TIM:
LABORATORIUM PERENCANAAN DAN
SISTEM INFORMASI KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
OKTOBER 2009
Kontributor:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI...
BAB I : KOMPONEN DASAR KOMPUTER...
1.1. Definisi computer...
1.1.1. Sistem computer.
1.1.2. Struktur dan fungsi computer..
1.2. Perangkat keras.....
1.2.1. Input device.
1.2.1.1. Penggunaan keyboard...
1.2.1.2. Penggunaan mouse...
1.2.1.3. Scanner
1.2.1.4. Digital camera.
1.2.1.5. Mic (microphone)
1.2.2. Output device.
1.2.2.1. Printer dan plotter..
1.2.2.2. Monitor.
1.2.3. Cpu (central processing unit)..
1.2.3.1. Cu (control unit) / unit kendali..
1.2.3.2. Alu (arithmatic and logic unit)..
1.2.3.3. Register
1.2.3.4. Array processor..
1.2.3.5. Memori.
1.2.3.6. Random access memory (ram)
1.2.3.7. Media penyimpanan (memori) Eksternal...
1.2.3.8. Cd-rom.
1.2.3.9. Dvd (digital versatile disc)
1.3. Perangkat lunak.
1.3.1. Perkembangan pembuatan perangkat lunak....
1.3.2. Evolusi perangkat lunak
1.3.2.1. Era stabil.
1.3.2.2. Era pioneer.
1.3.3. Klasifikasi perangkat lunak..
1.3.3.1. Sistem operasi
1.3.4. Aplikasi office.
1.3.5. Aplikasi multimedia...
i
ii
1
1
1
2
3
3
4
5
6
7
7
7
8
8
8
9
9
9
11
11
11
12
13
13
15
15
15
15
16
16
17
17
18
20
20
20
25
27
27
28
28
30
31
32
33
34
37
37
37
37
38
49
40
41
42
42
42
43
43
44
48
49
49
49
50
50
50
50
51
51
51
52
52
58
58
59
60
60
69
76
77
77
77
81
85
85
BAB VI :
6.1.
6.2.
6.3.
6.4.
6.5.
6.6.
95
95
95
97
97
98
99
99
99
100
100
100
100
101
101
102
102
103
103
103
103
104
blue
104
105
106
106
108
109
109
110
111
113
113
113
113
113
114
114
115
115
115
116
120
123
124
124
125
125
126
128
130
BAB I :
1.1.
DEFINISI KOMPUTER
Istilah komputer mempunyai arti yang luas dan berbeda bagi setiap orang. Istilah
komputer (computer) diambil dari bahasa Latin computare yang berarti menghitung
(to compute atau to reckon). Komputer dapat pula berarti suatu alat elektronik yang
mampu melakukan beberapa tugas, yaitu menerima input, memproses input sesuai
dengan instruksi yang diberikan, menyimpan perintah-perintah dan hasil
pengolahannya, serta menyediakan output dalam bentuk informasi. Komputer
adalah sistem elektronik untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat serta
dirancang dan diorganisasikan supaya secara otomatis menerima dan menyimpan
data input, memprosesnya, dan menghasilkan output berdasarkan instruksi-instruksi
yang telah tersimpan di dalam memori. Dan masih banyak lagi ahli yang mencoba
mendefinisikan secara berbeda tentang komputer. Namun, pada intinya dapat
disimpulkan bahwa komputer adalah suatu peralatan elektronik yang dapat
menerima input, mengolah input, memberikan informasi, menggunakan suatu
program yang tersimpan di memori komputer, dapat menyimpan program dan hasil
pengolahan, serta bekerja secara otomatis. Istilah dan definisi tersebut diatas
setidaknya terdapat tiga istilah penting, yaitu input (data), penzus yang kemudian
dapat disimpan sebagai file text, dokumen dan gambar.
1.1.1. Sistem Komputer
Supaya komputer dapat digunakan untuk mengolah data, maka harus berbentuk
suatu sistem yang disebut dengan sistem komputer. Secara umum, sistem terdiri
dari elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan untuk
melaksanakan suatu tujuan pokok dari sistem tersebut.
Tujuan pokok dari sistem komputer adalah mengolah data untuk menghasilkan
informasi sehingga perlu didukung oleh elemen-elemen yang terdiri dari perangkat
keras (hardware), perangkat lunak (software), dan brainware. Perangkat keras
adalah peralatan komputer itu sendiri, perangkat lunak adalah program yang berisi
perintah-perintah untuk melakukan proses tertentu, dan brainware adalah manusia
yang terlibat di dalam mengoperasikan serta mengatur sistem komputer.
Ketiga elemen sistem komputer tersebut harus saling berhubungan dan membentuk
satu kesatuan. Perangkat keras tanpa perangkat lunak tidak akan berarti apa-apa,
hanya berupa benda mati. Kedua perangkat keras dan lunak juga tidak dapat
berfungsi jika tidak ada manusia yang mengoperasikannya.
Sifatnya bidirectional, artinya CPU dapat membaca dan menirma data melalui
data bus ini. Data bus biasanya terdiri atas 8, 16, 32, atau 64 jalur paralel.
7. Address Bus
Digunakan untuk menandakan lokasi sumber ataupun tujuan pada proses transfer
data. Pada jalur ini, CPU akan mengirimkan alamat memori yang akan ditulis atau
dibaca.Address bus biasanya terdiri atas 16, 20, 24, atau 32 jalur paralel.
8. Control Bus
Control Bus digunakan untuk mengontrol penggunaan serta akses ke Data Bus
dan Address Bus. Terdiri atas 4 samapai 10 jalur paralel.
1.2.
Perangkat Keras
Hampir seluruh aspek kehidupan manusia saat ini tidak dapat dilepaskan dari
teknologi, khususnya teknologi komputer. Untuk menuliskan suatu dokumen, orang
cenderung sudah meninggalkan mesin ketik manual dan sudah digantikan perannya
oleh komputer. Kasir di suatu pertokoan besar (supermarket) sudah menggunakan
peralatan otomatis berupa komputer yang didisain khusus untuk keperluan itu.
Kumpulan lagu-lagu yang sebelumnya hanya dapat didengarkan melalui media
kaset atau piringan hitam, saat ini sudah mulai dikemas dalam bentuk compact disk
(CD) yang dapat didengarkan dengan menggunakan komputer multimedia. Belum
lagi perkembangan teknologi komputer di bidang kesehatan yang maju sangat pesat
untuk membantu diagnosa penyakit dan proses penyembuahnnya, dan masih
banyak lagi bidang-bidang kehidupan manusia yang saat ini sudah menggunakan
peralatan komputer.
1.2.1. Input Device
Input device adalah alat yang digunakan untuk menerima input dari luar sistem, dan
dapat berupa signal input atau maintenance input. Di dalam sistem komputer, signal
input berupa data yang dimasukkan ke dalam sistem komputer, sedangkan
maintenance input berupa program yang digunakan untuk mengolah data yang
dimasukkan. Dengan demikian, alat input selain digunakan untuk memasukkan data
juga untuk memasukkan program.
Beberapa alat input mempunyai fungsi ganda, yaitu disamping sebagai alat input
juga berfungsi sebagai alat output sekaligus. Alat yang demikian disebut sebagai
terminal. Terminal dapat dihubungkan ke sistem komputer dengan menggunakan
kabel langsung atau lewat alat komunikasi.
Terminal dapat digolongkan menjadi non intelligent terminal, smart terminal, dan
intelligent terminal. Non intelligent terminal hanya berfungsi sebagai alat
memasukkan input dan penampil output, dan tidak bisa diprogram karena tidak
mempunyai alat pemroses. Peralatan seperti ini juga disebut sebagai dumb terminal.
Smart terminal mempunyai alat pemroses dan memori di dalamnya sehingga input
3
ketik. Perbedaannya terletak pada hasil output atau tampilannya. Bila kita
menggunakan mesin ketik, kita tidak dapat menghapus atau membatalkan apa-apa
saja yang sudah ketikkan dan setiap satu huruf atau simbol kita ketikkan maka
hasilnya langsung kita lihat pada kertas. Tidak demikian dengan keyboard. Apa yang
kita ketikkan hasil atau keluarannya dapat kita lihat di layar monitor terlebih dahulu,
kemudian kita dapat memodifikasi atau melakukan perubahan-perubahan bentuk
tulisan, kesalahan ketikan dan yang lainnya. Keyboard dihubungkan ke komputer
dengan sebuah kabel yang terdapat pada keyboard. Ujung kabel tersebut
dimasukkan ke dalam port yang terdapat pada CPU komputer.
1.2.1.2. Penggunaan Mouse
Pada dasarnya, penunjuk (pointer) yang dikenal dengan sebutan "Mouse" dapat
digerakkan kemana saja berdasarkan arah gerakan bola kecil yang terdapat dalam
mouse. Jika kita membuka dan mengeluarkan bola kecil yang terdapat di belakang
mouse, maka akan terlihat 2 pengendali gerak di dalamnya. Kedua pengendali gerak
tersebut dapat bergerak bebas dan mengendalikan pergerakan penunjuk, yang satu
searah horisontal (mendatar) dan satu lagi vertikal (atas dan bawah).
Jika kita hanya menggerakkan pengendali horisontal maka penunjuk hanya akan
bergerak secara horisontal saja pada layar monitor komputer. Dan sebaliknya jika
penunjuk vertikal yang digerakkan, maka penunjuk (pointer) hanya bergerak secara
vertikal saja dilayar monitor. Jika keduanya kita gerakkan maka gerakan penunjuk
(pointer) akan menjadi diagonal. Jika bola kecil dimasukkan kembali, maka bola itu
akan menyentuh dan menggerakkan kedua pengendali gerak tersebut sesuai
dengan arah mouse yang kita gerakkan.
Pada sebagian besar mouse terdapat tiga tombol, tetapi umumnya hanya dua
tombol yang berfungsi, yaitu tombol paling kiri dan yang paling kanan. Pengaruh dari
penekanan tombol atau yang di kenal dengan istilah Click ini tergantung pada
obyek (daerah) yang kita tunjuk. Komputer akan mengabaikan penekanan tombol
(click) bila tidak mengenai area atau obyek yang tidak penting.
Kemudian dalam penggunaan mouse juga kita kenal istilah "Drag" yang artinya
menggeser atau menarik. Apabila kita menekan tombol paling kiri tanpa
melepaskannya dan sambil menggesernya, salah satu akibatnya obyek tersebut
berpindah atau menjadi pindah (tersalin) ke obyek lain dan terdapat kemungkinan
lainnya. Kemungkinan-kemungkinan ini tergantung pada jenis program aplikasi apa
yang kita jalankan. Mouse terhubung dengan komputer dengan sebuah kabel yang
terdapat pada mouse. Ujung kabel tersebut dimasukkan dalam port yang terdapat di
CPU komputer.
1.2.1.3. Scanner
Bentuk dan ukuran scanner bermacam-macam, ada yang besarnya seukuran
dengan kertas folio ada juga yang seukuran postcard, bahkan yang terbaru,
berbentuk pena yang baru diluncurkan oleh perusahaan WizCom Technologies Inc.
Scanner berukuran pena tersebut bisa menyimpan hingga 1.000 halaman teks cetak
dan kemudian mentransfernya ke sebuah komputer pribadi (PC). Scanner berukuran
pena tersebut dinamakan Quicklink. Pena scanner itu berukuran panjang enam inci
dan beratnya sekitar tiga ons. Scanner tersebut menurut WizCom dapat melakukan
pekerjaannya secara acak lebih cepat dari scanner yang berbentuk datar.
Data yang telah diambil dengan scanner itu, bisa dimasukkan secara langsung ke
semua aplikasi komputer yang mengenali teks ASCII. Perbedaan tiap scanner dari
berbagai merk terletak pada pemakaian teknologi dan resolusinya. Pemakaian
teknologi misalnya penggunaan tombol-tombol digital dan teknik pencahayaan.
Cara kerja Scanner :
1. Penekanan tombol mouse dari komputer menggerakkan pengendali kecepatan
pada mesin scanner. Mesin yang terletak dalam scanner tersebut mengendalikan
proses pengiriman ke unit scanning.
2. Kemudian unit scanning menempatkan proses pengiiman ke tempat atau jalur
yang sesuai untuk langsung memulai scanning.
3. Nyala lampu yang terlihat pada Scanner menandakan bahwa kegiatan scanning
sudah mulai dilakukan.
4. Setelah nyala lampu sudah tidak ada, berarti proses scan sudah selesai dan
hasilnya dapat dilihat pada layar monitor.
5. Apabila hasil atau tampilan teks / gambar ingin dirubah, kita dapat merubahnya
dengan menggunakan software-software aplikasi yang ada. Misalnya dengan
photoshop, Adobe dan lain- lain.
Ada dua macam perbedaan scanner dalam memeriksa gambar yang berwarna yaitu:
1. Scanner yang hanya bisa satu kali meng-scan warna dan menyimpan semua
warna pada saat itu saja.
2. Scanner yang langsung bisa tiga kali digunakan untuk menyimpan beberapa
warna. Warna-warna tersebut adalah merah, hijau dan biru.
