Anda di halaman 1dari 8

SENSOR KAPASITIF SEDERHANA UNTUK MENGUKUR TINGKAT

KELEMBABAN GABAH PADI BERBASIS PENGUKURAN DIELEKTRIK

Lazuardi U, Rahmondia N. Setiadi, Donny S

Staf Pengajar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau

ABSTRACT

We have developed capacitive sensor for measuring the moisture level of rice grain
based on dielectric measurement of the electrode. Calibration of the initial moisture level was
conducted at BPTP Pekanbaru. Three local rice varieties were tested Anak Daro, Cokan, and
Pulut with the grain moisture ranging from 19 % to 32 %. Pulut varieties has maximal output
frequency of the LC oscillator at 1.255 MHz with a humidity level of 25.85% while the
smallest frequency was obtained from varieties Anak Daro at 1.135 MHz and 29.56%
moisture level. The results showed that the moisture level is inversely proportional to the fre-
quency of LC oscillator output. By using the values of the mathematical model equations, the mois-
ture level of grain can be calculated from the value of the frequency with R2 values of Anak Daro,
Cokan, and Pulut are 0.963, 0.933, and 0.965 respectively.

Keywords: Capacitive sensor, moisture level, dielectric, LC oscillator, rice grain

Pengurangan tingkat kelembaban bi


PENDAHULUAN
ji-bijian (moisture content, mc) dapat dila
Bahan pangan paling mendasar untuk kukan dengan pengeringan secara alami
kebutuhan manusia dan hewan adalah biji- atau buatan. Biji-bijian yang dikeringkan
bijian yang memiliki kandungan pati yang secara buatan (artificial) dilakukan dengan
tinggi dan menyediakan sumber energi penjemuran di lantai pengering dan mem
utama bagi manusia serta hewan, selain biarkan dialiri angin sampai pada tingkat
kandungan protein dan lemaknya. Padi, ja kelembaban tertentu. Hal ini tentu saja
gung dan gandum adalah bijian utama menghabiskan waktu dan biaya dalam me
sumber pangan dan telah menjadi makanan menuhi tingkat kelembaban biji yang di
pokok sejak awal peradaban manusia yang inginkan jika masing-masing sampel dan
tergolong ke dalam bahan yang termasuk tempat pengeringan harus secara teratur
dalam bijian. Bijian merupakan bahan pa diukur untuk menentukan apakah tingkat
ngan yang tahan lama karena tidak mudah kelembaban (MC) biji-bijian yang diingin
rusak selama pengangkutan dan mutunya kan telah tercapai sehingga pengeringan
dapat dipertahankan dalam masa penyim dapat dihentikan.
panan yang panjang jika telah diperlakukan Pada penelitian ini dikembangkan sensor
dengan benar selama panen, pengeringan untuk mengukur tingkat kelembaban biji-bijian
dan penyimpanan (USDA, 2000). yang dapat mengestimasi tingkat kelembaban
Peningkatan mutu bahan pangan agar biji-bijian berdasarkan pengukuran kapasitansi
sesuai dengan acuan mutu internasional menggunakan osilator LC pada sampel biji tan
adalah tantangan paling besar dalam pasca pa harus mengupas dan membersihkannya.
panen. Tujuan utama dari peningkatan pena
METODE PENELITIAN
nganan pascapanen hasil pertanian adalah
mengurangi kehilangan hasil yang disebab 1. Konsep Pengukuran Kelembaban
kan oleh kehilangan fisik maupun penyusut Tingkat kelembaban diartikan se
an serta penurunan kualitas (BBP, 2007). bagai jumlah air dalam bahan atau zat.

