Anda di halaman 1dari 18

BAB V

SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL

Makalah
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Persamaan Diferensial yang
diampu oleh Bapak Arezqi Tunggal Asmana, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh kelompok 5:


1. Nur Khofifah : 18031021
2. Budi Teguh Prayogi : 18031012
3. Alif Rohman : 18031028

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN
LAMONGAN
2021
DAFTAR ISI
BAB V
SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL

5.1 Definisi Dasar


Persamaan diferensial orde dua dapat dikonversikan ke sistem persamaan
diferensial orde satu dengan cara memperkenalkan variabel baru untuk
menggantikan derivatif pertama. Sebagai contoh, pandanglah persamaan

y ' ' + k sin y =0 (5.1)

Persamaan (5.1) adalah persamaan homogen orde dua. Sekarang kita


definisikan variabel baru x= y ' ( x' = y '' ) untuk memperoleh sistem persamaan
diferensial berikut (dengan mensubstitusikannya ke persamaan (5.1))

y ' =x (5.2)
x ' =−k sin y . (5.3)

Kita catat bahwa persamaan pertama dari sistem (5.3) adalah definisi variabel
baru dan persamaan kedua diperoleh dari persamaan (5.1). Persamaan (5.1)
dan persamaan (5.3) ekuivalen dalam pengertian bahwa solusi yang diberikan
oleh persamaan (5.1) juga solusi persamaan (5.3) dan juga sebaliknya.
Bentuk standar sistem persamaan diferensial orde satu dari dua
persamaan diferensial diberikan oleh
x ' =f ( t , x , y ) (5.4)
'
y =g ( t , x . y ) (5.5)

di mana x dan y adalah variabel terikat dan t variabel bebas (dalam aplikasi t
biasa merepresentasikan waktu). Solusi dari sistem persamaan diferensial ini
adalah pasangan fungsi diferensiabel kontinu ( x ( t ) , y ( t ) ) di mana jika kita
substitusikan pasangan fungsi ini ke persamaan (5.4)-(5.5) akan diperoleh
identitas. Solusi sistem persamaan diferensial ini didefinisikan sebagai berikut
Definisi 5.1.1: Pasangan fungsi ( u ( t ) , v ( t ) ) dikatakan solusi sistem persamaan
diferensial (5.4)-(5.5) pada interval t 0 ≤ t ≤ t 1 jika fungsi u dan v diferensiabel
kontinu dan jika
u' =f ( t , u' , v ' ) (5.6)
v' =g ( t , u' , v ' ) (5.7)
pada interval t 0 ≤ t ≤ t 1 . ( u , v ) merupakan solusi masalah nilai awal
x ' =f ( t , x , y ) , x ( t 0 ) =x0 ,
y ' =g ( t , x , y ) , y ( t 0 ) = y 0 ,
jika ( u , v ) solusi persamaanm (5.4)-(5.5) dan memenuhi syarat awal
u ( t 0 )=x 0 , v ( t 0 ) = y 0. (5.8)

Perlu kita catat bahwa solusi sistem persamaan dalam definisi di atas diberikan
dalam bentuk pasangan terurut ( u , v ) dimaksudkan bahwa solusi sistem terdiri
dari dua fungsi di mana fungsi pertama adalah solusi persamaan kedua dari
sistem. Jadi fungsi u berpadanan dengan persamaan (5.4) dan fungsi v
berpadanan dengan persamaan (5.5).

Contoh 5.1.1: Selesaikanlah sistem persamaan diferensial


1
x'= 2 , x≠0 (5.9)
x
y
y'= , t≠0 (5.10)
t

Penyelesaian: Sistem (5.9)-(5.10) terdiri dari persamaan diferensial orde satu


dengan setiap persamaan memuat variabel terpisah. Dengan menggunakan
teknik-teknik yang digunakan pada bab sebelumnya kita peroleh solusi sistem
persamaan diferensial (5.9)-(5.10), yaitu:
−1
3
( x , y ) = t 2 +C 1 , e t +C2 , x ≠ 0 , t ≠ 0. (5.11)
2

Contoh 5.1.2: Selesaikanlah sistem persamaan diferensial

x ' =2 e2 t (5.12)
2
' x −y
y= , t ≠ 0. (5.13)
t
Penyelesaian: Perlu dicatat bahwa ruas kanan persamaan (5.12) tidak memuat
variabel terikat x atau y. Persamaan diferensial (5.12) merupakan persamaan
diferensial orde satu dengan variabel terpisah. Solusi persamaan pertama
diberikan oleh
x=e 2 t +C 1. (5.14)
Subtitusikan solusi (5.14) ke persamaan (5.13) untuk mendapatkan persamaan
diferensial orde satu
t y ' + y=e 4 t +2 C1 e2 t + C21. (5.15)

Kita perhatikan bahwa ruas kiri persamaan (5.15) adalah derivatif dari fungsi
(ty) '. Jadi dengan mengintegralkan kedua ruas diperoleh
ty=∫ ( e 4 t +2C 1 e2 t +C 21 ) dt +C 2
1 4t
y=
( 4
2t 2
e +C 1 e +C 1 t + C2 )
t
(5.16)
Solusi sistem persamaan diferensial (5.12)-(5.13) diberikan oleh pasangan
fungsi ( x , y ) yang diberikan berturut-turut oleh persamaan (5.14) dan (5.16).

