Anda di halaman 1dari 11

TEXTBOOK READING BEDAH MULUT

CONTEMPORARY ORAL AND MAXILLOFACIAL SURGERY SIXTH EDITION


CHAPTER 13 PREPROSTHETIC SURGERY
“RECONTOURING OF ALVEOLAR RIDGES AND TORI REMOVAL”

PEMBIMBING: drg. Ariyati Retno Pratiwi, M.Kes

Oleh:

Savira Putri Dianti

180160100011037

PROGRAM STUDI PROFESI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
TERJEMAHAN

PEMBENTUKAN ULANG KONTUR anteroposterior. Tujuan


ALVEOLAR RIDGE dilakukan insisi mucoperiosteal
adalah untuk memperluas area
Bentukan tulang alveolar yang pandang dan akses dalam
tidak rata dapat ditemukan pada saat rekontur tulang serta
pencabutan gigi atau waktu melindungi jaringan lunak di
penyembuhan luka pasca pencabutan sekitarnya
gigi sehingga dibutuhkan kontur ulang Dibandingkan dengan
tulang sebelum dilakukan teknik insisi envelope, insisi
pemasangan akhir protesa. mucoperiosteal mempunyai
Beberapa macam teknik dalam efek samping lebih besar
rekontur alveolar ridge, antara lain. karena dapat menyebabkan
A. Simpel Alveoplasti yang resorbsi tulang lebih cepat
Berkaitan dengan Multipel setelah operasi dan
Ekstraksi Gigi mengurangi adaptasi jaringan
Simpel alveoplasti merupakan lunak pada area tulang
tindakan rekontur sederhana dengan alveolar.
mengurangi dinding lateral dalam 2. Sebelum dilakukan rekontur,
soket pasca ekstraksi gigi sederhana. lakukan irigasi menggunakan
Pada kasus pencabutan satu gigi, larutan salin untuk mencegah
pengurangan pada tulang di dekat overheating dan nekrosis
soket sangat perlu dilakukan untuk tulang
mencegah kontur tulang yang tidak 3. Melakukan rekontur tulang
rata. dengan alat yang digunakan
Sedangkan pada kasus tergantung dari derajat
multipel ekstraksi gigi dalam satu ketidakrataan tulang (sendiri/
rahang, diperlukan rekontur tulang kombinasi)
yang lebih luas. Prosedur simpel - Rongeur
alveoplasti pada multipel ekstraksi gigi - Bone file
rahang atas, yaitu. - Bone bur dengan
1. Melakukan insisi dengan handpiece
desain flap envelope/ angular
untuk memperluas area
padang saat mengkontur
sehingga tulang alveolar dapat
terlihat. Bila area pencabutan
sangat luas sehingga perlu
dilakukan insisi
mucoperiosteal, yang
dilakukan di atas puncak
tulang alveolar ridge sampai
tandas tulang dengan
perluasan inisi ke daerah
4. Irigasi dengan salin kembali
untuk menghilangkan debris
5. Lakukan penyesuaian jaringan
lunak dengan dasar tulang
baru
6. Lakukan penjahitan simple
interrupted atau continuous
suture (pada luka yang luas)
menggunakan benang
resorbable
Prosedur simpel alveoplasti
pada tulang yang tidak rata/ tajam
di rahang bawah, yaitu.
1. Lakukan anastesi lokal
2. Lakukan insisi linear di atas
tulang yang tajam dengan
jarak 1 cm hingga tandas
tulang (crestal incision)
3. Lakukan pengurangan tulang
menggunakan rongeur (area
luas) kemudian bone file/ bone
bur dengan handpiece untuk
menghaluskannya
4. Irigasi dengan saline agar
debrisnya hilang
5. Lakukan penutupan luka
dengan menggunakan teknik
continuous suture
pressure) apabila terdapat
fraktur
4. Reposisi jaringan lunan di
sekitarnya
5. Pada area pasca pencabutan
gigi, pengurangan tulang dapat
dilakukan menggunakan bur
pada daerah distal gigi
6. Haluskan menggunakan bone
file
7. Lakukan penutupan luka
dengan menggunakan teknik
continuous suture atau
interrupted
B. Intraseptal Alveoplasti
Merupakan alternatif lain untuk
mengurangi tulang alveolar yang tidak
rata, tidak perlu membuang area
korteks labial berlebihan karena
dilakukan di area tulang interseptal.
Keuntungan lainnya, yaitu dibanding
dengan pengurangan tulang labial,
pengurangan daerah interseptal
mempunyai efek resorbsi tulang yang
lebih rendah. Kerugiannya adalah
kontraindikasi implan.
Teknik ini digunakan pada
keadaan yang kontur tulangnya
regular dan tinggi tulangnya memadai C. Pengurangan Tuberositas
namun terdapat undercut yang dalam Maksilaris (Jaringan Keras)
pada daerah labial vestibulum karena Penambahan area tuberositas
bentukan dari tulang alveolar ridge maksilaris secara vertikal atau
dan area pasca pencabutan gigi. horisontal merupakan hasil dari massa
Prosedurnya, yaitu. tulang yang bertambah serta
1. Insisi mucoperiosteum ketebalan jaringan lunak di atas tulang
