Anda di halaman 1dari 15

DIGITAL SELECTIVE

CALL

Presented By
INSTRUCTOR TEAM GOC – GMDSS
Capt. Cakra Wijaya Kusuma M.Mar.
POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
SURABAYA GMDSS
DIGITAL SELECTIVE CALL (DSC)
 Yaitu suatu sistem panggil yang memanfaatkan teknologi digotal
dengan kelas emisi setara NBDP (Telex), sehingga stasiun mampu
memanggil stasiun lain yang dikehendaki baik satu stasiun atau
beberapa stasiun sekaligus, tanpa menganggu stasiun lain dan si
penerima panggilan tidak harus ‘stand by’ setiap saat.
 Kebutuhan untuk dapat memanggil kapal-kapal secara individu
sehingga tidak mengganggu stasiun lain yang tidak
berkepentingan telah mendapat hasil nyata dengan diciptakannya
sistem DSC ini yang kemudian menjadi salah satu peralatan
andalan komunikasi dalam GMDSS.

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA


SURABAYA GMDSS
DISKRIPSI DSC
 Pada sistem DSC dapat digunakan untuk memanggil :
 Suatu kapal yang dikehendaki (a particular ship- Selective)
 Suatu stasiun radio pantai (a particular coast station- Selective)

 Suatu kelompok kapal pada wilayah tertentu (group of ship within a

certain geographical area)


 Semua kapal (All ship)

 Memanggil nomor telepon jaringan darat melalui stasiun pantai (direct

dial)
Sistem ini dapat digunakan :
1. dari kapal ke darat
2. dari darat ke kapal
3. dari kapal ke kapal

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA


SURABAYA GMDSS
DSC VHF
 Semua kapal dalam sistem GMDSS harus dilengkapi dengan
DSC-VHF Channel 70 untuk marabahaya dan untuk keselamatan
yang mampu digunakan untuk dari kapal ke kapal.
 Dalam area A1, kapal
harus mampu memanggil
dengan memakai DSC ke
stasiun radio pantai guna
panggilan marabahaya.

 Salah satu contoh alat DSC VHF

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA


SURABAYA GMDSS
DSC MF / HF
 Semua kapal yang berlayar di Sea Area A2, A3, dan A4 harus
dilengkapi dengan DSC- MF 2187,5 kHz.
 Setiap kapal yang termasuk kapal GMDSS apabila berlayar di
Sea Area A4, atau area A3 tetapi tidak dilengkapi dengan
Inmarsat, wajib dilengkapi dengan DSC untuk HF dan MF.

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA


SURABAYA GMDSS
DSC CONTROLLER-RECEIVER
 Perangkat DSC disebut ‘controller-receiver’ karena perangkat tersebut
fungsi utamanya adalah untuk memasukkan data dan hanya berfungsi
untuk menerima (receiver) saja.
 DSC tidak dapat digunakan untuk memacarkan berita tanpa
menggunakan ‘transmiter’ yang sesuai (MF/HF atau VHF).
 Format urutan panggilan DSC sebagai berikut :
 1. Dot Patern : pelacakan frequensi yang harus diterima
 2. Phasing sequence : persiapan menerima dari pemancar
 3. Format specifier : Selective, Direct Dial, Group of ship atau All ship
 4. Address : MMSI stasiun yang akan dipanggil
 5. Category : Distress, Urgency, Safety, Routine atau Shipping bussiness
 6. Self identification : secara otomatis mengidentifikasi tipe pancaran
 7. Message : 1-> 2 -> 3 -> 4 dst. Sampai ‘End of sequence’
 8. Error check character : pemeriksaan kesalahan dari karakter yang di edit

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA


SURABAYA GMDSS
FORMAT LANGKAH DSC
 1. Dot Patern : pelacakan frequency yang harus diterima. Pada
langkah ini DSC memancarkan ‘dots’ sehingga perangkat
penerima mampu di setel (tuned) dan berhenti mencari signal
 2. Phasing sequence : persiapan menerima dari pemancar. Yaitu
langkah dimana DSC melakukan pem-fase-an isyarat
(signal)sehingga DSC mampu menerima informasi dari pesawat
pemancar yang sesuai
 3. Format specifier : tahapan memilih sasaran yaitu apakah
panggilan marabahaya, kepada semua kapal, kepada kapal-kapal
pada area tertenu, kepada kapal tertentu, ataukah kepada nomor
telepon jaringan darat dengn menggunakan sambungan langsung
 4. Address : yaitu tahap identifikasi MMSI dari kapal atau
stasiun radio pantai yang akan dipanggil
POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
SURABAYA GMDSS
 5. Category : yaitu DSC diformat untuk memilih jenis dari
panggilan, misalnya :
 Distress (marabahaya)
 Urgency (berita segera/ sangat penting)
 Safety (berita keselamatan)
 Important ship traffics (bisnis perkapalan)
 Routine (berita biasa/ umum)
 6. Self identification : Pesawat DSC mampu memformat
identifikasi (MMSI) kapal sendiri, yang masuk kedalam
format panggilan, sehingga si penerima berita akan secara
otomatis mengetahui darimana panggilan itu datang
 7. Message :1 -> 2 -> 3 -> 4, sampai pada ‘End of sequence’
 Pada langkah ini dibagi dalam 2 tipe pancaran yaitu pada distress call
(panggilan marabahaya) dan routine call (panggilan biasa)