Scaner yang disebut pertama lebih cepat dibandingkan dengan yang kedua, tetapi
menjadi kurang bagus jika digunakan untuk reproduksi warna. Kebanyakan scanner
dijalankan pada 1-bit (binary digit / angka biner), 8-bit (256 warna), dan 24 bit (lebih
dari 16 juta warna). Nah, bila kita membutuhkan hasil yang sangat baik maka
dianjurtkan menggunakan scanner dengan bit yang besar agar resolusi warna lebih
banyak dan bagus.
Drive device atau driver, yaitu alat yang digunakan untuk merekam simbol dalam
bentuk yang hanya dapat dibaca oleh mesin pada media seperti magnetic disk atau
magnetic tape. Alat ini berfungsi ganda, sebagai alat output dan juga sebagai alat
input.
Output bentuk pertama sifatnya adalah permanen dan lebih portable (dapat dilepas
dari alat outputnya dan dapat dibawa ke mana-mana). Alat yang umum digunakan
untuk ini adalah printer, plotter, dan alat microfilm. Sedangkan output bentuk kedua
dapat berupa video display, flat panel, dan speaker. Dan alat output bentuk ketiga
yang menggunakan media magnetic disk adalah disk drive, dan yang menggunakan
media magnetic tape adalah tape drive.
Program yang berisi kumpulan dari instruksi-instruksi dan data diletakkan di memori
utama yang diibaratkan sebagai sebuah meja. Kita mengerjakan program tersebut
dengan memproses satu per satu instruksi-instruksi yang ada di dalamnya, dimulai
dari instruksi yang pertama dan berurutan hingga yang terakhir. Instruksi ini dibaca
dan diingat (instruksi yang sedang diproses disimpan di register).
Misalnya instruksi berbunyi HITUNG C = A + B, maka kita membutuhkan data untuk
nilai A dan B yang masih ada di meja (tersimpan di memori utama). Data ini dimaca
dan masuk ingatan kita (data yang sedang diproses disimpan di register), yaitu
misalnya A bernilai 2 dan B bernilai 3. Saat ini ingatan otak kita telah tersimpan
suatu instruksi, nilai A, dan nilai B, sehingga nilai C dapat dihitung yaitu sebesar 5
(proses perhitungan ini dilakukan di ALU). Hasil dari perhitungan ini perlu dituliskan
kembali ke meja (hasil pengolahan disimpan kembali ke memori utama). Setelah
semua selesai, kemungkinan data, program, dan hasilnya disimpan secara
permanen untuk keperluan di lain hari sehingga perlu disimpan di dalam lemari
kabinet (penyimpanan sekunder).
Dengan demikian, ada tiga macam memori yang dipergunakan di dalam sistem
komputer, yaitu:
1. Register, digunakan untuk menyimpan instruksi dan data yang sedang diproses.
2. Main memory, dipergunakan untuk menyimpan instruksi dan data yang akan
diproses dan hasil pengolahan.
3. Secondary storage, dipergunakan untuk menyimpan program dan data secara
permanen.
Ada banyak register yang terdapat pada CPU dan masing-masing sesuai dengan
fungsinya. Di bawah ini akan diberikan penjelasan secara garis besar dari masingmasing register:
1. Instruction Register (IR) digunakan untuk menyimpan instruksi yang sedang
diproses.
2. Program Counter (PC) adalah register yang digunakan untuk menyimpan alamat
lokasi dari memori utama yang berisi instruksi yang sedang diproses. Selama
pemrosesan instruksi oleh CPU, isi dari PC diubah menjadi alamat dari memori
utama yang berisi instruksi berikutnya yang mendapat giliran akan diproses,
sehingga bila pemrosesan sebuah instruksi selesai maka jejak instruksi
selanjutnya di memori utama dapat dengan mudah didapatkan.
3. General purpose register, yaitu register yang mempunyai kegunaan umum yang
berhubungan dengan data yang sedang diproses. Sebagai contoh, register jenis
ini yang digunakan untuk menampung data yang sedang diolah disebut dengan
operand register, sedang untuk menampung hasil pengolahan disebut
accumulator.
4. Memory data register (MDR) digunakan untuk menampung data atau instruksi
hasil pengiriman dari memori utama ke CPU atau menampung data yang akan
direkam ke memori utama dari hasil pengolahan oleh CPU.
10
MEMORI
CPU hanya dapat menyimpan data dan instruksi di register yang berukuran kecil
sehingga tidak dapat menyimpan semua informasi yang dibutuhkan untuk
keseluruhan proses program. Untuk mengatasi hal ini, maka CPU harus dilengkapi
dengan alat penyimpan yang berkapasitas lebih besar yaitu memori utama. Unit ini
dapat dibayangkan sebagai sekumpulan kotak-kotak yang masing-masing dapat
menyimpan sepenggal informasi baik berupa data maupun instruksi. Tiap-tiap lokasi
dari kotak ditunjukkan oleh suatu alamat (address), yaitu berupa nomor yang
menunjukkan lokasi tertentu dari kotak memori.
Ukuran memori ditunjukkan oleh satuan byte, misalnya 1 Mb, 4 Mb, 8 Mb, atau
bahkan adayang sampai 256 Mb. Pada umumnya 1 byte memori terdiri dari 8 32
bit (binary digit), yaitu banyaknya digit biner (0 atau 1) yang mampu disimpan dalam
satu kotak memori.
1.2.3.6.
Semua data dan program yang dimasukkan melalui alat input akan disimpan terlebih
dahulu di memori utama, khususnya RAM, yang dapat diakses secara acak (dapat
11
diisi/ditulis, diambil, atau dihapus isinya) oleh pemrogram. Struktur RAM terbagi
menjadi empat bagian utama, yaitu:
1. Input storage, digunakan untuk menampung input yang dimasukkan melalui alat
input.
2. Program storage, digunakan untuk menyimpan semua instruksi-instruksi program
yang akan diakses.
3. Working storage, digunakan untuk menyimpan data yang akan diolah dan hasil
pengolahan.
4. Output storage, digunakan untuk menampung hasil akhir dari pengolahan data
yang akan ditampilkan ke alat output.
Input yang dimasukkan melalui alat input akan ditampung terlebih dahulu di input
storage. Bila input tersebut berupa program maka akan dipindahkan ke program
storage, dan bila berbentuk data maka akan dipindahkan ke working storage. Hasil
dari pengolahan juga ditampung terlebih dahulu di working storage dan bila akan
ditampilkan ke alat output maka hasil tersebut dipindahkan ke output storage.
1.2.3.7. MEDIA PENYIMPANAN (MEMORI) EKSTERNAL)
Memori eksternal adalah perangkat keras untuk melakukan operasi penulisan,
pembacaan dan penyimpanan data, di luar komponen utama yang telah disebutkan
di atas. Contoh dari memori eksternal adalah floppy disk, harddisk, cd-rom, dvd.
Hampir semua memori eksternal yang banyak dipakai belakangan ini berbentuk
disk/piringan sehingga operasi data dilakukan dengan perputaran piringan tersebut.
Dari perputaran ini, dikenal satuan rotasi piringan yang disebut RPM (Rotation Per
Minute). Makin cepat perputaran, waktu akses pun semakin cepat,namu makin
besar juga tekanan terhadap piringan sehingga makin besar panas yang dihasilkan.
Untuk media berkapasitas besar dikenal beberapa sitem yang ukuran RPM nya
sebagai berikut:
Setiap memori eksternal memiliki alat baca dan tulis yang disebut head (pada
harddisk) dan side (pada floppy). Tiap piringan memiliki dua sisi head/side, yaitu sisi
0 dan sisi 1. Setiap head/side dibagi menjadi lingkaran lingkaran konsentris yang
disebut track. Kumpulan track yang sama dari seluruh head yang ada disebut
cylinder. Suatu track dibagi lagi menjadi daerah-daerah lebih kecil yang disebut
sector.
12
1.2.3.8. CD-ROM
Mulai tahun 1983 sistem penyimpanan data di optical disc mulai diperkenalkan
dengan diluncurkannya Digital Audio Compact Disc. Sejak saat itu mulai
berkembanglah teknologi penyuimpanan pada optical disc. CD-ROM terbuat dari
resin (polycarbonate) dan dilapisi permukaan yang sangat reflektif seperti
alumunium. Informasi direkam secara digital sebagai lubang-lubang mikroskopis
pada permukaan yang reflektif. Proses ini dilakukan degan menggunakan laser yang
berintensitas tinggi. Permukaan yang berlubang ini kemudian dilapisi oleh lapisan
bening.
Informasi dibaca dengan menggunakan laser berintensitas rendah yang menyinari
lapisan bening tersebut sementara motor memutar disk. Intensitas laser tersebut
berubah setelah mengenai lubang-lubang tersebut kemudian terefleksikan dan
dideteksi oleh fotosensor yang kemudian dikonversi menjadi data digital.
Penulisan data pada CD-ROM hanya dapat dilakukan sekali saja. Walaupun
demikian, optical disk ini memiliki keunggulan dari segi mobilitas. Bentuknyayang
kecil dan tipis memudahkannya untuk dibawa-bawa. Kapasitas penyimpanannya
pun cukup besar, yaitu 650 Mbytes. Sehingga media ini biasanya digunakan untuk
menyimpan data-data sekali tulis saja, seperti installer, file lagu (mp3), ataupun data
statik lainnya.
1.2.3.9. DVD (Digital Versatile Disc)
DVD adalah generasi lanjutan dari teknologi penyimpanan dengan menggunakan
media optical disc. DVD memiliki kapastias yang jauh lebih besar daripada CD-ROM
biasa, yaitu mencapai 9 Gbytes. Teknologi DVD ini sekarang banyak dimanfaatkan
secara luas oleh perusahaan musik dan film besar, sehingga menjadikannya
sebagai produk elektronik yang paling diminati dalam kurun waktu 3 tahun sejak
diperkenalkan pertama kali.
Perkembangan teknologi DVD-ROM pun lebih cepat dibandingkan CD-ROM. 1x
DVD-ROM memungkinkan rata-rata transfer data 1.321 MB/s dengan rata-rata burst
transfer 12 MB/s.
13
Semakin besar cache (memori buffer) yang dimiliki DVD-ROM, semakin cepat
penyaluran data yang dapat dilakukan. DVD menyediakan format yang dapat ditulis
satu kali ataupun lebih, yang disebut dengan Recordable DVD, dan memiliki 6
macam versi, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Setiap versi DVD recorder dapat membaca DVD-ROM disc, tetapi memerlukan jenis
disc yang berbeda untuk melakukan pembacaan. Kompatibilatas antara jenis
recorder dengan jenis disc dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
1.3.
Perangkat Lunak
Komputer merupakan mesin yang memproses fakta atau data menjadi informasi.
Komputer di gunakan orang untuk meningkatkan hasil kerja dan memecahkan
berbagai masalah. Yang menjadi pemroses data atau pemecah masalah itu adalah
perangkat lunak. Bentuk terkecil dari perangkat lunak adalah operasi aritmatik (+, -,
:, x) dan logika (AND, OR, >, <, =). Dari operasi dasar ini di susun program /
perangkat lunak.
14
Tingkat pemrosesan yang di kerjakan perangkat lunak pun dari machine-like, mulai
berubah seperti human-like. Di dalam teori informasi, di susun hirarki informasi,
mulai dari data/ fakta, kemudian setelah proses seleksi dan pengurutan menjadi
sesuatu yang berguna menjadi informasi. Informasi yang di susun secara sistematis
dengan suatu alur logika tertentu menjadi knowledge. Dan pada akhirnya gabungan
knowledge yang di gabung dari berbagai sisi guna membangun wisdom.
Data yang di proses pun telah banyak berubah, yang semula hanya berupa data
bilangan dan karakter merambah ke audio visual (bunyi, suara, gambar, film).
Sejauh perkembangan hingga saat ini, seluruh proses menggunakan format data
digital dengan satuan bit (binary digit).
1.3.1. Perangkat Lunak
1.3.2. Perkembangan Pembuatan Perangkat Lunak
Dari perkembangan perangkat lunak, kita bisa membayangkan bagaimana
perkembangan interaksi manusia dengan perangkat lunak. Bentuk paling primitif
dari perangkat lunak, menggunakan aljabar Boolean, yang di representasikan
sebagai binary digit (bit), yaitu 1 (benar / on) atau 0 (salah / off), cari ini sudah pasti
sangat menyulitkan, sehingga orang mulai mengelompokkan bit tersebut menjadi
nible (4 bit), byte (8 bit), word (2 byte), double word (32 bit).
Kelompok-kelompok bit ini di susun ke dalam struktur instruksi seperti penyimpanan,
transfer, operasi aritmatika, operasi logika, dan bentuk bit ini di ubah menjadi kodekode yang di kenal sebagai assembler. Kode-kode mesin sendiri masih cukup
menyulitkan karena tuntutan untuk dapat menghapal kode tersebut dan format
(aturan) penulisannya yang cukup membingungkan, dari masalah ini kemudian lahir
bahasa pemrograman tingkat tinggi yang seperti bahasa manusia (bahasa Inggris).
