Auxhausen
“mencapai kontinuitas tulang premaksila
dan sekmen lateral adalah tantangan
terakhir yang dihadapi ahli bedah celah
langit-langit mulut”
1950
Bila penanganan kasus celah maksila dilakukan
tanpa bone graft,
• Fistula Oronasal yang persisten
• Memburuknya kondisi periodontal pada gigi yang
berdekatan dengan celah
• Kurangnya support skeletal bagi bibir/hidung
• Ketidakstabilan struktur tulang maksila
• Kurangnya support bagi erupsi gigi
• Perawatan prostetik yang cenderung gagal.
1960
Skoog
• Gingivoperiosteoplasty : pembentukan jembatan
tulang sepanjang celah menuju sisi hidung
dengan rekonstruksi jaringan lunak.
WHEN?
Masa gigi bercampur
WHY?
Perkembangan maksilla sudah hampir sempurna (80%)
pada usia 8 tahun = gangguan pertumbuhan wajah bagian
tengah (midfacial) bisa diminimalisir
• Banyak laporan menyebutkan bahwa kasus
prosedur bone graft yang dilakukan selama
masa gigi bercampur dan sebelum erupsi gigi
kaninus menunjukkan hasil memuaskan.
(Success Rate>90%)
Indikasi
• Menciptakan lebar gingiva cekat dan dukungan
tulang yang adekuat bagi gigi yang berdekatan
dengan celah maksila
• Menutup oronasal fistula
• Meningkatkan dukungan bagi nasal alar base dan
bibir di sekitar celah
• Menciptakan bentuk ridge yang sesuai sehingga
memungkinkan optimisasi perawatan ortodontik
dan susunan gigi
• Memungkinkan stabilisasi sekmen premaksila dan
kontinuitas maksila secara keseluruhan
Kontraindikasi
• Pasien perokok : mengganggu penyembuhan
luka pasca bedah
• Pasien dengan OH buruk : meningkatkan
peluang terjadinya infeksi pasca operasi
• Traumatik oklusi : mengurangi tingkat
keberhasilan bone graft
• Gigi primer, supernumerary, gigi malformasi
pada celah harus dicabut saat proses bone
grafting dilakukan
Blade #15
ARMAMENTARIUM
Pinset
Sirurgis
Spuit 10cc
Iris Scissors
Suture Scissors
Needle Holder
Tongue
Retractor
Metzenbaum
Scissors
Raspatorium
TEKNIK BONE GRAFT PADA CELAH
MAKSILA
Persiapan
Intubasi nasotrakeal,
dilakukan pada sisi Persiapan Bahan
hidung yang tidak Anastesi Lokal Donor
terdapat celah
1 : 100.000 Persiapan steril Mandibular, tibial,
Oral Ring Adair Epinephrine calviral,
Elwyn (RAE) pada costochondral, iliac
midline crest bone
(alternatif)
INSISI
• Blade #15
• Pada vestibular, insisi paralel dimulai pada bagian superior dari cleft
yang membentang ke posterior pada mukosa bukal.
• Dokter bedah harus mengetahui ratio panjang/lebar dari flap;
idealnya panjang flap tidak boleh lebih dari tiga kali lebarnya.
• Flap dielevasi pada submukosa plane dan dasarnya tidak
mengganggu untuk memungkinkan rotasi ke daerah kerusakan.
• Flap dijahit pada daerah tersebut dengan resorbable everting
sutures, diawali dari ujungnya ke jaringan palatal.
• Untuk memaksimalkan perlekatan jaringan gingiva pada daerah
crest alveolar, flap di de-epitalisasi menggunakan blade no 15 pada
daerah yang mendasari gingiva cekat untuk mengembalikan flap
yang dielevasi pada awal prosedur.
• Flap terkeratinisasi dijahit diatas flap mukosa bukal.
• Apabila perlekatan mukosa yang diperoleh tidak adekuat, kerusakan
pada jaringan terkeratinisasi dibiarkan dengan catatan bahwa
cangkok palatal mungkin dapat dilakukan di kemudian hari jika
diperlukan.
• Keuntungan :
– tekanan yang minimal
– menghindari diseksi subperiosteal yang lebar dengan efek merusak
pertumbuhan maksila
– flap dapat dibuat ke palatal untuk membantu penutupan defek yang
besar.
– kerugiannya adalah pemindahan unattached mukosa ke daerah cleft, dimana dapat terjadi kompromis
kesehatan periodontal dimasa mendatang.Hal ini dapat dikurangi dengan penutupan flap gingival
keratinized diatas flap deepithelialized rotational.
