Anda di halaman 1dari 29

Mo DUL 2

Makhluk Hidup dan Lingkungannya


Krisna Iryani
Ucu Rahayu

P engenalan lingkungan perlu diberikan kepada anak-anak yang sudah


memasuki usia sekolah. Untuk itu sebagai seorang pengajar harus
memiliki bekal pengetahuan mengenai lingkungan hidup agar dapat mengajar
dengan baik. Pengetahuan tersebut meliputi konsep-konsep dasar maupun
kegiatan praktik sebagai sarana penerapan dari konsep-konsepnya.
Modul praktikum mengenai makhluk hidup dan lingkungannya ini
disediakan agar Anda sebagai pengajar lebih memahami konsep-konsepnya,
serta terampil dalam melakukan percobaan dan pengamatan tentang materi
ini. Dalam modul ini akan dijelaskan kegiatan percobaan dan pengamatan
mengenai ekosistem dan pencemaran lingkungan. Bahasan dari modul ini
diberikan dalam dua kegiatan praktikum, yaitu :
Kegiatan Praktikum 1 : Ekosistem.
Meliputi komponen-komponen ekosistem darat dan
ekosistem perairan.
Kegiatan Praktikum 2 : Pencemaran lingkungan.
Meliputi pengaruh pencemaran air terhadap makhluk
hidup.

Setelah melakukan semua kegiatan praktikum ini Anda diharapkan dapat


lebih memahami konsep-konsep dasar ekosistem dan pencemaran
lingkungan. Secara lebih khusus setelah melakukan kegiatan praktikum ini
Anda akan dapat:
1. menjelaskan komponen-komponen abiotik pada ekosistem darat;
2. menjelaskan komponen-komponen biotik pada ekosistem darat;
3. menjelaskan komponen-komponen abiotik pada ekosistem perairan;
4. menjelaskan komponen-komponen biotik pada ekosistem perairan;
2.2 PrAKTIKUM IPA DI SD 

5. membedakan ekosistem darat alami dan buatan;


6. membedakan ekosistem darat dan perairan;
7. menyusun rantai makanan;
8. menyusun jaring-jaring makanan; membuat piramida ekologi;
9. menjelaskan pengaruh larutan deterjen terhadap pertumbuhan akar
bawang merah; dan
10. menjelaskan pengaruh larutan deterjen terhadap perkecambahan.

Agar Anda dapat mengerjakan semua kegiatan praktikum dengan baik,


ikutilah petunjuk berikut.
1. Bacalah dengan seksama setiap kegiatan praktikum dalam modul ini.
2. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan sebelum melakukan kegiatan
praktikum.
3. Catat setiap hasil percobaan atau pengamatan pada Lembar Kerja yang
telah disediakan di belakang modul ini.
4. Buatlah pembahasan seperlunya dan simpulkan hasilnya ditunjang
dengan pembahasan tersebut dengan singkat dan benar.
5. Jawablah semua pertanyaan yang terdapat pada setiap akhir kegiatan.
K EGIATAN Pr AKTIKUM 1

Ekosistem

E kosistem merupakan suatu satuan fungsional dasar yang menyangkut


proses interaksi dari organisme dengan lingkungannya meliputi aliran
energi, rantai/jaring makanan, siklus biogeokimiawi, perkembangan dan
pengendalian.
Secara struktural dalam suatu ekosistem terdapat komponen biotik yang
terdiri dari produsen (tumbuhan), konsumen (hewan), dan dekomposer
(pengurai), serta komponen abiotik yang terdiri dari bahan anorganik, bahan
organik, dan kondisi iklim. Dengan demikian setiap ekosistem mempunyai
keenam jenis komponen pembentuknya yang saling berinteraksi.
Ditinjau dari cara terbentuknya, terdapat dua jenis ekosistem yaitu
ekosistem alami misalnya hutan, padang rumput, laut, danau, padang pasir,
pantai, dan ekosistem buatan misalnya kolam ikan, sawah, ladang/kebun,
akuarium.
Aliran energi yang terdapat dalam suatu ekosistem dari tumbuhan
sebagai produsen menuju ke berbagai organisme sebagai konsumen terjadi
melalui proses berurutan memakan dan dimakan yang dikenal dengan istilah
rantai makanan. Urutannya adalah sebagai berikut.