Contoh 5.1.3: Tuliskan persamaan diferensial orde dua


m x ' ' + kx=0 (5.17)
menjadi persamaan diferensial orde satu dan selanjutnya selesaikanlah sistem
itu.
Penyelesaian: Persamaan diferensial (5.17) merupakan model persamaan
massa-pegas. Sekarang definisikanlah variabel baru y=x ' untuk membentuk
sistem persamaan diferensial. Substitusikanlah variabel baru ini ke persamaan
(5.17) untuk memperoleh sistem persamaan diferensial
x'= y (5.18)
−k
y'= x. (5.19)
m
Pernyataan 5.1: Jika kita selesaikan persamaan (5.17) menggunakan teknik
yang telah digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial homogen
orde dua seperti pada bab sebelumnya dapat kita tunjukkan bahwa
x=sin √ k /mt (5.20)
adalah salah satu solusi persamaan (5.17).

Kembali ke definisi awal variabel baru yaitu y=x ' berarti solusi untuk
persamaan (5.19) diberikan oleh
y=x ' = √ k / mcos √ k /mt . (5.21)
Solusi sistem persamaan diferensial (5.18)-(5.19) diberikan oleh pasangan
fungsi ( x , y ) yang berturut-turut diberikan oleh persamaan (5.20) dan (5.21).

Definisi 5.1.2: Sistem persamaan diferensial (5.4)-(5.5) dikatakan linier jika f


dan g keduanya linier dalam variabel terikatnya, yaitu jika f dan g dapat
diuraikan dalam bentuk
f ( t , x , y )=a 1 ( t ) x +a2 y + F ( t ) (5.22)
g ( t , x , y )=b1 ( t ) x+b 2 ( t ) y +G ( t ). (5.23)
Sistem persamaan diferensialyang tidak memenuhi kedua persamaan (5.22)
dan (5.23) dinamakan sistem persamaan diferensial non-linier.

Definisi 5.1.3: Sistem persamaan diferensial (5.4)-(5.5) dikatakan mempunyai


koefisien konstan jika koefisien-koefisien a 1 , a2 , b1, dan b 2 pada persamaan
(5.22)-(5-23) semuanya konstan.
Sebaliknya sistem persamaan diferensial yang tidak memenuhi definisi di atas
dinamakan sistem persamaan diferensial dengan koefisien variabel.

Definisi 5.1.4: Sistem persamaan diferensial (5.4)-(5.5) dikatakan homogen


jika ( x , y ) =( 0,0 ) adalah solusi trivial.
Sebaliknya sistem persamaan diferensial yang tidak memenuhi definisi di atas
dinamakan sistem persamaan diferensial tak homogen.

Contoh 5.1.4: Klasifikasikanlah sistem persamaan diferensial (5.18)-(5.19).


Penyelesaian: Kita dapat tuliskan kembali sistem persamaan diferensial
(5.18)-(5.19) ke dalam bentuk persamaan (5.22)-(5.23), yaitu
f ( t , x , y )=0 x + y +0 (5.24)
−k
g ( t , x , y )= x+ 0 y+ 0. (5.25)
m
Dari persamaan (5.24)-(5.25) diperoleh data bahwa a 1 ( t )=0, a 2 ( t )=0, F ( t )=0,
b 1 ( t )=−k /m, b 2 ( t )=0, G ( t ) =0, dan ( x , y ) =( 0,0 ) merupakan solusi trivial.
Berdasarkan definisi dapat kita simpulkan bahwa sistem persamaan diferensial
(5.18)-(5.19) linier, mempunyai koefisien konstan, homogen

Contoh 5.1.5: Klasifikasikanlah sistem persamaan diferensial


x'= y (5.26)
−g
y'= sin x . (5.27)
L
Penyelesaian: Karena g ( t , x , y )=−g / Lsin x tidak dapat diuraikan ke bentuk
persamaan (5.23) maka sistem persamaan diferensial (5.26)-(5.27) adalah
sistem non-linier. Kita catat pula bahwa ( x , y ) =( 0,0 ) memenuhi sistem
persamaan (5.26)-(5.27) hal ini berarti sistem persamaan diferensial ini adalah
sistem persamaan diferensial homogen.

