Hubungan kekerabatan
respon
Variabel Ketoksikan Racun
● Variabel bebas:
Kondisi pemejanan meliputi (takaran atau dosis dan lama
pemejanan).
● Variabel kendali:
Kondisi subyek atau makhluk hidup.
● Variabel tergantung :
Wujud serta sifat efek toksik.
TOLOK UKUR KUALITATIF
Meliputi :
● Mekanisme aksi
● Jenis wujud efek toksik
● Sifat efek toksik
● Gejala klinis yang tampak
Mekanisme aksi
• Terdapat tiga mekanisme aksi toksik, yaitu mekanisme aksi berdasarkan sifat dan tempat kejadian,
mekanisme aksi berdasarkan sifat antaraksi dan mekanisme aksi penumpukan racun dalam gudang
penyimpanan tubuh.
• Mekanisme aksi berdasarkan sifat dan tempat kejadian dibagi menjadi mekanisme luka intrasel
dan ekstrasel.
• Mekanisme aksi berdasarkan sifat antaraksi dibagi menjadi antaraksi yang terbalikan dan antaraksi
yang tak terbalikan. Antaraksi yang terbalikan adalah reaksi yang terjadi antara molekul racun dan
tempat aksi yang khas, seperti reseptor-reseptor neurotransmitter. Aksi tak terbalikan adalah
antaraksi yang terjadi dengan cara pembentukan ikatan kovalen antara senyawa pengalkil atau
metabolit elektrolit dan biopolimer yang memiliki gugus SH atau NH2, menghasilkan luka kimia
dan selanjutnya efek toksik.
• Mekanisme berdasarkan risiko penumpukan adalah peristiwa penumpukan yang relatif tidak
membahayakan karena didalam gudang penyimpanannya senyawa itu bersifat tidak aktif
Jenis Wujud dan Sifat Efek Toksik
• Wujud efek toksik yang muncul akibat dari paparan suatu racun. Wujud efek toksik dapat berupa perubahan
biokimia, fungsional dan struktural yang saling terkait satu sama lain dalam mekanismenya.
• Wujud efek toksik ini ada yang bersifat terbalikkan dan ada yang bersifat tak terbalikkan. Antaraksi yang
terbalikan adalah reaksi yang terjadi antara molekul racun dan tempat aksi yang khas, seperti reseptor-reseptor
neurotransmiter, tempat aktif enzim, dan lain sebagainya.
• Antar aksi tak terbalikan adalah antaraksi yang terjadi dengan cara pembentukan ikatan kovalen antara senyawa
pengalkil atau metabolit elektrolit dan biopolimer yang memiliki gugus SH atau NH2, menghasilkan luka kimia
dan selanjutnya efek toksik.
Contohnya :
• Disebab oleh sodium nitrit akibat anoksia.
• Wujud efek berupa perubahan fungsional yaitu anoksia.
• Sifat reversibel.
• Melalui mekanisme eksternal (meyebabkan pasok oksigen berkurang akibat Hb
dioksidasi menjadi methamoglobin). Bila berlanjut, keadaan ini akan berkembang
menjadi anoksia. Dengan cara demikian, produksi energi sel akan terganggu.
Akibatnya dapat terjadi degenerasi atau kematian sel
• Gejala : sianosis, takikardi, sesak nafas, gelisah.
Manfaat Mengetahui Tolak Ukur Kualitatif
Artinya….??
Keparahan dari akibat yang ditimbulkan dapat
dijelaskan melalui tolok ukur kualitatif disamping
tolok ukur kuantitatif.
TOLOK UKUR KUANTITATIF
Berlaku asumsi :
● Efek toksik adalah fungsi kadar racun di tempat aksi.
● Kadar racun di tempat aksi, berhubungan dengan takaran pemejanan.
● Respon toksik menunjukkan hubungan sebab akibat dengan racun yang
dipejankan.
● Hubungan dosis-respon menggambarkan suatu distribusi frekuensi individu yang
memberikan respons pada rentang dosis tertentu. Bila distribusi frekuensi tersebut dibuat
kumulatif maka akan diperoleh kurva berbentuk sigmoid yang umumnya disebut kurva
dosis-persen responder. Pada dasarnya kurva hubungan dosis-respon menunjukkan
variasi individual dari dosis yang diperlukan untuk minimbulkan suatu efek tertentu.
● Dalam toksikologi, jumlah dosis yang menyebabkan 50% individu memberikan reaksi
(respon) digunakan besaran aktivitas (seperti ED50=efective dose 50% atau LD50= letal
dose 50%) dari xenobiotika uji.
● Harga LD50 dan TD50 dapat diperoleh secara statistika. Metode yang paling lazim
digunakan untuk menghitung harga LD50 atau ED50:
• Antara efek akhir yang diwujudkan sebagai ada respon dan tidak
ada respons. Terdapat suatu kisaran kadar zat yang akan
memberikan suatu efek bertingkat diantara dua jenis titik ekstrim
tersebut (ada dan tidak ada respon).
3. Kekerabatan waktu- respon
Berguna untuk :
● Evaluasi dan penilaian ketoksikan racun pada pemejanan sub
kronis (10% masa hidup subjek uji) dan kronis (85% masa hidup
subjek uji).
● Waktu laten (WL) adalah waktu yang dilewati sebelum efek toksik
menjadi nyata.
✨ Point penting
● Tolok Ukur Ketoksikan senyawa meliputi tolak ukur kualitatif yang meliputi
mekanisme aksi toksik, jenis wujud efek toksik, sifat efek toksik, dan gejala –
gejala klinis yang nampak pada subyek uji selama proses keracunan
berlangsung.
● Ketoksikan akut adalah derajat efek toksik suatu senyawa yang terjadi dalam
waktu singkat (24jam) setelah pemeberian obat dalam dosis tunggal.
✓ Tolok ukur kuantitatif yang paling sering digunakan untuk
menyatakan kisaran dosis letal atau toksik adalah dosis letal tengah
(LD50) yaitu suatu besaran yang diturunkan secara statistik guna
menyatakan dosis tunggal suatu senyawa yang diperkirakan dapat
menimbulkan efek toksik atau mengakibatkan kematian hewan uji
sebesar 50%.
Terimakasih
✨ ✨