Anda di halaman 1dari 13

Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan

Kombinasi (Prof. Dr. Sugioyono)


Bab 6
Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian
A. Macam-macam skala pengukuran

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk


menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur sehingga alat ukur
tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
sebagai contoh misalnya timbangan emas sebagai instrumen untuk mengukur berat
emas dibuat dengan skala mg dan akan menghasilkan data kuantitatif berat emas
dalam satuan mg  bila digunakan untuk mengukur meteran sebagai instrumen untuk
mengukur panjang dibuat dengan skala mm  dan akan menghasilkan data kuantitatif
panjang dan satuan mm.

Berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian administrasi pendidikan
dan sosial antara lain adalah

1. Skala Likert
2. Skala Guttman
3. Rating Sale
4. Semantic Deferential

4 jenis skala tersebut bila digunakan dalam pengukuran, akan mendapatkan data
interval atau rasio. hal ini akan tergantung pada bidang yang akan diukur. 

1. Skala Likert

Skala Likert Digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. dalam penelitian fenomena sosial ini
telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai
variabel penelitian. dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel. kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak
untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi
dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain:

a.  sangat setuju
b.  setuju
c.  ragu-ragu
d.  tidak setuju
e.  sangat tidak setuju

Instrumen penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam bentuk
checklist ataupun pilihan ganda.

2. Skala Guttman

skala pengukuran dengan tipe ini ini akan didapat jawaban yang tegas yaitu itu "iya-
tidak ", "benar-salah ", pernah -  tidak pernah ", positif- negatif ", dan lain-lain. data
yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikotomi. Penelitian
menggunakan skala guttman  dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas
terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. contoh :

1.  Oh Bagaimana pendapat anda bila orang itu menjabat kepala sekolah di sini?
a. Setuju
b.  Tidak setuju

2.  Pernahkah penilik sekolah melakukan pemeriksaan di ruang kelas Anda?


a.  tidak pernah
b.  Pernah

3. Sematic Diferensial 

Skala pengukuran yang berbentuk semantic diferensial dikembangkan oleh osgood


titik skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap hanya bentuknya tidak pilihan
ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban
"sangat positifnya" terletak di bagian kanan garis dan jawaban yang "sangat negatif"
terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya. data yang diperoleh adalah data interval
dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu
yang dipunyai oleh seseorang.

4. rating scale

Dari ketiga skala pengukuran seperti yang sudah dikemukakan data yang diperoleh
semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. tetapi dengan rating
scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam
pengertian kualitatif. responden menjawab senang atau tidak senang, setuju atau
tidak setuju, pernah atau tidak pernah adalah merupakan data kualitatif. dalam skala
model rating scale, responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif
yang telah disediakan tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah
disediakan. Oleh karena itu rating scale ini lebih fleksibel tidak terbatas untuk
pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena
lainnya. seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi kelembagaan
pengetahuan kemampuan proses kegiatan dan lain-lain. 

Contoh :

Seberapa baik ruang kelas di sekolah ini A ?

berilah jawaban dengan angka:

4.   bila tata ruang itu sangat baik

3.  bila tata ruang itu cukup baik

2.  Bila tat ruang itu kurang baik

1. Bila tata ruang itu sangan tidak baik

B. instrumen penelitian

 pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial


maupun alam titik meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau dinamakan
membuat laporan daripada melakukan penelitian titik namun demikian dalam skala
yang paling rendah laporan juga dapat dinyatakan sebagai bentuk penelitiann
( Emory, 1985 )
Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran maka harus ada alat
ukur yang baik. alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian
titik jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati titik secara spesifik semua fenomena ini disebut
variabel penelitian instrumen-instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel
dalam ilmu alam sudah banyak tersedia dan telah teruji validasi dan reliabilitasnya.