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA


SURABAYA GMDSS
 Pada panggilan marabahaya terdapat 4 message
yaitu :
 Message 1 : berisi jenis keadaan darurat, seperti :
 Fire/ Explossion (kebakaran/ ledakan)
 Leakage (kebocoran kapal)
 Collission (tubrukan)
 Grounding (kandas)
 Listing, danger of capsizing ( miring, bahaya kapal terbalik)
 Sinking (tenggelam)
 Drifting (Larat yang menimbulkan bahaya)
 Abandon ship (meninggalkan kapal)
 EPIRB Transmision (pemancaran EPIRB)
 Unidentified (bahaya lain yang tidak dikategorikan/dikenal)

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA


SURABAYA GMDSS
 Message 2 : Posisi keadaan darurat, yang dinyatakan
dengan 10 digit.
 Digit pertama menunjukkan kuadrant.
 Angka 0 menunjuk kuadran Timur Laut (North East)
 Angka 1 menunjuk kuadran Barat Laut (North West)
 Angka 2 menunjuk kuadran Tenggara (South East)
 Angka 3 menunjuk kuadran Barat Daya (South West)
 Empat digit berikutnya menunjukkan Lintang dalam ‘derajat’ dan
‘menit’
 Lima digit terakhir menunjukkan Bujur dalam ‘derajat’ dan ‘menit’
 Bila posisi kapal tidak ditunjukkan/ tidak diformat, maka DSC
akan memancarkan ‘9’digit dengan diulang 10 kali.

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA


SURABAYA GMDSS
 Message 3 : menunjukkan waktu dalam UTC, dengan 4 digit
 Digit pertama dan kedua menunjukkan ‘jam’
 Digit ketiga dan keempat menunjukkan ‘menit’
 Message 4 : Jenis komunikasi yang diinginkan. Biasanya
senantiasa memilih komunikasi dengan telephony.

 Pada panggilan biasa (Routine Call) hanya terdapat 2 message,


yaitu :
 Message 1 : jenis komunikasi yang diinginkan
 Message 2 : memformat frequensi atau channel yang akan digunakan
untuk berkomunikasi.
 Pada ‘End of Sequence’ akan diformat apakah panggilan
memerlukan jawaban, atau beritanya merupakan jawaban dari
suatu penerimaan berita.

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA


SURABAYA GMDSS
SKEMA DIAGRAM DSC- VHF
 DSC VHF
Rx Ch.70

Rx +
Tx
- GPS
DSC Controller
VHF - Gyro
Transceiver Compass
Power - Speed Log
supply

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA


SURABAYA GMDSS
SKEMA DIAGRAM DSC-MF/HF
Rx :
 DSC-MF/HF MF : freq. 2187,5 kHz
HF : freq. 4207,5 kHz,
6312 kHz, 8414,5 kHz,
Rx + 12577 kHz, 16804,5 kHz
Tx

DSC Controller
MF/HF
TRansceiver

- GPS
- Gyro
Tele- CPU+Telex Power Compass
Printer Modem+Keyboard - Speed Log
supply

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA


SURABAYA GMDSS
NOMOR PANGGIL DALAM DSC
 Dalam sistem DSC, nomor panggilan menggunakan yang disebut
MMSI (Maritime Mobile Service Identities), yang terdapat pada
kolom 1 List of Coast Station yaitu terdiri dari 9 angka.
 MMSI dari suatu stasiun dibangun dengan ketentuan sebagai
berikut :
 1. Stasiun Kapal (ship station) :
 MID XXX XXX  MID = Maritime Identification Digit
X = angka dari 0 sampai 9
Contoh : Kapal MV Kambuna  MMSI = 525234000
525 adalah MID untuk kapal / stasiun Indonesia

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA


SURABAYA GMDSS
 2. Stasiun Kelompok Kapal-kapal (Group of Ship)
 0MID XX XXX  ) = angka nol
 Contoh : kelompok kapal ikan dari perusahaan di norwegia
 025712000  257 adalah MID negara Norwegia

 3. Stasiun Radio Pantai (Coast Radio Station)


 00MID X XXX
 Contoh : Singapore Radio = 005241200

Pada umumnya angka akhir dari Coast Station juga = 0. oleh karenanya, pada
List of Coast Station hanya dicetak 8 angka pertama saja.

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA


SURABAYA GMDSS

Anda mungkin juga menyukai