Anda di halaman 1dari 6

ANALISA SOSIAL

Disampaikan Pada Latihan Dasar Kepemimpinan

GMKI Cabang Medan Komisariat Fakultas Teknik Unimed


Medan, 17 April 2021

Oleh: Ranto Sibarani, S.H.

1. Pengantar

Analisa sosial dari yang dilakukan oleh mahasiswa saat ini sangat diperlukan untuk
menganalisa dan menjawab persoalan masyarakat diluar solusi yang ditawarkan
oleh lembaga-lembaga profit. Apa yang dimaksud dengan solusi diluar yang
ditawarkan lembaga profit? Misalnya begini, jika disuatu daerah ada kemiskinan,
untuk mengentaskan kemiskinan tersebut kemudian ditawarkan adanya pinjaman
yang harus dibayarkan dalam jangka waktu tertentu dan dengan bunga pinjaman
tertentu pula, sipemberi pinjaman akan beruntung, namun rakyat yang meminjam
belum tentu beruntung, itu yang disebut dengan solusi daripada lembaga profit.

Mengapa rakyat belum tentu beruntung atas solusi yang ditawarkan oleh lembaga
profit tersebut? Karena solusi yang ditawarkan berdasarkan analisa yang dilakukan
oleh lembaga profit tadi, yang tentu saja solusinya mengutamakan profit kepada
pemberi solusi daripada kepada masyarakat. Hal tersebut bisa saja terjadi karena
rakyat tidak dibekali dengan keterampilan untuk memproduksi sesuatu, sehingga
uang pinjaman tersebut hanya digunakan untuk kepentingan konsumtif. Untuk
menemukan solusi lain yang menguatkan posisi rakyat, maka diperlukanlah suatu
analisa sosial.

Holland-Henriot, mendefinisikan analisis social sebagai …..”usaha memperoleh


gambaran yang lebih lengkap tentang sebuah situasi social dengan menggali
hubungan-hubungan histories dan strukturalnya”

Analisis Sosial adalah sebuah upaya untuk mendapatkan gambaran yang lebih
lengkap tentang; (a) Situasi Sosial, (b) Hubungan Struktural, (c) Kultural dan (d)
Historis, sehingga memungkinkan menangkap dan memahami realitas yang
dihadapi. Analisa sosial dimaksudkan untuk mengetahui apa yang menjadi masalah
sosial dan memberikan informasi berguna untuk merumuskan solusinya.

2. Masalah sosial

Masalah sosial merupakan suatu kondisi yang terlahir dari sebuah keadaan
masyarakat yang tidak ideal. Artinya, selama dalam suatu masyarakat masih
dijumpai adanya kebutuhan masyarakat yang tidak terpenuhi secara merata, maka
masalah sosial akan selalu ada. Dalam kehidupan masyarakat yang heterogen

1
seperti di Indonesia, tentu akan banyak sekali dijumpai permasalahan sosial.
Misalnya harapan petani adalah tersedianya lahan dan terjaminnya harga hasil
panen, namun kenyataannya malah sebaliknya.

3. Definisi Masalah Sosial

Soerjono Soekanto mendefinisikan masalah sosial sebagai suatu ketidaksesuaian


antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan
kelompok sosial. Unsur-unsur yang ada di masyarakat dapat menimbulkan
gangguan terhadap hubungan sosial jika mengalami suatu gesekan atau bentrokan.
Akibatnya, kehidupan suatu masyarakat atau kelompok akan goyah.

Masalah sosial ini muncul seiring dengan terjadinya perbedaan yang signifikan
antara nilai dalam masyarakat dengan realita atau kenyataan yang terjadi di
lapangan. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh masyarakat
sendiri, biasanya oleh lembaga yang memang memiliki kewenangan khusus, seperti
tokoh masyarakat, musyawarah masyarakat, organisasi sosial, atau pemerintah.

4. Jenis-jenis Masalah Sosial

Masalah sosial yang ditemui di masyarakat biasanya sangat beragam. Namun, dari
keberagaman itu sebenarnya masalah sosial ini dapat dikategorikan ke dalam 2
faktor penyebab utamanya, yakni sebagai berikut.

Faktor Internal yang berasal dari manusia itu sendiri, misalnya sistem
Negara/Kebijakan yang tidak berpihak kepada masyarakat yang menghadapi
masalah sosial. Biasanya akan menyebabkan masalah kesenjangan ekonomi,
pengangguran, tawuran dan lainnya.

Faktor Eksternal yang berasal dari alam yang tidak berpihak kepada masyarakat,
misalnya, badai, kekeringan dan krisis pangan dll.

Analisa sosial ini kemudian bisa dilakukan dalam skala desa, atau ormas. Bisa
dilakukan untuk menganalisa masalah pengangguran, narkoba, tawuran, dll. Bisa
untuk menganalisa lembaga sosial seperti sekolah, proyek pembangunan, dll.
Temasuk melakukan analisa untuk kebijakan publik misalnya kebijakan BBM,
dampak UU, dll.