Definisi 5.1.5: Dua solusi ( x 1 , y 1 ) dan ( x 2 , y 2 ) dari sistem persamaan


diferensial (5.4)-(5.5) bebas linier dalam interval t 0 ≤ t ≤ t 1 jika persamaan
C 1 x 1+ C2 x2=0 (5.28)
C 1 y 1 +C2 y 2=0 (5.29)
hanya mempunyai solusi trivial yaitu C 1=C2 =0.
Definisi 5.1.6: Anggaplah ( x 1 , y 1 ) dan ( x 2 , y 2 ) dua solusi bebas linier sistem
persamaan diferensial orde satu homogen
x ' =a1 x+ a2 y, (5.30)
y ' =b 1 x +b2 y, (5.31)
maka solusi umum sistem persamaan diferensial (5.30)-(5.31) adalah
kombinasi linier ( x 1 , y 1 ) dan ( x 2 , y 2 ). Solusi ini kita notasikan dengan pasangan
fungsi ( x h , y h) yang diberikan oleh
x h=C 1 x 1+ C2 x2 , (5.32)
y h=C 1 y1 +C 2 y 2. (5.33)
Definisi 5.1.7: Pandanglah sistem persamaan diferensial linier tak homogen
x ' =a1 x+ a2 y + F ( 1 ), (5.34)
y ' =b 1 x +b2 y +G ( t ). (5.35)
Solusi umum sistem persamaan diferensial (5.34)-(5.35) adalah solusi umum
(5.30)-(5.31) ditambah solusi khusus ( x p , y p ) (5.34)-(5.35). solusi ini
dinyatakan dengan pasangan fungsi ( x , y ) di mana masing-masing fungsi
diberikan oleh
x=x h + x p, (5.36)
y= y h+ y p. (5.37)
Contoh 5.1.6: Klasifikasikanlah sistem persamaan diferensial
x ' =tx−x , (5.38)
'
y =2 ty+ x , (5.39)
dan tentukanlah solusi umumnya.
Penyelesaian: Sistem persamaan diferensial (5.38)-(5.39) dapat dituliskan
dalam bentuk
x ' =( t−1 ) x +0 y +0 ,
y ' =x +2 ty+0.
Dari sistem terakhir ini kita ketahui bahwa a 1 ( t )=t−1, a 2 ( t )=0, b 1 ( t )=1,
b 2 ( t )=2 t , F ( t )=0, G ( t ) =0 dan ( x , y ) =( 0,0 ), memenuhi sistem persamaan
diferensial (5.38)-(5.39). Berdasarkan definisi dapat disimpulkan bahwa
sistem (5.38)-(5.39) adalah sistem persamaan diferensial linier homogen.
Untuk menyelesaikan sistem persamaan diferensial (5.38)-(5.39) kita
selesaikan dahulu persamaan (5.38) karena persamaan ini merupakan
persamaan diferensial homogen dengan variabel terpisah. Menggunakan
2

teknik yang telah dibahas pada bab sebelumnya didapatkan x=C 1 e t −t .


Mensubstitusikan solusi untuk x ini ke persamaan (5.39) diperoleh persamaan
diferensial linier berikut
2

y ' −2 ty=C1 et −t. (5.40)


2
Sekarang kedua ruas kita kalikan dengan e t −t untuk mendapatkan persamaan
diferensial
2 2

e−t y ' −2 t e−t y=C 2 e−t. (5.41)


2
Ruas sebelah kiri persamaan terakhir merupakan derivatif dari e−t y . Dengan
mengintegralkan kedua ruas persamaan terakhir ini terhadap t diperoleh
2

e−t =C1∫ e−t dt, (5.42)


2

y=et ( C2−C 1 e−t ). (5.43)


Dengan diperolehnya solusi untuk x dan y ini maka pasangan ini menjadi
solusi umum sistem persamaan diferensial (5.38)-(5.39), yaitu
2 2

( x , y ) =( C 1 e t −t , e t ( C2 −C1 e−t ) ). (5.44)


Contoh 5.1.7: Selesaikanlah system persamaan diferensial
x'= y, (5.45)
'
y =16 x +8 t . (5.46)
Penyelesaian: Sistem persamaan diferensial (5.45)-(5.46) adalah sistem linier
tak homogen karena ( x , y ) =( 0,0 ) tidak memenuhi sistem persamaan di atas.
Sistem linier homogen yang berpadanan dengan system (5.45)-(5.46)
diberikan oleh
x'= y, (5.47)
'
y =16 x . (5.48)
Untuk menyelesaikan sistem persamaan ini, langkah pertama, kita derivatifkan
persamaan (5.47) satu kali dan hasil yang diperoleh kita substitusikan ke
persamaan (5.48). Dengan cara ini diperoleh persamaan diferensial orde dua
dalam x, yaitu
x '' −16 x=0. (5.49)
Persamaan karakteristik persamaan diferensial (5.49) diberikan oleh t 2−16=0
. Akar-akar karakteristik diberikan oleh 4 dan −4. Jadi solusi untuk x
diberikan oleh x h=C 1 e 4 t + C2 e−4 t . Dengan menggunakan persamaan (5.47)
diperoleh solusi untuk y yang diberikan oleh y h=4 C 1 e 4 t −4 C2 e−4 t . Pasangan
solusi ini memberikan solusi untuk sistem persamaan diferensial (5.47)-(5.48),
yaitu
( x h , y h) =( C 1 e4 t +C 2 e−4 t , 4 C1 e 4 t −4 C 2 e−4 t ) (5.50)
Langkah berikutnya kita tentukan solusi khusus sistem (5.45)-(5.46).
Berdasar-kan cara yang sama seperti yang kita lakukan untuk mendapatkan
solusi homogen kita dapatkan persamaan diferensial orde dua tak homogen
untuk x, yaitu
y ' ' −16 x=8 t . (5.51)
2
Misalkan solusi khusus persamaan (5.51) berbentuk x= At + Bt +C . Men-
substitusikan bentuk ini ke persamaan (5.51) kemudian menggunakan
identitas ruas kiri dan ruas kanan dari persamaan yang didapat akan
−1
menentukan nilai A, B, dan C, yaitu A=0, B= , dan C=0. Oleh karenanya
2
solusi khusus yang diperoleh untuk x. Selanjutnya dengan persamaan (5.45)
diperoleh solusi khusus untuk y. Solusi umum sistem persamaan diferensial
(5.45)-(5.46) diberikan oleh pasangan fungsi berikut
( x , y ) = ( x h+ x p , y h + y p ) (5.52)
1 1
( 2 )
¿ C4t t +C2 e−4 t − t , 4 C1 e 4 t −4 C 2 e−4 t−
2
(5.53)

