien, Tanggal lahir, Nomor rekam medis, dan Nomor Induk Kependudukan).
3. Tujuan utama identifikasi ini adalah untuk mengidentifikasi pemakainya.
4. Gelang identitas ini digunakan pada proses untuk mengidentifikasi pasien ketika
pemberian obat, darah, atau produk darah; pengambilan darah dan spesimen lain
untuk pemeriksaan klinis; pemberian pengobatan atau tindakan lain.
B. BATASAN OPERASIONAL
1. Ketepatan identifikasi pasien
Petugas RS mampu mengkonfirmasi bahwa bukti identitas pasien yang diberikan oleh
pasien atau diberikan oleh keluarga pasien/ pengantar pasien, sesuai dengan Dokumen
Rekam Medis dan/atau Kartu Tanda Penduduk (identitas resmi) pasien.
6. Gangguan Kognitif
Pasien dalam keadaan bingung dan dengan cara apapun mungkin tidak dapat
diandalkan untuk mengidentifikasi diri sendiri dan/ atau waktu, tanggal dan lokasi
pasien berada; atau pasien yang diidentifikasi sebagai kurang kapasitas atau dengan
ketidakmampuan belajar, termasuk anak yang tidak mampu berkomunikasi karena
usia atau cacat. Apabila datang dengan pengantar, identifikasi diterima sesuai
keterangan pengantar pasien. Apabila tidak ada pengantar, maka perawat UGD yang
akan mengidentifikasi pasien tersebut diberi pelabelan dengan inisial : Tn. X untuk
pasien Laki-laki dan Ny.Y untuk pasien perempuan.
7. Sampel/ Spesimen
Setiap bahan fisiologis yang diambil dari pasien untuk analisis, meliputi jaringan,
darah dan cairan tubuh lainnya.
4. Supervisor Bagian
a. Memantau dan memastikan panduan identifikasi pasien dikelola dengan baik oleh
Penanggung jawab Unit
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan Panduan Identifikasi Pasien.
Identifikasi pasien di Rumah Sakit dilakukan pertama kali di bagian Pendaftaran dan
Registrasi yaitu pada Dokumen Rekam Medis (DRM) atau status pasien. Kemudian
Dokumen Rekam Medis didistribusikan ke tempat pelayanan sesuai tujuan pasien yaitu:
a. Unit Rawat Jalan
b. Unit Gawat Darurat
c. Unit Gawat Darurat Maternal
d. Kamar operasi / operasi one day care
e. Sub Unit Perinatologi
Dalam hal terjadi Kejadian Luar Biasa = KLB (outbreak) sehingga kasus lebih meluas
(endemik, epidemik dan pandemik), untuk situasi tersebut dapat dipahami bahwa tidak
mungkin untuk mematuhi semua aspek dari dokumen panduan ini. Dalam keadaan seperti itu,
staf/petugas harus melaksanakan pengarahan/saran dari Direktur Rumah Sakit terhadap
semua tindakan yang mungkin harus diambil untuk menjaga keselamatan pasien dan petugas
Rumah Sakit.
Identifikasi pasien bertujuan untuk memastikan individu (pasien) yang dilayani adalah
tepat dan sesuai dengan layanan yang diberikan, sehingga tujuan keselamatan pasien untuk
menghindari insiden keselamatan pasien dapat terpenuhi.
Tidak disarankan untuk mengidentifikasi pasien dengan menggunakan nomor/ nama kamar
atau lokasi yang ditempati oleh pasien.
A. Tatalaksana Identifikasi
1. Pada pendataan pasien saat pertama kali datang, pasien diminta untuk menyerahkan
fotokopi identitas resmi (Kartu Tanda Penduduk = KTP, atau Surat Ijin Mengemudi =
SIM, atau Paspor) sebagai kelengkapan Dokumen Rekam Medis dan petugas harus
memastikan bahwa identitas pasien benar.
