Anda di halaman 1dari 7

Naskah Asli

Isolasi dan Identifikasi Struktur Karotenoid dari Ekstrak Bayam Merah


(Amaranthus Tricolor L.)
Novi Sulistyaningrum
Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Badan Litbangkes, Kemenkes RI
email: novisulistya@litbang.depkes.go.id

Diterima : 14 Maret 2014 Direvisi : 7 April 2014 Disetujui : 2 Juni 2014

Abstract

Amaranthus tricolor L. was reported as source of carotenoid compounds (tetraterpenoids) which is a natural
pigments and has bioactivity as antioxidants. They are beneficial to health. Carotenoids isolate are obtained by
maceration method in methanol, saponification with KOH / MeOH 5%, fractionated by vacuum column
chromatography, preparative thin layer chromatography (preparative-TLC) repeatedly and each fraction
monitored using thin layer chromatography (TLC). Structure analysis of carotenoids based on UV, IR and GC-
MS spectroscopic data showed similarities as lutein structure.

Keywords: Amaranthus tricolor L., Carotenoid, Lutein, Spectroscopic.

Abstrak

Amaranthus tricolor L. dilaporkan sebagai sumber senyawa karotenoid (tetraterpenoid) yang merupakan
pewarna alami dan antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan. Isolasi karotenoid dilakukan melalui tahapan
metode maserasi dalam metanol, saponifikasi dengan larutan KOH/MeOH 5 %, fraksinasi dengan metode
kromatografi cair vakum (KCV), kromatografi lapis tipis preparatif (KLTp) secara berulang dan setiap fraksi
dimonitoring menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT). Hasil analisis struktur karotenoid dengan
spektroskopi ultra violet (UV), infra merah (infra red, IR) dan gas chromatography-mass spectrometry (GC-
MS) diketahui memiliki kemiripan dengan struktur lutein.

Kata kunci : Amaranthus tricolor L., Karotenoid, Lutein, Spektroskopi.

Pendahuluan lompok tanaman bayam-bayaman). Ama-


Penelitian ilmiah terhadap kandungan ranthaceae pada umumnya adalah tum-
zat warna alami dari tumbuhan semakin buhan terna berumur pendek yang tersebar
berkembang. Hal ini disebabkan karena zat di daerah-daerah tropika dan sub-tropika.
warna alami banyak digunakan dalam Amaranthus tricolor berasal dari daerah
industri makanan. Disamping itu zat warna Amerika tropis dan disebut tricolor karena
alami dari tumbuhan warnanya lebih daunnya berwarna 3 yaitu hijau, merah dan
menarik dan relatif aman untuk di- keunguan. Namun dari jenis ini ada yang
konsumsi sehingga dapat meminimalisir berwarna hijau saja atau merah saja.
timbulnya penyakit yang disebabkan oleh Daunnya memiliki kandungan protein
zat warna sintetik. 1 yang cukup tinggi, cukup banyak mengan-
dung asam amino, steroid, asam lemak
Salah satu tumbuhan yang potensial serta kaya akan besi, kalsium dan karoten.2
sebagai sumber zat warna alami adalah Kandungan asam folat dan asam oksalat
bayam merah (Amaranthus tricolor). tumbuhan Amaranthus tricolor L. Ber-
Tumbuhan ini merupakan salah satu manfaat untuk menurunkan kadar koles-
spesies dari famili Amaranthaceae (ke - terol, mencegah sakit gusi, merawat kulit -

