Sensor Kapasitif Sederhana Untuk Mengukur Tingkat Kadar Air
Sensor Kapasitif Sederhana Untuk Mengukur Tingkat Kadar Air
ABSTRACT
We have developed capacitive sensor for measuring the moisture level of rice grain
based on dielectric measurement of the electrode. Calibration of the initial moisture level was
conducted at BPTP Pekanbaru. Three local rice varieties were tested Anak Daro, Cokan, and
Pulut with the grain moisture ranging from 19 % to 32 %. Pulut varieties has maximal output
frequency of the LC oscillator at 1.255 MHz with a humidity level of 25.85% while the
smallest frequency was obtained from varieties Anak Daro at 1.135 MHz and 29.56%
moisture level. The results showed that the moisture level is inversely proportional to the fre-
quency of LC oscillator output. By using the values of the mathematical model equations, the mois-
ture level of grain can be calculated from the value of the frequency with R2 values of Anak Daro,
Cokan, and Pulut are 0.963, 0.933, and 0.965 respectively.
2 Lazuardi
2. Deskripsi Rangkaian Elektronik Ua 1 1
Pengukuran dan pengujian kelem Z= = =
I e Y jωC + 1
baban gabah padi yaitu dengan mengubah
R + jωL
besaran fisis berupa kelembaban θw (5)
1
menjadi besaran elektris berupa frekuensi =
(Hz) menggunakan suatu rangkaian osilator R L
+ jω
C −
LC dengan bagian pengendali penala R 2 + (ωL ) + (ω )
2 2 2
R L
frekuensi (tank circuit) berupa bagian
induktif dan kapasitif. Dari sudut fasa Im Z = 0 ditentukan
Bagian kapasitif yang berfungsi frekuensi resonansi ω0 menjadi
sebagai sensor terbuat dari dari sepasang 1 C
ω0 = 1 − R2 (6)
keping pelat bundar paralel yang digunakan LC L
sebagai tempat untuk memuat sampel Untuk nilai R << ω0 L diperoleh besarnya
(gabah). Sampel diukur mempergunakan faktor kualitas Q sebesar
osilator yang kemudian dibaca memper
1 L
gunakan frequency counter dan komputer. Q= (7)
Perubahan kapasitansi pada pelat sejajar R C
bergantung pada tingkat kelembaban Frekuensi resonansi dari ω0 yang diperoleh
sampel yang diuji. menjadi
Osilator LC dapat berfungsi optimal 1 1 1
ω0 = 1 − 1 Q2 ≈ 1 − (8)
LC 2Q
dengan rangkaian umpan balik. Rangkaian 2
LC
umpan balik dirancang memberikan
1
tegangan umpan balik yang fasanya sama f = 1 − 1 Q2
dengan sinyal input. Osilator LC bekerja 2π LC
pada frekuensi 500 kHz keatas yang (9)
1 1
≈ 1 −
2π LC 2Q
cenderung menggunakan induktor dan 2
kapasitor sebagai bagian pengendali
frekuensi (Silva, 2001). Bentuk suatu osila Realisasi osilator LC memper
tor LC diperlihatkan pada Gambar 2. gunakan inverter dari IC 4007 yang
merupakan Dual Complementary Pair Plus
Inverter yang terdiri atas masing-masing 3
N–channel dan P–channel enhancement
mode devices packaged, yang dilengkapi
rangkaian penala (tank circuit) eksternal
mempergunakan induktansi dan kapa
sitansi, lihat Gambar 3. Frekuensi keluaran
dari osilator untuk pengukur biji-bijian
berkisar 1-3MHz dan diukur memper
gunakan frequency counter Philips Digital
Gambar 2. Rangkaian penala (tank circuit) PM3382.
dari osilator LC (Traenkler, .
1990)
Seperti yang dijelaskan oleh
Traenkler (1990), nilai frekuensi dari
rangkaian paralel di atas sama dengan
tahanan kompleks Z yaitu:
4 Lazuardi
Crown Digital Grain Moisture Meter dari varietas. Sampel yang akan diukur diangin-
kantor BPTP Marpoyan Pekanbaru. anginkan hingga sampel tidak membentuk
lapisan air di dalam cawan petri. Massa
sampel diukur dengan timbangan analitis
untuk mengetahui massa sampel terbaru
setelah diangin-anginkan dan dioven.
Besarnya tingkat kelembaban bahan gabah
(moisture content, mc) berdasarkan berat
basah dihitung berdasarkan rumusan:
Gambar 5. Jenis gabah yang diuji berat basah − berat kering
mc = (10)
Hasil pengukuran tingkat kelembaban berat basah
awal untuk tiap varietas sampel Untuk menguji perubahan kapasitansi
memberikan hasil untuk gabah Anak Daro, dari detektor akibat adanya sampel gabah
Cokan dan Pulut adalah sebesar 18.3, 13.6, padi dengan kelembaban terdefinisi
dan 13.1 % berturut-turut. dilakukan mempergunakan osilator LC.