Produsen (tumbuhan) konsumen 1 (herbivora) konsumen 2 (karnivora 1)


konsumen 3 (karnivora 2) ... dan seterusnya.

Di dalam satu ekosistem terdapat beberapa rantai makanan yang masing-


masing dapat bercabang dan dapat berhubungan atau berkaitan satu dengan
yang lain. Keadaan
seperti ini dapat digambarkan sebagai satu gambaran jaring-jaring yang
kemudian disebut jaring-jaring makanan.
Organisme penerima energi dalam jumlah yang sama, dikatakan
termasuk dalam tingkatan trofik yang sama. Tumbuhan sebagai produsen
dikatakan menempati tingkat trofik 1. Hewan herbivor atau konsumen primer
menempati tingkat trofik 2, sedang hewan karnivor atau konsumen sekunder
menempati tingkat trofik 3, dan seterusnya. Urutan tingkat trofik dalam
ekosistem membentuk struktur trofik yang dapat digambarkan dalam bentuk
diagram dan dikenal sebagai piramida ekologi.
KEGIATAN PRAKTIKUM

1. Percobaan 1 : Ekosistem Darat

a. Tujuan
Membandingkan komponen-komponen yang terdapat pada ekosistem
darat alami dan buatan.

b. Alat dan bahan


1) Seperangkat alat tulis.
2) Loup/kaca pembesar.
3) Barometer.
4) Lingkungan sekitar.

c. Cara Kerja
1) Tentukan ekosistem darat alami di sekitar tempat tinggal atau
sekolah tempat Anda mengajar yang akan kita amati komponen-
komponennya.
2) Setelah Anda temukan tempatnya, kemudian amati komponen-
komponen abiotiknya meliputi suhu udara, pencahayaan, angin,
jenis/warna tanah.
3) Untuk mengetahui suhu udara gunakan barometer, sementara untuk
mengetahui keadaan pencahayaan, angin, atau tanah Anda dapat
memperkirakannya saja.
4) Catat semua data pada Tabel 2.1 dalam Lembar Kerja di belakang
modul ini.
5) Setelah mengamati komponen abiotik, Anda perhatikan komponen
biotiknya. Catatlah semua makhluk hidup yang ada di ekosistem
tersebut.
6) Mulailah mencatat jenis tumbuhan sebagai produsen yang ada. Jika
dapat lengkapi dengan nama latinnya.
7) Catat semua jenis hewan sebagai konsumen yang Anda temui di
ekosistem tersebut, baik yang tetap maupun yang hanya singgah
(hewan terbang).
8) Amati lebih teliti hewan-hewan kecil yang mungkin terdapat di
dalam tanah/dekat permukaan, atau pada sela-sela daun/batang.
Gunakan kaca pembesar jika perlu.
9) Semua data dicatat pada Tabel 2.2 dalam Lembar Kerja di belakang
modul ini.
10) Sebagai pembanding, tentukan suatu ekosistem darat buatan yang
ada di sekitar tempat tinggal atau sekolah tempat mengajar Anda.
11) Lakukan semua kegiatan dari nomor 2 sampai dengan nomor 8
seperti di atas. Kemudian semua data dicatat pada Tabel 2.3 dan
Tabel 2.4 dalam Lembar Kerja di belakang modul.
12) Buat kesimpulan umum tentang perbedaan pada kedua tipe
ekosistem tersebut.

d. Pertanyaan
Menurut pendapat Anda ekosistem manakah yang mempunyai jenis
komponen biotik lebih banyak? Mengapa demikian? Jelaskan secara
singkat!