2
5. Mengapa analisis sosial ?

Apa sebetulnya yang dijanjikan oleh proses analisis sosial, sehingga membuat
proses ini mempunyai nilai penting ?
a. Pertama, berguna untuk mengidentifikasi dan memahami persoalan-
persoalan yang berkembang  (ada) secara lebih mendalam dan seksama
(teliti); berguna untuk membedakan mana akar masalah (persoalan
mendasar) dan mana yang bukan, atau mana yang bukan, atau mana yang
merupakan masalah turunan atau masalah ikutan.
b. Kedua, akan dapat dipakai  untuk mengetahui potensi  yang ada (kekuatan
dan kelemahan) yang hidup dalam masyarakat. Jadi dalam proses analisis,
kita tidak melulu berkutat dalam “masalah”, melainkan diarahkan untuk bisa
memecahkan masalah dan dengan demikian akan diperiksa pula
kemungkinan dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
c. Ketiga, dapat mengetahui dengan lebih baik (akurat) mana kelompok
masyarakat yang paling dirugikan (termasuk menjawab mengapa
demikian), dan
d. Keempat, dari hasil-hasil tersebut, dapat diramalkan apa yang akan terjadi,
sehingga dengan demikian dapat pula diperkirakan apa yang harus
dilakukan.

Alasan ini, tentu saja hanya sebagian dari alasan yang bisa dijumpai oleh para
pelaku analisis sosial. Alasan lain sudah tentu bisa dicari, sesuai dengan situasi
setempat dan masalah yang dihadapi. Mempunyai alasan yang kuat, pada
umumnya akan membangun motivasi kerja yang lebih kuat dan seksama.

6. Tempat analisis sosial ?

Kalangan akademis pada umumnya menghasilkan karya-karya yang “bagus” dan


“bermutu” melalui kegiatan keilmuannya? Untuk apa kesemua ini? naskah-naskah
itu biasanya tergeletak begitu saja di rak-rak kampus, menjadi bahan referensi atau
menjadi teman kutu buku. Memang ada pula yang digunakan  untuk keperluan
kemasyarakatan, terutama oleh pemerintah dalam mengambil kebijakan. Hubungan
antara kampus dengan negara, menjadikan kampus pada dasarnya lebih dekat
dengan negara, ketimbang dengan masyarakat meski hal ini tidak selalu demikian.
Krisis panjang hasil dari kekuasaan orde baru dapat dapat dikatakan mendapat
sumbangan pula dari kalangan akademisi, intelektual, yang tidak berpihak pada
massa rakyat. tetapi sebaliknya berpihak pada penguasa.

Berbeda dengan  analisis sosial yang hendak dikembangkan disini. Analisis sosial


bukan sejenis pekerjaan iseng tanpa dasar. Kegiatan ini dengan jelas didedikasikan
dan diorientasikan untuk sesuatu keperluan untuk perubahan. Ada watak mengubah
yang dihidupkan dalam proses analisis sosial ini. Karena itu analisis yang dilakukan,
selalu bersifat kritis. Kritis bukan asal tidak setuju, melainkan cara melihat
masalah  dengan seksama, mempertanyakan setiap segi masalah dengan teliti.
Justru karena itu pula, menjadi sangat jelas bahwa analisis sosial merupakan salah
satu titik simpul dari proses perubahan panjang mendorong perubahan. Analisis
sosial akan menghasilkan semacam “peta” denah, yang memberikan arahan dan
dasar, bagi usaha-usaha perubahan.

3
7. Apakah hasil kesimpulan dari analisis bersifat final ?

Tentu saja tidak. Hasil analisis dapat dikatakan hanya merupakan kebenaran
tentative, bersifat sementara, yang bisa merubah sesuatu dengan fakta atau data
temuan-temuan yang baru. Dengan demikian, analisis ini bersifat dinamis, terus
bergerak, memperbaharui diri, dikaji ulang dan terus diperkuat dengan fakta-fakta
pendukung. Hasil analisis bukan suatu dogma, atau sejenis kebenaran tunggal.
Ketentuan ini mengharuskan pelaku analisis sosial tidak bersifat kaku atau
berpikiran sempit, melainkan menjadi pihak yang haus akan kebenaran, terus
mencari, menggali dan menemukan kebenaran yang sesungguhnya.Karena itu pula
pelaku analisis sosial tidak boleh cepat puas dengan hasil temuannya. Dan
sebaliknya terus mengembangkan sikap kritis.