Saat ini pembuatan perangkat lunak sudah menjadi suatu proses produksi yang
sangat kompleks, dengan urutan proses yang panjang dengan melibatkan puluhan
bahkan ratusan orang dalam pembuatannya.
1.3.3. EVOLUSI PERANGKAT LUNAK
1.3.2.1. Era stabil
Multi user
Real - time
Database
Produk perangkat lunak
Pada era stabil penggunaan komputer sudah banyak di gunakan, tidak hanya oleh
kalangan peneliti dan akademi saja, tetapi juga oleh kalangan industri / perusahaan.
15
17
18
Player film
19
2.1
Pemetaan dan kartografi digital dapat dilakukan melalui berbagai perangkat lunak,
seperti AutoCad Map, Mapinfo, Arcview, dan Arcgis. Untuk kepentingan sederhana
dan umumnya untuk pemula, perangkat lunak Arcview yang lebih banyak digunakan.
Berikut ini akan diuraikan sekilas tentang perangkat lunak Arcview, yang disalin dari
Pedoman Penggunaan Arcview MCRMP.
2.1.1. Tampilan Window ArcView
Arcview mengelompokkan macam dan fungsi window beserta tool yang ada yang
berkaitan dengan pemetaan dalam dua bagian, yaitu:
1. Main Window Merupakan control bar yang terdiri dari menu bar, pushbutton,
dan tool button. Masing-masing dokumen ArcView mempunyai control bar yang
menjadi tersedia bila dokumen tersebut aktif.
2. Project Window Menampilkan komponen modul view, tables, charts, layout dan
script (ikon standar). Komponen tersebut merupkan interface dari penggunaan
dokumen dalam proyek arcview.
ArcView Interface
MAIN WINDOW
PROJECT WINDOW
MENU BAR
PUSHBUTTON
A. Menu Bar
TOOL BUTTON
20
Baris pilihan menu biasanya ditampilkan pada bagian atas dari control bar. Item
menu tambahan untuk masing-masing pilihan dikeluarkan dengan cara mengklik
pointer pada pilihan tersebut. Sebagai contoh adalah pada menu File seperti gambar
berikut, akan muncul item menu tambahan Close, Close All, Set Working Directory,
dan Save Project yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Close untuk
perintah menutup View Window, Close All untuk perintah menutup project window.
1. Pushbutton Bar
Pushbutton merupakan metode interaksi yang lebih cepat untuk menjalankan
perintah-perintah daripada melalui menu bar. Pushbutton bar pada umumnya terdiri
atas item-item menu yang sering digunakan. Contohnya adalah seperti gamabar
berikut.
Pushbutton untuk perintah Save Project
Gambar diatas merupakan contoh tool button Identify yang setelah diklik kursor akan
berubah menjadi
dan berfungsi untuk mengidentifikasi peta yang berupa
informasi atribut didalamnya.
B. Membuat Proyek ArcView
Merupakan latihan sederhana untuk membuat proyek arcview baru, meliputi
langkah-langkah untuk menampilkan data peta kedalam view dan membuat legenda
peta; serta membuat komposisi peta (layout).
21
p_nias_polygon.shp
p_nias_sungai_polyline.shp
p_nias_jalan_polyline.shp
p_nias_depth_sea_point.shp, selanjutnya tekan OK.
Sekarang semua tema peta telah tampil pada view, seperti terlihat pada gambar
dibawah:
23
3. Klik ganda salah satu warna pada kolom Symbol untuk menampilkan Symbol
Window pallete.
4. Klik color pallete
button, pilih Foreground pada Color dialog dan pilih warna
yang dikehendaki.
5. Klik fill pallete
button, pilih jenis arsiran poligon.
6. Ulangi langkah-langkah diatas untuk merubah semua warna sesuai yang
dikendaki. Setelah selesai tutup Window Symbol pallete.
7. Klik salah satu teks pada kolom Label, ubah teks sesuai dengan tema peta.
Ulangi juga untuk teks lainnya.
8. Klik Apply pada Legend Editor untuk mengakhiri bagian ini.
Nama tema peta yang ditampilkan pada view windows diatas adalah masih dalam
kondisi default seting arcview, dimana nama tema sesuai dengan nama file shapenya. Untuk merubah nama tema, langkah-langkahnya adalah:
1. Aktifkan tema peta p_nias_depth_sea_polygon.shp.
2. Klik menu Theme kemudian pilih Properties
3. Ketik Kedalam Laut pada kolom dialog Theme Name:, klik OK.
Lakukan langkah-langkah diatas untuk tema peta lainya, sehingga dipastikan semua
tema telah diedit legendanya sesuai dengan keinginan kita. Selanjutnya tema-tema
tersebut diatas perlu ditampilkan pada layar monitor.
Untuk menampilkan keseluruhan tema peta yang telah di-edit legendanya pada
view:
1. Hidupkan tema peta dengan meng-klik cek box
masing-masing tema.
2.Klik Zoom to Full Extent
button untuk menampilkan semua tema peta.
24
Map unit merupakan satuan unit lapangan (permukaan bumi) terhadap tampilan peta
atau proyeksi satuan ukuran permukaan bumi terhadap satuan peta. Pada arcview
seting dari map unit digunakan untuk menentukan skala tampilan.
Langkah untuk menentukan map unit dan pemberian nama pada view:
1. Pilih Properties pada View menu bar.
2. Ketik P. NIAS di kolom Name: pada View Properties,
3. Pada kolom dialog Map Units: pilih meter dan pada kolom dialog Distance Units:
pilih meter, selanjutnya klik OK.
2.2.
25
26
2.3
27
28
29
Terlihat di sini bahwa tampilan pertama yang akan muncul adalah tampilan default
dengan hanya satu symbol warna saja, selanjutnya kita bisa melakukan manipulasi
symbol dengan cara mengklik kanan pada nama featurenya dan memodifikasi pada
properties symbolnya.
2.3.2.2 Melakukan Editing dan Digitizing.
Pada Arc Map disediakan fungsi2 editing tingkat dasar yang umumnya dilakukan
terhadap updating data seperti menambah, menghapus, membagi ataupun
mengcopy feature data spasial. Juga ada fungsi2 untuk menampilkan data attribute
(table) dan sekaligus melakukan editing table.
Berikut diuraikan bagaimana tahapan-tahapan yang harus dilakukan untuk
melakukan editing data spasial. Untuk digitizing, kita akan melakukan digitizing on
screen dengan backround data image yang diperoleh dari citra satelit.
Background data bisa berupa apa saja asal kita mmepunyai referensi geografis
untuk melakukan digitizing.
Langkah pertama adalah tampilkan data yang akan di edit.
Zooming pada lokasi data yang akan di edit
30
Start Editing (Klik Editor->Start Editing), pada Task terdapat beberapa fungsi
editing yang bisa kita pakai sesuai keperluan.
Untuk digitizing prinsipnya sama dengan di atas, hanya kita menambah oyek
berdasarkan obyek yang sudah ada berupa image sebagai background. Data bisa
berupa polygon, garis, titik.
2.3.2.3 Menampilkan dan mengedit data Table
Tampilkan data spasialnya lebih dulu, open attribute table dan lakukan editing table
sesuai keperluan, editing table juga bisa dilakukan di ArcCatalog tergantung tingkat
keperluannya.
Untuk table baru (Create table) bisa dilakukan pada Arc Catalog. Table baru
biasanya dibuat untuk keperluan join informasi atau sebagai table referensi untuk
kode2 tertentu yang ada pada table utama suatu feature seperti table untuk kode
dan nama desa , kecamatan atau kabupaten. Table semacam ini lazim disebut
sebagai Look up Table.
Contoh berikut adalah table untk data Administrasi yang diperoleh dari instansi BPN.
31
Untuk lakukan editing bisa dilakukan dari tolls Option yang ada di bagian bawah
table, di sini kita bisa lakukan editing sesuai keperluan.
2.3.2.4 Mambuat Lay out dan Mencetak Peta
Arc Map mempunyai dua versi tampilan pada View yaitu Data View dan Lay out
View.
Langkah pertama adalah tampilkan data spasial yang akan menjadi focus tampilan,
karena apa yang nampak pada Data View itu yang akan disajikan pada Lay Out
View. Dalam menu Lay out kita bisa melakukan :
Menampilkan data spasial (peta)
Membuat judul peta
Membuat legenda peta
Menampilkan arah utara peta
Menampilkan skala peta
Menambah teks lain
Menampilkan gambar lain
Menambah View data lain bila diperlukan
32
Gambar berikut adalah ilustratsi bagaimana hasil lay out peta dengan Arc GIS 9.0.
The properties that are appropriate to the new attribute's data type appear in the
Field Properties list.
8. Click in the Field Properties list and type the properties for the new attribute.
For example, if the data type is a real number, set the precision (the total number
of digits the values can have) and scale (the total number of decimal places the
values can have) properties.
9. Click OK.
Deleting an attribute
Click the shapefile or dBASE table whose columns you want to delete.
Click the File menu and click Properties.
Click the Fields tab.
Position the mouse pointer over the gray button to the left of the column you want
to delete.
The pointer's icon changes to an arrow.
5. Click the gray button to select the column.
The column is selected and its properties appear in the Field Properties list.
6. Press the Delete key.
The selected attribute is removed from the list of columns.
7. Click OK.
1.
2.
3.
4.
34
Contoh
35
Yahoo Massenger
36
Dasar-Dasar Kartografi
Kartografi adalah ilmu dan teknik pembuatan peta (Prihandito, 1989). Kartografi
adalah ilmu yang membahas tentang peta,sedangkan Kartografer adalah orang
yang ahli membuat peta.
Pengertian kartografi secara luas adalah ilmu dan teknik pembuatan peta.
3.2. Peta
Peta adalah proyeksi atau gambaran sebagian atau keseluruhan permukaan bumi
ke dalam bentuk dua dimensi, dalam suatu bidang datar dengan skala tertentu.
Menurut ICA (International Cartographic Association ),Peta adalah suatu
gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari
permukaan bumi,yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda
angkasa yang digambarkan pada suatu bidang datar dan diskalakan. Peta adalah
gambaran dari permukaan bumi pada suatu bidang dasar yang dibuat secara
geografis menurut proyeksi dan skala tertentu dengan menyajikan unsur-unsur alam
dan buatan serta informasi yang lain diperlukan.
Pemetaan adalah proses penggambaran informasi yaitu ada di permukaan bumi
mulai dari pengambilan data secara terestris maupun penginderaan jauh,
pengolahan data dengan metode dan acuan tertentu serta penyajian data berupa
peta secara manual ataupun digital.
3.2.1. Pengenalan Jenis-jenis Peta
Peta dapat diklasifikasikan menurut jenis, skala, fungsi, dan peruntukan atau
maksud dan tujuannya. Ditinjau dari jenisnya peta dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu peta foto dan peta garis. Peta foto adalah peta yang dihasilkan dari mosaik foto
udara/ortofoto yang dilengkapi garis kontur, nama, dan legenda. Peta ini meliputi
peta foto yang sudah direktifikasi dan peta ortofoto. Adapun peta garis adalah peta
yang menyajikan detail alam dan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan
luasan. Peta ini terdiri atas peta topografi dan peta tematik.
Ditinjau dari skalanya, peta dapat dibedakan menjadi peta skala besar (1:50.000
atau lebih kecil, misalnya 1:25.000) dan peta skala kecil (1:500.000 atau lebih
besar). Adapun menurut klasifikasi berdasarkan fungsi, terdapat tiga macam peta,
yaitu:
Peta umum, yang antara lain memuat jalan, bangunan, batas wilayah, garis
pantai, dan elevasi. Peta umum skala besar dikenal sebagai peta topografi,
sedangkan yang berskala kecil berupa atlas;
37
Peta tematik, yang menunjukkan hubungan ruang dalam bentuk atribut tunggal
atau hubungan atribut atau peta yang memuat tema tertentu
Kart, yang didesain untuk keperluan navigasi, nautical dan aeronautical.
3.2.2. Pengklasifikasian Peta
Peta dapat diklasifikasikan berdasarkan isi, skala, penurunan serta penggunaannya.
Peta berdasarkan isinya :
Peta hidrografi: memuat informasi tentang kedalaman dan keadaan dasar laut
serta informasi lainnya yang diperlukan untuk navigasi pelayaran.
Peta geologi: memuat informasi tentang keadaan geologis suatu daerah, bahanbahan pembentuk tanah dll. Peta geologi umumnya juga menyajikan unsur peta
topografi.
Peta kadaster: memuat informasi tentang kepemilikan tanah beserta batasbatasnya.
Peta irigasi: memuat informasi tentang jaringan irigasi pada suatu wilayah.
Peta jalan: memuat informasi tentang jejaring jalan pada suatu wilayah.
Peta Kota: memuat informasi tentang jejaring transportasi, drainase, prasarana
dan sarana kota.
Peta Relief: memuat informasi tentang bentuk permukaan tanah dan kondisinya.
