Anda di halaman 1dari 17

LATAR BELAKANG KONDISI PERUMAHAN

PADA SAAT PENYUSUNAN UNDANG2

TRANSAKSI

No 4/92
1997

1980

1/2011
KONDISI SOSIOLOGIS

1. PENDEKATAN SANGAT SEKTORAL

2. DI DAERAH MASIH SANGAT TERBATAS

3. KREDIT PEMILIKAN RUMAH YANG TERBATAS, PERLU DIBERDAYAKAN POTENSI MASYARAKAT

4. MASIH TERFRAGMENTASI DARI PEMBANGUNAN KOTA

5. KONTRIBUSI PADA PENINGKATAN KEGIATAN EKONOMI NASIONAL

6. KEBIJAKAN SERING KURANG BERPIHAK PADA MASYARAKAT MBR

7. LINGKUNGAN HUNIAN YANG TIDAK MEMENUHI STANDAR

8. LAJU PENYEDIAAN PRASARANA YANG TIDAK SESUAI DENGAN LAJU KEBUTUHAN

9. TATA RUANG YANG TIDAK KONSISTEN UNTUK DIWUJUDKAN

10. TANAH DIPERKOTAAN YANG LEBIH DINILAI SEBAGAI KOMODITAS DARI PADA FUNGSI SOSIAL

11. TUNTUAN KESEPAKATAN INTERNASIONAL BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN


Dalam rangka penyatupaduan frame work antara dewan dengan pemerintah
akan dijelaskan mengenai grand design penyelenggaraan perumahan dan
permukiman di Indonesia yang mudah-mudahan dapat menjadi satu frame
bersama dalam rangka melihat RUU ini dan dapat menyempurnakan
bersama-sama.

Peletakan perumahan terkait dengan tata ruang dan wilayah, terkait


dengan memperkuat peranan pemerintah daerah karena perumahan
merupakan urusan wajib daerah, kemudian dengan bentuk subsidi yang
bagaimana sehingga tidak memberatkan masyarakat.

Grand design perumahan ingin menempatkan perumahan dalam suatu


kawasan, Pembukaan UUD 1945 menyebutkan cita-cita untuk
memajukan kesejahteraan umum, dan salah satu indikator kesejahteraan
umum adalah perumahan. Sehingga dengan demikian pertanyaan yang
muncul adalah apakah perumahan sebagai salah satu urusan warga
negara, tanpa intervensi negara? maka bertentangan dengan konstitusi
Indonesia. Namun jika negara ingin campur tangan dalam masalah
perumahan maka bagaimana cara melakukan intervensi terhadap
perumahan.
.
Perumahan diletakan di dalam kota dimana terdapat segala aktifitas
manusia, sudah tentu perumahan ingin diletakan sebagai core atau bagian
yang penting dalam pembentukan spatial planing dan terjadinya apa yang
disebut dengan peradaban. Perumahan tidak ada artinya tanpa permukiman,
dan permukiman yang dibentuk adalah untuk memajukan kesejahteraan
umum.

Sedinamika apapun aktifitas manusia, pada akhirnya semua manuisa akan


pulang ke rumah sebagai tempat pembangunan nilai-nilai budaya. Fungsi
rumah tersebut harus mendapatkan dukungan dari permukiman, perumahan
sering disebut dengan housing as an urban development policy
instrument.

