Anda di halaman 1dari 3

Prolog

Tumbuh besar dengan hidup tak beraturan merupakan hal yang biasa bagi Ana. Bahkan setiap langkah
hidupnya di penuhi dengan ketidakteraturan.

Zona nyaman nya mulai terguncang saat kejadian kecil berujung peristiwa naas yang perlahan-lahan
mulai mengerogoti kehidupan Ana.

Bertemu cowok yang mengungguli semua bidang seperti memanangkan lotre.

Tapi bagaimana bisa Ana harus melepaskan jati dirinya yang serba ketidakteraturan dan mulai belajar
keteraturan bersama Juan.

Juan, satu nama dengan berbagai predikat yang disandangnya.

Bagi Ana hal itu wajar saja sebab Juan seperti lotre bagi para kaum gratisan.

Lahir dari keluarga yg penuh dengan aturan membuat Juan pun hidup dalam keteraturan.

Lantas saat malapetaka datang dimana ia harus berinteraksi bahkan mungkin menghabiskan sebagian
harinya bersama dengan Ana.

Cerita ttg ana yg hidup tidak teratur harus berrintekasi bahkan habiskan waktu dgn juan yg penuh
dengan keteraturan. Sifat keras kepa
"Alasan apalagi kali ini?" Kalimat pertama yang di ucapakan Saga saat berhasil mendaratkan pantat nya
di atas tumpukan barang.

"Kecapean kuliah sama nyelesaian praktikum"

"Kamu pikir abang ngga pernah kuliah?"

"Adek ngga bilang begitu kok? Maksud adek itu laporan praktikumnya banyak dan juga jadwal kuliah
yang banyak jadi adek ngga sempat berberes".

"Bulan kemarin alasannya juga sama"

Setelah kalimat keramat itu terucap maka mulailah sesi pendalaman rohani. Sesi ceramah ini biasanya
akan habis saat 2 diantara mereka capek.

Saga, abang yang paling tua diantara mereka berempat. Penuh tanggung jawab dan kadang kala terlihat
seperti ibu-ibu yang sedang memarahi anaknya.

Sebernarnya dahulu Ana bisa hidup teratur tapi sejak menginjak bangku SMP jarang sekali ia berberes
dan tak pernah di tegur akhirnya menjadi suatu kebiasaan sampai sekarang.

Bukan baru sekali ini bang Saga mendapati kamar Ana yg terlihat seperti tak berpenghuni. Saat pertama
kali memulai hidup di kosan ini, salah satu rutinitas yang sering dilakukan bang Saga adalah menengok
keadaan Ana.

"Bang, Ana bukannya ngga mau berubah tapi ini adalah gaya hidup Ana"

"Gaya hidup yg ngga sehat maksud kamu?"

"Kok, ngga sehat sih?"

"Terus menurut kamu gaya sehat itu hidup yg tidak beraturan?"

"Ngga gitu maksud Adek , bang!".

"Dengerin abang baik-baik. Abang bukannya mau ngatur hidup kamu tapi yang mau abang sampaikan itu
cobalah buat belajar bersihin kamar kamu, jangan keseringan junk food. Abang tahu kalo Adek sering
olahraga tapi hal itu ngga akan menjamin hidup sehat kalo adek kembali melakukan hal-hal seperti tadi.
Paham maksud Abang?".

"Iya, tapi Adek ngga janji bakalan langsung berubah. Adek perlu waktu"

"Ok. Abang bakalan tunggu".

Pembicaraan alot itu di akhiri dengan makan malam yang tentu saja buatan Abang, ngga pernah ada
cerita abang bakal makan junk food. Junk food hanya berlaku bagi Abang Kai dan Ana. Itu pun harus
ekstra hati-hati. Karena kalau sampai ketangkap basah, hukuman yang di terima ngga pernah main-
main.

Hari senin selalu sama dari dulu sampai sekarang. Macetnya perjalanan akibat banyaknya kendaraan
yang berdesakan menuju tempat kerja, sekolah dan tujuan lainnya. Salah satu hal yang patut disyukuri
adalah mendapatkan jadwal kuliah sore saat hari senin.

"Singgah mandi dimana sih?"

"Bacot"

"PMS lu?"

"Kenapa emang kalo gue pms, mau belian pembalut?"

"Benaran pms nih, sensi mulu dari tadi"

"Gue ngga sensi kalo lo ngga mancing emosi"

"Lah, bagian mana coba dari pertanyaan gue yang pancingin emosi lo? Perasaan gue nanya nya bae-bae"

"Bae-bae palah lu peak. Udah tau gue keringatan bukannya nolongin malah ngatain"

"Emangnya lu butuh bantuan?"

"Menurut lo"

"Ngga tuh"

"Mati aja lo anjing. Teman paling unfaedah"

Diantara semua sahabat, teman dan kenalan tak pernah terbesit dalam pikiran Ana untuk menjalin
hubungan persahabatan dengan Mike. Selain mulutnya yang kayak lambeh turah dengan nyinyirin
semua yang ada kaitannya dengan Ana.

Saking seringnya sampe lupa mana batasannya.

Pingin maki dan buang ke laut tapi cuman Mike satu-satunya orang yang dekat dengan Ana di Fakultas
ini.

Boro-boro punya teman, setiap ngekampus habisin waktu cuman buat kuliah dan tetek bengeknya.

Pulang dari kampus kalo ngga rebahan yah pergi latihan cuci mata di pinggir jalan.

Dua kegiatan di atas tentu saja sudah punya jadwal

Anda mungkin juga menyukai