2. Percobaan 2: Ekosistem Perairan

a. Tujuan
Mengamati komponen-komponen yang terdapat pada ekosistem
perairan.

b. Alat dan bahan


1) Alat tulis.
2) Loup/kaca pembesar.
3) Barometer.
4) Termometer.
5) Lingkungan sekitar.

c. Cara kerja
1) Tentukan satu ekosistem perairan alam atau buatan yang ada di
sekitar tempat tinggal atau sekolah tempat mengajar Anda.
2) Amati komponen abiotiknya seperti pada percobaan 1 di atas. Catat
semua data pada Tabel 2.5 dalam Lembar Kerja di belakang modul
ini.
3) Amati pula komponen biotiknya seperti pada percobaan 1. Catat
data yang diperoleh pada Tabel 2.6 dalam Lembar Kerja di belakang
modul ini.
4) Buat kesimpulan secara singkat.
d. Pertanyaan
Jelaskan menurut pendapat Anda perbedaan apa yang tampak jelas
antara ekosistem darat pada percobaan 1 dengan ekosistem perairan ini.

3. Percobaan 3: Rantai Makanan, Jaring-jaring Makanan, dan


Piramida Ekologi

a. Tujuan
Menentukan rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida
ekologi dalam ekosistem darat dan ekosistem perairan.

b. Alat dan bahan


1) Alat tulis.
2) Lingkungan sekitar.

c. Cara kerja
1) Ekosistem darat
a) Perhatikan data pada Tabel 2.2 atau Tabel 2.4 dari percobaan 1
(pilih salah satu). Buatlah bagan rantai makanan pertama dari
komponen biotiknya, mulai dari tumbuhan sebagai produsen
pada urutan pertamanya.
b) Tentukan jenis hewan pertama sebagai konsumen 1 (herbivor)
pada urutan kedua. Selanjutnya tentukan jenis hewan kedua
sebagai konsumen 2 (karnivor) pada urutan ketiga, dan
seterusnya.
c) Buat beberapa bagan rantai makanan sesuai dengan urutannya,
sehingga semua jenis tumbuhan maupun hewan yang ada sudah
terdapat di dalamnya.
d) Dari beberapa rantai makanan yang sudah ada dan saling
berinteraksi, buatlah jaring-jaring makanannya.
e) Bagan semua rantai makanan dan jaring makanan dibuat pada
Gambar 2.1 dan Gambar 2.2 dalam Lembar Kerja di belakang
modul ini.
f) Dari bagan semua rantai makanan yang ada pada ekosistem ini,
kelompokkan komponen biotiknya ke dalam tingkat trofik.
Catat data tersebut pada Tabel 2.7 dalam Lembar Kerja di
belakang modul ini.
g) Dari data pada Tabel 2.7, buat bagan piramida ekologinya
berdasarkan kelompok tingkatan trofik komponen biotiknya
pada Gambar 2.3 dalam Lembar Kerja di belakang modul ini.

2) Ekosistem Perairan
a) Untuk ekosistem perairan, buat bagan rantai makanan dan
jaring-jaring makanannya berdasarkan data pada Tabel 2.6.
Caranya sama seperti yang dilakukan pada ekosistem darat,
poin a) sampai dengan d).
b) Bagan semua rantai makanan dan jaring makanan dibuat pada
Gambar 2.4 dan Gambar 2.5 dalam Lembar Kerja di belakang
modul ini.
c) Dari bagan semua rantai makanan yang ada pada ekosistem ini,
kelompokkan komponen biotiknya ke dalam tingkat trofik.
Catat data tersebut pada Tabel 2.8 dalam Lembar Kerja di
belakang modul ini.
c) Dari data pada Tabel 2.8, buat bagan piramida ekologinya pada
Gambar 2.6 dalam Lembar Kerja di belakang modul ini.
d) Buat kesimpulan mengenai rantai makanan, jaring-jaring
makanan maupun bagan piramida ekologi dari kedua tipe
ekosistem ini.

d. Pertanyaan
1) Komponen apakah yang sama-sama terdapat pada ekosistem darat
maupun ekosistem perairan? Jelaskan!
2) Ditinjau dari data yang diperoleh, pada ekosistem mana lebih
banyak jenis komponen biotiknya? Mengapa demikian?
K EGIATAN Pr AKTIKUM 2

