Anda di halaman 1dari 3

LUKAS 8 : 22 – 25

“TETAP PERCAYA DI TENGAH BADAI”


Saudara2 yang terkasih
Cerita Firman Tuhan ini sangat menarik untuk kita pelajari dan renungkan. Mengapa? Karena
saking menariknya, bagian firman Tuhan ini ditulis oleh 3 penulis sekaligus dalam 3 injil yaitu injil
Matius, Markus dan Lukas.
Murid2 menyeberng danau galilea, mereka dihantam badai dan hampir tenggelam tetapi
Tuhan ada dan menolong mereka.
Di pagi hari yang indah ini, saya ingin berbagi beberap hal berkaitan dengan firman Tuhan
yang telah kita abaca. Dari teks bacaan ini, pertama-tama marilah kita melihat bahwa ,murid2
dihantam oleh badai. Menurut ayatnya yang ke-22 dikatakan bahwa (baca ayat 22).
Dari ayat 22 ini firman Tuhan berkata dengan jelas bahwa murid2 tidak disuruh untuk
berangkat sendiri, murid2 tidak disuruh berlayar sendiri. Yesus ikut berlayar bersama mereka, Yesus
ikut menyeberang bersma-sama dengan mereka, namun tiba2 dalam bacaan ini tertulis bahwa Yesus
tertidur. Tertidur disini artinya Yesus sebagai manusia yang tidur. Tetapi sifat ke-Allah-annya tidak.
Banyak orang yang sering menggunakan ayai ini sebagai alasan bahwa ketika ada masalah
Yesus tidak ada bersama kita. Dia sedang tertidur. Lihat saja Lukas 8:23. Murid2 sedang diterpa
badai tetapi Yesus malah tidur. Apakah benar demikian? Apakaha benar ketika Yesus tidur, sifat-Nya
sebagai Allah juga tertidur ataukah hanya sifat Yesus sebagai manusia? Adalah salah jika kita
menganggap bahwa sifat ke-Allah-annya juga tidur. Karena sebagai Allah, Dia tidak akan tertidur.
Ketika itu Yesus datang sebagai manusia. Dan sebagaimana manusia normal, Yesuspun bisa capek
dan akhirnya tertidur. Jadi, jangan sampai ayat ini diasalah artikan.
Dalam bacaan kita tadi dikatakan bahwa ketika Yesus sedang tidur, ada badai besar yang
datang menghantam kapal mereka yang membuat kapal itu hamper tenggelam. Kalau kita lihat
kembali dari kisah di perjanjian lama, kita akan dapati 1 kisah yang mirip dengan kisah ini yaitu ketika
ada 1 orang yang sedang berlayar dan kapalnya hamper tenggelam. Itu adalah kapal Yunus. Yunus
diperintahkan oleh Tuhan untuk pergi ke Niniwe tetapi dia malah pergi ke Tarsis, dan akhirnya
gelombang besar datang dan hamper menenggelamkan kapal itu. Padahal Yunus dalam rangka tidak
taat pada Tuhan. Yunus dalam rangka melarikan diri dari Tuhan. Yunus dalam rangka melarikan diri
dari misi dan perintah yang Tuhan berikan pada dia. Jadi benar bahwa orang yang melarikan diri dari
Tuhan bisa dihantam oleh badai. Orang yang lari dari Tuhan bisa mengalami berbagai macam
persoalan dalam hidupnya.
Cerita tentang seorang pendeta yang curhat ke teman sesame pendeta tentang pelayanannya.
Ada banyak orang yang sebelumnya mengasihi Tuhan, sebelumya takut Tuhan, sebelumnya
ikut Tuhan tetapi kemudian lari dan menjauh dari Tuhan dan kemudian mereka ditempa oleh
berbagai persoalan.
