Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Tentang
MENJAGA PRODUK FRESH SESUAI POS
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Penataan Produk

Disusun Oleh:

Sri Nurfarijah
Ai Siti Masitoh
Mira Fitria H
Riski Fitria
Rani Anggraeni
Rizki Nuralim
Siti Aisyah

Kelas XII – BDP 2

SMK NUURUL MUTTAQIIN


CISURUPAN GARUT
TAHUN AJARAN 2020 - 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,


karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang
membahas tentang “Menjaga Produk Fresh Sesuai POS”.

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas kelompok


pada mata pelajaran Penataan Produk.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak


kekurangannya, baik dari segi keluasan isi pembahasan maupun dari sistematika
penulisan, oleh karena itu penulis mengharapkan pembaca dapat menyampaikan
kritik dan sarannya terhadap hasil makalah ini untuk perbaikan di masa yang akan
datang.

Akhirnya, mudah – mudahan makalah ini bermanfaat khususnya bagi


penulis dan bagi pembaca pada umumnya.

Garut, Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR .................................................................... i
DAFTAR ISI ... .............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................... 1
1.3 Tujuan ...................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Persiapan Penataan Produk (Display) ……………. 3
2.2 Standard Penyusunan SOP (Standard Operating
Procedure) POS (Prosedur Operasi Standar) Penataan
Produk ………………………………………………… 6
2.3 Penataan Produk Fresh …………………………… 10
2.4 Penataan Produk Fashion dan Sport ……………… 13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpuan ............................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................. 19

ii
BAB I
PEMBUKAAN

1.1. Latar Belakang


Penempatan barang dagangan di rak toko atau minimarket dapat
memengaruhi minat konsumen dalam berbelanja. Tata letak barang dalam rak
toko merupakan kunci penting pembelanjaan tak terencana yang dilakukan oleh
konsumen.
isplay dan penempatan barang dagangan yang dimaksud adalah tidak
hanya menyusun barang di rak display agar terlihat rapi, tetapi juga terdapat
teknik-teknik khusus. Penataan barang dilakukan dengan mengelompokkan jenis
barang sesuai dengan minat konsumen (taste) dengan tetap memperhatikan
keindahan, keamanan, dan kemudahan baik untuk konsumen maupun penjaga
toko.
Penataan produk yang terdapat di supermarket harus mengikuti Standard
Operating Procedure (SOP). SOP dalam penataan produk merupakan suatu
langkah yang harus ditempuh pada penataan produk yang dijadikan acuan dalam
penataan untuk menarik perhatian konsumen. Dengan adanya SOP dalam
penataan produk, maka barang-barang yang terdapat di supermarket akan tertata
dengan rapi dan menarik. Selain itu, dalam menata produk juga harus
memperhatikan penggunaan ruangan dan mengelompokkan produk sesuai
kategori produk.
Bagaimana SOP penataan produk yang tepat dan benar? Bagaimana
standar penyusunan SOP di supermarket? Untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan tersebut, pelajarilah uraian materi berikut dengan sungguh-sungguh!

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Persiapan Penataan Produk (Display)?
2. Bagaimana Standard Penyusunan SOP (Standard Operating Procedure)
POS (Prosedur Operasi Standar) Penataan Produk?
3. Bagaimana Penataan Produk Fresh ?

1
4. Bagaimana Penataan Produk Fashion dan Sport?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk Mengetahui Persiapan Penataan Produk (Display)
2. Untuk Mengetahui Standard Penyusunan SOP (Standard Operating
Procedure) POS (Prosedur Operasi Standar) Penataan Produk
3. Untuk Mengetahui Penataan Produk Fresh
4. Untuk Mengetahui Penataan Produk Fashion dan Sport

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Persiapan Penataan Produk (Display)