2. Untuk selanjutnya selalu dilakukan identifikasi pasien dengan 4 penanda identitas
(Nama, Tanggal lahir, Nomor Rekam Medis, dan Nomor Induk Kependudukan) di
setiap pelayanan di Rumah Sakit.
10 | k e t e p a t a n i d e n t i f i k a s i p a s i e n
B. Tatalaksana Gelang Identitas pasien
1. Semua pasien harus diidentifikasi dengan benar sebelum pemberian obat, darah
atau produk darah, pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
atau pemberian pengobatan atau tindakan lain.
2. Gelang Identitas dipakaikan di pergelangan tangan pasien yang dominan, petugas
harus menjelaskan dan memastikan gelang terpasang dengan baik dan nyaman
untuk pasien
3. Jika tidak dapat dipakaikan di pergelangan tangan, maka gelang dipakaikan di
pergelangan kaki.
4. Gelang identitas hanya dilepas saat pasien keluar/ pulang dari Rumah Sakit.
5. Gelang identitas pasien mencakup 4 identitas pasien yang dapat mengidentifikasi
pasien, yaitu:
a. Nama pasien dengan minimal 2 suku kata
b. Tanggal lahir
c. Nomor Rekam Medis Pasien
6. Stiker penanda alergi memakai Klip warna merah. Sewaktu perawat akan
merujuk pasien, lakukan pengecekan Dokumen Rekam Medis untuk verifikasi
alergi/ kewaspadaan (stempel warna merah berhuruf A)
7. Stiker penanda pasien risiko jatuh memakai Klip warna kuning, jika pasien
mempunyai kecenderungan untuk jatuh setelah dilakukan penilaian dengan Skala
Morse Fall pada pasien dewasa dan Skala Humpty dumpty pada pasien anak.
8. Stiker penanda pasien DNR memakai Klip warna ungu, jika pasien/keluarga
menolak untuk dilakukan resusitasi.
9. Nama tidak boleh disingkat. Nama harus sesuai dengan yang tertulis di Dokumen
Rekam Medis.
10. Jangan pernah mencoret dan menulis ulang di gelang identitas.
11. Ganti gelang identitas jika terdapat kesalahan penulisan data.
12. Jika gelang identitas pasien terlepas, segera berikan gelang identifikasi yang baru.
13. Gelang identitas harus dipakai oleh semua pasien selama perawatan di Rumah
Sakit
14. Saat menanyakan identitas pasien, selalu gunakan pertanyaan terbuka, misalnya:
”Siapa nama Bapak/ Ibu?” (jangan menggunakan pertanyaan tertutup seperti
“Apakah nama anda ibu Susi?”)
11 | k e t e p a t a n i d e n t i f i k a s i p a s i e n
15. Jika pasien tidak mampu memberitahukan namanya (misalnya pada pasien tidak
sadar, disfasia, gangguan jiwa), lakukan verifikasi identitas pasien kepada
keluarga/ pengantarnya.
16. Pengecekan gelang identifikasi dilakukan tiap kali pergantian jaga perawat.
17. Sebelum pasien ditransfer ke unit lain, lakukan identifikasi dengan benar dan
pastikan gelang identitas terpasang dengan baik.
18. Unit yang menerima transfer pasien harus menanyakan ulang identitas pasien dan
membandingkan data yang diperoleh dengan yang tercantum di gelang identitas.