Contoh 5.1.8: Klasifikasikanlah sistem persamaan diferensial


2 x' −x + y ' +4 y=1, (5.54)
' '
x − y =t−1. (5.55)
d
Penyelesaian: Kalikanlah persamaan (5.54) dengan dan kalikan juga
dt
d
persamaan (5.55) dengan +4 . Kemudian hasil masing-masing yang kita
dt
peroleh tambahkan untuk mendapatkan persamaan orde dua tak homogen
untuk x berikut
3 x '' +3 x' =4 t−3 . (5.56)
Akar-akar persamaan karakteristik dari persamaan (5.56) adalah 0 dan −1.
1 2 4
Solusi tak homogen persamaan (5.56) diberikan oleh x p= t − t . Jadi solusi
6 3
umum persamaan diferensial orde dua tak homogen (5.56) adalah
1 4
x=C 1+ C2 e−t + t 2− t (5.57)
6 3
Dengan mensubstitusikan solusi untuk x (5.57) ke persamaan (5.55) dan
mengintegralkannya diperoleh solusi untuk y, yaitu
1 1
y=2C 2 e−t − t 2+ t+C y (5.58)
3 3
Solusi sistem persamaan (5.54)-(5.55) diberikan oleh pasangan fungsi
1 4 1 1
( 6 3 3 )
( x , y ) = C 1+ C2 e−t + t 2− t , 2 C2 e−t − t 2 + t +C3 .
3
(5.59)

5.2 Sistem Persamaan Diferensial Homogen dengan Koefisien Konstan


Pada bagian ini kita akan mempelajari bagaiman menyelesaikan persamaan
diferensial homogen dengan koefisien konstan yang berbentuk
x ' =ax +by (5.60)
'
y =cx + dy . (5.61)
Pada bagian awal bab ini kita melihat bahwa sistem persamaan diferensial
(5.60)-(5.61) dapat dikonversikan juga menjadi persamaan diferensial orde
dua. Berdasarkan pengalaman mengerjakan persamaan diferensial orde dua
homogen bahwa solusi persamaan ini berbentuk e rt dengan r parameter. Ber-
dasarkan itu pula kita akan mengasumsikan bahwa solusi sistem persamaan
diferensial (5.60)-(5.61) berbentuk ( pe rt , qe rt ) dengan r parameter yang akan
ditentukan nilainya.
Contoh 5.2.1: Anggaplah bahwa solusi persamaan diferensial (5.60)-(5.61)
ber-bentuk pasangan fungsi ( x , y ) =( pe rt , qert ). Tentukanlah solusi bebas linier
dari sistem persamaan diferensial
x'= y (5.62)
'
y =16 x . (5.63)
Penyelesaian: Substitusikanlah pasangan fungsi ( x , y ) =( pe rt , qert ) ke sistem
(5.62)-(5.63) dan bagilah dengan e rt untuk mendapatkan sistem persamaan
rp−q=0 (5.64)
rq−16 p=0 (5.65)
Perhatikanlah bahwa ( p , q )= ( 0,0 ) memenuhi sistem persamaan (5.64)-(5.65).
Akan tetapi solusi ini hanya memberikan solusi trivial ( x , y ) =( 0,0 ) untuk
sistem. Karena solusi yang dicari adalah solusi-solusi yang bebas linier maka
p=q=0 bukan solusi yang diinginkan. Kalau kita selesaikan persamaan (5.64)
untuk p atau q dan dengan menggunakan persamaan (5.65) diperoleh
persamaan kuadrat untuk r yaitu r 2−16=0 . Akar-akar persamaan kuadrat ini
adalah 4 dan −4. Untuk r =4 diperoleh sistem persamaan berikut
−4 p−q=0 (5.66)
−16 p−4 q=0. (5.67)
Persamaan (5.66) dan persamaan (5.67) ekuivalen yaitu sama-sama
menyatakan q=−4 p. Kita bebas memilih nilai p ini kecuali 0. Karena kita
akan menentukan solusi-solusi bebas linier maka kita dapat memilih koefisien
e rt sama dengan satu ( p=1 ) . Dengan penilaian ini didapatkan salah satu solusi
non trivial sistem persamaan diferensial (5.62)-(5.63) yaitu ( x 1 , y 1 ) =( e 4 t , 4 e 4 t ).
Untuk r =−4, dengan cara yang sama seperti untuk r =4 kita dapat
solusi non trivial sistem persamaan diferensial lainnya, yaitu
( x 2 , y 2 ) =( e−4 t ,−4 e−4 t ). Pembaca dapat menunjukkan bahwa kedua solusi ini
saling bebas linier. Solusi umum sistem persamaan diferensial (5.62)-(5.63)
diberikan oleh ( x , y ) =C1 ( e 4 t , 4 e 4 t ) +C 2 ( e−4 t ,−4 e−4 t ).
(5.68)
Bandingkanlah solusi (5.68) ini dengan solusi sistem persamaan diferensial
pada Contoh 5.1.7 yang berhubungan dengan solusi homogen.