3. Pertimbangan teknik pada kasus
Bilateral Cleft Maxilla
• Secara umum, teknik bone grafting pada kasus bilateral maxillary
cleft serupa dengan kelainan unilateral.
• elevasi mukosa vormer mungkin diperlukan untuk menutup dasar
hidung. Apabila ini terjadi, bone graft harus meluas sampai ke
vormer.
• Reposisi premaksila rutin dilakukan secara ortodintik sebelum
operasi. Reposisi premaksila jarang dilakukan secara bedah.
• Splinting acrylic interoklusal maksila dan 0.036-inch buccal arch
wire dapat digunakan untuk membantu stabilisasi premaxilla.
Grafting dilakukan bersamaan dengan menempatan splint.
• Stabilisasi premaksila merupakan critical step untuk mencapai
kesuksesan grafting dari bilateral cleft maksila. Apabila terjadi
mobiliti atau trauma oklusi harus diatasi sepertti diatas.
• Design flap juga mempengaruhi kesuksesan grafting pada kasus ini.
Flap palatal sering dibutuhkan untuk penutupan lapisan oral.
Pertimbangan Pasca Bedah
• Menghisap kuat
HINDARI TRAUMA daerah bedah
• Memaksa cairan
masuk melalui celah
Pergerakan Gigi
• Pergerakan gigi secara orthodontik bisa
dilakukan 3 minggu pasca penempatan bone
graft
• Pergerakan ini akan merangsang maturasi
graft
Ekspansi Lengkung Rahang
• Presurgical
(+)Berguna untuk merapikan sekmen celah yang
besar maupun kecil, menghilangkan hubungan
traumatic crossbite dengan mandibula
(-) defek yang besar, membutuhkan mobilisasi
jaringan lunak dan jaringan tulang yang besar,
menyebabkan tingkat kesuksesan bone graft
tidak bisa diprediksi
Ekspansi Lengkung Rahang
• Postsurgical
• Ekspasi postgraft harus ditunda hingga luka sembuh secara
sempurna.
• Idealnya, hal tersebut dimulai 6 minggu pasca operasi karena
memungkinkan maturasi bahan graft melalui stress pada
graft.
• Jumlah ekspasnsi harus mampu mengoreksi relative transfer
discrepancy. Defisiensi anteroposterior maksila harus
dipertimbangkan sehingga saat maksila dimajukan, lebar
lengkung bisa dikoordinasi. Harus diberikan perhatian untuk
menghindari over koreksi dari lebar maksila yang bisa
menyebabkan segmentasi yang tidak perlu selama
perkembangan maksila pada segmen skeletal yang
sebelumnya dioperasi.
Minor Dehiscence
• Minor dehiscence atau ekstrusi sebagaian kecil dari
graft bisa terjadi. Minimal debridemen harus
dilakukan. Obat kumur antibakteri dan diet lunak harus
diresepkan bersamaan dengan pemeliharaan oral
hygine yang adekut. Irigasi daerah bedah dengan atau
tanpa lapisan kasa petroleum sangat membantu.
Konsumsi antibiotic sistemik jangka pendek juga bisa
diresepkan. Walupun dehiscence jarang terjadi
penanganannya hampir sama tetapi lebih banyak
debridemen yang dibutuhkan untuk
penatalaksanaannya. Upaya penutupan daerah yang
terkontaminasi tidak disarankan.
Infeksi
• Infeksi jarang terjadi, dan bila infeksi terjadi
antibiotik oral harus diberikan. Debridement
harus dilakukan bila perlu. Packing dengan
kasa petroleum dan prosedur irigasi setiap
hari disarankan.
Fistula Bukal
• Fistula bukal hampir selalu tertutup setelah
bone grafting. Fistula palatal yang persisten
bisa terjadi dan harus ditutup pada kunjungan
berikutnya. Walaupun pola erupsi gigi yang
laporkan bervariasi, penulis menemukan
bahwa erupsi gigi secara spontan hampir
selalu terjadi, dan bedah pada gigi geligi yang
belum erupsi setelah bone graft dilakukan
jarang terjadi.
TERIMA KASIH
Referensi
1. Von Eiselsberg TW: Zur technik der uranoplastik, Arch Klin Chir 64:509, 1901.
2. Lexer E: Die verwendung der freien knochenplastik nebst versucler uber gelenentransplantation, Arch
Klin Chir 86:942, 1908.
3. Drachter R: Die gaumenpalate und cherenoperative berandlung, Dtach Zachr Chir 134:2, 1914.
4. Koberg WR: Present view on bone grafting in cleft palate: a review of the literature, J Maxillofac Surg
1:185, 1973.