Peta Teknis: memuat informasi umum tentang tentang keadaan permukaan bumi
yang mencakup kawasan tidak luas. Peta ini dibuat untuk pekerjaan perencanaan
teknis skala 1 : 10 000 atau lebih besar.
Peta Topografi: memuat informasi umum tentang keadaan permukaan bumi
beserta informasi ketinggiannya menggunkan garis kontur. Peta topografi juga
disebut sebagai peta dasar.
Peta Geografi: memuat informasi tentang ikhtisar peta, dibuat berwarna dengan
skala lebih kecil dari 1 : 100 000.
Di antara macam-macam peta peta tersebut, yang sering digunakan dalam survei
kehutanan adalah peta topografi. Peta topografi adalah peta yang menampilkan,
semua unsur yang berada di atas permukaan bumi, baik unsur alam maupun buatan
manusia, sehingga disebut juga peta umum. Unsur alam antara lain meliputi: relief
muka bumi, unsur hidrografi (sungai, danau, bentuk garis pantai), tanaman,
vegetasi, penutupan lahan dan lain-lain.
Adapun unsur buatan manusia di antaranya ialah sarana perhubungan (jalan, rel
kereta api, jembatan, terowongan, kanal), konstruksi (gedung, bendungan, jalur pipa,
jaringan listrik), daerah khusus (daerah yang ditanami tumbuhan, taman, makam,
permukiman, lapangan olah raga), dan batas-batas administratif. Selain menyajikan
data keruangan, peta topografi juga memuat data non-keruangan, antara lain grid,
graticul (garis lintang dan bujur), arah utara, skala, dan legenda (keterangan
mengenai simbol-simbol yang digunakan pada peta).
38
39
Kita umumnya mengenal peta sebagai gambar rupa muka bumi pada suatu lembar
kertas dengan ukuran yang lebih kecil. Rupa bumi yang digambarkan pada peta
meliputi: unsur-unsur alamiah dan unsur-unsur buatan manusia. Kemajuan dalam
bidang teknologi yang berbasiskan komputer telah memperluas wahana dan
wawasan mengenai peta. Peta tidak hanya dikenali sebagai gambar pada lembar
kertas, tetapi juga penyimpanan, pengelolaan, pengolahan, analisa dan
penyajiannya dalam bentuk digital terpadu antara gambar, citra dan teks. Peta yang
terkelola dalam mode digital mempunyai keuntungan penyajian dan penggunaan
secara konvensional peta garis cetakan (hard copy) dan keluwesan, kemudahan
penyimpanan, pengelolaan, pengolahan, analisa dan penyajiannya secara interaktif
bahkan real time pada media komputer (soft copy).
Rupa bumi diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran pada dan di
antara titik-titik di permukaan bumi yang meliputi besaran-besaran: arah, sudut,
jarak dan ketinggian. Bila data besaran-besaran itu diperoleh: (1) dari pengukuranpengukuran langsung di lapangan maka dikatakan pemetaan (dilakukan) dengan
cara teristris dan (2) sebagian dari pengukuran tidak langsung seperti cara
fotogrametris dan penginderaan jauh dikatakan sebagai pemetaan cara
ekstrateristris. Data hasil pengukuran diolah, dihitung dan direduksi ke bidang
datum sebelum diproyeksikan ke dalam bentuk bidang datar menjadi peta.
Prinsip kerja pengukuran untuk pembuatan peta adalah top down from the whole to
the part, yaitu pertama membuat kerangka dasar peta yang mencakup seluruh
daerah pemetaan dengan ketelitian pengukuran paling tinggi dibandingkan dengan
pengukuran lainnya, kemudian dilanjutkan dengan pengukuran-pengukuran lainnya
yang diikatkan ke kerangka dasar peta untuk mendapatkan bentuk rupa bumi yang
diinginkan. Berdasarkan konsep ini maka titik-titik pengukuran dikelompokkan
menjadi titik-titik kerangka dasar dan titik-titik detil. Titik kerangka dasar digunakan
untuk rujukan pengikatan (reference) dan pemeriksaan (control) pengukuran titik
detil.
Pemetaan pada daerah yang tidak luas - sekitar (20' x 20') atau setara dengan (37
km x 37 km), permukaan bumi yang lengkung bisa dianggap datar, sehingga data
ukuran di muka bumi sama dengan data di permukaan peta. Tetapi bila pemetaan
mencakup kawasan yang lebih luas, maka harus diperhitungkan faktor
kelengkungan bumi, data harus "dipindahkan" ke bidang datum dan selanjutnya
"dipindahkan" ke bidang proyeksi peta.
3.2.4. Susunan Peta
Peta merupakan media untuk menyimpan dan menyajikan informasi tentang rupa
bumi dengan penyajian pada skala tertentu. Bila kawasan yang dipetakan tidak luas,
maka kemungkinan peta daerah itu bisa disajikan dalam satu lembar peta saja pada
skala tertentu, Tetapi bila kawasan pemetaan luas atau skala penyajian besar, maka
40
diperlukan beberapa lembar peta untuk meyajikannya. Pembagian lembar peta bisa
dibuat berdasarkan cakupan kawasan administratif, batas cakupan geografis atau
efisiensi penyajian jumlah lembar. Untuk memudahkan pengelolaan dan pencarian,
dibuat indeks peta dalam bentuk teks atau grafis.
Lembar peta berdasarkan batas geografis pada berbagai skala - pada peta topografi
misalnya, disusun dengan pembagian 4 turun berulang. Misal pada skala 1 : 100
000 tersajikan dalam satu lembar, maka pada skala 1 : 50 000 akan tersajikan dalam
4 lembar peta yang masing-masing menempati lembar-lembar kanan atas, kanan
bawah, kiri bawah dan kiri atas. Pembagian lembar seperti ini juga dikaitkan dengan
sistem proyeksi peta yang digunakan untuk menggambarkan peta. Gambar unsur
rupa bumi pada skala tertentu tidak selalu dapat disajikan sesuai ukurannya karena
terlalu kecil untuk digambarkan. Bila unsur itu dianggap penting untuk disajikan,
maka penyajiannya menggunakan simbol gambar tertentu. Supaya peta mudah
dibaca dan dipahami, maka aneka ragam informasi peta pada skala tertentu harus
disajikan dengan cara-cara tertentu pula.
3.2.5. KOMPONEN-KOMPONEN/KELENGKAPAN PETA
Pada awal abad ke 2 (87 M 150 M), Claudius Ptolomaeus mengemukakan
mengenai pentingnya peta. Kumpulan dari peta peta karya Claudius Ptolomaeus
dibukukan dan diberi nama Atlas Ptolomaeus. Ilmu yang membahas mengenai
peta adalah kartografi. Sedangkan orang ahli membuat peta disebut kartografer.
Peta yang baik biasanya dilengkapi dengan komponen-komponen peta, agar peta
mudah dibaca, ditafsirkan dan tidak membingungkan. Adapun komponen-komponen
yang harus dipenuhi dalam suatu peta antara lain:
1. Judul peta
2. Skala peta
3. Legenda atau keterangan
4. Tanda arah atau orientasi
5. Simbol dan warna
6. Sumber dan tahun pembuatan peta
7. Inzert dan index
8. Grid
9. Nomor Peta
10. Garis kontor atau garis ketinggian
Setelah kita memahami konsep dasar dari penyusunan peta tersebut di atas,
menjadi semakin mudah untuk menyimak apa saja komponen peta yang baik
Komponen peta terdiri dari:
41
42
legenda peta dapat juga diletakkan pada bagian lain peta, sepanjang tidak
mengganggu kenampakan peta secara keseluruhan.
Legenda jugaberfungsi sebagai informasi tambahan untuk memudahkan interpretasi
peta, berupa unsur yang dibuat oleh manusia maupun oleh alam. Legenda peta
yang penting
untuk dipahami antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Titik ketinggian
Jalan setapak
Garis batas wilayah
Jalan raya
Pemukiman
Air
Kuburan
Dan Lain-Lain
43
Uraian berikut ini akan menjelaskan satu demi satu mengenai pengertian simbol dan
warna tersebut.
3.2.5.5.1. Simbol peta
Pada peta, Anda juga akan melihat simbol-simbol, gunanya agar informasi yang
disampaikan tidak membingungkan. Simbol-simbol dalam peta harus memenuhi
syarat, sehingga dapat menginformasikan hal-hal yang digambarkan dengan tepat.
Syarat-syarat tersebut adalah:
- sederhana
- mudah dimengerti
- bersifat umum
Macam- macam simbol peta:
1. Macam-macam simbol peta berdasarkan bentuknya Bentuk-bentuk simbol yang
digunakan pada peta berbeda-beda tergantung dari jenis petanya.
Campakan area misalnya rawa, hutan, padang pasir dan sebagainya.
a) Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional, seperti
simbol kota, pertambangan, titik trianggulasi (titik ketinggian) tempat dari
permukaan laut dan sebagainya.
44
d) Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur dan gerak Contoh: simbol
aliran.
45
46
g) Simbol bola, digunakan untuk menyatakan isi (volume), makin besar simbol
bola menunjukkan isi (volume) makin besar dan sebaliknya makin kecil bola
berarti isi (volume) makin kecil. Contoh: simbol bola
b)
Simbol perairan, digunakan untuk simbol-simbol bentuk perairan.
Contoh: simbol perairan.
c)
Simbol budaya, digunakan untuk simbol simbol, bentuk hasil budaya.
Contoh: simbol budaya.
3.2.5.5.2. warna
Tidak ada peraturan yang baku mengenai penggunaan warna dalam peta. Jadi
penggunaan warna adalah bebas, sesuai dengan maksud atau tujuan si pembuat
peta, dan kebiasaan umum.
Berbagai Macam dan Jenis Warna Peta Beserta Artinya (arti dari warna peta)
1.Warna Laut
Hijau : 0-200 m dpl/ketinggian
Kuning : 200-500 m dpl/ketinggian
Coklat muda : 500-1500 m dpl/ketinggian
Coklat :1500-4000 m dpl/ketinggian
48
2.Warna Darat
Biru pucat : 0-200 m /kedalaman
Biru muda : 200-1000 m/kedalaman
Biru :1000-4000 m/kedalaman
Biru tua : 4000-6000 m/kedalaman
Biru tua berbinttik merah : di atas 6000 m/kedalaman
Grid
Dalam selembar peta sering terlihat dibutuhi semacam jaringan kotak kotak atau
grid system. Tujuan grid adalah untuk memudahkan penunjukan lembar peta dari
sekian banyak lembar peta dan untuk memudahkan penunjukan letak sebuah titik di
atas lembar peta.
49
Cara pembuatan grid yaitu wilayah dunia yang agak luas, dibagi bagi kedalam
beberapa kotak. Tiap kotak diberi kode, tiap kotak dengan kode tersebut kemudian
diperinci dengan kode yang lebih terperinci lagi dan setelusnya. Jenis grid pada peta
peta dasar (kilometer fiktif) yaitu lembar peta dibubuhi jaringan kotak kotak
dengan satuan kilometer. Disamping itu ada juga grid yang dibuat oleh tentara
inggris dan grid yang dibuat Amerika (Amerika Mapping Sistem ). Untuk
menyeragankan system grid Amerika serikat sedang berusaha membuat system grid
yang seragam dengan system UTM grid sitem dan UPS grid system (Universal
Transverse Marcater dan Universal polar steregraphic Grid system
3.2.5.9. Nomor Peta
Penomoran peta penting untuk lembar peta dengan jumlah besar dan seluruh
lembar peta terangkai dalam satu bagian muka bumi
3.2.5.10.
Garis kontur adalah gambaran bentuk permukaan bumi pada peta topografi. Sifatsifat garis kontur, yaitu :
a. Garis kontur merupakan kurva tertutup sejajar yang tidak akan memotong satu
sama lain dan tidak akan bercabang.
b. Garis kontur yang di dalam selalu lebih tinggi dari yang di luar.
c. Interval kontur selalu merupakan kelipatan yang sama
d. Indeks kontur dinyatakan dengan garis tebal.
e. Semakin rapat jarak antara garis kontur, berarti semakin terjal Jika garis kontur
bergerigi (seperti sisir) maka kemiringannya hampir atau sama dengan 90.
f. Pelana (sadel) terletak antara dua garis kontur yang sama tingginya tetapi
terpisah satu sama lain. Pelana yang terdapat diantara dua gunung besar
dinamakan PASS.
3.2.6. CARA MEMBUAT DAN MEMBACA PETA
3.2.6.1. MEMBUAT PETA
Dalam pembuatan peta, ada beberapa prinsip pokok yang harus diperhatikan. Yang
dimaksud pembuatan peta dalam modul ini bukan dalam pengertian pemetaan
wilayah. Langkah-langkah prinsip pokok dalam pembuatan peta adalah:
1) menentukan daerah yang akan Anda petakan,
2) membuat peta dasar (base map) yaitu peta yang belum diberi simbol,
3) mencari dan mengklarifikasikan (menggolongkan) data sesuai dengan
kebutuhan,
4) membuat simbol-simbol yang mewakili data,
5) menempatkan simbol pada peta dasar,
50
51
MEMPERBESAR PETA
Untuk memperbesar peta yang bisa Anda lakukan yaitu;
1. Memperbesar grid (sistem kotak-kotak)
Langkah-langkah yang harus Anda lakukan adalah :
a) Buat grid pada peta yang akan diperbesar.
b) Buat grid yang lebih besar pada kertas yang akan digunakan untuk
menggambar peta baru, pembesarannya sesuai dengan rencana
pembesaran.
c) Memindahkan garis peta sesuai dengan peta dasar ke peta baru.
d) Mengubah skala, sesuai dengan rencana pembesaran.
