Anda di halaman 1dari 140

BUKU AJAR

SISTEM INFORMASI SPASIAL KEHUTANAN

TIM:
LABORATORIUM PERENCANAAN DAN
SISTEM INFORMASI KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
OKTOBER 2009

Kontributor:

Dr. Ir. Roland A. Barkey


Prof. Dr. Ir. Amran Achmad, M.Sc
Syamsu Rijal, S.Hut., M.Si
Ir. M. Asar Said Mahbub, M.P.
Andang Suryana Soma S.Hut., M.P.
Agussalim B. Talebe

KATA PENGANTAR

Buku ajar yang sekarang berada di tangan saudara-saudari merupakan wujud


keinginan kami untuk ikut berpartisipasi dalam mencerdaskan kehidupan bangasa,
utamanya para mahasiswa yang mendalami ilmu berkenaan dengan Sistem
Informasi Spasial khususnya dibidang Kehutanan dan Sumberdaya Alam. Buku ini
juga merupakan perwujudan dari upaya Universitas Hasanuddin untuk berubah dalam
pendekatan pendidikan dari mengajar (teaching) ke belajar (learning).
Materi dalam buku ajar ini sebagian dikompilasi dari bahan-bahan yang dapat diunduh
(download) secara gratis di internet, sebagian lagi berasal dari buku-buku panduan
proyek Marine and Coastal Resources Management Project, dan tentunya berasal
pula dari pengalaman kami yang telah mengajar, memberikan konsultasi dan
membimbing selama lebih dari 15 tahun, baik di universitas, maupun diberbagai
pelatihan. Buku ajar ini tidak dimaksudkan sebagai referensi terhadap perangkat
lunak apapun. Bila dalam buku ini terdapat contoh-contoh yang menyebutkan dan
menayangkan gambar tertentu berasal dari satu atau lebih perangkat lunak, maka hal
ini semata-mata dimaksudkan untuk mempermudah penjelasan-penjelasan yang
dikemukakan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
mewujudkan buku ajar ini, utamanya rekan-rekan di Laboratorium Konservasi, Biologi
dan Dendrologi, Laboratorium Kebijakan dan Kewirausahaan , dan Laboratorium
Perencanaan dan Sistem Informasi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas
Hasanuudin. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Pimpinan dan Staf
Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin yang telah mengupayakan insentif dalam
penyusunan buku ajar ini.
Kami berharap sumbangan pemikiran kecil ini bisa bermanfaat bagi peningkatan
sumber daya manusia yang mendorong peningkatan pemakaian SIG untuk
Kehutanan dan Pengelolaan SDA. Tentunya tak ada gading yang tidak retak, namun
kekurangan-kekurangan yang ada diharapkan dapat memicu semua pihak, baik
penyusun dan pembaca serta para mahasiswa, untuk melakukan perbaikan di
kemudian hari.

Makassar, Oktober 2009

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI...
BAB I : KOMPONEN DASAR KOMPUTER...
1.1. Definisi computer...
1.1.1. Sistem computer.
1.1.2. Struktur dan fungsi computer..
1.2. Perangkat keras.....
1.2.1. Input device.
1.2.1.1. Penggunaan keyboard...
1.2.1.2. Penggunaan mouse...
1.2.1.3. Scanner
1.2.1.4. Digital camera.
1.2.1.5. Mic (microphone)
1.2.2. Output device.
1.2.2.1. Printer dan plotter..
1.2.2.2. Monitor.
1.2.3. Cpu (central processing unit)..
1.2.3.1. Cu (control unit) / unit kendali..
1.2.3.2. Alu (arithmatic and logic unit)..
1.2.3.3. Register
1.2.3.4. Array processor..
1.2.3.5. Memori.
1.2.3.6. Random access memory (ram)
1.2.3.7. Media penyimpanan (memori) Eksternal...
1.2.3.8. Cd-rom.
1.2.3.9. Dvd (digital versatile disc)
1.3. Perangkat lunak.
1.3.1. Perkembangan pembuatan perangkat lunak....
1.3.2. Evolusi perangkat lunak
1.3.2.1. Era stabil.
1.3.2.2. Era pioneer.
1.3.3. Klasifikasi perangkat lunak..
1.3.3.1. Sistem operasi
1.3.4. Aplikasi office.
1.3.5. Aplikasi multimedia...

i
ii
1
1
1
2
3
3
4
5
6
7
7
7
8
8
8
9
9
9
11
11
11
12
13
13
15
15
15
15
16
16
17
17
18

BAB II PERANGKAT LUNAK SISTEM INFORMASI SPASIAL.


2.1. Perangkat lunak pemetaan dan kartografi
2.1.1. Tampilan window arcview.
2.2. Perangkat lunak analisis citra penginderaan jauh
2.3. Perangkat lunak sistem informasi geografis.

20
20
20
25
27

2.3.1 Perangkat lunak arcgis.


2.3.2. Fungsi arc map..
2.3.2.1. Menampilkan data spasial dan attribute (table)
2.3.2.2. Melakukan editing dan digitizing.
2.3.2.3. Menampilkan dan mengedit data table..
2.3.2.4. Mambuat lay out dan mencetak peta.
2.3.3 Fungsi arc catalog.
2.4. Penelusuran informasi melalui internet.

27
28
28
30
31
32
33
34

BAB III KARTOGRAFI DAN ANALISIS PETA..


3.1. Dasar-dasar kartografi..
3.2. Peta............................................................................................
3.2.1. Pengenalan jenis-jenis peta...............................................
3.2.2. Pengklasifikasian peta........................................................
3.2.3. Pemanfaatan peta..............................................................
3.2.4. Susunan peta.
3.2.5. Komponen-komponen/kelengkapan peta..
3.2.5.1. Judul peta...
3.2.5.2. Skala peta
3.2.5.3. Legenda atau keterangan....
3.2.5.4. Tanda arah atau tanda orientasi.
3.2.5.5. Simbol dan warna..
1.2.5.5.1. Simbol peta....
1.2.5.5.2. Warna..
3.2.5.6. Sumber dan tahun pembuatan peta...
3.2.5.7. Inzet dan index peta.....
3.2.5.8. Grid .
3.2.5.9. Nomor peta
3.2.5.10. Garis kontur atau garis ketinggian..
3.2.6. Cara membuat dan membaca peta.
3.2.6.1. membuat peta...
3.2.6.2. Tata cara penulisan pada peta. ..
2.2.6.3. Membaca peta...
2.2.6.4. Memperbesar dan memperkecil peta
3.2.7. Sistem koordinat dan proyeksi peta...
3.2.8. Analisis informasi peta .
3.2.9. Menggunakan peta...
3.2.10. Memahami cara plotting di peta...
3.2.11. Sudut peta....

37
37
37
37
38
49
40
41
42
42
42
43
43
44
48
49
49
49
50
50
50
50
51
51
51
52
52
58
58
59

BAB IV PENGUKURAN GUNA PEMBUATAN PETA..


4.1. Alat ukur sederhana..
4.2. Alat ukur gps..
4.3. Pengolahan data pengukuran.

60
60
69
76

BAB V. PEMBUATAN PETA DIGITAL..............


5.1. Input Data Pengukuran dan Data GPS....
5.2. Digitasi Peta...
5.3. Editing dan Penggabungan Peta.
5.4. Atribut Peta Digital.
5.5. Layout Peta Digital.

77
77
77
81
85
85

BAB VI :
6.1.
6.2.
6.3.
6.4.
6.5.
6.6.

95
95
95
97
97
98
99
99
99
100
100
100
100
101
101
102
102

BAB VII : INTERPRETASI CITRA PENGINDERAAN JAUH..


7.1. Pengolahan digital.
7.1.1. Pengolahan awal citra ......................................
7.1.1.1 menampilkan jendela citra dan jendela algorithm.
7.1.1.2 menampilkan raster dataset dalam layer pseudocolor
dan memilih tampilan band pada citra landsat dataset
7.1.1.3 menampilkan raster dataset dalam layer red green
(rgb)

7.1.1.4 koreksi radiometric.....


7.1.1.5 koreksi geometric.
7.1.1.5.1 Penentuan gcps....
7.1.1.5.2 Rektifikasi citra..
7.1.1.5.3. Evaluasi akurasi.
7.1.1.6. Penajaman citra.....
7.2. Penajaman dan transformasi citra..
7.2.1. Penajaman citra (enhancement)....
7.2.2. Penajamaman kontras..
7.2.2.1. Linear contrast stretch..
7.2.2.2. Histogram equalization.....

103
103
103
103

DASAR-DASAR PENGINDERAAN JAUH..


Konsep penginderaan jauh..
Sumber energi dan azas radiasi.....
Interaksi energi didalam atmosfir...
Interaksi energi dengan permukaan bumi.
Pantulan spektral vegetasi, tanah dan air.
Sensor dan platform.
6.6.1. Sensor.....
6.6.1.1. Sensor passive..
6.6.1.2. Sensor aktif....
6.6.2. Platform...
6.7. Data penginderaan jauh................................................
6.7.1. Citra digital dan analog.
6.7.2. Pixel.
6.7.2.1. Resolusi spektral atau radiometric..
6.7.2.2. Resolusi spasial.....
6.7.2.3. Resolusi pengulangan pemotretan (revisit time)..

104
blue
104
105
106
106
108
109
109
110
111
113
113
113

7.2.2.3. Gaussian stretch..............


7.2.3. Pembuatan warna semu (pseudocolour)......
7.2.4. Filtering...
7.2.5. Koreksi geometris.........................................
7.2.5.1. Kesalahan sistematis....
7.2.5.2. Kesalahan non sistematis....
7.3. Klasifikasi dan digitasi citra...
7.3.3. Klasifikasi supervised (klasifikasi terawasi) .
7.3.4. Klasifikasi unsupervised (klasifikasi tidak terawasi)
7.4. Aplikasi....................................................................
7.4.3. Pemetaan geologi dan tanah........................
7.4.3.1. Pemetaan geologi..............................
7.4.3.2. Pemetaan tanah.
7.4.4. Pemetaan penggunaan lahan dan penutupan lahan..
7.4.4.1. Aplikasi untuk pertanian.....................
7.4.4.2. Aplikasi untuk kehutanan...................
7.4.4.3. Aplikasi perubahan penggunaan lahan (land use)

113
113
114
114
115
115
115
116
120
123
124
124
125
125
126
128
130

BAB I :

1.1.

KOMPONEN DASAR KOMPUTER

DEFINISI KOMPUTER

Istilah komputer mempunyai arti yang luas dan berbeda bagi setiap orang. Istilah
komputer (computer) diambil dari bahasa Latin computare yang berarti menghitung
(to compute atau to reckon). Komputer dapat pula berarti suatu alat elektronik yang
mampu melakukan beberapa tugas, yaitu menerima input, memproses input sesuai
dengan instruksi yang diberikan, menyimpan perintah-perintah dan hasil
pengolahannya, serta menyediakan output dalam bentuk informasi. Komputer
adalah sistem elektronik untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat serta
dirancang dan diorganisasikan supaya secara otomatis menerima dan menyimpan
data input, memprosesnya, dan menghasilkan output berdasarkan instruksi-instruksi
yang telah tersimpan di dalam memori. Dan masih banyak lagi ahli yang mencoba
mendefinisikan secara berbeda tentang komputer. Namun, pada intinya dapat
disimpulkan bahwa komputer adalah suatu peralatan elektronik yang dapat
menerima input, mengolah input, memberikan informasi, menggunakan suatu
program yang tersimpan di memori komputer, dapat menyimpan program dan hasil
pengolahan, serta bekerja secara otomatis. Istilah dan definisi tersebut diatas
setidaknya terdapat tiga istilah penting, yaitu input (data), penzus yang kemudian
dapat disimpan sebagai file text, dokumen dan gambar.
1.1.1. Sistem Komputer
Supaya komputer dapat digunakan untuk mengolah data, maka harus berbentuk
suatu sistem yang disebut dengan sistem komputer. Secara umum, sistem terdiri
dari elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan untuk
melaksanakan suatu tujuan pokok dari sistem tersebut.
Tujuan pokok dari sistem komputer adalah mengolah data untuk menghasilkan
informasi sehingga perlu didukung oleh elemen-elemen yang terdiri dari perangkat
keras (hardware), perangkat lunak (software), dan brainware. Perangkat keras
adalah peralatan komputer itu sendiri, perangkat lunak adalah program yang berisi
perintah-perintah untuk melakukan proses tertentu, dan brainware adalah manusia
yang terlibat di dalam mengoperasikan serta mengatur sistem komputer.
Ketiga elemen sistem komputer tersebut harus saling berhubungan dan membentuk
satu kesatuan. Perangkat keras tanpa perangkat lunak tidak akan berarti apa-apa,
hanya berupa benda mati. Kedua perangkat keras dan lunak juga tidak dapat
berfungsi jika tidak ada manusia yang mengoperasikannya.

1.1.2. Struktur dan Fungsi Komputer


Struktur komputer didefinisikan sebagai cara-cara dari tiap komponen saling terkait.
Struktur sebuah komputer secara sederhana, dapat digambarkan dalam diagram
blok berikut

Sedangkan fungsi komputer didefinisikan sebagai operasi masing-masing komponen


sebagai bagian dari struktur. Adapun fungsi dari masing-masing komponen dalam
struktur di atas adalah sebagai berikut:
1. Input Device (Alat Masukan)
Adalah perangkat keras komputer yang berfungsi sebagai alat untuk memasukan
data atau perintah ke dalam komputer
2. Output Device (Alat Keluaran)
Adalah perangkat keras komputer yang berfungsi untuk menampilkan keluaran
sebagai hasil pengolahan data. Keluaran dapat berupa hard-copy (ke kertas), softcopy (ke monitor), ataupun berupa suara.
3. I/O Ports
Bagian ini digunakan untuk menerima ataupun mengirim data ke luar sistem.
Peralatan input dan output di atas terhubung melalui port ini.
4. CPU (Central Processing Unit)
CPU merupakan otak sistem komputer, dan memiliki dua bagian fungsi
operasional, yaitu: ALU (Arithmetical Logical Unit) sebagai pusat pengolah data,
dan CU (Control Unit) sebagai pengontrol kerja komputer.
5. Memori
Memori terbagi menjadi dua bagian yaitu memori internal dan memori eksternal.
Memori internal berupa RAM (Random Access Memory) yang berfungsi untuk
menyimpan program yang kita olah untuk sementara waktu, dan ROM (Read Only
Memory) yaitu memori yang haya bisa dibaca dan berguna sebagai penyedia
informasi pada saat komputer pertama kali dinyalakan.
6. Data Bus
Adalah jalur-jalur perpindahan data antar modul dalam sistem komputer. Karena
pada suatu saat tertentu masing-masing saluran hanya dapat membawa 1 bit
data, maka jumlah saluran menentukan jumlah bit yang dapat ditransfer pada
suatu saat. Lebar data bus ini menentukan kinerja sistem secara keseluruhan.
2

Sifatnya bidirectional, artinya CPU dapat membaca dan menirma data melalui
data bus ini. Data bus biasanya terdiri atas 8, 16, 32, atau 64 jalur paralel.
7. Address Bus
Digunakan untuk menandakan lokasi sumber ataupun tujuan pada proses transfer
data. Pada jalur ini, CPU akan mengirimkan alamat memori yang akan ditulis atau
dibaca.Address bus biasanya terdiri atas 16, 20, 24, atau 32 jalur paralel.
8. Control Bus
Control Bus digunakan untuk mengontrol penggunaan serta akses ke Data Bus
dan Address Bus. Terdiri atas 4 samapai 10 jalur paralel.
1.2.

Perangkat Keras

Hampir seluruh aspek kehidupan manusia saat ini tidak dapat dilepaskan dari
teknologi, khususnya teknologi komputer. Untuk menuliskan suatu dokumen, orang
cenderung sudah meninggalkan mesin ketik manual dan sudah digantikan perannya
oleh komputer. Kasir di suatu pertokoan besar (supermarket) sudah menggunakan
peralatan otomatis berupa komputer yang didisain khusus untuk keperluan itu.
Kumpulan lagu-lagu yang sebelumnya hanya dapat didengarkan melalui media
kaset atau piringan hitam, saat ini sudah mulai dikemas dalam bentuk compact disk
(CD) yang dapat didengarkan dengan menggunakan komputer multimedia. Belum
lagi perkembangan teknologi komputer di bidang kesehatan yang maju sangat pesat
untuk membantu diagnosa penyakit dan proses penyembuahnnya, dan masih
banyak lagi bidang-bidang kehidupan manusia yang saat ini sudah menggunakan
peralatan komputer.
1.2.1. Input Device
Input device adalah alat yang digunakan untuk menerima input dari luar sistem, dan
dapat berupa signal input atau maintenance input. Di dalam sistem komputer, signal
input berupa data yang dimasukkan ke dalam sistem komputer, sedangkan
maintenance input berupa program yang digunakan untuk mengolah data yang
dimasukkan. Dengan demikian, alat input selain digunakan untuk memasukkan data
juga untuk memasukkan program.
Beberapa alat input mempunyai fungsi ganda, yaitu disamping sebagai alat input
juga berfungsi sebagai alat output sekaligus. Alat yang demikian disebut sebagai
terminal. Terminal dapat dihubungkan ke sistem komputer dengan menggunakan
kabel langsung atau lewat alat komunikasi.
Terminal dapat digolongkan menjadi non intelligent terminal, smart terminal, dan
intelligent terminal. Non intelligent terminal hanya berfungsi sebagai alat
memasukkan input dan penampil output, dan tidak bisa diprogram karena tidak
mempunyai alat pemroses. Peralatan seperti ini juga disebut sebagai dumb terminal.
Smart terminal mempunyai alat pemroses dan memori di dalamnya sehingga input
3

yang terlanjur dimasukkan dapat dikoreksi kembali. Walaupun demikian, terminal


jenis ini tidak dapat diprogram oleh pemakai, kecuali oleh pabrik pembuatnya.
Sedangkan intelligent terminal dapat diprogram oleh pemakai.
Peralatan yang hanya berfungsi sebagai alat input dapat digolongkan menjadi alat
input langsung dan tidak langsung. Alat input langsung yaitu input yang dimasukkan
langsung diproses oleh alat pemroses, sedangkan alat input tidak langsung melalui
media tertentu sebelum suatu input diproses oleh alat pemroses.
Alat input langsung dapat berupa papan ketik (keyboard), pointing device (misalnya
mouse, touch screen, light pen, digitizer graphics tablet), scanner (misalnya
magnetic ink character recognition, optical data reader atau optical character
recognition reader), sensor (misalnya digitizing camera), voice recognizer (misalnya
microphone). Sedangkan alat input tidak langsung misalnya keypunch yang
dilakukan melalui media punched card (kartu plong), key-to-tape yang merekam data
ke media berbentuk pita (tape) sebelum diproses oleh alat pemroses, dan key-todisk yang merekam data ke media magnetic disk (misalnya disket atau harddisk)
sebelum diproses lebih lanjut.
1.2.1.1. Penggunaan Keyboard
Penciptaan keyboard komputer di ilhami oleh penciptaan mesin ketik yang dasar
rancangannya di buat dan di patenkan oleh Christopher Latham pada tahun 1868
dan banyak dipasarkan pada tahun 1877 oleh Perusahaan Remington.
Keyboard komputer pertama disesuaikan dari kartu pelubang (punch card) dan
teknologi pengiriman tulisan jarak jauh (Teletype). Tahun 1946 komputer ENIAC
menggunakan pembaca kartu pembuat lubang (punched card reader) sebagai alat
input dan output.
Bila mendengar kata keyboard maka pikiran kita tidak lepas dari adanya sebuah
komputer, karena keyboard merupakan sebuah papan yang terdiri dari tomboltombol untuk mengetikkan kalimat dan simbol-simbol khusus lainnya pada komputer.
Keyboard dalam bahasa Indonesia artinya papan tombol jari atau papan tuts.
Pada keyboard terdapat tombol-tombol huruf (alphabet) A Z, a z, angka
(numeric) 0 - 9, tombol dan karakter khusus seperti : ` ~ @ # $ % ^ & * ( ) _ - + = < >
/ , . ? : ; \ |, tombol fungsi (F1 F12), serta tombol-tombol khusus lainnya yang
jumlah seluruhnya adalah 104 tuts. Sedangkan pada Mesin ketik jumlah tutsnya
adalah 52 tuts. Bentuk keyboard umumnya persegi panjang, tetapi saat ini model
keyboard sangat variatif.
Dahulu orang banyak yang menggunakan mesin ketik baik yang biasa maupun
mesin ketik listrik. Keyboard mempunyai kesamaan bentuk dan fungsi dengan mesin
4

ketik. Perbedaannya terletak pada hasil output atau tampilannya. Bila kita
menggunakan mesin ketik, kita tidak dapat menghapus atau membatalkan apa-apa
saja yang sudah ketikkan dan setiap satu huruf atau simbol kita ketikkan maka
hasilnya langsung kita lihat pada kertas. Tidak demikian dengan keyboard. Apa yang
kita ketikkan hasil atau keluarannya dapat kita lihat di layar monitor terlebih dahulu,
kemudian kita dapat memodifikasi atau melakukan perubahan-perubahan bentuk
tulisan, kesalahan ketikan dan yang lainnya. Keyboard dihubungkan ke komputer
dengan sebuah kabel yang terdapat pada keyboard. Ujung kabel tersebut
dimasukkan ke dalam port yang terdapat pada CPU komputer.
1.2.1.2. Penggunaan Mouse
Pada dasarnya, penunjuk (pointer) yang dikenal dengan sebutan "Mouse" dapat
digerakkan kemana saja berdasarkan arah gerakan bola kecil yang terdapat dalam
mouse. Jika kita membuka dan mengeluarkan bola kecil yang terdapat di belakang
mouse, maka akan terlihat 2 pengendali gerak di dalamnya. Kedua pengendali gerak
tersebut dapat bergerak bebas dan mengendalikan pergerakan penunjuk, yang satu
searah horisontal (mendatar) dan satu lagi vertikal (atas dan bawah).
Jika kita hanya menggerakkan pengendali horisontal maka penunjuk hanya akan
bergerak secara horisontal saja pada layar monitor komputer. Dan sebaliknya jika
penunjuk vertikal yang digerakkan, maka penunjuk (pointer) hanya bergerak secara
vertikal saja dilayar monitor. Jika keduanya kita gerakkan maka gerakan penunjuk
(pointer) akan menjadi diagonal. Jika bola kecil dimasukkan kembali, maka bola itu
akan menyentuh dan menggerakkan kedua pengendali gerak tersebut sesuai
dengan arah mouse yang kita gerakkan.
Pada sebagian besar mouse terdapat tiga tombol, tetapi umumnya hanya dua
tombol yang berfungsi, yaitu tombol paling kiri dan yang paling kanan. Pengaruh dari
penekanan tombol atau yang di kenal dengan istilah Click ini tergantung pada
obyek (daerah) yang kita tunjuk. Komputer akan mengabaikan penekanan tombol
(click) bila tidak mengenai area atau obyek yang tidak penting.
Kemudian dalam penggunaan mouse juga kita kenal istilah "Drag" yang artinya
menggeser atau menarik. Apabila kita menekan tombol paling kiri tanpa
melepaskannya dan sambil menggesernya, salah satu akibatnya obyek tersebut
berpindah atau menjadi pindah (tersalin) ke obyek lain dan terdapat kemungkinan
lainnya. Kemungkinan-kemungkinan ini tergantung pada jenis program aplikasi apa
yang kita jalankan. Mouse terhubung dengan komputer dengan sebuah kabel yang
terdapat pada mouse. Ujung kabel tersebut dimasukkan dalam port yang terdapat di
CPU komputer.

1.2.1.3. Scanner
Bentuk dan ukuran scanner bermacam-macam, ada yang besarnya seukuran
dengan kertas folio ada juga yang seukuran postcard, bahkan yang terbaru,
berbentuk pena yang baru diluncurkan oleh perusahaan WizCom Technologies Inc.
Scanner berukuran pena tersebut bisa menyimpan hingga 1.000 halaman teks cetak
dan kemudian mentransfernya ke sebuah komputer pribadi (PC). Scanner berukuran
pena tersebut dinamakan Quicklink. Pena scanner itu berukuran panjang enam inci
dan beratnya sekitar tiga ons. Scanner tersebut menurut WizCom dapat melakukan
pekerjaannya secara acak lebih cepat dari scanner yang berbentuk datar.
Data yang telah diambil dengan scanner itu, bisa dimasukkan secara langsung ke
semua aplikasi komputer yang mengenali teks ASCII. Perbedaan tiap scanner dari
berbagai merk terletak pada pemakaian teknologi dan resolusinya. Pemakaian
teknologi misalnya penggunaan tombol-tombol digital dan teknik pencahayaan.
Cara kerja Scanner :
1. Penekanan tombol mouse dari komputer menggerakkan pengendali kecepatan
pada mesin scanner. Mesin yang terletak dalam scanner tersebut mengendalikan
proses pengiriman ke unit scanning.
2. Kemudian unit scanning menempatkan proses pengiiman ke tempat atau jalur
yang sesuai untuk langsung memulai scanning.
3. Nyala lampu yang terlihat pada Scanner menandakan bahwa kegiatan scanning
sudah mulai dilakukan.
4. Setelah nyala lampu sudah tidak ada, berarti proses scan sudah selesai dan
hasilnya dapat dilihat pada layar monitor.
5. Apabila hasil atau tampilan teks / gambar ingin dirubah, kita dapat merubahnya
dengan menggunakan software-software aplikasi yang ada. Misalnya dengan
photoshop, Adobe dan lain- lain.
Ada dua macam perbedaan scanner dalam memeriksa gambar yang berwarna yaitu:
1. Scanner yang hanya bisa satu kali meng-scan warna dan menyimpan semua
warna pada saat itu saja.
2. Scanner yang langsung bisa tiga kali digunakan untuk menyimpan beberapa
warna. Warna-warna tersebut adalah merah, hijau dan biru.
Scaner yang disebut pertama lebih cepat dibandingkan dengan yang kedua, tetapi
menjadi kurang bagus jika digunakan untuk reproduksi warna. Kebanyakan scanner
dijalankan pada 1-bit (binary digit / angka biner), 8-bit (256 warna), dan 24 bit (lebih
dari 16 juta warna). Nah, bila kita membutuhkan hasil yang sangat baik maka
dianjurtkan menggunakan scanner dengan bit yang besar agar resolusi warna lebih
banyak dan bagus.

1.2.1.4. Digital Camera


Salah satu input device yang sedang marak belakangan ini adalah digital camera.
Dengan adanya alat ini, kita dapat lebih mudah memasukan data berupa gambar
apa saja, dengan ukuran yang relatif cukup besar, ke dalam komputer kita. Digital
camera yang beredar di pasaran saat ini ada berbagai macam jenis, mulai dari jenis
camera untuk mengambil gambar statis, sampai dengan camera yang dapat
merekam gambar dinamis seperti video.
1.2.1.5. Mic (Microphone)
Kalau camera digunakan untuk memasukkan input berupa gambar (dan suara),
maka mic digunakan hanya untuk memasukkan input berupa suara. Penggunaan
mic tentu saja memerlukan perangkat keras tambahan untuk menerima input suara
tersebut yaitu sound card, dan speaker untuk mendengarkan hasil rekaman suara.
1.2.2. OUTPUT DEVICE
Output yang dihasilkan dari pemrosesan dapat digolongkan menjadi empat bentuk,
yaitu tulisan (huruf, angka, simbol khusus), image (dalam bentuk grafik atau
gambar), suara, dan bentuk lain yang dapat dibaca oleh mesin (machine-readable
form). Tiga golongan pertama adalah output yang dapat digunakan langsung oleh
manusia, sedangkan golongan terakhir biasanya digunakan sebagai input untuk
proses selanjutnya dari komputer.
Peralatan output dapat berupa:
Hard-copy device, yaitu alat yang digunakan untuk mencetak tulisan dan image
pada media keras seperti kertas atau film.
Soft-copy device, yaitu alat yang digunakan untuk menampilkan tulisan dan image
pada media lunak yang berupa sinyal elektronik.