75
kepala dan rambut, serta mengobati rasa tricolor L.), berasal dari kota Batu-
lesu akibat kurang darah. Lebih dari itu, Malang, Jawa Timur. Proses penelitian
kandungan seratnya yang tinggi sangat dilakukan dengan mengisolasi karotenoid
bagus untuk pencernaan dan juga terlebih dahulu hingga diperoleh senyawa
merupakan sumber zat warna alami karo- karotenoid tunggal (isolat) yang kemudian
tenoid.3 dianalisa struktur-nya berdasarkan serapan
Karotenoid tersebut adalah pewarna UV, IR dan GC-MS.
alami yang larut dalam lemak, metabolit Isolasi Karotenoid
sekunder dari jenis terpenoid4 berupa
Isolasi karotenoid dilakukan dengan
suatu poliisoprenoid panjang (terdiri atas
modifikasi dari prosedur standar analisis
40 atom karbon/tetraterpen) yang me-
karotenoid.7 Eksraksi karotenoid dilaku-
ngandung ikatan rangkap dan tersusun dari
kan dengan teknik maserasi dalam pelarut
rantai poliisoprena simetris terhadap pusat
metanol teknis, diuapkan pelarut-nya,
ikatan. Kedua molekulnya mengandung
ditambah larutan NaCl jenuh lalu dipartisi
cincin sikloheksena yang tersubstitusi.5
dengan campuran n-heksana/dietil eter
Karotenoid dapat ditemukan dalam tum-
(1:1), diuapkan pelarutnya dan disaponi-
buhan, beberapa jenis hewan, alga, bakteri
fikasi dalam larutan KOH/metanol 5%
dan jamur. Pigmen karotenoid pada
selama 3 jam pada suhu kamar. Hasil
tumbuhan mempunyai dua fungsi, yaitu
saponifikasi dipartisi kembali dengan n-
sebagai pigmen pembantu dalam foto-
heksana/dietil eter (1:1), dicuci dengan air
sintesis dan sebagai pewarna dalam bunga
destilasi, dikeringkan dengan Na2SO4
dan buah. Karotenoid merupakan pigmen
anhidrat kemudian diuapkan pelarutnya
yang berwarna kuning, oranye atau merah,
dan difraksinasi secara kromatografi ko-
sehingga dapat diidentifikasi melalui
lom dengan gradien eluen n-heksana/etil
warnanya.6
asetat, sehingga diperoleh fraksi-fraksi.
Penelitian sebelumnya terhadap tum- Keberadaan karotenoid dalam setiap taha-
buhan Amaranthus tricolor yang berasal pan isolasi dimonitor menggunakan plat
dari negara Cina telah ditemukan senyawa aluminium kromatografi lapis tipis (KLT)
zat warna lutein (sebagai komponen SiO2 60 GF254 dengan eluen n-hek-
utamanya), zeasantin, violasantin, neo- sana:aseton (70:30). Selanjutnya fraksi
santin, -karoten.7 Tumbuhan yang sama yang dominan dimurnikan dengan metode
dari Malaysia menghasilkan senyawa kromatografi lapis tipis preparatif (KLTp)
karotenoid jenis -karoten dan lutein.8 hingga diperoleh isolat yang selanjutnya
Berdasarkan uraian di atas, maka dianalisa strukturnya menggunakan spek-
dalam penelitian ini dilakukan isolasi kom- troskopi UV, IR dan GC-MS.
ponen utama senyawa karotenoid dari tum- Analisis Spektroskopi Ultra Violet (UV)7
buhan bayam merah (Amaranthus tricolor Analisis spektroskopi UV dilakukan di
L.) yang tumbuh di Indonesia sebagai laboratorium Kimia Universitas Surabaya
sumber zat warna alami dan dianalisa dengan spektrofotometer UV-1700 (Shi-
strukturnya dengan spektroskopi UV, IR madzu) dalam pelarut n-heksana pada pan-
dan GC-MS. jang gelombang 350-600 nm.
Metode Infra Merah/Infra Red (IR)
Penelitian dilakukan di Laboratorium Analisis spektroskopi IR dilakukan di
Kimia Organik, Institut Teknologi Sepuluh laboratorium Kimia Universitas Surabaya
Nopember Surabaya. Sampel yang diguna- dalam pelet KBr menggunakan spektro -
kan adalah bayam merah (Amaranthus -