Instrumen instrumen dalam penelitian pendidikan memang ada yang sudah tersedia
dan telah teruji  validitas dan reliabilitasnya, seperti instrumen untuk mengukur motif
berprestasi, untuk mengukur sikap, mengukur IQ , mengukur bakat dan lain-lain.
walaupun instrumen-instrumen tersebut sudah ada tetapi sulit untuk dicari dimana
harus dicari dan apakah bisa dibeli atau tidak. Selain itu instrumen instrumen dalam
bidang sosial walaupun telah teruji validitas analisis reliabilitasnya Tetapi bila
digunakan untuk tempat tertentu belum tentu tepat dan mungkin tidak valid dan
reliabel lagi. hal ini perlu dimaklumi karena gejala atau fenomena sosial itu cepat
berubah dan sulit dicari kesamaannya. instrumen tentang kepemimpinan mungkin
valid untuk kondisi Amerika, akan tetapi mungkin tidak valid untuk Indonesia titik
untuk itu maka peneliti Peneliti dalam bidang pendidikan instrumen penelitian yang
digunakan sering disusun sendiri termasuk menguji validitas dan reliabilitasnya.

C.  cara menyusun instrumen

 instrumen instrumen penelitian dalam bidang sosial umumnya dan khususnya


bidang pendidikan khususnya yang sudah baku sulit ditemukan titik untuk itu maka
peneliti harus mampu membuat instrumen yang akan digunakan untuk penelitian..
tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk
diteliti titik dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya dan
selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. dari indikator ini kemudian
dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan titik untuk memudahkan
penyusunan instrumen maka perlu digunakan  "matriks pengembangan instrumen
"atau "kisi-kisi instrumen ".  sebagai contoh misalnya variabel penelitian tingkat
kekayaan indikator kekayaan misalnya: rumah, kendaraan, tempat belanja,
pendidikan, jenis makanan yang sering dimakan jenis olahraga yang dilakukan dan
sebagainya. untuk indikator rumah bentuk pertanyaannya misalnya. 2 berapa jumlah
rumah di mana letak rumah, Berapa luas masing-masing rumah, Bagaimana kualitas
bangunan banyaknya. untuk bisa menetapkan indikator-indikator dari setiap variabel
yang diteliti maka diperlukan wawasan yang luas dan mendalam tentang variabel
yang diteliti dan teori-teori yang mendukungnya. penggunaan teori yang menyusun
instrumen harus secermat mungkin agar diperoleh indikator yang valid. caranya
dapat dilakukan dengan membaca berbagai referensi seperti buku atau jurnal dan
membaca hasil-hasil penelitian sebelumnya yang sejenis dan konsultasi pada orang
yang dipandang ahli. 

D. Contoh judul penelitian dan instrumen yang dikembangkan

 judul penelitian:   gaya dan situasi kepemimpinan kepala sekolah serta pengaruhnya
terhadap iklim kerja organisasi sekolah.

 judul tersebut terdiri atas dua variabel independen dan satu dependen masing-
masing instrumennya adalah:

a.  instrumen untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan


b.  instrumen untuk mengukur variabel situasi kepemimpinan
c.  instrumen untuk mengukur variabel iklim kerja organisasi

 supaya lebih sistematis sehingga mudah dikontrol dikoreksi dan dikonsultasikan


pada orang ahli maka sebelum instrumen disusun menjadi item-item instrumen maka
perlu dibuat kisi-kisi instrumen.

 selanjutnya untuk menyusun item-item instrumen maka indikator dari variabel yang
akan diteliti dijabarkan menjadi item-item instrumen. item-item instrumen harus
disusun dengan bahasa yang jelas sehingga semua pihak yang berkepentingan tahu
apa yang dimaksud dalam item instrumen tersebut. indikator-indikator variabel itu
sering disebut suatu  condtruct dari suatu instrumen yang dalam membuatnya
diperlukan berbagai konsep dan teori serta hasil penelitian yang memadai .

1. instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan variabel gaya


kepemimpinan kepala sekolah tertentu. sumber datanya adalah guru dan
karyawan bentuk angkotnya adalah multiple choice.
2.  instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan variabel situasi
kepemimpinan dari suatu lembaga titik sumber datanya adalah para pegawai
titik bentuk instrumen nya adalah ceklis. untuk itu dapat digunakan sebagai
pedoman observasi, wawancara maupun sebagai angkat.
3.  instrumen untuk mengungkapkan iklim kerja organisasi sekolah titik bentuk
instrumen rating scale dapat digunakan untuk pedoman observasi wawancara
dan sebagai angket. Sumber data para pegawai.  bentuk-bentuk instrumen
mana yang akan dipilih tergantung beberapa faktor diantaranya adalah teknik
pengumpulan data yang akan digunakan titik Bila akan menggunakan angket
maka bentuk pilihan ganda lebih komunikatif tetapi tidak hemat kertas dan
instrumen menjadi tebal sehingga responden malas untuk menjawabnya.
bentuk checklist dan rating scale dapat digunakan sebagai pedoman observasi
maupun wawancara. Kapan ketiga metode pengumpulan data ini digunakan?
a.  angket: digunakan bila responden jumlahnya besar dapat membaca dengan
baik dan dapat mengungkapkan hal-hal yang bersifat rahasia.
b.  observasi: digunakan bila objek penelitian bersifat perilaku manusia proses
kerja, gejala alam responden kecil.
c.  wawancara: digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara
lebih mendalam serta jumlah responden sedikit.
d.  gabungan ketiganya: digunakan bila ingin mendapatkan data yang lebih
lengkap akurat dan konsisten.

E. validitas dan reliabilitas instrumen

dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan
instrumen yang valid dan reliabel. hasil penelitian yang valid Bila terdapat kesamaan
antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang
diteliti titik kalau dalam objek berwarna merah sedangkan data yang terkumpul
memberikan data berwarna putih maka hasil penelitian tidak valid. selanjutnya hasil
penelitian yang reliabel Bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.
kalau dalam   objek kemarin berwarna merah maka sekarang dan Besok tetap
berwarna merah. instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data itu valid. valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur meteran yang valid dapat digunakan untuk
mengukur panjang dan dengan teliti karena meteran memang alat untuk mengukur
panjang. 
Metode Penelitian untuk Bisnis
(Uma Sekaran, Roger Bougie)

Bab 12
Pengukuran : Penskalaan, Reliabilitas, dan Validitas.
Pengukuran adalah penggunaan angka-angka atau simbollain untuk mencirikan (atau
mengatribusikan) objek berdasarkan sekumpulan aturan yang telah ditentukan
sebelumnya.

4 Jenis Skala
Pengukuran berarti mengumpulkan data dalam bentuk angka. Agar dapat menggunakan
angka untuk mengatribusikan objek, kita memerlukan skala . Skala(scale) adalah
perangkat atau mekanisme dimana para individu diketahui berdasarkan bagaimana
individu tersebut berbeda satu sama lain pada variabel ketertarikan (minat) dalam
penelitian kita. Penskalaan melibatkan pembuatan kontinum (rangkaian) dimana objek
ditemukan.

