Abstrak—Air memiliki peranan yang sangat ubah dengan cepat dan secara tidak beraturan sesuai dengan kondisi
penting bagi kehidupan. Banyak diantara kita hanya lingkungan sekitar, sehingga bisa berakibat negatif bagi ikan.
mengetahui bahwa air yang sehat adalah air yang bebas Sebagian besar ekosistem perairan yang melibatkan fauna ikan
bakteri dan virus, padahal kualitas air yang sehat lebih dapat mentolerir tingkat TDS hingga 1000 mg/l [1].
dari itu. Salah satu faktor yang sangat penting dan Peningkatan padatan terlarut dapat membunuh ikan secara
menentukan bahwa air yang sehat adalah kandungan TDS langsung, meningkatkan penyakit dan menurunkan tingkat
(Total Dissolved Solids) atau kandungan unsur mineral pertumbuhan ikan serta perubahan tingkah laku dan penurunan
dalam air. Contoh unsur mineral dalam air adalah: zat reproduksi ikan. Selain itu, kuantitas makanan alami ikan akan
kapur, besi, timah, magnesium, tembaga, sodium, chloride, semakin berkurang [2].
dan chlorine. Sebagian besar ekosistem perairan yang Metode yang ditawarkan dalam publikasi ini adalah dengan
melibatkan fauna ikan dapat mentolerir tingkat TDS menggunakan sistem kontrol TDS berbasis mikrokontroler.
hingga 1000 mg/l. Peningkatan padatan terlarut dapat Sensor yang digunakan adalah dengan menggunakan prinsip
membunuh ikan secara langsung, meningkatkan penyakit konduktansi. Sensor ini mampu mengukur level TDS air
dan menurunkan tingkat pertumbuhan ikan serta secara real time, yang hasil pembacaanya diproses oleh
perubahan tingkah laku dan penurunan reproduksi ikan. mikrokontroler. Hasil pengolahan data oleh mikrokontroler
Pada tugas akhir ini penulis akan membuat digunakan untuk mengontrol level TDS air. Jika level TDS air
Sistem kontrol TDS Berdasarkan Pada Pengukuran melebihi set point sistem, maka pompa Membran RO akan
Konduktansi. Hasil pengukuran nilai konduktansi akan melakukan proses filterisasi oleh membrn RO, sehingga TDS
dirubah menjadi tegangan melalui rangkaian pembagi
air selalu dapat dijaga sesuai dengan keinginan kita secara real
tegangan yang kemudian dilakukan proses ADC dengan
time.
menggunakan mikrokontroler. Hasil pengolahan data
pada mikrokontroler ditampilakan pada LCD sebagai
pengukuran nilai TDS serta digunakan untuk mengontrol II. TEORI PENUNJANG
pompa. Pompa dilengkapi dengan membran RO untuk 2.1. Konsep Konduktansi
filterisasi yang kecepatannya terkontrol. Pompa akan aktif Konduktansi atau EC (Electrical Conductivity) adalah
jika tingkat TDS melebihi set point yang di inginkan , ukuran kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus
filterisasi dilakukan secara terus-menerus hingga tingkat listrik. Konduktansi (G) merupakan kebalikan (invers) dari
TDS kembali normal. resistansi (R). Sehingga persamaan matematisnya adalah :
Berdasarkan hasil pengujian yang telah
1
dilakukan, sistem ini telah bekerja secara efektif. Dalam G= (1)
proses pengujian, sistem mampu menurunkan TDS rata- R
rata sebesar 50 PPM dalam 20 menit untuk volume air Sehingga dengan menggunakan Hukum Ohm, maka
sebanyak 1 liter. didapatkan definisi lainnya :
I
Kata Kunci : TDS, ATmega 16, Membran RO V = IR = (2)
G
I. PENDAHULUAN Secara definisi diatas, jika dua plat yang diletakkan dalam
suatu larutan diberi beda potensial listrik (normalnya
P engontrolan TDS air merupakan hal yang penting
dilakukan. Banyaknya pencemaran lingkungan
menyebabkan naiknya TDS air hingga melebihi batas normal.
berbentuk sinusioda), maka pada plat tersebut akan mengalir
arus listrik. Konduktansi suatu larutan akan sebanding dengan
Hal ini bisa diatasi dengan menggunakan sistem otomatisasi konsentrasi ion-ion dalam larutan tersebut yang ditunjukkan
TDS air. pada gambar dibawah ini :
Dimana :
C : Konduktansi spesifik (S) 2.4. Regresi Polinomial
G : Konduktansi yang terukur (S) Regresi Polynomial digunakan untuk menentukan
L : Jarak antar plat (cm) fungsi polinomial yang paling sesuai dengan kumpulan
A : Luas penampang plat (cm2) titik data (x n ,yn ) yang diketahui.
