Anda di halaman 1dari 6

REVISI MAKALAH

PENGANTAR AKUNTANSI 2

FIXED ASSETS AND INTANGIBLE ASSSETS


CHAPTER 10

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, SE, MAFIS, Ak,CPA,CA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
Ketua kelompok : Artika Lessanti (180503004)
Swita Milly (180503014)
Elga Ruth Sahni (170503184)
Rame Meiva Efriana (160503034)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
PERTANYAAN

Kelompok 1 : Apa kelebihan dan kelemahan dari straight line method?

Jawab : Kelebihan dari straight line method adalah lebih mudah digunakan dan diaplikasikan
dalam akuntansi serta lebih mudah dalam menentukan tarif penyusutannya. Meskipun
memiliki kelebihan, namun metode ini juga memiliki kekurangan antara lain beban
pemeliharaan dan perbaikan dianggap sama untuk setiap periodenya, manfaat ekonomis
aktiva setiap tahunnya sama, beban penyusutan yang diakui tidak mencerminkan upaya yang
digunakan dalam menghasilkan pendapatan, laba yang dihasilkan setiap tahun tidak
menggambarkan tingkat pengembalian yang sesungguhnya dari umur kegunaan aktiva.

Kelompok 2 : Apa metode yang paling sesuai?

Jawab: Metode penyusutan apapun bisa digunakan dan diterapkan pada usaha Anda sesuai
kebutuhan, dan kemudahan yang ingin Anda peroleh dari perhitungan nilai penyusutan
tersebut. Namun sebagai catatan penting, dari setiap penggunaan perhitungan metode
penyusutan hendaknya memperhatikan dua kondisi berikut:
– Harus diterapkan secara konsisten.
– Jika perusahaan menganggap perlu melakukan perubahan atas metode penyusutan yang
diterapkan, hendaknya dicantumkan dalam penjelasan atas sistem akuntansi yang
dipergunakan pada laporan keuangan, disertai dengan alasannya.
 
Untuk lebih memudahkan Anda memiliki perhitungan biaya penyusutan aktiva, Anda bisa
menggunakan software akuntansi online seperti Jurnal. Jurnal memiliki fitur manajemen aset
yang akan membantu Anda menjaga nilai aset dan menghitung manajemen risiko yang bisa
Anda kelola dengan mudah untuk mengantisipasi penyusutan aktiva perusahaan. Dengan
Jurnal, Anda juga dapat menghitung nilai penyusutan aset secara otomatis dengan 2 metode
bisa dipilih, yaitu metode garis lurus (straight line) dan metode saldo menurun (reducing
balance)

Kelompok 4 : Bagaimana metode penyusutan jumlah akhir tahun?

Jawab : Dalam metode penyusutan ini, besarnya penyusutan aktiva tetap semakin menurun
tiap tahunnya, dan hampir sama dengan metode penyusutan saldo menurun. Tetapi dalam
metode ini, penyusutannya dipercepat berdasarkan pertimbangan biaya maintenance atau
perawatan, serta perbaikan aktiva tetap yang semakin lama cenderung bertambah seiring
pertambahan usia aktiva tetap itu sendiri.

Kelompok 5 : Faktor apa yang mempengaruhi dalam menghitung depreciation expense?

Jawab : Terdapat tiga faktor yang harus diperhitungkan dalam menentukan jumlah
depreciation expense (beban depresiasi) aset tetap, yaitu:

1. cost of fixed assets


2. masa manfaat yang diharapkan, dan
3. perkiraan nilai fixed assets pada akhir masa manfaat (residual value)
Kelompok 6 : Apa yang dimaksud dengan amortisasi?

Jawab: Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud dan pengeluaran
lainnya termasuk biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak guna usaha, hak pakai, dan
muhibah (goodwill) yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun yang
dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dilakukan dalam
bagian-bagian yang sama besar atau dalam bagian-bagian yang menurun selama masa
manfaat, yang dihitung dengan cara menerapkan tarif amortisasi atas pengeluaran tersebut
atau atas nilai sisa buku dan pada akhir masa manfaat diamortisasi sekaligus dengan syarat
dilakukan secara taat asas.

Amortisasi dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk bidang usaha
tertentu yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan. Untuk menghitung
amortisasi, masa manfaat dan tarif amortisasi ditetapkan sebagai berikut:

Masa Manfaat dan Tarif Amortisasi


Kelompok Harta Masa Tarif Amortisasi - Tarif Amortisasi -
Tak Berwujud Manfaat Garis Lurus Saldo Menurun
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 20 tahun 5% 10%
 

Pengeluaran untuk biaya pendirian dan biaya perluasan modal suatu perusahaan dibebankan
pada tahun terjadinya pengeluaran atau diamortisasi. Amortisasi atas pengeluaran untuk
memperoleh hak dan pengeluaran lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu)
tahun di bidang penambangan minyak dan gas bumi dilakukan dengan menggunakan metode
satuan produksi. Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan selain
dengan menggunakan metode satuan produksi, hak pengusahaan hutan, dan hak pengusahaan
sumber alam serta hasil alam lainnya yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu)
tahun, dilakukan dengan menggunakan metode satuan produksi setinggi-tingginya 20% (dua
puluh persen) setahun.

Pengeluaran yang dilakukan sebelum operasi komersial yang mempunyai masa manfaat lebih
dari 1 (satu) tahun, dikapitalisasi dan kemudian diamortisasi. Apabila terjadi pengalihan harta
tak berwujud atau hak guna bangunan, hak guna usaha, hak pakai, muhibah (goodwill), hak
pengusahaan hutan, hak di bidang penambangan minyak dan gas bumi dan hak pengusahaan
sumber alam serta hasil alam lainnya yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu)
tahun, maka nilai sisa buku harta atau hak-hak tersebut dibebankan sebagai kerugian dan
jumlah yang diterima sebagai penggantian merupakan penghasilan pada tahun terjadinya
pengalihan tersebut.