Salah satu dari beberapa pilihan yang kita miliki untuk mengklasifikasikan
konsumen adalah skala likert (likert scale) . skala likert Adalah suatu Skala yang
dirancang untuk menelaah seberapa kuat subjek menyetujui suatu pernyataan
seperti” saya menyukai minuman ringan” pada skala 5 poin dengan titik panduan( 
anchor)  berikut:
1= sangat tidak setuju.
2= tidak setuju,
3= Tidak berpendapat,
4= setuju,
5= sangat  setuju.
Jadi,  skala likert  memungkinkan kita  untuk membedakan konsumen dalam hal
bagaimana mereka saling berbeda sikapnya terhadap minuman ringan, Di mana
setiap responden mencantumkan angka yang mengindikasikan lebih banyak atau
lebih sedikit ketidak Setujuan, Netral, atau lebih banyak atau lebih sedikit
persetujuan.
Terdapat empat jenis kalah dasar: nominal, ordinal, interval, dan rasio. tingkat
kerumitan di mana skala tersebut ditetapkan meningkat secara progresif saat kita
beralih dari skala nominal ke Skala rasio. hal itu berarti, Informasi Pada variabel
dapat diperoleh  lebih terperinci ketika kita menggunakan skala interval atau rasio
dibandingkan 2 skala lainnya.
1.  skala nominal
Skala nominal adalah skala yang memungkinkan peneliti untuk menempatkan objek
berdasarkan kategori atau kelompok tertentu. contoh,  dengan Variable gender, 
responden dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori pria dan wanita. kedua
kelompok tersebut bisa diberi kode nomor 1 dan 2.  nomor-nomor tersebut berfungsi
sebagai label kategori yang sederhana dan sesuai,  tanpa nilai intrinsik , selain
menempatkan responden pada satu atau dua kategori yang tidak sama, atau saling
lepas. perhatikan bahwa kategori juga lengkap secara kolektif. jadi, skala nominal
mengategorikan individu atau objek dalam kelompok yang saling lepas dan lengkap
secara kolektif. 
2. Skala ordinal
Skala ordinal  tidak hanya mengategorikan variabel-variabel dalam suatu cara untuk
menunjukkan perbedaan diantara berbagai kategori, tetapi juga mengurutkannya
menjadi beberapa cara yang bermakna.
Skala ordinal dapat digunakan dengan variabel apapun untuk berbagai kategori yang
digunakan berdasarkan beberapa pilihan. pilihan-pilihan tersebut kemudian
diurutkan( contoh, dari terbaik ke terburuk; dari pertama ke terakhir)  dan diberi
nomor 1,2, dan seterusnya. sebagai contoh, responden diminta untuk menunjukkan
pilihan atas suatu pekerjaan berdasarkan urutan kepentingannya ke dalam lima
karakteristik yang akan diteliti. pertanyaan tersebut dapat dibuat dalam bentuk
sebagaimana contoh .
Skala  ordinal  membantu peneliti untuk menentukan an-nasr responden yang
menganggap interaksi dengan orang lain sebagai hal yang paling penting, responden
yang menganggap menggunakan sejumlah keterampilan berbeda sebagai hal paling
penting dan seterusnya. pengetahuan tersebut dapat membantu mendesain pekerjaan
dianggap paling berkualitas oleh sebagian besar karyawan.
3. Skala interval
Skala interval  mungkinkan kita melakukan operasi aritmatika tertentu terhadap data
yang dikumpulkan dari responden. sementara skala nominal hanya memungkinkan
kita untuk membedakan kelompok secara kualitatif dengan mengategorikan nya ke
dalam kumpulan yang saling lepas dan lengkap secara kolektif dan skala ordinal
mengurutkan tingkatan preferensi , skala interval  membuat kita dapat mengukur
jarak di antara dua titik pada skala. hal ini membantu kita untuk menghitung Mean
(rata-rata)  dan standar deviasi( simpangan baku)  respons terhadap variabel. dengan
kata lain, skala interval tidak hanya mengelompokkan individu menurut kategori
tertentu dan menentukan urutan kelompok, namun juga mengukur besaran perbedaan