2.1.1 Pengelompokkan Produk
Sebelum melakukan kegiatan penataan produk, petugas harus
mengelompokkan produk yang akan ditata berdasarkan tiga kategori, yaitu
sebagai berikut.
 Berdasarkan Jenis Produk Contohnya adalah produk food, nonfood, fresh,
peralatan rumah tangga, fashion, dan lain-lain. Pengelompokkan harus
sudah dilakukan sejak produk disimpan di gudang. Pengelola supermarket
harus membuat daftar jenis produk yang akan ditata. Daftar kelompok
produk akan digunakan untuk membuat perencanaan layout produk
(planogram). Planogram adalah perancangan visual yang mengatur
penempatan barang dagangan pada rak, yang biasanya dibuat oleh visual
merchandiser atau tim marketing.
 Berdasarkan Merek Produk Setiap jenis produk akan dikelompokkan lagi
berdasarkan mereknya. Pengelompokkan ini dilakukan karena satu jenis
produk dapat dibuat oleh lebih dari satu perusahaan, sehingga mereknya
juga akan berbeda-beda. Contohnya merek sampo, seperti Sunsilk, Dove,
Pantene, dan Rejoice. Penataan untuk satu jenis produk biasanya dipajang
pada rak yang sama dan dipajang berdasarkan mereknya.
 Berdasarkan Ukuran Produk Produk dijual dengan ukuran yang berbeda-
beda. Oleh karena itu, produk harus ditata berdasarkan ukurannya.
Pengelompokkan dan pengklasifikasian produk di supermarket disebut
Point of Sale (POS), yang biasanya disusun dengan urutan ukuran produk,
jenis produk, merek produk, submerek produk, spesifikasi produk, dan
warna produk.
2.1.2 Tujuan Pengelompokkan Produk
a. Bagi Produsen
1. Mempermudah penyimpanan di gudang.

3
2. Mempermudah penataan di ruang pajang.
3. Mempermudah pengambilan dari gudang atau tempat pemajangan.
4. Mempermudah pengawasan dan pemeliharaan.
5. Bagi Konsumen
 Memudahkan dalam mencari dan memilih produk yang akan
dibeli.
 Memudahkan dalam berbelanja.
2.1.3 Peralatan Penataan Produk (Display) Food, Nonfood, Household, Toys,
Stationery, Fresh, dan Kosmetik di Supermarket
Sebelum melakukan penataan produk, peralatan dan perlengkapan yang
digunakan dalam display tentunya perlu dipersiapkan. Peralatan yang dibutuhkan
untuk memajang produk supermarket yang meliputi kategori food, nonfood,
household, toys, stationery, fresh, dan kosmetik, yaitu sebagai berikut.
a. Gondola, yaitu tempat memajang produk yang kedua sisinya terdiri atas
rak-rak (shelving) yang tersusun dari atas ke bawah.
b. Shelving, yaitu bagian dari gondola yang berupa rak-rak yang disusun dari
atas ke bawah. Dalam satu gondola biasanya terdiri atas beberapa shelving
di kedua sisinya.
c. Wagon, yaitu boks besar yang digunakan untuk menata produk-produk
yang sedang promo.
d. End gondola, yaitu gondola akhir paling ujung untuk disewakan.
e. Ambalan, yaitu kayu yang terletak di bawah untuk dasar floor display.
f. Showcase, yaitu alat pajang yang berfungsi memajang produk fresh,
seperti daging segar, sosis, dairy, dan ikan segar.
g. Showcase Chiller, yaitu peralatan display untuk memajang produk fresh,
dairy, minuman, dan berbagai produk lain yang tidak dipajang dalam
showcase.
h. Bins, yaitu alat pemajang buah dan sayuran. Bins dapat berbentuk miring
atau lurus.

4
i. Frozen Island, yaitu alat yang digunakan untuk menempatkan produk-
produk beku. Alat ini berbentuk boks besar memanjang. Biasanya, alat ini
digunakan untuk menyimpan produk dalam jangka waktu yang lama.
2.1.4 Peralatan Penataan Produk (Display) Produk Fashion dan Sport
a. Mannequin dress, yaitu patung seluruh badan yang digunakan untuk
memajang produk baru.
b. Torso, yaitu patung setengah badan yang berfungsi memajang pakaian
bagian atas.
c. Presentation table, yaitu meja yang digunakan untuk memajang produk
sampel/contoh.
d. Back wall, yaitu dinding yang digunakan untuk memajang produk.
e. Waterfall, yaitu besi yang dipasang di tembok dengan arah menurun, yang
berfungsi menggantung hanger.
f. Platform, yaitu body display yang terbuat dari plastik berbentuk pipih.
g. Wagon, yaitu kotak sebagai tempat menata produk yang sedang
diobral/promo.
h. Dressmaking, yaitu torso bagian badan tanpa lengan/kaki yang khusus
digunakan untuk memajang pakaian setelan.
i. T-Stand, yaitu alat untuk menggantung pakaian yang di-hanger. Alat ini
berbentuk seperti huruf T.
j. Swastika, yaitu T-stand ganda yang mempunyai empat arah.
k. Gawang, yaitu alat untuk menggantung pakaian yang di-hanger. Alat ini
berbentuk seperti gawang.
l. Hanger, yaitu alat untuk menggantung produk, biasanya pakaian.
m. Ambalan, yaitu rak yang disusun untuk memajang pakaian yang dilipat.
n. Single hook, yaitu peralatan display yang berfungsi menggantung produk,
seperti dasi, topi, ikat pinggang, kaus kaki, serta aksesori untuk wanita.
o. Bracket, yaitu media untuk memasang sebuah alat penyangga televisi yang
biasanya dipasang di dinding, pilar, dan langit-langit.
p. Piramida, yaitu ambalan yang terdiri atas dua tingkat.
q. Perlengkapan Penataan Produk

