Sebuah cerita sederhana tetapi menarik untuk simak
lebih jauh,seiring kedudukan yang di alami keluarga di sini.”seorang ayah bersama anaknya sedang berkendara menuju suatu tempat dan sang anak yang mengemudi kendaraan tersebut.setelah perjalanan beberapa kilometer,tiba-tiba awan hitam dating beserta angin kencang,dan langit pun menjadi gelap.mereka melihat beberapa kendaraan mulai menepi dan berhenti.”bagaimana ayah?kita berhenti?”,kata sang anak bertanya pada ayahnya.”teruslah mengemudi”ujar ayahnya.sang anak tetap menjalankan mobilnya.langit semakin gelap,ngin jga bertiup semakin kencang,dan seketika hujan deras turun.beberapa pohon tumbang,bahkan ada yang di terbangkan angin.suasana sangat menakutkan.mereka melihat lagi kendaraan- kendaraan besar satu persatu mulai menepi dan tidak melanjutkan perjalanan.”ayah…?”teruslah mengemudi!,kata sang ayah sambil focus ke depan.sang anak tetap mengemudi mobilnya dengan bersusah payah.hujan lebat menghalangi pandangan hanya berjarak beberapa meter saja.angin menguncan- guncangkan mobil kecil mereka.sang anak mulai takut,tapi ia tetap mengemudi kendaraannya walau pun sangat perlahan. Setelah melewati beberapa kilometer ke depan,mereka melihat angin mulai mereda.dan,sampailah mereka pada daerah yang kering dan mereka bisa melihat matahari bersinar muncul dari balik awan.”silahkan kalau mau berhenti dan keluarlah”,kata sang ayah kepada anaknya.”kenapa sekarang ?”Tanya sang anak heran.”agar engkau bias melihat dirimu seandainya engkau berhenti di tengah badai.”sang anak berhenti dan keluar dari mobilnya.ia melihat jauh di belakang sana badai masih berlangsung.ia membayangkan mereka yang masih di sana pasti terjebak karena badai.ia pun mengerti mengapa ayahnya menyuruh tetap mengemudi dan berjalan di tengah badai,ketimbang berhenti dan terjebak ketidakpastian dan ketakutan,kapan badai akan berakhir serta apa yang akan terjadi sealanjutnya.” Kisah inspiratif di atas memberikan isyarat kepada kita,jika kita sedang menghadapi badai kehidupan ini,teruslah berjalan.jangan pernah berhenti dan putus asa,sebab bukan tidak mungkin,kita bisa terbelenggu dalam situsi yang tidak menentu dan penuh kegalauan.lakukanlah apa yang terbaik dengan terus mengarahkan pandangan ke depan yang sedang di rancangkan tuhan kepada kita. Seperti yang dikatakan oleh albert Einstein,yaitu hidup ibarat orang sedang mendayung sepeda agar terjadi keseimbangan ia harus tetap berjalan.itu sebabnya,ketika badai kehidupan menerpa,apa yang kita lakukan?apakah kita mesti pasrah pada keadaan?tentu saja tidak.ingat! sekeras apapun badai menerjang atau seberat badai berita duka apapun menghadang kehidupan ini,hidup mesti tetap berjalan pada jalur kehendaknya,pantang menyerah,layaknya kesatria di medan perang. Teks dari mazmur ini melukiskan gambaran yang sangat menakutkan, bagaimana Tuhan melepaskan mereka yang berada dalam “kesesakan” di tengah samudera laut. Orang-orang yang disebut dalam bacaan ini adalah sekelompok orang yang terdiri atas ‘mereka’ yang berlayar jauh melakukan perdagangan di lautan luas, denganmenggunakan kapal-kapal, dan sedang menghadapi akan tenggelam. Terbukti sekali, gelombang- gelombang laut yang dasyat itu telah mengombang- ambingkan, dan bahkan melemparkan kapal-kapal mereka adalah pekejaan Tuhan sendiri. Kapal-kapal mereka naik sampai ke langit dn turun ke samudera raya, sehingga jiwa mereka hancur karena celaka, mereka pusing dan terhuyung-huyung seperti orang mabuk , dan kehilangan akal. Namun, di saat mereka berseru-seru kepada Tuhan, Tuhan mengeluarkan mereka dari kecemasan. Betapa tidak , mereka melihat pekerjaan-pekerjaan Tuhan yang ajaib. Dan, dibuatNya badai itu diam dan gelombang-gelombang menjadi tenang, serta dituntunNya mereka ke pelabuhan kesukaan mereka. Saudara-saudaraku Kita bersekutu bersama keluraga duka di sini utuk menganminkan sabda penghiburan hari ini. Benar, kegamangan dan kegalauan hidup ini, seperti badai yang memporak-porandakan pikiran dan hati, mapmu membuat kita labil bahkan goyah, terpuruk terlalu lama. Kita tentu tidak ingin badai yang pahit menerpa hidup kita, tapi seandainnya itu harus terjadi maka kita punharus menghadapinya. Tanyakan kepada teman anda apakah dia tidak punya masalah ? pasti jawabannya “saya punya masalah, biasalah hidup ini seperti itu.” Jadi, ketika anda sedang tertimpa badai, segera sadari bahwa itu tidaklah istimewa karena setiap orang juga menghadapi hal yang sama. Hal yang membuatnnya istimewa adalah cara anda meresponnya dengan tindakan nyata. Hidup adalah rangkaian kisah yang