TINJAUAN PUSTAKA
Elektroda kerja merupakan tempat terjadinya reaksi reduksi atau oksidasi dari analit.
Potensial elektroda kerja dapat divariasikan terhadap waktu untuk mendapatkan
reaksi yang diinginkan dari analit. Elektroda pembanding adalah elektroda yang
potensialnya diketahui dan stabil. Potensial elektroda pembanding tidak dipengaruhi
oleh komposisi sampel. Elektroda kalomel jenuh (EKJ) atau Ag/AgCl merupakan
elektroda pembanding yang umum digunakan. Elektroda pembantu yaitu elektroda
4
yang digunakan untuk mengalirkan arus antara elektroda kerja dan elektroda
pembantu, sehingga arus dapat diukur. Elektroda pembantu yang biasa digunakan
adalah kawat platina yang bersifat inert.
Besar dan jenis muatan listrik pada permukaan elektroda kerja sangat bergantung
pada potensial listrik yang diberikan. Jika potensial yang diberikan cukup negatif
maka permukaan elektroda akan bermuatan negatif. Begitu pula sebaliknya, jika
potensial yang diberikan cukup positif maka permukaan elektroda akan bermuatan
positif. Muatan yang terdapat pada permukaan elektroda tersebut harus diimbangi,
maka ion-ion dalam larutan yang memiliki muatan berlawanan dengan muatan
elektroda akan tertarik ke permukaan elektroda membentuk lapis rangkap listrik. Jika
potensial elektroda diselusur ke nilai potensial yang lebih negatif sehingga mencapai
potensial dekomposisi dari ion analit, maka ion analit pada lapis rangkap listrik akan
tereduksi. Akibatnya, konsentrasi ion analit pada lapis rangkap listrik akan berkurang
dan untuk menutupi kekurangan ion-ion analit pada lapis rangkap listrik ini, ion-ion
analit yang terdapat dalam tubuh larutan akan berdifusi menuju elektroda. Penjelasan
mengenai reaksi yang terjadi dipermukaan elektroda ini dapat dilihat seperti apa yang
ditunjukkan pada Gambar 2.2.
Reaksi reduksi atau oksidasi dari spesi analit yang elektroaktif pada permukaan
elektroda kerja akan menghasilkan arus listrik yang terukur. Ada tiga macam arus
yang dihasilkan pada teknik voltametri, yaitu arus difusi, arus migrasi, dan arus
konveksi. Arus difusi adalah arus yang disebabkan oleh perubahan gradien
konsentrasi pada lapis difusi dan besarnya sebanding dengan konsentrasi analit dalam
larutan. Arus migrasi adalah arus yang timbul akibat gaya tarik elektrostatik antara
elektroda dengan ion-ion dalam larutan. Arus konveksi adalah arus yang timbul
akibat gerakan fisik, seperti rotasi atau vibrasi elektroda dan perbedaan rapat massa.
Arus yang diharapkan pada pengukuran secara voltametri adalah arus difusi, karena
informasi yang dibutuhkan adalah konsentrasi analit. Arus konveksi diminimalisasi
dengan tidak melakukan pengadukan sesaat sebelum pengukuran, untuk
mempertahankan kebolehulangan pengukuran6 dan menjaga agar temperatur larutan
yang diukur tetap, arus migrasi diminimalisasi dengan cara penambahan larutan
elektrolit pendukung.7
nFAD1 / 2 C
iL = (1)
πt m
6
dengan tm merupakan waktu setelah pemberian pulsa pada saat arus diukur dan D
adalah koefisian difusi.
Potensial (E)
50
ms
Ein
Waktu (t)
Arus yang dihasilkan pada teknik ini lima hingga sepuluh kali lebih besar dari arus
yang dihasilkan oleh teknik polarografi DC.
nFAD1 / 2C ⎡1 − σ ⎤
ip = (2)
πtm ⎢⎣1 + σ ⎥⎦
7
⎛ nF ∆I ⎞
⎜ ⎟
dengan σ = e ⎝ RT 2 ⎠
, yang besarnya antara 0-1. VPD mampu mengukur hingga
tingkat konsentrasi 10-8 M (sekitar 1µgL-1). Teknik ini banyak digunakan untuk
analisis senyawa-senyawa organik dan anorganik pada skala renik. Pemilihan
amplitudo pulsa dan kecepatan laju selusur potensial dapat membantu meningkatkan
kepekaan, resolusi, dan kecepatan pengukuran.
50
Potensial (E)
ms
∆E
1 2
Waktu (t)
Gambar 2.4 Cara pemberian pulsa pada teknik VPD, 1 dan 2 : saat pengukuran arus7
Waktu (t)
Gambar 2.5 Cara pemberian pulsa pada teknik VGP, 1 dan 2 : saat pengukuran arus7
Voltamogram hasil pengukuran arus terhadap potensial dapat dilihat pada Gambar
2.6. Puncak yang didapat cukup tajam dan simetris di sekitar potensial tengah
gelombangnya dan besarnya arus puncak sebanding dengan besarnya konsentrasi
analit di dalam larutan.