2000
1500
1000
Gambar 8. Perancangan rangkaian pengatur kecepatan motor DC Series1
500
3.3. Perancangan Software
0
Perancangan software dilakukan secara bertahap, dengan
0 500 1000
melakukan bernbagai pengujian setiap blok hardware setelah
hardware siap dijalankan. Langkah-langkah dalam ADC
perancangan software adalah sebagai berikut : Gambar 9. Grafik nilai PPM
1. Uji dan kalibrasi data sensor TDS untuk kadar zat terlarut Dari hubungan tersebut, maka dibuat sebuah persamaan
pada air yang berbeda dengan pembacaan ADC. konversi dari nilai ADC ke nilai PPM menggunakan curve
2. Uji rangkaian driver motor AC dengan kontrol modulasi Fitting dengan bantuan Matlab. Sehingga didapatkan
PWM. persamaan berikut :
3. Pembuatan algoritma Kontroler P berdasarkan data uji
yang didapat. y = 0.0009 x 2 − 0.0313 x + 8.0538 (5)
20 3.22 672 50 1.55 324 80 0.07 15 4.3. Pengujian Awal TDS air
21 3.00 627 51 1.53 320
22 3.00 626 52 1.52 318 Sebelum semua hal diatas dilakukan, hal yang terpenting
23 2.99 624 53 1.47 308 yang harus dilakukan adalah mencari nilai saturasi sensor
24 2.85 596 54 1.41 295 terhadap kandungan TDS, dengan tujuan untuk melakukan
25 2.77 578 55 1.40 293 kalibrasi. Sensor TDS memerlukan waktu yang relatif lambat
26 2.74 573 56 1.37 286 untuk mencapai nilai yang stabil, waktu yang diperlukan oleh
27 2.59 542 57 1.27 265
28 2.56 536 58 1.05 220
1 liter air dengan nilai TDS awal sebesar 100 untuk mencapai
29 2.52 526 59 1.02 213 keadaan saturasi (25 PPM) adalah kurang lebih 20 menit.
30 2.45 512 60 0.93 195 Tabel ini menampilkan respon sensor waktu pertama kali
dinyalakan hingga dalam keadaan saturasi.
TCCR1A (Timer/Counter Control Register 1A) = 0x82 Tabel 4.4 Tegangan sensor terhadap TDS buatan
PPM Tegangan sensor (Volt)
451.13 2.99
244.39 2.33
TCCR1B (Timer/Counter Control Register 1B) = 0x12 159.10 1.97
81.22 1.53
29.32 1.05
13.22 0.7
11.93 0.58
11.94 0.55
12.16 0.51
14.02 0.4
15.15 0.36
15.80 0.34
18.12 0.28
21.50 0.21
Pada saat tegangan sensor (V RL = 2.99 Volt)
• Dengan alat ukur standard : TDS = 472 PPM
Gambar 12. Sinyal PWM dengan duty cycle 36% dan 60% • Dengan alat ukur buatan : TDS = 451.2 PPM
Pada saat tegangan sensor (V RL = 0.58 Volt)
• Dengan alat ukur standard : TDS = 20 PPM
4.5. Pengujian tegangan sensor TDS terhadap kandungan zat • Dengan alat ukur buatan : TDS = 11.94 PPM
terlarut pada air
Pengujian disini akan dilakukan dengan mengamati V. KESIMPULAN
perubahan tegangan output dari sensor TDS sebagai Setelah melakukan pengujian dari keseluruhan sistem pada
bentuk respon terhadap perubahan kadar zat terlarut dalam tugas akhir ini, dan berdasarkan data yang telah didapat dapat
air. Selnjutnya setiap perubahan nilai tegangan dari sensor diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
akan dicatat untuk setiap perubahan kadar TDS. Untuk 1. Dengan menggunakan sistem Pengontrolan tingkat TDS
mendapatkan nilai TDS dengan sensor buatan sendiri, air secara otomatis, maka air untuk budidaya ikan dapat
dapat digunakan persamaan (4.2) berikut: terkontrol. Sehingga system ini dapat membantu para
peternak ikan (terutama peternak pada aquarium) dalam
y = 74.8629x2 – 85.0167x + 36.0513 (7) mengontrol tingkat TDS air.
2. Sistem Penurunan TDS dengan menggunakan Membran
dimana RO memiliki kemampuan yang cukup optimal untuk
y : nilai TDS yang terukur ( ppm atau mg/L) menurunkan tingkat TDS.
x : tegangan sensor (V) 3. Dengan digunakannya Sistem otomatisasi TDS air di
dalam betrnak, maka tingkat kesehatan ikan lebih terjaga
Berikut tabel 4.3 dan grafik hasil pengujian sensor untuk dibandingkan tanpa menggunakan system pengontrolan
beberapa macam sampel air. TDS.
Tabel 4.3 Tegangan sensor terhadap TDS alat ukur standard
UCAPAN TERIMA KASIH
PPM Tegangan sensor (Volt)
472 2.99 Penulis Ery mengucapkan terima kasih kepada Bapak
212 2.33 Muhammad Rivai, selaku dosen pembimbing pertama, dan
143 1.97 Bapak Tasripan , selaku dosen pembimbing kedua, yang telah
90 1.53 memberikan dukungan dan motivasi berupa ide dan pemberian
49 1.05 referensi, serta kepada rekan-rekan asisten yang turut
25 0.7 membantu dalam proses pengerjaan penelitian ini.
20 0.58
19 0.55 DAFTAR PUSTAKA
17 0.51 [1] Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya
14 0.40 dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta
12 0.36 [2] Alabaster, JS dan R Lloyd. 1982. Water Quality Criteria for Freshwater
11 0.34 Fish. Second Edition. Food and Agriculture Organization of United
Nations. Butterworths. London.
9 0.28 [3] http://insansainsprojects.wordpress.com/tds-meter
6 0.21 [4] http://www.airminumisiulang.com/product/12/14/Total Dissolved Solid
[5] http://amryagus.blogspot.com/2011/04/sistem-kontrol.html
[6] Algifari. 1997. Analisis Regresi, Teori, Kasus dan Solusi, Edisi pertama.
BPFE. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.