Pencemaran Lingkungan

P ertumbuhan penduduk yang sangat pesat menyebabkan meningkatnya


kebutuhan hidup manusia, antara lain kebutuhan akan pangan,
pemukiman, pendidikan, rekreasi, dan kebutuhan-kebutuhan lain. Dengan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya manusia telah memperoleh
manfaat yang tidak sedikit. Dalam upaya memperoleh manfaat tersebut
ternyata juga dapat menyebabkan timbulnya masalah-masalah baru. Masalah
baru ini dapat mengancam keseimbangan ekosistem (lingkungan) termasuk
manusia, hewan, dan tumbuhan yang hidup di dalamnya.
Untuk memenuhi kebutuhan akan pemukiman misalnya, manusia telah
melakukan pembukaan hutan. Dengan banyaknya hutan yang dibuka untuk
dijadikan tempat pemukiman diharapkan kesejahteraan hidup manusia dapat
meningkat, karena hal itu sejalan dengan pemenuhan kebutuhan akan papan
bagi kehidupan manusia. Namun fungsi hutan sebagai tanah serapan,
penyimpan air hujan penyangga perubahan suhu global dan tempat hidup
hewan-hewan atau tumbuhan tertentu menjadi berkurang, dan ini akan
menimbulkan masalah baru dalam kehidupan. Selain itu penebangan hutan
dapat menyebabkan tanah menjadi gersang dan tidak produktif. Untuk
sementara waktu kesuburan ini bisa dipulihkan dengan pemberian pupuk
kimia. Tetapi pemberian pupuk ini selain dapat meningkatkan produksi
pertanian, juga dapat menyuburkan tanaman pengganggu dan hama tanaman.
Tanaman pengganggu dan hama tanaman tentunya akan menyerang lahan
pertanian karenanya diperlukan obat atau racun yang dapat mengatasi hama
tanaman tersebut. DDT dianggap sebagai pestisida yang paling efektif dalam
membasmi hama karena waktu yang relatif cepat dalam membunuh serangga
dan harganya relatif murah. Dari uraian di atas, tampaklah bahwa kegiatan
manusia baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi
lingkungan.
Akan tetapi sampah yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida itu juga
cukup besar, di antaranya dapat menyebabkan hama serangga residu dan
dapat membunuh spesies non target. Artinya makhluk hidup lain yang tidak
diharapkan karena akan turut mati terbunuh. Selain itu residu yang
dihasilkannya dapat bertahan di tanah sampai tahunan.
Selain penggunaan pestisida, penggunaan bahan-bahan kimia lain juga
dapat mengganggu keseimbangan ekosistem seperti penggunaan deterjen
sebagai pembasmi bibit penyakit, deterjen sebagai pembersih, bleaching
(bayclean) sebagai pemutih, dan lain-lain.
Dalam kegiatan praktikum ini akan dapat menunjukkan satu bentuk
pencemaran perairan yang dapat diakibatkan oleh produk industri yang
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu deterjen serbuk.
Deterjen dalam kadar tertentu dapat mengganggu kehidupan organisme target
maupun non target. Dalam kegiatan ini Anda akan mengembangkan
keterampilan proses: mengamati, membuat hipotesis, mengukur dan
menyimpulkan.

KEGIATAN PRAKTIKUM

1. Percobaan 1: Pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan akar


bawang merah (Allium cepa).

a. Tujuan
Mengamati pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan akar bawang merah

b. Alat dan Bahan


1) Neraca analitik 1 buah.
2) Tabung reaksi 14 buah.
3) Rak tabung reaksi 1 buah.
4) Gelas kimia 1000 mL 7 buah.
5) Pengaduk 7 buah.
6) Mistar dengan skala mm 1 buah.
7) Kertas untuk label secukupnya.
8) Air/ledeng/ air PDAM secukupnya.
9) Bawang merah 14 siung.
10) Deterjen serbuk 1 gram.

c. Cara Kerja
1) Sediakan larutan deterjen serbuk 100%, pengenceran 50%,
pengenceran 25%, pengenceran 12,5%, pengenceran 6,25%,
pengenceran 3,1% serta kontrol yang berupa air ledeng /air PDAM
saja. Lalu simpan larutan yang telah diberi label sebagai berikut.
Label 1 : 100%
Label 2 : 50%
Label 3 : 25%
Label 4 : 12,50%
Label 5 : 6,25%
Label 6 : 3,10%
Label kontrol: air ledeng / air PDAM saja.