preferensi antar individu. 
jadi skala interval menentukan perbedaan, urutan, dan kesamaan   besaran perbedaan
dalam variabel. karena itu, skala interval lebih kuat dibanding skala nominal dan
ordinal,  dan pengukurannya memiliki ukuran tendensi Sentral mean aritmetik. .
Pengukuran dispersi nya adalah Kisaran, standar deviasi, dan varians. 
4. Skala rasio
 mengatasi kekurangan titik awal yang berubah-ubah pada skala interval, skala rasio
memiliki titik nol salut absolut Yang merupakan  titik pengukuran yang berarti. 
jadi,  skala rasio  tidak hanya mengukur besaran perbedaan antar titik pada skala,
namun juga menunjukkan proporsi dalam perbedaan tersebut. skala Rasio
merupakan Skala yang paling kuat diantara keempat skala karena memiliki titik awal
nol yang khas. dan mencakup semua sifat dari ketiga skala lainnya.  suatu timbangan
adalah contoh yang baik dari skala rasio. 
Timbangan memiliki titik nol absolut( dan tidak berubah-ubah) yang sesuai,
memungkinkan kita untuk menghitung rasio berat badan dari 2 individu.  ukuran
tendensi Sentral dari skala rasio adalah mean Aritmatika atau geometrik,  dan ukuran
dispersi nya adalah standar deviasi, varians, atau koefisien variasi.Beberapa contoh
skala rasio adalah  hal yang berkaitan  dengan usia sebenarnya, penghasilan, dan
jumlah perusahaan di mana individu pernah bekerja.
Tujuan Skala
 4 Skala yang dapat digunakan pada pengukuran variabel adalah skala nominal,
ordinal, interval, dan rasio. skala nominal menyoroti perbedaan dengan
mengklasifikasikan objek atau orang dalam kelompok, dan menyediakan jumlah
informasi yang paling sedikit mengenai variabel, skala ordinal memberikan beberapa
informasi tambahan dengan mengurutkan tingkatan kategori skala nominal. skala
interval tidak hanya mengurutkan namun juga memberikan informasi besaran
perbedaan dalam variabel. skala  rasio tidak hanya menunjukkan besaran perbedaan,
tapi juga proporsinya. perkalian atau pembagian akan mempertahankan rasio
tersebut. 
Teknik skala khusus yang secara umum digunakan dalam penelitian bisnis dapat
diklasifikasikan dalam skala peringkat dan skala ranking. dalam skala peringkat,
setiap objek di beri skala secara independen terhadap objek lain yang diteliti. sekala
ranking, sebaliknya, membandingkan diantara atau antar objek serta menghasilkan
pilihan yang diinginkan dan membuat rankingnya. skala peringkat dan skala ranking
dibahas selanjutnya.
A. Skala peringkat
 peringkat berikut sering digunakan dalam penelitian bisnis:
 Skala dikotomi
 Skala kategori
 Skala diferensial semantik
 Skala numerik
 Skala peringkat terperinci
 Skala likert
 Skala jumlah konstan atau tetap
 Skala stapel
 Skala peringkat grafik
 Skala konsensus
Skala lain, seperti skala Thurstone Equal Appearing Interval, dan skala
multidimensi, jarang digunakan.
1) Skala dikotomi
 Digunakan untuk memperoleh jawaban ya atau tidak
2) Skala kategori
 Menggunakan beberapa poin untuk memperoleh respons tunggal, 
3) Skala diferensial semantik
Beberapa atribut dua kutub( bipolar) diidentifikasi dengan ujung-ujung
ekstreme dari skala, dan responden diminta untuk menunjukkan sikap mereka
pada suatu jarak semantik terhadap individu,  objek,  atau kejadian tertentu
pada masing-masing atribut. kata sifat dua kutub yang dapat digunakan
adalah seperti baik- buruk;  kuat- lemah; panas- dingin skala diferensial
semantik digunakan anne-marie sikap responden terhadap merek, nilai, objek,
atau orang tertentu.
4) Skala Numerik
Hampir sama dengan skala diferensial semantik.  perbedaannya adalah
terdapat angka pada skala lima-titik untuk tujuh-titik,  dengan kata sifat pada
kedua kutubnya.

