Anda di halaman 1dari 1

PENELITIAN CONE SUBSIDENCE PENYEBAB PERTAMBAHAN

RISIKO BANJIR DI WILAYAH GEDEBAGE BANDUNG


KELOMPOK KEILMUAN GEODESI Program Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Inovasi ITB
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN Tahun 2020
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
TIM PENELITI: Heri Andreas, Dina A Sarsito, Dhota Pradipta, Yudianto Kurniawan, Dimas Tresna, Rizal
BANDUNG MITIGASI HUB Ramdhani, Faisal Ramdhan, Sumirat Juwana

HASIL DAN PEMBAHASAN


PENDAHULUAN
Gambar 6 menunjukkan kontur 3D di
Land subsidence atau penurunan tanah terjadi di wilayah cekungan wilayah penelitian, gambar 7
Bandung semenjak tahun 1980, seiring dengan perkembangan kota dan menunjukkan kontur 2 D-nya,
pertumbuhan penduduknya (gambar 1-3). Konsumsi air tanah yang sementara itu gambar 8 menunjukkan
sangat banyak ditenggarai sebagai penyebab utama land subsidence cross section di sepanjang jalan Bypass
yang kemudian di overlay dengan foto-
Land subsidence menyebabkan perluasan banjir akibat banyak terjadinya foto kejadian banjir.
cone subsidence (cekungan subsidence). Dari gambar-gambar 6-8 membuktikan
Di Bandung, cone subsidence salah satunya ditenggarai terjadi di sekitar keberadaan cone subsidence di wilayah
Gedebage, yang menyebabkan pertambahan risiko banjir. Penelitian ini Gedebage, yang menambah risiko banjir
di wilayah tersebut.
akan membuktikan keberadaan cone subsidence di sekitar Gedebage

Gambar 6 Kontur 3D wilayah penelitian sekitar Gedebage


yang menunjukkan bentukan cone susidence di sekitar
Gambar 1 Land subsidence di Cekungan Gambar 2 Land subsidence di Cekungan Gambar 3 Land subsidence di Cekungan pertigaan Bypass Gedebage
Bandung periode tahun 1980-1990 Bandung periode tahun 1980-2010 Bandung periode tahun 1980-2016

METODOLOGI PENELITIAN PENGAMBILAN DATA DAN


Untuk membuktikan cone subsidence di
PENGOLAHAN DATA
wilayah Gedebage Bandung, dilakukan Area pengukuran spot height dilakukan
pengukuran RTK (Real Time Kinematik) Multi di sekitar pertigaan Jalan Bypass arah ke
Channel GNSS (Global Navigation Satellite Cibiru dengan ke arah ke Gedebage di
System). Dengan teknologi ini dapat diakusisi sebelah selatan dan ke arah utara ke
spot height dengan ketelitian hingga level Ujung Berung. Di sekitar pertigaan ini
Gambar 7 Kontur 2D wilayah penelitian sekitar Gedebage
yang menunjukkan bentukan cone susidence di sekitar
sentimeter. Dari titik-titik spot height kerap terjadi banjir, yang kemungkinan pertigaan Bypass Gedebage
selanjutnya kita dapat membuat kontur ada efeknya dari bentukan cone
topografi tanah. Dari karakteristik kontur subsidence. Cakupan area yang disurvei
dapat dilihat bentukan cone subsidence dengan RTK Multi Channel GNSS sekitar
(cekungan subsidence). Analogi ilustrasinya 2 kilometer x 2 kilometer
seperti bentukan wadah mangkuk. Cone
subsidence ini seperti telah disinggung di
pendahuluan sebagai parameter penambah
risiko banjir

Gambar 5 Dokumentasi pengukuran RTK Multi Channel GNSS


di lapangan, beserta titik-titik spot height

Gambr 8 Cross section Jalan Bypass (Barat Timur) di overlay


Setelah didapatkan data-data spot height, dengan kejadian banjir. Hasil menunjukkan bukti
keberadaan cone subsidence
kita lalu melakukan pengolahan data,
membentuk kontur 3D dan 2D serta cross
section untuk membuktikan keberadaan ACKNOWLEDMENT
cone subsidence. Terimakasih kepada LPPM yang memfasilitasi
Gambar 4 Ilustrasi pengukuran spot height dengan menggunakan
teknologi RTK Multi Channel GNSS. Dari titik-titik spot height dapat kegiatan penelitian pengabdian Masyarakat ini,
dibuatkan kontur yang menunjukkan cone subsidence juga kepada BMH (Bandung Mitigasi Hub)
sebagai Mitra.

Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian- ITB


Program Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Inovasi ITB Jalan Ganesa No. 10 Bandung 40132, Jawa Barat Indonesia
Tahun 2020 Telp : 022 – 2514990 Fax : 022 – 2514837
Pos-el: sisfo@fitb.itb.ac.id SMS Center : 0857 9436 9408

Anda mungkin juga menyukai