Anda di halaman 1dari 32

Departemen Pengelolaan Uang- Hal.

MATERI TAYANGAN PUBLIKASI KEPADA PIHAK EKSTERNAL


DALAM RANGKA SERTIFIKASI KEPADA TELLER DI LINGKUNGAN PERBANKAN

PENGELOLAAN UANG RUPIAH

DISAMPAIKAN OLEH
DEPARTEMEN PENGELOLAAN UANG
2019
© inaport4.co.id
PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Peta Strategis Pengelolaan Uang Rupiah Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 2

Dalam mewujudkan End State Bank Indonesia 2024 serta visi dan misi pengelolaan uang Rupiah, Bank Indonesia
menjalankan program-program tersebut dalam kerangka 3 pilar utama Pengelolaan Uang Rupiah.
PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Pengelolaan Uang Rupiah sesuai UU No.7 Tahun 2011 Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 3

Landasan Hukum memberikan kewenangan kepada Bank Indonesia sebagai salah satu lembaga yang berwenang dalam
pengelolaan uang Rupiah

UU No. 23 Tahun 1999* UU No. 7 Tahun 2011 PBI No.14/7/PBI/2012 PBI No.14/13/PBI/2012
UU Negara RI Th 1945
Tentang Bank Indonesia Tentang Mata Uang Tentang Pengelolaan Tentang Pengelolaan
Ps. 23 B
Uang Rupiah Uang Rupiah

Misi: Memenuhi kebutuhan uang Rupiah di masyarakat dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yg sesuai, tepat
waktu & dalam kondisi yang layak edar

PENGELOLAAN UANG RUPIAH (UU No. 7 Tahun 2011 ttg Mata Uang)

1 2 3 4 5 6
PENCABUTAN
PERENCANAAN PENCETAKAN PENGELUARAN PENGEDARAN & PENARIKAN PEMUSNAHAN
(psl. 13) (psl. 14) (psl. 15) (psl. 16) (psl. 17) (psl. 18)

Ketentuan Lainnya: UU ttg Bank Indonesia, Nota Kesepahaman GBI dgn Menkeu (No 14/1/GBI/DPU/NK), Perpres No. 123/2012
ttg Botasupal, Ketentuan BI (PBI, PDG & SE)
Tahapan Perencanaan, Pencetakan dan Pemusnahan  koordinasi BI dan Pemerintah
Tahapan Pengeluaran, Pengedaran, Pencabutan dan Penarikan  kewenangan BI
PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Koordinasi Bank Indonesia dengan Pemerintah Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 4

Dalam melakukan pengelolaan uang Rupiah, Bank Indonesia melakukan koordinasi dengan Pemerintah yang meliputi 3 (tiga) hal yaitu:
Perencanaan, Pencetakan dan Pemusnahan uang Rupiah

• Penentuan jumlah Rupiah yang akan dicetak


(termasuk asumsi makro ekonomi dan pemusnahan)
• Rencana pengeluaran uang
• Penanggulangan uang palsu

• Teknis pelaksanaan Pemusnahan,


Perencanaan termasuk berita acara
• Informasi jumlah Rupiah yang
dimusnahkan kepada Pemerintah
• Informasi jumlah Rupiah yang
dimusnahkan dlm Lembaran Negara

Kualitas keamanan Rupiah

Pencetakan Pemusnahan
PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Perencanaan Uang Rupiah Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 5

Pengeluaran Uang Rupiah Estimasi Kebutuhan Uang Rencana Jumlah Uang Rencana Pengadaan Rencana Pengadaan Bahan
Emisi Baru Rupiah (EKU) Rupiah yang Dicetak Bahan Baku Uang Rupiah Baku Uang Rupiah
Dasar Pertimbangan: Dasar Pertimbangan: Dasar Pertimbangan: Dasar Pertimbangan: Dasar Pertimbangan:
 Penentuan jumlah  Asumsi tingkat inflasi ,  Estimasi kebutuhan  Rencana jumlah uang  Beban kerja pengelolaan
Rupiah yang akan dicetak asumsi pertumbuhan uang Rupiah dan posisi Rupiah yang akan kas, perkembangan
(termasuk asumsi makro ekonomi, asumsi suku kas (iron stock) dicetak teknologi, umur teknis
ekonomi dan bunga dan nilai tukar, nasional dan/atau kebijakan
pemusnahan) proyeksi inflow dan pengelolaan uang Rupiah
 Rencana pengeluaran outflow, proyeksi
uang pemusnahan uang Rupiah,
 Penanggulangan uang dan proyeksi posisi kas
palsu