2) Cara menyediakan larutan


a) Larutkan, satu gram deterjen serbuk ke dalam air ledeng/PDAM
hingga 1000 mL. Kemudian beri label 100%.
b) Ambil 500 mL larutan deterjen 100%, lalu tambahkan air
ledeng/PDAM hingga 1000 mL. Kemudian beri label 50%
c) Ambil 500 mL larutan deterjen 50%, lalu tambahkan air
ledeng/PDAM hingga 1000 mL. Kemudian beri label 25%
d) Ambil 500 mL larutan deterjen 25%, lalu tambahkan air
ledeng/PDAM hingga 1000 mL. Kemudian beri label 12,50%
e) Ambil 500 mL larutan deterjen 12,50%, lalu tambahkan air
ledeng/PDAM hingga 1000 mL. Kemudian beri label 6,25%
f) Ambil 500 mL larutan deterjen 6,25%, lalu tambahkan air
ledeng hingga 1000 mL. Kemudian beri label 3,10%
3) Sediakan bawang merah berukuran sama yang memiliki diameter
hampir sama dengan diameter lubang tabung reaksi berjumlah 14
buah. Kupas kulit epidermis untuk menghindari bahan kimia tersisa
yang terdapat di kulit epidermis tersebut. Kupas juga bagian akar
primordial yang berwarna kecoklatan dari bawang merah tersebut.
Hati-hati agar lingkaran primordial itu tetap tersisa untuk
pertumbuhan akar.
4) Isikan larutan deterjen yang sudah disediakan ke dalam tabung
reaksi hingga penuh. Setiap konsentrasi larutan yang sama diisikan
ke dalam dua tabung reaksi.
5) Letakkan bawang merah dengan posisi calon akar primordial
terletak di bawah hingga menyentuh larutan deterjen.
6) Letakkan pula bawang merah dengan posisi yang sama dengan
bawang merah lain di atas tabung kontrol (yang hanya berisi air
ledeng/PDAM).
7) Amati pertumbuhan akarnya setiap 24 jam, bila larutannya tampak
berkurang tambahkan lagi hingga penuh.
8) Setelah 72 jam, angkat bawang merah tersebut lalu hitung panjang
akarnya. Rata-ratakan panjang akar yang diperoleh untuk setiap
perlakuan. Bila ada panjang akar yang mencolok perbedaannya
diabaikan (tidak usah dirata-ratakan). Tuliskan hasil pengamatan
Anda pada Tabel 2.9 dalam Lembar Kerja di belakang modul ini.
9) Hitung hambatan pertumbuhannya untuk setiap konsentrasi larutan
dengan menggunakan rumus:

rata - rata panjang akar kontrol rata rata panjang altar konsentrasi x
IG 100%
rata rata panjang akar kontrol

10) Buatlah grafik IG 50/hambatan pertumbuhannya pada Grafik 2.1


dalam Lembar Kerja di belakang modul ini.

d. Pertanyaan
Berapa konsentrasi larutan deterjen minimum yang menghentikan proses
pertumbuhan akarnya?

2. Percobaan 2: Pengaruh deterjen terhadap perkecambahan

a. Tujuan
Mengamati pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau.