dilakukan di atas puncak tersebut. Untuk menentukan
alvelar ridge bertambahnya massa tulang dapat
2. Lakukan pengurangan pada digunakan foto radiografi sebelum
daerah interseptal operasi atau selective probing
menggunakan rongeur menggunakan jarum anastesi lokal.
berukuran kecil Mengkontur ulang tulang pada area
3. Lakukan penekanan tulang tuberositas maksilaris dibutuhkan
menggunakan jari (digital untuk menghilangkan tulang yang
tidak rata atau membuat space
interarch yang kuat (dibutuhkan untuk
penempatan protesa). Prosedurnya,
yaitu.
1. Lakukan anastesi lokal secara
infiltrasi atau posterosuperior
alveolar dan anastesi blok
palatinus mayor
2. Buat insisi di daerah puncak
tulang yang meluas hingga
bagian posterior tuberositas
maksilaris menggunakan blade
no. 12. Dapat juga D. Eksostosis Bukal dan Undercut
menggunakan full-thickness yang Parah
mucoperiosteal flap untuk Eksotosis dan undercut yang
membuat akses yang lebar di parah sering ditemukan di daerah
daerah bukal dan palatal area maksila dibanding mandibula.
tuberositas maksilaris Prosedur pengurangan eksostosis,
3. Menghilangkan kelebihan yaitu.
tulang menggunakan rongeur 1. Lakukan anastesi lokal infiltrasi
atau alat rotari untuk pada daerah yang akan
mencegah perforasi dasar dilakukan pengurangan tulang.
sinus maksilaris Untuk area mandibular,
4. Menghaluskan kembali tulang dilakukan anastesi inferior
menggunakan bone file alveolar block
5. Menghilangkan debris 2. Lakukan insisi 1-1,5 cm di atas
menggunakan larutan salin tulang yang akan dilakukan
6. Adaptasi kembali flap pengkonturan. Untuk kasus
mucoperiosteal eksostosi, dilakukan insisi full-
7. Lakukan penutupan flap dan thickness mucoperiosteal flap
lepas jahitan H+7. Apabila 3. Menghilangkan kelebihan
akan dilakukan pencetakan tulang menggunakan rongeur,
gigi ditunggu selama 1 bulan alat rotari (area yang luas)
pasca operasi atau bone file (area yang
8. Apabila terdapat perforasi sempit)
sinus yang luas, diberikan 4. Adaptasi kembali jaringan
antibiotik dan sinus lunak dan pastikan tulang
dekongestan selama 7-10 hari sudah halus dan rata serta
pasca operasi palpasi daerah yang sudah
dilakukan pengurangan tulang
5. Lakukan penutupan luka
dengan menggunakan teknik
continuous suture atau
interrupted
6. Apabila akan dilakukan
pencetakan gigi ditunggu
selama 1 bulan pasca operasi
Penanganan ekstosis yang
luas dan butuh pengurangan, tindakan
perawatan yang terbaik dengan
membuat undercut kecil kemudian
aplikasi dengan autogenous atau
allogeneic bone material. Contohnya
pada area anterior maksila dan
mandibula. Prosedurnya, yaitu.
1. Lakukan anastesi lokal secara
infiltrasi
2. Lakukan insisi secara vertikal
untuk membuat undercut di
area maksila dan mandibula
3. Dengan elevator kecil khusus,
dibuat lubang (subperiosteal)
sehingga bahan bonegraft
dapat dimasukkan
4. Aplikasi bahan bonegraft dan
tutup dengan membran
resorbable
5. Apabila akan dilakukan
pencetakan gigi ditunggu
selama 1 bulan pasca operasi E. Eksostosis Lateral Palatal
Pada kasus ini, dapat
mengakibatkan gangguan pembuatan
protesa karena adanya undercut dan
sering mengakibatkan ulserasi.
Prosedurnya, yaitu.
1. Lakukan anastesi lokal secara
infiltrasi dan anastesi blok
palatinus mayor pada area
yang akan dilakukan insisi
2. Lakukan insisi di atas tulang
dari posterior tuberositas
maksilaris hingga di atas
tulang yang akan dilakukan
pengurangan. Perhatikan
stuktur anatomis dari palatum
karena terdapat foramen lidah karena dapat
palatinus yang terdapat saraf menyebabkan trauma pada
dan pembuluh darah saraf lingual
3. Lakukan pengurangan tulang 3. Kemudian buat full-thickness
menggunakan alat rotari atau mucoperiosteal flap untuk
bone file membuka area ridge
4. Menghilangkan debris mylohyoid dan perlekatan otot
menggunakan larutan salin mylohyoid. Serat otot dapat
5. Lakukan penutupan luka terambil karena insisi pada
dengan menggunakan teknik area tulang sehingga dapat
continuous suture atau terlihat area jaringan lemak
interrupted 4. Lakukan pengurangan tulang
yang tajam menggunakan alat
rotari dengan perlindungan
jaringan lunak atau bone file
Setelah dilakukan
pengurangan tulang pada area ridge
mylohyoid, diharapkan dapat
membantu penempatan protesa
dengan stabil.