Tapi dalam cerita firman Tuhan ini berbeda. Ini bukan tentang orang yang sedang lari dari
Tuhan, tetapi tentang orang yang sedang berjalan bersama-sama dengan Tuhan. orang yang sedang
berlayar bersama dengan Tuhan. orang yang sedang 1 perahu dengan Tuhan, tapi ternyata perahu
itu dihantam badai. Artinya apa? Artinya bahwa persoalan dan badai itu bukan hanya terjadi kepada
orang yang jauh dari Tuhan. bahkan orang yang dekat dengan Tuhan, hidup selalu melayani Tuhan-
pun tidak terlepas dari badai/persoalan. Atau dengan kata lain, orang yang dekat dengan Tuhanpun
selalu mendapat badai/persoalan.
Pada waktu Yesus memanggil kita menjadi murid-Nya, dia tidak berjanji bahwa kita akan
bebas dari kesulitan/persoalan. Dia tidak berjanji bahwa kita akan bebas dari seluruh penderitaan.
Atinya bahwa hidup dalam Tuhan bukan menjadi suatu jaminan bahwa hidup kita akan baik2 saja.
Bahkan bisa saja karena kita hidup dekat dengan Tuhan, hidup kita bisa sengsara dan susah.
Makanya ada lagu rohani “meskipun saya susah, menderita dalam dunia, saya mau ikut Yesus
sampai s’lama-lamanya”.
Berarti, ikut Yesus juga bisa menderita. Tidak ada jaminan. Kalau kita lihat dalam kisah
perjanjian lama tentang kisah ayub. Dia adalah orang yang hidupnya sangat dekat dengan Tuhan,
tapi justru karena ketaatannya kepada Tuhan itu membuat dia mengalami berbagai macam
pencobaan dan tantangan dalam hidupnya. Bahkan kekayaanya habis dalam 1 hari, anak2nya mati
dalam 1 hari.

1
Kesimpulannya bahwa orang yang lari dari Tuhan pasti akan mengalami kesulitan dan orang yang
hidupnya taat kepada Tuhan juga tidak akan bebas dari kesulitan. Mengapa demikian??
Pernah ada seorang pemuda bertanya kepada pendetanya : “Bapa pendeta, sebelum saya
ikut Tuhan hidup saya aman2 saja. Tetapi kenapa setelah ikut Tuhan, banyak sekali masalah dalam
hidup saya?” Si pendeta menjawab : “Bagus Nak. Berarti hidup kamu normal”. Si pemuda kembali
bertanya kenapa demikian? Karena waktu kita ikut Tuhan, setan pasti akan menjadi musuh kita.
Seperti ada lagu yang bialng “iblis itu musuh kita…………” Jika kita ikut Tuhan dan iblis musuh kita,
mana mungkin iblis tidak menyerang hidup kita??? Mana mungkin iblis tidak akan berusaha
menimpakan segala kemalangan dalm hidup kita?? Itupun kalau Tuhan izinkan. Itulah mengapa, ikut
Tuhan itu bukan semata-mata seperti jalan tol yang mulus tanpa hambatan. Bisa saja seperti jalan
Ruteng-Iteng yang bnyak lubang dan jurang terjal.
Bapa, mama, saudara2……………
Murid2 sedang belayar bersama Tuhan tapi dihantam badai. Ayat 23 berkata “sekonyong-
konyongnya turunlah taufan ke danau………..”. tanpa didduga sama sekali, tib2 badai datang dan
hamper menenggelamkan mereka. Yesus ada disitu bersama-sama dengan mereka tetapi anenhnya
ada badai yang datang menghantam mereka.
Walaupun pola hidup kita yang sangat Kristiani, pagi sembayang, siang sembayang, sore dan
malam sembayang, sekali lagi itu tidak menjadi jaminan kita akan hidup aman2 saja. Itu bukan
jaminan badai tidak akan menerpa kita. Cerita tentang seorang ibu yang sedih karena kehilangan
anak dan meminta bantuan pada Rabi yang hebat…. Setelah selesai sang Rabi berkata : Turunlah
kembali ke kampungmu dan terimalah kematian anakmu sebagai bagian dari kesusahanmu.