5
1. Stock Keeping Unit (SKU) , yaitu keterangan mengenai nama,
harga, dan nomor PLU suatu produk.
2. Bay, yaitu susunan pemajangan produk di rak satu baris ke bawah.
3. Tier, yaitu barisan pemajangan produk ke belakang memanjang
dalam satu rak.
4. Face, yaitu pemajangan produk tampak muka.
5. Point of Purchase (POP), yaitu label yang berisi informasi nama
produk, harga, ukuran/berat, dan informasi lainnya, seperti diskon
atau promosi.
6. Check on Counter (COC), yaitu pemajangan produk yang berada di
meja kasir.
7. Price Look Up (PLU) Code, yaitu kode nomor identitas produk
atau barcode yang berfungsi untuk komputerisasi.

2.2 Standard Penyusunan SOP (Standard Operating Procedure)


POS (Prosedur Operasi Standar) Penataan Produk
2.2.1 Pengertian dan Fungsi SOP/POS
Penataan produk yang terdapat di supermarket harus mengikuti Standard
Operating Procedure (SOP). SOP penataan produk adalah langkah-langkah yang
harus ditempuh pada penataan produk yang dijadikan acuan (standar) untuk
menarik perhatian konsumen ketika membeli produk. Keberadaan SOP sangat
penting bagi operasional suatu perusahaan. Dengan adanya SOP, perusahaan
dapat mengantisipasi berbagai situasi yang dapat terjadi dalam menjalankan
bisnis.
SOP ini disusun sejak mendirikan perusahaan. Pada tahap awal, SOP
terlihat sederhana. Akan tetapi, seiring dengan perjalanan dalam menjalankan
bisnis, pihak perusahaan akan semakin memperbaiki kelengkapan SOP. SOP akan
memberi arah bagi staf perusahaan dalam menjalankan pekerjaannya. Dengan
kejelasan ruang lingkup, maka job description akan jelas. Hal ini dapat
mengantisipasi adanya pekerjaan yang sama dilakukan oleh beberapa orang.
Dengan demikian, kinerja staf perusahaan akan terjaga dengan baik dan efektif.

6
Sesuai dengan perkembangan perusahaan, kompleksitas usaha, serta
dinamika yang ada, peran SOP semakin dibutuhkan dalam perusahaan. Hal ini
akan menjadi pedoman dalam melakukan proses pekerjaan. Apabila tidak ada
pedoman yang baku akan menimbulkan kebingungan di antara karyawan. Banyak
permasalahan yang akan timbul, misalnya tahapan atau langkah-langkah
seharusnya suatu proses pekerjaan dilakukan, personel yang harus
mengerjakannya, personel yang memberi persetujuan, dokumen yang harus
disiapkan, dan berbagai permasalahan lainnya yang secara keseluruhan dapat
mengurangi efektivitas dan efisiensi pekerjaan.
Berikut ini merupakan fungsi Standard Operating Procedure
(SOP)/Prosedur Operasi Standar (POS) secara spesifik.
a. Memperlancar tugas karyawan atau tim unit kerja.
b. Sebagai dasar hukum jika terjadi penyimpangan atau ketidaksesuaian.
c. Mengetahui adanya hambatan dalam suatu proses kerja.
d. Menjadi pedoman cara menata produk yang sesuai dengan standar
perusahaan.
2.2.2 Standar Penyusunan SOP/POS di Supermarket
SOP manajemen retail yang biasa digunakan oleh perusahaan retail antara
lain sebagai berikut.
a. SOP Proses Pengadaan Barang Adanya kesediaan dan stok yang lengkap
menjadi salah satu keunggulan bersaing dalam usaha retail. Oleh karena
itu, kelengkapan produk dapat menjadi salah satu pilihan penting bagi
konsumen atau pembeli untuk menjadi pelanggan. SOP (Standard
Operating Procedure) yang harus ditetapkan dalam usaha retail adalah
proses identifikasi kebutuhan barang yang dikaitkan dengan frekuensi
pembelian, proses pengadaan stok barang, serta pemeriksaan waktu atau
tanggal kedaluwarsa barang.
b. SOP Pelayanan SOP pelayanan mengatur sikap dan perilaku seorang staf
dalam melayani pelanggan. Bagi karyawan baru yang tidak mengerti dan
belum paham dunia usaha, maka SOP pelayanan sangat penting untuk
dibentuk.