Apabila terjadi pengalihan harta yang memenuhi syarat sebagai bantuan, sumbangan, zakat,
hibah dan/atau warisan yang diakui berdasarkan perundang-undangan perpajakan, yang
berupa harta tak berwujud, maka jumlah nilai sisa buku harta tersebut tidak boleh dibebankan
sebagai kerugian bagi pihak yang mengalihkan.

Kelompok 7 : Penurunan intangible assets itu seperti apa, apa penyebabnya, bagaimana
mengetahuinya dan jurnalnya

Jawab: Penurunan Intangible assets jika dilihat dari :


 Intangible Assets yang sifatnya tidak terbatas, seperti Goodwill, jika dilihat nilai
wajar di pasar lebih rendah, maka akan terjadi penurunan nilai ATB. Maka
dilakukan adjesment dan pengujian untuk mengetahui kerugian yang di alami.
Adapun pencatatannya sbb :
D Impairment of Goodwill Expenses Rp.xxx
K Goodwill Rp. xxx
 ATB yang sifatnya terbatas. Misalnya umur manfaat ATB tersebut 5 tahun akan
tetapi pada tahun ke-3 tidak menghasilkan manfaat lagi, maka perlu dilakukan
perhitungan untuk mengetahui kerugiannya.
Adapun pencatatannya sbb :
D Accumulated Trade Mark Amortization Rp. xxx
D Loss of Trademarks Rp. xxx
K Trademarks Rp. xxx

Kelompok 8 : Bagaimana laba atas pertukaran aset ?

Jwab: Laba atas pertukaran aset tetap yang serupa tidak diakui untuk keperluan pelaporan
keuangan. Laba atas pertukaran aset tetap yang serupa diakui jika kas diterima.

Hal ini didasarkan pada teori bahwa pendapatan berasal dari produksi dan penjualan barang
yang diproduksi oleh aset tetap, dan bukan dari pertukaran aset tetap yang serupa.
Saat penyisihan pertukaran melebihi  nilai buku aset yang dipertukarkan dan tidak ada laba
yang diakui, biaya yang dicatat untuk aset baru dapat ditentukan dengan satu dari dua cara
berikut:
Biaya aset baru = price list untuk aset baru – Laba yang tidak diakui
atau
Biaya aset baru = cash yang diserahkan + Book Value aset lama

Sebagai ilustrasi, diasumsikan pertukaran sebagai berikut:

Kelompok 9 : Bagaimana contoh aset tak berwujud dalam kehidupan sehari hari dab
perusahaan?

Jawab: Contoh aset tak berwujud dalam kehidupan sehari-hari dapat dicontohkan sebagai
berikut : (1) Kesehatan. Dengan kesehatan dapat membuat manusia beraktivitas dengan baik;
(2) Kecerdasan. Dengan kecerdasan dapat membuat manusia berfikir dengan baik; (3)
Keimanan. Dengan keimanan dapat membuat manusia berperilaku dengan baik.

Adapun contoh aset tak berwujud dalam bisnis/perusahaan adalah dapat dicontohkan sebagai
berikut: (1) Hak cipta, seperti dalam bentuk karangan buku; (2) Seorang musisi yang
memiliki hak cipta terhadap suatu lagu yang di ciptakan; (3) desain mesin dari suatu pabrik
mobil yang bisa menghasilkan keuntungan bagi perusahaan (paten); (4) obat-obatan dari
perusahaan farmasi, untuk jangka waktu tertentu dapat menghasilkan keuntungan yang besar
bagi perusahaan (Paten); (5) individu/perusahaan berkeinginan/mau membeli suatu aset
dengan nilai yang lebih tinggi dari nilai buku (Goodwill); (6) Merk dagang yang merupakan
hak suatu perusahaan dalam memasarkan produk yang mereka produksi dan jual.
Kelompok 10 : Bagaimana perlakukan terhadap Aset tak beruwujud?

Jawab: Pengakuan Aset Tak Berwujud


Aset tak berwujud diakui pada saat diperoleh, dengan ketentuan:
 Individu/Perusahaan berpotensi akan mendapatkan manfaat ekonomi di masa
yang akan datang dari aset tersebut.
 Biaya-biaya dalam perolehannya bisa diukur dengan handal.
Penilaian/Pengukuran Aset Tak Berwujud
Aset tak berwujud dinilai/diukur sesuai dengan harga perolehannya. Biaya perolehan aset
tidak berwujud terdiri dari:
1. harga beli termasuk bea masuk (import), dan pajak pembelian yang tidak dapat
dikembalikan, setelah dikurangkan diskon dan rabat;
2. segala biaya yang dapat dikaitkan secara langsung dalam mempersiapkan aset
tersebut sehingga siap untuk digunakan.
Pencatatan Aset Tak Berwujud
Pencatatan akuntansi untuk pembelian dan amortisasi aset tak berwujud secara sederhana
adalah sebagai berikut:

Pelaporan Aset Tak Berwujud


Aset tak berwujud disajikan dalam neraca pada kolom aktiva, dan dicatat sesuai dengan nilai
bersih setelah dikurangi oleh akumulasi amortisasi.
Jadi dapat dikatakan akuntansi aset tak berwujud adalah proses pencatatan, pengakuan,
pengukuran dan pelaporan atas harta tak berwujud/tak terterlihat yang memberikan manfaat.

Anda mungkin juga menyukai