Drive device atau driver, yaitu alat yang digunakan untuk merekam simbol dalam
bentuk yang hanya dapat dibaca oleh mesin pada media seperti magnetic disk atau
magnetic tape. Alat ini berfungsi ganda, sebagai alat output dan juga sebagai alat
input.
Output bentuk pertama sifatnya adalah permanen dan lebih portable (dapat dilepas
dari alat outputnya dan dapat dibawa ke mana-mana). Alat yang umum digunakan
untuk ini adalah printer, plotter, dan alat microfilm. Sedangkan output bentuk kedua
dapat berupa video display, flat panel, dan speaker. Dan alat output bentuk ketiga
yang menggunakan media magnetic disk adalah disk drive, dan yang menggunakan
media magnetic tape adalah tape drive.

1.2.2.1. Printer dan Plotter


Printer dan plotter adalah jenis hard-copy device, karena keluaran hasil proses
dicetak di atas kertas. Printer memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran, serta
ketajaman hasil cetak. Ukuran kertas yang dapat digunakan pun beragam. Tetapi,
untuk mencetak di atas kertas dengan ukuran yang sangat besar, digunakanlah
plotter.
1.2.2.2. Monitor
Monitor adalah salah satu jenis soft-copy device, karena keluarannya adalah berupa
signal elektronik, dalam hal ini berupa gambar yang tampil di layar monitor. Gambar
yang tampil adalah hasil pemrosesan data ataupun informasi masukan. Monitor
memiliki berbagai ukuran layar seperti layaknya sebuah televisi. Tiap merek dan
ukuran monitor memiliki tingkat resolusi yang berbeda. Resolusi ini lah yang akan
menentukan ketajaman gambar yang dapat ditampilkan pada layar monitor. Jenisjenis monitor saat ini sudah sangat beragam, mulai dari bentuk yang besar dengan
layar cembung, sampai dengan bentuk yang tipis dengan layar datar (flat).
Proyektor multimedia hampir sama dengan monitor. Fungsinya adalah untuk
menampilkan gambar/visual hasil pemrosesan data. Hanya saja, infocus
memerlukan obyek lain sebagai media penerima pancaran singnal-signal gambar
yang dipancarkan. Media penerima tersebut sebaiknya memiliki permukaan datar
dan berwarna putih (terang). Biasanya yang digunakan adalah dinding putih,
whiteboard, ataupun kain/layar putih yang dibentangkan.
1.2.3. CPU (CENTRAL PROCESSING UNIT)
CPU merupakan tempat pemroses instruksi-instruksi program, yang pada komputer
mikro disebut dengan micro-processor (pemroses mikro). Pemroses ini berupa chip
yang terdiri dari ribuan hingga jutaan IC. Dalam dunia dagang, pemroses ini diberi
nama sesuai dengan keinginan pembuatnya dan umumnya ditambah dengan nomor
seri, misalnya dikenal pemroses Intel 80486 DX2-400 (buatan Intel dengan seri
80486 DX2-400 yang dikenal dengan komputer 486 DX2), Intel Pentium 100 (dikenal
dengan komputer Pentium I), Intel Pentium II-350, Intel Pentium III-450, Intel Celeron
333, AMD K-II, dan sebagainya. Masing-masing produk ini mempunyai kelebihan
dan kekurangan masing-masing.
CPU terdiri dari dua bagian utama yaitu unit kendali (control unit) dan unit aritmatika
dan logika (ALU). Disamping itu, CPU mempunyai beberapa alat penyimpan yang
berukuran kecil yang disebut dengan register.

1.2.3.1. CU (Control Unit) / Unit Kendali


Unit ini bertugas mengatur dan mengendalikan semua peralatan yang ada pada
sistem komputer. Unit kendali akan mengatur kapan alat input menerima data dan
kapan data diolah serta kapan ditampilkan pada alat output. Unit ini juga
mengartikan instruksi-instruksi dari program komputer, membawa data dari alat input
ke memori utama, dan mengambil data dari memori utama untuk diolah. Bila ada
instruksi untuk perhitungan aritmatika atau perbandingan logika, maka unit kendali
akan mengirim instruksi tersebut ke ALU. Hasil dari pengolahan data dibawa oleh
unit kendali ke memori utama lagi untuk disimpan, dan pada saatnya akan disajikan
ke alat output. Dengan demikian tugas dari unit kendali ini adalah:
Mengatur dan mengendalikan alat-alat input dan output.
Mengambil instruksi-instruksi dari memori utama.
Mengambil data dari memori utama (jika diperlukan) untuk diproses.
Mengirim instruksi ke ALU bila ada perhitungan aritmatika atau perbandingan
logika serta mengawasi kerja dari ALU.
Menyimpan hasil proses ke memori utama.
1.2.3.2. ALU (Arithmatic and Logic Unit)
Tugas utama dari ALU adalah melakukan semua perhitungan aritmatika
(matematika) yang terjadi sesuai dengan instruksi program. ALU melakukan semua
operasi aritmatika dengan dasar penjumlahan sehingga sirkuit elektronik yang
digunakan disebut adder.
Tugas lain dari ALU adalah melakukan keputusan dari suatu operasi logika sesuai
dengan instruksi program. Operasi logika meliputi perbandingan dua operand
dengan menggunakan operator logika tertentu, yaitu sama dengan (=), tidak sama
dengan , kurang dari (<), kurang atau sama dengan ( ), lebih besar dari (>), dan
lebih besar atau sama dengan.
1.2.3.3. Register
Register merupakan alat penyimpanan kecil yang mempunyai kecepatan akses
cukup tinggi, yang digunakan untuk menyimpan data dan instruksi yang sedang
diproses sementara data dan instruksi lainnya yang menunggu giliran untuk diproses
masih disimpan di dalam memori utama. Secara analogi, register ini dapat
diibaratkan sebagai ingatan di otak bila kita melakukan pengolahan data secara
manual, sehingga otak dapat diibaratkan sebagai CPU, yang berisi ingatan-ingatan,
satuan kendali yang mengatur seluruh kegiatan tubuh dan mempunyai tempat untuk
melakukan perhitungan dan perbandingan logika.

Program yang berisi kumpulan dari instruksi-instruksi dan data diletakkan di memori
utama yang diibaratkan sebagai sebuah meja. Kita mengerjakan program tersebut
dengan memproses satu per satu instruksi-instruksi yang ada di dalamnya, dimulai
dari instruksi yang pertama dan berurutan hingga yang terakhir. Instruksi ini dibaca
dan diingat (instruksi yang sedang diproses disimpan di register).
Misalnya instruksi berbunyi HITUNG C = A + B, maka kita membutuhkan data untuk
nilai A dan B yang masih ada di meja (tersimpan di memori utama). Data ini dimaca
dan masuk ingatan kita (data yang sedang diproses disimpan di register), yaitu
misalnya A bernilai 2 dan B bernilai 3. Saat ini ingatan otak kita telah tersimpan
suatu instruksi, nilai A, dan nilai B, sehingga nilai C dapat dihitung yaitu sebesar 5
(proses perhitungan ini dilakukan di ALU). Hasil dari perhitungan ini perlu dituliskan
kembali ke meja (hasil pengolahan disimpan kembali ke memori utama). Setelah
semua selesai, kemungkinan data, program, dan hasilnya disimpan secara
permanen untuk keperluan di lain hari sehingga perlu disimpan di dalam lemari
kabinet (penyimpanan sekunder).
Dengan demikian, ada tiga macam memori yang dipergunakan di dalam sistem
komputer, yaitu:
1. Register, digunakan untuk menyimpan instruksi dan data yang sedang diproses.
2. Main memory, dipergunakan untuk menyimpan instruksi dan data yang akan
diproses dan hasil pengolahan.
3. Secondary storage, dipergunakan untuk menyimpan program dan data secara
permanen.
Ada banyak register yang terdapat pada CPU dan masing-masing sesuai dengan
fungsinya. Di bawah ini akan diberikan penjelasan secara garis besar dari masingmasing register:
1. Instruction Register (IR) digunakan untuk menyimpan instruksi yang sedang
diproses.
2. Program Counter (PC) adalah register yang digunakan untuk menyimpan alamat
lokasi dari memori utama yang berisi instruksi yang sedang diproses. Selama
pemrosesan instruksi oleh CPU, isi dari PC diubah menjadi alamat dari memori
utama yang berisi instruksi berikutnya yang mendapat giliran akan diproses,
sehingga bila pemrosesan sebuah instruksi selesai maka jejak instruksi
selanjutnya di memori utama dapat dengan mudah didapatkan.
3. General purpose register, yaitu register yang mempunyai kegunaan umum yang
berhubungan dengan data yang sedang diproses. Sebagai contoh, register jenis
ini yang digunakan untuk menampung data yang sedang diolah disebut dengan
operand register, sedang untuk menampung hasil pengolahan disebut
accumulator.
4. Memory data register (MDR) digunakan untuk menampung data atau instruksi
hasil pengiriman dari memori utama ke CPU atau menampung data yang akan
direkam ke memori utama dari hasil pengolahan oleh CPU.
10

5. Memory address register (MAR) digunakan untuk menampung alamat pada


memori utama yang akan diambil atau yang akan diletakkan.
Sebagai tambahan dari register, beberapa CPU menggunakan suatu cache memory
yang mempunyai kecepatan sangat tinggi dengan tujuan agar kerja dari CPU lebih
efisien dan mengurangi waktu yang terbuang. Tanpa cache memory, CPU akan
menunggu sampai data atau instruksi diterima dari memori utama, atau menunggu
hasil pengolahan selesai dikirim ke memori utama baru proses selanjutnya bisa
dilakukan. Padahal proses dari memori utama lebih lambat dibanding kecepatan
register sehingga akan banyak waktu terbuang. Dengan adanya cache memory,
sejumlah blok informasi pada memori utama dipindahkan ke cache memory dan
selanjutnya CPU akan selalu berhubungan dengan cache memory.
1.2.3.4. Array Processor
Bila sejumlah besar dari perhitungan harus dilakukan, maka untuk mempercepat
proses biasanya dipergunakan unit tambahan yang disebut dengan array processor
atau co-processor. Unit ini terpisah dari unit lainnya yang dapat ditambahkan pada
pemroses utamanya. Dengan perkembangan teknologi sekarang, unit pemroses
tambahan ini sudah tidak diperlukan lagi karena pemroses mikro yang ada sudah
mampu menangani perhitungan dengan kemampuan dan kecepatan yang sangat
tinggi. Teknologi pemroses tambahan ini diperlukan untuk komputer-komputer mikro
lama, misalnya yang masih menggunakan pemroses utama seri 8088 hingga 80486.
1.2.3.5.

MEMORI

CPU hanya dapat menyimpan data dan instruksi di register yang berukuran kecil
sehingga tidak dapat menyimpan semua informasi yang dibutuhkan untuk
keseluruhan proses program. Untuk mengatasi hal ini, maka CPU harus dilengkapi
dengan alat penyimpan yang berkapasitas lebih besar yaitu memori utama. Unit ini
dapat dibayangkan sebagai sekumpulan kotak-kotak yang masing-masing dapat
menyimpan sepenggal informasi baik berupa data maupun instruksi. Tiap-tiap lokasi
dari kotak ditunjukkan oleh suatu alamat (address), yaitu berupa nomor yang
menunjukkan lokasi tertentu dari kotak memori.
Ukuran memori ditunjukkan oleh satuan byte, misalnya 1 Mb, 4 Mb, 8 Mb, atau
bahkan adayang sampai 256 Mb. Pada umumnya 1 byte memori terdiri dari 8 32
bit (binary digit), yaitu banyaknya digit biner (0 atau 1) yang mampu disimpan dalam
satu kotak memori.
1.2.3.6.

Random Access Memory (RAM)

Semua data dan program yang dimasukkan melalui alat input akan disimpan terlebih
dahulu di memori utama, khususnya RAM, yang dapat diakses secara acak (dapat
11

diisi/ditulis, diambil, atau dihapus isinya) oleh pemrogram. Struktur RAM terbagi
menjadi empat bagian utama, yaitu:
1. Input storage, digunakan untuk menampung input yang dimasukkan melalui alat
input.
2. Program storage, digunakan untuk menyimpan semua instruksi-instruksi program
yang akan diakses.
3. Working storage, digunakan untuk menyimpan data yang akan diolah dan hasil
pengolahan.
4. Output storage, digunakan untuk menampung hasil akhir dari pengolahan data
yang akan ditampilkan ke alat output.
Input yang dimasukkan melalui alat input akan ditampung terlebih dahulu di input
storage. Bila input tersebut berupa program maka akan dipindahkan ke program
storage, dan bila berbentuk data maka akan dipindahkan ke working storage. Hasil
dari pengolahan juga ditampung terlebih dahulu di working storage dan bila akan
ditampilkan ke alat output maka hasil tersebut dipindahkan ke output storage.
1.2.3.7. MEDIA PENYIMPANAN (MEMORI) EKSTERNAL)
Memori eksternal adalah perangkat keras untuk melakukan operasi penulisan,
pembacaan dan penyimpanan data, di luar komponen utama yang telah disebutkan
di atas. Contoh dari memori eksternal adalah floppy disk, harddisk, cd-rom, dvd.
Hampir semua memori eksternal yang banyak dipakai belakangan ini berbentuk
disk/piringan sehingga operasi data dilakukan dengan perputaran piringan tersebut.
Dari perputaran ini, dikenal satuan rotasi piringan yang disebut RPM (Rotation Per
Minute). Makin cepat perputaran, waktu akses pun semakin cepat,namu makin
besar juga tekanan terhadap piringan sehingga makin besar panas yang dihasilkan.
Untuk media berkapasitas besar dikenal beberapa sitem yang ukuran RPM nya
sebagai berikut:

3600 RPM Pre-IDE


5200 RPM IDE
5400 RPM IDE/SCSI
7200 RPM IDE/SCSI
10000 RPM SCSI

Setiap memori eksternal memiliki alat baca dan tulis yang disebut head (pada
harddisk) dan side (pada floppy). Tiap piringan memiliki dua sisi head/side, yaitu sisi
0 dan sisi 1. Setiap head/side dibagi menjadi lingkaran lingkaran konsentris yang
disebut track. Kumpulan track yang sama dari seluruh head yang ada disebut
cylinder. Suatu track dibagi lagi menjadi daerah-daerah lebih kecil yang disebut
sector.
12

1.2.3.8. CD-ROM
Mulai tahun 1983 sistem penyimpanan data di optical disc mulai diperkenalkan
dengan diluncurkannya Digital Audio Compact Disc. Sejak saat itu mulai
berkembanglah teknologi penyuimpanan pada optical disc. CD-ROM terbuat dari
resin (polycarbonate) dan dilapisi permukaan yang sangat reflektif seperti
alumunium. Informasi direkam secara digital sebagai lubang-lubang mikroskopis
pada permukaan yang reflektif. Proses ini dilakukan degan menggunakan laser yang
berintensitas tinggi. Permukaan yang berlubang ini kemudian dilapisi oleh lapisan
bening.
Informasi dibaca dengan menggunakan laser berintensitas rendah yang menyinari
lapisan bening tersebut sementara motor memutar disk. Intensitas laser tersebut
berubah setelah mengenai lubang-lubang tersebut kemudian terefleksikan dan
dideteksi oleh fotosensor yang kemudian dikonversi menjadi data digital.
Penulisan data pada CD-ROM hanya dapat dilakukan sekali saja. Walaupun
demikian, optical disk ini memiliki keunggulan dari segi mobilitas. Bentuknyayang
kecil dan tipis memudahkannya untuk dibawa-bawa. Kapasitas penyimpanannya
pun cukup besar, yaitu 650 Mbytes. Sehingga media ini biasanya digunakan untuk
menyimpan data-data sekali tulis saja, seperti installer, file lagu (mp3), ataupun data
statik lainnya.
1.2.3.9. DVD (Digital Versatile Disc)
DVD adalah generasi lanjutan dari teknologi penyimpanan dengan menggunakan
media optical disc. DVD memiliki kapastias yang jauh lebih besar daripada CD-ROM
biasa, yaitu mencapai 9 Gbytes. Teknologi DVD ini sekarang banyak dimanfaatkan
secara luas oleh perusahaan musik dan film besar, sehingga menjadikannya
sebagai produk elektronik yang paling diminati dalam kurun waktu 3 tahun sejak
diperkenalkan pertama kali.
Perkembangan teknologi DVD-ROM pun lebih cepat dibandingkan CD-ROM. 1x
DVD-ROM memungkinkan rata-rata transfer data 1.321 MB/s dengan rata-rata burst
transfer 12 MB/s.

13

Semakin besar cache (memori buffer) yang dimiliki DVD-ROM, semakin cepat
penyaluran data yang dapat dilakukan. DVD menyediakan format yang dapat ditulis
satu kali ataupun lebih, yang disebut dengan Recordable DVD, dan memiliki 6
macam versi, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

DVD-R for General, hanya sekali penulisan


DVD-R for Authoring, hanya sekali penulisan
DVD-RAM, dapat ditulis berulang kali
DVD-RW, dapat ditulis berulang kali
DVD+RW, dapat ditulis berulang kali
DVD+R, hanya sekali penulisan

Setiap versi DVD recorder dapat membaca DVD-ROM disc, tetapi memerlukan jenis
disc yang berbeda untuk melakukan pembacaan. Kompatibilatas antara jenis
recorder dengan jenis disc dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

1.3.

Perangkat Lunak

Komputer merupakan mesin yang memproses fakta atau data menjadi informasi.
Komputer di gunakan orang untuk meningkatkan hasil kerja dan memecahkan
berbagai masalah. Yang menjadi pemroses data atau pemecah masalah itu adalah
perangkat lunak. Bentuk terkecil dari perangkat lunak adalah operasi aritmatik (+, -,
:, x) dan logika (AND, OR, >, <, =). Dari operasi dasar ini di susun program /
perangkat lunak.

14

Tingkat pemrosesan yang di kerjakan perangkat lunak pun dari machine-like, mulai
berubah seperti human-like. Di dalam teori informasi, di susun hirarki informasi,
mulai dari data/ fakta, kemudian setelah proses seleksi dan pengurutan menjadi
sesuatu yang berguna menjadi informasi. Informasi yang di susun secara sistematis
dengan suatu alur logika tertentu menjadi knowledge. Dan pada akhirnya gabungan
knowledge yang di gabung dari berbagai sisi guna membangun wisdom.
Data yang di proses pun telah banyak berubah, yang semula hanya berupa data
bilangan dan karakter merambah ke audio visual (bunyi, suara, gambar, film).
Sejauh perkembangan hingga saat ini, seluruh proses menggunakan format data
digital dengan satuan bit (binary digit).
1.3.1. Perangkat Lunak
1.3.2. Perkembangan Pembuatan Perangkat Lunak
Dari perkembangan perangkat lunak, kita bisa membayangkan bagaimana
perkembangan interaksi manusia dengan perangkat lunak. Bentuk paling primitif
dari perangkat lunak, menggunakan aljabar Boolean, yang di representasikan
sebagai binary digit (bit), yaitu 1 (benar / on) atau 0 (salah / off), cari ini sudah pasti
sangat menyulitkan, sehingga orang mulai mengelompokkan bit tersebut menjadi
nible (4 bit), byte (8 bit), word (2 byte), double word (32 bit).
Kelompok-kelompok bit ini di susun ke dalam struktur instruksi seperti penyimpanan,
transfer, operasi aritmatika, operasi logika, dan bentuk bit ini di ubah menjadi kodekode yang di kenal sebagai assembler. Kode-kode mesin sendiri masih cukup
menyulitkan karena tuntutan untuk dapat menghapal kode tersebut dan format
(aturan) penulisannya yang cukup membingungkan, dari masalah ini kemudian lahir
bahasa pemrograman tingkat tinggi yang seperti bahasa manusia (bahasa Inggris).
Saat ini pembuatan perangkat lunak sudah menjadi suatu proses produksi yang
sangat kompleks, dengan urutan proses yang panjang dengan melibatkan puluhan
bahkan ratusan orang dalam pembuatannya.
1.3.3. EVOLUSI PERANGKAT LUNAK
1.3.2.1. Era stabil
Multi user
Real - time
Database
Produk perangkat lunak
Pada era stabil penggunaan komputer sudah banyak di gunakan, tidak hanya oleh
kalangan peneliti dan akademi saja, tetapi juga oleh kalangan industri / perusahaan.
15

Perusahaan perangkat lunak bermunculan, dan sebuah perangkat lunak dapat


menjalankan beberapa fungsi, dari ini perangkat lunak mulai bergeser menjadi
sebuah produk. Baris-baris perintah perangkat lunak yang di jalankan oleh komputer
bukan lagi satu-satu, tapi sudah seperti banyak proses yang di lakukan secara
serempak (multi tasking). Sebuah perangkat lunak mampu menyelesaikan banyak
pengguna (multi user) secara cepat/langsung (real time). Pada era ini mulai di kenal
sistem basis data, yang memisahkan antara program (pemroses) dengan data (yang
di proses).
1.3.3.1. Era pioner
Proses batch
Distribusi terbatas
Pembuatan khusus
Bentuk perangkat lunak pada awalnya adalah sambungan-sambungan kabel ke
antar bagian dalam komputer, gambar berikut memperlihatkan orang yang sedang
menggunakan komputer. Cara lain dalam mengakses komputer adalah
menggunakan punched card yaitu kartu yang di lubangi. Penggunaan komputer saat
itu masih dilakukan secara langsung, sebuah program untuk sebuah mesin untuk
tujuan tertentu. Pada era ini, perangkat lunak merupakan satu kesatuan dengan
perangkat kerasnya. Penggunaan komputer dilakukan secara langsung dan hasil
yang selesai di kerjakan komputer berupa print out. Proses yang di lakukan di dalam
komputer berupa baris instruksi yang secara berurutan di proses.
1.3.4. Klasifikasi Perangkat Lunak
Perangkat lunak secara umum dapat di bagi 2 yaitu perangkat lunak sistem dan
perangkat lunak aplikasi. Perangkat lunak sistem dapat di bagi lagi menjadi 3
macam yaitu :
1. Bahasa pemrograman : merupakan perangkat lunak yang bertugas
mengkonversikan arsitektur dan algoritma yang di rancang manusia ke dalam
format yang dapat di jalankan komputer, contoh bahasa pemrograman di
antaranya : BASIC, COBOL, Pascal, C++, FORTRAN
2. Sistem Operasi : saat komputer pertama kali di hidupkan, sistem operasilah yang
pertama kali di jalankan, sistem operasi yang mengatur seluruh proses,
menterjemahkan masukan, mengatur proses internal, memanejemen
penggunaan memori dan memberikan keluaran ke peralatan yang bersesuaian,
contoh sistem operasi : DOS, Unix, Windows 95, IMB OS/2, Apples System 7
3. Utility : sistem operasi merupakan perangkat lunak sistem dengan fungsi
tertentu, misalnya pemeriksaan perangkat keras (hardware troubleshooting),
memeriksa disket yang rusak (bukan rusak fisik), mengatur ulang isi harddisk
(partisi, defrag), contoh Utilty adalah Norton Utility
16

Perangkat lunak aplikasi merupakan bagian perangkat lunak yang sangat


banyak di jumpai dan terus berkembang. Sebelum tahun 1990-an aplikasi yang di
kenal yaitu pemroses kata (Word Star, Chi Write), pemroses tabel (Lotus 123,
Quatro Pro), database (DBASE), dan hiburan (game). Pada perkembangan
pemroses kata, tabel dan database saat ini telah di bundel menjadi aplikasi office
dengan tambahan aplikasi untuk pembuatan presentasi yang nanti akan di berikan
pada pelatihan ini. Contoh aplikasi office adalah Microsoft Office yang terdiri dari
Word(pemroses kata), Excel (pemroses tabel), Access (database), dan PowerPoint
(presentasi). Yang berkembang sangat banyak saat ini adalah aplikasi multimedia
dan internet. Contoh aplikasi multimedia adalah Winamp untuk memutar musik
berformat MP3 atau CD Audio, kemudian RealPlayer yang dapat digunakan untuk
menonton film atau VCD. Aplikasi internet yang umum di gunakan adalah untuk
browsing, e-mail, chatting dan messenger.
Aplikasi yang bersifat khusus di antaranya untuk membantu pekerjaan
Engineer seperti AutoCAD (gambar struktur), Protel (gambar rangkaian elektronik),
dan Matlab (pemroses dan visualisasi persamaan matematis).

1.3.4.1. Sistem Operasi


Sistem operasi sangat berkaitan dengan prosesor yang di gunakan. Jenis
prosesor pada PC yang umum adalah yang kompatibel dengan produk awal IBM
dan Macintosh. PC Macintosh, perangkat lunaknya di kembangkan oleh perusahaan
yang sama sehingga perkembangannya tidak sepesat cloning IBM PC. Sistem
operasi dari cloning IBM saat ini secara umum terbagi menjadi 2 aliran yaitu komersil
yang di buat oleh Microsoft dan yang bersifat freeware yang di kembangkan oleh
peneliti dari seluruh dunia karena bersifat open source, yaitu bahan baku pembuatan
dapat di baca, sehingga hasilnya dapat di tambah atau di modifikasi oleh setiap
orang.
1.3.5. Aplikasi Office
Perangkat lunak aplikasi perkantoran yang umum adalah pemroses kata.

17

Pemroses kata umum di gunakan untuk menggantikan tugas pengetikan yang


sering di lakukan. Selain dapat melakukan format pengetikan seperti penomoran,
pengaturan spasi, margin (jarak pinggir kertas), jenis huruf (font), pemroses kata
juga dapat melakukan proses pengecekan kata bahkan kalimat.
Pemroses tabel biasanya di gunakan untuk melakukan perhitungan yang
menggunakan tabel (tabulasi). Fungsi standar yang di gunakan adalah penjumlahan
di suatu range dalam baris atau kolom tertentu, atau fungsi lainnya seperti pencarian
nilai rata-rata, maksimal, minimal atau deviasi. Automasi pemrosesan dapat
dilakukan dengan menggunakan macro, misalnya perhitungan bulanan.
1.3.6. Aplikasi Multimedia
Aplikasi multimedia saat ini sangat banyak dan beragam. Di katakan Multimedia
karena selain penggunaan media teks, aplikasi ini dapat memproses / menampilkan
dalam bentuk yang lain yaitu gambar, suara dan film. Aplikasi Multimedia sangat
berkaitan dengan format data yang di gunakan. Aplikasi Multimedia umumnya di
pisahkan lagi menjadi aplikasi yang di gunakan untuk membuat, yang hanya di
gunakan untuk menampilkan saja dan aplikasi pengaturan.