dinamis. Hari kemarin, hari ini dan hari esok tidak akan menghadirkan cerita yang sama. Ketika kita gamang dan galau dini hari kemarin tidak berarti di hari ini dan hari esok kita mengalami hal yang sama. Hari ini akan berlalu, dan hari esok akan datang menjelang, dengan hadirnya satu pengalaman ke pengalaman berikutnya. Yakinlah bawha hari ini akan terus berganti, maka badai sepahit apa pun hari ini tentu juga akan berlalu. Esok hari masih ada waktu dan kesempatan untuk berbuat menjadi lebih baik. Berefleksi dari Firman Tuhan ini, ada beberapa pesan moral untuk kita renungkan bersama. Pertama, badai akan selalu ada sewaktu kita memutuskan untuk melakukan perjalan di tengah luasnya samudera atau panjangnya perjalanan kehidupan ini. Meskipun badai menerjang dan laut menggelora, pastikanlah dalam hidupmu, bahwa janji Tuhan bagaikan pijakan yang kuat dan tak tergoyahkan. Tuhan adalah tempat perlindungan yang aman di tengah terjangan badai kehidupan. Kedua, Saat kita berjalan di tengah badai, adalah saat terbaik bagi kita untuk merasakan kuasa penyertaan Tuhan dalam hidup ini. Kadang, kehidupan menuntut kita untuk tetap bertahan ditengah badai, namun dipihak lain, kita juga diuji oleh Tuhan saat kita berada dalam ketidakpastian dan keputusasaan menghadapi badai kehidupan. Mempercayakan hidup ini kepada Tuhan, pada akhirnya Ia aka menuntut kita menuju pelabuhan kesukaan yang penuh ceria. Ada orang yang mengatakan, ‘’Lebih bik berlayar mengarungi badai bersama Tuhan daripada berlayar tenang tanpa Dia’’. Ketiga, Tidak ada badai yang tak berlalu. Maksudnya, Tuhan selalu memberikan jalan keluar dari setiap badai yang kita hadapi dalam hidup ini. Anda pernah membaca kisah burung Rajawali? Burung rajawali tahu kapan datangnya badai itu. Ia akan terbang sampai ketinggian tertentu, dan saat badai dating menerpanya, ia akan mengembangkan sayapnya sehingga badai itu mengangkatnya melayang tinggi terbang jauh diatas melampaui badai itu dan melewatinya. Seperti dikatakan oleh Nabi Yesaya, ‘’…., tetapi orang orang yang menanti nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang denga kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah’’ (Yes. 40:31) Ingat ! kekuatan sauh iman kita akan selalu diuji ketika biduk kehidupan kita diterjangi badai. Binalah keintiman dengan Tuhan sebagai satu satunya narkhoda dalam hidup ini, sehingga seberat apapun ujian kehidupan kita diterjang badai. Binalah keintiman dengan Tuhan sebagai satu satunya nakhoda dalam hidup ini, sehingga seberat apapun ujian kehidupan kita, badai pasti berlalu. Bukankah malam selalu pekat sebelum fajar tiba? Bukankah setelah badai, pagi cerah akan dimulai? Dan, karena itu, Tuhan tidak pernah menjanjikan langit akan selalu cerah, matahari selalu bersinar, tetapi Ia akan memberikan pelangi stelah badai, senyum setelah air mata, lagu indah disetiap helaan nafas, berkat disetiap cobaan, dan jawaban indah disetiap doa. Saudaraku !! Saya teringat seorang ibu sudah tua renta, tapi masih kuat da setia mengikuti ibadah minggu. Suatu ketika ia melayat sebuah keluarga duka di wilayahnya, dan setibanya dirumah duka, dengan senyum ia mengatakan kepada anak satu satunya yang ditinggalkan ibunya, Kketika Tuhan mengambil sesuatu dari tanganmu, Dia tidak menghukummu, namun Dia hanya membuka tanganmu untuk menerima sesuatu yang lebih indah dari sebelumnya. Menarik lagi, si ibu yang biasanya disapa oma Rachel, tiap hari dirumahnya membuka buku nyanyian PKJ. Satu hari satu lagu ia bernyanyi sebelum tidur. Sekembalinya dari rumah duka, malam itu dengan suara serak ia bernyanyi PKJ 285 ‘’Bila Badai Hidup Menerpamu’’ mari kita bernyanyi bersama oma Rachel, mengakhiri renungan ini: Bila badai hidup menerpamu Dan cobaan pun dating mengganggu Hanya satu janji harapanmu Ya, janji Tuhanmu pegang teguh Biar gunung gunung pun beranjak Serta bukit-bukit pun bergoncang Kasih dan setia dari Tuhan ‘kan melindungimu tetap teguh Pegang selalu janji Tuhan Jangan lepaskanlah Walau siang atau malam Enyalah takut atau bimbang Tuha pemilik hidupmu, hidupmu Biar gunung-gunung pun beronjak Serta bukit-bukit pun bergoncang Kasih dan setia dari Tuhan ‘kan melindungimu tetap tedu (2x)
Doa: Tuhanku yang pengasih dan penyayang, aku
tak sanggup berjalan ditngah badai hidup saat ini. Aku memerlukan pertolonganMU. Aku memutuskan untuk tetap berdamai dengan kondisi badai yang menerjang hidupku ini tanpa meninggalkanMu, karena aku percaya hal itu memang sesuai dengan rencanaMu. Demi Kristus, Tuhanku yang hidup dan tetap memperhatikanku dalam segala hal. Amin.