Kita tidak akan pernah lepas dari penderitaan selama kita hidup. Penderitaan hanya akan
berakhir kalau kita sudah mati. Itupun kalau masuk surga. Kalau masuk neraka, penderitaan jalan
terus.
Sampai-sampai ada yang berfikir bahwa dengan bunuh diri mereka akan terlepas dari segala
macam penderitaan. Itu salah besar. Justru ketika bunuh diri, kita akan lanjut ke penderitaan yang
sebenarnya dan penderitaan yang tiada akhir di neraka. Tetapi sebaliknya, ketika orang mati dalam
Tuhan, mati dengan percaya bahwa Tuhan adalah Juruselamat, disitu penderitaanya berakhir karena
sudah bersama dengan Tuhan di sorga. Firman Tuhan berkata : Tidak ada air mata lagi di sorga, yang
ada hanya kebahagiaan kekal bersama Yesus.
bapa mama saudara2…..
Mari kita sama2 melihat bagaimana reaksi para murid ketika sedang menghadapi badai itu.
Dalam ayat 24 mereka berkata : Guru, Guru, kita binasa…………..! Pertanyaan sekarang, apakah
mereka sudah binasa? Apakah ketika mereka berteriak : Guru, guru, kita binasa, itu menyatakan
bahwa mereka benar2 telah binasa? Belum. Baru hampir binasa. Mereka belum binasa tapi sudah
teriak teriak bilang kita binasa. Artinya apa? Disini terlihat jelas bahwa mereka belum binasa tetapi
sudah hilang kepercayaan akan Allah.
Tau dari mana mereka sudah hilang percaya? Pertama : Belum binasa tapi bilang sudah
binasa. Kedua : didalam ayat 25 Yesus berkata : Dimana kepercayaanmu? Ketika Yesus bertanya
demikian, itu jelas menandakan bahwa murid2nya telah hilang kepercayaan. Badai hidup, persoalan
hidup, masalah hidup seringkali membuat orang2 hilang kepercayaan kepada Tuhan.
Cerita tentang seorang pendeta yang mana ibunya bertanya Tuhan dimana ketika ia sudah hidung
taat tetapi Tuhan tidak menjawab doanya lewat kesembuhan ayahnya.
Si pendeta menjawab tidak tahu. Karena itu bukan pertanyaan yang membutuhkan jawaban
secara intelektual, tetapi itu pertanyaan yag lahir dari expresi/rasa ketidakpercayaan.
Maka dari itu, bacaan kita tadi menjelaskan bahwa ketika murid2 dihantam badai, mereka
kehilangan iman percaya mereka. Dan akhirnya ayat 24 mencatat Yesus bangun dan menghardik
badai itu.
Ada hal yang menarik dari ayat 24 ini ketika Yesus terbangun. 1 pertanyaan yang muncul
ialah : apa yang membuat Yesus terbangun? Atau hal apa yang membuat terbangun? Jika kita
membaca bagian ini dengan seksama maka kita akan menemukan bahwa : ketika ada badai besar,
badai itu tidak membangunkan Yesus. Ketika ada angin taufan yang besar juga, taufan itu tidak
membangunkan Yesus. Ketika ada gelombang besar menghantam, gelombang itu tidak
membangunkan Yesus. Ketika ada ancaman tenggelam, itu juga tidak membangunkan Yesus. Tapi

2
menariknya, ketika murid2 berseru : Guru, Guru, kita binasa! “, itu semacam seruan minta tolong,
seruan doa yang justru membangunkan Tuhan Yesus.
Dari bagian ini banyak sekali para ahli mengatakan bahwa : “Gelombang tidak akan
membangunkan Yesus, tetapi teriakan seorang anak minta tolong, justru itu yang membangunkan
sang Juruselamat”.
Dalam lagu Kidng Jemaat ada bagian yang berkata : Yesus, Tuhan, Dengar doaku”, teriakan
seperti itu, seruan doa seperti itu yang membangunkan Tuhan Yesus. Singkat cerita Tuhan Yesus
bangun dan menghardik angin badai itu dan akhirnya badai itu pun teduh. Berarti ini menandakan
bahwa Tuhan Yesus berkuasa atas alam semesta. Badai yang tadinya besar dan gelombang yang
hebat, patuh kepada Tuhan. Tuhan berkuasa atas Alam semesta. Tuhan Yesus berkuasa atas seisi
bumi.
Setelah Tuhan Yesus meneduhkan badai itu, Tuhan Yesus berkata : “Dimanakah
kepercayaanmu?” berarti Tuhan Yesus menuntut kita, walaupun sedang berjalan dalam badai atau
badai hidup sedang menimpa kita, kalau orang berjalan bersama Yesus, atau kalau Dia sedang
berjalan bersama kita, tidak ada yang perlu kita takutkan atau hilang iman kepercayaan kita. Kita
harus terus percaya bahwa Tuhan akan selalu ada bagi kita. Bahkan Daud dalam tulisannya berkata :
Sekalipun Aku berjalan dalam lembah kekelaman aku tidak takut, sebab Engkau besertaku. Ini berarti
bahwa, bejalan bersama Tuhan, tidak ada hal yang perlu kita takutkan. Sepanjang Tuhan masih ada,
kita tidak boleh hilang iman.
Cerita tentang Suku Indian yang pemberani…..
Kalau kita tahu bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, kalau kita tahu bahwa Tuhan
akan selalu menyertai kita, mengapa kita harus kehilangan iman?? Banyak orang diluar sana yang
akhirnya kehilangan iman karena merasa bahwa hidupnya tidak berarti lagi, merasa bahwa Tuhan
tidak ada, tapi firman Tuhan ingin mengatakan bahwa kita semua jangan sampai kehilangan iman
percaya kita kepada Tuhan apapun yang terjadi.
Akhir dari semua ini adalah pada 1 pertanyaan besar. Kalau memang Tuhan ada, mengapa
Tuhan izinkan kesulitan, masalah, badai terjadi dalam hidup kita? Ada banyak jawaban yang bisa
kita pakai untuk menjawab pertanyaan ini. Tapi ada 1 hal penting yang menjadi penekanan dalam
bacaan kita tadi yaitu di ayat yang ke 25 dikatakan bahwa : “Maka takutlah dan hen………(baca).
Bapa/mama saudara2……
Kita bisa melihat bersama bahwa gara2 badai ini, orang2 bisa mengenal Yesus lebih dalam.
“Siapa orang ini sebenarnya?” Sampai angina dan badai pun taat kepada Dia. Dengan kata lain, Yesus
bisa dikenal lebih dalam melalui badai2 kehidupan yang kita alami dalam kehidupan kita.
Kalau kita tidak pernah sakit, bagaimana kita bisa kenal Dia sebagai dokter yang ajaib?
Kalau kita tidak pernah suisah, bagaiman kita bisa mengenal Dia sebagai penghibur?
Kalau kita tidak pernah mengalami jalan buntu , bagaimana kita bisa mengenal dia sebagai Pemberi
jalan keluar?
Kalau kita tidak pernah salah arah, bagaimana kita bisa mengenal Dia sebagai Pembimbing?
Kalau kita tidak pernah berdosa, bagaiman kita bisa mengenal Dia sebagai Juruselamat bagi orang
berdosa?
Hal2 yang terjadi dalam kehidupan kita, sebenarnya ingin memperkenalkan lebih jauh
kepada kita siapa Tuhan kepada kita. Apapun yang Tuhan izinkan terjadi dalam kehidupan kita,
hanya ingin memperkenalkan Tuhan lebih dalam lagi kepada kita.
Walaupun badai hidup menerpa kita, yakinlah bahwa Tuhan masih ada disni untuk kita dan
yakinlah bahwa ia senantiasa menyertai kehidupan kita. Amin

Anda mungkin juga menyukai