F. Pengurangan Ridge Mylohyoid


Daerah yang mempengaruhi
pembuatan protesa yang tepat, yaitu
area ridge mylohyoid karena terdapat
perlekatan otot yang dapat
mempengaruhi ketidakstabilan
protesa. Beberapa cara dilakukan
dalam menangani masalah ini, yaitu G. Pengurangan Genial Tuberkel
dengan augmentasi pada daerah Ketika mandibula mulai
posterior mandibula atau mengalami resorbsi, area perlekatan
pengurangan area ridge mylohyoid. otot genioglossus pada area
Prosedur pengurangan area ridge mandibula anterior akan menonjol
mylohyoid, yaitu. sehingga dapat mengganggu
1. Lakukan anastesi lokal dengan kestabilan protesa. Oleh karena itu,
metode inferior alveolar, bukal, diperlukan pengurangan agar protesa
dan lingual blok dapat ditempatkan dengan stabil.
2. Buat insisi linear di atas Perlu dipertimbangkan kembali
puncak tulang alveolar pada perawatan untuk mengatasi keadaan
daerah posterior mandibula. ini, seperti augmentasi atau
Insisi jangan melebihi area pengurangan tulang.
Prosedur augmentasi pada mengganggu harus segera
area penonjolan tulang genial dihilangkan karena mempengaruhi
tuberkel, yaitu. pembuatan protesa. Apabila torus
1. Lakukan anastesi infiltrasi dan kecil dapat dibiarkan saja. Bentukan
bilateral lingual nerve blok torus kecil yang tidak rata, terdapat
2. Buat insisi linear di atas undercut yang tajam, dan di area
puncak tulang area premolar posterior palatal seal harus
hingga hingga ke mid-line dihilangkan.
mandibula Prosedur penghilangan torus
3. Kemudian buat full-thickness maksilaris, yaitu.
mucoperiosteal flap pada 1. Lakukan anastesi lokal infiltrasi
daerah lidah untuk membuka dengan metode bilateral
area genial tuberkel hingga greates palatine dan incisive
perlekatan otot genioglossus block
terlepas 2. Buat insisi linear di tengah
4. Mengurangi penonjolan tulang torus dengan vertikal oblique.
dengan menggunakan bur, Perlu diperhatikan jaringan
rongeur, dan bone file untuk lunak di area sekitar torus
menghilangkan genial tuberkel karena sangat tipis. Pada
5. Otot genioglossus dibiarkan rahang yang edentulous
untuk beradaptasi kembali digunakan insisi di atas tulang
dengan tulang yang baru alveolar ridge, sedangkan
pada rahang bergigi dilakukan
PENGHILANGAN TORUS insisi pada daerah sulkus
palatal. Apabila area pandang
A. Torus Maksilaris kurang jelas, dapat digunakan
Torus maksilaris merupakan desain full palatal flap
bentukan tulang eksostosis pada area 3. Menghilangkan torus yang
palatum. Sekitar 20% angka kejadian kecil dengan osteotome dan
torus ditemukan pada wanita dengan mallet. Untuk torus yang besar
prevalensi 2 kali dibanding pria. Torus menggunakan bur handpiece
mempunyai banyak bentuk dan dengan membagi torus
susunan, mulai dari yang halus hingga menjadi beberapa pecahan.
kumpulan massa tulang. Torus dapat Perlu diperhatikan kedalaman
mengakibatkan beberapa masalah pengurangan tulang karena