19. Pada kasus pasien yang tidak menggunakan gelang identifikasi yang
disebabkan oleh berbagai hal, yaitu:
a. Menolak penggunaan gelang identifikasi
b. Gelang identifikasi menyebabkan iritasi kulit
c. Gelang identifikasi terlalu besar
d. Pasien melepas gelang identifikasi,
Maka :
a. Pasien harus diinformasikan akan risiko yang dapat terjadi jika gelang
identifikasi tidak dipakai. Alasan pasien harus dicatat pada rekam medis.
b. Jika pasien menolak menggunakan gelang identifikasi, petugas harus lebih
waspada dan petugas harus melakukan penjelasan kepada pasien untuk
meyakinkan pentingnya penggunaan gelang identitas kepada pasien dan
keluarganya.
c. Kemudian jika pasien masih menolak memakai gelang identitas, lakukan
evaluasi alasan penolakan tersebut dan lakukan penjelasan ulang untuk
meyakinkan pasien.
d. Dan bila pasien masih tetap menolak, pasien dipersilahkan
menandatangani Surat Penolakan Pemasangan Gelang Identitas yang
menyatakan tidak akan menuntut Rumah Sakit atas risiko akibat penolakan
pemakaian gelang identitas.
13 | k e t e p a t a n i d e n t i f i k a s i p a s i e n
2) Periksa dan bandingkan data pada gelang identitas (bila pasien berasal
dari Rawat Inap) pada Dokumen Rekam Medis. Jika data yang
diperoleh sama, lakukan prosedur. Jika terdapat 2 pasien di Unit
Radiologi dengan nama yang sama, periksa ulang identitas dengan
melihat nomor rekam medisnya.
b. Jika data pasien tidak lengkap, maka informasi tentang data pasien yang
lengkap harus diperoleh sebelum pajanan radiasi (exposure) dilakukan.
14 | k e t e p a t a n i d e n t i f i k a s i p a s i e n
e. Sebelum memberikan produk darah petugas harus memastikan beberapa
hal dibawah ini :
1) Memastikan jika IV Line terpasang dengan benar.
2) Priming Nacl 0,9% sudah diberikan.
3) Set transfuse sudah sesuai dengan jenis darah yang akan diberikan.
4) Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital sebelum transfuse darah.
f. Petugas mengecek label pada kantong darah sesuai dengan registrasi
antara kertas label dan kantong darah yang berisi : nama, nomor rekam
medis, golongan darah dan Rhesus serta jenis darah.
g. Dua orang petugas melakukan double check dengan cara : mencocokan
nama pasien dilabel darah dan di form permintaan darah, darah belum
kadaluarsa baik dikantong darah ataupun dilabel darah, nomor darah pada
kantong darah dan label darah, produk darah dikantong dan label darah,
identifikasi dilakukan sebelum transfuse dimulai, tanda tangan distiker
label yang ditempel dikantong darah. Petugas harus meminta pasien untuk
menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahirnya.
h. Monitoring tanda-tanda vital dilakukan sebelum transfuse dimulai, 15
menit pada 1 jam pertama, dan 30 menit pada jam berikutnya sampai satu
kantong darah selesai. Lakukan observasi yang sama untuk setiap kantong
darah selanjutnya.
i. Petugas melakukan observasi reaksi transfuse jika terdapat keluhan: panas
menggigil, gatal-gatal, kemerahan, sakit kepala/pusing, nyeri dada, nyeri
punggung, dyspnea, wheezing, dan tanda-tanda syok. Jika terdapat salah
satu tanda-tanmda diatas segera STOP transfuse, observasi tanda-tanda
vital, berikan cairan normal saline dan oksigen, dan segera laporkan
kepada dokter jaga.
j. Setelah transfuse selesai perawat mengganti infus set yang baru dan
memberikan cai. Observasi tanda-tanda vital 4 jam setelah transfuse dan
lakukan pemeriksaan laboratorium 6 jam setelah transfuse.
k. Hal yang harus diperhatikan :
1) Bila terdapat > 2 pasien yang akan dilakukan tindakan, dengan nama
yang sama, periksa ulang identitas pasien denngan melihat alamat
rumah dan nomor rekam medis.
15 | k e t e p a t a n i d e n t i f i k a s i p a s i e n
2) Bila data pasien tidak lengkap, informasi lebih lanjut harus diperoleh
sebelum prosedur tindakan medis/keperawatan dilakukan.
