Anda di halaman 1dari 2

Lukas 8:22-25

saudara2 ku yang dikasihi dan mengasihi Tuhan,

kita patut bersyukur kpd-Nya, karena kemurahan dan kasihNya sehingga kita semua boleh lagi di beri
kesempatan untuk terhimpun di tempat ini bersama-sama dgn keluarga besar kahimpong pontoh di
dalamnya dalughu kahimpong, kahimpong tene dan kel ambat kahimpong

yang boleh merasakan kasih Tuhan dlm perjalanan kehidupan mereka sepeninggal suami/ papa/ opa
org tua saudara kekasih bpk elder sehingga mengahayati kasih Tuhan kita pun saat ini boleh bersma
sma menghadiri undangan Tuhan, lewat ibdah malam penghiburan yang kedua ini.

Nah, saudara2 Ku kehilangan org yang kita kasihi memang akan sangat mendukakan hati kita. ketika
di perhadapkan dgn kesulitan duka cita maka seringkali walaupun kita org beriman tetapi pasti ada
saat dimna kita menjadi sangat rapu. Sama seperti angin taufan yang hebat mengguncang perahu
para murid di Danau Galilea, demikian juga kesulitan hidup, dukacita, kegagalan dapat mengguncang
hidup kita. Meski demikian pembacaan kita ini hendak mau menyampaikan 3 hal yang dapat menjadi
ungkapan syukur dan sukacita bagi kita semua :

Pertama, segala sesuatu terjadi ada dalam rencana Allah. Pada ayat 22, Yesus sendiri yang memilih
rute perjalanan untuk berlayar melalui Danau. saudara2 yg terkasih, jalan – jalan yang ditunjukann
Tuhan bisa saja penuh  bahaya  dan resiko tetapi dalam bahaya itu Yesus menyatakan kuasaNya dan
mengajar para murid agar bertumbuh dalam hal percaya. Itulah sebabnya hari ini kita bersyukur
sebab kita mengimani bahwa jalan – jalan Tuhan meskipun terkadang sukar namun penuh damai.
Rencana Tuhan meskipun sulit dimengerti namun selalu indah.

Kedua, kehadiran Yesus menjamin kelangsungan dan keselamatan hidup para murid. Pada ayat 23
dikatakan bahwa Yesus tertidur ketika taufan menghantam perahu mereka. Para murid yang
ketakutan membangunkan Yesus. Para murid merasa mereka pasti binasa. Badai itu membuat iman
dan harapan para murid lenyap seketika padahal mereka selalu bersama Yesus dan menyaksikan
sendiri bagaimana Yesus menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati.

Seringkali badai hidup membuat kita kecewa, mengguncang iman kita. Kita bertanya – tanya kepada
Tuhan: “mengapa ini terjadi?”. Kita mengira Tuhan tertidur. Sesungguhnya tidak demikian
saudaraku. Sikap Yesus yang tertidur dalam perahu adalah cara Tuhan agar para murid belajar
mempercayakan diri secara total kepada Tuhan. Dan kita tahu akhir dari kisah yang tidak asing bagi
kita. Yesus menghalau badai itu.

Saudaraku, Yesus yang sama juga hadir di tengah kehidupan  kita dan di tengah kehidupan Keluarga
meskipun berduka. Yesus tetap menyertai selama dukacita keluarga bahkan sepanjang kehidupan
keluarga dan kita semua. Adakalanya kita merasa Yesus tertidur, tapi percayalah, justru dalam masa
– masa itu, Ia mau kita bertumbuh dalam iman dan harap kepadaNya.
Ketiga, krisis kehidupan merupakan kesempatan mengenal Yesus dan kasihNya. Setelah badai itu
berlalu, Yesus bertanya kepada para murid: “Di manakah kepercayaanmu?” Pertanyaan ini bukan
sekedar teguran karena pertanyaan ini mengandung pengajaran supaya para murid mengenal Yesus
dengan sungguh – sungguh. Mengenal Yesus yang memiliki kuasa menghalau badai sebesar apapun.
Hari ini, Mlm penghiburan kedua istri anak2 cucu cece msih direndung duka yang amat mendalam,
maka mengimani dalam krisis dan dukacita keluarga, pertolongan Tuhan semakin besar. KasihNya
tetap memelihara keluarga. Bersyukurlah senantiasa kepada Tuhan. Lanjutkanlah perjalanan hidup
bersama Tuhan. Perjalanan ini memang tidak mudah, penuh resiko dan bahaya. Ujian bisa datang
silih berganti. Hidup ibadat kapal yang terombang – ambing di tengah badai dan membuat kita tidak
berdaya. Tapi kita tidak sendirian. Ia hadir bagi kita. Ia Allah yang peduli dan mengerti. Dalam Dia,
dukacita kita menjadi ungkapan syukur. maka kiranya Tuhan memberkati FirmanNya dan
memberkati kita semua. Amin

Anda mungkin juga menyukai