7
c. SOP Persediaan Sistem persediaan barang dapat dibagi menjadi dua, yaitu
persediaan untuk swalayan dan nonswalayan. Bisnis retail dengan sistem
persediaan swalayan artinya menetapkan proses penggabungan stok
barang ke area pelayanan. Sistem ini dapat mendorong peningkatan
penjualan, namun juga dapat berisiko adanya kehilangan barang.
Sementara itu, sistem persediaan pada nonswalayan cenderung memiliki
risiko yang rendah. Akan tetapi, harus memperhatikan penataan secara
tepat agar dapat menarik pelanggan.
d. SOP Finance Accounting Kondisi manajemen retail yang terjadi secara
cepat mengharuskan pemilik melakukan proses pembaruan harga secara
tepat dan akurat. Dalam proses penyusunan SOP finance accounting, pihak
manajemen memperhatikan status laporan pembelian dan penjualan barang
secara akurat. Selain itu, mereka juga melakukan survei harga untuk
memastikan bahwa harga yang ditetapkan bukanlah harga yang tinggi.
Apabila hal ini terjadi dapat berisiko beralihnya bisnis atau juga harga
yang terlalu rendah, sehingga sulit untuk membeli kembali barang untuk
dijual.
2.2.3 Melakukan Pelabelan Produk
Sebelum dipajang, biasanya produk terlebih dahulu diberi label. Namun,
suatu produk boleh saja tidak diberi label, asalkan sudah memiliki barcode. Label
produk harus memuat tanggal penerimaan produk (receiving), kode produk, kode
supplier, barcode, harga produk, serta informasi yang sesuai dengan merek, tipe,
dan ukuran produk tersebut.
Saat berbelanja di supermarket, konsumen sering menjumpai label harga
pada rak toko. Label yang dicantumkan pada rak display inilah yang disebut
dengan price card/price label (label harga). Pada price card, biasanya barcode atau
code barcode juga dicantumkan. Ketentuan yang harus diperhatikan pada
pelabelan produk, antara lain sebagai berikut.
a. Price card tidak boleh rusak.
b. Price card harus sesuai dengan produk yang dipajang.
c. Price card harus diletakkan tepat di depan fisik produk tersebut.

8
d. Semua produk yang dipajang memiliki price card dengan memperhatikan
hal-hal berikut, yaitu:
1. Bagi produk yang dilabel langsung di produknya, dus tidak diberi
label. Pada shelving, dipasang POP yang berisi keterangan merek,
jenis, serta harga produk tersebut.
2. Setiap produk yang dipajang harus sudah diberi label harga.
e. Price card ditempel rapi di tempatnya, tidak menutupi produk dan hal-hal
penting yang ada di produk tersebut, tidak boleh miring, serta bagi produk
yang sama label harganya, label ditempelkan pada tempat yang sama.
2.2.4 Langkah-langkah Melakukan Penataan Produk
a. Isi Bagian Depan (Etalase) Toko Terlebih Dahulu Calon pembeli akan
lebih tertarik jika melihat toko yang produknya banyak dan kelihatan
penuh karena mereka akan dapat lebih leluasa untuk memilih produk yang
mereka inginkan.
b. Perhatikan Warna Produk Produk dengan warna yang cerah hendaknya
ditempatkan di bagian yang paling mudah dilihat oleh pengunjung toko.
Selain itu, warna cerah yang diletakkan bersebelahan dengan warna cerah
lainnya akan memberi kesan segar dan menarik. Contoh: memadukan
warna kuning, oranye, dan merah, sehingga perhatian dari pengunjung
toko akan lebih cepat didapatkan.
c. Desain Menarik Sebagai Jangkar Produk yang tidak atau kurang terkenal,
tetapi memiliki desain atau model yang sangat menarik dan inovatif dapat
diletakkan berdekatan dengan produk terkenal yang justru didesain dengan
biasa saja. Ini adalah strategi dengan menggunakan desain yang menarik
sebagai jangkar atau penarik yang disandingkan dengan produk yang
sudah terkenal. Harapannya, pengunjung akan tertarik untuk membeli
keduanya karena dua alasan, yaitu desain menarik dan merek terkenal.
d. Produk Laris di Bawah Pada toko ritel, produk yang laris diletakkan di
bawah. Hal ini dilakukan karena produk tersebut akan tetap dicari oleh
konsumen, tidak peduli di mana produk tersebut diletakkan. Konsumen
sudah hafal dengan bentuk produk tersebut, sehingga mudah ditemukan.

