Disusun Oleh :
Laporan Pelaksanaan PraktekKerja Industri ini telah disetujui dan disahkan pada :
Hari : ………………………….
Tanggal : ………………………….
Tempat : ………………………….
Kepala Sekolah
Linsen,S.Pd
NIP.19701007200312003
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat TUHAN yang Maha ESA, yang telah
melimpahkan rahmatnya, kepada saya sehingga dapat menyelesaikan laporan praktek kerja
industri. Yang berjudul “PENGELOMPOKAN ATAU MENJAGA PRODUK FRESH
SESUAI POS DI SUPERMARKET (SOGO MITRA)”.
Penyusunan laporan ini di maksudkan untuk memenuhi tugas individu pada maggang
tersebut.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangannya,
baik dari segi keluasan ini membahas maupun dari sistimatika penulisan mengharapkan pembaca
dapat menyampaikan kritik dan sarannya terhadap hasil makalah ini untuk perbaikan perbaikan
di masa yang akan datang.
Pada akhirnya, mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada
umumnya. Sekian dari saya mengucapkan terima kasih
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penempatan barang dagangan di rak toko atau minimarket dapat memengaruhi minat
konsumen dalam berbelanja. Tata letak barang dalam rak toko merupakan kunci penting
pembelanjaan tak terencana yang dilakukan oleh konsumen.
Display dan penempatan barang dagangan yang dimaksud adalah tidak hanya menyusun
barang di rak display agar terlihat rapi, tetapi juga terdapat teknik-teknik khusus. Penataan
barang dilakukan dengan mengelompokkan jenis barang sesuai dengan minat
konsumen (taste) dengan tetap memperhatikan keindahan, keamanan, dan kemudahan baik
untuk konsumen maupun penjaga toko.
Bagaimana SOP penataan produk yang tepat dan benar? Bagaimana standar penyusunan
SOP di supermarket? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, pelajarilah uraian materi
berikut dengan sungguh-sungguh!
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana persiapan penataan produk (Display)?
2. Bagaimana standar penyusunan SOP (standar Operating Proceduer)
POS (Prosedur Operasi Standar) penataan produk?
3. Bagaimana penataan produk Fresh
4. Bagaimana penataan produk fashion dan sport?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui persiapan penataan produk (Display)
2. Untuk mengetahui standar penyusunan SOP (standar oprating procedure) POS (prosedur
operasi standar) penataan produk
3. Untuk mengetahui penataan produk Fresh
4. Untuk mengetahui penataan produk Fashion dan Sport.
DAFTAR ISI
COVER
PENGESAHAN
KATA PENGANTAR…………………………………………………....i
DAFTAR ISI………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….
1.3 Tujuan……………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………….
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………18
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………
BAB II
PEMBAHASAN
a. Mannequin Dress
Mannequin dress yaitu patung seluruh badan yang digunakan untuk memajang
produk baru.
b. Torso
Torso yaitu patung setengah badan yang berfungsi memajang pakaian bagian atas.
c. Presentation Table
Presentation table yaitu meja yang digunakan untuk memajang produk
sampel/contoh.
b. Back Wall
Back wall yaitu dinding yang digunakan untuk memajang produk.
d. Waterfall
Waterfall yaitu besi yang dipasang di tembok dengan arah menurun, yang berfungsi
menggantung hanger.
e. Platform
Platform yaitu body display yang terbuat dari plastik berbentuk pipih.
f. Wagon
Wagon yaitu kotak sebagai tempat menata produk yang sedang diobral/promo.
g. Dressmaking
Dressmaking yaitu torso bagian badan tanpa lengan/kaki yang khusus digunakan
untuk memajang pakaian setelan.
h. T-Stand
T-yaitu alat untuk menggantung pakaian yang di-hanger. Alat ini berbentuk seperti
huruf T.
i. Swastika
Swastika yaitu T-stand ganda yang mempunyai empat arah.
j. Gawang
Gawang yaitu alat untuk menggantung pakaian yang di-hanger. Alat ini berbentuk
seperti gawang.
k. Hanger
Hanger yaitu alat untuk menggantung produk, biasanya pakaian.
l. Ambalan
Ambalan yaitu rak yang disusun untuk memajang pakaian yang dilipat.
m. Single Hook
Single hook yaitu peralatan display yang berfungsi menggantung produk, seperti
dasi, topi, ikat pinggang, kaus kaki, serta aksesori untuk wanita.
n. Bracket
Bracket yaitu media untuk memasang sebuah alat penyangga televisi yang biasanya
dipasang di dinding, pilar, dan langit-langit.
o. Piramida
Piramida yaitu ambalan yang terdiri atas dua tingkat.