18

Player film

19

BAB II PERANGKAT LUNAK SISTEM INFORMASI SPASIAL

2.1

Perangkat Lunak Pemetaan Dan Kartografi

Pemetaan dan kartografi digital dapat dilakukan melalui berbagai perangkat lunak,
seperti AutoCad Map, Mapinfo, Arcview, dan Arcgis. Untuk kepentingan sederhana
dan umumnya untuk pemula, perangkat lunak Arcview yang lebih banyak digunakan.
Berikut ini akan diuraikan sekilas tentang perangkat lunak Arcview, yang disalin dari
Pedoman Penggunaan Arcview MCRMP.
2.1.1. Tampilan Window ArcView
Arcview mengelompokkan macam dan fungsi window beserta tool yang ada yang
berkaitan dengan pemetaan dalam dua bagian, yaitu:
1. Main Window Merupakan control bar yang terdiri dari menu bar, pushbutton,
dan tool button. Masing-masing dokumen ArcView mempunyai control bar yang
menjadi tersedia bila dokumen tersebut aktif.
2. Project Window Menampilkan komponen modul view, tables, charts, layout dan
script (ikon standar). Komponen tersebut merupkan interface dari penggunaan
dokumen dalam proyek arcview.
ArcView Interface

MAIN WINDOW
PROJECT WINDOW

MENU BAR

PUSHBUTTON

A. Menu Bar

TOOL BUTTON

20

Baris pilihan menu biasanya ditampilkan pada bagian atas dari control bar. Item
menu tambahan untuk masing-masing pilihan dikeluarkan dengan cara mengklik
pointer pada pilihan tersebut. Sebagai contoh adalah pada menu File seperti gambar
berikut, akan muncul item menu tambahan Close, Close All, Set Working Directory,
dan Save Project yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Close untuk

perintah menutup View Window, Close All untuk perintah menutup project window.
1. Pushbutton Bar
Pushbutton merupakan metode interaksi yang lebih cepat untuk menjalankan
perintah-perintah daripada melalui menu bar. Pushbutton bar pada umumnya terdiri
atas item-item menu yang sering digunakan. Contohnya adalah seperti gamabar
berikut.
Pushbutton untuk perintah Save Project

2. Tool Button Bar


Tool Button Bar merupakan kumpulan tool button yang satu sama lainnya saling
mengatur suatu prosedur tertentu dengan menggunakan kursor. Setelah dipilih tool
button tersebut tetap aktif hingga tidak dipilih lagi. Karena tool button saling
mempengaruhi satu dengan yang lain, maka setiap saat hanya satu tool button yang
dapat dipilih.
Tool Identify

Gambar diatas merupakan contoh tool button Identify yang setelah diklik kursor akan
berubah menjadi
dan berfungsi untuk mengidentifikasi peta yang berupa
informasi atribut didalamnya.
B. Membuat Proyek ArcView
Merupakan latihan sederhana untuk membuat proyek arcview baru, meliputi
langkah-langkah untuk menampilkan data peta kedalam view dan membuat legenda
peta; serta membuat komposisi peta (layout).

21

1. Menampilkan Data Kedalam View


Langkah pertama untuk membuat proyek arcview adalah menampilkan data
kedalam view yaitu:
1. Jalankan program arcview.
2. Pilih with a new View dan klik OK, bila program arcview baru pertama kali
dibuka.

3. Klik No untuk pertanyaan apakah akan menambah data kedalam view.


Selanjutnya muncul project window dengan titel bar yang aktif pada view
4. Klik Add Theme button
5. Arahkan ke direktori: c:\coremap\training\arcview

6. Klik Data Source Types:, pilih Feature Data Source.


7. Klik ganda file-file:
 p_nias_depth_sea_polygon.shp
22

 p_nias_polygon.shp
 p_nias_sungai_polyline.shp
 p_nias_jalan_polyline.shp
 p_nias_depth_sea_point.shp, selanjutnya tekan OK.
Sekarang semua tema peta telah tampil pada view, seperti terlihat pada gambar
dibawah:

2. Editing Legenda Peta


Tema peta yang ditampilkan pada view window perlu diedit, baik warna, jenis,
ukuran simbol serta label pada legenda. Pada contoh dibawah ini ini tema peta:
p_nias_depth_sea_polygon.shp yang akan di-edit, yaitu:
1. Klik ganda tema peta p_nias_depth_sea_polygon.shp.
2. Pilih Graduate Color pada kolom Legend Type:, pilih Kedalaman pada kolom
Clasification Field: dan pilih Sea Floor Elevation pada kolom Color Ramps:

Legend Type: Graduate Color

Classification Field: Kedalaman

Teks pada kolom Label

Warna pada kolom Symbol

Color Ramps: Sea Floor Elevation

23

3. Klik ganda salah satu warna pada kolom Symbol untuk menampilkan Symbol
Window pallete.
4. Klik color pallete
button, pilih Foreground pada Color dialog dan pilih warna
yang dikehendaki.
5. Klik fill pallete
button, pilih jenis arsiran poligon.
6. Ulangi langkah-langkah diatas untuk merubah semua warna sesuai yang
dikendaki. Setelah selesai tutup Window Symbol pallete.
7. Klik salah satu teks pada kolom Label, ubah teks sesuai dengan tema peta.
Ulangi juga untuk teks lainnya.
8. Klik Apply pada Legend Editor untuk mengakhiri bagian ini.
Nama tema peta yang ditampilkan pada view windows diatas adalah masih dalam
kondisi default seting arcview, dimana nama tema sesuai dengan nama file shapenya. Untuk merubah nama tema, langkah-langkahnya adalah:
1. Aktifkan tema peta p_nias_depth_sea_polygon.shp.
2. Klik menu Theme kemudian pilih Properties
3. Ketik Kedalam Laut pada kolom dialog Theme Name:, klik OK.
Lakukan langkah-langkah diatas untuk tema peta lainya, sehingga dipastikan semua
tema telah diedit legendanya sesuai dengan keinginan kita. Selanjutnya tema-tema
tersebut diatas perlu ditampilkan pada layar monitor.
Untuk menampilkan keseluruhan tema peta yang telah di-edit legendanya pada
view:
1. Hidupkan tema peta dengan meng-klik cek box
masing-masing tema.
2.Klik Zoom to Full Extent
button untuk menampilkan semua tema peta.

3. Menentukan Map Unit dan Memberi Nama View

24

Map unit merupakan satuan unit lapangan (permukaan bumi) terhadap tampilan peta
atau proyeksi satuan ukuran permukaan bumi terhadap satuan peta. Pada arcview
seting dari map unit digunakan untuk menentukan skala tampilan.
Langkah untuk menentukan map unit dan pemberian nama pada view:
1. Pilih Properties pada View menu bar.
2. Ketik P. NIAS di kolom Name: pada View Properties,

3. Pada kolom dialog Map Units: pilih meter dan pada kolom dialog Distance Units:
pilih meter, selanjutnya klik OK.
2.2.

Perangkat Lunak Analisis Citra Penginderaan Jauh

1. Software yang digunakan:


1. ER Mapper versi 5.5 untuk pengolahan citra (versi terbaru dari program ER
Mapper sudah tersedia, namun pengoperasian dasarnya tidak berbeda).
2. Paint Shop Pro untuk membuat quicklook, bisa digunakan software lain sejenis.
3. Microsoft Excel untuk perhitungan dan layout hasil akhir.

25

Cara menjalankan Software

2. IMPORT ke format ER Mapper


a. Import data dari BSQ to Ers : UtilitiesImport ASCII dan BinnarySimple
Binary BSQ Gridimport
b. masukan file yang akan diimpor dan isi nama file hasil import di output
dataset name OK

26

2.3

Perangkat Lunak Sistem Informasi Geografis

2.3.1 PERANGKAT LUNAK ARCGIS


ArcView 9.0 adalah software GIS produk ESRI sebagai perkembangan software
ArcView 3.0 yang telah kita kenal selama ini.
Dlam perkembangannya istilah ArcView hanya dipakai sebagai salah satu kelompok
software yang ada dalam keluarga ArcGIS (ArcGIS family).
Terminologi ArcView tidak akan muncul lagi pada tampilan software ArcGIS 9.0.
Dalam keluarga ArcGIS, ArcView didefinisikan sebagai ArcGIS software tingkat
dasar yang di dalamnya mengandung tiga aplikasi software GIS yaitu:
ArcMap
ArcCatalog, dan
ArcToolBox
Tingkatan ArcGIS yang lebih tinggi adalah Arc Editor 9.0 dan ArcInfo 9.0 yang di
dalamnya mengandung software aplikasi GIS yang lebih tinggii tingkat kegunaannya
dan biasanya dipakai untuk keperluan proyek GIS yang mempunyai tingkat kesulitan
dan ketelitian lebih tinggi. Oleh karena ada beberapa tingkatan keperluan maka
sangat dianjurkan bagi user untuk berkonsultasi kepada agen ESRI yang ditunjuk
software pada tingkat apa yang harus dibeli untuk memenuhi kebutuhan tertentu
agar tidak terjadi pembelian software yang kurang tepat pemanfaatannya.
Dalam pengenalan kali ini hanya difokuskan pada tingkat ArcView saja. ArcView 9.0
menyediakan fungsi-fungsi yang ada pada ArcView secara umum dengan
menampilkan menu-menu yang sangat familiar bagi pengguna ArcView versi
sebelumnya. Secara umum dapat diuraikan bahwa masing-masing software aplikasi
GIS yang ada dalam ArcView adalah sbb:
ArcMap: untuk menampilkan data (visualisasi data)
ArcCatalog : untuk management data (hamper sama dengan Windows Explrorer
pada Windows aplikasi)
ArcToolBox: Untuk konversi, transformasi, proyeksi dan fungsi-fungsi lain
berkenaan dengan updating atau format data dasar.
Tida fungsi utama itulah yang pada umumnya dibutuhkan pada aplikasi GIS tingkat
dasar pada umumnya, berikut tampilan ketiga aplikasi software GIS yang akan
nampak pada monitor jika kita jalankan aplikasi tsb:

27

2.3.2 FUNGSI ARC MAP


Fungsi utama Arc Map adalah sbb:
Menampilkan data spasial dan attribute
Melakukan editing dan digitizing
Membuat layout peta dan mencetak peta
2.3.2.1 Menampilkan data spasial dan attribute (table)
Seperti fungsi Arc View versi sebelumnya maka tampilan data bisa dilakukan
dengan cara menambahkan data (Add Data) pada Arc Map yaitu dengan meng klik
tombol
.
Selanjutnya browse pada direktori data dimaksud dan double klik. Yang perlu
diperhatikan adalah ketika kita akan menampilkan beberapa data dalam satu
tampilan yang saling overlap (pada lokasi yang sama) maka proyeksi dari masing2
data harus diseragamkan lebih dulu, jika tidak maka akan terjadi tampilan yang tidak
terfokus pada lokasi yang kita kehendaki.
Untuk proyeksi bisa dilakukan pada ArcToolBox.

28

Tampilan overlap adalah sbb:

29

Terlihat di sini bahwa tampilan pertama yang akan muncul adalah tampilan default
dengan hanya satu symbol warna saja, selanjutnya kita bisa melakukan manipulasi
symbol dengan cara mengklik kanan pada nama featurenya dan memodifikasi pada
properties symbolnya.
2.3.2.2 Melakukan Editing dan Digitizing.
Pada Arc Map disediakan fungsi2 editing tingkat dasar yang umumnya dilakukan
terhadap updating data seperti menambah, menghapus, membagi ataupun
mengcopy feature data spasial. Juga ada fungsi2 untuk menampilkan data attribute
(table) dan sekaligus melakukan editing table.
Berikut diuraikan bagaimana tahapan-tahapan yang harus dilakukan untuk
melakukan editing data spasial. Untuk digitizing, kita akan melakukan digitizing on
screen dengan backround data image yang diperoleh dari citra satelit.
Background data bisa berupa apa saja asal kita mmepunyai referensi geografis
untuk melakukan digitizing.
Langkah pertama adalah tampilkan data yang akan di edit.
Zooming pada lokasi data yang akan di edit

30

Start Editing (Klik Editor->Start Editing), pada Task terdapat beberapa fungsi
editing yang bisa kita pakai sesuai keperluan.
Untuk digitizing prinsipnya sama dengan di atas, hanya kita menambah oyek
berdasarkan obyek yang sudah ada berupa image sebagai background. Data bisa
berupa polygon, garis, titik.
2.3.2.3 Menampilkan dan mengedit data Table
Tampilkan data spasialnya lebih dulu, open attribute table dan lakukan editing table
sesuai keperluan, editing table juga bisa dilakukan di ArcCatalog tergantung tingkat
keperluannya.
Untuk table baru (Create table) bisa dilakukan pada Arc Catalog. Table baru
biasanya dibuat untuk keperluan join informasi atau sebagai table referensi untuk
kode2 tertentu yang ada pada table utama suatu feature seperti table untuk kode
dan nama desa , kecamatan atau kabupaten. Table semacam ini lazim disebut
sebagai Look up Table.
Contoh berikut adalah table untk data Administrasi yang diperoleh dari instansi BPN.

31

Untuk lakukan editing bisa dilakukan dari tolls Option yang ada di bagian bawah
table, di sini kita bisa lakukan editing sesuai keperluan.
2.3.2.4 Mambuat Lay out dan Mencetak Peta
Arc Map mempunyai dua versi tampilan pada View yaitu Data View dan Lay out
View.
Langkah pertama adalah tampilkan data spasial yang akan menjadi focus tampilan,
karena apa yang nampak pada Data View itu yang akan disajikan pada Lay Out
View. Dalam menu Lay out kita bisa melakukan :
Menampilkan data spasial (peta)
Membuat judul peta
Membuat legenda peta
Menampilkan arah utara peta
Menampilkan skala peta
Menambah teks lain
Menampilkan gambar lain
Menambah View data lain bila diperlukan

32

Gambar berikut adalah ilustratsi bagaimana hasil lay out peta dengan Arc GIS 9.0.

2.3.3 FUNGSI ARC CATALOG


Fungsi ini mirip dengan Windows Explorer pada windows , yaitu antar lain sbb:
Membuat direktori beru
Mengcopy
Merubah nama
Menampilkan data spasial, attribute dan metadata
Editing attribut
Membuat feature baru/coverage
Dsb
Editing attribute bisa dilakukan di Arc Catalog sbb:
Menambah attribute
1. Click the shapefile atau dBASE table yang akan ditambah data attrubutenya.
2. Click File menu dan click Properties.
3. Click Fields tab.
4. Geser ke bawah sampai attribute terakhir.
5. Click pada baris kosong dan isikan attribute baru
6. Click under Data Type next to the new attribute name.
A dropdown list appears with the Text data type selected by default.
7. Click the appropriate data type in the list for the new attribute.
33

The properties that are appropriate to the new attribute's data type appear in the
Field Properties list.
8. Click in the Field Properties list and type the properties for the new attribute.
For example, if the data type is a real number, set the precision (the total number
of digits the values can have) and scale (the total number of decimal places the
values can have) properties.
9. Click OK.

Deleting an attribute
Click the shapefile or dBASE table whose columns you want to delete.
Click the File menu and click Properties.
Click the Fields tab.
Position the mouse pointer over the gray button to the left of the column you want
to delete.
The pointer's icon changes to an arrow.
5. Click the gray button to select the column.
The column is selected and its properties appear in the Field Properties list.
6. Press the Delete key.
The selected attribute is removed from the list of columns.
7. Click OK.

1.
2.
3.
4.

2.4. Penelusuran Informasi Melalui Internet


Perangkat lunak yang berhubungan dengan internet sangat berkaitan dengan
aplikasi internet. Aplikasi Internet adalah protokol yang digunakan untuk
berhubungan antara satu orang atau mesin dengan pihak lain yang berjauhan.
Aplikasi internet akan menyangkut dua sisi, yaitu sisi penyedia (server) atau sisi
pengguna (client). Contoh aplikasi internet dan perangkat lunak dari sisi pengguna
yang umum di gunakan adalah:
1. HTTP (Hypertext Transfer protocol), merupakan aplikasi internet yang
menampilkan baris kalimat, atau gambar, dengan beberapa kata yang di beri
tanda garis bawah (hypertext). Dari hypertext ini, pengguna dapat melompat dari
satu dokumen (page) ke dokumen lainnya.
Perangkat lunak di sisi pengguna yang menjalankan http di kenal sebagai
browser.

34

Contoh

2. E-mail (Electronic mail), merupakan aplikasi surat menyurat di internet. Setiap


orang memiliki alamat e-mail, dan bisa saling bertukar dokumen satu sama lain.
Contoh perangkat lunaknya adalah Outlook Express.

3. Messenger digunakan untuk berkomunikasi antara satu orang atau lebih


(conference), selain Messenger di gunakan untuk berkomunikasi melalu teks
(messsage), juga bisa berupa suara (voice) mapun film (webcam)

35

Yahoo Massenger

36

BAB III KARTOGRAFI DAN ANALISIS PETA


3.1

Dasar-Dasar Kartografi

Kartografi adalah ilmu dan teknik pembuatan peta (Prihandito, 1989). Kartografi
adalah ilmu yang membahas tentang peta,sedangkan Kartografer adalah orang
yang ahli membuat peta.
Pengertian kartografi secara luas adalah ilmu dan teknik pembuatan peta.
3.2. Peta
Peta adalah proyeksi atau gambaran sebagian atau keseluruhan permukaan bumi
ke dalam bentuk dua dimensi, dalam suatu bidang datar dengan skala tertentu.
Menurut ICA (International Cartographic Association ),Peta adalah suatu
gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari
permukaan bumi,yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda
angkasa yang digambarkan pada suatu bidang datar dan diskalakan. Peta adalah
gambaran dari permukaan bumi pada suatu bidang dasar yang dibuat secara
geografis menurut proyeksi dan skala tertentu dengan menyajikan unsur-unsur alam
dan buatan serta informasi yang lain diperlukan.
Pemetaan adalah proses penggambaran informasi yaitu ada di permukaan bumi
mulai dari pengambilan data secara terestris maupun penginderaan jauh,
pengolahan data dengan metode dan acuan tertentu serta penyajian data berupa
peta secara manual ataupun digital.
3.2.1. Pengenalan Jenis-jenis Peta
Peta dapat diklasifikasikan menurut jenis, skala, fungsi, dan peruntukan atau
maksud dan tujuannya. Ditinjau dari jenisnya peta dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu peta foto dan peta garis. Peta foto adalah peta yang dihasilkan dari mosaik foto
udara/ortofoto yang dilengkapi garis kontur, nama, dan legenda. Peta ini meliputi
peta foto yang sudah direktifikasi dan peta ortofoto. Adapun peta garis adalah peta
yang menyajikan detail alam dan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan
luasan. Peta ini terdiri atas peta topografi dan peta tematik.
Ditinjau dari skalanya, peta dapat dibedakan menjadi peta skala besar (1:50.000
atau lebih kecil, misalnya 1:25.000) dan peta skala kecil (1:500.000 atau lebih
besar). Adapun menurut klasifikasi berdasarkan fungsi, terdapat tiga macam peta,
yaitu:
Peta umum, yang antara lain memuat jalan, bangunan, batas wilayah, garis
pantai, dan elevasi. Peta umum skala besar dikenal sebagai peta topografi,
sedangkan yang berskala kecil berupa atlas;

37

Peta tematik, yang menunjukkan hubungan ruang dalam bentuk atribut tunggal
atau hubungan atribut atau peta yang memuat tema tertentu
Kart, yang didesain untuk keperluan navigasi, nautical dan aeronautical.
3.2.2. Pengklasifikasian Peta
Peta dapat diklasifikasikan berdasarkan isi, skala, penurunan serta penggunaannya.
Peta berdasarkan isinya :

Peta hidrografi: memuat informasi tentang kedalaman dan keadaan dasar laut
serta informasi lainnya yang diperlukan untuk navigasi pelayaran.
Peta geologi: memuat informasi tentang keadaan geologis suatu daerah, bahanbahan pembentuk tanah dll. Peta geologi umumnya juga menyajikan unsur peta
topografi.
Peta kadaster: memuat informasi tentang kepemilikan tanah beserta batasbatasnya.
Peta irigasi: memuat informasi tentang jaringan irigasi pada suatu wilayah.
Peta jalan: memuat informasi tentang jejaring jalan pada suatu wilayah.
Peta Kota: memuat informasi tentang jejaring transportasi, drainase, prasarana
dan sarana kota.
Peta Relief: memuat informasi tentang bentuk permukaan tanah dan kondisinya.
Peta Teknis: memuat informasi umum tentang tentang keadaan permukaan bumi
yang mencakup kawasan tidak luas. Peta ini dibuat untuk pekerjaan perencanaan
teknis skala 1 : 10 000 atau lebih besar.
Peta Topografi: memuat informasi umum tentang keadaan permukaan bumi
beserta informasi ketinggiannya menggunkan garis kontur. Peta topografi juga
disebut sebagai peta dasar.
Peta Geografi: memuat informasi tentang ikhtisar peta, dibuat berwarna dengan
skala lebih kecil dari 1 : 100 000.

Di antara macam-macam peta peta tersebut, yang sering digunakan dalam survei
kehutanan adalah peta topografi. Peta topografi adalah peta yang menampilkan,
semua unsur yang berada di atas permukaan bumi, baik unsur alam maupun buatan
manusia, sehingga disebut juga peta umum. Unsur alam antara lain meliputi: relief
muka bumi, unsur hidrografi (sungai, danau, bentuk garis pantai), tanaman,
vegetasi, penutupan lahan dan lain-lain.
Adapun unsur buatan manusia di antaranya ialah sarana perhubungan (jalan, rel
kereta api, jembatan, terowongan, kanal), konstruksi (gedung, bendungan, jalur pipa,
jaringan listrik), daerah khusus (daerah yang ditanami tumbuhan, taman, makam,
permukiman, lapangan olah raga), dan batas-batas administratif. Selain menyajikan
data keruangan, peta topografi juga memuat data non-keruangan, antara lain grid,
graticul (garis lintang dan bujur), arah utara, skala, dan legenda (keterangan
mengenai simbol-simbol yang digunakan pada peta).
38

Peta berdasarkan skalanya:


Peta skala besar: skala peta 1 : 10 000 atau lebih besar.
Peta skala sedang: skala peta 1 : 10 000 - 1 : 100 000.
Peta skala kecil: skala peta lebih kecil dari 1 : 100 000.
Peta tanpa skala kurang atau bahkan tidak berguna. Skala peta menunjukkan
ketelitian dan kelengkapan informasi yang tersaji dalam peta. Peta skala besar lebih
teliti dan lebih lengkap dibandingkan peta skala kecil. Skala peta bisa dinyatakan
dengan: persamaan (engineer's scale), perbandingan atau skala numeris (numerical
or fractional scale) atau skala fraksi dan grafis (graphical scale).
Pengertian Skala adalah perbandingan antara jarak yang tergambar di peta dengan
jarak sesungguhnya di lapangan,dengan satuan atau teknik tertentu.
Jenis Skala Pada Peta,antara lain:
Skala Angka atau Skala Pecahan
Contoh :1:1000 ,Artinya ;1 cm di peta sama dengan 1000 cm jarak sesungguhnya
di lapangan.
Skala Satuan
Contoh :1 inchi to 5 miles,artinya 1 inchi di peta sama dengan 5 mil jarak
sebenarnya.
Skala Garis
Skala Garis menampilkan suatu garis dengan beberapa satuan jarak yang
menyatakan suatu jarak pada tiap satuan jarak yang ada.
Peta berdasarkan penurunan dan penggunaan:
Peta dasar: digunakan untuk membuat peta turunan dan perencanaan umum
maupun pengembangan suatu wilayah. Peta dasar umunya menggunakan peta
topografi.
Peta tematik: dibuat atau diturunkan berdasarkan peta dasar dan memuat tematema tertentu.
3.2.3. Pemanfaatan Peta
Peta topografi dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan, serta dapat
digunakan sebagai peta dasar (base map) dalam pembuatan peta tematik, seperti
peta survey kehutanan. Dalam survei kehutanan, peta topografi berguna untuk
memberikan gambaran umum tentang wilayah yang diteliti. Dalam kondisi tertentu,
misalnya medan survei yang terlalu berat, peta yang sudah ada dapat dipakai untuk
memplotkan temuan investigasi/survey. Pemetaan tersebut, meskipun hanya
bersifat sementara, sangat efektif untuk menyimpan dan menyelamatkan data dari
lapang.

39

Kita umumnya mengenal peta sebagai gambar rupa muka bumi pada suatu lembar
kertas dengan ukuran yang lebih kecil. Rupa bumi yang digambarkan pada peta
meliputi: unsur-unsur alamiah dan unsur-unsur buatan manusia. Kemajuan dalam
bidang teknologi yang berbasiskan komputer telah memperluas wahana dan
wawasan mengenai peta. Peta tidak hanya dikenali sebagai gambar pada lembar
kertas, tetapi juga penyimpanan, pengelolaan, pengolahan, analisa dan
penyajiannya dalam bentuk digital terpadu antara gambar, citra dan teks. Peta yang
terkelola dalam mode digital mempunyai keuntungan penyajian dan penggunaan
secara konvensional peta garis cetakan (hard copy) dan keluwesan, kemudahan
penyimpanan, pengelolaan, pengolahan, analisa dan penyajiannya secara interaktif
bahkan real time pada media komputer (soft copy).
Rupa bumi diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran pada dan di
antara titik-titik di permukaan bumi yang meliputi besaran-besaran: arah, sudut,
jarak dan ketinggian. Bila data besaran-besaran itu diperoleh: (1) dari pengukuranpengukuran langsung di lapangan maka dikatakan pemetaan (dilakukan) dengan
cara teristris dan (2) sebagian dari pengukuran tidak langsung seperti cara
fotogrametris dan penginderaan jauh dikatakan sebagai pemetaan cara
ekstrateristris. Data hasil pengukuran diolah, dihitung dan direduksi ke bidang
datum sebelum diproyeksikan ke dalam bentuk bidang datar menjadi peta.
Prinsip kerja pengukuran untuk pembuatan peta adalah top down from the whole to
the part, yaitu pertama membuat kerangka dasar peta yang mencakup seluruh
daerah pemetaan dengan ketelitian pengukuran paling tinggi dibandingkan dengan
pengukuran lainnya, kemudian dilanjutkan dengan pengukuran-pengukuran lainnya
yang diikatkan ke kerangka dasar peta untuk mendapatkan bentuk rupa bumi yang
diinginkan. Berdasarkan konsep ini maka titik-titik pengukuran dikelompokkan
menjadi titik-titik kerangka dasar dan titik-titik detil. Titik kerangka dasar digunakan
untuk rujukan pengikatan (reference) dan pemeriksaan (control) pengukuran titik
detil.
Pemetaan pada daerah yang tidak luas - sekitar (20' x 20') atau setara dengan (37
km x 37 km), permukaan bumi yang lengkung bisa dianggap datar, sehingga data
ukuran di muka bumi sama dengan data di permukaan peta. Tetapi bila pemetaan
mencakup kawasan yang lebih luas, maka harus diperhitungkan faktor
kelengkungan bumi, data harus "dipindahkan" ke bidang datum dan selanjutnya
"dipindahkan" ke bidang proyeksi peta.
3.2.4. Susunan Peta
Peta merupakan media untuk menyimpan dan menyajikan informasi tentang rupa
bumi dengan penyajian pada skala tertentu. Bila kawasan yang dipetakan tidak luas,
maka kemungkinan peta daerah itu bisa disajikan dalam satu lembar peta saja pada
skala tertentu, Tetapi bila kawasan pemetaan luas atau skala penyajian besar, maka
40

diperlukan beberapa lembar peta untuk meyajikannya. Pembagian lembar peta bisa
dibuat berdasarkan cakupan kawasan administratif, batas cakupan geografis atau
efisiensi penyajian jumlah lembar. Untuk memudahkan pengelolaan dan pencarian,
dibuat indeks peta dalam bentuk teks atau grafis.
Lembar peta berdasarkan batas geografis pada berbagai skala - pada peta topografi
misalnya, disusun dengan pembagian 4 turun berulang. Misal pada skala 1 : 100
000 tersajikan dalam satu lembar, maka pada skala 1 : 50 000 akan tersajikan dalam
4 lembar peta yang masing-masing menempati lembar-lembar kanan atas, kanan
bawah, kiri bawah dan kiri atas. Pembagian lembar seperti ini juga dikaitkan dengan
sistem proyeksi peta yang digunakan untuk menggambarkan peta. Gambar unsur
rupa bumi pada skala tertentu tidak selalu dapat disajikan sesuai ukurannya karena
terlalu kecil untuk digambarkan. Bila unsur itu dianggap penting untuk disajikan,
maka penyajiannya menggunakan simbol gambar tertentu. Supaya peta mudah
dibaca dan dipahami, maka aneka ragam informasi peta pada skala tertentu harus
disajikan dengan cara-cara tertentu pula.
3.2.5. KOMPONEN-KOMPONEN/KELENGKAPAN PETA
Pada awal abad ke 2 (87 M 150 M), Claudius Ptolomaeus mengemukakan
mengenai pentingnya peta. Kumpulan dari peta peta karya Claudius Ptolomaeus
dibukukan dan diberi nama Atlas Ptolomaeus. Ilmu yang membahas mengenai
peta adalah kartografi. Sedangkan orang ahli membuat peta disebut kartografer.
Peta yang baik biasanya dilengkapi dengan komponen-komponen peta, agar peta
mudah dibaca, ditafsirkan dan tidak membingungkan. Adapun komponen-komponen
yang harus dipenuhi dalam suatu peta antara lain:
1. Judul peta
2. Skala peta
3. Legenda atau keterangan
4. Tanda arah atau orientasi
5. Simbol dan warna
6. Sumber dan tahun pembuatan peta
7. Inzert dan index
8. Grid
9. Nomor Peta
10. Garis kontor atau garis ketinggian
Setelah kita memahami konsep dasar dari penyusunan peta tersebut di atas,
menjadi semakin mudah untuk menyimak apa saja komponen peta yang baik
Komponen peta terdiri dari:

41

3.2.5.1. Judul peta


Pada peta yang pernah Anda lihat, di bagian manakah biasanya judul peta
diletakkan? Judul peta memuat isi peta. Dari judul peta Anda dapat segera
mengetahui data daerah mana yang tergambar dalam peta tersebut.
Contoh:
- Peta Penyebaran Penduduk Pulau Jawa.
- Peta Tata Guna Tanah Propinsi Bali.
- Peta Indonesia.
Judul peta merupakan komponen yang sangat penting. Biasanya, sebelum
membaca memperhatikan isi peta, pasti terlebih dahulu judul yang dibacanya. Judul
peta hendaknya memuat/mencerminkan informasi yang sesuai dengan isi peta.
Selain itu, judul peta jangan sampai menimbulkan penafsiran ganda pada peta.
judul peta menunjukan isi dari makna ide penyusun peta yang akan di sampaikan
kepada pengguna peta. Kalau ide yang disampaikan tentang perbedaan curat hujan,
isi peta tentunya berupa isohyet. Judul peta harus mencerminkan isi peta berupa
isohyet tentu judul petanya menjadi peta distribusi curah hujan dan sebagainya
3.2.5.2. Skala peta
Adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak horisontal sebenarnya di medan
atau lapangan. Rumus jarak datar dipeta dapat di tuliskan
JARAK DI PETA X SKALA = JARAK DI MEDAN
Penulisan skala peta biasanya ditulis dengan angka non garis (grafis).
Misalnya Skala 1:25.000, berarti 1 cm di peta sama dengan 25 m di medan yang
sebenarnya.
Judul peta biasanya diletakkan di bagian tengah atas peta. Tetapi judul peta dapat
juga diletakkan di bagian lain dari peta, asalkan tidak mengganggu kenampakkan
dari keseluruhan peta. Skala adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarang
di peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi, dengan satuan ukuran yang
sama. Skala ini sangat erat kaitannya dengan data yang disajikan.
Bila ingin menyajikan data yang rinci, maka digunakan skala besar, misalnya 1 :
5000. Sebaliknya, apabila ingin ditunjukkan hubungan kenampakan secara
keseluruhan, digunakan skala kecil, misalnya skala 1 : 1000.000.
3.2.5.3. Legenda atau keterangan
Legenda pada peta menerangkan arti dari simbol-simbol yang terdapat pada peta.
Legenda itu harus dipahami oleh si pembaca peta, agar tujuan pembuatan peta itu
mencapai sasaran. Legenda biasanya diletakkan di pojok kiri bawah peta. Selain itu

42

legenda peta dapat juga diletakkan pada bagian lain peta, sepanjang tidak
mengganggu kenampakan peta secara keseluruhan.
Legenda jugaberfungsi sebagai informasi tambahan untuk memudahkan interpretasi
peta, berupa unsur yang dibuat oleh manusia maupun oleh alam. Legenda peta
yang penting
untuk dipahami antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Titik ketinggian
Jalan setapak
Garis batas wilayah
Jalan raya
Pemukiman
Air
Kuburan
Dan Lain-Lain

3.2.5.4. Tanda arah atau tanda orientasi


Tanda arah atau tanda orientasi penting artinya pada suatu peta. Gunanya untuk
menunjukkan arah utara, Selatan, Timur dan Barat. Tanda orientasi perlu
dicantumkan pada peta untuk menghindari kekeliruan. Tanda arah pada peta
biasanya berbentuk tanda panah yang menunjuk ke arah Utara. Petunjuk ini
diletakkan di bagian mana saja dari peta, asalkan tidak mengganggu kenampakan
peta.

3.2.5.5. Simbol dan warna


Agar pembuatan peta dapat dilakukan dengan baik, ada dua hal yang perlu
mendapat perhatian, yaitu simbol dan warna. Sebelum dibahas mengenai simbol
dan warna pada peta, silahkan perhatikan skema 1.1. di bawah ini:

43

Uraian berikut ini akan menjelaskan satu demi satu mengenai pengertian simbol dan
warna tersebut.
3.2.5.5.1. Simbol peta
Pada peta, Anda juga akan melihat simbol-simbol, gunanya agar informasi yang
disampaikan tidak membingungkan. Simbol-simbol dalam peta harus memenuhi
syarat, sehingga dapat menginformasikan hal-hal yang digambarkan dengan tepat.
Syarat-syarat tersebut adalah:
- sederhana
- mudah dimengerti
- bersifat umum
Macam- macam simbol peta:
1. Macam-macam simbol peta berdasarkan bentuknya Bentuk-bentuk simbol yang
digunakan pada peta berbeda-beda tergantung dari jenis petanya.
Campakan area misalnya rawa, hutan, padang pasir dan sebagainya.
a) Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional, seperti
simbol kota, pertambangan, titik trianggulasi (titik ketinggian) tempat dari
permukaan laut dan sebagainya.

44

b) Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data geografis misalnya sungai,


batas wilayah, jalan, dan sebagainya. Contoh:

c) Simbol luasan (Area), digunakan untuk menunjukkan kenampakan area


misalnya rawa, hutan, padang pasir dan sebagainya. Contoh: simbol luasan
(area).

d) Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur dan gerak Contoh: simbol
aliran.

45

e) Simbol batang, digunakan untuk menyatakan harga/dibandingkan harga


lainnya/nilai lainnya. Contoh: Simbol batang
Berdasarkan simbol batang yang terdapat pada peta dan harga setiap ruasnya
(1 ruas harganya 100.000 ton padi), dapat disimpulkan wilayah (provinsi) yang
produksi padinya terbanyak adalah Kalimantan Selatan dan paling sedikit
adalah Kalimantan Timur.

f) Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah) dalam


bentuk persentase. Contoh: simbol lingkaran (lihat gambar 1.9) Keterangan
gambar 1.9. Berdasarkan simbol lingkaran pada gambar 1.9, dapat disimpulkan
bahwa 1/4 bagian (25%) tanah digunakan untuk lain-lain (selain pertanian,
perkebunan dan hutan). Sedangkan 3/8 bagian (37,5%) digunakan untuk
pertanian, 3/8 bagian (37,5%) lagi digunakan untuk perkebunan dan
kehutanan. Pada simbol lingkaran, luas lingkaran mencerminkan jumlah data.

46

g) Simbol bola, digunakan untuk menyatakan isi (volume), makin besar simbol
bola menunjukkan isi (volume) makin besar dan sebaliknya makin kecil bola
berarti isi (volume) makin kecil. Contoh: simbol bola

2. Macam-macam simbol peta berdasarkan sifatnya Simbol-simbol yang Anda lihat


pada peta, ada yang menyatakan jumlah dan ada yang hanya membedakan.
Berdasarkan sifatnya, simbol peta dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a) Simbol yang bersifat kualitatif
Simbol ini digunakan untuk membedakan persebaran benda yang di
gambarkan. Misalnya untuk menggambarkan daerah penyebaran hutan, jenis
tanah, penduduk dan lainnya.
b) Simbol yang bersifat kuantitatif
Simbol ini digunakan untuk membedakan atau menyatakan jumlah.
3. Macam macam simbol berdasarkan fungsinya
Penggunaan simbol pada peta tergantung fungsinya. Untuk menggambarkan
bentuk-bentuk muka bumi di daratan, di perairan, atau bentuk-bentuk budaya
manusia.
47

Berdasarkan fungsinya simbol peta dapat dibedakan menjadi:


a) Simbol daratan
b) Simbol perairan
c) Simbol budaya
a)
Simbol daratan, digunakan untuk simbol-simbol permukaan bumi di
daratan. Contoh: gunung, pegunungan, gunung api.

b)
Simbol perairan, digunakan untuk simbol-simbol bentuk perairan.
Contoh: simbol perairan.

c)
Simbol budaya, digunakan untuk simbol simbol, bentuk hasil budaya.
Contoh: simbol budaya.

3.2.5.5.2. warna
Tidak ada peraturan yang baku mengenai penggunaan warna dalam peta. Jadi
penggunaan warna adalah bebas, sesuai dengan maksud atau tujuan si pembuat
peta, dan kebiasaan umum.
Berbagai Macam dan Jenis Warna Peta Beserta Artinya (arti dari warna peta)
1.Warna Laut

Hijau : 0-200 m dpl/ketinggian

Kuning : 200-500 m dpl/ketinggian

Coklat muda : 500-1500 m dpl/ketinggian

Coklat :1500-4000 m dpl/ketinggian
48




Coklat berbintik hitam : 4000-6000 m dpl/ketinggian


Coklat kehitam-hitaman : di atas 6000 m dpl/ketinggian

2.Warna Darat

Biru pucat : 0-200 m /kedalaman

Biru muda : 200-1000 m/kedalaman

Biru :1000-4000 m/kedalaman

Biru tua : 4000-6000 m/kedalaman

Biru tua berbinttik merah : di atas 6000 m/kedalaman

3.2.5.6. Sumber dan tahun pembuatan peta.


Bila Anda membaca peta, perhatikan sumbernya. Sumber memberi kepastian
kepada pembaca peta, bahwa data dan informasi yang disajikan dalam peta
tersebut benar benar absah (dipercaya/akurat), dan bukan data fiktif atau hasil
rekaan. Hal ini akan menentukan sejauh mana si pembaca peta dapat mempercayai
data/informasi tersebut. Selain sumber, perhatikan juga tahun pembuatannya.
Pembaca peta dapat mengetahui bahwa peta itu masih cocok atau tidak untuk
digunakan pada masa sekarang atau sudah kadaluarsa karena sudah terlalu lama.
Dari uraian materi tadi dapat disimpulkan bahwa semua yang ada pada peta
dinamakan komponen-komponen kelengkapan peta, tetapi masih ada beberapa
komponen lain yang belum disebutkan.

3.2.5.7. Inzet dan Index peta


Pada yang di baca harus diketahui dari bagian belahan bumi mana area yang
dipetakan tersebut. Inzet peta merupakan peta yang diperbesar dari bagian belahan
bumi sebagai contoh, kita mau menetakan pulau jawa, pulau jawa merupakan
bagian kepulauan Indonesia yang dinzet. Sedangkan index peta merupakan sisem
tata letak peta, dimana menunjukan letak peta yang bersangkutan terhadap peta
yang lain di sekitarnya.
3.2.5.8.

Grid

Dalam selembar peta sering terlihat dibutuhi semacam jaringan kotak kotak atau
grid system. Tujuan grid adalah untuk memudahkan penunjukan lembar peta dari
sekian banyak lembar peta dan untuk memudahkan penunjukan letak sebuah titik di
atas lembar peta.

49

Cara pembuatan grid yaitu wilayah dunia yang agak luas, dibagi bagi kedalam
beberapa kotak. Tiap kotak diberi kode, tiap kotak dengan kode tersebut kemudian
diperinci dengan kode yang lebih terperinci lagi dan setelusnya. Jenis grid pada peta
peta dasar (kilometer fiktif) yaitu lembar peta dibubuhi jaringan kotak kotak
dengan satuan kilometer. Disamping itu ada juga grid yang dibuat oleh tentara
inggris dan grid yang dibuat Amerika (Amerika Mapping Sistem ). Untuk
menyeragankan system grid Amerika serikat sedang berusaha membuat system grid
yang seragam dengan system UTM grid sitem dan UPS grid system (Universal
Transverse Marcater dan Universal polar steregraphic Grid system
3.2.5.9. Nomor Peta
Penomoran peta penting untuk lembar peta dengan jumlah besar dan seluruh
lembar peta terangkai dalam satu bagian muka bumi
3.2.5.10.

Garis Kontur atau Garis Ketinggian

Garis kontur adalah gambaran bentuk permukaan bumi pada peta topografi. Sifatsifat garis kontur, yaitu :
a. Garis kontur merupakan kurva tertutup sejajar yang tidak akan memotong satu
sama lain dan tidak akan bercabang.
b. Garis kontur yang di dalam selalu lebih tinggi dari yang di luar.
c. Interval kontur selalu merupakan kelipatan yang sama
d. Indeks kontur dinyatakan dengan garis tebal.
e. Semakin rapat jarak antara garis kontur, berarti semakin terjal Jika garis kontur
bergerigi (seperti sisir) maka kemiringannya hampir atau sama dengan 90.
f. Pelana (sadel) terletak antara dua garis kontur yang sama tingginya tetapi
terpisah satu sama lain. Pelana yang terdapat diantara dua gunung besar
dinamakan PASS.
3.2.6. CARA MEMBUAT DAN MEMBACA PETA
3.2.6.1. MEMBUAT PETA
Dalam pembuatan peta, ada beberapa prinsip pokok yang harus diperhatikan. Yang
dimaksud pembuatan peta dalam modul ini bukan dalam pengertian pemetaan
wilayah. Langkah-langkah prinsip pokok dalam pembuatan peta adalah:
1) menentukan daerah yang akan Anda petakan,
2) membuat peta dasar (base map) yaitu peta yang belum diberi simbol,
3) mencari dan mengklarifikasikan (menggolongkan) data sesuai dengan
kebutuhan,
4) membuat simbol-simbol yang mewakili data,
5) menempatkan simbol pada peta dasar,

50

6) membuat legenda (keterangan), dan


7) melengkapi peta dengan tulisan (lettering) secara baik dan benar.

3.2.6.2. TATA CARA PENULISAN PADA PETA.


Untuk membuat tulisan (lettering) pada peta ada kesepakatan di antara para ahli
(kartografer) yaitu sebagai berikut:
a) Nama geografis ditulis dengan bahasa dan istilah yang digunakan
penduduk setempat.
b) Nama jalan di tulis harus searah dengan aras jalan tersebut, dan ditulis
dengan huruf cetak kecil.
c) Nama kota ditulis dengan 4 cara yaitu:
1) di bawah simbol kota
2) di atas simbol kota
3) di sebelah kanan simbol kota
4) di sebelah kiri simbol kota
3.2.6.3. Membaca Peta
Dalam membaca peta,kita harus memahami dengan baik semua simbol atau
informasi yang ada pada peta,sehingga kita dapat memiliki gambaran mengenai
keadaan wilayah yang ada pada peta,walaupun belum pernah melihat muka bumi
yang bersangkutan secara langsung.
Beberapa hal dalam membaca peta yaitu:
a. isi peta dan tempat yang digambarkan ( melalui judul)
b. lokasi daerah (melalui garis lintang dan garis bujur)
c. arah (melalui petunjuk arah)
d. jarak atau luas suatu tempat di lapangan (melalui skala peta)
e. ketinggian tempat (melalui titik triangulasi atau garis kontur)
f. kemiringan lereng (melalui garis kontur dan jarak antara garis kontur yang
berdekatan
g. sumber daya alam (melalui keterangan)
h. kenampakan alam (misalnya: pegunungan/gunung ,lembah/sungai, jaringan lalu
lintas melalui keterangan.
3.2.6.4. Memperbesar dan memperkecil peta.
Setelah Anda memahami langkah-langkah dalam membuat peta, macam-macam
simbol peta dan penggunaannya, sekarang kita pelajari bagaimana cara
memperbesar dan memperkecil peta.

51

 MEMPERBESAR PETA
Untuk memperbesar peta yang bisa Anda lakukan yaitu;
1. Memperbesar grid (sistem kotak-kotak)
Langkah-langkah yang harus Anda lakukan adalah :
a) Buat grid pada peta yang akan diperbesar.
b) Buat grid yang lebih besar pada kertas yang akan digunakan untuk
menggambar peta baru, pembesarannya sesuai dengan rencana
pembesaran.
c) Memindahkan garis peta sesuai dengan peta dasar ke peta baru.
d) Mengubah skala, sesuai dengan rencana pembesaran.
2. Fotocopy
Cara lain memperbesar peta adalah dengan cara fotocopy peta tersebut.
Bila Anda ingin memperbesar peta gunakanlah mesin fotocopy yang dapat
memperbesar peta. Dengan fotocopy, untuk peta yang menggunakan skala
garis atau skala tongkat tidak ada masalah, karena panjang garis atau
tongkat mengikuti perubahan. Peta dengan skala angka harus diubah dulu
skalanya menjadi skala garis sebelum di fotocopy.
3. Menggunakan alat pantograf
Selain dengan memperbesar grid dan memfotocopy untuk memperbesar
peta Anda dapat menggunakan alat pantograf. Pantograf adalah alat untuk
memperbesar dan memperkecil peta.
 MEMPERKECIL PETA
Bila Anda ingin memperkecil peta, caranya sama dengan memperbesar peta
yaitu:
memperkecil peta
memfotocopy peta dengan mesin fotocopy yang dapat memperkecil peta
menggunakan pantograf di bawah ini disajikan gambar sketsa dari
pantograph
3.2.7. Sistem Koordinat dan Proyeksi Peta
Sistem Koordinat adalah perpotongan antara dua garis sumbu koordinat. Macam
koordinat adalah:
a. Koordinat Geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (BB dan BT), yang berpotongan
dengan garis lintang (LU dan LS) atau koordinat yang penyebutannya
menggunakan garis lintang dan bujur. Koordinatnya menggunakan derajat, menit
dan detik. Misal Co 120 32' 12" BT 5 17' 14" LS.

52

b. Koordinat Grid
Perpotongan antara sumbu absis (x) dengan ordinal (y) pada koordinat grid.
Kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak (meter), sebelah selatan ke
utara dan barat ke timur dari titik acuan.
c. Koordinat Lokal
Untuk memudahkan membaca koordinat pada peta yang tidak ada gridnya,
dapat dibuat garis-garis faring seperti grid pada peta.
Skala bilangan dari sistem koordinat geografis dan grid terletak pada tepi
peta. Kedua sistern koordinat ini adalah sistem yang berlaku secara internasional.
Namun dalam pembacaan sering membingungkan, karenanya pembacaan
koordinat dibuat sederhana atau tidak dibaca seluruhnya.
Misal: 72100 mE dibaca 21, 9 9700 mN dibaca 97, dan lain-lain.
Teknik pembacaan koordinat ada dua cara, yaitu:
1. Cara Koordinat Peta
Menentukan koordinat ini dilakukan diatas peta dan bukan dilapangan.
Penunjukkan koordinat ini menggunakan
a. Sistem Enam Angka Misal, koordinat titik A (374;622), titik B (377;461)
b. Cara Delapan Angka Misal, koordinat titik A (3740;6225), titik B (3376;4614)
2. Cara Koordinat Geografis
Untuk Indonesia sebagai patokan perhitungan adalah Jakarta yang dianggap 0
atau 106 4$' 27,79". Sehingga di wilayah Indonesia awal perhitungan adalah kota
Jakarta. Bila di sebelah barat kota Jakarta akan berlaku pengurangan dan
sebaliknya. Sebagai patokan letak lintang adalah garis ekuator (sebagai 0). Untuk
koordinat geografis yang perlu diperhatikan adalah petunjuk letak peta.
Proyeksi Peta adalah suatu teknik pemindahan gambar peta ke berbagai
macam bentuk peta.
Beberapa Jenis Proyeksi Peta yaitu:
1.Proyeksi Mercator
2.Proyeksi Silinder
3.Proyeksi Mollowide
4.Proyeksi Kerucut
Pada prinsipnya arti proyeksi peta adalah usaha mengubah bentuk bola (bidang
lengkung) kebentuk bidang datar, dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Bentuk yang diubah itu harus tetap.
b. Luas permukaan yang diubah harus tetap
c. Jarak antara satu titik dengan titik yang lain diatas permukaan yang diubah
harus tetap.

53

Untuk memenuhi ketiga syarat itu sekaligus suatu hal yang tidak mungkin. Untuk
memenuhi satu syarat dari tiga syarat diatas untuk seluruh bola dunia, juga
merupakan hal yang tidak mungkin. Yang bisa dilakukan hanyalah satu saja dari
syarat diatas untuk sebagian kecil permukaan bumi.
Oleh karena itu, untuk dapat membuat rangka peta yang meliputi wilayah yang
lebih besar harus dilakukan kompromi ketiga syarat diatas. Akibat dari kompromi
itu maka lahir bermacam jenis proyeksi peta.
Proyeksi berdasarkan bidang asal :
Bidang datar (zenithal)
Kerucut (conical)
Silinder/tabung (cylindricah)
Gubahan (arbitratry)
Jenis proyeksi no 1 sampai no 3 merupakan proyeksi murni, tetapi proyeksi yang
dipergunakan untuk menggambarkan peta yang kita jumpai sehari-hari tidak ada
yang menggunakan proyeksi murni diatas, melainkan proyeksi atau rangka peta
yang diperoleh melalui perhitungan (proyeksi gubahan).
Dalam kesempatan ini tidak akan dijelaskan bagaimana perhitungan proyeksi
tersebut diatas, akan tetapi cukup jenis proyeksi apa yang biasa digunakan
dalam menyediakan kerangka peta diseluruh dunia.
Contoh proyeksi gubahan :
Proyeksi Bonne sama luas
Proyeksi Sinusoidal
Proyeksi Lambert
Proyeksi Mercator
Proyeksi Mollweide
Proyeksi Gall
Proyeksi Polyder
Proyeksi Homolografik
Kapan masing-masing proyeksi itu dipakai ?
a. Seluruh dunia
Dalam dua belahan bumi dipakai proyeksi Zenital kutub
Peta-peta statistik (penyebaran penduduk, hasil pertanian) pakai
Molweide
Arus laut, iklim pakai Molweide atau Gall
Navigasi dengan arah kompas tetap hanya Mercator
b. Daerah kutub
Proyeksi Lambert
Proyeksi Zenithal sama jarak

54

c.

Daerah Belahan Bumi Selatan


Sinussoidal
Lambert
Bonne
d. Untuk Daerah yang lebar kesamping tidak jauh dari khatulistiwa
Pilih satu dari jenis proyeksi kerucut
Proyeksi satu dari jenis proyeksi kerucut
Proyeksi apapun sebenarnya dapat dipakai
Untuk daerah yang membujur Utara-Selatan tidak jauh dari Khatulistiwa pilih
Lambert atau Bonne
3.2.8. Analisis Informasi Peta
a. Analisis Informasi Peta Dasar
Dalam membaca, menganalisis serta mengambil informasi dari sebuah peta khususnya peta
dasar, kita harus memahami dengan baik semua simbol atau informasi yang ada pada peta
terlebih dahulu. Jika kita mampu membaca peta dengan baik dan benar, maka kita akan
memiliki gambaran mengenai keadaan wilayah yang ada dalam peta, walaupun belum
pernah melihat atau mengenal medan (muka bumi) yang bersangkutan secara langsung.
Peta dasar yang biasa dipakai adalah peta rupa bumi Indonesia.

Ada beberapa hal perlu ketahui dalam membaca peta antara lain:
Isi peta dan tempat yang digambarkan, melalui judul.
Lokasi daerah, melalui letak garis lintang dan garis bujur.
Arah, melalui petunjuk arah (orientasi).
Jarak atau luas suatu tempat di lapangan, melalui skala peta.
Ketinggian tempat, melalui titik trianggulasi (ketinggian) atau melalui garis
kontur.
Kemiringan lereng, melalui garis kontur dan jarak antara garis kontur yang
berdekatan.
Sumber daya alam, melalui keterangan (legenda).
Kenampakan alam, misalnya relief, pegunungan/gunung, lembah/sungai,
jaringan lalu lintas, persebaran kota. Kenampakan alam ini dapat diketahui
melalui simbol-simbol peta dan keterangan peta.
Selanjutnya kita dapat menafsirkan peta yang kita baca, antara lain sebagai berikut:
Peta yang banyak gunung/pegunungan dan lembah/sungai, menunjukkan
bahwa daerah itu berelief kasar.
Alur-alur yang lurus, menunjukkan bahwa daerah itu tinggi dan miring, jika
alur sungai berbelok-belok (berbentuk meander), menunjukkan daerah itu
relatif datar.
Pola (bentuk) pemukiman penduduk yang memusat dan melingkar,
menunjukkan daerah itu kering (sulit air) tetapi di tempat-tempat tertentu
terdapat sumber-sumber air.
55

Dengan membaca peta Anda akan dapat mengetahui:


Jarak lurus antar kota.
Keadaan alam suatu wilayah, misalnya suatu daerah sulit dilalui kendaraan
karena daerahnya berawa-rawa.
Keadaan topografi (relief) suatu wilayah.
Keadaan penduduk suatu wilayah, misalnya kepadatan dan persebarannya.
Keadaan sosial budaya penduduk, misalnya mata pencaharian, persebaran
sarana kota dan persebaran permukiman.
b. Analisis Informasi Peta Tematik
Dalam memahami dan menganalisis suatu peta tematik, perlu mengetahui
terlebih dahulu tentang syarat, jenis, simbol dan warna peta. Untuk membaca
sebuah peta kontur misalnya, kita harus memperhatikan beberapa hal dibawah ini :

Punggungan Gunung
Punggungan gunung merupakan rangkaian garis kontur berbentuk huruf U,
dimana Ujung dari huruf U menunjukkan ternpat atau daerah yang lebih
pendek dari kontur di atasnya.

Lembah atau Sungai


Lembah atau sungai merupakan rangkaian garis kontur yang berbentuk n
(huruf V terbalik) dengan Ujung yang tajam.

Daerah landai datar dan terjal


Daerah datar/landai garis kontumya jarang jarang, sedangkan daerah
terjal/curam garis konturnya rapat. Selain itu, ada pula yang dikenal dengan
istilah Interval Kontur (Contour Interval) atau jarak antar kontur. Setiap
kelipatan lima garis kontur, biasanya ada yng ditebalkan untuk memudahkan
penelusuran dan pembacaan garis kontur. Garis kontur ini disebut dengan
indeks kontuir (Contour Indeks). Berikut ini disajikan contoh penghitungan
interval kontur.
Pada peta skala 1 : 50.000 dicantumkan interval konturnya 25 meter. Untuk
mencari interval kontur berlaku rumus 1/2000 x skala peta. Tapi rumus ini
tidak berlaku untuk semua peta, pada peta GUNUNG MERAPI/1408244/JICA TOKYO-1977/1:25.000, tertera dalam legenda peta interval
konturnya 10 meter sehingga berlaku rumus 1/2500 x skala peta. Jadi untuk
penentuan interval kontur belum ada rumus yang baku, namun dapat dicari
dengan:

56

o
o
o
o

Carl dua titik ketinggian yang berbeda atau berdekatan. Misal titik A dan B.
Hitung selisih ketinggiannya (antara A dan B).
Hitung jumlah kontur antara A dan B.
Bagilah selisih ketinggian antara A - B dengan jumlah kontur antara A - B,
hasilnya adalah Interval Kontur.

c. Orientasi utara peta


Setiap kali menghadapi peta topografi, pertama-tama carilah arah utara peta
tersebut. Selanjutnya lihat Judul Peta (judul peta selalu berada pada bagian utara,
bagian atas dari peta). Atau lihat tulisan nama gunung atau desa di kolom peta,
utara peta adalah bagian atas dari tulisan tersebut.
Pada peta topografi terdapat tiga arah utara yang harus diperhatikan sebelum
menggunakan peta dan kompas, karena tiga arah utara tersebut tidak berada pada
satu garis.
Tiga arah utara tersebut adalah:
Utara Sebenarnya (True North/US/TN) diberi simbol * (bintang), yaitu utara yang
melalui Kutub Utara di Selatan Bumi.
Utara Peta (Grid North/UP/GN) diberi simbol GN, yaitu Utara yang sejajar
dengan garis jala vertikal atau sumbu Y. Hanya ada di peta.
Utara Magnetis (Magnetic North/UM) diberi simbol T (anak panah separuh), yaitu
Utara yang ditunjukkan oleh jarum kompas. Utara magnetis selalu mengalami
perubahan tiap tahunnya (ke Barat atau ke Timur) dikarenakan oleh pengaruh
rotasi bumi. Hanya ada di medan.
Karena ketiga arah utara tersebut tidak berada pada satu garis, maka akan terjadi
penyimpangan-penyimpangan sudut, antara lain :
Penyimpangan sudut antara US - UP balk ke Barat maupun ke Timur, disebut
Ikhtilaf Peta (IP) atau Konvergensi Merimion. Yang menjadi patokan adalah Utara
Sebenarnya (US).
Penyimpangan sudut antara US - UM balk ke Barat maupun ke Timur, disebut
Ikhtilaf Magnetis (IM) atau Deklinasi. Yang menjadi patokan adalah Utara
sebenarnya ((US).
Penyirnpangan sudut antara UP - UM balk ke Barat maupun ke Timur, disebut
Ikhtilaf Utara Peta-Utara Magnetis atau Deviasi. Yang menjadi patokan adalah
Utara Peta (UP).
d. Mengenal tanda medan
Selain tanda pengenal yang terdapat pada legenda peta, untuk keperluan orientasi
harus juga digunakan bentuk-bentuk bentang alam yang mencolok di lapangan dan
mudah dikenal di peta, disebut Tanda Medan. Beberapa tanda medan yang dapat
dibaca pada peta sebelum berangkat ke lapangan, yaitu:
57

Lembah antara dua puncak


Lembah yang curam
Persimpangan jalan atau Ujung desa
Perpotongan sungai dengan jalan setapak
Percabangan dan kelokan sungai, air terjun, dan lain-lain.

