Anda di halaman 1dari 3

Kenangan Atau Musibah?

Karya : Umi Nur Azizah (XI BP 2)

Senin, 06.30

“Hey Icha, kamu udah ngerjain?”. Tanya Ku . “ apaan lagi nih?” ucap Icha.
Kalimat ini tak asing lagi terdengar di kedua telingaku. Juga teman teman sekelasku yang
asyik bertanya jawaban PR setiap pagi. Uhh.. rasanya lelah sekali mengingat schedule
harian di buku harian ku. Kegiatan ku yang melelahkan selalu terulang. Bangun pagi, siap
siap ke sekolah, kena omelan mama dulu, nggak sempat sarapan, berangkat tergesa gesa,
telat sampai sekolah jadi harus nuntun sepeda motor, PR belum selesai, temen temen kadang
pelit (gantian minta jawaban rajin), banyak agenda rapat kegiatan, inilah itulah.

Aku benar benar sepert mimpi, kalau ada pulang pagi di sekolahku. Iya, aku murid
SMA di salah satu madrasah di kotaku. Aku sangat menantikan jadi anak SMA dulu, tapi
tak lagi ku impikan saat aku sudah SMA, masa ini benar benar jauh dari kata masa terindah.
Aku dan teman temanku sering membahas, katanya masa paling enak, eh ternyata kaya gini.

Yang sedikit ku sesali, kenapa aku ikut sebuah wadah atau organisasi besar di
sekolahku. Ahh rasanya mau copot jantungku setiap rapat dadakan diadakan, “ Haduh, rapat
lagi rapat lagi, kaya kita orang penting aja tiap hari rapat.” Aku sering menggumam seperti
itu di batin ku. Tapi ya nasi sudah jadi bubur, aku tak mungkin terus terusan menyesali dan
keluar dari ikatan ini. Untungya, aku punya sahabat yang super baik banget, dia cocok sekali
sama aku. Sering kita sepikiran, dan ini pertama kalinya aku punya sahabat yang gak pernah
marah sama aku, aku heran juga kenapa ada sahabat se enak dia. Namanya Icha, nama yang
elok bukan?

Kita sering duduk bersama sambil merangkai masa depan, kita bakal daftar kuliah
ke STAN, ke UGM, ke UNPADJ, dan banyak deh lainya. Kita sering membayangkan kita
masuk universitas favorit kita terus kita satu kontrakan waktu kuliah, terus kita bisa bareng
bareng terus sampai nantinya. Rasanya membayangkan saja aku sudah senang. “ jangankan
masuk STAN, masuk universitas dibawahya saja paling kita kesusahan”. Keluh Ku.

“ah Nata, jangan bilang gitu, kita harus sering sering ngucapin harapan kita, bukan
malah ucapin keputusasaan kita, katanya kalau kita sering ucapin, makin banyak juga yang
meng – Aamiin kan, apalagi Malaikat. Hehehehe”.
Aku sering melakukan perubahan positif karna bergaul dengan Icha. Aku teringat
akan wajahnya sudah terbahak bahak, apalagi kalau melihat ekspresinya yang bikin gak bisa
nahan ketawa. Sepertinya hanya hal hal seperti ini yang bikin teringat nantinya.

Aku sering mengeluh karna sekolah disini, rasanya aku hampir stress terus terusan
tiap hari. Tapi aku mencoba melakukanya setiap hari dengan belajar ikhlas. “ahh nyesel aku
rasanya sekolah disini, andai aku nurut mama aku sekolah disana, pasti gak akan secapek
ini”. “ihh Nata, udah dibilang jangan ngeluh, masih saja mengeluh, capek aku dengernya,”.

Karna si Icha aku sekarang gak pernah ngeluh, aku jalanin semua seperti air
mengalir. Kita punya banyak kesamaan lah, sama sama gak pandai dalam hitung hitungan,
sama sama suka bidang bahasa, sama sama pemalu(masih pemalu dia sih), sama sama
pengen punya followers banyak. Hehehehe

Aku sering bertanya tanya, kenapa gaya hidup dan belajarku berbeda sejak di
SMA, rasanya tingkat belajar dan prestasiku menurun sekali dibanding di SMA, ahh
paling aku saja yang semakin dewasa semakin malas. Aku merasa kelelahan setiap hari,
aku sekolah hingga larut, ditambah aku menikuti OSIS disini, si Icha juga ikut organisasi
ini. Jadi kita samaan lah pemalunya ya. Kalo diingat ingat aku lupa kenapa aku mau ikut
Organisasi ini dulu, “wahh kayaknya enak juga ya jadi pengurus OSIS, bisa dikenal adek
adek kelas yang unyu unyu” kayaknya itu yang jadi motivasi aku ikut OSIS. Aku jadi
merasa bersalah, aku tak pernah tahu bahwa ternyata kehidupan dalam sebuah organisasi
seberat ini, hingga tak jarang pikiranku terserap hanya karna ini, tak jarang juga tenagaku
terkuras karna kegiatan ini.

Kalau dibilang menyesal kami sering berpikir itu kesalahan dalam mengambil
keputusan, tapi setelah kujalani selama ini, ikut organisasi juga menambah pengalaman,
bukan hanya pengalaman tapi memberi pelajaran yang tidak bisa di dapatkan siswa lain,
terkadang aku bangga, tapi tak jarang juga aku merasa iri pada siswa lain, yang waktunya
pulang langsung pulang, yang waktunya berkumpul saat ada kegiatan bareng bareng.
Tapi kami akan selalu mensyukuri saat saat ini, barangkali kami akan merindu pada
momen seperti ini.

Akhirnya atas kesabaran kami, kami dapat mewujudkan mimpi kita bisa
melanjutkan pendidikan kita di Universtas impian kami, kami juga satu kost, kami selalu
bersama dan kita mengenyam pengalaman yang sama, meraih impian yang kita impikan.
Kami benar benar menjalani masa SMA kami dengan sulit, banyak hal yang tak
bisa diceritakan dengan frasa, karna kami berbeda dengan siswa biasa lainya, kami
mengabdi untuk madrasah, kami melakukan semua yang madrasah mau, kami mencintai
madrasah kami selama ini. Kami percaya apa yang kita tanam di hari ini, akan kita tuai
besok pada waktunya. Percaya saja, bahwa kita akan mendapat apa yang telah kita
lakukan. Apakah ini kenangan atau musibah? Tergantung bagaimana kita merasakan
keadaan ini.

“Apa yang kita dapat, apa yang kita tanam.”

“Apa yang kita peroleh, apa yang kita usahakan”

“Tidak perlu ada yang disesali, karena pada dasarnya yang baik akan menjadi
KENANGAN, dan yang buruk akan menjadi MASA LALU.”

So, jangan pernah sesali apa yang telah kita putuskan, apalagi yang telah kita
lakukan. Semua ada hikmahnya.

Anda mungkin juga menyukai