EKSAKTA Vol. 2 Tahun XII Juli 2011 1


Kelembaban dari suatu bahan pangan kapasitor keping sejajar dengan luas A dan
dengan menggunakan massa sebagai jarak keeping d dapat disimpulkan bahwa
parameter dapat dihitung dengan kapasitansi dengan adanya dielektrik
menggunakan rumus (Kandala, 2005): adalah:
m
θ w = a x 100% (1)
mk
Disisi lain kelembaban relatif dapat
dinyatakan dengan:
ma
θw = x100% (2) (a)
ma + mk
Dimana θw adalah tingkat kelembaban, (mc)
(%), ma dan mk merupakan masa air (gr)
dan massa kering (gr) berturut-turut.
Beberapa metode yang tersedia untuk
(b)
mengukur tingkat kelembaban makanan
Gambar 1. Pengukuran kelembaban biji-
seperti dinyatakan oleh Mc Clements
bijian dengan metode kapastif,
(2003) antara lain radiasi inframerah,
(a) Kapasitor tanpa sampel, (b)
radiasi gelombang mikro, spektroskopi,
Kapasitor dengan sampel
konduktivitas listrik, dan refraktometri.
(AgriChem Inc., 1994)
Pada penentuan kadar kelembaban dengan
konduktivitas listrik, hambatan listrik Dimana: C kapasitansi dengan dielektrik
menjadi ukuran kadar kelembaban sampel. (F), Co kapasitansi tanpa dielektrik (F), εr
Sementara penentuan kadar kelembaban permitivitas dielektrik, εo permitivitas
dengan refraktometri menggunakan metoda ruang bebas (8,85.10-12 F/m).
pengukuran optis. Indeks bias merupakan Kebergantungan konstanta dielektrik
fungsi non linier dari konsentrasi gula. jagung pada kisaran frekuensi 1 MHz
Nilai yang diukur hanya menunjukkan sampai 11 MHz telah diselidiki (Nelson,
analisa matriks pada penambahan gula 1978). Perubahan konstanta dielektrik lebih
(dalam hal ini air). tampak pada 1 MHz dan 5 MHz, dan
Metode ukur lainnya adalah metode ditemukan bahwa perubahan ini dapat
kapasitansi yang dapat diandalkan, aman, digunakan sebagai suatu parameter yang
sederhana dan ekonomis untuk berguna dalam memperkirakan tingkat
pemeriksaan secara rutin dimana sensor kelembaban biji jagung dan biji kacang.
dikalibrasikan secara tepat untuk jenis biji, Jika detektor kelembaban biji-bijian yang
kisaran tingkat kelembaban dan ukuran memilik pelat ganda dengan kapasitansi
partikel, sensor dapat digunakan dalam ganda C1 dan C2 dapat ditentukan konstanta
kisaran kalibrasinya dengan teliti serta dielektrik sebagai:
kelembaban biji tersebar merata di seluruh (C − C2 )
ε r1 − ε r 2 = 1 (4)
biji. Kapasitor yang diubah menjadi sebuah ε0 A
sensor kelembaban biji-bijian secara teori
Nilai (C1 - C2) merupakan perubahan
cukup sederhana, biji-bijian yang diuji
konstanta dielektrik pada dua frekuensi
ditempatkan di antara keping-keping
yang dapat digunakan untuk menentukan
kapasitor sebagai dielektrik yang
tingkat kelembaban sampel kacang yang
diperlihatkan secara skematis seperti pada
mengisi ruang di antara keping-keping
Gambar 1.
Pada kedua pelat sejajar terdapat sejajar, εr1 dan εr2 konstanta dielektrik dari
dielektrik akan meningkatkan nilai bahan yang diisi pada dua frekuensi.
kapasitansi (Serway et. al., 2004). Untuk