Tingginya nilai arus bersih dibandingkan dengan arus maju maupun arus balik
menunjukkan sensitivitas yang tinggi dari teknik ini. Sensitivitasnya bahkan lebih
tinggi dari teknik VPD. Arus yang dihasilkan dari teknik VGP, untuk proses reaksi
yang reversibel maupun ireversibal, dapat mencapai tiga sampai empat kali lebih
besar dibandingkan arus dari teknik VPD.
Kelebihan dari teknik ini adalah kecepatannya. Laju selusur efektif didapat dari
f.∆Es, dengan f menyatakan frekuensi gelombang persegi (Hz) dan ∆Es menyatakan
tinggi kenaikan pulsa. Tingginya laju selusur dapat mengurangi waktu analisis
karena voltamogram lengkap didapat hanya dalam hitungan detik.
9
n(E – E1/2) mV
Gambar 2.6 Voltamogram teknik VGP; kurva A: arus puncak proses ke arah hasil reaksi,
kurva B: arus untuk proes ke arah pereaksi, dan kurva C: arus bersih7
Teknik lucutan pada dasarnya dibagi dalam dua tahap. Tahap awal adalah deposisi
sebagian kecil dari ion logam pada elektroda kerja secara elektrolisis untuk
memekatkan konsentrasi logam tersebut. Tahap ini kemudian diikuti dengan
pelucutan (tahap pengukuran) yang berupa pelarutan kembali deposit. Hal ini dapat
dilihat dalam gambaran tahapan sederhana proses yang terjadi pada permukaan
elektroda dalam metode VLA seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.7.
10
Voltametri lucutan anodik (VLA) merupakan teknik lucutan yang banyak digunakan.
Tahap prakonsentrasi dilakukan secara katodik pada potensial yang lebih negatif dari
potensial reduksi logam tersebut, sekitar 0,3 sampai 0,5 V lebih negatif. Ion-ion
logam mencapai elektroda secara difusi (akibat adanya gradien konsentrasi) maupun
konveksi (akibat pengadukan larutan) sambil direduksi dan terkonsentrasi di
permukaan elektroda menurut reaksi berikut :
Mn+ + ne- → M
Untuk meningkatkan jumlah logam yang terdeposisi maka larutan dapat diaduk atau
menggunakan elektroda yang dapat berputar. Lamanya waktu deposisi ditentukan
oleh tingkat konsentrasi ion logam. Makin kecil konsentrasinya makin lama waktu
yang dibutuhkan untuk deposisi.
Jika digunakan elektroda kerja tetes raksa maka ion logam tereduksi dan
terkonsentrasi sebagai amalgam menurut reaksi berikut :
Mn+ + ne- + Hg → M(Hg)
Konsentrasi logam dalam amalgam, CHg, dinyatakan dengan hukum Faraday :
i1td
CHg = (3)
nFVHg
dengan i1 adalah arus batas dari deposisi logam, td adalah lamanya deposisi, dan VHg
adalah volume dari elektroda raksa. Arus deposisi sebanding dengan fluks ion logam
di permukaan elektroda.
11
Tahap Akumulasi
Mn+ + ne- → M
Potensial (E)
EºCd
Tahap Pelucutan
M → Mn+ + ne-
EºCu
Waktu (t)
(a) Cu
Cd
Arus
ip
(b) Potensial
Gambar 2.8 (a) Kurva potensial terhadap waktu dan (b) voltamogram yang diperoleh untuk
teknik VLA7
12
Nilai potensial saat arus puncak oksidasi menyatakan jenis logam dalam sampel.
Besarnya arus puncak dipengaruhi beberapa parameter pada tahap deposisi dan
pelucutan, selain dari karakteristik ion logam dan geometri elektroda.
Gangguan yang mungkin timbul pada VLA adalah tumpang tindih dari puncak-
puncak akibat kemiripan potensial puncak oksidasinya, kehadiran senyawa organik
dengan permukaan yang aktif yang dapat teradsorpsi di permukaan elektroda dan
menghambat deposisi logam, serta formasi senyawa antarlogam yang menggangu
ukuran dan posisi munculnya puncak.
adanya resiko dari kerusakan mekanis pada material elektroda akan sangat
menguntungkan untuk digunakan dalam analisis.
2.4 Silika
Silika (SiO2) merupakan senyawa yang tidak reaktif dan hanya dapat dilarutkan
dalam asam fluorida (HF) atau lelehan NaOH. Bila silika ditempatkan dalam suatu
larutan tertentu maka pada permukaannya terbentuk spesi silanol (SiOH) yang
cenderung bersifat sebagai asam bronsted dibandingkan asam lewis karena gugus OH
terikat kuat pada SiO2. Di dalam larutan, silika merupakan pendonor gugus proton
yang baik sehingga dapat berikatan dengan suatu gugus positif pengganti ion H+
yang didonorkan. Fenomena ini secara meluas telah dimanfaatkan, misalnya untuk
pelapisan kain dengan menggunakan silika gel yang berinteraksi dengan gugus
organik tertentu. Silika gel banyak digunakan sebagai pengering dalam alat-alat
laboratorium, penyimpanan elektronik dan dalam kemasan obat-obatan.
Silika memiliki afinitas tinggi terhadap molekul positif, seperti ion-ion logam.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa elektroda pasta karbon yang dicampur
dengan silika menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan elektroda pasta
karbon biasa. Silika berfungsi sebagai agen pemekat logam di permukaan elektroda.