Pernyataan 5.2: Perlu diperhatikan bahwa persamaan kuadrat r 2−16=0 di


atas merupakan persamaan karakteristik dari persamaan diferensial orde dua
homogen y ' ' −16 y=0 . Persamaan diferensial orde dua ini dapat diperoleh dari
menderivatifkan persamaan (5.62) sekali kemudian menggunakan hasil ini ke
persamaan (5.63)
Contoh 5.2.2: Gunakanlah asumsi bahwa bentuk solusi umum sistem
persamaan diferensial homogen dengan koefisien konstan ( x , y ) =( pe rt , qert )
untuk menyelesaikan solusi bebas linier dari sistem persamaan diferensial
x ' =− y (5.69)
'
y =16 x (5.70)
Penyelesaian: Berdasarkan cara-cara yang dilakukan pada Contoh 5.2.1
bahwa bentuk ( x , y ) =( pe rt , qert ) memenuhi sistem persamaan (5.69)-(5.70).
Dengan mensubstitusikan bentuk ini ke sistem kemudian membaginya dengan
e rt diperoleh persamaan untuk p dan q berikut
rp−q=0 (5.71)
rq−16 p=0. (5.72)
Dengan menyelesaikan persamaan (5.71) kemudian menggunakan persamaan
(5.72) dengan mengisyaratkan p ≠ 0 aka diperoleh persamaan kuadrat dalam r
yaitu r 2 +16=0. Akar-akar persamaan kuadrat ini adalah 4 i dan −4 i.
Untuk r =4 i, diperoleh sistem persamaan dalam p dan qx,
4 ip−q=0 (5.73)
−16 p−4 iq=0. (5.74)
Persamaan (5.73) dan persamaan (5.74) adalah ekuivalen yaitu sama-sama
menyatakan q=4 ip. Perlu kita ingat bahwa tahap ini kita hanya mencari
solusi-solusi yang bebas linier. Oleh karenanya kita bebas memilih nilai p,
dalam hal ini kita akan memilih p=1. Dengan menggunakan nilai p ini
didapatkan salah satu solusi (5.69)-(5.70) yang diberikan oleh
¿.
Untuk r =−4 t , menggunakan cara yang sama untuk r =4 i dan
menetapkan nilai p=1 diperoleh solusi kedua sistem (5.69)-(5.70) yang
diberikan oleh
¿.
Perlu kita catat bahwa walaupun solusi yang kita peroleh saling bebas linier
akan tetapi masih dalam variabel kompleks. Solusi yang kita harapkan adalah
solusi dalam variabel riil. Untuk keperluan terakhir ini kita akan menggunakan
formula Euler e ±ait =cos at ± isin at . Dengan formula Euler maka solusi ( x 1 , y 1 )
dan ( x 2 , y 2 ) menjadi
¿. (5.75)
¿. (5.76)
Sekarang kita pilih solusi pertama dan kedua sebagai berikut
( x 1 , y 1 ) =¿ ¿
¿ ( cos 4 t ,−4 sin 4 t ) (5.77)
dan
( x 2 , y 2 ) =¿ ¿
¿ ( sin 4 t , 4 cos 4 t ) (5.78)
Solusi ( x 1 , y 1 ) dan ( x 2 , y 2 ) saling bebas linier (ujilah). Solusi umum sistem
persamaan diferensial (5.69)-(5.70) diberikan oleh
( x , y ) =C1 ( x 1 , y 1 ) +C2 ( x 2 , y 2 )
¿ C 1 ( cos 4 t ,−4 sin 4 t )+ C2 ( sin 4 t , 4 cos 4 t ). (5.79)
Dari contoh-contoh yang telah disajikan dapat kita kembangkan teknik untuk
sistem persamaan diferensial yang lebih umum lagi. Pandanglah sistem
persamaan diferensial (5.60)-(5.61). Berdasarkan teknik yang digunakan
dalam contoh-contoh sebelumnya secara umum dapat kita buat garis besarnya
sebgai berikut:
1. Anggaplah bahwa solusi dalam bentuk ( x , y ) =( pe rt , qert ), dengan p, q, dan
r konstanta. Substitusikan solusi ini ke sistem (5.60)-(5.61) kemudian
dengan membagi hasil yang diperoleh dengan e rt kita sampai pada sistem
persamaan dalam p dan q berikut
( a−r ) p+ bq=0 (5.80)
cp+ ( d−r ) q=0. (5.81)
2. Sistem persamaan (5.80)-(5.81) mempunyai solusi non trivial untuk p dan
q jika determinan koefisien p dan q sama dengan nol, yaitu
r 2− ( a+d ) r +ad−bc =0. (5.82)

Penyelesian persamaan (5.82) dinamakan persamaan karakteristik sistem


persamaan diferensial (5.60)-(5.61). Menyelesaiakan persamaan (5.82)
akan memberikan nilai r 1 dan r 2.
3. Anggaplah r =r 1 akar persamaan (5.82), maka sistem persamaan
diferensial (5.60)-(5.61) akan direduksi menjadi persamaan
bq=( r 1−a ) p. (5.83)
Setelah dipilih nilai ( p1 , q1 ) akan diperoleh salah satu solusi sistem persa-
r 1t r1 t
maan diferensial (5.60)-(5.61) dalam bentuk ( x 1 , y 1 ) =( p1 e ,q 1 e ).
Selanjutnya kita akan memperhatikan hal-hal berikut:
 Jika r 1 ≠r 2 lanjutkan mencari solusi sistem yang berpadanan dengan r 2
 Jika r 1=r 2 carilah solusi kedua dalam bentuk
( ( P1+ P 2 t ) er t , ( Q1 +Q2 t ) e r t ).
1 1
(5.84)
4. Solusi bebas linier diperoleh dengan memperhatikan hal-hal berikut
 Akar-akar r 1, r 2 riil dan berbeda.
 Akar-akar r 1, r 2 kompleks konjugat
 Akar-akar r 1, r 2 riil dan sama.
Contoh 5.2.3: Carilah solusi bebas linier dari sistem persamaan diferensial
−1 3
x'= x+ y (5.85)
2 2
3 1
y ' = x− y . (5.86)
2 2
Penyelesaian: Langkah pertama yang kita lakukan adalah membuat asumsi
bahwa solusi umum sistem di atas berbentuk ( pe rt , qe rt ). Selanjutnya, dengean
mensubstitusikan asumsi ini ke sistem akan diperoleh sistem (5.85)-(5.86)
persamaan dalam p dan q berikut
−1 3
2 (
−r p+ q=0
2 ) (5..87)