2 Lazuardi
2. Deskripsi Rangkaian Elektronik Ua 1 1
Pengukuran dan pengujian kelem Z= = =
I e Y jωC + 1
baban gabah padi yaitu dengan mengubah
R + jωL
besaran fisis berupa kelembaban θw (5)
1
menjadi besaran elektris berupa frekuensi =
(Hz) menggunakan suatu rangkaian osilator R  L 
+ jω 
 C − 
LC dengan bagian pengendali penala R 2 + (ωL ) + (ω )
2 2 2
 R L 
frekuensi (tank circuit) berupa bagian
induktif dan kapasitif. Dari sudut fasa Im Z = 0 ditentukan
Bagian kapasitif yang berfungsi frekuensi resonansi ω0 menjadi
sebagai sensor terbuat dari dari sepasang 1 C
ω0 = 1 − R2 (6)
keping pelat bundar paralel yang digunakan LC L
sebagai tempat untuk memuat sampel Untuk nilai R << ω0 L diperoleh besarnya
(gabah). Sampel diukur mempergunakan faktor kualitas Q sebesar
osilator yang kemudian dibaca memper
1 L
gunakan frequency counter dan komputer. Q= (7)
Perubahan kapasitansi pada pelat sejajar R C
bergantung pada tingkat kelembaban Frekuensi resonansi dari ω0 yang diperoleh
sampel yang diuji. menjadi
Osilator LC dapat berfungsi optimal 1 1  1 
ω0 = 1 − 1 Q2 ≈ 1 −  (8)
LC  2Q 
dengan rangkaian umpan balik. Rangkaian 2
LC
umpan balik dirancang memberikan
1
tegangan umpan balik yang fasanya sama f = 1 − 1 Q2
dengan sinyal input. Osilator LC bekerja 2π LC
pada frekuensi 500 kHz keatas yang (9)
1  1 
≈ 1 − 
2π LC  2Q 
cenderung menggunakan induktor dan 2
kapasitor sebagai bagian pengendali
frekuensi (Silva, 2001). Bentuk suatu osila Realisasi osilator LC memper
tor LC diperlihatkan pada Gambar 2. gunakan inverter dari IC 4007 yang
merupakan Dual Complementary Pair Plus
Inverter yang terdiri atas masing-masing 3
N–channel dan P–channel enhancement
mode devices packaged, yang dilengkapi
rangkaian penala (tank circuit) eksternal
mempergunakan induktansi dan kapa
sitansi, lihat Gambar 3. Frekuensi keluaran
dari osilator untuk pengukur biji-bijian
berkisar 1-3MHz dan diukur memper
gunakan frequency counter Philips Digital
Gambar 2. Rangkaian penala (tank circuit) PM3382.
dari osilator LC (Traenkler, .
1990)
Seperti yang dijelaskan oleh
Traenkler (1990), nilai frekuensi dari
rangkaian paralel di atas sama dengan
tahanan kompleks Z yaitu:

EKSAKTA Vol. 2 Tahun XII Juli 2011 3


batang bagian atas akan tersambung dengan
pondasi vertikal.
Untuk menjaga agar sampel tidak
keluar dari kepingan elektroda selama
pengukuran maka dibuat cincin (spacer)
untuk menjaga sampel tetap berada pada
kepingan elektroda serta memiliki diameter
φsp bagian dalam 9 cm dan tinggi 0,5 cm
yang terbuat dari bahan isolator Nylon.
Ruangan yang dibentuk oleh spacer dapat
dimuati gabah sebanyak 20 gr yang diukur
dengan timbangan analitis. Jumlah massa
gabah tersebut dijadikan jumlah massa
Gambar 3. Rangkaian osilator LC dengan awal untuk tiap varietas gabah yang akan
inverter 4007 diuji. Bagian batang atas diberikan pegas
Prototipe sensor kapasitif dibuat agar kepingan elektroda dapat digerakkan
sesuai dengan rancang bangun alat seperti (ke atas dan ke bawah) sehingga sampel
yang ditunjukkan pada Gambar 4. dapat dimasukkan dan dikeluarkan.
Pengukuran yang dilakukan dengan
LCR Meter untuk memperoleh nilai
kapasitansi dasar Cs elektroda kapasitif
tanpa sampel adalah sebesar 3,59 nF.
3. Sampel Biji Gabah Padi
Secara anatomi biologi, gabah
merupakan buah padi yang di dalamnya
terdapat biji. Buah padi pada umumnya
bertipe bulir tetapi diantaranya terdapat
gabah yang berbentuk pipih (lebar). Dalam
hal pengeringan luas permukaan gabah
berpengaruh dalam waktu pengeringan.
Luas permukaan gabah yang lebih besar
tingkat kelembaban akan lebih cepat
berkurang sedangkan gabah dengan luas
permukaan yang lebih kecil lebih lambat
berkurang.
Tingkat kelembaban gabah ketika
dipanen berbeda-beda sesuai anatomi
Gambar 4. Prototipe sensor kapasitif
gabah. Bentuk dan ukuran ini
Gabah akan ditempatkan di antara mempengaruhi besarnya kadar air yang
dua elektroda berbentuk lingkaran yang mampu diserap dan dilepaskan oleh gabah.
memiliki diameter φel sebesar 10 cm. Varietas gabah yang diuji adalah varietas
Kepingan elektroda ini terbuat dari bahan Anak Daro, Cokan, dan Pulut seperti pada
konduktor kuningan yang tahan terhadap Gambar 5.
proses oksidasi yang diakibatkan oleh Pada Gambar 5 terlihat bahwa gabah
sampel yang akan diuji. Kedua bagian Anak Daro warnanya lebih gelap
kepingan diapit oleh dua bagian batang dibandingkan dengan gabah Pulut dan
(atas dan bawah) berupa bahan isolator dari Cokan yang lebih cerah. Tingkat
Teflon. Batang bagian bawah akan kelembaban awal gabah diukur dengan alat
tersambung dengan dudukan sedangkan