Standarisasi Elemen Desain Uang Prinsip Dasar Unsur Pengaman

Ukuran Unsur Pengaman  Melindungi Uang dari Upaya Pemalsuan Masyarakat Umum Cash Handler
 Lebar Sama  Masyarakat Umum  Kemudahan dikenali dan handling  Watermark  Flourescene
 Panjang berbeda (2 mm setiap  Cash Handler (Bank, CIT,  Memiliki nilai estetika dan ciri Indonesia  Mini Text  Phosphorescene
pecahan) Retailers), Bank Sentral  Memperhatikan biaya  Security Thread  Micro Text
 OVI
Tema: Bahan  Intaglio
• Pahlawan Nasional (Bagian  Kertas Katun Penanggulangan Uang Palsu Bank Sentral
 Blind Code
Depan Uang)  Polymer  Khusus untuk Bank
• Seni dan budaya, Lokasi  Durable Paper  Peningkatan kualitas unsur pengaman Sentral
Daerah, Flora dan Fauna  Aluminium  Kerjasama melalui BOTASUPA;L
Indonesia (Bagian Belakang)  Nickel Platted Steel  Pemetaan sebaran uang palsu melalui BI CAC
 Pemantauan kasus tindak pidana uang palsu
PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Ciri – Ciri Rupiah Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 6

Berdasarkan Pasal 5 UU No.7Tahun 2011 tentang Mata Uang, ciri-ciri uang Rupiah dibagi menjadi 2 (dua) yaitu : ciri umum dan ciri khusus
Ciri Umum Ciri Khusus
Uang Kertas – Ayat (1) Uang Logam - Ayat (2) Pasal 5 ayat (3) UU Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang, setiap pecahan
Rupiah memiliki ciri khusus sebagai pengaman yg terdapat pada desain, bahan
paling kurang memuat : paling kurang memuat :
dan teknik cetak
1. Gambar lambang negara “ Garuda 1. Gambar lambang negara “ Garuda
Pancasila” Pancasila” Dasar Pemilihan Unsur Pengamanan Pada Uang Rupiah Kertas
2. Frasa “Negara Kesatuan Republik 2. Frasa “Republik Indonesia” Mudah Dikenali Durability Baik Sulit
Indonesia” Dipalsukan
3. Sebutan pecahan dalam angka dan
3. Sebutan pecahan dalam angka dan huruf sebagai nila nominalnya
Kesediaan Pemasok Dapat diaplikasikan oleh Biaya Wajar
huruf sebagai nila nominalnya
4. Tahun emisi untuk memberikan lisensi Peruri
4. Tandatangan pihak Pemerintah dan
Bank Indonesia Klasifikasi Unsur Pengaman Uang Rupiah Kertas
5. Nomor seri pecahan
Berdasarkan Teknik Penerapannya
6. Teks “ DENGAN RAHMAT TUHAN
YANG MAHA ESA NEGARA KESATUAN 1. Bahan Uang 2. Teknik Cetak
REPUBLIK INDONESIA
MENGELUARKAN RUPIAH SEBAGAI Berdasarkan Jenis/Keterbukaan Informasi ke Pengguna
ALAT PEMBAYARAN YANG SAH
DENGAN NILAI ……..” Overt / Terbuka / Level 1
Diperuntukkan bagi orang awam dan dapat diidentifikasikan secara langsung dengan indera peraba dan penglihatan serta
7. Tahun emisi dan tahun cetak disosialisasikan dengan 3D
Semi Covert / Level 2
Diperuntukkan bagi cash handlers dapat mengidentifikasi seara langsung dengan bantuan peralatan sederhana (loop dan sinar ultra
violet) serta mesin sortasi
Covert / Tertutup / Level 3
Diperuntukkan bagi Bank Sentral dan hanya dapat diidentifikasikan dengan menggunakan peralatan khusus
PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Unsur Pengaman Uang Rupiah Tahun Emisi 2016 Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 7

Terdapat 11 unsur pengaman uang yang terdapat dalam Uang Rupiah TE 2016

*) intaglio pada pecahan Y, X, W, V terdapat pada sisi depan dan belakang,


sedangkan untuk pecahan U, T, S hanya pada sisi depan
PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Pencetakan Uang Rupiah Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 8

Amanat UU Mata Uang No. 7 Th 2011 Pasal 14 :


1. Pencetakan Rupiah dilakukan di dalam negeri dengan
menunjuk badan usaha milik negara (BUMN)

2. Dalam hal BUMN tidak sanggup melaksanakan pencetakan


Rupiah, maka BUMN bekerjasama dengan lembaga lain yg
ditunjuk melalui proses yg transparan dan akuntabel serta
menguntungkan negara

3. Pelaksana pencetakan Rupiah harus menjaga mutu,


keamanan dan harga yg bersaing
PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Pengeluaran Uang Rupiah Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 9

1. Bank Indonsia menetapkan pengeluaran uang Rupiah baru sebagai alat pembayaran yang sah di wilayah NKRI
2. Pengeluaran uang Rupiah baru diatur dalam Peraturan Bank Indonesia, dan diumumkan melalui media massa

Untuk memenuhi amanat UU Mata Uang mengenai ciri


umum Rupiah, pada tanggal 19 Desember 2016, Bank
Indonesia menerbitkan secara sekaligus 11 pecahan
uang Rupiah yang terdiri dari 7 pecahan uang Rupiah
Kertas dan 4 pecahan uang Rupiah Logam (peristiwa ini
merupakan pertama dalam sejarah BI)

1. Jumlah distribusi uang TE 2016 ke seluruh


Satker kas sejak terbit – 31 Mei 2018 sebesar
Rp403,5T (14,1 miliar bilyet UK & 2,4 miliar
keping UL).