3 −1
2
p+
2
−r q=0. ( ) (5.88)

Sistem (5.87)-(5.88) mempunyai solusi nontrivial jika determinan koefisien p


dan q sama dengan nol yang menghasilkan persamaan karakteristik
( r −1 )( r −2 )=0. Akar-akar persamaan karakteristik adalah r =1 dan r =2.
Untuk r =1, sistem (5.87)-(5.88) menjadi
−3 3
p+ q=0 (5.89)
2 2
3 3
p− q=0. (5.90)
2 2
Seperti yang telah diuraikan pada petunjuk umum penyelesaian sistem
persama-an diferensial (5.60)-(5.61) bahwa persamaan (5.89) dan (5.90)
ekuivalen yaitu menyatakan persamaan yang sama. Selanjutnya dengan
menetapkan nilai p=1 akan diperoleh salah satu solusi yaitu ( x 1 , y 1 ) =( e t , et ).
Untuk r =2, dengan cara yang sama seperti yang dilakukan di atas dan
dengan menetapkan nilai p=1 akan diperoleh solusi kedua dari sistem (5.85)-
(5.86) yaitu ( x 2 , y 2 ) =( e−2 t ,−e−2 t ).
Pembaca sebaiknya menguji bahwa solusi ( x 1 , y 1 ) dan ( x 2 , y 2 ) salin
bebas linier. Solusi umum sistem persamaan diferensial (5.85)-(5.86)
diberikan oleh
( x , y ) =C1 ( x 1 , y 1 ) +C2 ( x 2 , y 2 ) (5.91)
¿ C 1 ( e t , e t ) +C 2 ( e2 t ,−e 2 t ). (5.92)
Misalkan dipersyaratkan solusi ini harus memenuhi nila awal ¿ maka
¿
( 3 ,−1 )=C1 ( 1,1 )+ C2 ( 1,−1 ). (5.93)
Persamaan (5.93) ekuivalen dengan sistem persamaan
C 1+C 2=3 (5.94)
C 1−C2 =−1. (5.95)
Pemecahan sistem persamaan (5.94)-(5.95) adalah C 1=1 dan C 2=2. Jadi
solusi sistem persamaan diferensial (5.85)-(5.86) dengan nilai awal ¿ adalah
( x , y ) =( e t +2 e−2 t , et −2 e−2t ). (5.96)
Contoh 5.2.4: Carilah solusi umum sistem persamaan diferensial
x ' =x+ 3 y (5.97)
y ' =−2 y (5.98)
Penyelesaian: Langkah pertama, asumsikan solusi sistem (5.97)-(5.98)
berbentuk ( pe rt , qe rt ). Dengan mensubstitusikan asumsi ini ke sistem
persamaan dalam soal dan kemudian membaginya dengan e rt akan diperoleh
sistem persamaan dalam p dan q. Agar sistem persamaan p dan q ini
mempunyai solusi non trivial maka harus dipersyaratkan determinan koefisien
dari p dan q sama dengan nol. Langkah terakhir ini akan memberikan
persamaan karakteristik dari sistem (5.97)-(5.98) yaitu persamaan kuadrat
dalam r. Akar-akar persamaan kuadrat adalah r =1 dan r =2. Untuk r =1
berlaku sistem persamaan
3 q=0 (5.99)
−3 q=0. (5.100)
Solusi sistem ini hanya dipenuhi oleh q=0. Akan tetapi kita bebas
menentukan nilai p, dalam hal ini kita akan menetapkan p=1. Dengan nilai p
ini salah satu solusi yang diperoleh untuk sistem (5.97)-(5.98) adalah
( x 1 , y 1 ) = ( e t , 0 ).
Untuk r =−2, dengan mensubstitusikan nilai ini ke sistem persamaan
dalam p dan q yang diperoleh di awal tadi akan diperoleh sistem persamaan
3 p+3 q=0 (5.101)
0=0. (5.102)
Dengan menetapkan nilai p=1 akan diperoleh solusi kedua untuk sistem
persamaan diferensial (5.97)-(5.98) yaitu ( x 2 , y 2 ) =( e−2 t ,−e−2 t ). Pembaca
sebaiknya menguji bahwa kedua solusi ini saling bebas linier. Solusi umum
diberikan oleh
( x , y ) =C1 ( x 1 , y 1 ) +C2 ( x 2 , y 2 )
¿ C 1 ( e t , 0 ) +C 2 ( e−2t ,−e2 t ) (5.103)