2. Fotocopy
Cara lain memperbesar peta adalah dengan cara fotocopy peta tersebut.
Bila Anda ingin memperbesar peta gunakanlah mesin fotocopy yang dapat
memperbesar peta. Dengan fotocopy, untuk peta yang menggunakan skala
garis atau skala tongkat tidak ada masalah, karena panjang garis atau
tongkat mengikuti perubahan. Peta dengan skala angka harus diubah dulu
skalanya menjadi skala garis sebelum di fotocopy.
3. Menggunakan alat pantograf
Selain dengan memperbesar grid dan memfotocopy untuk memperbesar
peta Anda dapat menggunakan alat pantograf. Pantograf adalah alat untuk
memperbesar dan memperkecil peta.
MEMPERKECIL PETA
Bila Anda ingin memperkecil peta, caranya sama dengan memperbesar peta
yaitu:
memperkecil peta
memfotocopy peta dengan mesin fotocopy yang dapat memperkecil peta
menggunakan pantograf di bawah ini disajikan gambar sketsa dari
pantograph
3.2.7. Sistem Koordinat dan Proyeksi Peta
Sistem Koordinat adalah perpotongan antara dua garis sumbu koordinat. Macam
koordinat adalah:
a. Koordinat Geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (BB dan BT), yang berpotongan
dengan garis lintang (LU dan LS) atau koordinat yang penyebutannya
menggunakan garis lintang dan bujur. Koordinatnya menggunakan derajat, menit
dan detik. Misal Co 120 32' 12" BT 5 17' 14" LS.
52
b. Koordinat Grid
Perpotongan antara sumbu absis (x) dengan ordinal (y) pada koordinat grid.
Kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak (meter), sebelah selatan ke
utara dan barat ke timur dari titik acuan.
c. Koordinat Lokal
Untuk memudahkan membaca koordinat pada peta yang tidak ada gridnya,
dapat dibuat garis-garis faring seperti grid pada peta.
Skala bilangan dari sistem koordinat geografis dan grid terletak pada tepi
peta. Kedua sistern koordinat ini adalah sistem yang berlaku secara internasional.
Namun dalam pembacaan sering membingungkan, karenanya pembacaan
koordinat dibuat sederhana atau tidak dibaca seluruhnya.
Misal: 72100 mE dibaca 21, 9 9700 mN dibaca 97, dan lain-lain.
Teknik pembacaan koordinat ada dua cara, yaitu:
1. Cara Koordinat Peta
Menentukan koordinat ini dilakukan diatas peta dan bukan dilapangan.
Penunjukkan koordinat ini menggunakan
a. Sistem Enam Angka Misal, koordinat titik A (374;622), titik B (377;461)
b. Cara Delapan Angka Misal, koordinat titik A (3740;6225), titik B (3376;4614)
2. Cara Koordinat Geografis
Untuk Indonesia sebagai patokan perhitungan adalah Jakarta yang dianggap 0
atau 106 4$' 27,79". Sehingga di wilayah Indonesia awal perhitungan adalah kota
Jakarta. Bila di sebelah barat kota Jakarta akan berlaku pengurangan dan
sebaliknya. Sebagai patokan letak lintang adalah garis ekuator (sebagai 0). Untuk
koordinat geografis yang perlu diperhatikan adalah petunjuk letak peta.
Proyeksi Peta adalah suatu teknik pemindahan gambar peta ke berbagai
macam bentuk peta.
Beberapa Jenis Proyeksi Peta yaitu:
1.Proyeksi Mercator
2.Proyeksi Silinder
3.Proyeksi Mollowide
4.Proyeksi Kerucut
Pada prinsipnya arti proyeksi peta adalah usaha mengubah bentuk bola (bidang
lengkung) kebentuk bidang datar, dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Bentuk yang diubah itu harus tetap.
b. Luas permukaan yang diubah harus tetap
c. Jarak antara satu titik dengan titik yang lain diatas permukaan yang diubah
harus tetap.
53
Untuk memenuhi ketiga syarat itu sekaligus suatu hal yang tidak mungkin. Untuk
memenuhi satu syarat dari tiga syarat diatas untuk seluruh bola dunia, juga
merupakan hal yang tidak mungkin. Yang bisa dilakukan hanyalah satu saja dari
syarat diatas untuk sebagian kecil permukaan bumi.
Oleh karena itu, untuk dapat membuat rangka peta yang meliputi wilayah yang
lebih besar harus dilakukan kompromi ketiga syarat diatas. Akibat dari kompromi
itu maka lahir bermacam jenis proyeksi peta.
Proyeksi berdasarkan bidang asal :
Bidang datar (zenithal)
Kerucut (conical)
Silinder/tabung (cylindricah)
Gubahan (arbitratry)
Jenis proyeksi no 1 sampai no 3 merupakan proyeksi murni, tetapi proyeksi yang
dipergunakan untuk menggambarkan peta yang kita jumpai sehari-hari tidak ada
yang menggunakan proyeksi murni diatas, melainkan proyeksi atau rangka peta
yang diperoleh melalui perhitungan (proyeksi gubahan).
Dalam kesempatan ini tidak akan dijelaskan bagaimana perhitungan proyeksi
tersebut diatas, akan tetapi cukup jenis proyeksi apa yang biasa digunakan
dalam menyediakan kerangka peta diseluruh dunia.
Contoh proyeksi gubahan :
Proyeksi Bonne sama luas
Proyeksi Sinusoidal
Proyeksi Lambert
Proyeksi Mercator
Proyeksi Mollweide
Proyeksi Gall
Proyeksi Polyder
Proyeksi Homolografik
Kapan masing-masing proyeksi itu dipakai ?
a. Seluruh dunia
Dalam dua belahan bumi dipakai proyeksi Zenital kutub
Peta-peta statistik (penyebaran penduduk, hasil pertanian) pakai
Molweide
Arus laut, iklim pakai Molweide atau Gall
Navigasi dengan arah kompas tetap hanya Mercator
b. Daerah kutub
Proyeksi Lambert
Proyeksi Zenithal sama jarak
54
c.
Ada beberapa hal perlu ketahui dalam membaca peta antara lain:
Isi peta dan tempat yang digambarkan, melalui judul.
Lokasi daerah, melalui letak garis lintang dan garis bujur.
Arah, melalui petunjuk arah (orientasi).
Jarak atau luas suatu tempat di lapangan, melalui skala peta.
Ketinggian tempat, melalui titik trianggulasi (ketinggian) atau melalui garis
kontur.
Kemiringan lereng, melalui garis kontur dan jarak antara garis kontur yang
berdekatan.
Sumber daya alam, melalui keterangan (legenda).
Kenampakan alam, misalnya relief, pegunungan/gunung, lembah/sungai,
jaringan lalu lintas, persebaran kota. Kenampakan alam ini dapat diketahui
melalui simbol-simbol peta dan keterangan peta.
Selanjutnya kita dapat menafsirkan peta yang kita baca, antara lain sebagai berikut:
Peta yang banyak gunung/pegunungan dan lembah/sungai, menunjukkan
bahwa daerah itu berelief kasar.
Alur-alur yang lurus, menunjukkan bahwa daerah itu tinggi dan miring, jika
alur sungai berbelok-belok (berbentuk meander), menunjukkan daerah itu
relatif datar.
Pola (bentuk) pemukiman penduduk yang memusat dan melingkar,
menunjukkan daerah itu kering (sulit air) tetapi di tempat-tempat tertentu
terdapat sumber-sumber air.
55
Punggungan Gunung
Punggungan gunung merupakan rangkaian garis kontur berbentuk huruf U,
dimana Ujung dari huruf U menunjukkan ternpat atau daerah yang lebih
pendek dari kontur di atasnya.
56
o
o
o
o
Carl dua titik ketinggian yang berbeda atau berdekatan. Misal titik A dan B.
Hitung selisih ketinggiannya (antara A dan B).
Hitung jumlah kontur antara A dan B.
Bagilah selisih ketinggian antara A - B dengan jumlah kontur antara A - B,
hasilnya adalah Interval Kontur.
berada pada koordinat titik A (3986 : 6360) + 1400 m dpl. SMC memerintahkan Tim
1 agar menuju koordinat titik T (4020 : 6268) + 1301 mdpl. Maka langkah-langkah
yang harus dilakukan adalah :
59
Berikut adalah hal yang perlu diperhatikan dalam metode pembuatan peta dengan
alat bantu meteran dan kompas:
a. Unsur-unsur
unsur yang diukur adalah sudut arah (azimuth magnetik), jarak serta
kelerengan.
b. Tahap pengukuran dimulai dari daerah yang sempit kemudian diteruskan secara
bertahap sampai mencakup daerah luas.
c. Sudut arah (azimuth magnetis) diukur dengan menggunakan alat kompas
magnetik. Jarak dapat diukur dengan menggunakan pita
pita ukur/meteran roll/tali
yang dapat digulung sepanjang 50 meter.
d. Pengukuran jarak dan arah (azimuth magnetis) serta kelerengan dilakukan pada
garis ukur pokok atau segment garis.
Berikut ini dikenalkan beberapa alat ukur sederhana dalam pengukuran dan
pemetaan
metaan bidang kehutanan. Alat ukur ini dibagi menjadi dua yaitu alat ukur optik
dan non optik. Alat non optik adalah suatu alat yang didalam perangkatnya tidak
menggunakan lensa, baik itu lensa konveks maupun lensa konkaf. Beberapa alat
alat non optik, antara lain:
a. Kayu Ukur Jarak
Dibuat dari kayu yang kering betul dan panjangnya 3 cm atau 5 cm. penampangnya
adalah berbentuk oval dengan ukuran di tengah 5 cm dan diujungnya 3 cm. Kedua
kayu ukur diperlengkapi dengan besi dengan bentuk sedemikiam rupa, hingga garis
yang menyatakan ujung kayu ukur itu. Pada pengukuran jarak dengan kayu ukur
selalu digunakan dua batang kayu ukur. Untuk dapat membedakan dua kayu ukur
maka pada setiap kayu ukur diberikan warna yang berbeda.
60
61
63
64
g. Mistar.
Gambar 9. Mistar
Mistar yang digunakan pada pengukuran menyipat datar dibuat dari kayu dan
panjangnya ada 3 atau 4 meter, bahkan ada yang 5 meter. Karena panjangnya ini
dan untuk memudahkan pengangkutannya, maka mistar-mistar
mistar mistar dapat dilipat 1,50 m
atau 2,00 m. Skala mistar dibuat dengan cm, tiap-tiap
tiap tiap cm adalah blok merah, putih
atau hitam. Tiap-tiap
tiap meter diberi warna yang berlainan, merah-putih
putih dan hitam putih
untuk memudahkan pembacaan meter.
Selain itu, alat ukur optik yang biasanya dipakai dalam bidang kehutanan ialah :
a. Kompas
Kompas adalah alat navigasi untuk mencari arah,, berupa sebuah panah penunjuk
magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet Bumi secara
akurat. Kompas memberikan arah rujukan tertentu, sehingga sangat membantu
dalam navigasi. Mata
ata anginnya adalah utara, selatan, timur, dan barat.
barat Bersama jam
dan sekstan,, kompas membentuk alat navigasi yang sangat akurat. Alat ini telah
membantu perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan lebih
aman dan efisien.
Kompas adalah alat penunjuk arah yang digunakan untuk mengetahui arah utara
magnetis.
gnetis. Karena sifat kemagnetannya, jarum kompas akan menunjuk arah utarautara
selatan (jika tidak dipengaruhi oleh adanya gaya-gaya
gaya gaya magnet lainnya selain magnet
bumi). Tetapi perlu diingat bahwa arah yang ditunjuk oleh jarum kompas tersebut
adalah arah utara magnet
agnet bumi, jadi bukan arah utara sebenarnya.
65
66
Dengan menggunakan alat ukur sudut (Theodolit) kita dapat mengukur sudutsudut kedua titik atau lebih dan sudut curaman terhadap bidang yang horizontal
pada titik pembacaan. Akan terdapat pada tiap-tiap titik suatu sudut horisontal
dan vertikal.
Penyusunan alat theodolit ada dua macamnya sesuai dengan penggunaannya.
Triangulasi membutuhkan alat ukur sudut dengan kemungkinan pembacaan
sudut dengan seteliti mungkin. Alat ukur sudut ini dinamakan theodolit reiterasi
atau theodolit detik atau sekon. Pada theodolit yang sederhana dan agak tua
pada plat dasar juga dipasangkan lingkaran horisontal berskala tertentu. Pada
alat ukur sudut yang lebih modern lingkaran horisontal berskala dapat distel
juga.