5. Schmid E: Die Annaherung der Kieferstempfebei Lippen-Kiefer. Gaumensplaten: Ihre schadlichen
Folgen und Vermeidung, Forschr Keifer Gesichtschir 1:168,1955.
6. Pruzansky S: Pre-surgical orthopedics and bone grafting for infants with cleft lip and palate: a dissent.
Presented at the 1963 Convention of the American Cleft Lip and Palate Association, Washington, DC.
Accessed March 4, 2013, at: digital.library.pitt.edu/c/
7. Berkowitz S: Gingivoperiosteoplasty as well as early palatal cleft closure is unproductive, J Craniofac
Surg 20:1747, 2009.
8. Pickrell K, Quinn G, Massengill R: Primary bone grafting of the maxilla in clefts of the lip and palate: a
four year study, Plast Reconstr Surg
9. Robertson NRE, Jolleys A: Effects of early bone grafting in complete clefts of lip and palate, Plast
Reconstr Surg 42:414, 1968.
10. Kuijpers-Jagtman AM, Long RE: The influence of surgery and orthopedic treatment on maxillofacial
growth and maxillary arch development in patients treated for orofacial clefts, Cleft Palate Craniofac J
37:527, 2000.
11. Rehrmann AH, Koberg WR, Koch H: Longterm postoperative results of primary and secondary bone grafting in complete
clefts of lip and palate, Cleft Palate J 7:206, 1970.
12. Skoog T: The management of the bilateral cleft of the primary palate (lip and alveolus), Plast Reconstr Surg 35:34, 1965.
13. Matic DB, Power SM: The effects of gingivoperiosteoplasty following alveolar moldingwith a pin-retained Latham
appliance versus secondary bone grafting on midfacial growth in patients with unilateral clefts, Plast Reconstr Surg
122:863, 2008.
14. Grayson BH, Cutting CB, Wood R: Preoperative columella lengthening in bilateral cleft lip and palate, Plast Reconstr
Surg 92:1422, 1993.
15. Boyne PJ, Sands NE: Secondary bone grafting of residual alveolar and palatal clefts, J OralSurg 30:87, 1972.
16. Boyne PJ, Sands NE. Combined orthodontic surgical management of residual palatealveolar cleft defect. J Orthod Res
70:20, 1976.
17. Turvey TA, Ruiz RL, Tiwana PS: Bone graft construction of the cleft maxilla and palate. In Losee JE, Kirschner RE, editors:
Comprehensive cleft care, New York, 2009, McGraw-Hill.
18. Abyholm FE, Bergland O, Semb G: Secondary bone grafting of alveolar clefts, Scand J Plastic Reconstr Surg 15:127,
1981.
19. Turvey TA, Vig K, Moriarty J, Hoke J: Delayed bone grafting in the cleft maxilla and palate: a retrospective
multidisciplinary analysis, Am J Orthod 86:244, 1984.
20. Precious DS: A new reliable method for alveolar bone grafting at about 6 years of age, J Oral Maxillofac Surg 67:2045,
2009.
21. Horswell BB, Henderson JM: Secondaryosteoplasty of the alveolar cleft defect, J Oral Maxillofac Surg
61:1082, 2003.
22. Rawashdeh MA, Telfah H: Secondary alveolar bone grafting: the dilemma of donor site selection and
morbidity, Br J Oral Maxillofac Surg 46:665, 2008.
23. Boyne PJ: Use of marrow-cancellous bone grafts in maxillary alveolar and palatal clefts, J Dent Res 53:821,
1974.
24. Salyer KE, Jackson IT, Bardach J: Correction of skeletal defects in secondary cleft lip and palate deformities.
In Bardach J, Salyer KE, editors: Surgical techniques in cleft lip and palate, ed 2, St Louis, 1991, Mosby.
25. Hassanein AH, Greene AK, Arany PR, Padwa BL: Intraoperative cooling of iliac bone graft: an experimental
evaluation of cell viability, J Oral Maxillofac Surg 70:1633, 2012.
26. Bardach J, Salyer KE, Noordhoff MS: Bilateral cleft lip repair. In Bardach J, Salyer KE, editors: Surgical
techniques in cleft lip and palate, ed 2, St Louis, 1991, Mosby.
27. Dempf R, Teltzrow T, Kramer FJ et al: Alveolar bone grafting in patients with complete clefts: a comparative
study between secondary and tertiary bone grafting, Cleft Palate Craniofac J 39:18, 2002.