Contoh 5.2.5: Carilah solusi umum sistem persamaan diferensial


x'= y (5.104)
'
y =−9 x +6 y . (5.105)
Penyelesaian: Langkah pertama, asumsikan solusi sistem (5.104)-(5.105)
berbentuk ( pe rt , qe rt ). Dengan mensubstitusikan asumsi ini ke sistem per-
samaan dalam p dan q. Agar sistem persamaan dalam p dan q ini mempunyai
solusi nontrivial maka harus dipersyaratkan determinan koefisien dari p dan q
sama dengan nol. Langkah terakhir ini akan memberikan persamaan
karakteris-tik dari sistem (5.104)-(5.105) yaitu persamaan kuadrat dalam r.
Akar-akar persamaan kuadrat adalah akar kembar r =3. Langkah kedua,
dengan men-substitusikan r =3 ke sistem persamaan dalam p dan q dan
dengan menetapkan p=1 akan diperoleh salah satu solusi sistem persamaan
(5.104)-(5.105) yaitu ( x 1 , y 1 ) =( e 3 t , e3 t ) . Berdasarkan prosedur umum untuk
kasus akar kembar yaitu bahwa solusi kedua berbentuk
( ( P1+ P 2 t ) e3 t , ( Q1 +Q2 t ) e 3 t ). Mensubstitusikan bentuk solusi ini ke sistem
persamaan diferensial (5.104)-(5.105) akan diperoleh nilai P1, P2, Q1, dan Q 2.
Setelah kita substitusikan bentuk solusi kedua ini dan kemudian mem-
baginya dengan e 3 t diperoleh sistem persamaan dalam P1, P2, Q 1, dan Q 2
berikut
3 P1−Q1 + P2=(−3 P2 +Q2 ) t (5.106)
9 P1−3 Q1 +Q2=(−9 P 2+3 Q2 ) t . (5.107)
Catatlah bahwa sistem persamaan (5.106)-(5.107) berlaku untuk semua nilai r.
Oleh karenanya haruslah koefisien t ruas kanan persamaan (5.106) dan (5.107)
sama dengan nol. Hal ini juga menyatakan bahwa ruas kiri persamaan (5.106)
dan (5.107) sama dengan nol. Jadi kita akan mendapatkan sistem persamaan
yang terdiri dari 4 buah persamaan yaitu
−3 P1+ Q2=0 (5.108)
−9 P2 +3 Q 2=0 (5.109)
3 P1−Q 1=−P2 (5.110)
9 P1−3 Q1=−Q 2. (5.111)
Sistem persamaan (5.108)-(5.111) sebenarnya hanya terdiri dari dua
persamaan saja karena dua persamaan lainnya ekuivalen. Kedua persamaan itu
adalah
Q2=3 P2 (5.112)
Q 1=3 P1 + P2. (5.113)
Dengan menetapkan P1=1 dan P2=1 diperoleh Q 1=4 dan Q 2=3 . Dengan
menggunakan nilai P1 , P2 , Q1 dan Q 2 ini maka diperoleh solusi kedua sistem
persamaan diferensial (5.104)-(5.105) yaitu ( x 2 , y 2 ) =¿. Kedua solusi ini bebas
linier, oleh karenanya solusi umum sistem persamaan diferensial (5.104)-
(5.105) diberikan oleh
( x , y ) =C1 ( x 1 , y 1 ) +C2 ( x 2 , y 2 )
¿ C 1 ( e 3 t , e3 t ) +C2 ( ( 1+t ) e 3 t , ( 4 +3 t ) e 3 t ). (5.114)

5.3 Sistem Persamaan Diferensial Orde Satu Tak Homogen dengan Koefisien
Konstan
Pada bab sebelumnya kita telah menggunakan metode variasi parameter untuk
menyelesaikan persamaan diferensial orde dua tak homogen. Pada bagian ini
kita akan menggunakan metode ini untuk meneyelesaikan sistem persamaan
diferensial orde satu tak homogen. Pada dasarnya apa yang telah dilakukan di
bab sebelumnya kita kembangkan untuk sistem persamaan diferensial. Untuk
memperdalam pemahaman kita tentang metode ini dalam menyelesaikan
sistem persamaan diferensial kita ambil contoh soal (4.60) yaitu
y ' ' −3 y ' +2 y=sin ( e−x ). Misalkan z= y ' mendiferensialkan z terhadap x
diperoleh z ' = y ' ' . Dengan menggunakan informasi ini kita peroleh sistem
persamaan diferensial orde satu berikut
y ' =z (5.115)
'
z =3 z−2 y+ sin e . (5.116)
−x

Transformasi ini memungkinkan kita untuk mengembangkan metode-metode


yang telah kita gunakan pada persamaan diferensial orde dua ke sistem
persamaan diferensial orde satu.
Sekarang kita kembangkan metode variasi parameter untuk
menyelesaikan sistem persamaan diferensial orde satu yang berbentuk
x ' =k 1 ( t ) x+ k 2 ( t ) y + F ( t ) (5.117)
y ' =l 1 (t ) x+l 2 ( t ) y +G ( t ) . (5.118)
Anggaplah pasangan fungsi ( x 1 , y 1 ) dan ( x 2 , y 2 ) merupakan dua solusi yang
bebas linier yang berpadanan dengan sistem persamaan homogen
x ' =k 1 ( t ) x+ k 2 ( t ) y (5.119)
y ' =l 1 (t ) x+l 2 ( t ) y. (5.120)
Selanjutnya kita akan mencari solusi khusus ( x p , y p ) yang memenuhi sistem
(5.117)-(5.118) yang berbentuk
( x p , y p )=u1 ( t ) ( x 1 , y 1 ) +u2 ( t ) ( x 2 , y 2 ). (5.121)
dimana ( u1 , u2 ) akan dicari dengan mensubstitusikan (5.121) ke sistem (5.117)-
(5.118). Setelah disubstitusikan dan dengan mengingat bahwa ( x 1 , y 1 ) dan
( x 2 , y 2 ) solusi homogen akan kita peroleh sistem persamaan dalam u1 dan u2,
yaitu
x 1 u'1 + x 2 u '2=F ( t ) (5.122)
' '
y 1 u + y u =G ( t ).
1 2 2 (5.123)
Dengan menggunakan aturan Cramer dalam teori matriks diperoleh formula
untuk u1 dan u2
F ( t ) y 2 −G ( t ) x 2 G ( t ) x 1−F ( t ) y 1
u'1= , u'2= . (5.124)
W (t ) W (t )
di mana W ( t ) disebut Wronskian dan diberikan oleh W ( t )=x 1 y 2−x 2 y 1. Proses
yang dilakukan di atas dinamakan variasi parameter.