2. Jumlah uang TE 2016 yang telah dikeluarkan


(outflow) mencapai Rp330,5 T (81,9% dari uang TE
2016 yang telah didistribusikan).
PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Pengedaran Uang Rupiah Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 10

Menurut UU Mata Uang No. 7 tahun 2011, Bank Indonesia, Bank yang beroperasi di Indonesia dan pihak lain yang ditunjuk oleh Bank
Indonesia melakukan penukaran uang Rupiah kepada masyarakat

Sirkulasi Uang Skema Layanan Kas


PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Pengedaran - Penukaran Uang Rupiah Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 11

Bank Indonesia tidak memberikan penggantian atas uang rusak apabila menurut pertimbangan BI kerusakan diduga dilakukan secara
sengaja atau dilakukan secara sengaja.

No Uang Lusuh, Uang Cacat, Uang Rusak Ketentuan Penggantian


1 Uang lusuh dan uang cacat Diganti sebesar nilai nominal
2 Uang kertas rusak: fisik >2/3 dari ukuran aslinya, dengan persyaratan: Diganti sebesar nilai nominal
- Masih merupakan satu kesatuan dengan atau tanpa nomor seri yang lengkap
- Tidak merupakan satu kesatuan dan kedua nomor seri pada uang rusak tersebut lengkap
& sama
3 Uang logam rusak: fisik >1/2 dari ukuran aslinya Diganti sebesar nilai nominal
PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Pengedaran Uang Rupiah Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 12

Menurut UU Mata Uang No. 7 tahun 2011 Pasal 16, Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang mengedarkan
Rupiah kepada masyarakat. Namun, Bank Indonesia dapat melakukan sinergi dengan pihak eksternal dalam mengoptimalkan kegiatan
distribusi uang dan layanan kas ke seluruh wilayah Indonesia, khususnya dalam rangka clean money policy
PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Pengedaran Uang Rupiah Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 13

Pada tahun 2018, BI telah membuka 113 Kas Titipan (KT) di seluruh NKRI (100% total coverage). Realisasi peningkatan coverage tersebut
lebih cepat 1 (satu) tahun dari yg direncanakan.

Jaringan layanan kas BI:


1. DPU
2. Kantor Depo Kas (12)
3. Satker Kas (32, tmsk Kaltara & Banten)
4. Kas Titipan : (KT sblm CCNP (<2016) : 35), (KT (2016 – periode berjalan) : 67), (KT yang akan dibuka : 12 (termasuk 7 target tambahan KT baru))
Pengelolaan Uang Rupiah
Pengedaran Uang Rupiah – BI Jangkau & Kas Keliling Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 14

BI JANGKAU - Program peningkatan Layanan Kas untuk menjangkau


masyarakat di wilayah kecamatan/desa melalui optimalisasi jaringan
kantor Bank, Pegadaian, PJPUR dan Pihak Lain*)
*) BPR, Lembaga Non Bank/LNB dan Lembaga Keuangan Non Bank/LKNB

Kas Keliling Kepulauan - Untuk menjangkau seluruh wilayah NKRI


khususnya di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Terpencil), Bank Indonesia
bekerjasama dengan Dit Polair –POLRI, TNI-AL, Kerjasama dengan
Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan pihak lainnya.

Percepatan penyerapan UTLE dari masyarakat

Percepatan pengedaran HCS/ULE kepada masyarakat


Perluasan jalur distribusi uang dan layanan kas BI melalui optimalisasi
jaringan Perbankan, Pegadaian, PJPUR dan/atau lainnya
Pemenuhan kebutuhan uang Rupiah di Layanan di Pos Lintas
Batas Negara (PLBN)

“RUPIAH MENJANGKAU SAMPAI KE PELOSOK NEGERI”


Pengelolaan Uang Rupiah
Pengedaran Uang Rupiah – PJPUR Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 15

Pengaturan Cash Management Company (PJPUR)


Sejalan dengan international best practice, perbankan di Indonesia mengalihdayakan pengolahan fisik uang Rupiah kepada pihak
ketiga yang biasa dikenal dengan Perusahaan Jasa Pengolahan Uang Rupiah atau PJPUR. Bank Indonesia telah menerbitkan
Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/15/PBI/2016 tentang PJPUR.