4 Lazuardi
Crown Digital Grain Moisture Meter dari varietas. Sampel yang akan diukur diangin-
kantor BPTP Marpoyan Pekanbaru. anginkan hingga sampel tidak membentuk
lapisan air di dalam cawan petri. Massa
sampel diukur dengan timbangan analitis
untuk mengetahui massa sampel terbaru
setelah diangin-anginkan dan dioven.
Besarnya tingkat kelembaban bahan gabah
(moisture content, mc) berdasarkan berat
basah dihitung berdasarkan rumusan:
Gambar 5. Jenis gabah yang diuji berat basah − berat kering
mc = (10)
Hasil pengukuran tingkat kelembaban berat basah
awal untuk tiap varietas sampel Untuk menguji perubahan kapasitansi
memberikan hasil untuk gabah Anak Daro, dari detektor akibat adanya sampel gabah
Cokan dan Pulut adalah sebesar 18.3, 13.6, padi dengan kelembaban terdefinisi
dan 13.1 % berturut-turut. dilakukan mempergunakan osilator LC.
Perubahan frekuensi keluaran osilator
4. Prosedur Pengujian
akibat adanya sampel diukur dengan
Varietas sampel gabah yang akan
menggunakan frequency counter yang
diukur terdiri dari beberapa sampel. Massa
terintegrasi dengan digital osiloskop
maksimum yang dapat dimuat pada
Philips Digital PM3382. Data hasil
elektroda, yang diukur dengan timbangan
pengukuran yang diperoleh kemudian
analitis diperoleh massa sebesar 20 gram.
diolah dengan komputer menggunakan
Sampel kemudian ditempatkan di dalam
perangkat lunak SigmaPlot dan TableCurve
cawan petri yang kemudian dituangi
untuk mendapatkan persamaan matematis
aquades hingga sampel basah. Sampel
tingkat kelembaban sampel.
didiamkan dengan keadaan terendam
aquades. Aquades akan diserap gabah HASIL DAN PEMBAHASAN
hingga sampel jenuh. Waktu yang
dibutuhkan hingga sampel hingga jenuh Massa dari tiap sampel yang
adalah selama 39 jam. Waktu rendam diberikan aquades menunjukkan kemam
disesuaikan agar tidak sampai meng puan penyerapan dari tiap sampel terhadap
akibatkan sampel mengeluarkan kecambah. aquades. Varietas Anak Daro memiliki
Setelah waktu rendam dilewati maka massa sebesar 23,2 gr dengan tingkat
sampel disaring untuk memisahkan air kelembaban gabah 29,56 %, varietas Cokan
yang merendam. Sampel yang telah memiliki massa sebesar 24,18 gr dengan
disaring belum dapat langsung duji karena tingkat kelembaban 28,53 %, sedangkan
ketika didiamkan tampak lapisan air yang varietas Pulut memiliki massa sebesar
terkumpul di dasar cawan petri. Bila 25,86 gr dengan tingkat kelembaban
sampel dalam keadaan seperti ini diukur 32,79 %. Ketiga sampel ini diukur hingga
dengan osilator maka osiloskop tidak dapat sampel mengalami pengu rangan massa air
menampilkan sinyal frekuensi keluaran dari akibat dari penguapan dengan proses
osilator LC. Hal ini dapat diatasi dengan pengeringan.
menempatkan sampel di atas kertas tisu Karakterisasi awal dilakukan dengan
guna menyerap air aquades yang masih mengukur kapasitansi sensor memper
tersisa pada sampel. gunakan LCR Meter DLINK 4070D untuk
Pada pengujian, sampel dengan mengetahui reaksi yang ditunjukkan oleh
kandungan aquades masing-masing prototipe alat melalui hasil pengukuran dari
dimasukkan ke dalam wadah cawan petri tiap sampel dengan tingkat kelembaban,
dan diberikan label untuk membedakan dapat diperhatikan pada Gambar 6.

