20a8b Sni Selubung Bangunan
20a8b Sni Selubung Bangunan
1. Ruang lingkup
1.2. Standar ini diperuntukkan bagi semua pihak yang terlibat dalam perancangan,
pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan bangunan gedung untuk mencapai
penggunaan energi yang effisien.
2. Acuan
c). The Development & Building Control Division (PWD) Singapore : “Handbook on Energy
Conservation in Buildings and Building Services”, 1992.
1 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
3.4
fenestrasi
bukaan pada selubung bangunan. Fenestrasi dapat berlaku sebagai hubungan fisik
dan/atau visual ke bagian luar gedung, serta menjadi jalan masuk radiasi matahari.
Fenestrasi dapat dibuat tetap atau dibuat dapat dibuka.
3.5
koeffisien peneduh (Shading Coefficient = SC)
angka perbandingan antara perolehan kalor melalui fenestrasi, dengan atau tanpa peneduh,
dengan perolehan kalor melalui kaca biasa/bening setebal 3 mm tanpa peneduh yang
ditempatkan pada fenestrasi yang sama.
3.6
konservasi energi
upaya mengeffisienkan pemakaian energi untuk suatu kebutuhan agar pemborosan energi
dapat dihindarkan.
3.7
nilai perpindahan termal atap (Roof Thermal Transfer Value = RTTV)
suatu nilai yang ditetapkan sebagai kriteria perancangan untuk penutup atap yang dilengkapi
dengan skylight.
3.8
nilai perpindahan termal menyeluruh (Overall Thermal Transfer Value = OTTV)
suatu nilai yang ditetapkan sebagai kriteria perancangan untuk dinding dan kaca bagian luar
bangunan gedung yang dikondisikan.
3.9
selubung bangunan
elemen bangunan yang menyelubungi bangunan gedung, yaitu dinding dan atap tembus
atau yang tidak tembus cahaya dimana sebagian besar energi termal berpindah melalui
elemen tersebut.
3.10
sudut bayangan horisontal
sudut proyeksi dari sirip vertikal terhadap orientasi dinding di mana positip bila di sebelah
kanan dinding dan negatip bila di sebelah kiri dinding.
3.11
sudut bayangan vertikal
sudut proyeksi dari sirip horisontal terhadap bidang horisontal dan selalu dianggap positip.
3.12
transmitansi tampak
transmitansi dari suatu bahan kaca khusus terhadap bagian yang tampak dari spektrum
radiasi matahari.
3.13
transmitansi termal
Koeffisien perpindahan kalor dari udara pada satu sisi bahan ke udara pada sisi lainnya.
2 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
4. Kriteria perancangan
4.1. Persyaratan
4.1.1. Berlaku hanya untuk komponen dinding dan atap pada bangunan gedung yang
dikondisikan.
4.1.2. Perolehan panas radiasi matahari total untuk dinding dan atap tidak boleh
melebihi nilai perpindahan panas menyeluruh sebagaimana tercantum di dalam standar ini.
4.1.3. Untuk membatasi perolehan panas akibat radiasi matahari lewat selubung
bangunan, yaitu dinding dan atap, maka ditentukan nilai perpindahan termal menyeluruh
untuk selubung bangunan tidak melebihi 45 Watt/m2.
4.2.1.1. Nilai perpindahan termal menyeluruh atau OTTV untuk setiap bidang dinding
luar bangunan gedung dengan orientasi tertentu, harus dihitung melalui persamaan :
OTTV = α.[(Uw x (1 – WWR)] x TDEk + (SC x WWR x SF) + (Uf x WWR x ΔT) ......(4.2.1.1)
dimana :
OTTV = nilai perpindahan termal menyeluruh pada dinding luar yang memiliki arah atau
orientasi tertentu (Watt/m2).
WWR = perbandingan luas jendela dengan luas seluruh dinding luar pada orientasi yang
ditentukan.
ΔT = beda temperatur perencanaan antara bagian luar dan bagian dalam (diambil
5K).