26 Kantor
Pusat PJPUR
sudah berizin
dr BI
Pengelolaan Uang Rupiah
Pencabutan dan Penarikan Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 16

1. Amanat UU No. 7 th 2011 tentang Mata Uang Pasal 17 :


a. Pencabutan dan Penarikan Rupiah dari peredaran dilakukan dan
ditetapkan oleh Bank Indonesia, ditempatkan dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia, serta diumumkan melalui media massa.
b. Hak untuk memperoleh penggantian Rupiah yang telah dicabut dan
ditarik dari peredaran tidak berlaku setelah 10 (sepuluh) tahun sejak
tanggal Pencabutan.
2. Jumlah uang yang diedarkan pada masanya akan dicabut & ditarik dari
peredaran dan akan dimusnahkan.
3. Uang Rupiah yang dicabut diberikan penggantian sebesar nilai nominal
4. Uang Rupiah yang dicabut dan ditarik dari peredaran diatur dalam
Peraturan Bank Indonesia
5. Jumlah uang yang dimusnahkan (baik dalam nominal maupun
lembar/keping) maksimum sama dengan jumlah uang yang dikeluarkan.
Pengelolaan Uang Rupiah
Pemusnahan Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 17

Amanat UU No. 7 th 2011 tentang Mata Uang Pasal 18 :

1. Pemusnahan terhadap Rupiah yang ditarik dari peredaran


dilakukan oleh BI yang berkoordinasi dengan Pemerintah.
2. Jumlah dan nilai nominal Rupiah yg dimusnahkan ditempatkan
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
3. Dalam memusnahkan Rupiah, kriteria Rupiah yang
dimusnahkan adalah:
a. Rupiah yang tidak layak edar;
b. Rupiah yang masih layak edar yang dengan pertimbangan
tertentu tidak lagi mempunyai manfaat ekonomis dan/atau
kurang diminati oleh masyarakat; dan/atau
c. Rupiah yang sudah tidak berlaku;
4. Uang kertas dimusnahkan dengan cara diracik atau cara
lainnya sehingga tidak menyerupai uang kertas.
5. Uang logam dimusnahkan dengan cara dilebur atau cara
lainnya sehingga tidak menyerupai uang logam.
Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 18

PENANGGULANGAN UANG RUPIAH PALSU


Penanggulangan Uang Palsu
Uang Palsu Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 19

Definisi Uang Rupiah Palsu


........ Suatu benda yg bahan, ukuran, warna, gambar dan/atau desainnya menyerupai uang Rupiah yg dibuat, dibentuk, dicetak,
digandakan, diedarkan atau digunakan sebaai alat pembayaran dgn cara melawan hukum........
(UU No. 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang)

FAKTOR PENDUKUNG BEREDARNYA UANG PALSU

FAKTOR PEREKONOMIAN ↑ FAKTOR TEKNOLOGI ↑ FAKTOR LINGKUNGAN ↑

• Rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat • Peningkatan teknologi printing yang pesat • Terdapat sindikat uang palsu di Indonesia
• Mudahnya akses membeli alat dan bahan printing
• Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat • Terdakwa kasus uang palsu biasanya membuat
• Internet digunakan sebagai tempat pembelajaran
jaringan dan menyebarkan ilmu pembuatan uang
• Kebutuhan pokok tidak dapat terpenuhi pembuatan uang palsu
palsu dalam lingkungan lapas
• Penggunaan alat komunikasi dan media social
• Tingkat pengangguran yang tinggi sebagai jalur distribusi uang palsu

DAMPAK PEREDARAN UANG PALSU


Kerugian Finansial Hilangnya Daya Beli Menimbulkan Inflasi Sektoral Hilangnya Kepercayaan Turun/hilangnya martabat Rupiah
Korban terhadap Rupiah dimata Rupiah
Masyarakat yang menerima Kerugian dari penerimaan Kerugian penyebaran uang palsu Tingginya tingkat pemalsuan secara Tingginya tingkat pemalsuan secara
uang palsu akan uang palsu akan yang tinggi di suatu daerah Nasional dapat menyebabkan Nasional dapat menyebabkan hilangnya
mengalami kerugian menyebabkan korban tidak dengan korban yang banyak dapat hilangnya kepercayaan terhadap kepercayaan terhadap Rupiah oleh
sebesar uang palsu yang dapat membeli kebutuhannya menurunkan daya beli daerah Rupiah oleh masyarakat sehingga masyarakat International sehingga
diterimanya dimaksud dan memperlambat dapat hilangnya Kedaulatan NKRI penggunaan Rupiah secara Internasional
kegiatan perekonomian daerah akan dihindari
Penanggulangan Uang Palsu
Peredaran Uang Palsu 2018 Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 20

Pada tahun 2018 Rasio Upal terhadap UYD adalah 12. Temuan upal tahun 2018 masih didominasi oleh uang pecahan 100.000 dan 50.000 dengan daerah
temuan terbesar terdapat di wilayah Jabodetabek.
Sebaran Penemuan UPAL per Regional Sebaran Penemuan UPAL per Sumber Pelapor
Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Berdasarkan Pecahan
141.266 126.417 319.681 211.661 164.903 237.431
Akhir tahun *)
100000 92.075 72.347 231.653 116.824 80.680 160.667
50000 42.061 43.150 74.763 84.245 77.002 70.431
20000 4.093 6.809 8.763 7.689 4.868 4.121
10000 1.380 2.070 2.050 2.008 1.403 1.686
5000 1.180 2.032 2.116 884 933 516
2000 6 5 335 10 11 8
≤ 1000 471 4 1 1 6 2