3) Jika petugas tidak yakin/ ragu akan kebenaran identitas pasien jangan
lakukan transfusi sampai diperoleh kepastian identitas pasien dengan
benar.
16 | k e t e p a t a n i d e n t i f i k a s i p a s i e n
4) Bila pasien berasal dari Unit Rawat Inap, lepaskan/ gunting gelang
identitas pasien, setelah dilakukan cek terakhir identitas pasien (Lihat
SPO Rujukan Alih Rawat Keluar RS).
5) Jika data pasien belum lengkap, maka informasi tentang data pasien
yang lengkap harus diperoleh sebelum dilakukan transfer pasien.
17 | k e t e p a t a n i d e n t i f i k a s i p a s i e n
i. Saat nama bayi sudah didaftarkan, gelang identitas berisi data ibu dapat
dilepas dan diganti dengan gelang identitas yang berisikan data bayi.
13. Tatalaksana Identifikasi Nama Pasien yang Sama di Ruang Rawat Inap
a. Jika terdapat pasein dengan nama yang sama, harus diinformasikan
kepada perawat/petugas yang bertugas setiap kali pergantian jaga.
b. Berikan label/penanda berupa ‘pasien dengan nama yang sama’dilembar
pencatatan, lembar obat-obatan, dan lembar tindakan.
c. Kartu bertanda ‘pasien dengan nama yang sama’harus dipasang di papan
nama pasien agar petugas dapat memverifikasi identitas pasien.
15. Tatalaksana Identifikasi Pasien pada Gangguan Ekstremitas Atas atau Bawah
18 | k e t e p a t a n i d e n t i f i k a s i p a s i e n
a. Pada pasien yang tidak dapat dipasang gelang identifikasi di pergelangan
tangan maupun pergelangan kaki, maka identitas dipasang direkam medis.
b. Jika tidak memungkinkan pemasangan gelang letakkan gelang identitas
pasien pada baju pasien kemudian foto gelang identitas pasien beserta
wajah pasien. 7. Print identitas yang telah dipoto. Tempelkan identitas
pasien pada status rekam medis pasien.
22 | k e t e p a t a n i d e n t i f i k a s i p a s i e n
Pelayanan pasien hemodialisis merupakan pelayanan yang diberikan
kepada pasien dengan gagal ginjal tahap terminal yang Konsep Pelayanan
hemodialisis Rumah Sakit Kartini meliputi.
23 | k e t e p a t a n i d e n t i f i k a s i p a s i e n
a. Biru : untuk Laki-laki
b. Pink : untuk Perempuan
2. Pemberian Stiker penanda :
a. Klip warna MERAH untuk pasien ALERGI
b. Klip warna KUNING untuk pasien RESIKO JATUH
c. Klip warna UNGU untuk pasien DNR (Do Not Resuscitation)
3. Isi tulisan dalam gelang
a. Nama pasien
b. Tanggal lahir pasien
c. MRN (Medical Record Number = No. Rekam Medik)
4. Penempelan gelang identitas menggunakan barcode yang dilakukan di pendaftaran.
5. Pemasangan dilakukan oleh petugas Unit Rawat Jalan/UGD.
25 | k e t e p a t a n i d e n t i f i k a s i p a s i e n
F. Perubahan Gelang Identitas (ID-band)
Setelah gelang terpasang dan diketahui perlu ada perubahan, maka harus dilakukan
dengan mencetak label baru, gelang yang salah digunting, dilaporkan kepada Kanit.
Sebelum dipasang gelang baru, harus dilakukan pengecekan identitas ulang, dengan 3
penanda identitas (Nama, Tanggal lahir & Nomor Rekam Medis).