Pada theodolit repetisi lingkaran horisontal berskala dapat diputar pada sumbu
pertama. Karena itu sumbu pertama harus dibuat sedemikian rupa, menjadi
suatu sumbu yang rangkap. Dapat pula kita pilih pembacaan lingkaran horisontal
berskala misalnya sehingga pada waktu menyipat titik A pembacaan menjadi 0
dsb. Dengan keterangan mengenai penyusunan alat ukur sudut yang singkat ini
kita akan memperhatikan lebih teliti theodolit-theodolit yang lebih modern.
Theodolid modern didasarkan pada pengalaman, bahwa theodolit kuno menjadi
berat, pembacaan lingkaran horisontal dan vertikal makan waktu dan
memenatkan terutama pada pekerjaan trigulasi pada lapangan yang sulit
dengan theodolit reiterasi.
68
4.2
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan
posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk
memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu,
secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak
orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh
dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi,
kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS dapat memberikan informasi
posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai
dengan puluhan meter.
A. Kemampuan GPS
Beberapa kemampuan GPS antara lain dapat memberikan informasi tentang posisi,
kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, murah, dimana saja di bumi ini tanpa
tergantung cuaca. Hal yang perlu dicatat bahwa GPS adalah satu-satunya sistem
navigasi ataupun sistem penentuan posisi dalam beberapa abad ini yang memiliki
kemampuan handal seperti itu. Ketelitian dari GPS dapat mencapai beberapa mm
untuk ketelitian posisinya, beberapa cm/s untuk ketelitian kecepatannya dan
beberapa nanodetik untuk ketelitian waktunya. Ketelitian posisi yang diperoleh akan
tergantung pada beberapa faktor yaitu metode penentuan posisi, geometri satelit,
tingkat ketelitian data, dan metode pengolahan datanya.
B. Produk yang diberikan GPS
Secara umum produk dari GPS adalah posisi, kecepatan, dan waktu. Selain itu ada
beberapa produk lainnya seperti percepatan, azimuth, parameter attitude, TEC
(Total Electron Content), WVC (Water Vapour Content), Polar motion parameters,
serta beberapa produk yang perlu dikombinasikan dengan informasi eksternal dari
sistem lain, produknya antara lain tinggi ortometrik, undulasi geoid, dan defleksi
vertikal.
C. Segmen GPS
Berdasarkan segmen dari Global Positioning Sytem (GPS) terdiri dari 3 segment
yaitu : Space segment, Control System Segment, User Segment.
69
1. Space Segmen
Space segmen terrdiri dari 24 satelit Navstar yang memancarkan 2 frekuensi
yaitu L1 dengan frekuensi 1575,42 Mhz, dan L2 dengan frekuensi 1227,60
Mhz. L1 membawa 2 buah kode biner yaitu P-code (Precise or Private
Code) dan C/A-code (Clear Access or Coarse Acquisition). Sedangkan L2
hanya membawa P-code. Jumlah satelit Navstar yang operasional ada 24
terdiri dari 6 orbit dengan tiap orbitnya terdiri dari 4 satelit, serta tinggi orbit
20.200 Km. Periode orbit 11 jam 58 menit ( + 12 jam ) dan setiap saat 4 s/d
10 satelit GPS akan teramati dari permukaan bumi. Satelit GPS pertama
diluncurkan tahun 1978. 24 satelit ini di capai pada tahun 1994, sekarang
telah lebih dari 31 GPS satelit berorbit diatas bumi kita. Usia dari Satellite
rata rata 10 thn, setelah itu ada pergantian / perawatan rutin. Berat Satelit
sekitar +/- 2,000 pounds (hamper 1 ton) dengan Lebar antenna solar
panelnya +/- 17 feet (+/- 5 meter) dan Power Transmisinya <= 50 watts.
Posisi orbit berada pada ketinggian +/- 12,000 miles diatas permukaan bumi
dengan Kecepatan jelajahnya 7,000 mph. GPS Satelit menggunakan
tenaga SOLAR (sinar matahari), tapi disediakan backup baterai untuk
menghindari Gerhana Matahari Total. Tenaga yang digunakan untuk
menjaga orbitnya ialah beberapa roket kecil
70
2. Ground Segmen
Ground Segmen atau Control System Segment yaitu stasiun-stasiun yang
berfungsi untuk mengontrol satelit, antara lain berada di Pulau Ascension, Diego
Garcia, Hawaii, Colorado Springs, dan lain-lain. Ground segmen berfungsi untuk
mengontrol space segmen.
3. User Segmen
User segmen adalah pengguna receiver GPS
71
72
Ketika sinyal melalui lapisan atmosfer, maka sinyal tersebut akan terganggu
oleh konten dari atmosfer tersebut. Besarnya gangguan di sebut bias. Bias
sinyal yang ada utamanya terdiri dari 2 macam yaitu bias ionosfer dan bias
troposfer. Bias ini harus diperhitungkan (dimodelkan atau diestimasi atau
melakukan teknik differencing untuk metode diferensial dengan jarak baseline
yang tidak terlalu panjang) untuk mendapatkan solusi akhir koordinat dengan
ketelitian yang baik. Apabila bias diabaikan maka dapat memberikan
kesalahan posisi sampai dengan orde meter.
4. Error Source pada GPS
Pada sistem GPS terdapat beberapa kesalahan komponen sistem yang akan
mempengaruhi ketelitian hasil posisi yang diperoleh. Kesalahan-kesalahan
tersebut contohnya kesalahan orbit satelit, kesalahan jam satelit, kesalahan
jam receiver, kesalahan pusat fase antena, dan multipath. Hal-hal lainnya juga
ada yang mengiringi kesalahan sistem seperti efek imaging, dan noise.
Kesalahan ini dapat dieliminir salah satunya dengan menggunakan teknik
differencing data.
5. Metoda penentuan posisi dengan GPS
Metoda penentuan posisi dengan GPS pertama-tama terbagi dua, yaitu metoda
absolut, dan metoda diferensial. Masing-masing metoda kemudian dapat
dilakukan dengan cara real time dan atau post-processing. Apabila obyek yang
ditentukan posisinya diam maka metodenya disebut Statik. Sebaliknya apabila
obyek yang ditentukan posisinya bergerak, maka metodenya disebut
kinematik. Selanjutnya lebih detail lagi kita akan menemukan metoda-metoda
seperti SPP, DGPS, RTK, Survei GPS, Rapid statik, pseudo kinematik, dan
stop and go, serta masih ada beberapa metode lainnya.
6. Ketelitian GPS dan Kegunaannya
a. Ketelitian GPS
Ketelitian dari pengamatan GPS dapat dipengaruhi oleh beberapa factor
yaitu 1)Jenis receiver (Geodetic atau Navigasi), 2)Jenis data (pseudorange
atau fase pembawa), 3)Metoda penentuan posisi (differensial, absolut),
4)Kondisi ionosfer dan troposfer, 5)Efek multipath, 6)Ketelitian data,
7)Geometri satelit; dan 8)Teknik.
Untuk menghindari kesalahan-kesalahan bias yang terjadi dalam
penggunaan GPS maka kita harus memperhatikan beberapa hal untuk
menghindarinya yaitu:
Kesalahan ephemeris (orbit), Beberapa cara untuk mereduksi efeknya
antara lain :
Terapkan metode differensial
Perpendek jarak baseline
73
75
Dalam sebuah pengukuran, data yang terambil dilapangan dasn tercatat dalam Tally
Sheet kemudian diolah dengan metode tertentu. Untuk pengukuran manual luasan
misalnya, kita bisa menggunakan metode polygon terbuka dan tertutup atau bahkan
gabungan keduanya. Teknik ini umum digunakan dengan menghitung dan
membandingkan luasan yang terbentuk/tergambar dengan kertas grafik.
Langkah perhitungannya yaitu :
Overlay luasan tergambar dengan kotak-kotak dari kertas grafik. Hitung jumlah
kotak utuh maupun yang tidak utuh. Setelah itu, hitung luas perkotaknya
berdasarkan skala yang dipakai. Setelah jumlah kotak dan skla yang dipakai kita
ketahui, maka langkah selanjutnya ialah tinggal mengalikan antara jumlah kotak
dan skala yang ada, sehingga luasan daerah yang diukur dan dipetakan dapat
diketahui.
Pengolahan data pengukuran juga dapat dilakukan dengan menggunakan
hitungan dari pengukuran GPS. Di GPS tertentu bisa langsung menghitung luas
daerah yang kita petakan. Disamping itu, hasil pengukuran dengan GPS dapat
pula dimasukkan atau diinput langsung ke computer untuk dihitung dan dicetak.
76
digitasi citra digital dengan menggunakan ekstensi Image Analysis dari perangkat
lunak ArcView.
Langkah pertama adalah menampilkan kedua tema diatas kedalam View:
3. Pada dialog box Available Extensions: pilih dan klik cek box dari:
Image Analysis
IMAGINE Image Support, dan
JPEG (JFIF) Image Support, selanjutnya klik OK.
Pemilihan ini dimaksudkan untuk mengaktifkan ektensi Image Analysis beserta filefile yang mendukung berlangsungnya proses ini.
Untuk menambah tema citra (image) kedalam Table of Content dari View :
4.. Klik Add Theme
.
78
8. Setelah tampil semua data citra Lampungnya, kemudian kita mulai melakukan
proses digitasi on screen dengan cara membuat theme/layer garis pantai dengan
cara pilih View|New Theme| kemudian akan tampil menu seperti dibawah ini:
79
9. Kemudian pilh Line pada pilihan Feature tipe dan OK, lalu berikan nama Garis
Pantai pada folder d:\Project GIS\Lampung\2 Master data, Ok
10. Kemudian Lakukan digitasi Sepanjang Garis Pantai dengan Mengklik Draw line
11. Untuk memulai mendigitasi lakukan klik kiri 1 kali dan untuk mengakhiri digitasi
lakukan klik kiri 2 kali. Apabila kita ingin menggulung layar ke atas tekan klik
kanan dan tahan kemudian arah kan pointer ke pan.
12. Apabila kita sudah menyelesaikan layer pantai, lakukan langkah penghentian
editing dengan cara: klik layer garis pantai terlebih dahulu, kemudian pilih menu
theme|stop editing, dan apabila masih ingin mengedit kembali layer garis pantai
klik lagi layer garis pantai kemudian pilih menu theme|start editing.
13. Lakukan langkah yang sama untuk jalan, sungai, dan untuk pemukiman karena
layernya harus poligon maka pada langkah ke 9 pilih poligon.
80
81
3. kemudian pilih 2 layer yang akan digunakan, misalnya file kelas lereng, dan File
Geologi., dan akan muncul seperti gambar berikut
82
5. Aktifkan Geoprocessing, Ok
83
84
9. Lakukan untuk overlay berikutnya antara hasil union tadi dengan file jenis tanah,
kemudian penggunaan lahan, sehingga dihasilkan unit pengelolaan yang
mempunyai data base karakter geologi, Kelas lereng, jenis tanah dan pola
penggunaan lahan yang data basenya dapat dilihat pada table.
5.4. Atribut Peta Digital
Atribut peta digital mendeskripsikan tentang feature (titik, garis dan polygon)
yang disimpan dalam bentuk table-tabel basis data. Atribut Identik dg pemakaian
kolom data dan Atribut dalam perancangan basis data fungsinya sebagai pembentuk
karakteristik dari tabel. Notasi yang digunakan dalam atribut berupa Character (c),
integer (i), binery integer (b), number (n), binary floating (f), dan date (date). Atribut
dibagi atas dua yaitu atribut key dan atribut deskriptif. Atribut key berfungsi sebagai
kunci penghubung antara data spasial dengan attributnya sedangkan attribute
deskriptif adalah informasi secara deskriptif tentang attribute key.
5.5. Layout Peta Digital
Layout peta adalah suatu proses terakhir untuk menghasilkan peta tematik.
Proses pembuatan layout harus mengikuti kaidah pemetaan. Kaidah atau
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu peta, yaitu :
85
1. Peta harus dapat memberikan informasi yang benar dan sesuai judul atau
temanya
2. Peta harus memiliki legenda/keterangan dari simbol-simbolnya
3. Peta harus memiliki perbandingan ukuran dan bentuk yang sesuai dengan
kenyataan yang sesungguhnya di permukaan bumi.
4. Peta harus memiliki petunjuk arah yang benar, sehingga memudahkan bagi
pengguna dalam pemanfaatannya.
5. Peta harus memiliki sumber data yang diinformasikan.
Untuk memenuhi syarat-syarat tersebut, peta hendaknya dilengkapi dengan
unsur-unsur peta ,antara lain judul peta, skala, garis astronomis, peta inset,
legenda, lembaga pembuat dan tahun pembuatan, dan tanda orientasi.