4.2.1.2. Untuk menghitung OTTV seluruh dinding luar, digunakan persamaan sebagai
berikut
( A 01 × OTTV1 ) + (A 02 × OTTV2 ) + ................. + (A 0i × OTTVi )
OTTV = ....….(4.2.1.2)
A 01 + A 02 + .................... A 0i
3 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
dimana :
A0i = luas dinding pada bagian dinding luar i (m2). Luas ini termasuk semua
permukaan dinding tak tembus cahaya dan luas permukaan jendela yang
terdapat pada bagian dinding tersebut.
OTTVi = nilai perpindahan termal menyeluruh pada bagian dinding i sebagai hasil
perhitungan dengan menggunakan persamaan (4.2.1.1)
Nilai absorbtansi radiasi matahari ( α ) untuk beberapa jenis permukaan dinding tak tembus
cahaya dapat dilihat pada tabel 4.2.2.(1) dan 4.2.2.(2).
Tabel 4.2.2.(1) Nilai absorbtansi radiasi matahari untuk dinding luar dan atap tak
tembus cahaya
Tabel 4.2.2.(2) Nilai absorbtansi radiasi matahari untuk cat permukaan dinding luar
Cat permukaan dinding luar α Cat permukaan dinding luar α
Hitam merata 0,95 Pernis hijau. 0,79
Pernis hitam 0,92 Hijau medium. 0,59
Abu-abu tua 0,91 Kuning medium. 0,58
Pernis biru tua 0,91 Hijau / biru medium. 0,57
Cat minyak hitam. 0,90 Hijau muda. 0,47
Coklat tua. 0,88 Putih semi kilap. 0,30
Abu-abu / biru tua. 0,88 Putih kilap. 0,25
Biru / hijau tua 0,88 Perak. 0,25
Coklat medium 0,84 Pernis putih 0,21
4.2.3. Transmitansi termal (U)
4.2.3.1. Untuk dinding tak tembus cahaya dan fenestrasi yang terdiri dari beberapa lapis
komponen bangunan, maka besarnya U dihitung dengan rumus :
4 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
1
U = .............……………………………………………………... (4.2.3.1)
RTotal
dimana :
i=n
Rtotal = Resistansi termal total = ∑R
i =0
i
Tabel 4.2.3.2.a. Nilai R lapisan udara permukaan untuk dinding dan atap
Resistansi Termal R
Jenis permukaan
(m2.K/Watt)
Emisifitas tinggi 1) 0,120
Permukaan dalam ( RUP )
Emisifitas rendah.2) 0,299
Permukaan luar ( RUL ) Emisifitas tinggi 0,044
Keterangan :
Emisifitas tinggi adalah permukaan halus yang tidak mengkilap (non reflektif)
Emisifitas rendah adalah permukaan dalam yang sangat reflektif, seperti alumunium foil.
b). Resistansi termal bahan (RK)
t
RK = .........……………………………………………………….….. (4.2.3.2.2)
k
dimana :
t = tebal bahan ( m ).
k = nilai konduktifitas termal bahan ( Watt/m.K)
Besarnya harga k untuk berbagai jenis bahan dapat dilihat pada tabel 4.2.3.2.b.
c). Resistansi termal rongga udara (RRU)
d) kondisi perancangan.
5 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
Untuk menyederhanakan perhitungan OTTV, nilai TDEk untuk berbagai tipe konstruksi
tercantum pada tabel 4.2.4.
6 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
Faktor radiasi matahari dihitung antara jam 07.00 sampai dengan jam 18.00. Untuk bidang
vertikal pada berbagai orientasi dapat dilihat pada tabel 4.2.5.
Tabel 4.2.5. Faktor radiasi matahari (SF, W/m2) untuk berbagai orientasi.1)
U TL T TG S BD B BL
Orientasi
130 113 112 97 97 176 243 211
1).
Berdasarkan data radiasi matahari di Jakarta.
Keterangan :
4.2.6.1. Koeffisien peneduh tiap sistem fenestrasi dapat diperoleh dengan cara
mengalikan besaran SC kaca dengan SC effektif dari kelengkapan peneduh luar, sehingga
persamaannya menjadi:
dimana :
SC = koeffisien peneduh sistem fenestrasi.
SCk = koeffisien peneduh kaca.