SOP manajemen retail yang biasa digunakan oleh perusahaan retail antara lain
sebagai berikut.
Adanya kesediaan dan stok yang lengkap menjadi salah satu keunggulan bersaing
dalam usaha retail. Oleh karena itu, kelengkapan produk dapat menjadi salah satu
pilihan penting bagi konsumen atau pembeli untuk menjadi pelanggan. SOP
(Standard Operating Procedure) yang harus ditetapkan dalam usaha retail adalah
proses identifikasi kebutuhan barang yang dikaitkan dengan frekuensi pembelian,
proses pengadaan stok barang, serta pemeriksaan waktu atau tanggal kedaluwarsa
barang.
Gamabar 1.1
b. SOP Pelayanan
SOP pelayanan mengatur sikap dan perilaku seorang staf dalam melayani
pelanggan. Bagi karyawan baru yang tidak mengerti dan belum paham dunia usaha,
maka SOP pelayanan sangat penting untuk dibentuk.
Gambar 1.2
c. SOP Persediaan
Sistem persediaan barang dapat dibagi menjadi dua, yaitu persediaan untuk
swalayan dan nonswalayan. Bisnis retail dengan sistem persediaan swalayan artinya
menetapkan proses penggabungan stok barang ke area pelayanan. Sistem ini dapat
mendorong peningkatan penjualan, namun juga dapat berisiko adanya kehilangan
barang. Sementara itu, sistem persediaan pada nonswalayan cenderung memiliki
risiko yang rendah. Akan tetapi, harus memperhatikan penataan secara tepat agar
dapat menarik pelanggan.
Gambar 1.3
d. SOP Finance Accounting
POS/SOP penataan produk segar tidak jauh berbeda dengan penataan produk
supermarket pada umumnya dan fashion. Perbedaannya hanya tertelak pada
penggunaan tempat pemajangan produk dan tindakan yang harus dilakukan agar
produk tetap segar.
1. Kualitas sayuran dapat dilihat dari kesegaran, ikatan ukuran dan jenis, bentuk,
serta warnanya. Khusus untuk sayuran daun, ketika warna mulai berubah
menjadi kekuningan, itu berarti sayuran tersebut sudah tidak layak untuk
dijual.
2. Produk sayuran dikelompokkan berdasarkan jenisnya, yaitu daun, buah, bunga
umbi, atau akar. Pengelompokkan sayuran ini diperlukan karena ada
perbedaan tempat untuk produk-produk tersebut. Sayuran berupa buah, bunga,
dan akar harus dipajang pada showcase agar lebih tahan lama dan tetap segar.
Sebelum dipajang, sayuran berupa bunga dikemas dalam styrofoam yang
diberi plastic wrap. Sementara itu, kentang dan bawang bombay harus
dipajang pada tempat dengan suhu ruangan yang sesuai. Sayuran umbi
dipajang pada alat pajang yang terbuat dari kayu yang biasanya dibentuk kotak
atau persegi. Sebelum dipajang, sayuran umbi yang dijual per pack harus
dikemas terlebih dahulu dengan menggunakan plastik atau kemasan yang
terbuat dari bahan jala.
3. Arus perputaran pemajangan adalah First in First Out (FIFO), yaitu produk
yang masuk pertama dipajang terlebih dahulu agar terjual lebih dulu.