Untuk daerah yang datar dapat digunakan-.


Persimpangan jalan
Percabangan sungai, jembatan, dan lain-lain.
3.2.9. MENGGUNAKAN PETA
Pada perencanaan perjalanan dengan menggunakan peta topografi, sudah tentu titik
awal dan titik akhir akan diplot di peta. Sebelurn berjalan catatlah:
1. Koordinat titik awal (A)
2. Koordinat titik tujuan (B)
3. Sudut peta antara A - B
4. Tanda medan apa saja yang akan dijumpai sepanjang lintasan A - B
5. Berapa panjang lintasan antara A - B dan berapa kira-kira waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan lintasan A -B.
Yang perlu diperhatikan dalam melakukan suatu operasi adalah :
Kita harus tahu titik awal keberangkatan kita, balk di medan maupun di peta.
Gunakan tanda medan yang jelas balk di medan dan di peta.
Gunakan kompas untuk melihat arah perjalanan kita, apakah sudah sesuai
dengan tanda medan yang kita gunakan sebagai patokan, atau belum.
Perkirakan berapa jarak lintasan. Misal medan datar 5 krn ditempuh selama
60 menit dan medan mendaki ditempuh selama 10 menit
Lakukan orientasi dan resection, bila keadaannya memungkinkan.
Perhatikan dan selalu waspada terhadap adanya perubahan kondisi medan
dan perubahan arah perjalanan. Misalnya dari punggungan curam menjadi
punggungan landai, berpindah punggungan, menyeberangi sungai, ujung
lembah dan lain-lainnya.
Panjang lintasan sebenarnya dapat dibuat dengan cara, pada peta dibuat
lintasan dengan jalan membuat garis (skala vertikal dan horisontal) yang
disesuaikan dengan skala peta. Gambar garis lintasan tersebut (pada peta)
memperlihatkan kemiringan lintasan juga penampang dan bentuk peta.
Panjang lintasan diukur dengan mengalikannya dengan skala peta, maka
akan didapatkan panjang lintasan sebenarnya.
3.2.10. MEMAHAMI CARA PLOTTING DI PETA
Plotting adalah menggambar atau membuat titik, membuat garis dan tanda-tanda
tertentu di peta. Plotting berguna bagi kita dalam membaca peta. Misalnya Tim 1
58

berada pada koordinat titik A (3986 : 6360) + 1400 m dpl. SMC memerintahkan Tim
1 agar menuju koordinat titik T (4020 : 6268) + 1301 mdpl. Maka langkah-langkah
yang harus dilakukan adalah :

a. Plotting koordinat T di peta dengan menggunakan konektor. Pembacaan dimuali


dari sumbu X dulu, kemudian sumbu Y, didapat (X:Y).
b. Plotting sudut peta dari A ke T, dengan cara tank garis dari A ke T, kemudian
dengan busur derajat/kompas orientasi ukur besar sudut A - T dari titik A ke arah
garis AT. Pembacaan sudut menggunakan Sistem Azimuth (0" -360) searah
putaran jarum Jain. Sudut ini berguna untuk mengorientasi arah dari A ke T.
c. Interprestasi peta untuk menentukan lintasan yang efisien dari A menuju T.
Interprestasi ini dapat berupa garis lurus ataupun berkelok-kelok mengikuti jalan
setapak, sungai ataupun punggungan. Harus dipaharni betul bentuk garis garis
kontur.
Plotting lintasan dan memperkirakan waktu tempuhnya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi waktu tempuh :

Kemiringan lereng + Panjang lintasan


Keadaan dan kondisi medan (misal hutan lebat, semak berduri atau gurun
pasir).
Keadaan cuaca rata-rata.
Waktu pelaksanaan (yaitu pagi slang atau malam).
Kondisi fisik dan mental serta perlengkapan yang dibawa.

3.2.11. SUDUT PETA


Sudut peta dihitung dari utara peta ke arah garis sasaran searah jarum jam. Sistem
pembacaan sudut dipakai Sistem Azimuth (0 - 360). Sistem Azimuth adalah sistem
yang menggunakan sudut-sudut mendatar yang besarnya dihitung atau diukur
sesuai dengan arah jalannya jarum jam dari suatu garis yang tetap (arah utara).
Bertujuan untuk menentukan arah-arah di medan atau di peta serta untuk
melakukan pengecekan arah perjalanan, karena garis yang membentuk sudut
kompas tersebut adalah arah lintasan yang menghubungkan titik awal dan akhir
perjalanan.
Sistem penghitungan sudut dibagi menjadi dua, berdasar sudut kompasnya
AZIMUTH : SUDUT KOMPAS
BACK AZIMUTH : Bila sudut kompas > 180 maka sudut kompas dikurangi 180.
Bila sudut kompas < 1800 maka sudut kompas ditambah 180.

59

BAB IV PENGUKURAN GUNA PEMBUATAN PETA

4.1 Alat Ukur Sederhana


Proses penerapan pembuatan peta yang dilakukan secara sederhana meliputi pengukuran
langsung dan pembuatan peta tematik secara sederhana. Metode pembuatan peta dimulai
dengan pemetaan daerah sempit, dan kemudian dilajutkan secara bertahap, hingga
mencakup daerah yang luas. Alat yang digunakan adalah kompas magnetik, pita
ukur/meteran/tali yang panjangnya minimal 50 meter dan dapat digulung serta alat pengukur
kelerengan
erengan (abney level). Pengukuran dilakukan dengan metode berantai (chain survey).

Berikut adalah hal yang perlu diperhatikan dalam metode pembuatan peta dengan
alat bantu meteran dan kompas:
a. Unsur-unsur
unsur yang diukur adalah sudut arah (azimuth magnetik), jarak serta
kelerengan.
b. Tahap pengukuran dimulai dari daerah yang sempit kemudian diteruskan secara
bertahap sampai mencakup daerah luas.
c. Sudut arah (azimuth magnetis) diukur dengan menggunakan alat kompas
magnetik. Jarak dapat diukur dengan menggunakan pita
pita ukur/meteran roll/tali
yang dapat digulung sepanjang 50 meter.
d. Pengukuran jarak dan arah (azimuth magnetis) serta kelerengan dilakukan pada
garis ukur pokok atau segment garis.
Berikut ini dikenalkan beberapa alat ukur sederhana dalam pengukuran dan
pemetaan
metaan bidang kehutanan. Alat ukur ini dibagi menjadi dua yaitu alat ukur optik
dan non optik. Alat non optik adalah suatu alat yang didalam perangkatnya tidak
menggunakan lensa, baik itu lensa konveks maupun lensa konkaf. Beberapa alat
alat non optik, antara lain:
a. Kayu Ukur Jarak
Dibuat dari kayu yang kering betul dan panjangnya 3 cm atau 5 cm. penampangnya
adalah berbentuk oval dengan ukuran di tengah 5 cm dan diujungnya 3 cm. Kedua
kayu ukur diperlengkapi dengan besi dengan bentuk sedemikiam rupa, hingga garis
yang menyatakan ujung kayu ukur itu. Pada pengukuran jarak dengan kayu ukur
selalu digunakan dua batang kayu ukur. Untuk dapat membedakan dua kayu ukur
maka pada setiap kayu ukur diberikan warna yang berbeda.

60

Gambar 1. Kayu Ukur Jarak


Pengukuran
ukuran Jarak Dengan Kayu Ukur
- Pada Lapangan Yang Datar

Gambar 2. Pengukuran pada lapangan yang datar


Misalkan dilapangan yang datar akan diukur jarak antara dua titk P dan Q,
maka kayu ukur pertama diletakkan digaris PQ dan ujung belakangnya
disentuhkan pada titik P. Letakkan kayu ukur di muka kayu ukur pertama
digaris PQ hingga dua ujung kayu ukur itu saling menyinggung satu sama
lainnya. Tariklah sekarang kayu ukur pertama kebelakang, supaya tidak
merubah kayu ukur yang kedua , dan tempatkan kayu ukur pertama di muka
kayu ukur kedua hingga letak digaris PQ dan kedua ujung kayu ukur saling
bersinggungan. Pekerjaan ini diulangi hingga sampai ketempat yang
berdekatan dengan titik Q yang jaraknya a lebih kecil dari panjangnya kayu
ukur. Jarak a ini diukur dengan mistar atau dengan pita ukur dari baja. Maka
jarak PQ akan sama dengan kelipatan panjangnya kayu ukur ditambah
dengan a.
- Pada Lapangan Yang Miring

Gambar 3. Pengukuran pada lapangan yang miring


Kayu ukur harus diletakkan mendatar. Kayu
Kayu ukur pertama ujung belakangnya
disentuhkan pada titik P,diletakkan mendatar dengan perantaraan sebuah
nivo dan diujung mukanya diletakkan unting-unting
unting unting diatas tanah diimpitkan
ujung belakang kayu ukur kedua, sedang pada ujung mukanya diletakkan lagi
tali unting-unting
unting yang menggantung tegak lurus. Pada kaki unting-unting
unting
ini
diletakkan ujung belakang kayu ukur pertama yang dipindahkan dari

61

belakang,dan seterusnya. Dengan demikian dapatlah diukur jarak mendatar


antara dua titk P dan Q.
2. Pita Ukur Kain
Yang dibuat dari kain tidak banyak digunakan orang lagi, karena kurang kuat
dan lekas rusak. Untuk memperkuat kainnya, maka kain diberi benang dari
tembaga. Lebar pita ukur ini kurang lebih 2 cm dan panjangnya ada 10 m, 20
m, atau 30 m. Ujung-ujungnya dibuat dari kulit. Kekurangan pada pita ukur
dari kain ini adalah mendapat regangan bila basah dan lekas rusak. Maka
dari itu pita ukur dari kain ini sekarang jarang sekali dipakai.
c. Pita Ukur Baja

Gambar 4. Pita Ukur Baja


Dibuat dari pita baja, lebar 20 mm, tebal 0,4 mm dan panjang 20 m, 30 m atau 50
m. Pada ujung-ujung pita ukur baja ini ditempatkan pegangan, sedang garis awal
dan akhir pita ukur dapat ditempatkan pada pegangan sendiri atau kira-kira pada
pita baja sendiri dengan jarak kurang lebih 10 cm dari pegangan. Skala pada pita
ukur baja dapat dibuat dengan cm, sedang pada keduanya sepanjang 10 cm dibagi
dalam mm dan skala dibuat dengan garis-garis halus. Ada pula skala dibuat dengan
diberi tanda pelat dari kuningan, untuk tiap-tiap meter dari pelat kuningan kecil yang
bundar. Pita baja dapat digulung dalam tempat yang dibuat dari kulit atau dapat
digulung dengan alat penggulung pita baja.
Pada waktu melakukan pengukuran dengan pita baja, diperlukan dua orang
pembantu A dan B. Pegangan yang ada lubangnya a dipegang oleh A yang
62

dibelakang B yang dimuka memegang ujung pada lubang b. orang A menempatkan


pada lubang a pada titik ujung P dari garis PQ yang akan diukur. Orang B menarik
pita ukur baja ke muka dan dengan petunjuk dari A pita ukur diletakkan digaris lurus
PQ. B menancapkan pen pertama dilubang b pemegang ujung pita ukur baja yang
di muka. Setelah itu, kedua orang itu berjalan ke muka dengan membawa kedua
ujung pita ukur baja. Setelah A tiba pada pen yang ditinggalkan oleh
o
B dan pen
diletakkan dilubang a, maka dengan petunjuk dari A, oleh B pita ukur baja diletakkan
digaris PQ lagi dan pen kedua dimasukkan di lubang b. Kedua orang itu berjalan lagi
ke muka, sedang A membawa pen yang dibelakang dan setelah A tiba pada pen
kedua, maka pekerjaan diulangi lagi. Dengan cara demikian, maka jarak yang diukur
sama dengan jumlah pen yang ada di A kali panjang pita ukur baja yang digunakan.
d. Rantai Ukur Jarak.

Gambar 5. Rantai ukur jarak


Terdiri atas mata rantai yang dibuat dari kawat baja atau kawat besi galbani yang
tebalnya ada 3 atau 4 mm. tiap ujung mata rantai diberi mata dan mata rantai-mata
rantai
rantai digabungkan satu sama lain dengan gelangan hingga jarak antara dua
gelangan ada 0,50 m. panjang rantai ukur jarak ini ada 10 m,
m, 20 m, 25 m dan 30 m.
Sebagai perlengkapan rantai ukur jarak harus digunakan pula 11 buah pen untuk
menyatakan ujung-ujung
ujung rantai pada waktu pengukuran jarak dengan rantai ukur.
e. Pita Pengukur/Meteran Pengukur
Pita
ita ukur yang dipergunakan adalah yang terbuat dari bahan fiber. Ketelitian yang
dapat dicapai adalah sampai dalam satuan centimeter. Pergunakan pita ukur
yang memiliki panjang maksimal 30 meter. Karena, pengukuran lorong yang
memiliki panjang lebih dari 50 meter, akan terjadi lengkungan pada pita
p
ukur
karena berat pita sendiri. Sehingga terjadi kesalahan pengukuran bila tetap
dipergunakan.

63

Gambar 6. Pita Ukur


f. Abney Level
Abney level adalah suatu alat rancang-bangun yang dapat digunakan untuk
menentukan kelerengan. Alat ini biasa digunakan pada bidang kehutanan dalam
menghitung area khususnya pada daerah yang medannya miring (untuk menghitung
kemiringan lereng).

Gambar 7. Abney level


Walaupun abney level merupakan alat yang relatif sempurna tapi dalam
penggunaannya juga dipengaruhi oleh faktor perawatan alat yang teliti agar dalam
penggunaannya dapat terbaca lebih akurat.

64

g. Mistar.

Gambar 9. Mistar
Mistar yang digunakan pada pengukuran menyipat datar dibuat dari kayu dan
panjangnya ada 3 atau 4 meter, bahkan ada yang 5 meter. Karena panjangnya ini
dan untuk memudahkan pengangkutannya, maka mistar-mistar
mistar mistar dapat dilipat 1,50 m
atau 2,00 m. Skala mistar dibuat dengan cm, tiap-tiap
tiap tiap cm adalah blok merah, putih
atau hitam. Tiap-tiap
tiap meter diberi warna yang berlainan, merah-putih
putih dan hitam putih
untuk memudahkan pembacaan meter.
Selain itu, alat ukur optik yang biasanya dipakai dalam bidang kehutanan ialah :
a. Kompas
Kompas adalah alat navigasi untuk mencari arah,, berupa sebuah panah penunjuk
magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet Bumi secara
akurat. Kompas memberikan arah rujukan tertentu, sehingga sangat membantu
dalam navigasi. Mata
ata anginnya adalah utara, selatan, timur, dan barat.
barat Bersama jam
dan sekstan,, kompas membentuk alat navigasi yang sangat akurat. Alat ini telah
membantu perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan lebih
aman dan efisien.
Kompas adalah alat penunjuk arah yang digunakan untuk mengetahui arah utara
magnetis.
gnetis. Karena sifat kemagnetannya, jarum kompas akan menunjuk arah utarautara
selatan (jika tidak dipengaruhi oleh adanya gaya-gaya
gaya gaya magnet lainnya selain magnet
bumi). Tetapi perlu diingat bahwa arah yang ditunjuk oleh jarum kompas tersebut
adalah arah utara magnet
agnet bumi, jadi bukan arah utara sebenarnya.

65

Gambar 10. Kompas Silva Nomad


Secara fisik, kompas terdiri atas : a) Badan, yaitu tempat komponen-komponen
kompas lainnya berada; b) Jarum, selalu mengarah ke utara-selatan bagaimanapun
posisinya; c) Skala penunjuk, menunjukkan derajat sistem mata angin. Jenis-Jenis
Kompas, dalam suatu perjalanan banyak macam kompas yang dapat dipakai, pada
umumnya dipakai dua jenis kompas, yaitu kompas bidik (misalnya kompas prisma)
dan kompas orienteering (misalnya kompas silva). Kompas bidik mudah untuk
membidik, tetapi dalam pembacaan di peta perlu dilengkapi dengan busur derajat
dan penggaris. Kompas silva kurang akurat jika dipakai untuk membidik, tetapi
banyak membantu dalam pembacaan dan perhitungan di peta. Kompas yang baik
pada ujungnya dilapisi fosfor agar dapat terlihat dalam keadaan gelap.

Gambar 11. Kompas


b. Altimeter
Altimeter adalah alat untuk mengukur ketinggian suatu titik dari permukaan laut.
Biasanya digunakan sebagai navigasi dalam penerbangan, pendakian, dan kegiatan
yang berhubungan dengan ketinggian. Altimeter bekerja dengan beberapa prinsip :
tekanan udara (yang paling umum digunakan)
Magnet bumi (dengan sudut inclinasi)
Gelombang (ultra sonic maupun infra merah, dan lainnya)
Altimeter merupakan alat pengukur ketinggian yang bisa membantu dalam
menentukan posisi. Pada medan yang bergunung tinggi. setiap altimeter yang
dipakai harus dikalibrasi. Periksa ketelitian altimeter di titik-titik ketinggian yang pasti.
Altimeter sangat peka terhadap guncangan, perubahan cuaca, dan perubahan
temperatur.

66

Gambar 12. Altimeter


c. GPS (Global Position System)
GPS (Global Position System) adalah sebuah alat yang digunakan untuk
menentukan posisi atau lokasi. GPS terdiri dari 24 satelit yang mengelilingi
bumi 2 kali sehari dalam sebuah orbit yang sangat besar dan mengantarkan
informasi kebumi.
GPS dapakai untuk kontruksi dengan
dengan pantulan satelit akan didapatkan titik-titik.
titik
Konstruksi mencari titik dilapangan sampai terbentuk suatu polygon syaratnya
harus ada peta tematik dan peta batas kawasan, sedangkan rekonstruksi
merupakan pengukuran ulang di lapangan, dilihat, tidak gampang
gam
tercabut/hilang di dalam pengambilan titik.

Jika salah satu satelit terhalang atau terlihat samar-samar,


samar samar, maka penerima
akan menggunakan satelit alternatif (cadangan) untuk menentukan lokasi
secara cepat tidaknya alat dalam penentuan titik/posisi tergantung
t
pada
penerima citra atau sinyal satelit. Sinyal GPS relatif lemah dan tidak dapat
mengantarkan informasi menembus bebatuan, gedung, manusia atau logam.
Jadi dalam penggunaan GPS sangatlah penting untuk menjaga
citra/pemandangan langit tetap bersih
bersih untuk mendapatkan hasil yang akurat.
d. Theodolit
Theodolit adalah alat ukur sederhana yang digunakan dalam pengukuran luas
dan jarak suatu areal dalam pembuatan peta. Theodolit terbagi atas lima
diantaranya theodolit universal Wild T2, theodolit Wild T3, theodolit repetisi dan
theodolit tachimetri, theodolit kompas Wild T0, dan theodolit Wild T05.
67

Dengan menggunakan alat ukur sudut (Theodolit) kita dapat mengukur sudutsudut kedua titik atau lebih dan sudut curaman terhadap bidang yang horizontal
pada titik pembacaan. Akan terdapat pada tiap-tiap titik suatu sudut horisontal
dan vertikal.
Penyusunan alat theodolit ada dua macamnya sesuai dengan penggunaannya.
Triangulasi membutuhkan alat ukur sudut dengan kemungkinan pembacaan
sudut dengan seteliti mungkin. Alat ukur sudut ini dinamakan theodolit reiterasi
atau theodolit detik atau sekon. Pada theodolit yang sederhana dan agak tua
pada plat dasar juga dipasangkan lingkaran horisontal berskala tertentu. Pada
alat ukur sudut yang lebih modern lingkaran horisontal berskala dapat distel
juga.
Pada theodolit repetisi lingkaran horisontal berskala dapat diputar pada sumbu
pertama. Karena itu sumbu pertama harus dibuat sedemikian rupa, menjadi
suatu sumbu yang rangkap. Dapat pula kita pilih pembacaan lingkaran horisontal
berskala misalnya sehingga pada waktu menyipat titik A pembacaan menjadi 0
dsb. Dengan keterangan mengenai penyusunan alat ukur sudut yang singkat ini
kita akan memperhatikan lebih teliti theodolit-theodolit yang lebih modern.
Theodolid modern didasarkan pada pengalaman, bahwa theodolit kuno menjadi
berat, pembacaan lingkaran horisontal dan vertikal makan waktu dan
memenatkan terutama pada pekerjaan trigulasi pada lapangan yang sulit
dengan theodolit reiterasi.

Gambar 13. Theodolit

68

4.2

Alat Ukur GPS

GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan
posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk
memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu,
secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak
orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh
dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi,
kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS dapat memberikan informasi
posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai
dengan puluhan meter.
A. Kemampuan GPS
Beberapa kemampuan GPS antara lain dapat memberikan informasi tentang posisi,
kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, murah, dimana saja di bumi ini tanpa
tergantung cuaca. Hal yang perlu dicatat bahwa GPS adalah satu-satunya sistem
navigasi ataupun sistem penentuan posisi dalam beberapa abad ini yang memiliki
kemampuan handal seperti itu. Ketelitian dari GPS dapat mencapai beberapa mm
untuk ketelitian posisinya, beberapa cm/s untuk ketelitian kecepatannya dan
beberapa nanodetik untuk ketelitian waktunya. Ketelitian posisi yang diperoleh akan
tergantung pada beberapa faktor yaitu metode penentuan posisi, geometri satelit,
tingkat ketelitian data, dan metode pengolahan datanya.
B. Produk yang diberikan GPS
Secara umum produk dari GPS adalah posisi, kecepatan, dan waktu. Selain itu ada
beberapa produk lainnya seperti percepatan, azimuth, parameter attitude, TEC
(Total Electron Content), WVC (Water Vapour Content), Polar motion parameters,
serta beberapa produk yang perlu dikombinasikan dengan informasi eksternal dari
sistem lain, produknya antara lain tinggi ortometrik, undulasi geoid, dan defleksi
vertikal.
C. Segmen GPS
Berdasarkan segmen dari Global Positioning Sytem (GPS) terdiri dari 3 segment
yaitu : Space segment, Control System Segment, User Segment.

69

1. Space Segmen
Space segmen terrdiri dari 24 satelit Navstar yang memancarkan 2 frekuensi
yaitu L1 dengan frekuensi 1575,42 Mhz, dan L2 dengan frekuensi 1227,60
Mhz. L1 membawa 2 buah kode biner yaitu P-code (Precise or Private
Code) dan C/A-code (Clear Access or Coarse Acquisition). Sedangkan L2
hanya membawa P-code. Jumlah satelit Navstar yang operasional ada 24
terdiri dari 6 orbit dengan tiap orbitnya terdiri dari 4 satelit, serta tinggi orbit
20.200 Km. Periode orbit 11 jam 58 menit ( + 12 jam ) dan setiap saat 4 s/d
10 satelit GPS akan teramati dari permukaan bumi. Satelit GPS pertama
diluncurkan tahun 1978. 24 satelit ini di capai pada tahun 1994, sekarang
telah lebih dari 31 GPS satelit berorbit diatas bumi kita. Usia dari Satellite
rata rata 10 thn, setelah itu ada pergantian / perawatan rutin. Berat Satelit
sekitar +/- 2,000 pounds (hamper 1 ton) dengan Lebar antenna solar
panelnya +/- 17 feet (+/- 5 meter) dan Power Transmisinya <= 50 watts.
Posisi orbit berada pada ketinggian +/- 12,000 miles diatas permukaan bumi
dengan Kecepatan jelajahnya 7,000 mph. GPS Satelit menggunakan
tenaga SOLAR (sinar matahari), tapi disediakan backup baterai untuk
menghindari Gerhana Matahari Total. Tenaga yang digunakan untuk
menjaga orbitnya ialah beberapa roket kecil

70

2. Ground Segmen
Ground Segmen atau Control System Segment yaitu stasiun-stasiun yang
berfungsi untuk mengontrol satelit, antara lain berada di Pulau Ascension, Diego
Garcia, Hawaii, Colorado Springs, dan lain-lain. Ground segmen berfungsi untuk
mengontrol space segmen.

3. User Segmen
User segmen adalah pengguna receiver GPS

71

D. Tipe GPS dan Metode Penentuan Posisi


1. Tipe GPS
Berdasarkan pada ketelitian yang diperoleh oleh receiver GPS, maka tipe GPS
dibagi atas dua tipe yaitu tipe navigasi dan tipe geodetic.
a. GPS Tipe Navigasi
GPS tipe navigasi digunakan untuk alat navigasi atau pengukuranpengukuran yang tidak membutuhkan ketelitian tinggi (level kesalahan
berkisar 2 m puluhan meter).
b. GPS Tipe Geodetic
GPS tipe navigasi biasanya digunakan untuk pengukuran-pengukuran yang
menuntut ketelitian yang relatif tinggi, misalnya untuk titik kontrol
(referensi). Ketelitian milimeter dapat diperoleh dengan menggunakan
peralatan Geodetic dengan metoda differensial dan dengan perencanaan
serta pelaksanaan yang tepat.
2. Metode Penentuan Posisi
Penggunaan GPS bagi penggunan receiver GPS dapat dilakukan dengan
beberapa metoda penentuan posisi yang umum dilakukan yaitu :
a. Static, dimana receiver GPS tidak bergerak selama pengamatan (biasanya
cukup lama).
b. Rapid Static, pada dasarnya sama dengan cara static, bedanya lama
pengamatan untuk rapid static cukup singkat (biasanya 5 20 menit).
c. Pseudo Kinematic, pada dasarnya sama dengan rapid static, bedanya
pada pseudo kinematic dilakukan dua kali pengamatan dengan selang
waktu lebih besar dari pengamatan pertama.
d. Stop and Go, disebut juga semi kinematis. Receiver berhenti sejenak
(beberapa menit) di titik yang ditentukan, kemudian bergerak ke titik
berikutnya dimana selama pergerakan receiver tetap on dan menangkap
sinyal.
Kinematic, yaitu penentuan posisi dengan receiver GPS bergerak tanpa
berhenti.
3. Sinyal dan Bias pada GPS
GPS memancarkan dua sinyal yaitu frekuensi L1 (1575.42 MHz) dan L2
(1227.60 MHz). Sinyal L1 dimodulasikan dengan dua sinyal pseudo-random
yaitu kode P (Protected) dan kode C/A (coarse/aquisition). Sinyal L2 hanya
membawa kode P. Setiap satelit mentransmisikan kode yang unik sehingga
penerima (receiver GPS) dapat mengidentifikasi sinyal dari setiap satelit. Pada
saat fitur Anti-Spoofing diaktifkan, maka kode P akan dienkripsi dan
selanjutnya dikenal sebagai kode P(Y) atau kode Y.