SCEf = koeffisien peneduh effektif alat peneduh.
4.2.6.2. Angka koeffisien peneduh kaca didasarkan atas nilai yang dicantumkan oleh
pabrik pembuatnya, yang ditentukan berdasarkan sudut datang 450 terhadap garis normal.
Sebagai contoh, besarnya koeffisien peneduh kaca seperti ditunjukkan dalam gambar
4.2.6.2, berdasarkan data pabrik pembuat adalah SCk = 0,5.
4.2.6.3. Pengaruh tirai dan atau korden di dalam bangunan gedung, khususnya untuk
perhitungan OTTV, tidak termasuk yang diperhitungkan.
7 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
a). Bila sebuah jendela dilindungi atau diteduhi sebagian oleh sarana peneduh luar, maka:
Gambar 4.2.6.2. Sinar matahari jatuh pada bidang normal dengan sudut 450
8 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
c). Untuk kaca bening dengan ketebalan 3 mm dan tidak terlindung, perolehan panas
radiasi matahari adalah:
H = A x IT ………………………………………………………….( 4.2.6.4.c )
dimana :
A EK
G= , adalah fraksi luas bagian yang ekspos oleh radisi matahari langsung.
A
e). Nilai koeffisien peneduh (SC) dari suatu sarana peneduh untuk sehari penuh, harus
dihitung dari perolehan panas radisi setiap jamnya, kemudian dijumlahkan untuk
seluruh waktu 12 jam siang hari. Perolehan panas total ini kemudian dibagi dengan
jumlah radiasi total IT, yang melalui kaca bening tak terlindungi setebal 3 mm untuk
seluruh jam siang hari yang sama; guna mendapatkan harga SC pada hari tersebut
J =12
∑( A
J =1
EK .I L + A.I D )
SCHARI = J =12
………………………………………..…( 4.2.6.4.f )
∑ ( A.I
J =1
T ).
g). Untuk menyederhanakan perhitungan, nilai SC suatu sarana peneduh untuk bulan-
bulan tertentu dapat ditentukan berdasarkan data matahari yang berlaku pada hari-hari
yang mewakili untuk bulan tersebut.
h). Dalam menentukan SC effektif dari suatu sarana peneduh, diperlukan untuk seluruh 12
bulan setahun.
9 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
i) Untuk tidak memakan waktu dan karena tingkat ketelitian bukanlah faktor yang sangat
kritis, maka perhitungan SC cukup didasarkan atas bulan-bulan representatif dalam
setahun, yakni bulan Maret, Juni, September dan Desember. Hari-hari representatif
dari keempat bulan tersebut adalah tanggal : 21 Maret, 22 Juni. 23 September dan 22
Desember.
j). Secara matematis, koeffisien peneduh effektif suatu sarana peneduh dapat dinyatakan
sebagai berikut :
SCEF =
∑ M
(G.I L + I D ) + ∑J (G.I L + I D ) + ∑S (G.I L + I D ) + ∑D (G.I L + I D )
∑ M
I T + ∑J I T + ∑S I T + ∑D I T
...............(4.2.6.4.j )
dimana :
∑ M
= jumlah untuk bulan Maret.
∑ J
= jumlah untuk bulan Juni.
∑ S
= jumlah untuk bulan September.
∑ D
= jumlah untuk bulan Desember.
a). Fraksi luar bagian jendela yang ekspos oleh matahari, G, pada setiap waktu untuk
suatu orientasi tertentu dapat ditentukan dengan geometri matahari.
b). Dengan mengetahui nilai SBV (Sudut Bayangan Vertikal) dan SBH (Sudut Bayangan
Horisontal), nilai G untuk sirip horisontal, sirip vertikal dan pelindung matahari bentuk
kotak segiempat dapat dihitung, dengan ketentuan sebagai berikut:
θ2 = SBH (positif untuk arah kanan dinding, negatif untuk arah kiri dinding).