Perubahan frekuensi keluaran osilator
4. Prosedur Pengujian
akibat adanya sampel diukur dengan
Varietas sampel gabah yang akan
menggunakan frequency counter yang
diukur terdiri dari beberapa sampel. Massa
terintegrasi dengan digital osiloskop
maksimum yang dapat dimuat pada
Philips Digital PM3382. Data hasil
elektroda, yang diukur dengan timbangan
pengukuran yang diperoleh kemudian
analitis diperoleh massa sebesar 20 gram.
diolah dengan komputer menggunakan
Sampel kemudian ditempatkan di dalam
perangkat lunak SigmaPlot dan TableCurve
cawan petri yang kemudian dituangi
untuk mendapatkan persamaan matematis
aquades hingga sampel basah. Sampel
tingkat kelembaban sampel.
didiamkan dengan keadaan terendam
aquades. Aquades akan diserap gabah HASIL DAN PEMBAHASAN
hingga sampel jenuh. Waktu yang
dibutuhkan hingga sampel hingga jenuh Massa dari tiap sampel yang
adalah selama 39 jam. Waktu rendam diberikan aquades menunjukkan kemam
disesuaikan agar tidak sampai meng puan penyerapan dari tiap sampel terhadap
akibatkan sampel mengeluarkan kecambah. aquades. Varietas Anak Daro memiliki
Setelah waktu rendam dilewati maka massa sebesar 23,2 gr dengan tingkat
sampel disaring untuk memisahkan air kelembaban gabah 29,56 %, varietas Cokan
yang merendam. Sampel yang telah memiliki massa sebesar 24,18 gr dengan
disaring belum dapat langsung duji karena tingkat kelembaban 28,53 %, sedangkan
ketika didiamkan tampak lapisan air yang varietas Pulut memiliki massa sebesar
terkumpul di dasar cawan petri. Bila 25,86 gr dengan tingkat kelembaban
sampel dalam keadaan seperti ini diukur 32,79 %. Ketiga sampel ini diukur hingga
dengan osilator maka osiloskop tidak dapat sampel mengalami pengu rangan massa air
menampilkan sinyal frekuensi keluaran dari akibat dari penguapan dengan proses
osilator LC. Hal ini dapat diatasi dengan pengeringan.
menempatkan sampel di atas kertas tisu Karakterisasi awal dilakukan dengan
guna menyerap air aquades yang masih mengukur kapasitansi sensor memper
tersisa pada sampel. gunakan LCR Meter DLINK 4070D untuk
Pada pengujian, sampel dengan mengetahui reaksi yang ditunjukkan oleh
kandungan aquades masing-masing prototipe alat melalui hasil pengukuran dari
dimasukkan ke dalam wadah cawan petri tiap sampel dengan tingkat kelembaban,
dan diberikan label untuk membedakan dapat diperhatikan pada Gambar 6.
6 Lazuardi
Gambar 7. Grafik perubahan frekuensi terhadap tingkat kelembaban gabah dan
nilai kesalahan relatif antara pengukuran dan model sensor
Hasil pemodelan memberikan suatu matematis untuk ketiga sampel gabah
fungsi transfer yang menyatakan hubungan mengikuti persamaan f = a + bθ w2 + cθ w4 , di
antara input besaran fisis berupa hasil mana variabel f merupakan frekuensi
pengukuran tingkat kelembaban terhadap
keluaran osilator, variabel θw merupakan
output besaran elektris berupa frekuensi
tingkat kelembaban gabah (mc) dan a, b, c
osilator LC yang terbaca oleh frequency
adalah nilai masing-masing parameter
counter. Data yang didapatkan dimodelkan
model.
dengan perangkat lunak SigmaPlot dan
Nilai parameter model matematis dari
Table Curve.
tiap sampel ditunjukkan pada Tabel 1 di
Hubungan antara tingkat kelembaban
bawah ini.
dan frekuensi keluaran osilator dapat
dinyatakan oleh suatu fungsi model
Tabel 1. Nilai Parameter Model Matematis Sensor Kapasitif
Parameter Model Matematis
No Varietas Gabah R2
a B c
1 Anak Daro 1.194 2.488 × 10-4 -3.529 × 10-7 0.9632
2 Cokan 1.221 1.293 × 10-4 -2.147 × 10-7 0.9339
3 Pulut 1.144 3.660 × 10-4 -3.136 × 10-7 0.96509
8 Lazuardi