Anda di halaman 1dari 3

Mempercayakan Hidup Sepenuhnya ke dalam Tangan Tuhan

Khotbah Pdt. Alex Leo – GBI DM Oktober 2017

Markus 4:35-41 – Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: “Marilah kita
bertolak ke seberang.” Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta
dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. Lalu
mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga
perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka
murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita
binasa?” Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: ”Diam! Tenanglah!” Lalu
angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Memgapa kamu begitu
takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang
lain: “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?”

Kalau kita melihat kepada peristiwa ini maka ada 2 hal yang bertolak belakang di mana Yesus dan murid-
murid-Nya yang saat itu sedang menghadapi badai yang dahsyat. Di satu sisi, ada pribadi Yesus yang tidur
dengan nyenyak.
Yesus bisa tidur dengan nyenyak sementara badai mengamuk dengan begitu dahsyat. Di sisi lain, murid-
murid Yesus ketakutan luar biasa, karena badai itu begitu besar dan air sudah mulai masuk ke dalam
perahu. Sehingga akhirnya mereka bangunkan Yesus supaya lakukan sesuatu. Yesus bangun,
menghardik badai itu dan seketika itu tenang.

Yang perlu kita renungkan adalah ada angin badai yang sangat besar sampai ombak membuat air mulai
masuk ke dalam perahu, tapi mengapa Yesus bisa tetap tidur dalam kondisi seperti itu? Buat manusia,
tidur berbicara keadaan di mana seseorang sama sekali tidak berdaya karena sedang tidak sadar
diri, tidak berjaga-jaga. Jadi kalau ada suatu bahaya tertentu, dia tidak bisa lakukan apapun dan bisa
binasa seketika itu juga kalau bahaya itu datang saat dia tidur. Berarti sebenarnya tidur adalah sebuah
aktifitas yang sesungguhnya tidak mudah dilakukan. Karena waktu kita tidur, kita harus percaya kalau
hidup kita ini aman. Karenanya kita harus mengerti, untuk orang yang sungguh-sungguh di dalam Tuhan,
tidur itu berbicara menyerahkan seluruh keberadaan hidup kita ke dalam tangan Tuhan. Itu yang dilakukan
oleh Yesus, sehingga dia bisa tetap tidur sementara ada badai yang begitu besar, karena Dia
menyerahkan seluruh kehidupan-Nya ke dalam tangan Bapa di sorga dan Dia percaya itu senantiasa
aman.

Sebaliknya, orang yang stress, sebagian besar tidak bisa tidur, karena pikirannya terus terkoneksi dengan
masalahnya. Pikirannya terus bekerja mencari cara untuk menyelesaikan masalahnya. Ada ketakutan dan
kekhawatiran yang terus menekan kalau masalah itu tidak kunjung selesai, yang membuat pikirannya terus
bekerja sehingga tidak bisa tidur. Berarti orang yang stress, yang tidak bisa tidur karena persoalan-
persoalan, dia tidak mampu menyerahkan/mempercayakan masalahnya kepada Tuhan. Pikirannya terus
bekerja/terkoneksi dengan masalahnya. Dan waktu kita terus pikirkan masalah yang kita juga tidak tahu

COOL Center – GBI Daan Mogot 2017


solusinya harus bagaimana, kekhawatiran akan semakin bertambah, ketakutan akan semakin besar dan itu
sangat menekan. Itu yang dialami oleh murid-murid Yesus.

Sebagian besar murid-murid Yesus punya latar belakang nelayan. Hampir pasti pada jaman itu, 2000
tahun lalu, seluruh keluarga mereka juga nelayan. Biasanya turun temurun, berarti murid-murid Yesus
sejak kecil sudah terbiasa naik perahu dan sudah berkali-kali mengalami badai. Dapat dipastikan mereka
sudah terlatih, dari kecil mereka sudah dibiasakan untuk mengendalikan perahu. Dari kecil mereka sudah
dilatih oleh orang tua mereka untuk menghadapi badai, oleh karenanya waktu mereka melihat ada badai,
mereka masih tenang karena merasa memiliki kemampuan untuk menghadapinya. Tapi ternyata, sekalipun
mereka coba kendalikan perahu dan atasi badai, badainya terlalu besar. Persoalan yang mereka hadapi
jauh lebih besar dari kemampuan yang mereka miliki, sehingga persoalan itu tidak teratasi malah semakin
buruk. Air mulai masuk memenuhi perahu, dan mereka berpikir sebentar lagi mereka pasti tenggelam dan
bisa mati binasa. Mereka mulai ketakutan dan panik, (ay.40-41) - Lalu Ia berkata kepada mereka:
“Memgapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Mereka menjadi sangat takut dan berkata
seorang kepada yang lain: “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?”
Kenapa mereka takut? Pertama, karena masalah mereka hadapi jauh lebih besar dari kemampuan yang
mereka miliki. Kedua, karena mereka tidak mampu mempercayakan masalah mereka kepada Yesus.
Padahal Yesus ada bersama mereka, Yesus ada dalam perahu mereka, tapi mereka tidak mampu
mempercayakan masalah yang mereka hadapi ke dalam tangan Tuhan Yesus. Demikian halnya setiap kita
percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, tapi tidak semua dari kita mampu untuk mempercayakan
hidup/persoalan kita ke dalam tangan Tuhan.

COOL Center – GBI Daan Mogot 2017


Panduan Diskusi Bahan Sharing COOL
MENGAPA SULIT MEMPERCAYAKAN HIDUP KITA PADANYA
Minggu Ke Dua Januari 2018

TUJUAN:
Mendorong semua anggota Cool untuk merenungkan Mengapa kita Cendrung Sulit Mempercayakan
Hidup kita kepadaNya. Khususnya ketika sedang menghadapi masalah, penderitaan dan kesulitan hidup
lainya, yang justru membuat banyak manusia merasa tertekan dan takut. Yang mana semestinya kita
sebagai anak Tuhan yang sudah mengambil keputusan menjadikan Yesus sebagai “kurios” yaitu Tuan dan
Pemilik tunggal kehidupan kita. Anak Tuhan seharusnya tidak perlu takut namun bersikap tenang dan
mulai belajar mempercayakan hidup sepenuhnya kepada pribadi yang dipercayainya yaitu Yesus Kristus.
Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”
Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: “Siapa gerangan orang ini,
sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?” Markus 4:40-41

LANGKAH-LANGKAH DISKUSI:
1. Pengalaman apa yang pernah saudara alami sehingga membuatmu sangat ketakutan / kuatir..?
2. Apakah ketakutan / kuatir saudara sudah selesai..?
a. Kalau sudah selesai, bagikan bagaimana penyelesaiannya..?
b. Kalau belum selesai, apa yang akan saudara lakukan selanjutnya …?
3. Berikan kesempatan bagi teman-teman anggota COOL yang lain untuk membagikan pengalaman
atau memberikan saran dan masukan kepada anggota COOL yang masih bergumul dengan
masalahnya.
4. Bentuk kelompok-kelompok kecil untuk berdoa bagi teman-teman anggota COOL yang masih
mengalami pergumulan diatas.

SUMMARY
Dari kesimpulan sharing tadi, Ada hal-hal yang harus kita pahami dan perhatikan mengapa kita takut
ketika di perhadapkan dengan “badai hidup” antara lain:
Kenapa mereka takut?
Pertama, karena masalah yang mereka hadapi jauh lebih besar dari kemampuan mereka sendiri. Kedua,
karena mereka tidak mampu mempercayakan masalah mereka kepada Yesus.

COOL Center – GBI Daan Mogot 2017

Anda mungkin juga menyukai