9
Sementara itu, produk yang kurang terkenal dapat diletakkan sejajar
dengan pandangan mata pengunjung.
e. Kemasan Besar di Kanan Produk dengan kemasan besar biasanya
diletakkan di sebelah kanan. Hal ini dilakukan karena kebiasaan manusia
menggunakan tangan kanan, sehingga kemungkinan terpilihnya produk
dengan kemasan besar akan semakin tinggi.
f. Pengelompokkan Produk Kelompokkan produk dengan kategori yang
sama pada tempat yang berdekatan. Tempatkan juga produk pelengkapnya
berdekatan. Hal ini dilakukan untuk membantu mengingatkan pengunjung
akan kebutuhannya.
g. Tempatkkan Produk Impulsif di Kasir Kebiasaan pengunjung saat antre di
kasir adalah memperhatikan sekelilingnya. Tempatkan beberapa produk
yang unik dan menarik di area kasir. Hal ini dapat mengingatkan
pengunjung akan kebutuhannya dan juga menarik pengunjung untuk
membeli jika harga produk tersebut terjangkau.

2.3 Penataan Produk Fresh


POS/SOP penataan produk segar tidak jauh berbeda dengan penataan
produk supermarket pada umumnya dan fashion. Perbedaannya hanya tertelak
pada penggunaan tempat pemajangan produk dan tindakan yang harus dilakukan
agar produk tetap segar.
a. Penataan produk sayuran.
1. Kualitas sayuran dapat dilihat dari kesegaran, ikatan ukuran dan jenis,
bentuk, serta warnanya. Khusus untuk sayuran daun, ketika warna mulai
berubah menjadi kekuningan, itu berarti sayuran tersebut sudah tidak layak
untuk dijual.
2. Produk sayuran dikelompokkan berdasarkan jenisnya, yaitu daun, buah,
bunga umbi, atau akar. Pengelompokkan sayuran ini diperlukan karena
ada perbedaan tempat untuk produk-produk tersebut. Sayuran berupa
buah, bunga, dan akar harus dipajang pada showcase agar lebih tahan lama
dan tetap segar. Sebelum dipajang, sayuran berupa bunga dikemas dalam

10
styrofoam yang diberi plastic wrap. Sementara itu, kentang dan bawang
bombay harus dipajang pada tempat dengan suhu ruangan yang sesuai.
Sayuran umbi dipajang pada alat pajang yang terbuat dari kayu yang
biasanya dibentuk kotak atau persegi. Sebelum dipajang, sayuran umbi
yang dijual per pack harus dikemas terlebih dahulu dengan menggunakan
plastik atau kemasan yang terbuat dari bahan jala.
3. Arus perputaran pemajangan adalah First in First Out (FIFO), yaitu produk
yang masuk pertama dipajang terlebih dahulu agar terjual lebih dulu.
4. Label dan POP (Point of Purcahes) harus terpasang.
b. Penataan produk buah-buahan.
1. Buah yang dipajang harus berkualitas. Kualitas ditentukan dari tingkat
kesegaran, keseragaman ukuran buah, serta kondisinya (tidak cacat dan
tidak busuk).
2. Warna harus seimbang. Buah yang dipajang harus dikelompokkan
berdasarkan warna agar terlihat seimbang.
3. Buah yang dipajang adalah buah yang datang terlebih dahulu agar produk
stok awal segera terjual. Metode First In First Out (FIFO) berlaku.
4. Buah yang dikemas menggunakan styrofoam tidak perlu dipasangi POP
(Point of Purchase), tetapi setiap kemasannya harus dipasangi label yang
berisi informasi nama, berat, dan harga buah tersebut.
5. Buah yang dipajang pada bins dibedakan antara buah lokal dan impor.
6. Buah yang dikemas dipajang pada showcase.
c. Penataan produk daging, ayam, dan ikan.
1. Daging sapi.
a. Daging yang dipajang harus berkualitas, yaitu daging segar dengan warna
merah muda (bukan merah tua).
b. Daging dipajang sesuai dengan kelompoknya, dipisahkan dari bahan
mentah dan hasil olahan.
c. Daging segar dikemas menggunakan styrofoam dan diberi label yang
berisi nama daging, berat, dan harganya. Daging segar dapat berupa
daging utuh dan daging giling. Daging segar dapat juga dipajang dengan