Temuan BI dan Polri


141.266 126.417 319.681 211.661 164.903 237.431
Akumulasi s.d. akhir tahun *)
Laporan Bank ke BI 105.200 115.725 162.582 157.782 157.474 155.210
Penyidikan Polri 36.066 10.692 157.099 53.879 7.429 82.221

Jumlah rata2 setahun UK ≥ Rp1000


yang diedarkan (juta lbr) 13.344 14.598 15.410 16.468 17.662 19.304 4 Daerah Terbesar Penemuan UPAL
Posisi akhir tahun *)

Rasio Upal terhadap UYD Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018
(bilyet/1 jt UYD) 11 9 21 13 9 12 Jabodetabek 29.256 38.040 56.606 97.005 51.795 125.205
Posisi akhir tahun *)
Jawa Timur 32.284 25.599 155.742 28.780 29.148 34.342
Jawa Tengah 18.640 20.964 24.777 22.467 20.849 23.073
Jawa Barat 21.519 22.625 39.011 27.493 26.410 19.131
Penanggulangan Uang Palsu
Sebaran Daerah Penemuan Uang Palsu 2018 Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 21

Mayoritas peredaran UPAL secara konsisten terjadi di daerah yang memiliki aktivitas ekonomi tinggi termasuk penggunaan uang tunai, yaitu di Pulau Jawa
dan beberapa daerah besar di luar Pulau Jawa.
Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 22

Tantangan Penanggulangan Rupiah Palsu


Penanggulangan Uang Palsu
Tantangan Penanggulangan Rupiah Palsu Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 23

Rendahnya Putusan Tindak Pidana Rupiah Palsu Minimnya Pemahaman Masyarakat terkait Ciri Keaslian Rupiah

1. Belum semua masyarakat secara mandiri dan sadar


1. UU Mata Uang hanya mencantumkan ancaman kurungan mengenai pentingnya memahami ciri keaslian Rupiah.
maksimal terhadap pemalsu uang namun tidak mencantumkan
kurungan minimal. 2. Pola perilaku dan budaya masyarakat dalam memperlakukan
2. Hukuman kepada pemalsu uang ketika bertransaksi menyebabkan minimnya perhatian
 Tidak seragam mereka dalam mengecek keaslian uang Rupiah yang diterima.
 Hukuman cenderung rendah.
3. Terdapat daerah-daerah yang belum dapat dijangkau oleh
infrastruktur komunikasi sehingga minim informasi mengenai
Koordinasi
ciri keaslian uang Rupiah.
menjadi penting untuk menyamakan pemahaman UU No.7 tahun 2011
tentang Mata Uang, yang terkait dengan :
1. Tindak pidana pemalsuan uang (sebagai kejahatan yang serius dan Wilayah Peredaran Uang Palsu yang berada di daerah-daerah
terorganisir) pusat perekonomian dengan size ekonomi yang besar
2. Peran masing-masing institusi
Semakin besar size ekonomi suatu daerah menyebabkan
3. Hukuman pelaku uang palsu
pergerakan arus transaksi menggunakan uang secara fisik juga
4. Dampak pemalsuan uang, a.l :
semakin cepat, Hal tersebut mendorong semakin cepatnya
 Secara ekonomis merugikan masyarakat penerima UPAL dan
peredaran uang Rupiah palsu.
dalam skala luas akan merugikan perekonomian nasional a.l
memicu inflasi
 Menurunkan citra Negara karena Rupiah adalah symbol negara
 menurunkan kepercayaan terhadap Rupiah yang pada akhirnya
akan menurunkan nilai Rupiah
Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 24

Strategi Pencegahan & Penanggulangan


Pemalsuan Uang Rupiah
Strategi Pencegahan & Penanggulangan Pemalsuan Uang Rupiah
Strategy Map Pencegahan & Penanggulangan UPAL Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 25

Mempersempit Ruang Gerak Peredaran UPAL, Mengurangi Pelaku Tindak Perangkat Hukum Indonesia Dalam
Tujuan Pidana UPAL & Menurunkan UPAL yang Beredar di Masyarakat Penanggulangan Uang Palsu

Pilar #1 1. UU No.8 Tahun 1981 tentang Kitab


Pilar Ketersediaan Uang
Pilar #2 Pilar #3 Undang-Undang Hukum Acara Pidana
Pengetahuan & Optimalisasi Sanksi Hukum
Rupiah yang Berkualitas, terhadap Pelaku Tindak
Pemahaman Masyarakat 2. UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank
Terpercaya, Aman & Pidana UPAL untuk
Handal
terhadap CIKUR Indonesia
Menciptakan Efek Jera
3. UU No.7 Tahun 2011 tentang Mata
Membuat Standarisasi uang Menyusun Strategi & Materi Menjalin Kerjasama dengan Uang
Proses Rupiah Komunikasi serta Edukasi APARKUM
CIKUR
4. Perpres No. 123 Tahun 2012 tentang
Badan Koordinasi Pemberantasan
Meningkatkan Kualitas Unsur Menerapkan Sanksi
Rupiah Palsu
Pengaman Maksimal terhadap Pelaku
Melaksanakan Komunikasi &
Tindak Pidana UPAL
Edukasi CIKUR
Memanfaatkan Hasil Analisa Mempersiapkan Ahli dari BI
UPAL dari Laboratorium BI- untuk Memberikan
CAC Keterangan dalam Kasus
Tindak Pidana UPAL