1. Judul Peta
Judul peta pada umumnya diletakkan di atas bagian tengah. Akan tetapi judul
peta dapat pula diletakkan pada bagian lain selama tidak mengganggu
penampakan peta keseluruhan. Judul peta harus mencerminkan isi pokok peta
tersebut. Contoh : Peta Penyebaran Tanah di Sulawesi Selatan, Peta Tata Guna
Tanah Kabupaten Soppeng.
2. Skala Peta
Skala peta adalah angka yang menujukkan perbandingan antara jarak datar
pada peta dan jarak sebenarnya di permukaan bumi. Pada umumnya peta yang
beredar di Indonesia menggunakan dua jenis skala, yaitu skala angka atau skala
garis.
a. Skala angka adalah skala yang menggunakan angka sebagai pembanding jarak.
Contoh, skala 1 :500.000 berarti setiap jarak 1 cm di peta sama dengan 500.000
cm atau jarak 5 km di lapangan.
b. Skala garis adalah skala yang menggunakan ruas garis sebagai pembanding
jarak. Berikut adalah contoh skala garis.
0
1
2
3
4 cm
5 km
3. Tanda Orientasi
Tanda orientasi (Petunjuk arah) atau diagram mata angin sangat penting
dicantumkan pada sebuah peta . Melalui arah mata angin dapat diketahui arah
Utara, Barat, Timur dan Selatan. Pagi penerbang, pelaut arah mata angin ini
sangat berguna. Arah mata angin biasanya ditunjukkan dengan tanda panah,
seperti
Utara
86
4. Garis Atronomis
Garis astronomis adalah garis yang menunjukkan koordinat garis lintang dan garis
bujur. Garis lintang adalah garis-garis khayal yang melintang di atas permukaan
bumi dari arah barat ke timur sejajar dengan garis khatulistiwa (Lintang 0O). Garis
bujur adalah garis-garis vertikal yang membagi bola bumi menjadi belahan barat
dan belahan timur. Garis lintang dinamakan pula garis paralel, sedangkan garis
bujur dinamakan garis meridian. Garis lintang dimulai dari 0o (katulistiwa) sampai
dengan 900 (kutub). Adapun garis bujur dimulai 00 (Greenwich) sampai dengan
1800. Garis lintang dan garis bujur sangat berguna dalam menentukan lokasi
wilayah atau gejala alam dan sosial yang ingin dicari dalam suatu peta.
5. Lembaga Pembuat dan Tahun Pembuatan
Tahun pembuat serta instansi atau lembaga yang membuat peta merupakan
kelengkapan cukup penting untuk dicantumkan pada sebuah peta.
Tahunpembuatan sangat dibutuhkan terutama bagi peta yang menyajikan data
yang cepat berubah, seperti jumlah dan sebaran penduduk, pola penggunaan
lahan dan sebagainya. Adapun lembaga pembuat peta diperlukan untuk
mengetahui sumber peta tersebut diperoleh. Di Indonesia lembaga yang
membuat peta antara lain Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional
(BAKOSURTANAL), Direktorat Topografi Angkatan Darat, Direktorat Geologi, dan
direktorat Hidrologi Angkatan Laut.
6. Legenda
Legenda adalah kolom keterangan tentang simbol-simbol yang terdapat dalam
peta. Pada umumnya legenda diletakkan di sudut kiri bawah peta. Simbol adalah
tanda-tanda khusus dalam peta, baik berupa simbol titik, simbol garis, atau simbol
wilayah.
a. Simbol garis adalah simbol pada peta yang menggunakan garis.
Contoh :
Jalan
Sungai
b. Simbol Titik
Simbol titik dapat berupa simbol geometrik dan simbol gambar. Simbol
geometrik adalah simbol yang berupa bangun matematika. Simbol gambar
adalah simbol yang berupa gambar seperti keadaan sebenarnya.
Contoh :
Simbol geometrik
:
artinya gunung
Simbol Gambar
87
c. Simbol wilayah
Simbol adalah simbol dalam peta yang digunakan untuk menujukkan di
permukaan bumi dalam bentuk wilayah.
Contoh :
: Kawasan Industri
: Lokasi perkemahan
Langkah-langkah untuk melakukan layout yaitu:
1. Pada Awalnya kita berada pada lembaran View yang akan kita layout
2. Pada Pilih menu View, Layout
88
3. Kemudian akan muncul Template Manager, Pilih Landscape, OK, akan muncul
seperti berikut
4. Kemudian Beri Judul Peta Tersebut dengan Mengklik 2 kali View1, kemudian
ketik Judul Petanya dengan Nama misalnya PETA GEOLOGI, OK
5. Kemudian Susun Layoutnya sesuai dengan Gambar berikut ini
89
6. Untuk memasukkan skala angka, lakukan dengan cara klik scale bar
7. kemudian letakkan pada lembaran layout dengan mengklik kiri mouse dan
membentuk lokasinya, sehingga akan muncul menu scale bar property seperti
pada gambar dibawah ini.
8. Kemudian Pilih pada View Frame View yang akan sedang dilayOut, misalnya
ViewFrame1:View1, Syle pilih 1:10000, OK
90
9. Untuk mengatur skala sesuai yang kita inginkan, Klik 2 kali Gambar petanya,
dan muncul menu View Frame Properti
91
10. Kemudian Pilih pada View : View1, kemudian Scale: User Specified Scale ,
ketik misalnya scale 1 : 200000, OK
11. Kemudian memasang grid pada peta dengan cara terlebih dahului mengaktifkan
extention Grid and Measured Graticule pada Menu File, setelah diaktifkan akan
muncul icon pada tool bar seperti gambar berikut.
12. Kemudian klik icon tersebut sehingga muncul menu seperti gambar berikut
92
15. Kemudian beri tanda semua item, lalu Preview, Finish dan tampil peta dengan
hasil Grid yang kita lakukan seperti gambar berikut.
93
16. Kemudian lakukan Pengeditan lebih lanjut dengan menambahkan hal-hal yang
dibutuhkan suatu peta, seperti sumber peta, sehingga hasil layout yang kita buat
seperti pada gambar berikut:
94
95
96
97
98
besar di atas dan dibawah nilai rata-rata, tetapi kurva tersebut menunjukan
beberapa titik fundamental yang berkaitan dengan pantulan spektral.
Vegetasi sehat berwarna hijau disebabkan oleh besarnya penyerapan energi pada
spektrum hijau. Apabila tumbuhan mengalami beberapa gangguan, dan akan
mempengaruhi proses pertumbuhan dan produksinya secara normal maka hal itu
akan mengurangi atau mematikan produksi klorofil. Akibatnya berupa kurangnya
serapan oleh klorofil pada saluran biru dan merah. Sering pantulan pada spektrum
merah bertambah hingga kita lihat tumbuhan tampak berwarna kuning (gabungan
antara hijau dan merah) (Lillesand 2000).
Gambar 5. Kurva Pantulan spectral yang mencirikan obyek vegetasi tanah dan air
6.6 SENSOR DAN PLATFORM
6.6.1 Sensor
Sensor adalah merupakan alat untuk mengukur dan merekam energi
elektromagnetik. Dalam system penginderaan jauh , sensor dapat dibedakan dalam
2 kategori sebagai berikut :
1. Sensor pasif
2. Sensor aktif
6.6.1.1 Sensor Pasive
Untuk sensor pasif tergantung pada sumber energi dari luar, yaitu matahari.
Sehingga penginderaan jauh system pasif menerima energi yang dipantulkan
dan/atau dipancarkan dari permukaan bumi. Kamera fotografi adalah merupakan
99
sensor pasif yang paling lama dan umum dipakai. Sebagai contoh sensor pasif
antara lain Gamma-ray spectrometer, kamera udara, kamera video dan scanner
multispektral dan termal, dsb.
Matahari
Sensor Pasif
Sensor Pasif
Sensor Aktif
Energi Bumi
Pantulan Sinar
Matahari
Permukaan Bumi
Citra adalah gambaran 2 dimensi (2D) yang menggambarkan suatu obyek dari
pandangan nyata. Citra penginderaan jauh menggambarkan bagian dari permukaan
bumi yang terlihat dari suatu ruang.
6.7.1. Citra Digital dan Analog
Citra dapat berbentuk analog maupun digital. Sebagai contoh, foto udara merupakan
citra analog berupa film dengan proses kimiawi untuk mendapatkan citra., sedang
citra satelit didapatkan dari sensor elektronik dan diporses secara digital.
100
Data penginderaan jauh tidak hanya sekedar sebagai gambar, tetapi data citra
disimpan dalam format grid secara reguler yang biasa disebut sebagai data raster
yang terdiri dari baris (row) dan kolom (column). Satu elemen terkecil (gambar 7)
dinamakan sebagai pixel (picture element) . Untuk setiap pixel mempunyai informasi
koordinat (row dan column) dan nilai spectral yang dikonversi dalam bentuk angka,
yang biasa disebut DN (Digital Number).
6.7.2. Pixel
Tiap pixel menggambarkan bagian wilayah permukaan bumi dengan nilai intensitas
serta lokasi alamat dalam bentuk 2 dimensi. Nilai intensitas tersebut
menggambarkan ukuran kuantitas fisik yang merupakan pantulan atau pancaran
radiasi matahari dari suatu obyek dengan panjang gelombang tertentu yang diterima
oleh sensor. Seperti disebutkan sebelumnya, intensitas pixel disimpan sebagai nilai
digital (DN (Digital Number)). DN disimpan dalam bits dengan jumlah tertentu.
Kolom
Baris
band 3
45
26
81
band 2
53
35
57
band 1
DN - values
Pixel
101
102
7.1
Pengolahan Digital
Citra dihasilkan melalui perekaman oleh instrument sensor yang terdapat pada
satelit. Dikenal 2 type sensor, sensor aktif dan sensor pasif. Sensor aktif
menggunakan sumber energi dari satelit tersebut untuk digunakan dalam proses
perekaman citra. Berbeda dengan sensor aktif, sensor pasif sangat bergantung pada
radiasi elektromagnetik yang dipantulkan dari permukaan. Inilah yang menyebabkan
sensor pasif sangat dipengaruhi oleh kondisi atmosfer seperti adanya awan dan
sudut datang radiasi sinar matahari.
Adanya awan menyebabkan terjadinya atmospheric influence seperti amospheric
scattering, dan atmospheric absorption. Hal ini menyebabkan terjadinya distorsi
pada citra. Selain itu pengambilan citra oleh satelit ke permukaan membutuhkan
posisi georeference yang baku untuk setiap citra yang didapat. Oleh sebab itu
setiap citra yang dianalisis harus mempunyai georefence dalam bentuk datum dan
proyeksi peta yang baku.
Pengolahan awal citra satelit ditujukan untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan yang
mungkin terjadi dalam perekaman citra maupun untuk memperbaiki penampakan
citra, sehingga citra siap dianalisis lebih lanjut.
7.1. PENGOLAHAN AWAL CITRA
7.1.1 Menampilkan jendela Citra dan jendela Algorithm
103
Dataset
. File-file Raster Dataset akan ditampilkan pada dialog
window.
Dari Menu Directories, pilih file yang diinginkan
Pada daftar Band Selection, pilih tampilan band yang diinginkan,
kemudian klik tombol GO
7.1.3 Menampilkan raster dataset dalam layer Red Green Blue (RGB)
104
105
Pilih tombol Edit dari jendela Transform dan pilih Delete This Transform.
Lakukan hal yang sama pada setiap band.
Dari menu File pilih Save As Dataset,simpan dataset dengan nama
baru (.ers). Catatan: jangan lupa memberi nama pada masing-maisng
layer sesuai dengan nomor Band.
106
107
Pada citra To Dataset (dalam keadaan aktif), klik pada daerah atau lokasi
yang teridentifikasi dengan jelas. ERMapper menandai control point dengan
tanda silang hijau, dan lokasi geographic pada point tersebut akan
ditampilkan sebagai TO Easting dan TO Northing pada jendela GCP Edit.
Aktifkan citra From Dataset, klik pada lokasi yang sama (sangat penting untuk
menentukan titik yang sama seakurat mungkin). ERMapper akan menandai
control point dengan tanda silang dan data lokasi pixel point akan ditampilkan
sebagai Cell X dan Cell Y pada jendela GCP Edit.
Lokasi setiap point akan ditandai dengan silang putih pada masing-masing
citra dengan penomoran 1.
Lakukan hal yang sama untuk menentukan sedikitnya 15 control points. Catat
bahwa RMS akan ditampilkan pada jendela GCP Edit, dan nilai RMS tidak
boleh lebih dari 2.00.
Simpan control points dengan meng-klik tombol Save pada jendela GCP Edit,
beri nama (contoh: Landsat_corrected.gcp) kemudian tutup semua jendela
dengan meng-klik tombol Close.
7.1.5.2
Rektifikasi Citra
Dari menu Process pada jendela ERMapper, pilih Rectification kemudian Rectify
Dataset using Ground Control Points.
Ketik nama file raw dataset pada box Input Dataset dan beri nama baru untuk citra
yang akan direktifikasi pada box Output Dataset.