11
wadah nampan tanpa dikemas dengan styrofoam, yang bertujuan
memudahkan konsumen untuk memilih potongan daging yang dilusinkan.
d. Daging yang dijual di supermarket umumnya berupa daging segar dan
daging beku. Daging segar dipajang pada showcase dan daging beku
dipajang pada frozen island. Suhu showcase diatur sekitar 16-20 derajat
celcius dan frozen island 0-2 derajat celcius.
e. Potongan daging yang berlemak diletakkan di sebelah atas.
f. Menggunakan nampan bersih dan kering untuk peralatan display.
2. Ayam.
a. Daging ayam dapat dikemas utuh atau per bagian, misalnya paha, dada,
atau ceker. Bisa juga berupa daging ayam giling.
b. Daging ayam dikemas dengan menggunakan styrofoam dan plastic wrap.
Setiap kemasannya diberi label yang berisi nama, berat, dan harganya.
c. Produk olahan ayam juga tersedia.
3. Ikan.
a. Ikan basah dipajang di atas es serut dan dilengkapi dengan lemon dan
jeruk nipis.
b. Tersedia aquarium berisi ikan yang dijual dalam keadaan hidup, seperti
gurame, lele, dan lain-lain.
c. Di tempat pajangan ikan disediakan mangkuk yang berisi air dan potongan
es jeruk nipis untuk cuci tangan konsumen.
d. Produk olahan ikan diletakkan di tempat khusus yang dekat dengan ikan
segar.
e. Mencantumkan POP (Point of Purchase).
f. Tersedia tempat khusus untuk mengemas dan membersihkan ikan.
g. Ikan fillet dapat dikemas dengan styrofoam yang dibungkus plastic wrap.
4. Penataan produk dairy.
a. Produk dikelompokkan berdasarkan jenis (susu, yoghurt, keju, dan
sebagainya) atau kegunannya.
b. Komposisi warna, label, dan merek menghadap ke depan.
c. Pajangan selalu dirapikan, selalu terlihat cukup, dan berkesinambungan.

12
2.4 Penataan Produk Fashion dan Sport
a. Prinsip Penataan Produk Fashion dan Sport
1. Produk Baru (New Arrival)
Pada produk baru, pengelompokan dilakukan dengan cara:
a. Menata produk sesuai dengan koleksi.
b. Menata sesuai dengan model dan jenis bahannya.
c. Menata menurut intensitas warna (colour).
d. Menata sesuai dengan ukuran dari tiap-tiap kelompok.
e. Meletakkan produk baru di bagian depan toko.
2. Pedoman Penataan Berkelompok (Grouping Merchandise)
a. Produk Fashion Untuk mempermudah penataannya, produk fashion dapat
dikelompokkan berdasarkan motifnya, seperti polos (plain), bunga-bunga
(flowers), kotak-kotak (cheeks), bulat-bulat (polkadot), garis-garis
(stripes), dan motif gambar (graphies).
b. Produk Sport Penataan produk sport dapat dikelompokkan berdasarkan:
 Merek (brand), seperti tempat pemajangan yang sama untuk
sepatu, tas, t-shirt, dan topi dengan merek yang sama.
 Kategori, misalnya celana panjang, celana pendek, kaos, jersey,
jaket, dan lain-lain.
 Usia konsumen, anak-anak, remaja, atau dewasa.
 Penggunaannya, seperti untuk renang, basket, sepak bola, senam,
dan sebagainya.
 Style, berupa tulisan, gambar, warna, atau model tertentu.
 Bahan kain yang digunakan, seperti katun, spandek, poliester, atau
lainnya.
Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam penataan produk sport:
a. Produk terbaru dari tiap-tiap kelompok dipajang di depan, yang agak lama
di tengah, sedangkan yang sudah lama sekali ditempatkan pada bagian
paling belakang.
b. Tiap-tiap kelompok display dirapikan lagi berdasarkan intensitas warna
dan motifnya.