72

Ketika sinyal melalui lapisan atmosfer, maka sinyal tersebut akan terganggu
oleh konten dari atmosfer tersebut. Besarnya gangguan di sebut bias. Bias
sinyal yang ada utamanya terdiri dari 2 macam yaitu bias ionosfer dan bias
troposfer. Bias ini harus diperhitungkan (dimodelkan atau diestimasi atau
melakukan teknik differencing untuk metode diferensial dengan jarak baseline
yang tidak terlalu panjang) untuk mendapatkan solusi akhir koordinat dengan
ketelitian yang baik. Apabila bias diabaikan maka dapat memberikan
kesalahan posisi sampai dengan orde meter.
4. Error Source pada GPS
Pada sistem GPS terdapat beberapa kesalahan komponen sistem yang akan
mempengaruhi ketelitian hasil posisi yang diperoleh. Kesalahan-kesalahan
tersebut contohnya kesalahan orbit satelit, kesalahan jam satelit, kesalahan
jam receiver, kesalahan pusat fase antena, dan multipath. Hal-hal lainnya juga
ada yang mengiringi kesalahan sistem seperti efek imaging, dan noise.
Kesalahan ini dapat dieliminir salah satunya dengan menggunakan teknik
differencing data.
5. Metoda penentuan posisi dengan GPS
Metoda penentuan posisi dengan GPS pertama-tama terbagi dua, yaitu metoda
absolut, dan metoda diferensial. Masing-masing metoda kemudian dapat
dilakukan dengan cara real time dan atau post-processing. Apabila obyek yang
ditentukan posisinya diam maka metodenya disebut Statik. Sebaliknya apabila
obyek yang ditentukan posisinya bergerak, maka metodenya disebut
kinematik. Selanjutnya lebih detail lagi kita akan menemukan metoda-metoda
seperti SPP, DGPS, RTK, Survei GPS, Rapid statik, pseudo kinematik, dan
stop and go, serta masih ada beberapa metode lainnya.
6. Ketelitian GPS dan Kegunaannya
a. Ketelitian GPS
Ketelitian dari pengamatan GPS dapat dipengaruhi oleh beberapa factor
yaitu 1)Jenis receiver (Geodetic atau Navigasi), 2)Jenis data (pseudorange
atau fase pembawa), 3)Metoda penentuan posisi (differensial, absolut),
4)Kondisi ionosfer dan troposfer, 5)Efek multipath, 6)Ketelitian data,
7)Geometri satelit; dan 8)Teknik.
Untuk menghindari kesalahan-kesalahan bias yang terjadi dalam
penggunaan GPS maka kita harus memperhatikan beberapa hal untuk
menghindarinya yaitu:
 Kesalahan ephemeris (orbit), Beberapa cara untuk mereduksi efeknya
antara lain :
Terapkan metode differensial
Perpendek jarak baseline
73

Perpanjang interval waktu pengamatan


 Bias ionosfer, Beberapa cara untuk mereduksi efeknya antara lain :
Lakukan metoda differensial
Gunakan data GPS dari dua frekuensi, L1 dan L2
Perpendek jarak baseline
Lakukan pengamatan pada pagi hari atau malam hari
Gunakan model prediksi global ionosfer (bila ada pada softwarenya).
 Bias Troposfer, Beberapa cara untuk mereduksi efeknya antara lain :
Lakukan metoda differensial
Perpendek jarak baseline
Gunakan model koreksi standar troposfer seperti Hopfield dan
Sastemoinen.
Gunakan koreksi lokal troposfer (biasanya dilengkapi
dalam
software).
 Multipath, beberapa cara untuk mereduksi efeknya antara lain :
Hindari lingkungan pengamatan yang reflektif.
Gunakan antena GPS yang baik dan tepat misalnya perlengkapan
reduksi multipath.
Hindari lingkungan pengamatan yang reflektif.
Gunakan receiver canggih yang dapat mereduksi efek multipath.
Jangan mengamati satelit dengan elevasi rendah (dibawah 10o )
Waktu pengamatan yang lebih lama
 Ambiguitas Fase (Cycle Ambiguity), ada 3 aspek yang harus
diperhitungkan untuk resolusi ambiguitas :
Eliminasi kesalahan dan bias data pengamatan
Geometri satelit
Teknik resolusi ambiguitas
 Cycle Slips, Aspek yang mempengaruhi keberhasilan koreksi cycle slips
:
Level kesalahan dan bias data pengamatan
Geometri satelit
Teknik resolusi yang digunakan
b. Kegunaan
 Militer
GPS digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom,
atau mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa
mengetahui mana teman mana lawan untuk menghindari salah target,
ataupun menetukan pergerakan pasukan.
 Navigasi
GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas.
Beberapa jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat
bantu nivigasi, dengan menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk
memandu pengendara, sehingga pengendara bisa mengetahui jalur
mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
74

 Sistem Informasi Geografis


Untuk keperluan Sistem Informasi Geografis, GPS sering juga
diikutsertakan dalam pembuatan peta, seperti mengukur jarak
perbatasan, ataupun sebagai referensi pengukuran.
 Sistem pelacakan kendaraan
Kegunaan lain GPS adalah sebagai pelacak kendaraan, dengan
bamtuan GPS pemilik kendaraan/pengelola armada bisa mengetahui
ada dimana saja kendaraannya/aset bergeraknya berada saat ini.
 Pemantau gempa
Bahkan saat ini, GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan untuk
memantau pergerakan tanah, yang ordenya hanya mm dalam setahun.
Pemantauan pergerakan tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya
gempa, baik pergerakan vulkanik ataupun tektonik
E. Alat Penerima GPS
Sebetulnya GPS adalah suatu sistem yang dapat membantu kita mnegetahui posisi
kordinat dimana kita berada. Sedangkan untuk menerima sinyal yang dipancarkan
oleh GPS, kita membutuhkan suatu alat yang dapat membawa sinyal tersebut. Yang
biasa kita sebut sebagai GPSa adalah sebenarnya merupakan alat penerima.
Karena lat ini dapat memberikan nilai koordinat dimana ia digunakan maka
keberadaan GPS merupakan terobosan besar bagi SIG.
Untuk mempelajari cara-cara pengambilan dan pemasukkan data GPS, kita akan
menggunakan alat penerima GPS GARMIN 12 CX. Tentunya alat yang berada,
tetapi pada dasarnya konsepnya pokok yang ada pada alat tersebut.
GPS adalah satu-satunya system navigasi ataupun system penentuan posisi,
selama beberapa abad ini, yang mempunyai karakteristik prima. GPS didesain untuk
dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan, dan waktu secara tepat,
akurat, murah, dimana saja di bumi ini (cakupan seluruh dunia), beroperasi secara
kontinyu, dan tidak tergantung cuaca.
Peran Satelit GPS :
a. Satelit dapat dianggap sebagai stasiun radio di angkasa yang memancarkan
sinyal dan data ke permukaan bumi.
b. Sinyal dan data tersebut kemudian diterima menggunakan receiver GPS oleh
pengguna di bumi, untuk menentukan posisi, kecepatan ataupun waktu.
c. Sateli GPS juga dapat dilihat sebagai titik control bergerak yang koordinatnya
telah diketahui.
d. Untuk menentukan posisinya, pengguna di permukaan bumi mengukur jarak ke
beberapa satelit yang posisinya telah diketahui.

75

Konfigurasi Orbit Satelit GPS :


1. Bentuknya mendekati lingkaran (e < 0,02)
2. 6 bidang orbit
3. 4 satelit per orbit
4. Inklinasi 55 derajat
5. Tinggi rata-rata di atas permukaan bumi 20.200 km
6. Periode orbit: 11 jam dan 58 menit
Konstelasi Satelit GPS:
1. Orbit nominal terdiri dari 24 satelit, lengkap sejak April 1994.
2. Saat ini (Mei 2003) ada 28 satelit GPS:
- 2 satelit Blok-II
- 18 satelit Blok II-A, dan
- 8 satelit Blok-IIR
3. Konstelasi satelit diatur agar 4 10 satelit GPS selalu terlihat dimana saja dan
kapan saja di bumi ini.
4. Kecepatan satelit dalam orbit sekitar 4 km/detik
5. Dari wilayah Indonesia umumnya 6 sampai 9 satelit GPS akan bias dilihat
dengan sudut elevasi di atas 10 derajat.
4.3

Pengolahan Data Pengukuran

Dalam sebuah pengukuran, data yang terambil dilapangan dasn tercatat dalam Tally
Sheet kemudian diolah dengan metode tertentu. Untuk pengukuran manual luasan
misalnya, kita bisa menggunakan metode polygon terbuka dan tertutup atau bahkan
gabungan keduanya. Teknik ini umum digunakan dengan menghitung dan
membandingkan luasan yang terbentuk/tergambar dengan kertas grafik.
Langkah perhitungannya yaitu :
 Overlay luasan tergambar dengan kotak-kotak dari kertas grafik. Hitung jumlah
kotak utuh maupun yang tidak utuh. Setelah itu, hitung luas perkotaknya
berdasarkan skala yang dipakai. Setelah jumlah kotak dan skla yang dipakai kita
ketahui, maka langkah selanjutnya ialah tinggal mengalikan antara jumlah kotak
dan skala yang ada, sehingga luasan daerah yang diukur dan dipetakan dapat
diketahui.
 Pengolahan data pengukuran juga dapat dilakukan dengan menggunakan
hitungan dari pengukuran GPS. Di GPS tertentu bisa langsung menghitung luas
daerah yang kita petakan. Disamping itu, hasil pengukuran dengan GPS dapat
pula dimasukkan atau diinput langsung ke computer untuk dihitung dan dicetak.

76

BAB V. PEMBUATAN PETA DIGITAL

5.1. Input Data Pengukuran dan Data GPS


Data pengukuran yang dihasilkan dari pengambilan data GPS dapat diinput menjadi
data spasial yang didasarkan pada system pengikat koordinat yang diambil dari data
GPS. Cara penginputan data pengukuran dan data GPS kedalam program GIS (Arc
View) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut yaitu:
1. Buat data Hasil Pengukuran dalam program Microsoft Exel dengan Format
Kolom : No; x ; y; dan keterangan.
2. Kemudian Save As data pengukuran tersebut dalam format file Dbase 4,
berinama gps.dbf dan simpan pada drive C:\GPS
3. Kemudian tutup filenya dan tekan yes hingga tertutup filenya
4. Buka Program Arc View; pilih menu as blank project ; ok
5. Kemudian pada lajur kiri dari project arcview akan tampil menu utama : view ;
table; chart; layout dan script
6. klik menu utama Table; klik add
7. akan terbuka menu add table; buka file gps.dbf yang ada di drive c:/GPS,
kemudian ok
8. akan tampil tabel hasil pengukuran kita, kemudian tutup table tersebut.
9. Klik menu utama View, kemudian klik new, kemudian akan tampil menu utama
view.
10. Klik menu view utama; klik menu view, add event theme , akan muncul menu
add event theme.
11. pada kolom table pilih gps.dbf, pada kolom x pilih x dan pada menu y pilih y, klik
ok
12. setelah itu akan tampil di men utama view theme gps.dbf.
13. ubah file gps.dbf tersebut menjadi file shp dengan cara klik dan aktifkan theme
gps.dbf
14. Pili men theme; klik convert to shapefiles
15. kemudian akan muncul menu convert to shapefiles
16. simpan pada drive c:\ gps dan beri nama pengukuran, klik ok
5.2. Digitasi Peta
Langkah awal yang dilakukan dalam melakukan digitasi peta adalah Rektifikasi citra
yang merupakan proses tranformasi citra atau gambar dari sistem koordinat file
kedalam sistem koordinat peta. Proses rektifikasi dilakukan pada citra/Gambar peta
yang belum memiliki referensi koordinat geograpi atau akan memperbaiki nilai
referensi koordinat geograpi citra tersebut. Setelah dilakukan proses rektifikasi maka
citra tersebut dapat di-overlay-kan dengan tema peta lainnya yang juga telah
direferensikan koordinat geography-nya. Pada umumnya data citra satelit yang
telah ada telah dilakukan retifikasi. Pada modul ini penekanan latihan adalah pada
77

digitasi citra digital dengan menggunakan ekstensi Image Analysis dari perangkat
lunak ArcView.
Langkah pertama adalah menampilkan kedua tema diatas kedalam View:

1. Buat project baru dalam ArcView.


2. Klik File pada menu bar dan pilih Extension selanjutnya akan muncul window
Extension.

3. Pada dialog box Available Extensions: pilih dan klik cek box dari:
 Image Analysis
 IMAGINE Image Support, dan
 JPEG (JFIF) Image Support, selanjutnya klik OK.

Pemilihan ini dimaksudkan untuk mengaktifkan ektensi Image Analysis beserta filefile yang mendukung berlangsungnya proses ini.
Untuk menambah tema citra (image) kedalam Table of Content dari View :
4.. Klik Add Theme

.
78

5. Arahkan kursor ke direktori d:\Project GIS\Lampung\2 Master Data\Data Citra


 Pada dialog box Data Source Type: pilih Image Analysis Data Source:,
kemudian
6. Pilih dan klik ganda file: Citra Kota Lampung
7. Maka akan tampil view seperti dibawah ini:

8. Setelah tampil semua data citra Lampungnya, kemudian kita mulai melakukan
proses digitasi on screen dengan cara membuat theme/layer garis pantai dengan
cara pilih View|New Theme| kemudian akan tampil menu seperti dibawah ini:

79

9. Kemudian pilh Line pada pilihan Feature tipe dan OK, lalu berikan nama Garis
Pantai pada folder d:\Project GIS\Lampung\2 Master data, Ok

10. Kemudian Lakukan digitasi Sepanjang Garis Pantai dengan Mengklik Draw line

11. Untuk memulai mendigitasi lakukan klik kiri 1 kali dan untuk mengakhiri digitasi
lakukan klik kiri 2 kali. Apabila kita ingin menggulung layar ke atas tekan klik
kanan dan tahan kemudian arah kan pointer ke pan.

12. Apabila kita sudah menyelesaikan layer pantai, lakukan langkah penghentian
editing dengan cara: klik layer garis pantai terlebih dahulu, kemudian pilih menu
theme|stop editing, dan apabila masih ingin mengedit kembali layer garis pantai
klik lagi layer garis pantai kemudian pilih menu theme|start editing.
13. Lakukan langkah yang sama untuk jalan, sungai, dan untuk pemukiman karena
layernya harus poligon maka pada langkah ke 9 pilih poligon.

80

5.3. Editing dan Penggabungan Peta


Proses editing yang dilakukan pada program Arcview dilakukan pada view dengan
menggunakan menu Themestart editing. Proses penggabungan peta biasanya
dalam program Arcview disebut dengan Proses Geoprocessing.
Proses
geoprosesing adalah suatu proses yang digunakan dengan cara mengoverlay antara
1, 2 atau lebih layer atau theme sehingga dengan menghasilkan suatu hasil yang
kita inginkan. Proses Geoprocessing terdiri dari Disolve features based on an
atrtibut (1 layer), Merge themes together (2 atau lebih layer), Clip one theme base on
another (2 layer), Intersect two theme (2 layer), Union two theme (2 Layer), dan
Assign data by location/ spatial join (2 layer).
Geoprocessing merupakan alat Bantu yang sangat eksklusive pada ArcView untuk
melakukan analisis spasial. Tool Geoprosesing yang sering digunakan untuk
melakukan analisis adalah Union two themes dimana hasil yang akan didapatkan
nantinya berupa hasil tumpang susun antara 2 buat layer yang mempunyai attribute
dari kedua layer yang ditumpangsusunkan tersebut dan membentuk suatu unit
pengelolaan.
Langkah untuk melakukan Overlay atau tumpangsusun dengan menggunakan
Geoprocessing dengan tool Union, dengan langkah sebagai berikut:
1. Setelah ArcView Terbuka, buka View dan akan tampil seperti gambar dibawah
berikut.

81

2. Kemudian Pilih View, Add Theme

3. kemudian pilih 2 layer yang akan digunakan, misalnya file kelas lereng, dan File
Geologi., dan akan muncul seperti gambar berikut

82

4. Langkah selnajutnya adalah dengan mengaktifkan Extention geoprocessing,


dengan cara: pada pilih Menu File, Extention

5. Aktifkan Geoprocessing, Ok

83

6. Setelah itu, Pilih menu View, Geoprocessing Wizard

7. Pada Menu Geoprocessing, Pilih Union Two Theme, Next

84

8. Selanjutnya pada 1) Select Input theme in Union Pilih Geologi.Shp, pada 2)


Select Overlay theme Union Pilih Kelas Lereng.Shp, pada 3) Specify the ouput
file ketik nama file hasil gabungan, misalnya Geo+Lereng, Kemudian Finish.
Ingat letak file output harus diletakkan pada tempat yang mudah kita ingat.

9. Lakukan untuk overlay berikutnya antara hasil union tadi dengan file jenis tanah,
kemudian penggunaan lahan, sehingga dihasilkan unit pengelolaan yang
mempunyai data base karakter geologi, Kelas lereng, jenis tanah dan pola
penggunaan lahan yang data basenya dapat dilihat pada table.
5.4. Atribut Peta Digital
Atribut peta digital mendeskripsikan tentang feature (titik, garis dan polygon)
yang disimpan dalam bentuk table-tabel basis data. Atribut Identik dg pemakaian
kolom data dan Atribut dalam perancangan basis data fungsinya sebagai pembentuk
karakteristik dari tabel. Notasi yang digunakan dalam atribut berupa Character (c),
integer (i), binery integer (b), number (n), binary floating (f), dan date (date). Atribut
dibagi atas dua yaitu atribut key dan atribut deskriptif. Atribut key berfungsi sebagai
kunci penghubung antara data spasial dengan attributnya sedangkan attribute
deskriptif adalah informasi secara deskriptif tentang attribute key.
5.5. Layout Peta Digital
Layout peta adalah suatu proses terakhir untuk menghasilkan peta tematik.
Proses pembuatan layout harus mengikuti kaidah pemetaan. Kaidah atau
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu peta, yaitu :
85

1. Peta harus dapat memberikan informasi yang benar dan sesuai judul atau
temanya
2. Peta harus memiliki legenda/keterangan dari simbol-simbolnya
3. Peta harus memiliki perbandingan ukuran dan bentuk yang sesuai dengan
kenyataan yang sesungguhnya di permukaan bumi.
4. Peta harus memiliki petunjuk arah yang benar, sehingga memudahkan bagi
pengguna dalam pemanfaatannya.
5. Peta harus memiliki sumber data yang diinformasikan.
Untuk memenuhi syarat-syarat tersebut, peta hendaknya dilengkapi dengan
unsur-unsur peta ,antara lain judul peta, skala, garis astronomis, peta inset,
legenda, lembaga pembuat dan tahun pembuatan, dan tanda orientasi.
1. Judul Peta
Judul peta pada umumnya diletakkan di atas bagian tengah. Akan tetapi judul
peta dapat pula diletakkan pada bagian lain selama tidak mengganggu
penampakan peta keseluruhan. Judul peta harus mencerminkan isi pokok peta
tersebut. Contoh : Peta Penyebaran Tanah di Sulawesi Selatan, Peta Tata Guna
Tanah Kabupaten Soppeng.
2. Skala Peta
Skala peta adalah angka yang menujukkan perbandingan antara jarak datar
pada peta dan jarak sebenarnya di permukaan bumi. Pada umumnya peta yang
beredar di Indonesia menggunakan dua jenis skala, yaitu skala angka atau skala
garis.
a. Skala angka adalah skala yang menggunakan angka sebagai pembanding jarak.
Contoh, skala 1 :500.000 berarti setiap jarak 1 cm di peta sama dengan 500.000
cm atau jarak 5 km di lapangan.
b. Skala garis adalah skala yang menggunakan ruas garis sebagai pembanding
jarak. Berikut adalah contoh skala garis.
0
1
2
3
4 cm
5 km
3. Tanda Orientasi
Tanda orientasi (Petunjuk arah) atau diagram mata angin sangat penting
dicantumkan pada sebuah peta . Melalui arah mata angin dapat diketahui arah
Utara, Barat, Timur dan Selatan. Pagi penerbang, pelaut arah mata angin ini
sangat berguna. Arah mata angin biasanya ditunjukkan dengan tanda panah,
seperti
Utara
86

4. Garis Atronomis
Garis astronomis adalah garis yang menunjukkan koordinat garis lintang dan garis
bujur. Garis lintang adalah garis-garis khayal yang melintang di atas permukaan
bumi dari arah barat ke timur sejajar dengan garis khatulistiwa (Lintang 0O). Garis
bujur adalah garis-garis vertikal yang membagi bola bumi menjadi belahan barat
dan belahan timur. Garis lintang dinamakan pula garis paralel, sedangkan garis
bujur dinamakan garis meridian. Garis lintang dimulai dari 0o (katulistiwa) sampai
dengan 900 (kutub). Adapun garis bujur dimulai 00 (Greenwich) sampai dengan
1800. Garis lintang dan garis bujur sangat berguna dalam menentukan lokasi
wilayah atau gejala alam dan sosial yang ingin dicari dalam suatu peta.
5. Lembaga Pembuat dan Tahun Pembuatan
Tahun pembuat serta instansi atau lembaga yang membuat peta merupakan
kelengkapan cukup penting untuk dicantumkan pada sebuah peta.
Tahunpembuatan sangat dibutuhkan terutama bagi peta yang menyajikan data
yang cepat berubah, seperti jumlah dan sebaran penduduk, pola penggunaan
lahan dan sebagainya. Adapun lembaga pembuat peta diperlukan untuk
mengetahui sumber peta tersebut diperoleh. Di Indonesia lembaga yang
membuat peta antara lain Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional
(BAKOSURTANAL), Direktorat Topografi Angkatan Darat, Direktorat Geologi, dan
direktorat Hidrologi Angkatan Laut.
6. Legenda
Legenda adalah kolom keterangan tentang simbol-simbol yang terdapat dalam
peta. Pada umumnya legenda diletakkan di sudut kiri bawah peta. Simbol adalah
tanda-tanda khusus dalam peta, baik berupa simbol titik, simbol garis, atau simbol
wilayah.
a. Simbol garis adalah simbol pada peta yang menggunakan garis.
Contoh :
Jalan
Sungai
b. Simbol Titik
Simbol titik dapat berupa simbol geometrik dan simbol gambar. Simbol
geometrik adalah simbol yang berupa bangun matematika. Simbol gambar
adalah simbol yang berupa gambar seperti keadaan sebenarnya.
Contoh :
Simbol geometrik
:
artinya gunung

Simbol Gambar

Areal satwa dilindungi

87

c. Simbol wilayah
Simbol adalah simbol dalam peta yang digunakan untuk menujukkan di
permukaan bumi dalam bentuk wilayah.
Contoh :
: Kawasan Industri
: Lokasi perkemahan
Langkah-langkah untuk melakukan layout yaitu:
1. Pada Awalnya kita berada pada lembaran View yang akan kita layout
2. Pada Pilih menu View, Layout

88

3. Kemudian akan muncul Template Manager, Pilih Landscape, OK, akan muncul
seperti berikut

4. Kemudian Beri Judul Peta Tersebut dengan Mengklik 2 kali View1, kemudian
ketik Judul Petanya dengan Nama misalnya PETA GEOLOGI, OK
5. Kemudian Susun Layoutnya sesuai dengan Gambar berikut ini

89

6. Untuk memasukkan skala angka, lakukan dengan cara klik scale bar

7. kemudian letakkan pada lembaran layout dengan mengklik kiri mouse dan
membentuk lokasinya, sehingga akan muncul menu scale bar property seperti
pada gambar dibawah ini.

8. Kemudian Pilih pada View Frame View yang akan sedang dilayOut, misalnya
ViewFrame1:View1, Syle pilih 1:10000, OK

90

9. Untuk mengatur skala sesuai yang kita inginkan, Klik 2 kali Gambar petanya,
dan muncul menu View Frame Properti

91

10. Kemudian Pilih pada View : View1, kemudian Scale: User Specified Scale ,
ketik misalnya scale 1 : 200000, OK

11. Kemudian memasang grid pada peta dengan cara terlebih dahului mengaktifkan
extention Grid and Measured Graticule pada Menu File, setelah diaktifkan akan
muncul icon pada tool bar seperti gambar berikut.

12. Kemudian klik icon tersebut sehingga muncul menu seperti gambar berikut

92

13. Kemudian Pilih Next, sehingga tampil menu berikutnya

14. Kemudian lakukan pilihan-pilihan


tampil menu berikutnya

sesuai gambar dia atas, kemudian Next,

15. Kemudian beri tanda semua item, lalu Preview, Finish dan tampil peta dengan
hasil Grid yang kita lakukan seperti gambar berikut.

93

16. Kemudian lakukan Pengeditan lebih lanjut dengan menambahkan hal-hal yang
dibutuhkan suatu peta, seperti sumber peta, sehingga hasil layout yang kita buat
seperti pada gambar berikut:

94

BAB VI : DASAR-DASAR PENGINDERAAN JAUH

6.1 KONSEP PENGINDERAAN JAUH


Penginderaan jauh adalah ilmu yang mempelajari tentang perolehan data,
pemrosesan dan interpretasi data yang merekam interaksi antara energi
elektromagnetik dengan suatu obyek. Atau dapat didefinisikan sebagai ilmu dan seni
untuk memperoleh informasi tentang suatu obyek, daerah, atau fenomena melalui
analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan
obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji.
Secara umum penginderaan jauh menunjukkan pada aktifitas perekaman,
pengamatan dan penangkapan obyek atau peristiwa dari jarak jauh. Dalam
pengideraan jauh, sensor tidak langsung kontak dengan obyek yang diamati.
Informasi tersebut membutuhkan alat penghantar secara fisik untuk perjalanan dari
obyek ke sensor melalui medium. Dalam hal ini penginderaan jauh lebih dibatasi
pada suatu teknologi perolehan informasi permukaan bumi (laut dan daratan) dan
atmosfer dengan menggunakan sensor diatas platform airborne (pesawat udara,
balon udara) dan spaceborne (satelit, pesawat ruang angkasa).
6.2 SUMBER ENERGI DAN AZAS RADIASI
Cahaya tampak adalah merupakan salah satu dari beberapa bentuk energi
elektromagnetik. Gelombang radio, sinar ultraviolet dan sinar X merupakan bentuk
lain energi yang lazim. Pada dasarnya semua energi adalah sama dan melakukan
radiasi sesuai dengan teori dasar gelombang. Pada Gambar 1. ditunjukkan teori
dasar energi elektromagnetik yang bergerak secara harmonis berbentuk sinusoidal
dengan kecepatan cahaya . Berdasarkan fisika dasar, gelombang mempunyai
persamaan umum sebagai berikut :
c=fx
c = kecepatan cahaya (3 x 108 m/dtk)
f = frekuensi
= panjang gelombang

95

Gambar 1. Gelombang elektromagnetik dengan komponen meliputi gelombang


elektrik sinusoidal (E) dan Gelombang magnetik sinusoidal (M).
Didalam penginderaan jauh , pengelompokkan gelombang elektromagnetik paling
sering dilakukan menurut letak panjang gelombang didalam spektrum
elektromagnetik (Gambar 2.).