26 | k e t e p a t a n i d e n t i f i k a s i p a s i e n
BAB VIII
DOKUMENTASI
A. Kesalahan Identifikasi
Kesalahan identifikasi pasien, tidak boleh dianggap remeh karena dapat menyebabkan
dampak yang serius dan fatal bagi pasien. Dapat terjadi:
1. Insiden Kejadian Tidak Diharapkan, yaitu:
a. Pemberian obat yang salah kepada pasien
b. Pelaksanaan prosedur yang salah terhadap pasien
c. Pasien salah diagnosis
d. Pasien menerima pengobatan tidak tepat (dan berpotensi berbahaya)
e. Pasien terkena radiasi berlebihan
f. Pasien yang salah (tidak tepat identifikasinya), dibawa ke ruang operasi
g. Keterlambatan yang serius dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang benar
kepada pasien.
2. Petugas/ perawat yang menemukan masalah identifikasi pasien harus segera
melaporkan kepada Penanggung Jawab Keselamatan Pasien di unit kerjanya. Ini
termasuk situasi near miss dimana kesalahan terdeteksi sebelum kejadian tidak
diharapkan yang sebenarnya terjadi.
3. Insiden Identifikasi Pasien
Kesalahan label dalam Dokumen Rekam Medik dapat berupa:
a. Kesalahan informasi pada label gelang identitas (ID-band)
b. Tidak ada gelang identitas pada pasien.
c. Kesalahan identifikasi dokumentasi dalam Dokumen Rekam Medis
d. Kesalahan identifikasi dari X-ray, dan USG
e. Kesalahan identifikasi dari hasil pemeriksaan laboratorium (PA, Klinik)
27 | k e t e p a t a n i d e n t i f i k a s i p a s i e n
B. Tindakan Untuk Menanggulangi Kesalahan Identifikasi
Pastikan keselamatan pasien dan lakukan perbaikan dengan cara:
1. Stop prosedur/ intervensi sampai rincian dikoreksi
2. Informasikan kepada orang yang bertanggung jawab dan laporkan ke Penanggung
jawab Unit Kerja.
3. Informasikan kepada staf medis atau staf lainnya yang relevan bila diperlukan.
4. Ganti label ID.
5. Informasikan kepada Unit Kerja yang terlibat, termasuk Unit Rekam Medik RS.
6. Pastikan keabsahan Dokumen Rekam Medik , bila perlu diperbaharui
7. Buat laporan KTD dan lakukan Root Cause Analysis (RCA) sesuai Panduan
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien.
Catatan: Dalam hal kematian, gelang identitas (ID-band) tidak boleh dilepas dari tubuh
pasien.
6. Jika terjadi insiden akibat kesalahan identifikasi pasien, lakukan hal berikut ini:
a. Pastikan keamanan dan keselamatan pasien
b. Pastikan bahwa tindakan pencegahan cedera telah dilakukan
29 | k e t e p a t a n i d e n t i f i k a s i p a s i e n
c. Jika suatu prosedur telah dilakukan pada pasien yang salah atau dilakukan di
tempat yang salah, para klinisi harus memastikan bahwa langkah-langkah yang
penting telah diambil untuk melakukan prosedur yang tepat pada pasien yang
tepat.
30 | k e t e p a t a n i d e n t i f i k a s i p a s i e n
F. PEMANTAUAN KETEPATAN
Dokumen ini dipantau untuk memastikan keefektifan dan jaminan ketepatan.
Tanggung
Indikator Tanggung jawab
jawab utama Bukti Problem solver
Kinerja verifikasi audit
audit
100% Kepala Laporan audit setiap Komite Mutu dan Komite Mutu dan
terpenuhi Ruangan di 3 bulan kepada Keselamatan Keselamatan
Ketepatan Unit Tertentu Supervisor. Pasien Pasien
gelang Supervisor
identitas meneruskan laporan
pasien, gelang ke Komite Mutu dan
penanda pasien Komite Keselamatan
& label ID Pasien
pada spesimen
31 | k e t e p a t a n i d e n t i f i k a s i p a s i e n
BAB IX
PENUTUP
32 | k e t e p a t a n i d e n t i f i k a s i p a s i e n