13
c. Stok dari setiap produk yang dipajang di vocal point harus diletakkan di
dekat vocal point.
d. Produk sale, clearance, broken size, dan broken colour tidak boleh
dipajang di patung.
e. Gantungan harus sesuai dengan bagian dan semua gantungan di fixture/T-
stand letaknya harus searah.
f. Standar jarak hanger satu ke hanger berikutnya adalah 2,5 cm (2 ruas jari).
g. Harus ada persetujuan terlebih dahulu apabila petugas akan memasang
fixture, sign, dan peralatan lain.
3. Penataan Produk Tidak Lengkap
Sama seperti produk-produk yang lengkap, prinsip penataan produk-
produk tidak lengkap adalah sebagai berikut.
a. Penataan menurut koleksi.
b. Penataan menurut model dan jenis motif (style).
c. Penataan menurut intensitas warna.
d. Penataan menurut ukuran (size).
4. Penggunaan Wagon dan Table Promo
Penggunaan wagon display pada setiap area harus didampingi dengan T-
stand untuk memajang sebagian besar dari isi wagon. Dengan T-stand yang ada di
sampingnya, warna, model, ukuran, dan jenis motif produk yang ada di wagon
akan lebih terlihat. Saat ini, wagon sudah banyak diganti dengan table promo yang
hanya berfungsi memajang produk-produk promo atau diskon. Pada umumnya,
saat memilih produk, konsumen cenderung membongkar seluruh isi wagon,
sehingga menjadi tidak rapi dan membutuhkan waktu lagi untuk merapikannya.
5. Penggunaan Fixture Kombinasi Antara Gondola dan T-stand
a. Usahakan produk dapat menghadap ke depan, sehingga model, warna, dan
ukurannya jelas.
b. Apabila cara pertama sudah dilakukan, tetapi stok masih banyak, susunlah
display yang tampak dari samping.
c. Apabila cara pertama dan cara kedua sudah dilakukan, tetapi ternyata stok
masih banyak, susunlah display dengan melipat produk.

14
6. Penggunaan Bracket dan Hook Khusus di Pilar
Bracket dan hook dipasang dengan tujuan agar semua produk pada display
menghadap ke depan, jika dilihat dari semua sisi pilar. Berikut adalah hal-hal
yang dilakukan apabila stok produk dalam keadaan menurun (under stock).
a. Bracket dan hook di fixture dilepas, kemudian permukaan fixture tersebut
diganti fungsinya menjadi vocal point dengan menggunakan gantungan
susun atau ditambah dengan tampilan menghadap ke depan (face out).
b. Mengurangi fixture yang ada di counter, kemudian ditata ulang dengan
jarak penataan yang lebih lebar dan lenggang.
c. Ambalan diganti dengan media T-stand tunggal atau ganda dan ditata
menurut prinsip penataan yang berlaku.
b. Kriteria Penataan Produk Fashion dan Sport
1. Sederhana, tapi menarik perhatian pengunjung.
2. Mempunyai dampak yang dapat dirasakan serasi dengan keadaan toko.
3. Mampu membujuk dan memengaruhi pengunjung untuk membeli produk.
4. Merchandise harus diganti secara berkala sesuai dengan tema.
5. Mengganti produk yang baru (new arrival) secara berkala agar pengunjung
tidak bosan.
6. Menjangkau dunia anak-anak (kids) dengan membuat tema tokoh kartun,
animasi, dunia fauna, dan sejenisnya.
7. Teknik penataan produk sport menggunakan area counter-active, yaitu
teknik pemajangan dengan mendekatkan satu jenis produk dengan jenis
yang lain. Contohnya, sepatu dipajang berdekatan dengan celana pendek
atau aksesori lain, misalnya kaos kaki, topi, ikat kepala, tas olahraga, atau
kaus jersey.
8. Dapat menggunakan maneken, terutama untuk produk yang sedang tren.
Penggunaan maneken dapat memberi kesan mewah dan berbeda.
c. Penataan Produk Pendukung Fashion dan Sport
1. Sepatu dan Sandal Dewasa
Sepatu dan sandal dewasa dapat di-display dengan menggunakan cara:
a. Melakukan pengelompokan menurut jenisnya.

15
b. Memajang sepatu atau sandal yang sebelah kanan.
c. Memajang jenis ukuran sepatu atau sandal yang sering dipakai.
d. Menempel label harga di bawah sol, dekat hak sepatu.
e. Memberi tanda pada dus pasangan dari sepatu.
f. Memastikan pajangan selalu distok dan terjaga kebersihannya.
g. Mengembalikan pajangan ke tempatnya setelah terjadi pemesanan.
2. Sepatu dan Sandal Anak
Sepatu dan sandal anak di-display dengan menggunakan cara:
a. Melakukan pengelompokan menurut jenis kelamin.
b. Memajang sepatu atau sandal yang sebelah kiri dan kanan.
c. Menempel label harga di bawah sol, dekat hak sepatu.
d. Memastikan label pada produk sudah tertempel sebelum produk dipajang.
3. Sepatu Bayi dan Balita
Pemajangan sepatu bayi dan balita lebih sederhana tahapannya karena
jenisnya tidak banyak. Pemajangan sepatu bayi dan balita dilakukan dengan cara
digantung berdasarkan warna dan modelnya.
4. Aneka Ragam Tas
Teknik pemajangan tas agak berbeda dengan jenis produk fashion yang
lain karena setiap jenis tas biasanya hanya terdiri atas satu item. Oleh karena itu,
teknik pemajangan tas lebih sering dikelompokkan berdasarkan jenis dan
bahannya. Berikut langkah-langkah pemajangan tas.
a. Tas dapat diletakkan di atas ambalan atau table presentation, serta
disesuaikan berdasarkan ukuran, jenis, dan warna tas tersebut.
b. Label harga dicantumkan di name tag yang dilekatkan pada tas.
c. Tali tas dimasukkan ke dalam tas atau diikat dengan rapi.
d. Tas dan raknya dibersihkan setiap hari, sehingga tidak berdebu.
e. Tas yang memiliki kantong sebaiknya dihadapkan ke arah depan, sehingga
bisa langsung terlihat oleh customer.
f. Brand adalah daya jual suatu produk. Tonjolkan brand tas dengan
menghadapkannya ke depan, sehingga bisa langsung terlihat oleh
customer.