Contoh 5.3.1: Carilah solusi khusus sistem persamaan diferensial


x ' =−4 x+2 y +10 (5.125)
y ' =−3 x +3 y+ 5 t . (5.126)
Penyelesaian: Dengan menggunakan metode karakteristik diperoleh bahwa
( x 1 , y 1 ) =( 2 e−3t ,e−3 t ) dan ( x 2 , y 2 ) =( e 2 t ,3 e 2 t ) yang merupakan solusi bebas
linier dari sistem homogen
x ' =−4 x+2 y . (5.127)
'
y =−3 x +3 y . (5.128)
Perlu dicatat bahwa Wronskian dari sistem homogen ini adalah W ( t )=5 e−t .
Sekarang kita asumsikan bahwa solusi khusus sistem (5.125)-(5.126)
berbentuk
( x p , y p )=u1 ( t ) ( 2 e−3 t , e−3t ) +u2 ( t ) ( e 2 t ,3 e 2 t ). (5.129)
Dengan menggunakan formula (5.124) didapatkan
u'1=6 e3 t −te 3 t . (5.130)
' −2 t −2 t
u =2te −2 e .
2 (5.131)
Dengan mengintegrasikan persamaan (5.130) dan (5.131) dan mengambil
konstanta integrasi nol diperoleh solusi untuk
19 t 3 t 1
u1 ( t ) =( − e ,
9 3 ) 2 ( )
u2 ( t ) = t− e−2 t. (5.132)

Dengan mensubstitusikan solusi untuk u1 dan u2 ke persamaan (5.129)


diperoleh solusi khusus sistem (5.125)-(5.126) yang diberikan oleh
85 5 t 65 10 t
x p= − , y p= − . (5.133)
18 3 18 3
Selanjutnya kita akan memperluas pembahasan sistem persamaan dieferensial
yang memuat diferensial berorde lebih dari satu, seperti contoh berikut ini.

Contoh 5.3.2: Selesaikanlah sistem persamaan diferensial


x '' −4 x + y ' =0,
−4 x' + y ' ' + 2 y=0. (5.134)
Penyelesaian: Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
sistem ini adalah sebagai berikut: Pertama-tama notasi derivatif diubah ke
lambang Leibniz yaitu
d2 dy
( dt 2 )
−4 x+ =0,
dt
−4 dx d 2
dt
+ 2 + 2 y=0.
dt ( ) (5.135)

Pandanglah sistem (5.135) sebagai persamaan aljabar biasa kemudian


diselesaikan dengan metode eleminasi, yaitu persamaan pertama kita kalikan
d d2
dengan suku (operator) 4
dt
dan suku kedua dengan
dt 2 (
−4 . Langkah )
selanjutnya kedua persamaan terakhir ini kita jumlahkan untuk mendapatkan
persamaan
d4 y d2 y
+2 2 −8 y =0. (5.136)
dt 4 dt
Persamaan karakteristik dari persamaan diferensial terakhir ini diberikan oleh
r 4 + 2r 2 −8=0. (5.137)
Solusi persamaan pangkat empat diberikan oleh r 1= √ 2, −√ 2, 2 i, dan −2 i.
Berdasarkan solusi persamaan karakteristik ini diperoleh solusi umum
persamaan diferensial (5.136), yaitu
y=C 1 e√ 2 t +C 2 e√−2 t + Ae2 it + Be−2 it
¿ C 1 e √ 2t +C2 e √−2t + A ( cos 2 t+i sin 2t ) +B ( cos 2 t−i sin2 t )
¿ C 1 e √ 2t +C2 e √−2t + ( A + B ) cos 2t +i ( A−B ) sin2 t
¿ C 1 e √ 2t +C2 e √−2t +C3 cos 2 t+C 4 sin 2 t. (5.138)
Dengan mensubstitusikan solusi y ini ke persamaan kedua dari sistem (5.135)
didapatkan persamaan diferensial untuk x, yaitu
dx 1 1
=C1 e √2 t +C 2 e√ −2 t − C3 cos 2 t− C4 sin 2 t . (5.139)
dt 2 2
Solusi umum persamaan diferensial (5.139) diberikan oleh
1 1 1 1
x= C1 e √2 t − C 2 e √−2 t − C3 sin 2 t− C 4 cos 2 t+ C5 (5.140)
√2 √2 4 4
Perlu kita perhatikan dengan cermat bahwa solusi untuk x memuat 5 buah
konstanta, sedangkan orde persamaan diferensial adalah 4. Sepintas lalu, hal
ini bertentangan dengan teorema yang telah kitsa bahas pada bab sebelumnya
yang mengatakan bahwa solusi harus memuat paling banyak 4 konstanta. Jika
kita substitusikan solusi x dan y ke sistem awal akan diperoleh C 5=0, yang
berarti solusi untuk x memuat 4 konstanta.

5.4 Sistem

Anda mungkin juga menyukai