[ Gambar 4.2.6.5.b.(1) ]
10 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
ϕ2 = sudut proyeksi sirip vertikal terhadap orientasi dinding (positip bila di sebelah
kanan dinding; negatip bila di sebelah kiri dinding).[Gambar 4.2.6.5.b.(2)]
Gambar 4.2.6.5.c : Denah jendela serta lubang cahaya dengan sirip horisontal di atas
jendela
AS = P.sin ϕ1 + P.Cos ϕ1.tan θ1. = P.(sin ϕ1 + Cos ϕ1.tan θ1 )
AEK = A – AS .
A EK A - A S A
= =1- S
A A A
A EK P
=1- . (sin ϕ1 + cos ϕ1.tan θ1) , atau :
A A
G1 = 1 – R1. (sin ϕ1 + cos ϕ1.tan θ1) …………...…………………….. (4.2.6.5.3)
dimana :
G1 = AEK/A, dan R1 = P/A, untuk proyeksi horisontal.
Catatan G1 ≥ 0.
d). Sirip vertikal menerus
Untuk sirip vertikal menerus dalam suatu deret seperti pada gambar 4.2.6.5.d.
11 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
Gambar 4.2.6.5.d Denah jendela serta lubang cahaya dengan sirip vertikal menerus
dimana :
Catatan G2 ≥ 0
Sarana peneduh berbentuk kotak segiempat dan sirip kombinasi vertikal dan horisontal
seperti ditunjukkan pada gambar 4.2.6.5.e.
G2 = 1 – R2.tan θ2.
Karena G1 dan G2 bebas satu sama lainnya, maka efek kombinasi dari kedua
komponen dapat dinyatakan sebagai berikut :
12 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
G3 = G1 x G2 ……………………………………………….…………. (4.2.6.5.e)
Catatan G3 ≥ 0.
4.3.1.1. Nilai perpindahan termal dari penutup atap bangunan gedung dengan orientasi
tertentu, harus dihitung melalui persamaan :
α .( A × U × TD ) + (A × U × ΔT ) + (A × SC × SF )
RTTV = r r Ek s s s .......………...(4.3.1.1)
A
0
dimana :
RTTV = nilai perpindahan termal atap yang memiliki arah atau orientasi tertentu
(Watt/m2).
α = absorbtansi radiasi matahari. [ tabel 4-2.2.(1) dan 4-2.2.(2 )].
Ar = luas atap yang tidak tembus cahaya (m2 ).
As = luas skylight (m2 ).
A0 = luas total atap = Ar + As (m2).
Ur = transmitansi termal atap tak tembus cahaya ( Watt/m2 .K).
TDEk = beda temperatur ekuivalen (K). (lihat tabel 4-3.3).
SC = koeffisien peneduh dari sistem fenestrasi.
SF = faktor radiasi matahari (W/m2).
Us = transmitansi termal fenestrasi (skylight) (W/m2 .K).
ΔT = beda temperatur perencanaan antara bagian luar dan bagian dalam (diambil 5
K)
Bila digunakan lebih dari satu jenis bahan penutup atap, maka transmitansi termal rata-rata
untuk seluruh luasan atap dihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut :
( A r1 × U r1 ) + ( A r2 × U r2 ) + ................. + ( A rn × U rn )
Ur = ........………………... (4.3.1.2)
A r1 + A r2 + .............. + A rn
dimana :
Ur = transmitansi termal rata-rata atap (W/m2.K).
Ur1, Ur2, Urn = transmitansi termal dari berbagai bagian atap yang berbeda (W/m2.K).
Ar1, Ar2, Arn = luas dari berbagai jenis atap yang berlainan (m2).
Bila digunakan lebih dari satu jenis bahan penutup atap, maka berat atap rata-rata dapat
dihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut :
dimana :
13 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
Wr1, Wr2, Wrn = berat dari jenis atap yang berlainan (kg/m2).
Nilai transmitansi termal maksimal penutup atap (Ur), ditunjukkan pada tabel 4.3.2.
Di bawah 50 1) 0,5
50 ~ 230 2) 0,8
Berat atap per satuan luas (kg/m2) Beda temperatur ekuivalen (TDEk), K
kurang dari 50 24
50 ~ 230 20
Nilai faktor radiasi matahari untuk bidang horisontal yang dihitung antara jam 07.00 sampai
dengan 18.00 adalah : SF = 316 Watt/m2.