16
g. Kategorikan tas berdasarkan jenisnya secara terpisah, misalnya tas ransel,
tas tangan, tas anak, dan sebagainya.
5. Ikat Pinggang
Ketentuan display produk ikat pinggang adalah sebagai berikut.
a. Produk biasanya digantung, tetapi ada juga pemajangan yang ditempatkan
di meja.
b. Fokus terletak pada warna dan model kepala sabuk.
c. Penempatan counter diusahakan dekat dengan counter tas dan sepatu.
d. Pembolong sabuk dan gunting sabuk harus ada di counter ini.
6. Aksesori
Aksesori yang harganya mahal menggunakan teknik close display, yaitu
aksesori diletakkan di dalam etalase terkunci yang hanya bisa diakses oleh
bantuan pramuniaga. Sedangkan aksesori yang harganya tidak terlalu mahal
menggunakan open display yang dipajang pada single hook atau wall display.
Ketentuan dalam memajang aksesori adalah sebagai berikut.
a. Apabila produk aksesori dipajang di showcase, lampu dan kunci harus
tersedia.
b. Sediakan aksesori secara lengkap dengan variasi tingkatan harga.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menjaga Kualitas produk - Sebuah produk dikatakan berkualitas atau
tidak, bisa dilihat dari beberapa sisi. Kalau dari sisi pemasar, produk dikatakan
berkualitas kalau disukai konsumen, yang menjadi target pasarnya. Kalau dari
manufaktur atau produknya sendiri, dikatakan berkualitas kalau produk itu
memenuhi spesifikasi yang dijanjikan oleh manufakturnya.
Seperti produk handphone yang memiliki spesifikasi tertentu yang
diunggulkan produsen. Atau produk komputer, dan sebagainya. Nah ketika
spesifikasi produk itu sesuai dengan yang didisplay, boleh dikata produk itu
berkualitas. Nah, konsumen yang rasional biasanya lebih suka berpatokan pada
spesifikasi produk. Apalagi untuk produk-produk yang sangat mempengaruhi
kesehatannya, misalnya, produk pangan. Mereka akan dengan teliti
memperhatikan bagaimana ingredientsnya, apa bahan yang digunakan, dan
seterusnya. Tapi ada juga konsumen yang melihat kualitas justru dipengaruhi oleh
strategi marketingnya. Persepsi yang dibangun adalah produk mahal, kualitasnya
pasti baik. Tapi sebenarnya tidak selalu demikian.

18
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.google.com/search?
q=makalah+tentang+menjaga+produk&safe=strict&rlz=1C1GIWA_enID9
34ID934&ei=G4NZYLTxLJOm9QOZ4rvwCQ&oq=makalah+tentang+m
enjaga+produk&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EAMyBwgAEEcQsAMyBwgAE
EcQsAMyBwgAEEcQsAMyBwgAEEcQsAMyBwgAEEcQsAMyBwgAE
EcQsAMyBwgAEEcQsAMyBwgAEEcQsANQAFgAYMwqaAFwAngAg
AE8iAE8kgEBMZgBAKoBB2d3cy13aXrIAQjAAQE&sclient=gws-
wiz&ved=0ahUKEwj06rfG3cXvAhUTU30KHRnxDp4Q4dUDCAw&uac
t=5
 https://markethinkclass.com/penataan-produk-sesuai-standard-operating-
procedure-sop-prosedur-operasi-standar-pos/
 http://indonugraha.blogspot.com/2014/09/menjaga-jualitas-produk.html

19

Anda mungkin juga menyukai