SDM yang Sistem Informasi yang Ketersediaan


Enablers Berrkompeten handal Anggaran

Pembentukan Unit Penanggulangan UPAL Ketersediaan ketentuan eksternal & internal


& BI-CAC di beberapa KPw BI DN tentang Penanggulangan UPAL
Strategi Pencegahan & Penanggulangan Pemalsuan Uang Rupiah
Pilar #1 Ketersediaan Uang Rupiah yang Berkualitas, Terpercaya, Aman & Handal Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 26

Tujuan Mempersempit Peredaran UPAL, Mengurangi Pelaku Tindak Pidana UPAL & Menurunkan UPAL di Masyarakat

Pilar Pilar #1 • Peredaran UPAL bagaikan fenomena gunung es, artinya jumlah UPAL yang
Ketersediaan Uang ditemukan tidak dapat menggambarkan berapa jumlah UPAL yang sesungguhnya
Rupiah yang Berkualitas, beredar di masyarakat.
Terpercaya, Aman &
Handal • Oleh karena itu, tujuan dari pencegahan & penanggulangan UPAL adalah
mempersempit ruang gerak peredaran UPAL, mengurangi pelaku Tindak Pidana
Proses Membuat Standarisasi UPAL & menurunkan tingkat peredaran UPAL di masyarakat.
uang Rupiah • Dalam rangka mencapai tujuan tsb, salah satu syarat utamanya adalah BI harus
membuat uang Rupiah yang terpercaya, aman & handal sehingga sulit untuk
Meningkatkan Kualitas
dipalsukan.
Unsur Pengaman
• Dengan demikian diperlukan standarisasi uang Rupiah, antara lain
Memanfaatkan Hasil termasuk bahan yang digunakan serta jumlah & jenis unsur pengaman dengan
Analisa UPAL dari
Laboratorium BI-CAC mempertimbangkan biaya pembuatan uang untuk setiap nominal.
Strategi Pencegahan & Penanggulangan Pemalsuan Uang Rupiah
Pilar #1 Ketersediaan Uang Rupiah yang Berkualitas, Terpercaya, Aman & Handal Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 27

Tujuan Mempersempit Peredaran UPAL, Mengurangi Pelaku Tindak Pidana UPAL & Menurunkan UPAL di Masyarakat

Pilar #1
Pilar
Ketersediaan Uang
• BI-CAC didirikan sejak tahun 2007 dengan mendapat bantuan teknis dari
Rupiah yang Berkualitas, Deutsche Bundesbank (DB). Peralatan yang digunakan memiliki spesifikasi yang
Terpercaya, Aman & sama dengan digunakan di DB.
Handal • Tujuan dari BI-CAC adalah menganalisa & meneliti tingkat pemalsuan uang
sebagai sumber referensi bagi pemilihan & penetapan unsur pengaman yang
Proses Membuat Standarisasi akan digunakan pada uang Rupiah.
uang Rupiah
• Selain sebagai sumber referensi, BI-CAC juga dapat memberikan informasi terkait
Meningkatkan Kualitas penyebaran wilayah & teknik pemalsuan serta keterkaitan antar kasus UPAL bagi
Unsur Pengaman pihak Kepolisian.
• Saat ini BI-CAC telah didirikan di 3 provinsi (Jabar, Jateng & Jatim), dengan
Memanfaatkan Hasil
Analisa UPAL dari
pertimbangan bahwa dalam 5 tahun terakhir jumlah kasus & lembar UPAL
Laboratorium BI-CAC tertinggi berada di P. Jawa.
Strategi Pencegahan & Penanggulangan Pemalsuan Uang Rupiah
Pilar #2 Pengetahuan & Pemahaman Masyarakat terhadap CIKUR Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 28

Tujuan Mempersempit Peredaran UPAL, Mengurangi Pelaku Tindak Pidana UPAL & Menurunkan UPAL di Masyarakat