Koeffisien peneduh (SC) untuk skylight dari bahan plastik, tercantum pada tabel 4.3.5.
14 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
5. Prosedur perancangan
5.1. Pada gambar 5.2 ditunjukkan diagram aliran proses perancangan OTTV, dan
pada gambar 5.3.1.1 dan 5.3.2.1. diagram aliran proses perancangan RTTV.
15 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
MULAI
Tentukan :
Luas selubung, dan
WWR
Tentukan : a
Tentukan nilai : U
Tentukan : SC
Tentukan :
SF, dan TDEQ
Hitung OTTV
parsial
Tentukan kembali
a , SC, atau Hitung OTTV total
WWR
Tidak
Periksa OTTV kurang
dari 45 W/m2
SELESAI
16 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
5.2.3. Periksa apakah nilai OTTV total lebih besar atau lebih kecil atau sama dengan 45
Watt/m2.
b. bila nilai OTTV tersebut lebih besar dari 45 Watt/m2, maka perlu dikurangi dengan cara
sebagai berikut:
3). ulangi perhitungan dengan nilai-nilai faktor yang baru tersebut sehingga nilai
OTTV kurang dari 45 Watt/m2.
5.3.1.1. Tentukan nilai RTTV pada setiap orientasi seperti pada diagram aliran proses
perancangan pada gambar 5.3.1.1, dengan cara sebagai berikut:
5.3.1.3. Periksa apakah nilai RTTV total lebih besar atau lebih kecil atau sama dengan 45
Watt/m2.
a). bila nilai tersebut kurang dari 45 Watt/m2, maka perhitungan selesai;
b). bila nilai tersebut lebih besar dari 45 Watt/m2, maka perlu dikurangi dengan cara
sebagai berikut:
3). ulangi perhitungan dengan nilai-nilai faktor yang baru tersebut sehingga nilai
RTTV kurang dari 45 Watt/m2.
17 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
MULAI
Tentukan :
Luas lubang cahaya (As).
Luas atap.
Tentukan nilai : U
Tentukan nilai : TD Ek
Tentukan : SC
SELESAI
18 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
5.3.2.1. Tentukan nilai RTTV pada setiap orientasi seperti pada diagram proses aliran
perancangan pada gambar 5.3.2.1. dengan cara sebagai berikut :
Tentukan nilai U
Periksa nilai U
Tentukan kembali
kurang dari U
konstruksi atap Tidak maksimum ?
SELESAI
6. Konservasi energi
6.2. Pengukuran dan pencatatan terhadap pemakaian beban chiller harus dilakukan
secara teratur dalam jangka waktu setahun, sebelum dan sesudah dilakukan konservasi
energi
6.3. Hubungan antara OTTV dan beban chiller secara umum dinyatakan dengan
persamaan :
dimana :
19 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
dimana :
HChiller= beban chiller per luas total selubung bangunan (jendela, dinding dan atap).
L0 = beban chiller dari beban internal seperti pencahayaan, orang dan peralatan.
= 786 Mbtu/m2 tahun = 230.400 kWh/m2.tahun.
B = beban konduktif dari jendela, dinding dan atap.
= 1.034 Mbtu/m2 tahun = 303.000 kWh/m2.tahun.
1 tahun = 3050 jam chiller beroperasi.
6.5. Selama belum dilakukan penelitian lebih lanjut di Indonesia, persamaan 6.4
mungkin dapat dipertimbangkan untuk digunakan di Indonesia.
a). Mengganti warna cat dinding luar dari warna gelap ke warna yang lebih terang,
(misalnya dengan mengganti warna cat dinding luar dari abu-abu tua menjadi warna
putih) (modifikasi nilai α );
c). Memasang Isolasi pada dinding dan atap (modifikasi Uw dan Ur);
d). Mengurangi angka perbandingan jendela luar dan dinding luar (modifikasi WWR);
7. Rekomendasi
7.1. Umum
Untuk dinding konstruksi; atap, lantai, kaca dan plat beton yang merupakan bagian dari
selubung bangunan untuk bangunan gedung yang luas jendela dan pintu kacanya lebih
besar dari 50% dari luas total dinding, harus memenuhi ketentuan seperti ditunjukkan pada
butir 7.2.1 sampai 7.2.3.