Dari sisi negara, dari sebuah negara dengan segala pelakunya (dunia usaha,
daerah, dan pemerintah pusat) rumah yang lengkap yang didalamnya
tersedia segala sesuatu, dalam rangka APBN disiapkan dengan dana alokasi
khusus untuk memperkuat peranan daerah beserta dana dekon dan
sebagainya, ini merupakan gambaran suatu sistem PPP/KSPS harus
menghasilkan rumah dan rumah akan menjadi aset masyarakat yang
menjadi bagian indikator ekonomi masyarakat yang pada akhirnya akan
menjadi aset nasional.
GRAND DESIGN
PENYELENGGARAAN Pembangunan Baru
PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN

Pembangunan
Kawasan
Perkotaan/Perdesaan

Pengaturan
Kelembagaan
Pembiayaan
Perumahan Yang Telah Terbangun
Kawasan
Permukiman
Sub Pusat
Kegiatan

CBD

Kota

Perumahan

Permukiman
PENGEMBANGAN
PERUMAHAN
melalui
KPS
(Kerjasama
Pemerintah &
Swasta)
SPM Pelayanan
Dasar

~ BLU PPP Aset


Kepastian
~ DAK
Kesiapan
Masyarakat
~ Tugas Pem- Lahan & PSU (Owner)
bantuan
~ Dekon
~ PSO
- PRO JOB
- PRO POOR ~ Stimulan
- PRO GROWTH
-PROENVIRONMENT
Public Private Partnership

Marginal
Productivity of
Personal Capital
(Pembentukan Aset
Masyarakat)
BAYAR PAJAK
(NPWP/SPT/BPHTB/
PBB) 8
FLPP diatur dengan Pasal 126

Dekon/Pembantuan iatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 07/ 2008

Penyediaan tanah oleh pemda diatur dalam Pasal 18 huruf e dan

Pasal 105 ayat (1) dan (2)

Kemudahan untuk masyarakat diatur dalam Pasal 54 dan 55.


Dengan terselenggaranya suatu sistem yang baik dalam penyelenggaraan
perumahan akan menunjang Pro Job, Pro Poor, Pro Growth, dan Pro
Environment yang juga dicanangkan oleh Presiden RI.

Terkait dengan perumahan kumuh, merupakan kesepakatan internasional


dalam rangka MDGs dan Urban Renewal, tergantung dari Public Private
Partnership menyelesaikan perumahan kumuh menjadi perumahan yang baik

Dengan tiga fokus utama dalam pengembangan perumahan diatas,


sebagai instrument dalam urban development melalui pembangunan
perumahan baru dan peningkatan nilai aset perumahan, diperlukan suatu
pengaturan yang tegas, sistem pembiayaan yang handal serta
kelembagaan yang kuat sesuai dengan tantangannya.
Pemerintah Pemda Masyarakat Dunia usaha
APBN APBD Swadaya Dana swasta
- Stimulan rumah - RTRW
- Rusun - Stimulan rumah
- Tanah
- PSU - PSU - Bangunan komersil
- Rumah
- Pengaturan - Pendampingan
- Pendampingan - Tanah

- Kesehatan
masyarakat
- Kegiatan
Peningkatan ekonomi
Pembayaran - Pengurangan
pajak (PBB)
oleh kemiskinan
masyarakat

Peningkatan Kualitas Perumahan melalui Perumahan


Peningkatan
Kerjasama Pemerintah, Swasta, dan yang terencana nilai/kualitas aset
Masyarakat penduduk
Pencegahan perumahan kumuh dan permukiman kumuh diatur dalam Pasal 94 dan 95

Peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh diatrur Pasal 96 - 104
CATATAN UNTUK PEMDA PADA PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH

1. TUGAS PEMDA DALAM PENYELENGGARAN PKP Pasal 14 dan 15

a. Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman ( Pasal 15 huruf i)


b. Menyediakan pendampingan bagi masyarakat (Pasal 15 huruf p)

2. WEWENANG PEMDA DALAM PENYELENGGARAAN PKP Pasal 17 dan 18

a. Menetapkan lokasi perumahan dan permukiman sebagai perumahan dan permukiman kumuh
(Pasal 15 huruf h)

b. Memfasilitasi peningkatan kualitas perumahan dan permukiman kumuh (Pasal 15 huruf i)


PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN BARU

1. Pasal 58 ayat (3) huruf b Pasal 66

Anda mungkin juga menyukai