pada rahang yang bergigi, seperti dekat dengan tulang dasar
kesusahan dalam berbicara dan nasal, kemudian pecahan
ulserasi pada area palatum akibat dikurangi tulangnya
trauma. menggunakan osteotome dan
Sedangkan pada rahang yang mallet atau rongeur
tidak bergigi, torus dapat 4. Menghaluskan permukaan
mempengaruhi desain dan fungsi dari tulang menggunakan bone bur
protesa. Torus yang besar dan yang besar dan
menghilangkan undercut di
sekitar area torus
5. Tempatkan kembali jaringan
lunak dengan tekanan jari dan
perhatikan apabila terdapat
kelebihan jaringan yang
membutuhkan pemotongan
6. Lakukan penutupan luka
dengan menggunakan teknik B. Torus Mandibula
interrupted suture Torus mandibula merupakan
7. Aplikasi dressing untuk penonjolan tulang pada area lingual,
mencegah terbentuknya biasanya pada daerah premolar.
hematoma. Bila diperlukan, Pertumbuhannya sangat lambat.
aplikasi soft liner pada protesa Torus yang sangat besar dapat
sementara atau prefabricated mengganggu fungsi bicara dan
splint di area palatal untuk pengunyahan, tetapi torus pada
mencegah nekrosis rahang bergigi jarang dihilangkan.
Komplikasi yang sering terjadi Pada rahang yang edentulous
setelah pengurangan torus, yaitu diperlukan pengurangan tulang untuk
terbentuknya hematoma, fraktur, menjaga kestabilan protesa.
perforasi pada tulang dasar nasal, dan Prosedur penghilangan torus
nekrosis jaringan. Untuk mencegah mandibula, yaitu.
komplikasi, dilakukan irigasi yang 1. Lakukan anastesi lokal infiltrasi
adekuat, kebersihan mulut yang baik, dengan metode bilateral
dan aplikasi kondisioner pada protesa lingual dan inferior alveolar
atau splinting. 2. Lakukan insisi linear di atas
torus dengan jarak 1-1,5 cm
hingga tandas tulang (crestal
incision)
3. Ketika torus bilateral diambil
secara bersamaan, lebih baik
meninggalkan jaringan kecil di
garis tengah anterior sebanyak
2 sayatan untuk menghindari
hematoma pada anterior dasar
mulut dan mempertahankan
vestibulum lingual di area
mandibula anterior
4. Lakukan pengambilan torus
menggunakan mallet dan
osteotome dari arah tengah
mandibula. Garis pembagi
tulang dibuat cekungan
menggunakan bur secara
paralel sebelum menggunakan
osteotome. Perlu diperhatikan,
mukosa di atas torus lingual
sangat tipis
5. Lakukan penghalusan tulang
menggunakan bur atau bone
file
6. Tempatkan kembali jaringan
lunak dengan tekanan jari dan
perhatikan apabila terdapat
undercut dan mengevaluasi
kontur tulang
7. Lakukan penutupan luka
dengan menggunakan teknik
continuous suture atau
interrupted
8. Aplikasi gauze packs pada
dasar mulut untuk mencegah
edema dan hematoma
9. Apabila terjadi perforasi
mukosa, lakukan irigasi
dengan salin yang kuat

DAFTAR PUSTAKA
Hupp James R., Ellis III E, dan Tucker
Myron R. 2014. Contemporary Oral
and Maxillofacial Surgery Sixth
Edition. Elsevier Mosby.

Anda mungkin juga menyukai