Dinding yang berhubungan dengan selubung bangunan diklasifikasikan sesuai butir 7.2.1,
7.2.2, atau 7.2.3.
20 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
Dinding pada bagian luar bangunan dan seluruhnya di atas permukaan tanah atau bagian di
atas permukaan tanah dari besmen atau dinding lantai satu yang lebih dari 15% berada di
atas permukaan tanah.
Besmen atau dinding di bawah permukaan tanah yang berhubungan dengan dinding luar
dan tidak kurang 85% berada di bawah permukaan tanah.
Dinding yang bukan dinding luar bangunan gedung dan yang memisahkan antara bagian
ruang yang dikondisikan dan ruang yang tidak dikondisikan.
7.3. Kriteria
Komponen selubung bangunan harus memenuhi ketentuan sesuai tabel 7.3.(1), 7.3.(2),
7.3.(3) dan 7.3.(4), didasarkan pada prosentase dinding yang di kaca. Prosentase bagian
dinding yang di kaca harus ditentukan dengan membagi total luas bukaan atau kaca (jendela
dan pintu kaca) dari seluruh dinding di atas permukaan tanah dengan total luas selubung
bangunan.
Resistansi termal minimum (R) dari bahan isolasi yang dipasang antara rangka atap atau
yang melekat pada penutup atap, mengikuti tabel 7.3.(1), 7.3.(2), 7.3.(3) atau 7.3.(4),
didasarkan pada bahan konstruksi yang digunakan untuk susunan atap.
7.5. Lantai terhadap udara luar atau ruang yang tidak dikondisikan
Resistansi termal minimal (R) dari bahan isolasi yang dipasang antara rangka lantai maupun
yang langsung melekat pada lantai harus mengikuti persyaratan seperti ditunjukkan dalam
tabel 7.3.(1), 7.3.(2), 7.3.(3) atau 7.3.(4), didasarkan pada konstruksi bahan yang digunakan
untuk lapisan lantai.
Resistansi termal minimal (R) dari bahan isolasi yang dipasang pada rongga dinding atau
yang melekat menerus pada dinding dalam harus dipersyaratkan sesuai tabel 7.3.(1), untuk
dinding di atas permukaan tanah, tanpa memperhitungkan luasan kaca, didasarkan pada
jenis rangka dan bahan konstruksi yang digunakan pada lapisan dinding. Sambungan yang
ditutup rapat harus mempunyai kelonggaran untuk mengembang dan menyusutnya bahan
konstruksi.
21 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
Tabel 7.3.(1) : Rekomendasi selubung bangunan jendela dan pintu kaca yang mempunyai
luas 10% atau lebih kecil dari luas didinding diatas permukaan tanah
Unsur Kondisi/Nilai
Skylights (Faktor U). 1
Plat beton atau dinding dibawah
R–0
permukaan tanah (nilai R).
Jendela dan pintu kaca SHGC Faktor U
PF < 0,25 Kecil kecil
0,25 ≤ PF < 0,50 Kecil kecil
PF ≥ 0,50 Kecil kecil
Susunan atap (Nilai R) Isolasi antara rangka Isolasi yang melekat
Semua palang/rangka kayu R-13 R-11
Semua palang/rangka metal R-13 R-12
Plat beton Tidak ada R-11
Gordeng metal dengan balok panas R-19 R-12
Gordeng metal tanpa balok panas R-30 R-12
Lantai yang berada di atas udara luar
atau ruang yang tidak di kondisikan Isolasi antara rangka Isolasi yang melekat
(nilai R)
Semua palang/rangka kayu R-0 R-0
Semua palang/rangka metal R-0 R-0
Plat beton Tidak ada R-0
Rangka
Dinding di atas permukaan tanah. Tanpa rangka Rangka kayu
metal
Dengan rangka
Nilai R rongga. Tidak ada R-0 R-0
Nilai R yang melekat. Tidak ada R-0 R-0
CMU ≥ 8 inci, dengan isolasi yang
menyatu
Nilai R rongga. Tidak ada R-0 R-0
Nilai R yang melekat. R-0 R-0 R-0
Dinding bata lainnya :
Nilai R Rongga. Tidak ada R-0 R-0
Nilai R yang melekat. R-0 R-0 R-0
22 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
Tabel 7.3.(2) : Rekomendasi Selubung Bangunan Jendela dan pintu kaca yang
mempunyai luas 1diatas 0% tetapi tidak lebih besar dari pada 25% dari luas didinding diatas
permukaan tanah
Unsur Kondisi/Nilai
Skylight (Faktor U). 1
Plat beton atau dinding dibawah
R-0
permukaan tanah (nilai R).