8. Siapa pelaku analisis sosial ?


Bicara tentang analisis sosial pada umumnya selalu dikaitkan dengan dunia
akademik, kaum cendikiawan, kaum intelektual, ilmuan atau kalangan terpelajar
lainnya. Ada kesan yang sangat kuat bahwa analisis sosial hanya milik mereka.
Masyarakat awam tidak punya hak untuk melakukannya. Bahkan kalau melakukan,
maka disediakan mekanisme sedemikian rupa, sehingga hasil analisis awam
dimentahkan. Entah dinyatakan tidak ilmiah, ngawur, salah atau apapun?
Pemahaman yang demikian bukan saja keliru, melainkan mengandung maksud-
maksud tertentu yang tidak sehat dan penuh dengan kepentingan. Pengembangan
analisis sosial disini, justru ingin membuka sekat atau pintu itu, dan memberikannya
kesempatan kepada siapapun untuk melakukannya. Malahan mereka yang paling
dekat dengan suatu kejadian, tentu akan merupakan pihak yang paling kaya dengan
data dan informasi. Justru analisis yang dilakukan oleh mereka yang dekat dan
terlibat akan lebih berpeluang  mendekati kebenaran. Tanpa memberikan
kemampuan yang cukup kepada masyarakat luas untuk melakukan analisis
terhadap apa yang menjadi dilingkungan mereka atau apa yang mereka alami, maka
mereka menjadi sangat mudah “dimanipulasi”, “dibuat bergantung” dan pada
gilirannya tidak bisa mengambil sikap yang tepat.

9. Langkah-langkah analisa sosial

4
a. Menyusun pohon masalah.
b. Tentukan masalah utama.
c. Tentukan apa dampaknya.
d. Rumuskan apa yang harus dilakukan untuk pemecahan masalahnya.

Analisis masalah untuk mengetahui akar masalah dapat dilakukan dengan


menggambar pohon masalah. Tentukan masalah utama, setelah itu cari apa
penyebabnya dengan pertanyaan ‘mengapa’?. Ini merupakan penyebab. Misalnya,
Minimnya pendapatan masyarakat, Mengapa? Karena tidak ada yang dijual.
Mengapa tidak ada yang dijual? Karena tidak ada lahan pertanian, Mengapa tidak
ada lahan pertanian? Karena dst, ....dst.

Kemudian berdasarkan masalah utama tadi tentukan dampaknya dengan


pertanyaan ‘apa dampaknya’?.

Misalnya masalah utama adalah minimnya pendapatan. Apa dampaknya? Tidak ada
uang untuk bayar uang sekolah, apa dampaknya tidak bayar uang sekolah? Anak-
anak tidak bisa sekolah, apa dampaknya tidak sekolah? Bodoh, apa dampaknya
bodoh, dst, ....dst. sampai tidak adalagi dampaknya.

5
Setelah pertanyaan dan jawaban tadi disusun, periksa apakah sudah tersusun
sesuai dengan logika dan urutan masalahnya.

Untuk memecahkan masalah tersebut, ubahlah kalimat negatif yang dirumuskan


menjadi kalimat positif. Misalnya, minimnya pendapatan, menjadi pendapatan yang
memadai. Untuk mendapatkan kondisi pendapatan memadai, maka rumuskanlah
kegiatan yang mempositifkan segala penyebabnya tadi.

10. Pisau analisa sosial

Dalam melakukan analisa sosial, yang menjadi pisau analisanya adalah pedoman
hidup orang yang melakukan analisa sosial. Pedoman hidup dalam hal ini adalah
keyakinan filsafatnya. Apakah dia menyakini filsafat materialis atau idealis.

Kaum materialis menganggap masalah sosial tidak terjadi jika tidak ada yang
mempengaruhinya. Dengan kata lain, segala sesuatu memiliki saling hubungan,
masalah sosial yang satu akan menyebabkan masalah sosial lainnya.

Kaum idealis menganggap masalah sosial adalah suatu hal yang memang sudah
harus ditanggung dan diderita oleh setiap manusia berdasarkan kelasnya atau
berdasarkan nasibnya. Singkatnya, dalam melakukan analisa sosial ini, kita harus
menentukan bahwa kita pada posisi membela masyarakat yang menderita
ketidakadilan sosial, bukan membela penindasnya.

Praktekkan Analisa Sosial berikut:

Tentukan desa, kelompok, atau dampak yang akan dilakukan sebagai objek analisa
sosial, setelah itu, pergilah kesana, lakukan observasi, wawancara atau apa saja
yang diperlukan, cobalah lakukan analisa sosial, kemudian jawablah pertanyaan
berikut berdasarkan analisa sosial yang telah dilakukan:

1. Apakah tradisi yang paling penting ditempat analisa sosial dilakukan?


Jelaskan.
2. Apakah yang menjadi masalah utama yang ditemukan? Dan apa solusi
yang ditawarkan?
3. Menurut anda, siapakah yang paling menentukan perubahan atas
masalah utama tersebut? Jelaskan.
4. Apakah yang akan terjadi 10 tahun ke depan jika segalanya tetap
berlangsung seperti sekarang di area tersebut? Jelaskan.

Dirangkum dari berbagai sumber.

Anda mungkin juga menyukai