Pilar Pilar #2 • Dalam pencegahan & penanggulangan UPAL, kewenangan BI terbatas pada aspek preventif (publikasi &
Pengetahuan & edukasi CIKUR) & pre-emptif (meningkatkan kualitas uang Rupiah). Adapun aspek represif (penegakkan
Pemahaman Masyarakat hukum) merupakan kewenangan Polri, Kejaksaaan & Pengadilan.
terhadap CIKUR • BI diharapkan dapat meningkatkan jumlah masyarakat yang mengetahui CIKUR melalui kegiatan publikasi &
edukasi.
• Dengan semakin banyaknya masyarakat yang mengetahui CIKUR maka ruang gerak peredaran UPAL dapat
Proses Menyusun Strategi & dipersempit.
Materi Komunikasi • Dari data periode tahun 2010 – 2015, KP & KPw DN rata-rata per tahun menyelenggarakan ± 500 kegiatan edukasi
serta Edukasi CIKUR kepada masyarakat dengan jumlah Peserta ± 50 orang per kegiatan.
• Strategi komunikasi CIKUR selama ini, baik melalui program publikasi & edukasi dinilai cukup berhasil. Hal ini
terlihat bahwa masyarakat masih mengingat tag-line 3D (Dilihat, Diraba & Diterawang) sebagai cara mengenali
Melaksanakan keslian uang Rupiah meskipun iklan 3D sudah jarang ditayangkan di media massa.
Komunikasi & Edukasi
• Selain itu, ± 65% kasus Tindak Pidana UPAL berawal dari informasi masyarakat yang menerima UPAL saat
CIKUR bertransaksi.
• Ke depan strategi komunikasi CIKUR akan tetap dipertahankan, namun materi sosialisasi akan dibuat lebih
beragam, misalnya mengenai sanksi pidana & cara memperlakukan uang.

Pasal 29 ayat (2) UU No.7 tahun 2011 tentang Mata Uang :


Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank Indonesia memberikan informasi dan pengetahuan mengenai tanda
keaslian Rupiah kepada masyarakat.
Strategi Pencegahan & Penanggulangan Pemalsuan Uang Rupiah
Pilar #2 Pengetahuan & Pemahaman Masyarakat terhadap CIKUR Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 29

Program Komunikasi CIKUR

Program Publikasi Program Edukasi

Penyampaian materi SECARA TIDAK Penyampaian materi SECARA LANGSUNG


LANGSUNG dari BI ke masyarakat. dari BI ke masyarakat melalui kegiatan
Substansi materi : CIKUR, Program 3D & Sosialisasi. Substansi materi : CIKUR,
Cara Memperlakukan Uang. Program 3D, UU Mata Uang, MPU,
Cara Memperlakukan Uang, dll.

Pembuatan & Penayangan ILM di Sosialisasi ke masyarakat umum, termasuk


media elektronik & cetak pedagang, pelajar, mahasiswa, dll

Pembuatan Berbagai Barang Cetakan TOT ke Perbankan dan Aparat Penegak Hukum
(leaflet, booklet & poster)
Sosialisasi melalui Materi ajar dalam Kurikulum
Pembuatan Berbagai Souvenir SMA/MA (sejak 2014)
(payung, buku tulis, dll)
Sosialisasi ke masyarakat melalui Kesenian
Pembuatan Berbagai Materi untuk Tradisional & Expo/Pameran
Media Internet (website BI, FB,
youtube, twitter,dll)
Program khusus kepada anak (usia 4 – 10 thn)
seperti Kuis 3D, Komik, Buku Mewarnai &
berbagai bentuk permainan anak
Strategi Pencegahan & Penanggulangan Pemalsuan Uang Rupiah
Pilar #3 Optimalisasi Sanksi Hukum terhadap Pelaku Tindak Pidana UPAL untuk Menciptakan Efek Jera Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 30

Tujuan Mempersempit Peredaran UPAL, Mengurangi Pelaku Tindak Pidana UPAL & Menurunkan UPAL di Masyarakat

Pilar Pilar #3
Optimalisasi Sanksi
• BOTASUPAL dibentuk berdasarkan UU No.7 tahun 2011 & Perpres No.123 tahun
Hukum terhadap Pelaku 2012 tentang Badan Koordinasi Pemberantasan Rupiah Palsu.
Tindak Pidana UPAL • BOTASUPAL tdd : BIN, POLRI, Kejaksaan Agung, Kementerian Keuangan dan BI. Ketua
untuk Menciptakan Efek BOTASUPAL secara ex-officio dijabat oleh Kepala BIN.
Jera
• BOTASUPAL mempunyai fungsi Koordinator Pemberantasan Rupiah Palsu. Fungsi
Proses Koordinator Pemberantasan Rupiah Palsu, adalah memadukan kegiatan & operasi
Menjalin Kerjasama pemberantasan Rupiah palsu yang dilakukan oleh lembaga/instansi terkait sesuai
dengan APARKUM
dengan fungsi, tugas & wewenang masing-masing lembaga/instansi berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Menerapkan Sanksi
Maksimal terhadap • Dengan berlandaskan peraturan Kepala BIN selaku Ketua BOTASUPAL, saat ini peran
Pelaku Tindak Pidana BOTASUPAL berkembang menjadi pemberian ijin & pengawasan percetakan security,
UPAL import mesin fotokopi warna, mesin printer warna & mesin multi fungsi serta alat
Mempersiapkan Ahli pembayaran berbasis kartu.
dari BI untuk
Memberikan Pasal 28 ayat (1) & (2) UU No.7 tahun 2011 tentang Mata Uang :
Keterangan dalam (1) Pemberantasan Rupiah Palsu dilakukan oleh Pemerintah melalui suatu badan yang
Kasus Tindak Pidana mengoordinasikan pemberantasan Rupiah Palsu.
UPAL (2) Badan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas unsur: BIN, Polri, Kejaksaan Agung,
Kemenkeu & BI
Strategi Pencegahan & Penanggulangan Pemalsuan Uang Rupiah
Pilar #3 Optimalisasi Sanksi Hukum terhadap Pelaku Tindak Pidana UPAL untuk Menciptakan Efek Jera Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 31