5) Skala Peringkat Terperinci


Pada skala ini, kala lima-titik  atau tujuh- titik  dengan titik panduan, jika
diperlukan, di diberi untuk setiap Poin dan responden menyatakan nomor yang
sesuai di samping masing-masing poin, atau melingkari angka yang relevan
untuk setiap poin.

6) Skala Likert
Skala likert di desain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak
setuju dengan pernyataan pada skala lima-titik. respon terkait jumlah  yang
menekankan konsep atau variabel tertentu  dapat dianalisis per poin.  namun
juga memungkinkan untuk menghitung total atau penjumlahan nilai untuk
setiap responden dengan menjumlahkan antar poin.  pendekatan penjumlahan
umum digunakan, sehingga   skala likert disebut juga dengan skala
penjumlahan.

7) Skala jumlah tetap atau konstan


Pada skala ini,  Responden diminta untuk mendistribusikan sejumlah poin
yang di berikan  ke berbagai poin.  sifat ini seperti halnya skala ordinal.

8) Skala staple
Skala stapel secara simultan mengukur arah dan intensitas sikap terhadap
poin yang ingin diteliti. karakter Terhadap penelitian diletakkan di bagian
tengah dengan kisaran skala numerik, misalnya dari +3  hingga -3 Pada
masing-masing sisi poin, skala ini mencerminkan seberapa dekat atau jauh
respons individu terhadap simulasi .Karena skala ini tidak memiliki titik
absolut , skala ini merupakan skala interval.

9) Skala peringkat grafik


Representasi grafis membantu responden untuk menunjukkan jawaban
mereka pada skala pertanyaan tertentu dengan memberikan tanda pada titik
sesuai pada garis . skala ini ini merupakan skala ordinal.

10) Skala consensus


Skala juga dibuat berdasarkan konsensus, di mana panel juri memilih point
tertentu, yang menurut mereka dapat mengukur konsep yang relevan. poin
tersebut dipilih terutama berdasarkan ketepatan atau au relevansinya dengan
konsep .skala konsensus tersebut dibuat setelah poin yang dipilih diperiksa
dan diuji validitas serta reliabilitasnya.

B. Skala  Ranking
Skala  ranking digunakan untuk memperoleh preferensi di antara dua atau lebih
objek atau item.  namun,  ranking Seperti itu tidak mungkin tidak memberikan
petunjuk yang pasti atas jawaban yang dicari. Sebagai contoh, Oh terdapat empat
Lini produk dan manajer mencari informasi yang akan membantu memutuskan Lini
produk mana yang sebaiknya paling diperhatikan. kita asumsikan bahwa 35%
responden memilih produk pertama, 25% produk kedua, 20% memilih masing-
masing untuk produk ketiga dan keempat sebagai produk yang penting bagi mereka.
sehingga, Manajer tersebut tidak dapat menyimpulkan bahwa produk pertama
merupakan produk yang paling disukai karena 65% responden tidak memilih produk
tersebut.
Metode alternatif yang digunakan adalah perbandingan berpasangan, pilihan yang
diharuskan, dan skala komparatif.
a) Perbandingan Berpasangan
Digunakan ketika di antara sebagian kecil objek, responden diminta untuk memilih
diantara dua objek pada satu waktu. skala ini membantu itu untuk menilai preferensi.
jika, k menggunakan contoh sebelumnya, selama perbandingan berpasangan
responden secara konsisten menunjukkan preferensi terhadap produk pertama
dibandingkan produk kedua, ketiga,  dan keempat, sehingga manajer tersebut
memahami Lini produk mana yang menuntut perhatian utamanya. semakin banyak
jumlah perbandingan pasangan diberikan kepada responden, dan semakin tinggi
kelelahan responden. karena itu, perbandingan berpasangan merupakan metode yang
baik jika jumlah stimulasi yang diberikan sedikit.
b) Pilihan yang Diharuskan
Pilihan yang diharuskan memungkinkan responden untuk merangking objek yang
disesuaikan satu sama lain, diantara ternatif alternatif yang disediakan. hal ini akan
memudahkan responden, khususnya  jika Jika jumlah yang di dirangking terbatas.
c) Skala Komparatif
Memberikan acuan atau point referensi untuk menilai sikap terhadap objek, kejadian,
atau situasi yang sedang diteliti. singkatnya, data nominal berkaitan dengan skala
dikotomi atau kategori, data ordinal dengan salah satu kala ranking- skala
perbandingan berpasangan, pilihan yang diharuskan, atau skala komparatif dan data
interval atau mirip interval terkait dengan skala peringkat lainnya.  skala peringkat
digunakan untuk mengukur sebagian besar konsep yang terkait dengan perilaku.skala
ranking digunakan untuk membuat perbandingan atau merangking variabel yang
telah ditetapkan pada skala nominal.