76 Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol.4.2.2014:75-82


,VRODVL 'DQ ,GHQWL¿NDVL 6WUXNWXU 1RYL 6XOLVW\DQLQJUXP

meter IR Buck 500 pada daerah 600-4000 Isolat karotenoid yang diperoleh diuji
cm-1. kemurniannya dengan menggunakan 3
Gas Chromatography-Mass Spectrometry campuran eluen yang berbeda (Gambar 1),
(GC-MS)9 menunjukkan spot (noda) tunggal yang
berarti isolat tersebut sudah merupakan
Analisis GC-MS dilakukan di senyawa tunggal.
Laboratorium Kimia Universitas Gadjah
Mada, dengan pengembangan metode Hasil analisa spektrofotometer UV
yang ada menggunakan spektrometer mas- isolat yang ditunjukkan pada Gambar 2
sa GC-17A Shimadzu QP-5000, kolom adalah khas untuk senyawa karotenoid
CPSil 5CB (25 m x 0,25 mm). Suhu kolom yang me-nyerap sinar UV pada daerah
180 oC s/d 300 oC dengan kenaikan 10 300-600 nm, terdiri atas sebuah puncak
o
C/menit. Suhu injektor 300 oC, split rasio utama dan dua puncak tambahan pada
57. Tekanan gas pembawa 12 kPa, total kedua sisi puncak utama. Serapan-serapan
aliran 30 ml/menit. Volume injeksi 1 PL. ini muncul karena adanya transisi noS*
dan SoS* yang menunjukkan adanya
Hasil Dan Pembahasan ikatan rangkap terkonjugasi pada senyawa
Isolasi Karotenoid dari tumbuhan Bayam karotenoid.
Merah (Amaranthus tricolor L.) Analisis spektroskopi IR terhadap
Isolasi senyawa karotenoid dari tum- isolat (Gambar 3) memperkuat hipotesis
buhan bayam merah (Amaranthus tricolor dari hasil analisis spektroskopi UV bahwa
L.) menghasilkan senyawa murni (isolat) iso-lat merupakan golongan senyawa karo-
berwujud pasta berwarna oranye ke- tenoid, dengan ciri rantai poliena (ikatan
merahan. Data spektroskopi UV-Vis Omaks rangkap) alifatik terkonjugasi10 pada
(n-heksana) 432, 456 dan 483 nm. Data IR serapan bilangan gelombang 1706,4 cm-1
#maks (KBr) 3422,6; 2932,3; 2864,9; menunjukkan vibrasi ulur C=C terkon-
2744,7; 2696,6; 1706,4; 1586,3; 1466,1; jugasi yang diperkuat oleh serapan C-H
1370,1; 1206,7; 1149; 1091,3 cm-1. Data dari ikatan rangkap terkonjugasi pada
MS: 532 >M+ - 18 - 18 @, 312 >M+ - 256@, bilangan gelombang 1586,3 dan 1466,1
193 >M+ - 375@, 167 >M+ - 401@, 153 >M+ - cm-1.
415@ dan 43.

(a) (b) (c)

Gambar 1. KLT SiO2 60 GF254 fraksi A1 dengan eluen :(a) n-heksana:kloroform


(90:10), (b) n-heksana:dietil eter (95:5), (c) n-heksana:etil asetat (95:5)

77
Gambar 2. Spektrum UV isolat dalam n-heksan

%T

1/cm
Gambar 3. Spektrum IR isolat dalam pelet KBr

Serapan lebar pada bilangan gelom- oleh serapan pada bilangan gelombang
bang 3422,6 cm-1 menunjukkan adanya 1370 cm-1 yang ditimbulkan oleh vibrasi
gugus hidroksil (-OH). Adanya gugus ulur C-C, dari gugus metil.
hidroksil ini diperkuat dengan adanya
Analisa spektrum massa, terhadap
vibrasi ulur dari C-O- pada bilangan
puncak dengan waktu retensi (tR) 15,267
gelombang 1149 cm-1 dan 1091,3 cm-1.
menit, menunjukkan pola fragmen yang
Serapan tajam pada bilangan gelombang
sesuai dengan senyawa karotenoid. Jika
2932,3 cm-1 dan 2864,9 cm-1 menunjukkan diperhatikan puncak-puncak spektrum -
vibrasi ulur C-H alifatik yang didukung -