b. Alat dan bahan


1) Neraca analitik/sendok teh 1 buah.
2) Gelas kimia 600 mL 10 buah.
3) Kertas saring/tissue secukupnya.
4) Kertas timah secukupnya.
5) Mistar dengan skala mm 1 buah.
6) Kertas untuk label secukupnya.
7) Gelas kimia 1000 mL 1 buah.
8) Air ledeng secukupnya.
9) Deterjen serbuk 1 gram.
c. Cara kerja
1) Sediakan larutan deterjen 100%, 50%, 25%, 12,50%, 6,25%, 3,10%
serta kontrol yang berupa air ledeng/PDAM. Lalu simpan cairan
dengan gelas kimia yang telah diberi label sebagai berikut.
a) Label I = 100%.
b) Label II = 50%.
c) Label III = 25%.
d) Label IV = 12,5%.
e) Label V = 6,25'%.
f) Label V I = 3,1%.
g) Label kontrol = (air ledeng/PDAM).
2) Cara menyediakan larutan.
Cara membuat larutan untuk setiap konsentrasi pada praktikum ini
dapat dilihat pada cara menyediakan larutan pada percobaan 1:
Pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan akar bawang merah
(Allium cepa).
3) Sediakan enam gelas kimia lain, beri label kontrol, I, II, III, IV, V,
dan VI. Masing-masing diberi lingkaran kertas saring/kertas tissue
(lihat Gambar 2.1).
4) Masukkan kacang hijau ke dalam air pada gelas kimia. Buanglah
kacang yang mengapung, sementara kacang hijau yang tenggelam
yang digunakan dalam percobaan ini (kacang hijau terpilih).
5) Dari kacang hijau terpilih, ambil 10 butir lalu rendam dalam larutan
I, 10 butir dalam larutan II, 10 butir dalam larutan III, 10 butir dalam
larutan IV, 10 butir dalam larutan V, 10 butir dalam larutan VI dan
10 butir dalam larutan kontrol (air ledeng/PDAM). Biarkan
rendaman selama lima menit.
6) Aturlah kacang hijau dalam gelas kimia dengan label yang sesuai.
Atur yang baik agar hilum mengarah ke bawah.
7) Isilah gelas kimia yang telah diisi kacang hijau tersebut dengan
larutan yang berlabel sama, kira-kira 100 mL.
8) Tutup kelima gelas tadi dengan kertas timah sehingga tidak ada
cahaya yang dapat masuk.
9) Lakukan pengamatan setelah 24 jam dan 48 jam. Pada setiap
pengamatan, ukurlah panjang akar dengan mistar dari luar gelas
piala. Kacang hijau yang tidak tumbuh akarnya dianggap memiliki
panjang akar = 0 mm. Jika pada pengamatan dua hari (48 jam) tidak
tumbuh akarnya (0 mm), dianggap kacang hijau mati. Catatlah hasil
pengamatan Anda pada lembar kerja Tabel 2.10 di belakang modul.
10) Buatlah grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi
setelah 24 jam dan 48 jam (Grafik 2.2) dengan menggunakan warna
yang berbeda. Misa1 24 jam dengan warna merah, 48 jam dengan
warna hitam.

d. Pertanyaan
1) Apa fungsi larutan 0 (kontrol)?
2) Apa kesimpulan Anda bila pada larutan 0 (kontrol) ada kacang hijau
yang mati?
3) Mengapa pertumbuhan kacang hijau di dalam gelas piala harus
ditutup dengan kertas timah?
Glosarium

IG (inhibition growth) : Hambatan pertumbuhan.


Spesies target : Makhluk hidup yang merupakan sasaran
perlakuan.
Ekosistem : Komunitas makhluk hidup bersama
lingkungannya yang saling berinteraksi.
Komponen abiotik : Faktor lingkungan yang terdapat dalam satu
ekosistem.
Komponen biotik : Makhluk hidup yang terdapat dalam satu
ekosistem.
Rantai makanan : Urutan makhluk hidup dalam ekosistem yang
memungkinkan terjadinya transfer energi
melalui proses makan-dimakan.
Jaring-jaring makanan : Jalinan berupa mata jala dari rantai makanan
yang saling berhubungan dalam suatu
ekosistem.
Piramida ekologi : Diagram struktur dalam komunitas berupa
piramida berdasarkan jumlah energi.
Daftar Pustaka

Andrew, W.A. et. Al. (1983). Discovering Biological Science. Ontario:


Prentice-Hall Canada Inc.

Murray, J. (1983). Experimental Work in Biology. USA: D.G. Mackean.

Nurdin, I. dkk. (1991). Penuntun Praktikum IPA 2. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Ratnaningsih, A. (1986). Petunjuk Praktikum Biologi. Jakarta: Karunika


Universitas Terbuka.

