b. Uraian Materi
Dalam rangka proses anabolismenya, sel tidak hanya perlu energi (ATP), tapi
juga membutuhkan senyawa pereduksi. Senyawa pereduksi yang langsung
dapat digunakan yang tersedia dalam sel adalah NADPH. NADPH berbeda
dengan NADH. NADH dioksidasi dalam rantai respirasi untuk menghasilkan
ATP, sedangkan NADPH berperan sebagai donor elektron dalam reaksi-reaksi
reduksi pada proses biosintesis.
O
I
O=P–O-
I
O-
Nikotinamida Adenin Dinukleotida Fosfat (NADP)
Pada jalur pentosa fosfat, NADPH dibentuk bila glukosa 6-fosfat diokasidasi
menjadi ribosa 5-fosfat. Gula lima karbon ini beserta derivat-derivatnya
Jalur pentosa fosfat juga mengkatalisis interkonversi gula dengan tiga, empat,
lima, enam, dan tujuh karbon melalui serangkaian reaksi non-oksidatif. Semua
reaksi tersebut berlangsung di sitosol. Pada tumbuhan, sebagian jalur pentosa
fosfat juga turut berperan dalam pembentukan heksosa dari CO2 pada
fostosintesis. Jalur pentosa fosfat kadang-kadang disebut juga pintas pentosa,
jalur heksosa monofosfat atau jalur oksidatifglukonat.
Tahap oksidatif jalur pentosa fosfat diawali oleh dehidrogenasi glukosa -6-fosfat
pada C-1, reaksi yang dikatalisis oleh glukosa 6-fosfat dehidrogenase (sangat
spesifik untuk NADP+). Hasilnya 6-fosfoglukono-δ-lakton, yaitu ester intra
molekul antara gugus karboksil pada C-1 dengan gugus hidroksil pada C-5.
Tahap berikutnya adalah hidrolisis 6-fosfoglukono-δ-lakton oleh laktonase,
membentuk 6-fosfoglukonat. Gula enam karbon ini kemudian mengalami
dekarboksilasi oksidatif oleh 6-fosfoglukonat dehidrogenase membentuk
ribulosa 5-fosfat. Sebagai akseptor elektron juga digunakan NADP+.
Tahap akhir, pada sintesis ribosa 5-fosfat adalah isomerasi ribulosa 5-fosfat oleh
fosfopentosa isomerase.
(1) (2)
Sampai dengan tahap reaksi ini, dihasilkan 2 NADPH dan 1 ribosa 5-fosfat
dihasilkan untuk setiap glukosa 6-fosfat yang dioksidasi.
Apa yang akan terjadi kemudian tergantung pada kebutuhan sel. Yang jelas,
banyak sel memerlukan jauh lebih banyak NADPH untuk reaksi-reaksi reduksi
pada biosintesis dibandingkan kebutuhannya akan ribosa 5-fosfat untuk
penggabungan ke dalam nukleotida atau asam nukleat. Pada keadaan ini,
proses akan berlangsung melalui tiga reaksi, dalam bentuk bagian non-oksidatif
jalur pentosa fosfat. Pada reaksi pertama, ribosa 5-fosfat akanmenerima 2 atom
C dari xylulosa 5-fosfat (senyawa ini diperoleh dari epimerasi ribulosa 5-fosfat),
menghasilkan sedoheptulosa-7-fosfat dan gliseraldehid-3-fosfat.
Reaksi ketiga, Eritrosa-4-P menerima 2 atom karbon dari molekul kedua xilulosa-
5-P, menghasilkan molekul kedua fruktosa-6-P dan gliseraldehid-3-P:
Glukosa-6-fosfat
Fruktosa-6-fosfat Ribosa-5-fosfat
Fruktosa-1,6-bisfosfat
_______
2 fruktosa-6-P dan 1 gliseraldehid-3-P menjadi 3 ribosa-5-P
II. Kebutuhan NADPH dan ribosa-5-P seimbang. Reaksi yang menonjol pada
keadaan ini adalah pembentukan dua NADPH dan satu ribosa-5-P dari
glukosa-6-P pada tahap oksidatif jalur pentosa fosfat.
2 NADP+ 2 NADPH
Glukosa-6-P Ribulosa-5-P
CO2
Ribosa-5-P
2 NADP+ 2 NADPH
Glukosa-6-P Ribulosa-5-P
CO2
Ribosa-5-P
Fruktosa-6-P
Fruktosa-1,6BP
NADP+ NADPH
Glukosa-6-P Ribulosa-5-P
CO2
Fruktosa-6-P Ribosa-5-P
Fruktosa-1,6BP
2ATP
Piruvat
Piruvat yang terbentuk pada reaksi-raaksi ini dapat diokasidasi lebih untuk
menghasilkan lebih banyak ATP atau digunakan sebagai unit penyusun pada
berbagai proses biosintesis.
---