78 Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol.4.2.2014:75-82


,VRODVL 'DQ ,GHQWL¿NDVL 6WUXNWXU 1RYL 6XOLVW\DQLQJUXP

pada gambar 4, diduga puncak ion molekul yang diperoleh pada penelitian ini
isolat bukanlah pada m/z 532, tapi pada mempunyai kemiripan dengan spektrum -
m/z 568 yang selanjutnya mengalami massa senyawa lutein yang ditemukan oleh
pelepasan fragmen OH sebanyak dua kali
Mercadante dkk (1997), yaitu pada m/z
sebagai H2O menghasilkan ion m/z 550
532, 476, 458, 193, 153 dan 105 sehingga
dan 532. Puncak ion molekuler dengan
isolat hasil penelitian ini diduga sebagai
m/z 568 >M+@ dan 550 >M+ - 18@ tidak karotenoid jenis lutein.
terlihat pada spektrum karena struktur te-
lah mengalami proses hidrolisis sehingga Pembuktian senyawa lutein ini dapat
kedua gugus hidroksilnya lepas sebagai dilihat pada pola fragmentasi Gambar 6.
molekul H2O membentuk fragmen mo- Hilangnya fragmen – OH sebagai H2O
lekul dengan m/z 532 >M+ - 18 - 18@. ditunjukkkan oleh data fragmentasi dengan
Lepasnya molekul OH dalam struktur m/z 550 >M+ - 18@ dan 532 >M+ - 18 - 18@.
lutein sangat mungkin terjadi, karena Fragmen dengan m/z 312 ditunjukkan
senyawa karotenoid sangat rentan meng- dengan pemutusan pada rantai C13-C14 dan
alami degradasi oleh cahaya selama proses pada rantai C13’-C14’. Pemutusan rantai C9-
analisis.7 C10 dan C9’-C10’ menghasilkan fragmen
dengan m/z 193. Pemutusan rantai C8-C9
Mercadante, dkk (1997) mengatakan dan C8’-C9’ menghasilkan fragmen dengan
bahwa pada buah mangga telah berhasil m/z 167. Fragmen dengan m/z 153
ditemukan senyawa lutein (Gambar 5) diperoleh dengan pemutusan pada rantai
yang memberikan puncak ion molekul C7-C8 dan C7’-C8’. Fragmen m/z 193 dan
pada m/z 568 dan puncak-puncak lain m/z 153 adalah fragmen yang spesifik
pada m/z 550, 532, 476, 458, 193,153, 105
menunjukkan lepasnya cincin-E dengan
yang sesuai dengan rumus molekul
sebuah gugus hidroksil.12
C40H56O2.11 Data spektrum massa isolat

Gambar 4. Spektrum GC-MS isolat

OH

HO

Gambar 5. Struktur Lutein

79
m/z 550
m/z 193
m/z 256 m/z 401
m/z 153 18' OH
19 20 m/z 415 4'
m/z 312 m/z 375 5' 3'
16 17 m/z 167
7 11 15 14' 12' 10' 8' 6' 2'
m/z 18 1 9 13 13' 9' 1'
2 6 m/z 18
10 15'
16

8 12 14 11' 7'
m/z 375
m/z 312 m/z 167 16' 17'
3 5 m/z 415
4 20' 19' m/z 153
HO 18 m/z 256 m/z 193
m/z 401