Gambar 2. Spektrum elektromagnetik


Nama spektrum biasanya digunakan pada bagian spektrum elektromagnetik, seperti
gelombang infra merah, gelombang radio, gelombang mikro, dan sebagainya. Dan
spektrum ini tidak mempunyai batasan yang tegas antara satu bagian spektrum satu
dengan spektrum berikutnya.. Bagian spektrum sinar tampak ( 0,4 0,7 m) pada
gambaran logaritmik merupakan bagian sempit, mempunyai kepkaan pada mata
manusia
Sifat radiasi elektromagnetik lebih mudah diuraikan dengan menggunakan teori
gelombang, tetapi interaksi antara energi elektromagnetik dengan benda dapat
dijelaskan
dengan teori partikel.
Teori partikel menyatakan bahwa radiasi
elektromagnetik terdiri dari beberapa bagian terpisah yang disebut sebagai foton.
Hubungan antara teori gelombang dengan teori quantum dalam perilaku radiasi
elektromagnetik dapat dijelaskan dengan persamaan sebagai berikut :
E = hc/
Sehingga dapat dikatakan makin panjang panjang gelombang yang digunakan
makin rendah kandungan energinya.

96

6.3 INTERAKSI ENERGI DIDALAM ATMOSFIR


Semua radiasi yang dideteksi dengan sistem penginderaan jauh melalui atmosfer
dengan jarak atau panjang jalur tertentu. Panjang jalur tesebut dapat bervariasi
panjangnya. Pada fotografi dari antariksa dihasilkan dari radiasi matahari yang
melewati dua kali tebal penuh atmosfer bumi pada perjalannya dari sumber radiasi
kesensor. Selain itu, sensor termal yang mendeteksi energi yang dipancarkan oleh
obyek di bumi, melewati jarak di atmosfer yang relatif pendek. Perbedaan jarak yang
dilalui , kondisi atmosfer, panjang gelombang yang digunakan serta besarnya sinyal
energi yang indera berpengaruh terhadap variasi total atmosfer.
Pengaruh atmosfer sangat bervariasi tergantung pada intensitas dan komposisi
spectral radiasi yang tersedia bagi suatu system penginderaan. Pengaruh ini
disebabkan oleh mekanisme hamburan (scattering) dan serapan (absorption)
atmosferik.

Gambar 3. Hamburan (Scaterring) dan Serapam (Absorption)


6.4 INTERAKSI ENERGI DENGAN PERMUKAAN BUMI
Bagian energi yang mengenai obyek dipermukaan bumi akan dipantulkan, diserap,
atau ditransmisikan dengan menerapkan hukum kekekalan energi. Dalam hukum
kekekalan energi tersebut dapat dinyatakan sebagai hubungan timbal balik antara
tiga jenis interaksi energi tersebut, sebagai berikut:
E1 () = ER () + EA +ET ()
E1
ER
EA
ET

= energi yang mengenai obyek


= energi yang dipantulkan
= energi yang diserap
= energi yang ditransmisikan

97

Persamaan diatas merupakan suatu persamaan keseimbangan energi yang


menunjukan hubungan timbal balik antara mekanisme pantulan, serapan dan
transmisi.
Dari persamaan diatas terdapat 2 hal penting :
1. Bagian energi yang dipantulkan, diserap dan ditransmisikan akan berbeda
tergantung pada jenis materi dan kondisi obyek muka bumi. Dari perbedaan ini,
memungkinkan kita dapat membedakan obyek yang berbeda pada suatu citra.
2. Dengan panjang gelombang yang berbeda, untuk obyek yang sama bagian
energi yang dipantulkan, diserap dan ditransmisikan kemungkinan akan berbeda,
sebagai akibatnya, variasi spectral ini akan menghasilkan efek visual yaitu
warna. Sebagai contoh : obyek akan berwarna biru bila obyek tersebut banyak
memantulkan bagian spectrum biru, berwarna hijau bila banyak memantulkan
bagian spectrum hijau, dan seterusnya. Sehingga interpretasi visual dengan
mata dapat menggunakan variasi spectral pada besaran energi pantulan untuk
menbedakan berbagai obyek (Gambar 3).
6.5 PANTULAN SPEKTRAL VEGETASI, TANAH DAN AIR

Gambar 4. Pantulan spectral terhadap obyek dipermukaan bumi


Pada gambar 4. ditunjukkan suatu kurva pantulan spectral pada tiga obyek utama di
permukaan bumi, yaitu vegetasi sehat berdaun hijau, tanah gundul ( lempung coklat
kelabu ), dan air jernih. Garis pada kurva tersebut menyajikan kurva pantulan ratarata yang dibuat dengan pengukuran sampel obyek yang jumlahnya banyak
(lillesand. 2002). Kurva ini menunjukkan suatu indicator tentang jenis dari kondisi
obyek yang berkaitan. Walaupun pantulan obyek secara invidual akan berbeda

98

besar di atas dan dibawah nilai rata-rata, tetapi kurva tersebut menunjukan
beberapa titik fundamental yang berkaitan dengan pantulan spektral.
Vegetasi sehat berwarna hijau disebabkan oleh besarnya penyerapan energi pada
spektrum hijau. Apabila tumbuhan mengalami beberapa gangguan, dan akan
mempengaruhi proses pertumbuhan dan produksinya secara normal maka hal itu
akan mengurangi atau mematikan produksi klorofil. Akibatnya berupa kurangnya
serapan oleh klorofil pada saluran biru dan merah. Sering pantulan pada spektrum
merah bertambah hingga kita lihat tumbuhan tampak berwarna kuning (gabungan
antara hijau dan merah) (Lillesand 2000).

Gambar 5. Kurva Pantulan spectral yang mencirikan obyek vegetasi tanah dan air
6.6 SENSOR DAN PLATFORM
6.6.1 Sensor
Sensor adalah merupakan alat untuk mengukur dan merekam energi
elektromagnetik. Dalam system penginderaan jauh , sensor dapat dibedakan dalam
2 kategori sebagai berikut :
1. Sensor pasif
2. Sensor aktif
6.6.1.1 Sensor Pasive
Untuk sensor pasif tergantung pada sumber energi dari luar, yaitu matahari.
Sehingga penginderaan jauh system pasif menerima energi yang dipantulkan
dan/atau dipancarkan dari permukaan bumi. Kamera fotografi adalah merupakan
99

sensor pasif yang paling lama dan umum dipakai. Sebagai contoh sensor pasif
antara lain Gamma-ray spectrometer, kamera udara, kamera video dan scanner
multispektral dan termal, dsb.
Matahari

Sensor Pasif

Sensor Pasif

Sensor Aktif

Energi Bumi

Pantulan Sinar
Matahari

Permukaan Bumi

Gambar 6. Sistem sensor Penginderaan jauh


6.6.1.2 Sensor Aktif
Untuk sensor Aktif mempunyai sumber energy sendiri. Pengukuran dengan sensor
aktif lebih dapat dikontrol karena tidak tergantung kepada kondisi cuaca dan waktu.
Sebagai contoh sensor aktif antara lain scanner Laser, radar altimeter, Citra radar,
dan sebagainya.
6.6.2 Platform
Sistem platform Penginderaan jauh dapat dikategori dalam 2 sistem, pertama
penginderaan jauh dengan airborne, yaitu dengan menggunakan pesawat udara
(Aircraft), balon udara, dan sebagainya. Kedua adalah dan system penginderaan
jauh menggunakan sistem speceborne, dengan satelit, pesawat ruang angkasa, dsb.
6.7.

DATA PENGINDERAAN JAUH

Citra adalah gambaran 2 dimensi (2D) yang menggambarkan suatu obyek dari
pandangan nyata. Citra penginderaan jauh menggambarkan bagian dari permukaan
bumi yang terlihat dari suatu ruang.
6.7.1. Citra Digital dan Analog
Citra dapat berbentuk analog maupun digital. Sebagai contoh, foto udara merupakan
citra analog berupa film dengan proses kimiawi untuk mendapatkan citra., sedang
citra satelit didapatkan dari sensor elektronik dan diporses secara digital.

100

Data penginderaan jauh tidak hanya sekedar sebagai gambar, tetapi data citra
disimpan dalam format grid secara reguler yang biasa disebut sebagai data raster
yang terdiri dari baris (row) dan kolom (column). Satu elemen terkecil (gambar 7)
dinamakan sebagai pixel (picture element) . Untuk setiap pixel mempunyai informasi
koordinat (row dan column) dan nilai spectral yang dikonversi dalam bentuk angka,
yang biasa disebut DN (Digital Number).
6.7.2. Pixel
Tiap pixel menggambarkan bagian wilayah permukaan bumi dengan nilai intensitas
serta lokasi alamat dalam bentuk 2 dimensi. Nilai intensitas tersebut
menggambarkan ukuran kuantitas fisik yang merupakan pantulan atau pancaran
radiasi matahari dari suatu obyek dengan panjang gelombang tertentu yang diterima
oleh sensor. Seperti disebutkan sebelumnya, intensitas pixel disimpan sebagai nilai
digital (DN (Digital Number)). DN disimpan dalam bits dengan jumlah tertentu.

Kolom

Baris

band 3

45
26

81
band 2

53

35

57
band 1
DN - values

Pixel

Gambar 7. Data citra dengan nilai spektral


Kualitas data penginderaan jauh pada utamanya ditentukan oleh karakteristik
system sensor platform. Karakteristik system sensor platform biasanya ditunjukkan
pada :
6.7.2.1.1. Resolusi Spektral atau radiometrik
Resolusi ini berdasarkan pada masing bagian dari Spektrum Elektromagnetik yang
diukur dan perbedaan energi yang diamati. Sebagi contoh : Landsat TM mempunyai
6 band, sedang SPOT menggunakan 4 band.

101

6.7.2.1.2. Resolusi Spasial


Resolusi spasial didasarkan pada unit terkecil suatu obyek yang diukur,
menunjukkan ukuran minimum obyek. Sebagai contoh ukuran per pixel untuk SPOT
(20 m x 20 m) dan Landsat (30 m x 30 m).
6.7.2.1.2. Resolusi pengulangan pemotretan (Revisit time)
Revisit time adalah waktu pengulangan pengambilan data pada posisi obyek yang
sama. Landsat akan melakukan pengambilan data pada posisi obyek yang sama 16
hari, sedang NOAA setiap hari.

102

BAB VII : INTERPRETASI CITRA PENGINDERAAN JAUH

7.1

Pengolahan Digital

Citra dihasilkan melalui perekaman oleh instrument sensor yang terdapat pada
satelit. Dikenal 2 type sensor, sensor aktif dan sensor pasif. Sensor aktif
menggunakan sumber energi dari satelit tersebut untuk digunakan dalam proses
perekaman citra. Berbeda dengan sensor aktif, sensor pasif sangat bergantung pada
radiasi elektromagnetik yang dipantulkan dari permukaan. Inilah yang menyebabkan
sensor pasif sangat dipengaruhi oleh kondisi atmosfer seperti adanya awan dan
sudut datang radiasi sinar matahari.
Adanya awan menyebabkan terjadinya atmospheric influence seperti amospheric
scattering, dan atmospheric absorption. Hal ini menyebabkan terjadinya distorsi
pada citra. Selain itu pengambilan citra oleh satelit ke permukaan membutuhkan
posisi georeference yang baku untuk setiap citra yang didapat. Oleh sebab itu
setiap citra yang dianalisis harus mempunyai georefence dalam bentuk datum dan
proyeksi peta yang baku.
Pengolahan awal citra satelit ditujukan untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan yang
mungkin terjadi dalam perekaman citra maupun untuk memperbaiki penampakan
citra, sehingga citra siap dianalisis lebih lanjut.
7.1. PENGOLAHAN AWAL CITRA
7.1.1 Menampilkan jendela Citra dan jendela Algorithm


Aktifkan ERMapper Software

Melalui Menu View, pilih AlgorithmJendela Citra baru dan jendela


Algorithm akan ditampilkan. Catatan: Jendela Algorithm menampilkan satu
layer Pseudocolor (berlabel Pseudo Layer) dibagian kiri jendela dialog,
panah merah menunjukkan layer dalam keadaan aktif.a Citra baru dan
jendela Algorithm akan ditampilkan.

103

7.1.2 Menampilkan raster dataset dalam layer Pseudocolor dan memilih


tampilan Band pada Citra Landsat Dataset

Melalui jendela Algorithm, panggil data dengan meng-klik tombol Load

Dataset
. File-file Raster Dataset akan ditampilkan pada dialog
window.
Dari Menu Directories, pilih file yang diinginkan
Pada daftar Band Selection, pilih tampilan band yang diinginkan,
kemudian klik tombol GO

dari jendela Algorithm.

7.1.3 Menampilkan raster dataset dalam layer Red Green Blue (RGB)

Melalui jendela Algorithm, panggil data dengan meng-klik tombol Load


Dataset . File Raster Dataset akan ditampilkan pada dialog window.
Dari Menu Directories, pilih file yang diinginkan.
Klik tombol Create RGB Algorithm
pada jendela ERMapper, dan klik
tombol GO pada jendela Algorithm. Dataset dalam layer RGB secara
otomatis akan ditampilkan.
Pada daftar Band Selection, pilih combinasi band yang diinginkan,
kemudian klik tombol GO dari jendela Algorithm.

104

7.1.4 Koreksi Radiometrik


Molekul-molekul air di udara dapat menyebabkan terjadinya atmospheric
scattering (penghamburan atmosphere). Hal ini mempengaruhi perekaman
citra dan harus dihilangkan atau diminimalkan untuk menghindari terjadinya
bias pada masing-masing spectral band. Histogram adjustment adalah salah
satu metode yang dapat digunakan untuk meminimalkan bias atmosphere
yang terjadi.


Buka layer pseudocolor untuk masing-masing Band

Buka tampilan transform dengan meng-klik tombol Edit Transform Limits


pada jendela Algorithm, untuk melihat nilai Digital Number (DN) minimum
pada masing-masing band.

105

Buka jendela formula dengan meng-klik tombol Edit Formula pada


jendela Algorithm kemudian set formula dgn menggunakan rumus i1
besarnya bias nilai Digital Number (DN) atau nilai DN minimum. Klik
tombol GO.

Pilih tombol Edit dari jendela Transform dan pilih Delete This Transform.
Lakukan hal yang sama pada setiap band.
Dari menu File pilih Save As Dataset,simpan dataset dengan nama
baru (.ers). Catatan: jangan lupa memberi nama pada masing-maisng
layer sesuai dengan nomor Band.

7.1.5 Koreksi Geometrik


Rektifikasi geometri adalah suatu proses dengan menggunakan Ground Control
Points (GCPs), yang dipilih untuk mentransform geometri citra sehingga setiap pixel
akan mengacu pada posisi system koordinat alam (real world coordinate system).
Proses rektifikasi adalah proses dimana geometri citra dibuat dalam bentuk
planimetrik.
7.1.5.1 Penentuan GCPs
A. Membuat FROM Algorithm (raw Data)
Langkah pertama adalah membuat Algorithm untuk menampilkan citra yang akan
direktifikasi.
Klik tombol View Algorithm for Image Window pada jendela ERMapper,
maka jendela Citra dan jendela Algorithm akan ditampilkan.
Panggil raster data yang akan direktifikasi melalui tombol Load Dataset pada
jendela Algorithm. Tampilkan dalam layer RGB, atur kombinasi band yang
diinginkan (contoh: RGB 452).
Simpan data dalam bentuk algorithm dengan meng-klik tombol Save
Algorithm As pada jendela ERMapper, beri nama baru (contoh:
Data452.alg).
Tutup jendela Citra dan jendela Algorithm.

106

B. Membuat TO Algorithm (Data terkoreksi)


Klik tombol View Algorithm for Image Window pada jendela ERMapper,
maka jendela Citra dan jendela Algorithm akan ditampilkan.
Panggil raster data atau vector data yang telah terkoreksi melalui tombol
Load Dataset pada jendela Algorithm. Tampilkan dalam layer RGB. Data
vector seperti jalan dan sungai dapat ditambahkan pada citra terkoreksi
dengan meng-klik tombol Edit kemudian memilih Add Vector Layer
selanjutnya pilih Annotation/Map Composition.
Pada Annotation Layer, panggil data vector yang ingin ditampilkan. Simpan
data dalam bentuk algorithm dengan meng-klik tombol Save Algorithm As
pada jendela ERMapper, beri nama baru (contoh: Landsat_TO_algorithm)
Tutup jendela Citra dan jendela Algorithm.
C. Menampilkan Geocoding toolbar
Dari Toolbar menu pada jendela ERMapper, pilih Geocoding. ERMapper
akan menampilkan toolbar ketiga dengan tombol-tombol yang akan
difungsikan pada operasi rektifikasi.
D. Menampilkan jendela-jendela citra dalam operasi penentuan lokasi GCPs
Dari menu Process pada jendela ERMapper pilih Rectification, kemudian
Rectify Dataset using Ground Control Points. ERMappar akan
menampilkan jendela GCP Setup.
Masukkan data algorithm yang akan direktifikasi pada kolom FROM algorithm
dan data algorithm terkoreksi pada TO algorithm. Klik tombol OK. ERMapper
akan menampilkan 4 jendela, From GCP Zoom, To GCP Zoom, To GCP, dan
GCP Edit. Tabel pada jendela GCP Edit akan ditampilkan kosong jika
pemilihan control point belum dilakukan.
Duplikat jendela From GCP Zoom dengan cara mengaktifkannya kemudian
klik tombol Copy pada jendela ERMapper. Atur tampilan untuk memudahkan
pekerjaan anda.
Aktifkan jendela To GCP Zoom. Pada jendela ERMapper, klik tombol View
Algorithm for Image Window, kemudian non-aktif-kan pilihan Smoothing
pada jendela Algorithm.
Pada Geocoding toolbar, klik tombol Zoom to All Datasets.
Lakukan hal yang sama untuk jendela From GCP Zoom.
Tutup jendela Algorithm. Sekarang anda siap untuk menentukan GCPs
E. Penentuan GCPs
Pada jendela ERMapper, klik tombol Set Zoom Mode. Arahkan ke citra From
Dataset, kemudian tentukan daerah yang unik dan mudah dikenali, misalnya
pada pertemuan ruas jalan atau pertemuan aliran sungai.
Tentukan lokasi yang sama pada citra To dataset.
Pada jendela ERMapper, klik tombol Set Pointer Mode.

107

Pada citra To Dataset (dalam keadaan aktif), klik pada daerah atau lokasi
yang teridentifikasi dengan jelas. ERMapper menandai control point dengan
tanda silang hijau, dan lokasi geographic pada point tersebut akan
ditampilkan sebagai TO Easting dan TO Northing pada jendela GCP Edit.
Aktifkan citra From Dataset, klik pada lokasi yang sama (sangat penting untuk
menentukan titik yang sama seakurat mungkin). ERMapper akan menandai
control point dengan tanda silang dan data lokasi pixel point akan ditampilkan
sebagai Cell X dan Cell Y pada jendela GCP Edit.
Lokasi setiap point akan ditandai dengan silang putih pada masing-masing
citra dengan penomoran 1.
Lakukan hal yang sama untuk menentukan sedikitnya 15 control points. Catat
bahwa RMS akan ditampilkan pada jendela GCP Edit, dan nilai RMS tidak
boleh lebih dari 2.00.
Simpan control points dengan meng-klik tombol Save pada jendela GCP Edit,
beri nama (contoh: Landsat_corrected.gcp) kemudian tutup semua jendela
dengan meng-klik tombol Close.

7.1.5.2

Rektifikasi Citra

Dari menu Process pada jendela ERMapper, pilih Rectification kemudian Rectify
Dataset using Ground Control Points.
Ketik nama file raw dataset pada box Input Dataset dan beri nama baru untuk citra
yang akan direktifikasi pada box Output Dataset.
Contoh Setup informasi GCP:
 To Geodetic Datum : IND74
 To Map Projection : NUTM47
 To : Easting/Northing
 To Rotate Angle : 0
 Type of Rectification : Polynomial
 Rectification Polynomial Order : Linear
Rectification Resampling : Cubic
 Load GCPs from dataset : kosongkan
 Load GCPs from text file : kosongkan
 Save GCPs to text file : (Landsat_corrected.gcp)
Contoh Setup Rectifikasi :
OUTPUT Cell width : 30
OUTPUT Cell height : 30
Resampling : Cubic Covolution
Rectification Type : Polynomial (Control Point)
Polynomial Order : Linear
Klik OK, proses rektifikasi akan berjalan.
108

7.1.5.3 Evaluasi Akurasi


Buka dataset citra yang telah directifikasi (terkoreksi) pada tampilan layer RGB, atur
kombinasi band yang diinginkan.
Klik tombol Edit > Add Vector Layer > Annotation/Map Composition pada jendela
Algorithm untuk menampilkan Annotation Layer.
Panggil vector jalan dan sungai, klik GO.

7.2.6. Penajaman Citra


Penajaman citra meliputi pembuatan algorithm, yang mengubah tampilan nilai
brightness atau transformasi warna pixel yang dimaksudkan untuk meningkatkan
penampakan citra sehingga memudahkan dalam analisis selanjutnya. Dalam
melakukan penajaman citra menggunakan ERMapper dilakukan perubahan setting
Transform.

Pada standard toolbar, klik tombol View Algorithm for Image Window. Jendela
citra dan jendela algorithm akan ditampilkan.
Panggil data yang diinginkan dengan meng-klik tombol Load Dataset pada
jendela Algorithm.
Tampilkan data citra dalam layer Pseudocolor, pilih Band 1.
Aktifkan tombol Surface dari jendela Algorithm.
Dari daftar Lookup Table, pilih grayscale. Klik GO.
Klik tombol Edit Transform Limits dari jendela Algorithm, Transform dialog
akan ditampilkan.
109

7.2

Gerakkan garis transform dengan meng-klik (tahan) dan mengarahkannya


untuk mendapatkan nilai Digital Number (DN) yang menampilkan brightness
ataupun warna yang jernih.
Anda juga dapat menggunakan tombol-tombol penajaman citra secara
otomatis yang telah disiapkan oleh ERMapper software, yang terdapat pada
sebelah kanan jendela Transform.
Lakukan langkah langkah yang sama untuk melakukan proses penajaman
citra band-band yang lain.
Simpan data baru dengan meng-klik Save As dari file Option pada jendela
ERMapper.

Penajaman dan Transformasi Citra

Teknologi penginderaan jauh telah mengalami perkembangan yang sangat pesat


sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, komunikasi dan komputer.
Penginderaan jauh saat ini berorientasi pada teknologi satelit sebagai wahana
pembawa sensor penginderaan jauh tersebut. Sebagai sarana pengindera, sensor
satelit pada masa sekarang ini juga telah berkembangan dengan kemampuan yang
jauh di atas kemampuan mata manusia. Sensor tersebut digunakan untuk
inventarisasi dan pemetaan sumberdaya alam di permukaan bumi. Teknologi
penginderaan jauh tersebuut akan memberikan efisiensi pada banyak segi seperti
perolehan data yang cepat, akurat dengan biaya dan tenaga operasional yang jauh
lebih kecil di bandingkan dengan teknologi konvensional.
Pada pelatihan ini akan di perkenalkan mengenai teknologi penginderaan jauh
mutakhir sistem satelit untuk melakukan eksplorasi, pemetaan dan pengelolaan
sumberdaya alam. Pelatihan ini juga akan memberikan pengalaman kepada peserta
untuk melakukan pengolahan data penginderaan jauh satelit untuk perolehan
informasi penting di permukaan bumi. Secara umum pelatihan ini akan memberikan
wawasan dan kemampuan praktis pada setiap peserta untuk memahami dua hal di
bawah ini:
1.

Teknologi Penginderaan Jauh Satelit Sumberdaya Alam


Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar dan pemahaman mengenai
teknologi penginderaan jauh satelit sumberdaya alam untuk mengeksplorasi
sumberdaya alam di permukaan bumi yang selama ini digunakan. Konsep dan
informasi tersebut meliputi wahana satelit, sensor yang digunakan,
kemampuan dan aplikasi pemanfaatan.

110

2.

Teknologi Pengolahan Citra Penginderaan Jauh Satelit


Pada bagian ini akan ditekankan pada teknologi pengolahan citra satelit untuk
memperoleh informasi sumberdaya alam yang kita butuhkan. Teknologi
pengolahan citra tersebut meliputi penajaman citra, penyusunan citra composit,
koreksi geometri citra, dan klasifikasi digital.

Agar supaya informasi citra satelit dapat bermanfaat secara optimal sebelum
dilakukan analisis, perlu digunakan teknik pemrosesan citra. Proses pengolahan
citra secara digital dapat dikelompokan atas beberapa bagian sebagai berikut :
1. Pemulihan Citra (Image restoration).
Citra akan mengalami perubahan karena adanya distorsi radiometrik dan
geometrik, sehingga perlu dikorek terhadap keslahan tersebut..
2. Penajaman Citra (Image enhancement)
Sebelum melakukan analisis data citra, secara visual perlu dilakukan teknik
penajaman, sehingga kekontrasan obyek akan nampak. Langkah ini
dilakukan untuk membantu interpretasi secara visual agar dapat
meningkatkan jumlah informasi . Hal ini merupakan langkah awal pada
pemrosesan citra secara digital.
3. Klasifikasi citra (Image classification)
7.2.1. PENAJAMAN CITRA (ENHANCEMENT)
Penajaman citra dapat didefinisikan sebagai pemilihan penampakan suatu citra
sehingga informasi tersebut dapat lebih mudah diinterpretasikan untuk suatu tujuan
tertentu. Sebagai contoh seperti gambar 1. dibawah ini terlihat kabur karena adanya
hamburan (scaterring) dari cahaya matahari oleh atmosfer kedalam obyek
dilapangan terhadap sensor. Efek ini juga menurunkan kekontrasan citra, akibatnya
gambar 1., kenampakan penutupan lahannya sulit dibedakan.

111

Gambar 1. Citra SPOT karena adanya kenampakan hazy


Setelah dilakukan proses penajaman citra akan perbedaan kontras secara visual
dapat terlihat pada gambar 2.

Gambar 2. Citra SPOT hasil penajaman citra dengan


menggunakan linier streching
Dapat dikatakan bahwa suatu metode penajaman citra tidak dapat digunakan untuk
berbagai macam kepentingan atau suatu teknik penajaman hanya cocok untuk
interpretasi tertentu (sebagai contoh untuk penelitian terumbu karang berbeda
dengan penelitian tentang plankton). Namun demikian ada beberapa ketentuan
umum yang dapat dipertimbangkan dalam pemilihan panajaman citra, meskipun
apabila ditinjau kembali ke definisi di atas ada pembedaan yang sangat subyektif
sifatnya. Dalam hal ini kita bedakan beberapa teknik penajaman citra, antara lain :
1. Penajaman kontras
2. Pembuatan warna semu (pseudocolour)
3. Penapisan (filtering)

112

7.2.1 Penajamaman kontras


Sensor yang digunakan dalam sistem penginderaan jauh telah di desain
untuk dapat menangkap radiasi baik tingkat yang rendah maupun yang tinggi.
Ada beberapa cara untuk dapat melakukan peningkatan kekontrasan citra,
antara lain adalah :
a. Linear Contrast stretching
b. Histogram Equalization
c. Gaussian Strech
7.2.1.1 Linear Contrast strech
Secara sederhana teknik Linear Contrast Strech dapat dijelaskan sebagai
perenggangan dari nilai pixel yang dinyatakan dalam Digital Number (DN)
minimum sampai dengan maksimum dengan nilai 0 255.
Teknik linear contrast strech secara grafis dapat digambarkan dalam Look
Up Table (LUT)
7.2.1.2 Histogram Equalization
Histogram Equalization dengan menggunakan histogram citra sebagai dasar
untuk mentransformasikan nilai pixel dari DN minimum dan DN maksimum
menjadi skala penuh 0 255.
7.2.1.3 Gaussian Strech
Cara ini menggunakan konsep distribusi normal Gauss untuk
mentransformasikan skala nilai pixel DN minmum DN maksimum menjadi
skala penuh 0 255, dengan memperhatikan histogram citra.
7.2.2. Pembuatan warna semu (pseudocolour).
Pembuatan warna semu adalah penggabungan 3 saluran (red, green, blue)
dengan masing masing band. Untuk praktikum ini digunakan Band 5 (Red),
Band 4( Green) dan Band 2 (Blue). Masing band pada komposit warna
tersebut adalah untuk membedakan waran vegetasi atau obyek yang ada
pada kenampakan citra. Selain itu digunakan Band 3, 2, 1 untuk
membedakan jalan serta sungai. Sehingga dalam hal ini dilakukan 2 komposit
warna untuk tujuan yang berbeda :
1. Komposit warna Band 5, 4 dan 2 untuk klasifikasi citra
2. Komposit warna Band 3, 2 dan 1 untuk menentukan posisi Ground
Control Point pada persimpangan jalan.