 Ketepatan Pengukuran
ketepatan yang dimaksud adalah kita harus secara logis memastikan bahwa
instrumen yang kita gunakan kan dalam penelitian  benar-benar mengukur variabel 
yang seharusnya diukur, dan bahwa instrumen tersebut mengukur variabel secara
akurat. Hal pertama yang dilakukan  adalah menganalisis poin terhadap respons atau
pertanyaan yang mengungkap variabel, kemudian menciptakan reliabilitas dan
validitas ukuran.
Analisis soal
Analisis soal dilakukan untuk melihat apakah Point dalam instrumen itu memang
sudah seharusnya ada atau tidak. dalam analisis soal, mean  antara kelompok dengan
skor tinggi dan kelompok dengan skor rendah diuji untuk menemukan perbedaan
yang signifikan melalui -t . soal  dengan nilai-t  tinggi kemudian dimasukkan dalam
instrumen. setelah itu, uji untuk reliabilitas instrumen dapat dilakukan serta validitas
ukuran dapat diciptakan.
Reliabilitas adalah uji Bagaimana instrumen pengukuran secara konsisten mengukur
apapun konsep yang sedang diukur.
Validitas ada uji tentang seberapa baik suatu instrumen yang dikembangkan
mengukur konsep tertentu yang ingin diukur.  dengan kata lain, validitas terkait
dengan Apakah kita mengukur konsep yang tepat, sementara reliabilitas terkait
dengan stabilitas dan dan konsistensi pengukuran.
 
Validitas 
terdapat beberapa jenis uji validitas yang digunakan untuk menguji kecepatan ukuran
dan para penulis menggunakan istilah yang berbeda untuk menunjukkannya.
validitas dikelompokkan dalam tiga bagian besar: 
1. Validitas isi
Memastikan bahwa pengukuran memasukkan sekumpulan poin yang memadai
dan mewakili yang mengungkap konsepnya. semakin banyak poin skala
mewakili wilayah atau keluasan konsep yang sedang diukur, semakin besar
validitas isinya. dengan kata lain, validitas isi merupakan fungsi seberapa baik
penggambaran  dimensi dan elemen suatu konsep.
2. Validitas terkait kriteria
Dibuat ketika ukuran membedakan individu  individu pada kriteria yang
diharapkan untuk diprediksi.  Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan
validitas concurrent  atau validitas prediktif. 

Validitas concurrent dibuat ketika skala tersebut membedakan individu


individu yang diketahui berbeda:  yaitu, memiliki skor yang berbeda pada
instrument
Validitas prediktif  mengindikasikan kemampuan instrumen pengukuran
untuk membedakan individu individu dengan acuan kriteria di masa yang akan
datang.

3. Validitas konstruk
Validitas  konstruk   menunjukkan seberapa baik hasil yang diperoleh dari
penggunaan ukuran yang sesuai dengan teori yang mendasari desain tes. halo
konstruk dan diskriminan.
Validitas konvergen  terpenuhi apabila skor yang diperoleh dari dua
instrumen berbeda ada yang mengukur konsep yang sama sangat berkorelasi.
Validitas diskriminan terpenuhi apabila berdasarkan teori,  dua variabel
diprediksi tidak berkorelasi,  dan Skor yang diperoleh dari pengukurannya
benar-benar secara empiris membuktikan hal tersebut. dengan demikian,
validitas dapat dihasilkan dengan cara yang berbeda-beda. 

Beberapa cara di mana bentuk-bentuk validitas di atas dapat dipenuhi adalah melalui:
a. Analisis korelasional ( seperti dalam kasus menghasilkan validitas concurrent
dan prediktif atau validitas konvergen dan diskriminan).
b. Analisis faktor,  teknik multivariat yang menegaskan dimensi konsep yang
telah didefinisikan secara operasional, sekaligus  yang menunjukkan poin
manakah yang paling tepat untuk setiap dimensi .
c. Matriks korelasi multi karakter dan multi metode yang diperoleh dari
pengukuran konsep dengan bentuk dan metode yang berbeda, yang ketelitian .
 

Anda mungkin juga menyukai