EKSAKTA Vol. 2 Tahun XII Juli 2011 5


dielektrik dari sensor ini. Kapasitansi
terukur merupakan nilai kapasitansi
gabungan dengan dielektrik yang terdiri
atas sampel gabah dengan rongga udara
yang ada di dalam prototipe alat yang tidak
sepenuhnya diisi dengan gabah karena
bentuk, ukuran dan susunan gabah
sehingga mengakibatkan terbentuknya
ruang udara di antara gabah.
Pada pengukuran tingkat kelembaban
sampel, nilai frekuensi yang ditunjukkan
ketika prototipe belum dimuati sampel
Gambar 6. Grafik perubahan kapasitansi adalah 1,6 MHz. Hasil pengukuran tingkat
terhadap tingkat kelembaban kelembaban menunjukkan bahwa sampel
gabah gabah Anak Daro memiliki tingkat
Hasil yang diperoleh menunjukkan kelembaban tertinggi sebesar 29,56 %
bahwa varietas Anak Daro memiliki dengan sinyal keluaran osilator 1,135 MHz
kapasitansi yang tertinggi sebesar 10,36 nF sedangkan untuk tingkat kelembaban
pada tingkat kelembaban 29,56 % dan terendah sebesar 20,44 % dengan sinyal
terendah sebesar 3,69 nF pada kelembaban keluaran osilator sebesar 1,237 MHz.
20,44 %. Gabah Cokan memiliki Varietas Cokan memiliki tingkat
kapasitansi tertinggi sebesar 9,58 nF pada kelembaban tertinggi sebesar 28,53 %
kelembaban 28,53 % dan kapasitansi dengan sinyal keluaran osilator 1,175 MHz
terendah 3,67 nF pada kelembaban sedangkan untuk tingkat kelembaban
19,44 %. Disisi lain, Pulut memiliki terendah sebesar 19,44 % dengan sinyal
kapasitansi tertinggi sebesar 8,47 nF pada keluaran osilator sebesar 1,239 MHz.
tingkat kelembaban 32,79 % dan Varietas Pulut memiliki tingkat
kapasitansi terendah yaitu 3,68 nF pada kelembaban tertinggi sebesar 32,79 %
tingkat kelembaban 25,85 %. dengan sinyal keluaran osilator 1,172 MHz
Grafik yang ditampilkan juga sedangkan untuk tingkat kelembaban
menunjukkan bahwa nilai kapasitansi terendah sebesar 25,85 % dengan sinyal
sampel sangat rapat pada tingkat keluaran osilator sebesar 1,255 MHz.
kelembaban 19 % sampai 25 %. Tetapi Hasil yang diperoleh menyatakan
pada tingkat kelembaban sampel di atas bahwa frekuensi keluaran osilator
25 %, nilai kapasitansi sampel yang berbanding terbalik dengan tingkat
ditunjukkan mulai mengalami perbedaan kelembaban gabah. Semakin besar tingkat
yang semakin besar. Kapasitansi varietas kelembaban gabah maka sinyal keluaran
Pulut tampak berbeda terhadap varietas osilator semakin kecil yang
Cokan dan Anak Daro. Varietas Anak Daro memperlihatkan hubungan non linier.
dan Cokan nilai kapasitansinya hampir Gambar 7 menunjukkan bahwa nilai
saling berhimpitan sedangkan varietas frekuensi keluaran osilator untuk varietas
Pulut nilai kapasitansinya cenderung jauh Anak Daro dan Cokan saling mendekati
dari varietas yang lain. Varietas Pulut nilai hampir pada semua tingkat kelembaban
kapasitansinya sangat rapat dari tingkat yang diukur. Disisi lain untuk varietas
kelembaban 25 % sampai 29 %. Pulut, nilai frekuensi yang ditunjukkan
Hasil pengukuran menunjukkan berbeda dengan varietas Anak Daro dan
bahwa nilai kapasitansi meningkat secara Cokan tetapi memiliki kecenderungan yang
eksponensial dengan naiknya tingkat sama dalam hubungan dengan tingkat
kelembaban gabah berupa perubahan kelembaban dan frekuensi.