113

Gambar 3. Citra False colour composite multispectral SPOT :


Red: XS3; Green: XS2; Blue: XS1

7.2.3. Filtering
Tujuan filtering ini adalah untuk mrnghilangkan pengaruh noise akibat ketidak
seimbangan detector, seperti yang sering dijumpai pada citra Landsat TM dan MSS.
Secara garis besar tujuan penapisan tersebut dapat dilakukan untuk ekstraksi
informasi yang dibentuk oleh radiasi frekwensi rendah (low-pass filter), yang akan
berakibat terbentuknya citra baru yang lebih halus, dan ekstraksi informasi yang
dibentuk oleh radiasi frekwensi tinggi (high-pass filter) yang menghasilkan citra yang
lebih tajam.
7.3 KOREKSI GEOMETRIS
Data mentah penginderaan jauh pada umumnya mempunyai kesalahan geometris.
Oleh sebab itu sebelum kita mengolah data tersebut kita harus melakukan koreksi.
Karakteristik geometrik harus benar-benar dipertimbangkan pada saat data citra
akan digunakan untuk :
1.

2.

Menurunkan informasi koordinat 2 Dimensi (x, y) dan 3 D (x, y, z). Diskripsi 2D


dapat diturunkan dari foto maupun citra tunggal. Untuk 3D dapat diturunkan
dari foto stereo maupun citra, Untuk mendapatkan informasi 3D dibutuhkan
proses orientasi.
Menggabungkan 2 data citra untuk tujuan analisis dan proses integrasi.
Sebagai contoh, : apabila kita maumelakukan analisis dengan menggunakan
data SPOT dan Landsat, kedua data tersebut harus mempunyai sistem
koordinat yang sama.
114

Menggabungkan data citra (raster) dengan data vektor untuk keperluan Sistim
Informasi Geografis (SIG) dengan cara overlay, kedua data tersebut harus
mempunyai koordinat yang sama.

3.

Tujuan dari koreksi geometris tersebut adalah melakukan koreksi citra terhadap peta
yang telah mempunyai koordinat yang benar. Sehingga diperlukan suatu Titik
Kontrol tanah (Ground Control Point(GCP)) dengan distribusi penyebaran titik harus
merata.
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan Titik Kontrol Tanah,
yaitu :
1.
2.

Titik tersebut harus jelas kenampakannya antara citra dan peta.


Titik harus terletak pada lokasi yang relatif stabil, tidak berubah (persimpangan
jalan, pojok bangunan, dsb). Diusahakan jangan pada sungai atau garis pantai
yang mempunyai perubahan tinggi.
Diusahakan distribusi titik harus merata dan mewakili cakupan citra

8.

Kesalahan geometris data penginderaan jauh dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :


7.3.1 Kesalahan sistematis
Kesalahan sistematis ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
a.
b.
c.
d.

Distorsi Panoramik (Panoramic Distortion)


Rotasi bumi (Earth Rotation)
Kecepatan Platform (Velocity Platform)
Relief Displacement

Kesalahan tersebut dapat dihilangkan dengan menurunkan formula-formula yang


dapat dihitung secara matematis. Dan hal ini biasanya telah dikoreksi sebelum data
tersebut digunakan oleh pemakai secara langsung.
7.3.2 Kesalahan non sistematis
Kesalahan ini disebabkan oleh attitude dan altitude, sehingga dapat merubah skala
citra. Untuk mengkoreksi citra tersebut dilakukan dengan cara melakukan
transformasi koordinat dengan menggunakan Titik kontrol tanah Control Point).

7.3

Klasifikasi dan Digitasi Citra

Klasifikasi data adalah suatu proses dimana semua pixel dari suatu citra yang
mempunyai penampakan spectral yang sama akan diidentifikasikan. Sebagai contoh
suatu citra Landsat TM dengan tujuh buah informasi band dapat diklasifikasi untuk
115

mengidentifikasi lingkupanhutan atau tata guna lahan. Kita mempunyai sejumlah


pilihan untuk membuat klasifikasi, kita dapat memilih jenis keluaran yang diinginkan
dan juga pengolahan data yang diinginkan. Dalam proses klasifikasi kita akan
membuat suatu data set klasifikasi atau suatu algoritma dari tiap-tiap baris yang
mempresentasikan suatu kelas.
Klasifikasi supervised dan unsupervised biasanya digunakan untuk mengklasifikasi
keseluruhan suatu dataset menjadi kelas-kelas. Kelas-kelas dapat mengidentifikasi
area perkebunan, mineral, urban. Suatu dataset klasifikasi biasanya diperlihatkan
dengan menggunakan suatu tampilan baris klasifikasi dalam algoritma. Tampilan
baris klasifikasi dapat menampilkan banyak kelas, dengan warna yang berbedabeda untuk masing-masing kelas.

7.3.1 Klasifikasi supervised (Klasifikasi Terawasi)


Kita menggunakan klasifikasi supervised apabila kita mempunyai pengetahuan yang
cukup dari dataset dan pada posisi atau area mana suatu suatu wilayah akan kita
jadikan object. Dalam hal ini memerlukan kelas-kelas yang menspesifikasikan
wilayah-wilayah yang diinginkan. Kiata dapat mandefinisikan suatu wilayah dengan
menggambarkan suatu wilayah latihan dengan menggunakan system anotasi dan
menyimpannya dalam dataset raster.
Untuk contoh kita dapat mendefinisikan wilayah wilayah untuk kelas air, vegetasi,
urban dengan menggambarkan poligon-poligon pada area dengan karakteristikkarakteristik spectral tertentu. Klasifikasi supervised kemudian akan mencari semua
pixel dengan karakteristik-karakteristik spectral yang sama, sesuai dengan yang
telah kita definisikan.
Prosedur:
- Buka file yang akan diklasifikasikan, buat komposit warnanya supaya
memudahkan dalam membedakan objek yang akan dikelaskan. Komposit yang
umum digunakan adalah RGB 542.
- Kemudian dari menubars pilih Edit kemudian pilih Edit/Create Regions.

- Akan muncul kotak New Map Composition.


116

- Kemudian klik OK
- Kemudian akan muncul kotak Tools. Pada kotak Algorithm akan muncul Region
Layer (Outline).

- Dari kotak Tools ini kemudian kita membuat polygon training area yang mewakili
objek-objek yang akan kita kelaskan Klik
polygon training area.

untuk memulai pengambilan

- Kursor akan berubah menjadi


, kemudian kita membuat polygon dengan
mengklik kiri untuk memulai polygon dan seterusnya lalu diakhiri dengan menklik
kiri dua kali, maka polygon akan menutup. Misalnya kelas pertama adalah Laut,
maka buat polygon pada daerah Laut.
- Kemudian klik

akan muncul kotak Map Composition Attribute.

- Ketikan nama kelasnya, misal: Laut, kemudian klik


- Setelah itu save region

ke dalam file.
117

- Akan muncul massage yang menandakan polygon tersebut telah tersimpan


dalam file.

- Lakukan proses yang sama untuk objek-objek yang lain. Setelah semua objek
terwakili melalui polygon training area, kemudian klik Close pada kotak Tools.
- Kemudian pada menubars pilih Process lalu pilih Calculate Statistic.

- Akan muncul kotak dialog baru.

- Klik
pada Dataset, kemudian pilih file yang tadi telah kita training area.
- Isikan nilai 1 pada Subsampling interval, kenudian pada kotak di samping Force
Recalculate Stat klik sehingga seperti contoh di atas. Kemudian klik OK.
- Pada menubars pilih Process kemudian pilih Classification, kemudian pilih
Supervised Classification.

118

- Klik
pada Input Dataset, pilih title yang telah di calculate statistics.
- Input Band pilih All.
- Output Dataset biasanya sudah memberi nama secara otomatis dengan
menambahkan akhiran _class pada nama file input. Kemudian klik OK.
- Untuk menampilkan hasil klasifikasi, klik
pilih Algorithm.

atau dari menubars klik View lalu

- Hasil klasifikasi ditampilkan dengan mengklik


, kemudian ubah Pseudo Layer
dengan mengklik kanan menjadi Class Display Layer.

- Kemudian Klick
GO.
- Akan muncul kotak image berwarna putih, karena kelas-kelas tersebut bellum
diberi warna.
- Untuk memberi warna, pada menubars pilih Edit kemudian pilih Edit
Class/Region Color and Name.

119

- Ganti warna dengan mengklik


sesuai dengan warna yang diinginkan.
Kemudian Save lalu Cancel untuk menutup kotak.
- Klik

Load kembali pada file yang sama pada kotak Algorithm.

- Kemudian klik

GO

7.3.2 Klasifikasi Unsupervised (Klasifikasi Tidak Terawasi)


Kita menggunakan klasifikasi unsupervised ketika kita mempunyai sedikit informasi
tentang dataset kita. Klasifikasi data unsupervised memulai mengklarifikasi dari
kelas-kelas atau wilayah-wilayah yang kita spesifikasikan atau dari jumlah nominal
kelas. Klasifikasi unsupervised secara sendiri akan mengatagorikan semua pixel
menjadi kelas-kelas dengan menampakan spectral atau karakteristik spectral yang
sama. Hasil klasifikasi dipengaruhi oleh parameter-parameter yang kita tentukan
dalam kotak dialog klasifikasi unsupervised. Klasifikasi unsupervised akan
menghitung secara statistik untuk membagi dataset menjadi kelas-kelas sesuai
dengan jumlah kelas yang kita inginkan.
Biasanya hasil-hasil klasifikasi unsupervised harus diinterpretasi dengan
menggunakan data yang sebenarnya dilapangan untuk menentukan kelas-kelas
yang mempresentasikan area atau wilayah sebenarnya di lapangan. Dari informasi
ini mungkin kita bisa memutuskan untuk mengkombinasi atau menghapus kelaskelas yang diinginkan. Kita perlu juga untuk memberi warna dan nama untuk
masaing-masing kelas.
Prosedur:
- Pada menubars pilih Process kemudian pilih Classification, kemudian pilih
ISOCLASS Unsupervised Classification.

120

- Klik
pada Input Dataset, pilih file yang akan diklasifikasikan.
- Input Band pilih Band All.
- Klik
pada Output Dataset, masukan nama file baru sebagai file hasil
klasifikasi unsupervised.
- Masukan nilai Maximum iterations, nilai tertinggi yang bisa di masukkan 9999,
disini diberikan nilai 15.
- Masukan nilai Maximum Number of Classes, nilai tertinggi yang bisa dimasukan
adalah 255, disini diberikan 20.
- Masukan nilai Maximum standard deviations, di sini diberikan 4.5.
- Klik OK.
- Hasil klasifikasi ditampilkan dengan mengklik
, kemudian ubah Pseudo layer
dengan mengklik kanan menjadi Class Display Layer.

- Kemudian klik
GO.
- Akan muncul image dengan warna greyscale (keabuan). Image atau gambar
tersebut belum dapat memberikan informasi tentang objek-objek yang ada.
Kemudian pada menubars pilih Edit kemudian pilih Edit Class/Region Color and
Name.

121

- Akan muncul kotak Edit Class/Region Details, dimana jumlah kelas akan sama
dengan Maximum Number of classes yang kita berikan atau kurang dari nilai
tersebut. Dalam contoh ini dari 30 menjadi 26 kelas.
- Kemudian ke 26 kelas ini harus kita gabung lagi menjadi jumlah kelas yang lebih
kecil lagi yang sesuai dengan yang kita inginkan. Misalkan dari 26 kelas ini akan
diperkecil menjadi 6 kelas (Laut, Mangrove, Tambak, Sawah, Lahan kosong dan
Pemukiman).
- Pada kotak Edit Class/Region Details klik
kotak Auto-generate colors.

, kemudian akan muncul

- Kotak ini membantu kita untuk memberikan warna pada kelas-kelas yang ada,
dengan memberikan warna yang menyerupai komposit warna, dalam contoh
diatas diberikan warna RGB 542. Kemudian klik

menjadi

Seperti contoh diatas. Klik


lalu klik Close.
- Warna image akan berubah dari greyscale menjadi warna yang menyerupai
komposit warna RGB 542.
- Save perubahan warna.
- Klik

Load kembali pada file yang sama pada kotak Algorithm kemudian klik

GO.
- Ubah unlabelled name menjadi nama kelas yang kita inginkan, kemudian
samakan warnanya, misalnya kelas 1 s/d 3 menjadi kelas laut, dan warnanya
dirubah menjadi biru.
- Untuk melihat perubahan warnanya dapat juga dengan cara mensave image
menjadi Algorithm. Dengan mengklik
- Kemudian klik
ditulis.

lalu simpan namanya. Klik OK.

untuk membuat algoritma. Pilih file algoritma yang baru saja

122

- Setiap selesai merubah warna pada kotak Edit Class/Region Details kemudian
di Save, lalu klik Apply pada kotak Open Algorithm maka perubahan warna akan
segera dapat dilihat pada image.
- Kemudian kita harus mengedit ke 26 kelas tersebut menjadi 6 kelas saja, yaitu
dengan menggunakan

Edit Formula.

- Kemudian kita harus membuat suatu logika dengan menggunakan t If Input


1..then .else .., setelah itu klik
, kemudian klik
GO. Maka
warna image akan berubah sesuai warna ke 26 kelas dari kelas 1 sampai kelas 6.
- Klik

Load kembali pada file yang sama pada kotak algorithm. Kemudian klik

GO.
- Kemudian pada menubars pilih File kemudian Save As Datasets untuk
menyimpan tampilan baru menjadi nama baru untuk klasifikasi 6 kelas.

7.4

Aplikasi

Seperti yang telah kita pelajari pada bagian sensor, bahwa tiap sensor didisain untuk
tujuan tertentu. Dan data penginderaan jauh yang akan dipergunakan harus
dipertimbangkan sesuai dengan kebutuhan aplikasinya.
7.4.1 PEMETAAN GEOLOGI DAN TANAH
Permukaan bumi sangat bervariasi dan kompleks dengan relief topografinya,
komposisi material tak teerkonsolidasi yang mendasari tiap bagian permukaannya
dan pelaku perubahan yang terjadi padanya. Setiap tipe batuan (gambar 1), retakan
atau efek lain gerakan internal, dan tiap bentuk erosi dan pengendapan merupakan
tanda bagi proses yang menghasilkannya. Seseorang yang akan memberikan dan
menerangkan material bumi dan strukturnya harus mengerti asas geomorfologi dan
dapat mengenali ekspresi permukaan beberapa variasi material dan struktur. Melalui
proses interpretasi foto udara serta pemetaan geologi dan tanah selalu
123

membutuhkan sejumlah besar penelitian lapangan, tetapi proses pemetaannya


dapat jauh dipermudah dengan mempergunakan interpretasi foto udara
7.4.1.1

PEMETAAN GEOLOGI

Pada umumnya peta geologi memberikan informasi tentang identifikasi bentuk


lahan, tipe batuan, dan struktur batuan (lipatan, patahan, retakan). Dalam hal ini
explorasi sumber daya mineral merupakan informasi yang penting dalam monitoring
sumberdaya alam.
Untuk kandungan mineral deposit permukaan bumi yang mudah dijangkau sudah
banyak ditemukan dan untuk deposit yang berada jauh dibawah permukaan bumi
susah dijangkau. Dengan metode geofisika, hal ini dimungkinkan melakukan
penetrasi kedalaman beberapa ratus meter dibawah permukaan, untuk menentukan
potensi deposit dan lokasi pengeboran kandungan deposit, tetapi hal ini
memerlukan waktu serta biaya yang besar. Dengan adanya interpretasi foto udara
atau citra satelit informasi tentang daerah potensial untuk explorasi mineral dapat
ditemukan.

Gambar 1. Gambaran struktur batuan

124

Gambar 2. Peta geologi


7.4.1.2

PEMETAAN TANAH

Peta tanah merupakan informasi suatu daerah, maka peta tersebut banyak
digunakan pada kegiatan seperti perencaan penggunaan lahan yang komprehensif.
Informasi kesesuaian tanah untuk monitoring penggunaan lahan sangat esensial
untuk melindungi kemerosotan lingkungan, sehingga tidak terjadi kesalahan
penggunaan lahan. Perencanaan sebagai alat yang efektif untuk kontrol
penggunaan lahan, sehingga inventarisasi sumberdaya alam harus dilakukan secara
teliti.
Survei tanah secara rinci merupakan hasil studi intensif dari peneliti. Dan
untuk mempermudah dan mempercepat suatu survey, batas unit tanah pada
umumya dibuat diatas foto udara aatupun citra. Pada awal pekerjaan, dilakukan
identifikasi tanah dilapangan, dan selanjutnya diinteprasikan dalam foto udara
maupun citra, dan selanjutnya dilakukan klasifikasi. Pengalaman ini diperlukan untuk
mengevaluasi hubungan antara tanah dan vegetasi, material bahan induk geologi,
bentuk lahan, dan posisi bentang darat. Selanjutnya dari hasil survey tersebut dapat
dipakai sebagai dasar untuk membuat peta tanah
7.4.2 PEMETAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN PENUTUPAN LAHAN
Pemetaan penggunaan lahan dan penutup lahan penting untuk kegiatan
perencanaan, analisis dan monitoring yang berhubungan dengan permukaan tanah.
Pemetaan penggunaan lahan telah dilakukan sejak 1940-an. Pada saat sekarang,
foto udara skala kecil dan citra satelit telah digunakan untuk pemetaan penggunaan
penutupan lahan pada wilayah yang luas.
Penutupan lahan (land cover) (gambar 3) dikaitkan dengan jenis kenampakan yang
ada dipermukaan bumi, sebagai contoh : wilayah hutan, kenampakan batuan, dsb.

125

Penggunaan lahan (land use) berkaiatan dengan kegiatan tata guna lahan, sebagai
contoh peruntukan pemukiman, sawah dsb.

Gambar 3. Citra penutupan lahan (land cover)


Untuk melakukan monitoring perkembangan penggunaan lahan suatu wilayah perlu
adanya pemetaan penutupan lahan dengan menggunakan hasil klasifikasi citra yang
dapat dilakukan secara periodik. Disamping itu dapat dilakukan analisis untuk
pembuatan peta penggunaan lahan dengan membuat overlay dari beberapa peta
hasil klasifikasi citra(geologi, tanah, penutup lahan, jenis tanaman, dsb)
7.4.2.1

APLIKASI UNTUK PERTANIAN

Pertanian memainkan peranan penting dalam ekonomi negara berkembang maupun


negara maju. Dimana pertanian mewakili substansi industri perdagangan untuk
kekuatan ekonomi negara, yang memainkan peranan penting dalam hampir setiap
negara. Hasil produksi pangan merupakan cara penilaian efektif yang menjadi
tujuan dari setiap petani, manager maupun badan tingkat regional. Petani
membutuhkan informasi yang efisien dan termasuk pengetahuan dan informasi
tentang produksi dan menentukan lokasi serta strategi penanaman. Dengan
penginderaan jauh seperti yang terlihat pada gambar 4, kita dapat membantu untuk
memberikan informasi tentang kesehatan tanaman, kegagalan panen,
pengembangan investasi atau potensi hasil serta menetukan kondisi tanah di daerah
tersebut.
Dengan citra satelit maupun foto udara, kita dapat menggunakannya sebagai peta
untuk menguji kesehatan dan kelangsungan hidup tanaman, dan memonitor lahan
pertanian.

126

Gambar 4. Citra lahan daerah pertanian


Aplikasi penginderaan jauh untuk pertanian secara umum sudah banyak digunakan,
sebagai contoh aplikasi yang diterapkan :
1. Monitoring pertumbuhan tanaman dengan melihat adanya perubahan
karakterristik tanaman selama musim pertumbuhan.
2. Inventarisasi jenis tanaman dengan cara melakukan klasifikasi tanaman
dapat di kenali melalui pola spektral dan tekstur. Seperti yang terlihat
pada gambar 5, dengan menggunakan multiple sensor (SAR dan sensor
optik), kita dapat membedakan jenis tanaman.

Gambar 5.
tanaman

Kombinasi band (SAR dan Optical sensor) untuk pemetaan jenis

127

Gambar 6. Citra satelit komposit warna natural pada lahan tanaman


3. Monitoring hama dan penyakit tanaman, dan penilaian kondisi tanaman.
Pada gambar 6, ditunjukkan bahwa nilai spektral yang berwarna hijau
cerah merupakan tanaman irigasi dan yang berwarna hijau tua merupakan
tanaman di lahan non irigasi.
4. Penaksiran hasil produksi pangan dengan cara melakukan pengamatan
pada tiap periode tertentu yang sesuai dengan umur tanaman.
5. Prediksi cuaca seperti terjadinya El Nino dan La Nina, yang berkaitan
dengan pertumbuhan, kegagalan dan hasil produksi tanaman yang dapat
dilakukan dengan menggunakan satelit cuaca NOAA.
6. Pengkajian terhadap erosi, irigasi mapun batas-batas pertanian yang
berkaitan dengan pajak serta survey untuk daerah ternak pertanian yang
berkaitan dengan sumber makanan ternak.
7.4.2.2

APLIKASI UNTUK KEHUTANAN

Hutan merupakan sumberdaya alam berharga yang memberikan sumber makanan,


perlindungan habitat hewan liar, minyak bumi. Hutan memainkan peranan penting
dalam keseimbangan CO2 di bumi. Hutan tropis merupakan tempat tinggal bagi
keanekaragaman
spesies yang lebih mampu beradaptasi dengan kondisi
perubahan lingkungan dibandingkan dengan hutan monokultur. Keanekaragaman ini
juga dapat memberikan keanekaragaman spesies hewan serta merupakan sumber
bahan obat-obatan yang penting. Issue penting yang perlu diperhatikan dalam
pengelolaan hutan adalah :
1. Disebabkan oleh alam (kebakaran hutan, badai, dsb)
2. Aktivitas manusia (gambar 7) yang berkaitan dengan tebang habis,
konversi lahan, kebakaran hutan.
3. Monitoring kesehatan dan pertumbuhan berkaitan dengan efektifitas
konversi lahan dan eksploitasi secara komersiil.

128

B
Gambar 7. Perbandingan antara foto udara (B) dengan citra SAR (A) pada daerah
hutan
akibat dari penebangan hutan sepanjang jalan

Gambar 8. Kenampakan hutan tebang habis pada citra dengan sensor optik

Gambar 9. Kenampakan hutan tebang habis pada citra dengan sensor radar
Dalam kaitannya dengan aplikasi kehutanan, penginderaan jauh merupakan alat
untuk melakukan monitoring serta analisis. Aplikasi penginderaan jauh yang dapat
diterapkan antara lain :

129

1. Pengelolaan hutan untuk kayu, pakan ternak, air, marga satwa, dan
wisata.
2. Monitoring pengelolaan hutan tanaman industri dan konversi lahan, seperti
terlihat pada gambar 8 dan gambar 9. Dari citra tersebut dapat dihitung
luas hutan tebang habis dan luas potensi hutan.

Gambar 10. Lokasi titik api di wilayah kebakaran hutan


3. Monitoring kebakaran hutan serta memprediksi cuaca, menentukan titik
api serta memprediksi arah angin. Pada gambar 10, daerah A adalah
daerah yang masih terbakar dan terlihat gelap, untuk mengatasinya kita
dapat memperhitungkan jarak lokasi kebakaran dengan danau yang ada
disekitar lokasi.
4. Identifikasi spesies pohon dengan proses eliminasi dengan cara
melakukan klasifikasi jenis serta umur pohon. serta penafsiran penyakit
dan penyerangan hama.
5. Menentukan daerah konservasi, dimana dapat ditentukan daerah hutan
lindung dan hutan produksi, dengan cara membuat suatu analisa dari peta
kelerengan, peta penutup lahan, dsb.
7.4.2.3.

APLIKASI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN (LAND USE)

Perubahan penggunaan lahan dari pedesaan menjadi perkotaan perlu dimonitor


untuk mengestimasi jumlah penduduk, memprediksi serta merencanakan arah
perkembangannya.
Analisa pertanian dan wilayah perkotaan untuk tata guna lahan merupakan hal yang
penting untuk meyakinkan bahwa perkembangan kota tidak melanggar batas batasbatas lahan pertanian, demikian meyakinkan bahwa lahan tersebut cocok untuk
daerah pertanian dan tidak akan berkurang akibat dari berbatasan dengan
infrastruktur.
130

Dengan menggunakan data multi temporal kita dapat melakukan monitoring


terhadap perkembangan dan perubahan tata guna lahan di wilayah perkotaan.
Pada gambar dibawah ini (gambar 11) menunjukkan perubahan tata guna lahan
pada perkotaan yang diambil dari citra tahun 1973 (hijau) dan 1985 (merah muda).
Dari perubahan tersebut kita dapat merencanakan adanya penambahan fasilitas
berupa penambahan atau peleberan jalan ke arah daerah pengembangan, dan
sebagainya.

Gambar 11. Citra perubahan lahan di wilayah perkotaan

131

Daftar Pustaka

Anonim, 2009. http://www.gps.gov/systems/gps/index.html


BAKOSURTANAL, http://ft.uns.ac.id/www.bakosurtanal.go.id
Departemen PU (eks), http://www.pu.go.id/
Direktorat Geologi Bandung, http://www.grdc.dpe.go.id/
ER Mapper 5.5, 1997. Level One Training Workbook. (Change Detection: page
333-346).
ESRI - GIS Vendor, http://www.esri.com/
Goodchild, M. F., Parks, B.O., Steyaert, L., 1993. Remote Sensing Digital Image
Analysis; an Introduction. Oxford University Press. New York. p146..
Lillesand and Kiefer, Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh,
Gadjah mada University Press, Yogyakarta, 1998
Lillesand and Kiefer, Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh,
Gadjah mada University Press, Yogyakarta, 1998
Lillesand Kieffer. 1997. Remote Sensing and Image Interpretation. John Wiley &
Sons Inc.
Lillesand, T.M., and R.W. Kiefer. 1994. Remote Sensing and Image Interpretation.
John Wiley and Sons, New York.
Lucas L. F. Jessen & Wim H. Bakker. 2000. Principles of Remote Sensing. ITC
Educational Textbook Series. The International Institute for
AerospaceSurvey and Earth Sciences (ITC), Enschede The Netherlands.
Lucas L. F. Jessen & Wim H. Bakker. 2000. Principles of Remote Sensing. ITC
Educational Textbook Series. The International Institute for
AerospaceSurvey and Earth Sciences (ITC), Enschede The Netherlands.
Murai, S. 1994. Remote sensing Note. Japan Association on Remote Sensing
(JARS). Japan.
Parkinson, B.W. (1996), Global Positioning System: Theory and Applications, chap.
1: Introduction and Heritage of NAVSTAR, the Global Positioning System.
pp. 3-28, American Institute of Aeronautics and Astronautics, Washington,
D.C.
132

Purworhardjo, U.U., (1986), Ilmu Ukur Tanah Seri C - Pengukuran Topografi,


Jurusan Teknik Geodesi ITB, Bandung, Bab 1.
Rudisony,2009. http://rudisony.wordpress.com/2009/07/22/gps-global-positioningsystem/, Navigasi net
Sosrodarsono, S. dan Takasaki, M. (Editor), (1983), Pengukuran Topografi dan
Teknik Pemetaan, PT Pradnya Paramita, Jakarta, Bab 1 dan 7.

Wim H. Bakker, Lucas L. F. Jessen . 2000. Principles of Remote Sensing. The


International Institute for AerospaceSurvey and Earth Sciences (ITC).

133

Anda mungkin juga menyukai