Jendela dan pintu kaca SHGC Faktor U
PF < 0,25 0,6 kecil
0,25 ≤ PF < 0,50 0,7 kecil
PF ≥ 0,50 kecil kecil
Susunan atap (Nilai R). Isolasi antara rangka Isolasi yang melekat
Semua palang/rangka kayu R-19 R-14
Semua palang/rangka metal R-19 R-15
Plat beton Tidak ada R-14
Gordeng metal dengan balok panas R-25 R-15
Gordeng metal tanpa balok panas X R-15
Lantai yang berada di atas udara luar
atau ruang yang tidak di kondisikan Isolasi antara rangka Isolasi yang melekat
(nilai R)
Semua palang/rangka kayu R-0 R-0
Semua palang/rangka metal R-0 R-0
Plat beton Tidak ada R-0
Rangka
Dinding di atas permukaan tanah. Tanpa rangka Rangka kayu
metal
Dengan rangka
Nilai R rongga. Tidak ada R-0 R-0
Nilai R yang melekat. Tidak ada R-0 R-0
CMU ≥ 8 inci, dengan isolasi yang
menyatu.
Nilai R rongga. Tidak ada R-0 R-0
Nilai R yang melekat. R-0 R-0 R-0
Dinding bata lainnya :
Nilai R Rongga. Tidak ada R-0 R-0
Nilai R yang melekat. R-0 R-0 R-0
23 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
Tabel 7.3.(3) : Rekomendasi Selubung Bangunan Jendela dan pintu kaca yang
mempunyai luas diatas 25% tetapi tidak lebih besar dari 40% dari luas didinding diatas
permukaan tanah
Unsur Kondisi/Nilai
Skylight (Faktor U). 1
Plat beton atau dinding dibawah
R-0
permukaan tanah (nilai R).
Jendela dan pintu kaca SHGC Faktor U
PF < 0,25 0,4 0,7
0,25 ≤ PF < 0,50 0,5 0,7
PF ≥ 0,50 0,6 0,7
Susunan atap (Nilai R). Isolasi antara rangka Isolasi yang melekat
Semua palang/rangka kayu R-19 R-16
Semua palang/rangka metal R-25 R-17
Plat beton Tidak ada R-16
Gordeng metal dengan balok panas R-25 R-17
Gordeng metal tanpa balok panas X R-17
Lantai yang berada di atas udara luar
atau ruang yang tidak di kondisikan Isolasi antara rangka Isolasi yang melekat
(nilai R)
Semua palang/rangka kayu R-0 R-0
Semua palang/rangka metal R-0 R-0
Plat beton Tidak ada R-0
Rangka
Dinding di atas permukaan tanah. Tanpa rangka Rangka kayu
metal
Dengan rangka
Nilai R rongga. Tidak ada R-0 R-0
Nilai R yang melekat. Tidak ada R-0 R-0
CMU ≥ 8 inci, dengan isolasi yang
menyatu.
Nilai R rongga. Tidak ada R-0 R-0
Nilai R yang melekat. R-0 R-0 R-0
Dinding bata lainnya :
Nilai R Rongga. Tidak ada R-0 R-0
Nilai R yang melekat. R-0 R-0 R-0
24 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
Tabel 7.3.(4) : Rekomendasi Selubung Bangunan Jendela dan pintu kaca yang
mempunyai luas diatas 40% tetapi tidak lebih besar dari 50% dari luas didinding diatas
permukaan tanah
Unsur Kondisi/Nilai
Skylight (Faktor U). 1
Plat beton atau dinding dibawah
R-0
permukaan tanah (nilai R).