Contoh Setup informasi GCP:
To Geodetic Datum : IND74
To Map Projection : NUTM47
To : Easting/Northing
To Rotate Angle : 0
Type of Rectification : Polynomial
Rectification Polynomial Order : Linear
Rectification Resampling : Cubic
Load GCPs from dataset : kosongkan
Load GCPs from text file : kosongkan
Save GCPs to text file : (Landsat_corrected.gcp)
Contoh Setup Rectifikasi :
OUTPUT Cell width : 30
OUTPUT Cell height : 30
Resampling : Cubic Covolution
Rectification Type : Polynomial (Control Point)
Polynomial Order : Linear
Klik OK, proses rektifikasi akan berjalan.
108
Pada standard toolbar, klik tombol View Algorithm for Image Window. Jendela
citra dan jendela algorithm akan ditampilkan.
Panggil data yang diinginkan dengan meng-klik tombol Load Dataset pada
jendela Algorithm.
Tampilkan data citra dalam layer Pseudocolor, pilih Band 1.
Aktifkan tombol Surface dari jendela Algorithm.
Dari daftar Lookup Table, pilih grayscale. Klik GO.
Klik tombol Edit Transform Limits dari jendela Algorithm, Transform dialog
akan ditampilkan.
109
7.2
110
2.
Agar supaya informasi citra satelit dapat bermanfaat secara optimal sebelum
dilakukan analisis, perlu digunakan teknik pemrosesan citra. Proses pengolahan
citra secara digital dapat dikelompokan atas beberapa bagian sebagai berikut :
1. Pemulihan Citra (Image restoration).
Citra akan mengalami perubahan karena adanya distorsi radiometrik dan
geometrik, sehingga perlu dikorek terhadap keslahan tersebut..
2. Penajaman Citra (Image enhancement)
Sebelum melakukan analisis data citra, secara visual perlu dilakukan teknik
penajaman, sehingga kekontrasan obyek akan nampak. Langkah ini
dilakukan untuk membantu interpretasi secara visual agar dapat
meningkatkan jumlah informasi . Hal ini merupakan langkah awal pada
pemrosesan citra secara digital.
3. Klasifikasi citra (Image classification)
7.2.1. PENAJAMAN CITRA (ENHANCEMENT)
Penajaman citra dapat didefinisikan sebagai pemilihan penampakan suatu citra
sehingga informasi tersebut dapat lebih mudah diinterpretasikan untuk suatu tujuan
tertentu. Sebagai contoh seperti gambar 1. dibawah ini terlihat kabur karena adanya
hamburan (scaterring) dari cahaya matahari oleh atmosfer kedalam obyek
dilapangan terhadap sensor. Efek ini juga menurunkan kekontrasan citra, akibatnya
gambar 1., kenampakan penutupan lahannya sulit dibedakan.
111
112
113
7.2.3. Filtering
Tujuan filtering ini adalah untuk mrnghilangkan pengaruh noise akibat ketidak
seimbangan detector, seperti yang sering dijumpai pada citra Landsat TM dan MSS.
Secara garis besar tujuan penapisan tersebut dapat dilakukan untuk ekstraksi
informasi yang dibentuk oleh radiasi frekwensi rendah (low-pass filter), yang akan
berakibat terbentuknya citra baru yang lebih halus, dan ekstraksi informasi yang
dibentuk oleh radiasi frekwensi tinggi (high-pass filter) yang menghasilkan citra yang
lebih tajam.
7.3 KOREKSI GEOMETRIS
Data mentah penginderaan jauh pada umumnya mempunyai kesalahan geometris.
Oleh sebab itu sebelum kita mengolah data tersebut kita harus melakukan koreksi.
Karakteristik geometrik harus benar-benar dipertimbangkan pada saat data citra
akan digunakan untuk :
1.
2.
Menggabungkan data citra (raster) dengan data vektor untuk keperluan Sistim
Informasi Geografis (SIG) dengan cara overlay, kedua data tersebut harus
mempunyai koordinat yang sama.
3.
Tujuan dari koreksi geometris tersebut adalah melakukan koreksi citra terhadap peta
yang telah mempunyai koordinat yang benar. Sehingga diperlukan suatu Titik
Kontrol tanah (Ground Control Point(GCP)) dengan distribusi penyebaran titik harus
merata.
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan Titik Kontrol Tanah,
yaitu :
1.
2.
8.
7.3
Klasifikasi data adalah suatu proses dimana semua pixel dari suatu citra yang
mempunyai penampakan spectral yang sama akan diidentifikasikan. Sebagai contoh
suatu citra Landsat TM dengan tujuh buah informasi band dapat diklasifikasi untuk
115
- Kemudian klik OK
- Kemudian akan muncul kotak Tools. Pada kotak Algorithm akan muncul Region
Layer (Outline).
- Dari kotak Tools ini kemudian kita membuat polygon training area yang mewakili
objek-objek yang akan kita kelaskan Klik
polygon training area.
ke dalam file.
117
- Lakukan proses yang sama untuk objek-objek yang lain. Setelah semua objek
terwakili melalui polygon training area, kemudian klik Close pada kotak Tools.
- Kemudian pada menubars pilih Process lalu pilih Calculate Statistic.
- Klik
pada Dataset, kemudian pilih file yang tadi telah kita training area.
- Isikan nilai 1 pada Subsampling interval, kenudian pada kotak di samping Force
Recalculate Stat klik sehingga seperti contoh di atas. Kemudian klik OK.
- Pada menubars pilih Process kemudian pilih Classification, kemudian pilih
Supervised Classification.
118
- Klik
pada Input Dataset, pilih title yang telah di calculate statistics.
- Input Band pilih All.
- Output Dataset biasanya sudah memberi nama secara otomatis dengan
menambahkan akhiran _class pada nama file input. Kemudian klik OK.
- Untuk menampilkan hasil klasifikasi, klik
pilih Algorithm.
- Kemudian Klick
GO.
- Akan muncul kotak image berwarna putih, karena kelas-kelas tersebut bellum
diberi warna.
- Untuk memberi warna, pada menubars pilih Edit kemudian pilih Edit
Class/Region Color and Name.
119
- Kemudian klik
GO
120
- Klik
pada Input Dataset, pilih file yang akan diklasifikasikan.
- Input Band pilih Band All.
- Klik
pada Output Dataset, masukan nama file baru sebagai file hasil
klasifikasi unsupervised.
- Masukan nilai Maximum iterations, nilai tertinggi yang bisa di masukkan 9999,
disini diberikan nilai 15.
- Masukan nilai Maximum Number of Classes, nilai tertinggi yang bisa dimasukan
adalah 255, disini diberikan 20.
- Masukan nilai Maximum standard deviations, di sini diberikan 4.5.
- Klik OK.
- Hasil klasifikasi ditampilkan dengan mengklik
, kemudian ubah Pseudo layer
dengan mengklik kanan menjadi Class Display Layer.
- Kemudian klik
GO.
- Akan muncul image dengan warna greyscale (keabuan). Image atau gambar
tersebut belum dapat memberikan informasi tentang objek-objek yang ada.
Kemudian pada menubars pilih Edit kemudian pilih Edit Class/Region Color and
Name.
121
- Akan muncul kotak Edit Class/Region Details, dimana jumlah kelas akan sama
dengan Maximum Number of classes yang kita berikan atau kurang dari nilai
tersebut. Dalam contoh ini dari 30 menjadi 26 kelas.
- Kemudian ke 26 kelas ini harus kita gabung lagi menjadi jumlah kelas yang lebih
kecil lagi yang sesuai dengan yang kita inginkan. Misalkan dari 26 kelas ini akan
diperkecil menjadi 6 kelas (Laut, Mangrove, Tambak, Sawah, Lahan kosong dan
Pemukiman).
- Pada kotak Edit Class/Region Details klik
kotak Auto-generate colors.
- Kotak ini membantu kita untuk memberikan warna pada kelas-kelas yang ada,
dengan memberikan warna yang menyerupai komposit warna, dalam contoh
diatas diberikan warna RGB 542. Kemudian klik
menjadi
Load kembali pada file yang sama pada kotak Algorithm kemudian klik
GO.
- Ubah unlabelled name menjadi nama kelas yang kita inginkan, kemudian
samakan warnanya, misalnya kelas 1 s/d 3 menjadi kelas laut, dan warnanya
dirubah menjadi biru.
- Untuk melihat perubahan warnanya dapat juga dengan cara mensave image
menjadi Algorithm. Dengan mengklik
- Kemudian klik
ditulis.
122
- Setiap selesai merubah warna pada kotak Edit Class/Region Details kemudian
di Save, lalu klik Apply pada kotak Open Algorithm maka perubahan warna akan
segera dapat dilihat pada image.
- Kemudian kita harus mengedit ke 26 kelas tersebut menjadi 6 kelas saja, yaitu
dengan menggunakan
Edit Formula.
Load kembali pada file yang sama pada kotak algorithm. Kemudian klik
GO.
- Kemudian pada menubars pilih File kemudian Save As Datasets untuk
menyimpan tampilan baru menjadi nama baru untuk klasifikasi 6 kelas.
7.4
Aplikasi
Seperti yang telah kita pelajari pada bagian sensor, bahwa tiap sensor didisain untuk
tujuan tertentu. Dan data penginderaan jauh yang akan dipergunakan harus
dipertimbangkan sesuai dengan kebutuhan aplikasinya.
7.4.1 PEMETAAN GEOLOGI DAN TANAH
Permukaan bumi sangat bervariasi dan kompleks dengan relief topografinya,
komposisi material tak teerkonsolidasi yang mendasari tiap bagian permukaannya
dan pelaku perubahan yang terjadi padanya. Setiap tipe batuan (gambar 1), retakan
atau efek lain gerakan internal, dan tiap bentuk erosi dan pengendapan merupakan
tanda bagi proses yang menghasilkannya. Seseorang yang akan memberikan dan
menerangkan material bumi dan strukturnya harus mengerti asas geomorfologi dan
dapat mengenali ekspresi permukaan beberapa variasi material dan struktur. Melalui
proses interpretasi foto udara serta pemetaan geologi dan tanah selalu
123
PEMETAAN GEOLOGI
124
PEMETAAN TANAH
Peta tanah merupakan informasi suatu daerah, maka peta tersebut banyak
digunakan pada kegiatan seperti perencaan penggunaan lahan yang komprehensif.
Informasi kesesuaian tanah untuk monitoring penggunaan lahan sangat esensial
untuk melindungi kemerosotan lingkungan, sehingga tidak terjadi kesalahan
penggunaan lahan. Perencanaan sebagai alat yang efektif untuk kontrol
penggunaan lahan, sehingga inventarisasi sumberdaya alam harus dilakukan secara
teliti.
Survei tanah secara rinci merupakan hasil studi intensif dari peneliti. Dan
untuk mempermudah dan mempercepat suatu survey, batas unit tanah pada
umumya dibuat diatas foto udara aatupun citra. Pada awal pekerjaan, dilakukan
identifikasi tanah dilapangan, dan selanjutnya diinteprasikan dalam foto udara
maupun citra, dan selanjutnya dilakukan klasifikasi. Pengalaman ini diperlukan untuk
mengevaluasi hubungan antara tanah dan vegetasi, material bahan induk geologi,
bentuk lahan, dan posisi bentang darat. Selanjutnya dari hasil survey tersebut dapat
dipakai sebagai dasar untuk membuat peta tanah
7.4.2 PEMETAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN PENUTUPAN LAHAN
Pemetaan penggunaan lahan dan penutup lahan penting untuk kegiatan
perencanaan, analisis dan monitoring yang berhubungan dengan permukaan tanah.
Pemetaan penggunaan lahan telah dilakukan sejak 1940-an. Pada saat sekarang,
foto udara skala kecil dan citra satelit telah digunakan untuk pemetaan penggunaan
penutupan lahan pada wilayah yang luas.
Penutupan lahan (land cover) (gambar 3) dikaitkan dengan jenis kenampakan yang
ada dipermukaan bumi, sebagai contoh : wilayah hutan, kenampakan batuan, dsb.
125
Penggunaan lahan (land use) berkaiatan dengan kegiatan tata guna lahan, sebagai
contoh peruntukan pemukiman, sawah dsb.
126
Gambar 5.
tanaman
127
128
B
Gambar 7. Perbandingan antara foto udara (B) dengan citra SAR (A) pada daerah
hutan
akibat dari penebangan hutan sepanjang jalan
Gambar 8. Kenampakan hutan tebang habis pada citra dengan sensor optik
Gambar 9. Kenampakan hutan tebang habis pada citra dengan sensor radar
Dalam kaitannya dengan aplikasi kehutanan, penginderaan jauh merupakan alat
untuk melakukan monitoring serta analisis. Aplikasi penginderaan jauh yang dapat
diterapkan antara lain :
129
1. Pengelolaan hutan untuk kayu, pakan ternak, air, marga satwa, dan
wisata.
2. Monitoring pengelolaan hutan tanaman industri dan konversi lahan, seperti
terlihat pada gambar 8 dan gambar 9. Dari citra tersebut dapat dihitung
luas hutan tebang habis dan luas potensi hutan.
131
Daftar Pustaka
133