m/z 550

Gambar 6. Fragmentasi Isolat

Berdasarkan analisa data spektrum massa, teh) dan dapat pula menyebabkan
kesesuaian antara data ion molekul (m/z) pelepasan molekul air seperti yang terjadi
dengan pola fragmentasi di atas mem- pada wortel dan kentang.13
perkuat dugaan bahwa isolat karotenoid
Kesimpulan
yang diperoleh dari penelitian ini memiliki
struktur menyerupai lutein. Lutein me- Isolasi senyawa karotenoid dari tum-
miliki spektrum yang sama dengan induk buhan bayam merah (Amaranthus tricolor
karoteQRLGQ\D \DLWX .-carotene, perbedaan L.) dari Malang, Jawa Timur diperoleh
terletak pada lokasi terminal dari ikatan komponen utama karotenoid yang struk-
rangkapnya.7 Degradasi karotenoid terjadi turnya menyerupai lutein setelah dianalisa
oleh berbagai macam faktor, diantaranya menggunakan spektroskopi UV, IR, GC-
karena perlakuan selama proses pe- MS.
ngemasan, kondisi penyimpanan aktivitas Ucapan Terima Kasih
enzim dan terjadinya oksidasi. Proses de-
gradasi karotenoid dapat menyebabkan Terima kasih kepada Dra. Yulfi Zetra,
terjadinya reaksi yang berakibat pada M.Si. Kementerian Pendidikan Nasional
perubahan struktur dan berkurangnya sebagai pemberi biaya penelitian Student
massa molekul karotenoid. Rantai poliena Grant. Laboratorium Kimia UGM Yogya-
(ikatan rangkap alifatik selang-seling) dari karta untuk pengujian spektroskopi GC-
karotenoid memberi peluang besar untuk MS, Laboratorium Kimia UNESA untuk
terjadinya oksidasi dan isomerisasi. Panas, pengujian spektroskopi UV dan IR.
cahaya dan asam merupakan pemicu Daftar Rujukan
terjadinya isomerisasi struktur trans-caro-
1. Aberoumand A. A. Review article on edi-ble
tenoids menjadi bentuk ciscarotenoids. pigments properties and sources as natural bio-
Proses oksidasi bergantung pada ke- colorants in foodstuff and food industry. World
tersediaan oksigen dimana karotenoid ter- Journal of Dairy & Food Sciences. 2011;
sebut berada membentuk apocarotenoid 6(1):71-78.
dan apocarotenals. Fragmentasi struktur 2. Aneja S., Vats M., Sardana S., Aggarwal S.
Pharmacognostic evaluation and phytoche-
yang berakibat menjadi lepasnya beberapa mical studies on the roots of Ama-ranthus
gugus menjadi molekul dengan massa mo- tricolor (Linn.). International Journal of
lekul yang lebih rendah merupakan akibat Pharmacheutical Sciences and Research. 2011;
dari proses oksidasi, dapat memicu pe- 2(9):2332-36.
rubahan rasa (misalnya pada wine atau -

80 Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol.4.2.2014:75-82


,VRODVL 'DQ ,GHQWL¿NDVL 6WUXNWXU 1RYL 6XOLVW\DQLQJUXP

3. Xiao Z., Lester G.E., Luo Y., Wang Q. 9. Careri M. , Bianchi F., Corradini C. Recent
Assessment of vitamin and carotenoid con- advances in the application of mass
centrations of emerging food products: edible spectrometry in food-related analysis. Journal
microgreens. J. Agric. Food Chem. 2012; 60: of Chromatography A. 2002; 970: 3-64.
76 í 10. Zeb A., Mehmood S. Carotenoids contents from
4. Mueller L., Boehm V. $QWLR[LGDQW DFWLYLW\ RI - various sources and their potential health
carotene compounds in different in vitro assays. applications. Pakistan Journal of Nutrition.
Molecules. 2011; 16:1055-69. 2004; 3(3): 199-204.
5. Wirahadikusumah M. Biokimia, me-tabolisme 11. Mercadante A.Z., Rodriguez D.B., Amaya,
energi, karbohidrat dan lipid. Bandung: ITB; Britton G. HPLC and Mass spectrometric
1985. analysis of carotenoids from mango. Journal of
6. Harborne J.B. Metode fitokimia, Edisi ke dua. agicultural chemistry. 1997; 45: 120-123.
Bandung: ITB; 1987. 12. Azevedo C.H., Meleiro, Rodriguez D.B.,
7. Rodriguez D.B., Amaya. A guide to carotenoid Amaya. Confirmation of the identity of the
analysis in foods. Washing-ton: ILSI Press; carotenoids of tropical fruits by HPLC-DAD
2001. and HPLC-MS. Journal of Food Composition
8. Tee, Siong E. Carotenoid composition and and Analysis. 2004; 17: 385-396.
content of malaysian vegetables and fruits by 13. Dutta D., Chaudhuri U.R. and Chakraborty R.
the aoac and hplc methods. Food Chemistry. Structure, health benefits, antioxidant property
1991; 41:309-339. and processing and storage of carotenoids.
African Journal of Biotechnology. 2005; 4(13):
1510-20.

81

Anda mungkin juga menyukai