Jendela dan pintu kaca SHGC Faktor U
PF < 0,25 0,3 0,7
0,25 ≤ PF < 0,50 0,4 0,7
PF ≥ 0,50 0,5 0,7
Susunan atap (Nilai R). Isolasi antara rangka Isolasi yang melekat
Semua palang/rangka kayu R-19 R-16
Semua palang/rangka metal R-25 R-17
Plat beton Tidak ada R-16
Gordeng metal dengan balok panas R-25 R-17
Gordeng metal tanpa balok panas R-30 R-17
Lantai yang berada di atas udara luar atau
Isolasi antara rangka Isolasi yang melekat
ruang yang tidak di kondisikan (nilai R)
Semua palang/rangka kayu R-0 R-0
Semua palang/rangka metal R-0 R-0
Plat beton Tidak ada R-0
Rangka
Dinding di atas permukaan tanah. Tanpa rangka Rangka kayu
metal
Dengan rangka
Nilai R rongga. Tidak ada R-0 R-0
Nilai R yang melekat. Tidak ada R-0 R-0
CMU ≥ 8 inci, dengan isolasi yang
menyatu.
Nilai R rongga. Tidak ada R-0 R-0
Nilai R yang melekat. R-0 R-0 R-0
Dinding bata lainnya :
Nilai R Rongga. Tidak ada R-0 R-0
Nilai R yang melekat. R-0 R-0 R-0
25 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
Apendiks A
Contoh menghitung OTTV selubung bangunan pada bangunan gedung
A.1 Sketsa
26 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
b
Komponen R
K
film udara luar 0,044
0,012
ubin mosaic 0,009
1,298
0,250
balok beton 0,173
1,442
film udara dalam 0,120
Total R : 0,346
1 1
U = = = 2,89 W/m2.K
R 0,346
TDEK = 10 K.
27 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
b
Komponen R
K
film udara luar 0,044
0,012
ubin mosaic 12 mm 0,009
1,298
0,115
dinding bata 115 mm 0,143
0,807
0,012
plesteran semen 12 mm 0,023
0,533
0,050
fibreglass 50 mm 1,429
0,035
0,012
Papan gypsum 12 mm 0,071
0,170
film udara dalam 0,120
Total R : 1,839
1 1
U = = = 0,5489 W/m2.K
R 1,839
Berat = (2640 x 0,012) + (1760 x 0,115) + (1568 x 0,012) + (32 x 0,05)+
+ (880 x 0,012) = 265 kg/m2.
TDEK = 10 K.
b
Komponen R
K
film udara luar 0,044
0,008
kaca luar 8 mm 0,008
1,053
ruang udara 0,160
0,06
kaca dalam 6 mm 0,006
1,053
film udara dalam 0,120
Total R : 0,338
28 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
1 1
U = = = 2,96 W/m2.K
R 0,338
SC = 0,5 (diberikan).
A.3 Perhitungan luas
29 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
a). Untuk mempermudah perhitungan OTTV dari selubung bangunan, dibuat formulir
seperti ditunjukkan pada Formulir A.1 dibawah ini.
b). Hasil perhitungan dari contoh diatas dengan menggunakan Formulir A.1, ditunjukkan
pada Formulir A.2.
30 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
Formulir A.1
Sub Total
Sub Total
31 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
Sub Total
TOTAL
OTTV :
32 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
Formulir A.2
Arah Mata
Bahan Luas TD(ek) U α Sub Total Total
Angin
Arah Mata
Bahan Luas SC SF Faktor Sub Total Total
Angin
33 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
OTTV : 35.20
34 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
Apendiks B : Daftar nilai Uw dan Ro, konstruksi dinding, atap dan lantai
35 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
36 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
37 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
38 dari 39
SNI 03- 6389- 2000
Bibliografi
[3] The Development & Building Control Division (PWD) Singapore: “Handbook on
Energy Conservation in Buildings and Building Services”, 1992.
39 dari 39