Anda di halaman 1dari 4

MACAM-MACAM VALIDITAS

A.Validitas Konstruk
Validitas konstruk adalah suatu kerangka dalam konsep, misalnya peneliti akan
mengukur konsep ’relegiusitas’. Konsep relegiustas, perlu dijabarkan pada kerangka
konsep yang bisa dijabarkan di dalam tolak ukur operasional. Terdapat 3 cara yang
dapat digunakan untuk mencapai kerangka konsep dalam sebuah penelitian yaitu:

 Mencari definisi-definisi konsep yang sudah dikemukakan oleh para ahli yang
ditulis dalam literatur. Jika definisi tersebut telah terkandung kerangka konsep
(terdapat tolak ukur), mmaka peneliti dapat langsung memakainya, tetapi jika tidak
ada maka perlu dioperasionalkan sampai menemukan tolak ukur yang jelas.
 Jika di dalam literatur sekiranya tidak bisa diperoleh definisi konsep yang mau
diukur, maka peneliti harus mendefinisikan konsep tersebut, bisa dengan cara
berdiskusi dengan para ahli yang berkompeten dibidang tersebut.
 Menyamakan definisi yang mau diukur kepada calon responden ataupun orang
yang mempunyai karakteristik yang sama dengan responden.

Misalkan untuk mengukur relegiusitas, bisa memakai pendapat dari Glock dan Stark
(1963), yang telah menyatkan kalau untuk mengetahui tingkat relegiusitas individu
bisa menggunakan kerangka sebagai berikut ini: 

1. Ritual involvement (Keterlibatan ritual) adalah samapai sejauh mana orang


mengerjakan kewajiban ritual dalam agamanya (misal sholat, zakat puasa)
2. Ideological involvement (Keterlibatan ideologi) adalah tingkatan sampai
sejauh manakah orang yang menerima hal-hal yang sifatnya dogmatis dalam
agamanya (misalkan: apakah dia percaya pada hari kiamat, percaya pada malaikat).
3. Intelectual involvement (Keterlibatan Intelektual) adalah sesuatu yang
menggambarkan sampai sejauh mana orang mengakui ajaran agamanya. Sampai
sejauh mana aktivitas yang dia lakukan dalam menambah pengetahuan tentang agama
yang dianutnya. (Contoh: membaca buku agama, ikut pengajian).
4. Experiental involvement (Keterlibatan pengamatan) adalah sesuatu yang
menunjukan apakah seseorang pernah mengalami pengalaman spektakuler yang
sesuatu tersebut adalah sebuah keajaiban dari Tuhan (contohnya: merasa kalau
do’anya terkabulkan).
5. Consequential involvement (Keterlibatan secara konsekuen) adalah tingkatan
sampai sejauh mana perilaku seseorang konsekuen dengan ajaran agamanya.
(contohnya: mencuri, berzina).

Terdapat beberapa sifat yang tidak langsung terlihat perwujudannya dalam kelakuan
manusia, misalnya seperti kepribadian seseorang. Kepribadian ini terdiri dari
beberapa komponen dengan melalui tes kepribadian ini kita ingin mengetahui aspek
manakah yang sebenarnya diukur.
Melalui teknik statistik yang sering sebut dengan analisa faktor bisa diselidiki berbagi
komponen kepribadian tersebut, Tes yang demikian itu dikatakan memiliki validitas
konstruk.

B. Validitas Isi
Validitas isi adalah suatu alat ukur yang ditetapkan oleh sampai sejauh mana isi alat
tersebut dapat mewakili sebagai aspek kerangka konsep.  Contohnya seorang peneliti
mau meneliti sampai mana tingkat relegiusitas suatu masyarakat, maka semua aspek
relegiusitas perlu dimasukan dalam kerangka konsep yang dirancang dalam teknik
dan instrumen pengumpulan data. Aspek relegiusitas tersebut terdiri dari: Keterlibatan
ritual, Keterlibatan ideologi,  Keterlibatan intelektual, Keterlibatan pengalaman,
Keterlibatan secara konsekuen.

Misalnya seperti menguji kemampuan mengenai bahasa Inggris, maka yang harus
dites adalah vocabulary, reading, structure, grammar, writing, listening, bahkan perlu
dilakukan tes pronouncation dan conversation

Jadi, validitas isi dihasilkan dengan melaluisamling yang baik yakni memilih item-
item yang representative dari keseluruhan bahan yang berkenaan dengan hal yang
akan di selidiki. Adapun kesulitan yang sering dihadapi berkenaan dengan validitas isi
ini adalah pilihan item yang digunakan biasanya bersifat subjektif atau berdasarkan
logika dari yang meneliti. maka dari itu harus ada kesesuaian mengenai keseluruhan
bahan dengan pilihan-pilihan item yang representatif.

C. Validitas Eksternal
Validitas eksternal adalah validitas yang berhubungan dengan hasil yang diraih dari
instrumen yang digunakan sesuai data ataupun informasi ain tentang variabel
penelitian yang diteliti. Sebagai contoh: peneliti mau menggetahui validitas tes IPS.
Cara yang dilakukan yaitu melakukan tes terhadap siswa (sebagai subjek uji coba).
Hasil yang didapat akan dikorelasikan dengan nilai IPS siswa-siswa tersebut,
misalkan dari nilai raport, sebagai kriterium atau tolak ukur.

D. Validitas Prediktif
Validitas prediktif adalah alat pengukur yang dibuat peneliti dimaksudkan untuk
memperkirakan apa yang mau terjaddi di waktu mendatang. Contohnya tes seleksi
masuk perguruan tinggi untuk siswa yang lulus diperkirakan mampu mengikuti
matakuliah di perguruan tinggi tersebut dengan sukses.
Validitas Prediktif merupakan kesesuaian antara ramalan mengenai perilaku
seseorang terhadap perilaku yang nyata.
diharapkan suatu tes mempunyai nilai prediktif yang tinggi maksudnya bahwa apa
yang diprerkirakan oleh tes mengenai perilaku seseorang dapat terbukti dilakukan
oleh orang tersebut.

Adapun alatpengukur yang dibuat peneliti dimaksudkan untuk


memprediksi/meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang.

A.Kesimpulan

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau


kesahihan suatu instrumen. Prinsif validitas adalah pengukuran atau
pengamatan yang berarti prinsif keandalan instrumen dalam mengumpulkan
data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi
validitas lebih menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan.

 Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi
(content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan
instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian.Untuk menguji validitas
setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan
dengan skor totalnya. Skor tiap butir soal dinyatakan skor X dan skor total dinyatakan
sebagai skor Y, dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir soal, dapat diketahui
butir-butir soal manakah yang memenuhi syarat dilihat dari indeks validitasnya.

B.Saran

Demikianlah makalah ini kami buat, semoga apa yang telah disajikan akan
memberikan ilmu dan informasi. Selanjutnya demi kesempurnaan makalah ini kami
memohon saran dan kritik guna memperbaiki dikemudian hari.

 
Dapus

Arikunto, S. (1997). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Sukardi. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

http://violetatniyamani.blogspot.com/2007/09/teori-validitas.html

Anda mungkin juga menyukai