Salim, E. (1989). Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Muatan


Sumber Wijaya.

Salim, E. (1986). Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: LP3ES.

Soemarwoto, O. (1989). Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan.


Jakarta: Djambatan.

Subagja, Y. Dkk. (2001). Ekologi. Jakarta: Universitas Terbuka.


Lampiran
LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM KONSEP DASAR IPA DI SD
EKOSISTEM

Nama : …………………………………………………………
NIM : …………………………………………………………
UPBJJ : …………………………………………………………

A. KEGIATAN PRAKTIKUM 1: EKOSISTEM

1. Judul Percobaan: Ekosistem Darat

a. Hasil pengamatan

Tabel 2.1.
Komponen abiotik ekosistem darat alami

No. Komponen abiotik Kondisi/keadaan


1
2
3
4
5

Tabel 2.2.
Komponen biotik ekosistem darat alami

No. Jenis tumbuhan Jenis hewan Pengurai


1
2
3
4
5
Tabel 2.3.
Komponen abiotik ekosistem darat buatan

No. Komponen abiotik Kondisi/keadaan


1
2
3
4
5

Tabel 2.4.
Komponen biotik ekosistem darat buatan

No. Jenis tumbuhan Jenis hewan Pengurai


1
2
3
4
5

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

d. Jawaban Pertanyaan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
2. Judul Percobaan: Ekosistem Perairan

a. Hasil pengamatan

Tabel 2.5.
Komponen abiotik ekosistem perairan

No. Komponen abiotik Kondisi/keadaan


1
2
3
4
5

Tabel 2.6.
Komponen biotik ekosistem perairan

No. Jenis tumbuhan Jenis hewan Pengurai


1
2
3
4
5

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
d. Jawaban Pertanyaan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

3. Judul Percobaan: Rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan


piramida ekologi

a. Hasil Pengamatan

1) Ekosistem darat

Rantai makanan

1:
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………

Rantai makanan 2:
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………

Rantai makanan 3:
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
Gambar 2.1.
Bagan jaring-jaring makanan pada ekosistem darat.

Tabel 2.7.
Tingkat trofik komponen biotik pada ekosistem darat.

Tingkat Trofik
No. Pengurai
1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar 2.3.
Bagan piramida ekologi pada ekosistem darat.

2) Ekosistem

perairan Rantai

makanan 1:
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………

Rantai makanan 2:
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………

Rantai makanan 3:
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
Gambar 2.4.
Bagan rantai makanan pada ekosistem perairan.

Gambar 2.5.
Bagan jaring-jaring makanan pada ekosistem perairan.
Tabel 2.8.
Tingkat trofik komponen biotik pada ekosistem perairan.

Tingkat Trofik
No. Pengurai
1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Gambar 2.6.
Bagan piramida ekologi pada ekosistem perairan.

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
d. Jawaban Pertanyaan
1) ………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

2) ………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

3) ………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

B. KEGIATAN PRAKTIKUM 2: PENCEMARAN LINGKUNGAN

1. Judul Percobaan 1: Pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan


akar bawang merah

a. Hasil Pengamatan

Tabel 2.9.
Pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan akar bawang merah

No. Konsentrasi Rata-rata panjang akar 1 G (%)


1 Kontrol
2 3,1%
3 6,25%
4 12,5%
5 25%
6 50%
7 100%
Grafik 2.1.
Grafik hambatan pertumbuhan akar bawang merah.

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

d. Jawaban Pertanyaan
1) ………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

2) ………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
2. Judul Percobaan 2: Pengaruh deterjen terhadap perkecambahan

a. Hasil Pengamatan

Tabel 2.10.
Pengaruh deterjen terhadap Tumbuhan.

Konsentrasi Larutan deterjen


No. Hari ke-1 (24 jam)
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
Rata-rata
Konsentrasi Larutan deterjen
No. Hari ke-2 (24 jam)
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
Rata-rata
Grafik 2.2.
Grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi pada 24 jam.

b. Pembahasan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

c. Kesimpulan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
d. Jawaban Pertanyaan
1) ………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

2) ………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
9.29

3) ………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai