Anda di halaman 1dari 4

Yesus Selalu Ada Untukmu

Lukas : 24:21-26 Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan
bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.
22 Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah
pergi ke kubur,
23 dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada
mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup.
24 Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan
perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat."
25 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak
percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!
26 Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"

Lukas 24:30-35
30 Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya
dan memberikannya kepada mereka.
31 Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah
mereka.
32 Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan
kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?"
33 Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu.
Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka.
34 Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon."
35 Lalu kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka
mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

Pendahuluan

Pernahkah kita mengalami satu permasalahan rohani dalam hidup kita pada waktu kita merasa Tuhan
sepertinya jauh dari kita dan Tuhan sepertinya tidak memperdulikan pergumulan yang sedang kita alami?
Mungkin kita bergumul dalam kondisi sakit atau bergumul terhadap keluarga yang sakit. Kita berseru dan
bergumul tapi sepertinya Tuhan tidak mendengarkan doa kita. Pernahkah persoalan rohani itu kita alami dan
membuat kita menjadi susah? Atau dalam perjalanan karir, kita bermasalah dalam pekerjaan lalu
diberhentikan dalam pekerjaan atau kita punya usaha tetapi usaha tersebut mengalami kesulitan sehingga
mengalami kebangkrutan, lalu kita berdoa dan berseru kepada Tuhan tetapi sepertinya tidak ada tanda Tuhan
mengawasi dan membantu kita. Sepertinya Tuhan menutup apa yang kita serukan kepadaNya. Kalau kita
mengalami permasalahan seperti itu, itu adalah permasalahan rohani dan waktu kita mengalaminya,kita
seringkali menjadi orang yang bisa mengalami rasa kecewa dan putus asa : mengapa Tuhan tidak ada Bersama
saya?
Pada kisah Nabi Elia saat melawan nabi-nabi palsu, ia mengadakan reformasi terhadap orang-orang
Israel yang telah berbalik dan meninggalkan Tuhan. Kemudian Izebel mengancamnya. Ia mengalami ketakutan
yang luar biasa dan kemudian ia pergi ke padang gurun dan di sana ia merasa ingin mati. Sepertinya Tuhan
tidak memberikan pertolongan dan penyertaan kepadanya. Pada waktu kondisi masalah rohani seperti itu, kita
bisa saja mengambil langkah-langkah yang ekstrim dan bisa saja berakibat fatal.
Saya pernah melihat sebuah peristiwa yang dialami seorang aktivis (seorang yang mengalami Tuhan
dan yang tidak asing dengan firman Tuhan dan tidak pernah jauh dari persekutuan). Ia terlibat dalam
pelayanan. Suatu kali ia mengalami permasalahan. Waktu permasalahan itu sepertinya menghimpitnya dan ia
tidak menemukan jalan keluar, ia merasa teriakannya kepada Tuhan tidak pernah ada jalan keluarnya. Apa
yang dilakukan aktifis ini? Ia mengambil silet lalu kemudian memotong nadinya. Permasalahan rohani seperti
itu adalah permasalahan yang bisa hinggap pada setiap kita yang berkata, ‘Aku percaya pada Tuhan’.
Permasalahan-permasalahan ini waktu tak kunjung ada jalan keluar dan waktu berjalan dalam jangka panjang
mendera kita, bisa saja kita mempunyai asumsi dan pemikiran ,”Tuhan sepertinya tidak bersama dengan saya”.
Cerita Injil Lukas, menceritakan juga cerita yang dialami oleh murid-murid. Mereka merasa kecewa
luar biasa. Mengapa mereka kecewa? Karena mereka punya harapan yang tidak terpenuhi. Pada ayat 21
dikatakan “Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa
Israel”. Kedua murid ini mewakili para murid yang mempunyai sebuah harapan yang sangat tinggi, ekspektasi
yang besar kepada Kristus bahwa Dialah yang akan membebaskan bangsa Israel. Tetapi pada faktanya Ia mati
dan dikuburkan. Seluruh harapan mereka yang tertumpu pada pundak Yesus sepertinya hilang berantakan.
Peristiwa tentang Yesus dihukum adalah peristiwa besar yang semua orang di Yerusalem pasti tahu karena ini
berita yang sangat menghebohkan. Mewakili dua pemimpin (pejabat) Romawi mengadili baik Pilatus maupun
Herodes itu adalah gambaran bahwa perkara Yesus adalah perkara yang besar sekali, sehingga mereka
bertanya,”Apa kamu orang asing sehingga kamu tidak tahu apa yang terjadi?” Mereka mengatakan bahwa
mereka mengalami suatu permasalahan rohani. Harapan mereka kepada Allah adalah harapan yang tidak
terpenuhi sehingga mereka mengalami dukacita. Kalau kita membaca kitab Injil , kita menemukan murid-murid
Yesus yang mengalami harapan yang pupus dan mereka kembali kepada masa lalu mereka. Petrus kembali
menjadi nelayan , penjala ikan. Padahal dalam perjalanan Yesus sudah katakan,”Aku mengubah kamu menjadi
penjala manusia” tetapi Petrus Kembali. Murid-muridNya Kembali. Kedua orang ini juga pergi ke Emaus
menjauhi Yerusalem. Apa artinya? Apa yang dinyatakan oleh kitab Suci tentang pergumulan orang-orang
percaya pada waktu merasa Tuhan tidak beserta dan merasakan harapan yang tidak terkabulkan, kekecewaan
itu bisa membawa mereka mengalami kemunduran dalam kehidupan mereka.

Yesus Selalu Ada Untukmu

Di dalam tema “Yesus Selalu Ada Untukmu”, Lukas memberi kondisi yang sangat mengharukan. 2
minggu lalu saya berbicara tentang arti perjamuan kudus. Di dalam perjamuan kudus , Yesus sangat rindu
untuk berkumpul dengan mereka. Kerinduan Yesus disampaikan dalam tulisan Lukas. Lukas menulis Yesus
sangat rindu untuk memaknai perjamuan kudus. Ternyata di dalam kebangkitan Kristus, baik Lukas maupun
Yohanes mencatat satu peristiwa yang sama yaitu peristiwa Yesus mengadakan perjamuaan kudus setelah
kebangkitanNYA. Dan Kitab Suci katakan, pada waktu Yesus memecah-mecahkan roti, di situlah mereka
terbuka matanya dan mereka mengenal Yesus. Melalui tema “Yesus Selalu Ada Untukmu” untuk melihat kapan
mata rohani kita bisa menangkap Yesus ada bersama kita. Lukas dan Yohanes mencatat peristiwa perjamuan
kudus. Pada waktu Yohanes mencatat di tepi danau, Yesus mengajak mereka makan, di situlah perjamuan
makan membawa mereka mengakui Yesus tidak meninggalkan mereka dan ada bersama mereka. Berarti
kedua penulis Injil ini ingin menceritakan kepada kita suatu keagungan tentang perjamuan kudus yang
membukakan mata rohani mereka bahwa Yesus benar-benar ada dalam perjalanan orang yang sedang
mengalami dukacita.

Ada 2 hal yang mau kita pelajari dalam tema kita. Ini berkaitan dengan Yesus yang benar-benar tidak
meninggalkan kita dan benar-benar hadir di dalam permasalahan dan Yesus benar-benar merasakan apa yang
menjadi pergumulan kita. Yesus sungguh-sungguh merasa sedih akan kedegilan hati kita, bahwa Dia ada tapi
kita tidak mengenalNya. Yesus berkata,”Kamu orang bodoh. Kamu tidak mengerti Kitab Suci. Kitab Suci
diberitakan agar kita mengenal Tuhan. Tapi Kitab Suci yang diberikan ternyata tidak membuat kita mengenal
Tuhan. Itu sebabnya Tuhan berkata,”Kamu orang bodoh”. Pernahkah kita berpikir, dukacita Tuhan yang sangat
dalam adalah pada waktu Dia hadir dalam perjalanan kita tetapi kita tidak merasakan Dia hadir dan kita
bertanya,”Tuhan, di mana Engkau? Tuhan, kapan Engkau menolong saya? Tuhan, apa Engkau peduli dalam
pergumulan saya?” Itu yang sering kita naikkan kepada Tuhan tanpa kita memikirkan bahwa Tuhan sunggush-
sungguh merasa sakit karena kita orang bodoh yang tidak meyakini bahwa Dia hadir dalam perjalanan kita.
Ayat 35 Lalu kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana
mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. Ayat 30-31 Waktu Ia duduk makan dengan
mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada
mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-
tengah mereka. 2 kali Lukas memberikan penekanan pada waktu mereka menyaksikan Yesus melakukan
perjamuan makan dan di situlah mata mereka terbuka , “Oh..itu Yesus” Ayat ke-35 menjadi ayat yang
disimpulkan kembali oleh Lukas bahwa pada waktu Yesus memecah-mecahkan roti, barulah mereka
mengenalNya.

2 hal yang dipelajari dalam makna perjamuan yang Tuhan lakukan. Ini sisi kedua yang kita pelajari tentang
bagaimana orang Yahudi memakai perjamuan yang Yesus lakukan.

1. Saat perjamuan diadakan, dilakukan sharing life tentang Tuhan dan sharing posisi sebagai orang percaya

Bagi orang Yahudi perjamuan makan bersama adalah satu momen yang ingin menyatakan bahwa
kepemilikan yang ada dalam kumpulan orang-orang mengadakan perjamuan makan menandakan mereka
milik siapa. Waktu mereka mengadakan perjamuan makan bersama, di situ orang Israel mau menyatakan
bahwa mereka adalah milik dari tuan yang mengadakan perjamuan itu.
Orang Yahudi sangat ketat di dalam sebuah tradisi bahwa mereka tidak boleh makan dengan bangsa-
bangsa lain (asing). Mengapa? Bagi mereka persekutuan di meja makan adalah persekutuan yang mengikat
mereka sebagai satu-kesatuan sebagai satu bangsa sebagai satu tubuh di mana mereka dimiliki oleh Tuhan.
Maka di perjamuan makan mereka melakukan satu sharing life satu dengan lain. Surat Korintus waktu
ditulis oleh Rasul Paulus yang marah kepada jemaat di Korintus karena mereka mereka memaknai
perjamuan dengan benar. Mereka seperti orang kerasukan yang hanya memaknai makan dan minum
untuk memuaskasn badani mereka. Saya makan, saya minum dan saya kenyang, yang lain terserah. Bagi
Paulus Ini menyalahi makna teologis yang dipahami oleh orang Yahudi. Orang Yahudi selalu menilai di
dalam sebuah perjamuan makan bersama, mereka sharing life tentang Tuhan menolong mereka.
Ada yang berkata, “Saudara-saudara kami mempunyai pergumulan ini, tetapi Allah Yahweh
menolong kami”. Yang satu berkata,”Kami mempunyai pergumulan yang sulit tetapi Allah Yahweh dengan
begitu luar biasa membuat jalan bagi kami”. Sehingga waktu pertemuan itu sharing life- nya hidup.
Sebenarnya persekutuan yang hidup adalah persekutan yang seperti itu. Kita berkumpul dan kita bercerita
tentang Yesus yang luar biasa. Tapi kalau saat berkumpul di KTB atau komsel, kita suka bercerita tetang
macam-macam. Ada yang bercerita tentang rumah, suami dll tetapi tidak pernah bercerita tentang Yesus
di dalam peristiwa-peristiwa kita. Sedikit cerita Yesus yang sungguh nyata dalam perjalanan saya. Orang
Yahudi tidak seperti itu tetapi mereka sharing life. Mereka berkata tentang bagaimana Tuhan begitu luar
biasa.
Dalam Kisah Para Rasul, kita bisa menemukan bagaimana kalau orang Yahudi bertemu, mereka
bercerita tentang betapa dahsyatnya dan luar biasanya Allah mereka dan betapa agungnya Tuhan yang
menolong mereka. Jadi sharing life adalah satu kesempatan yang mereka nyatakan di dalam perjamuan
makan. Tetapi selain sharing life, mereka juga menyatakan posisi mereka. Bahwa posisi mereka adalah
sebagai umat yang telah ditebus, sehingga pada waktu mereka melihat orang sedang makan perjamuan
malam (perjamuan kudus), “Oh itu umat yang telah Tuhan tebus”. Kalau kita mengambil roti, kita melihat
bahwa ia orang percaya. Waktu orang mengambil roti dan anggur perjamuan, orang yang melihatnya
berkata , “Oh ia juga orang percaya”. Jadi sharing posisi itu ingin menjelaskan bahwa sebagai orang yang
mengambil bagian dalam roti perjamuan itu , kita adalah milik Tuhan. Karena kita milik Tuhan, maka Dia
sungguh-sungguh memperhatikan kita.
Dalam ke-4 Injil , kebangkitan Kristus hanya dinyatakan oleh Yesus kepada beberapa orang saja dan
Rasul Paulus mengatakan bahwa tidak lebih kepada 500 orang Tuhan menyatakan diri. Padahal waktu
Yesus hidup, melayani, melakukan mujizat , mengajar dan berkunjung dikatakan bahwa banyak orang yang
berbondong -bondong mengikuti Dia. Bahkan waktu Dia memberi makan dikatakan ada 5.000 orang dan
4.000 orang. Pertanyaannya : mengapa Tuhan Yesus hanya menampakkan diri kepada tidak lebih dari 500
orang? Lukas, Yohanes dan penulis Injil lainnya mengatakan hanya kepada orang dekat, yang Ia datangani.
Kepada perempuan-perempuan dan rasul-rasul dan 2 orang ini. Jawabannya : karena Tuhan memang
spesial mau datang menjumpai orang-orang yang menjadi milik kepunyaanNya. Orang-orang itulah yang
duduk bersama Dia di dalam perjamuan makan. Penulis Injil ingin mengatakan bahwa saat Yesus hadir
dalam perjalanan, Dia mengadakan perjamuan makan untuk mereka dan di situ mata mereka terbuka,
karena mereka melihat bahwa Yesus mengangap mereka pribadi yang spesial yang diundang makan dan
diajak untuk bersama-sama di dalam satu meja. Berita ini bagi saya selalu mengharukan karena Lukas ingin
mengatakan kepada kita inti kebangkitan adalah Yesus Kristus menganggap kita spesial dan Dia mendatangi
kita dengan sebuah kedatangan yang khusus untuk kita. Di dalam tradisi orang Kristen, waktu hamba Tuhan
datang berkunjung ke rumah jemaat berarti Tuhan datang melalui hambaNya. Sehingga kehadiran hamba
Tuhan menjadi kehadiran yang spesial di mata orang-orang Kristen. Dan itu ditanamkan oleh gereja-gereja.
Sehingga saat hamba Tuhan datang mereka merasakan kehadiran Tuhan. Waktu hamba Tuhan datang ,
mendoakan dan bertanya, “Apa yang bisa saya bantu dan doakan?”. Waktu mengalami kunjungan dari
hamba Tuhan , itu seperti kita berada dalam keadaan haus dan kita diberikan air es sehingga rasa dahaga
kita terpuaskan karena kita dianggap spesial. Hubungan yang seperti itulah yang Yesus ingin katakan di
dalam perjamuan makan itu. Sehingga murid-murid terbuka matanya dan berkata itu ,”Itu Tuhan saya”. Itu
poin yang sangat mengagumkan dan mengharukan bahwa perjamuan makan itu menandakan bahwa Ia
spesial mengundang kita orang-orang yang dikasihiNya. Kita merasa terhormat bahwa Ia mengundang
spesial kita hadir di meja perjamuanNya untuk menyatakan bahwa Aku selalu ada bersama denganmu dan
selalu memperhatikanmu. Aku selalu tidak akan meninggalkanmu. Ini berita Paskah : kebangkitan Kristus!
2. Makna Perjamuan Kudus : Yesus siap menanggung setiap kesulitan (pergumulan) orang-orang
tebusanNya dan damai sejahtera yang diberikanNya tidak dapat diambil siapa pun.

Perjamuan Kudus pada Kitab Yohanes pasal 13 saat Yesus sedang mengajar murid-muridnya, Ia
mengadakan perjamuan kudus dan mengatakan "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara
kamu akan menyerahkan Aku." (Yoh 13:21). Petrus bertanya kepada Yesus melalui Yohanes yang ada di
samping Yesus, "Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!". Saat perjamuan kudus dilakukan, Yohanes
duduk dekat Tuhan Yesus, dan dalam konteks orang Yahudi saat perjamuan kudus dilakukan, Yohanes
seperti meletakkan kepalanya di pundak Tuhan Yesus. Itu tradisi orang Yahudi menghadapi perjamuan,
tidak seperti kita, di sana mereka duduk bersama-sama duduk di sekitar meja. Orang-orang yang terdekat
itu lalu merebahkan kepalanya di pundak Yesus Kristus. Itu memiiki makna perjamuan kudus yag hebat
sekali. Maknanya Yesus siap untuk menanggung semua kesulitan kita. Bukankah saat sedang susah dan ada
orang yang siap untuk menampung kepala kita di pundaknya , maka hati kita menjadi tenang dan menjadi
luar biasa damai? Itu sebabnya pepatah Inggris mengatakan, seorang laki-laki menyediakan pundaknya
untuk istrinya. Di sanalah ia memberi kedamaian dan kelegaan pada pasangannya bahwa ia melindungi dan
memberikan penjagaan. Perjamuan kudus dimaknai di dalam sebuah kesadaran bahwa Allah yang hadir
adalah Allah yang siap untuk menampung pergumulan yang paling dalam. Karena itu , siapapun kita , saat
kita meletakkan kepala kita di pundakNya, maka di situlah Ia akan mengayomi kita. Karena itulah pada
waktu mereka melihat cara Tuhan Yesus memecah-mecahkan roti, di sanalah mereka menemukan
kebenaran bahwa Yesus hadir untuk saya. Dia siap untuk memberikan kepada saya perlindungan yang
dibutuhkan oleh saya, sehingga apa yang sedang menjadi kegalauan hati saya di situlah Ia sanggup
memberikan damai sejatera yang tidak bisa diambil oleh dunia. Oleh karena itulah Yohanes memberikan
catatan penting, saat Aku memberikan damai sejahtera kepada engkau. Maka damai-sejahtera itu tidak
bisa diambil oleh siapapun baik manusia, permasalahan atau ketakutan, damai itu tidak akan bisa diambil
karena Aku yang memberikannya. Aku yang siap untuk menampung kepalamu yang sedang kesulitan. Di
situlah Yohanes meletakkan kepalanya. Disitulah Petrus menanyakan siapa orang yang akan menghianati
Dia. Itu adalah peristiwa perjamuan malam terakhir, perjamuan yang mau menyatakan bahwa Yesus
sungguh-sungguh memberikan tempat untuk meletakkan kepalanya kepada pundaknya yang siap
menampung apa yang menjadi pergumulan kita.

Penutup

Berbicara tema “Yesus Selalu Ada Untukmu”, Lukas ingin mengatakan bahwa perjamuan kudus
(perjamuan makan) yang diberikan oleh Tuhan itu ingin menyatakan bahwa Dia bertemu dengan kita secara
konkrit bukan berdasarkan imaginasi, tetapi Dia hadir bersama kita. Salah satu pengkhotbah dari GRII
memberikan sebuah pernyataan yang sangat bagus,” Firman Tuhan dinyatakan agar manusia mengenal Tuhan.
Tetapi Perjamuan Kudus diberikan agar kita mengalami perjumpaan (pertemuan) dengan Tuhan”. Di dalam
perjamuan itulah , kita bertemu dengan Tuhan yang siap menampung kepala kita di pundakNya karena di
situlah Dia menyatakan bertemu dengan orang-orang berdosa. Ini adalah berita Paskah yang kita dapati di
dalam Injil Lukas yang dialami oleh 2 orang murid yang mencoba keluar dari Yerusalem. Mereka keluar oleh
karena mereka kecewa, padahal Tuhan berkata,”Kamu tidak boleh meninggalkan kota ini. Kamu harus berada
di Yerusalem”, tetapi mereka meninggalkan karena kecewa. Namun saat Yesus hadir mengadakan perjamuan,
di situ mereka mengenal Yesus dan kembali lagi ke Yerusalem dan mereka tidak keluar lagi. Mereka sungguh-
sungguh meyakini bahwa Yesus hadir di dalam perjumpaan dengan orang-orang percaya melalui perjamuan
kudus.
Mari kita memikirkan tema yang baik ini untuk menyadarkan kita bahwa kita dalam gereja Tuhan
diberikan satu sarana yang bernama Sakramen Perjamuan Kudus. Itu kembali diingatkan (diulang) dan
kemudian orang-orang percaya harus sadar bahwa kita bertemu dengan Tuhan di dalam perjamuan di mana
Dia mengundang kita dan Dia sungguh-sungguh ingin menyatakan kebaikan dalam pergumulan kita yang paling
berat. Kiranya Tuhan menolong kita dalam perjalanan yang tidak mudah ini. Perjalanan yang bisa membuat
kita berkata, “Tuhan sepertinya aku tidak ada yang menolong. Tuhan sepertinya aku sudah mulai putus asa.
Tuhan , aku sepertinya sudah benar-benar kehilangan kekuatan pengharapan.” Tetapi berita Firman hari ini
mau mengatakan bahwa Yesus yang datang dan Yesus yang mengundang mereka untuk perjamuan makan
mau mengatakan bahwa Ia selalu beserta orang-orang tebusanNya.

Pdt. Hery Kwok

Anda mungkin juga menyukai