6 Lazuardi
Gambar 7. Grafik perubahan frekuensi terhadap tingkat kelembaban gabah dan
nilai kesalahan relatif antara pengukuran dan model sensor
Hasil pemodelan memberikan suatu matematis untuk ketiga sampel gabah
fungsi transfer yang menyatakan hubungan mengikuti persamaan f = a + bθ w2 + cθ w4 , di
antara input besaran fisis berupa hasil mana variabel f merupakan frekuensi
pengukuran tingkat kelembaban terhadap
keluaran osilator, variabel θw merupakan
output besaran elektris berupa frekuensi
tingkat kelembaban gabah (mc) dan a, b, c
osilator LC yang terbaca oleh frequency
adalah nilai masing-masing parameter
counter. Data yang didapatkan dimodelkan
model.
dengan perangkat lunak SigmaPlot dan
Nilai parameter model matematis dari
Table Curve.
tiap sampel ditunjukkan pada Tabel 1 di
Hubungan antara tingkat kelembaban
bawah ini.
dan frekuensi keluaran osilator dapat
dinyatakan oleh suatu fungsi model
Tabel 1. Nilai Parameter Model Matematis Sensor Kapasitif
Parameter Model Matematis
No Varietas Gabah R2
a B c
1 Anak Daro 1.194 2.488 × 10-4 -3.529 × 10-7 0.9632
2 Cokan 1.221 1.293 × 10-4 -2.147 × 10-7 0.9339
3 Pulut 1.144 3.660 × 10-4 -3.136 × 10-7 0.96509

EKSAKTA Vol. 2 Tahun XII Juli 2011 7


Sementara persentase kesalahan Nilai R2 untuk varietas Anak Daro, Cokan,
relatif yang diperoleh dari pemodelan data dan Pulut yaitu 0,963, 0,934, dan 0,965 se
pengukuran untuk menentukan fungsi cara berurutan.
matematis seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 7, memberikan kesalahan relatif DAFTAR PUSTAKA
maksimum sebesar 1,21 % untuk sampel AgriChem Inc. (1994). Grain Moisture
gabah Anak Daro. Measurement with Capacitance
Pemodelan ini diperlukan untuk pe Type Devices.
ngembangan alat selanjutnya dimana fungsi Balai Besar Pascapanen (BBP). (2009).
transfer yang diperoleh diprogramkan pada Penanganan Pascapanen
mikrokontroler sehingga dalam pengukuran Kandala, C.V., C.L. Butts, S.O. Nelson.
selanjutnya mikrokontroler hanya memper (2005). Capacitance Sensor for
oleh input pengukuran dari keluaran Nondestructive Measurement of
osilator LC berupa frekuensi f dan dengan Moisture Content in Nuts and
fungsi transfer terprogram untuk gabah Grain. IMTC: Ottawa-Canada
yang telah ditentukan maka tingkat McClements, D.J. (2003). Determination
kelembaban gabah θw dapat dihitung. of Moisture and Total Solids
Mettler Toledo. (2002). Application Bro
KESIMPULAN chure: Methods of Moisture Con
Dari hasil penelitian dan analisis data tent Determination
yang telah dilakukan dapat disimpulkan Nelson, S.O. (1978). Frequency and
bahwa alat pendeteksi tingkat kelembaban Moisture Dependence of Dielec
bahan gabah dengan menggunakan osilator tric Properties of High-Moisture
LC telah berhasil dirancang dan diuji coba. Corn. Journal Microwave Power,
Semakin tinggi tingkat kelembaban Vol.13, No.2; Hal:213-218
frekuensi keluaran osilator semakin kecil. Rice Quality Workshop. (2003). Mea
Nilai frekuensi keluaran osilator paling surement of Grain Moisture
besar dimiliki oleh varietas Pulut sebesar Serway, R.A., J.W. Jewett. (2004). Phy
1,255 MHz dengan tingkat kelembaban sics for Scientist and Engineers 6th
25,85% dan frekuensi paling kecil Edition. Thomson Brooks/Cole
diperoleh dari varietas Anak Daro sebesar Silva, E. (2001). High Frequency and
1,135 MHz pada tingkat kelembaban Microwave Engineering. Oxford:
29,56%. Butterworth-Heinemann
Data pengukuran tingkat kelembaban Traenkler, H.R. (1990). Taschenbuch
dan frekuensi keluaran osilator dinyatakan der Messtechnik. Muenchen: R.
dalam persamaan model matematis yaitu Oldenbourg Verlag
f = a + bθ w2 + cθ w4 USDA. (2000). AMS Farmers Stock Pea
nuts Inspection Instruction. Up dat-
ed 2000 (Washington: DC: USDA)

8 Lazuardi

Anda mungkin juga menyukai