4. Label dan POP (Point of Purcahes) harus terpasang.
1. Daging sapi.
a. Daging yang dipajang harus berkualitas, yaitu daging segar dengan warna merah
muda (bukan merah tua).
b. Daging dipajang sesuai dengan kelompoknya, dipisahkan dari bahan mentah dan
hasil olahan.
c. Daging segar dikemas menggunakan styrofoam dan diberi label yang berisi nama
daging, berat, dan harganya. Daging segar dapat berupa daging utuh dan daging
giling. Daging segar dapat juga dipajang dengan wadah nampan tanpa dikemas
dengan styrofoam, yang bertujuan memudahkan konsumen untuk memilih
potongan daging yang dilusinkan.
d. Daging yang dijual di supermarket umumnya berupa daging segar dan daging
beku. Daging segar dipajang pada showcase dan daging beku dipajang
pada frozen island. Suhu showcase diatur sekitar 16-20 derajat celcius dan frozen
island 0-2 derajat celcius.
e. Potongan daging yang berlemak diletakkan di sebelah atas.
f. Menggunakan nampan bersih dan kering untuk peralatan display.
2. Ayam.
a. Daging ayam dapat dikemas utuh atau per bagian, misalnya paha, dada, atau
ceker. Bisa juga berupa daging ayam giling.
b. Daging ayam dikemas dengan menggunakan styrofoam dan plastic wrap. Setiap
kemasannya diberi label yang berisi nama, berat, dan harganya.
c. Produk olahan ayam juga tersedia.
3. Ikan.
a. Ikan basah dipajang di atas es serut dan dilengkapi dengan lemon dan jeruk nipis.
b. Tersedia aquarium berisi ikan yang dijual dalam keadaan hidup, seperti gurame,
lele, dan lain-lain.
c. Di tempat pajangan ikan disediakan mangkuk yang berisi air dan potongan es
jeruk nipis untuk cuci tangan konsumen.
d. Produk olahan ikan diletakkan di tempat khusus yang dekat dengan ikan segar.
e. Mencantumkan POP (Point of Purchase).
f. Tersedia tempat khusus untuk mengemas dan membersihkan ikan.
g. Ikan fillet dapat dikemas dengan styrofoam yang dibungkus plastic wrap.
4. Penataan produk dairy.
a. Produk dikelompokkan berdasarkan jenis (susu, yoghurt, keju, dan sebagainya)
atau kegunannya.
b. Komposisi warna, label, dan merek menghadap ke depan.
c. Pajangan selalu dirapikan, selalu terlihat cukup, dan berkesinambungan.
b. Produk Sport
Merek (brand), seperti tempat pemajangan yang sama untuk sepatu, tas, t-shirt, dan
topi dengan merek yang sama.
Kategori, misalnya celana panjang, celana pendek, kaos, jersey, jaket, dan lain-lain.
Usia konsumen, anak-anak, remaja, atau dewasa.
Penggunaannya, seperti untuk renang, basket, sepak bola, senam, dan sebagainya.
Style, berupa tulisan, gambar, warna, atau model tertentu.
Bahan kain yang digunakan, seperti katun, spandek, poliester, atau lainnya.
a. Produk terbaru dari tiap-tiap kelompok dipajang di depan, yang agak lama
di tengah, sedangkan yang sudah lama sekali ditempatkan pada bagian
paling belakang.
b. Tiap-tiap kelompok display dirapikan lagi berdasarkan intensitas warna dan
motifnya.
c. Stok dari setiap produk yang dipajang di vocal point harus diletakkan di
dekat vocal point.
d. Produk sale, clearance, broken size, dan broken colour tidak boleh
dipajang di patung.
e. Gantungan harus sesuai dengan bagian dan semua gantungan di fixture/T-
stand letaknya harus searah.
f. Standar jarak hanger satu ke hanger berikutnya adalah 2,5 cm (2 ruas jari).
g. Harus ada persetujuan terlebih dahulu apabila petugas akan
memasang fixture, sign, dan peralatan lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
https:// www.google.com/search?
https://markethinkelass.com/penataan-produk-sesuai standar-operating-procedure-sop-prosedur-
operasi-standar-pos/
http://indonugraha.blogspot.com/2014/09/menjaga-jualitas-produk.html