Tujuan Mempersempit Peredaran UPAL, Mengurangi Pelaku Tindak Pidana UPAL & Menurunkan UPAL di Masyarakat

Pilar Pilar #3 • Sanksi pidana penjara & denda dalam UU No.7 tahun 2011 tentang Mata Uang tidak
Optimalisasi Sanksi menerapkan sanksi minimal.
Hukum terhadap Pelaku
• Belum ada pedoman dari Kejaksaan Agung terkait dengan tuntutan minimal dari Jaksa
Tindak Pidana UPAL
kepada pelaku tindak pidana UPAL.
untuk Menciptakan Efek
Jera • Belum ada pedoman dari Mahkamah Agung RI terkait dengan putusan dari Majelis Hakim
kepada pelaku tindak pidana UPAL.
Proses
Menjalin Kerjasama • Saat ini baik tuntutan dari Jaksa maupun putusan dari Majelis Hakim kepada tindak pidana
dengan APARKUM UPAL masih beragam, terbanyak dituntut & diputus sanksi pidana penjara di bawah 5 tahun.
• Dampaknya beberapa pelaku tindak pidana UPAL adalah residivis karena pada kasus
Menerapkan Sanksi sebelumnya dihukum ringan.
Maksimal terhadap
Pelaku Tindak Pidana • Selain itu, banyak pelaku tindak pidana UPAL baru karena rendahnya hukuman.
UPAL • Secara insidentil, BI telah melakukan monitoring & koordinasi dengan Aparkum terhadap
kasus-kasus tindak pidana UPAL yang menjadi perhatian publik. Hasilnya pada kasus yang
Mempersiapkan Ahli
dimonitor oleh BI, pelaku tindak pidana UPAL dituntut & dijatuhi sanksi pidana penjara
dari BI untuk
Memberikan lebih dari 5 tahun, bahkan ada yang mencapai 12 & 14 tahun.
Keterangan dalam • Ke depan, BI sedang menyusun kajian agar tuntutan & sanksi pidana penjara kepada pelaku
Kasus Tindak Pidana tindak pidana UPAL dapat dibuat pedoman berdasarkan pada jumlah UPAL yang disita, peran
UPAL pelaku (pembuat/pengedar), serta keterkaitan dengan kasus UPAL di daerah lain.
Strategi Pencegahan & Penanggulangan Pemalsuan Uang Rupiah
Pilar #3 Optimalisasi Sanksi Hukum terhadap Pelaku Tindak Pidana UPAL untuk Menciptakan Efek Jera Departemen Pengelolaan Uang- Hal. 32

Tujuan Mempersempit Peredaran UPAL, Mengurangi Pelaku Tindak Pidana UPAL & Menurunkan UPAL di Masyarakat

Pilar #3 • Dalam tindak pidana UPAL, BI memiliki peran penting untuk menentukan apakah barang
Pilar bukti yang disita merupakan UPAL atau bukan.
Optimalisasi Sanksi
Hukum terhadap Pelaku • Peran tersebut dilaksanakan oleh Pegawai BI di bidang perkasan (Kasir) melalui pemberian
Tindak Pidana UPAL Keterangan Ahli sebagai alat bukti utama, ditingkat penyidikan Polri maupun persidangan.
untuk Menciptakan Efek
Jera • Saat ini BI memiliki 190 Ahli Rupiah yang telah lulus pendidikan & uji kompetensi
Proses sebagai Ahli Rupiah yang dilaksanakan oleh BI. Ahli Rupiah tersebut tersebar di seluruh KPw
Menjalin Kerjasama
BI dan siap berperan dalam memberikan Keterangan Ahli pada kasus tindak pidana UPAL di
dengan APARKUM wilayah kerjanya.
• Ke dapan, diharapkan seluruh Kasir BI memiliki Sertifikat Ahli Rupiah sehingga dapat
Menerapkan Sanksi memberikan Keterangan Ahli dalam kasus tindak pidana UPAL.
Maksimal terhadap • Selain itu, Kasir BI diharapkan juga dapat menjadi Ahli untuk mata uang hard currency
Pelaku Tindak Pidana (seperti USD, EURO & Singapura Dollar) yang dipalsukan mengingat selama ini POLRI
UPAL mengalami kesulitan ketika terjadi tindal pidana UPAL negara asing (valas).
Mempersiapkan Ahli • Selain menjadi Ahli, diharapkan Kasir BI dapat memiliki kompetensi komunikasi untuk
dari BI untuk berkoordinasi dengan pihak Aparkum dalam rangka pemantauan kasus tindak pidana
Memberikan UPAL.
Keterangan dalam
Kasus Tindak Pidana
Pasal 29 ayat (1) UU No.7 tahun 2011 tentang Mata Uang :
UPAL
Kewenangan untuk menentukan keaslian Rupiah berada pada Bank Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai