Anda di halaman 1dari 10

Jurnal PENJAKORA

Volume 4 Nomor 1, Edisi September 2017

PENGARUH METODE INTERVAL TRAINING TERHADAP


PENINGKATAN KESEGARAN JASMANI MAHASISWA
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

Sefri Hardiansyah

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi,


Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Padang
email: hardiansyah@fik.unp.ac.id

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah untuk melihat pengaruh metode interval training


terhadap peningkatan kesegaran jasmani mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga
FIK UNP. Jenis penelitian adalah eksperimen semu yang diberikan kepada
mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga FIK UNP yang mengikuti perkuliahan
Pembentukan Kondisi Fisik. Sampel penelitian berjumlah 18 orang, yang terdiri
dari 4 perempuan dan 14 laki-laki teknik sampel dengan menggunakan purposive
sampling. Latihan ini diberikan sebanyak 16 kali pertemuan. Instrument
digunakan dalam penelitian adalah Tes Tingkat Kesegaran Jasmani Indonesia
(TKJI) dengan rentang usia antara 16-19 tahun. Berdasarkan pengukuran
kemampuan awal (pre test) diperoleh rata-rata tingkat kesegaran jasmani
mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga FIK UNP sebesar 16.17 dengan
kategori sedang dan kemampuan akhir (post test) diperoleh rata-rata sebesar 17.72
dengan kategori baik. Dari pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus
statistik uji beda dependent sampel diperoleh t hitung sebesar 3.56, sedangkan ttabel
pada α = 0.05 dan derajat kebebasan (dk)= n-1 adalah sebesar 1,74. Dengan
demikian thitung 3.56 > ttabel 1.74 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan metode interval training terhadap peningkatan kesegaran jasmani
mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga FIK UNP .

Kata-kata kunci: interval training, tingkat kesegaran jasmani, mahasiswa

PENDAHULUAN oleh sebab itu penulis memandang


Berdasarkan pengalaman dan sangat perlu bagi mahasiswa Jurusan
pengamatan penulis di lapangan Pendidikan Olahraga FIK UNP
sebagai pengampu mata kuliah untuk meningkatkan kesegaran
Pembentukan Kondisi Fisik sering jasmaninya agar semua kegiatan baik
kali terlihat mahasiswa cepat di dalam maupun di luar jam
mengalami kelelahan terutama dalam perkuliahan dapat berjalan dengan
mengikuti perkuliahan praktek. Hal maksimal. Dari hal tersebut penulis
ini tentu akan berdampak buruk bagi tertarik untuk melakukan penelitian
mahasiswa karena selain mengikuti dengan harapan dapat memberikan
perkuliahan, mahasiswa Jurusan solusi terhadap permasalahan yang
Pendidikan Olahraga FIK UNP juga dihadapi oleh sebagian mahasiswa
disibukkan dengan berbagai kegiatan Jurusan Pendidikan Olahraga FIK
lain yang berhubungan dengan fisik, UNP .

83
Jurnal PENJAKORA
Volume 4 Nomor 1, Edisi September 2017

KAJIAN TEORI intensitas adalah latihan yang


Latihan diperlukan melebihi dari saat
Latihan adalah suatu proses bertanding/berlomba, walaupun
penyempurnaan atlet secara sadar interval kerjanya lebih pendek, tetapi
untuk mencapai suatu prestasi interval istirahatnya sampai 12
maksimal dengan diberi beban fisik, menit”.
teknik, taktik dan mental yang Interval training berdasarkan
teratur, terarah, meningkat bertahap prinsip interval, yaitu latihan
dan berulang-ulang waktunya menurut interval training ditandai
(Suharno, 1993:5). Menurut Bompa oleh variasi lama pembebanan
(1994:2) “latihan merupakan proses (panjang jarak/besar seri latihan),
pengulangan yang sistematis, variasi intensitas beban
proggresif dengan tujuan akhir (kecepatan/beban berlebih), variasi
memperbaiki prestasi olahraga”. interval beban (lama istirahat), dan
Selanjutnya Harsono (1988:90) bentuk istirahat terhadap
menyatakan bahwa “latihan adalah pembebanan komponen-komponen
suatu proses berlatih yang sistematis beban (Jonath, 1973:333) supaya
yang dilakukan berulang-ulang kali, mempunyai tujuan yang terarah. Jadi
yang kian hari jumlah beban latihan interval harus diperhatikan
latihannya kian bertambah”. Pada lama istirahat yang dibutuhkan untuk
hakekatnya latihan adalah suatu kembali melakukan latihan, oleh
aktifitas yang dilakukan dengan karena itu bentuk istirahat dibedakan
tujuan tertentu yang dilakukan secara dalam dua bentuk yaitu istirahat pasif
berulang-ulang. (tidur, berdiri, duduk) dan istirahat
aktif (joging, jalan, berenang dan
Metode Interval Training bersepeda dengan lambat).
Metode interval adalah suatu Kemudian Fox (1994)
bentuk latihan yang berupa mengungkapkan rentang waktu
serangkaian latihan yang dikelilingi istirahat dalam latihan yaitu:
oleh periode waktu untuk melakukan 1) Interval latihan lama, maka rasio
kegiatan lain yang lebih ringan interval antara kerja dan istirahat
(Junusal Hairy, 2003:124). 1 : 1.
Selanjutnya Junusal Hairy 2) Interval latihan sedang, maka
(2003:124) mengatakan ada 3 tipe rasio interval antara kerja dan
interval training yaitu sebagai istirahat 1 : 2.
berikut:“a) Aerobik interval training 3) Interval latihan singkat dengan
adalah suatu bentuk latihan yang beban, maka rasio interval kerja
dilakukan secara berulang-ulang dan istirahat 1 : 3.
dengan interval istirahat yang sangat Di samping itu, intensitas
pendek antara 5–15 detik, b) Aerobik beban dari lama setiap pembebanan
anaerobik interval training adalah harus diukur. Apabila intensitas
latihan yang intensitasnya antara 80– beban tinggi (85% VO2 max), maka
95 %, VO2 Max dan denyut nadi lama latihan pendek atau boleh 15-12
antara 85-100 % dari denyut nadi menit, sebaliknya bila intensitas
maksimal, interval kerjanya lebih rendah, maka waktu latihan harus
pendek, sedangkan interval lama. Karena adaptasi organisme
istirahatnya antara 60–90 detik, c) terhadap prestasi yang dituntut dalam
Anaerobik interval training istirahat (interval), maka pengukuran

84
Jurnal PENJAKORA
Volume 4 Nomor 1, Edisi September 2017

tersebut mempunyai arti dalam kejadian darurat yang datang tiba-


interval latihan. tiba”. Dari beberapa pendapat di atas
Metode latihan interval dapat maka dapat dikatakan bahwa
meningkatkan kemampuan kinerja kesegaran jasmani merupakan
fisik sebagaimana dikatakan oleh keadaan tubuh untuk dapat
Bayati dalam Rafa (2016: 93) melakukan kegiatan sehari-hari tanpa
“bentuk pelatihan ini telah mengalami kelelahan yang berarti.
ditemukan untuk memperbaiki
indikator kapasitas fisik seperti
pengangkatan laktat dari darah, Komponen-Komponen Kesegaran
penyerapan oksigen maksimal, Jasmani
kekuatan aerobik maksimal”. Pusat kesegaran jasmani dan
Berdasarkan uraian di atas dapat rekreasi Depdikbud (1996:1)
diketahui bahwa metode interval menyatakan kesegaran jasmani
training merupakan salah satu terdiri dari beberapa komponen,
bentuk metode latihan yang dapat yaitu: “(1) Daya tahan
digunakan untuk latihan yang kardiovaskuler (cardiovasculer
bertujuan untuk meningkatkan endurance), (2) Daya tahan otot
kesegaran jasmani. (muscle endurance), (3) Kekuatan
otot (muscle strength), (4)
Kesegaran Jasmani Kelenturan (flexibelity), (5)
Menurut Sutarman dalam Komposisi tubuh (body
Arsil (2009:9) “kesegaran jasmani composition), (6) Kecepatan gerak
adalah suatu aspek, yaitu aspek fisik (speed of movement), (7) Kelincahan
dari kesegaran yang menyeluruh (agility), (8) Keseimbangan
(total fitnes) yang memberikan (balance), (9) kecepatan reaksi
kesanggupan kepada seseorang untuk (reaction time), (10) koordinasi
menjalankan hidup yang produktif (coordination)”.
dan dapat menyesuaikan diri pada Menurut Gusril
tiap-tiap pembebanan fisik (physical (2004:65) komponen kesegaran
stress) yang layak”. Kemudian pusat jasmani terdiri dari dua bagian yaitu :
kesegaran jasmani dan rekreasi “(a) kesegaran jasmani yang
Depdikbud (1996:1) menyatakan berhubungan dengan kesehatan
kesegaran jasmani adalah (health related fitness), terdiri dari :
kemampuan tubuh seseorang untuk daya tahan jantung paru
melakukan tugas pekerjaan sehari- (cardiorespiratory), kekuatan otot,
hari tanpa menimbulkan kelelahan daya tahan otot, fleksibelitas,
yang berarti. komposisi tubuh; (b) kesegaran yang
Dipihak lain Sullivan dalam berhubungan dengan keterampilan
Gusril (2004:25) menyatakan (skill related) terdiri dari: kecepatan,
kesegaran jasmani adalah “suatu kekuatan, keseimbangan, kelincahan,
kemampuan untuk melakukan koordinasi, kecepatan reaksi”.
kegiatan sehari-hari yang normal Komponen-komponen Kesegaran
dengan giat dan penuh kesiap Jasmani dari segi kesehatan terdiri
siagaan, tanpa mengalami kelelahan atas :
yang berati dan masih mempunyai
cadangan energi untuk menikmati
kegiatan waktu senggang serta

85
Jurnal PENJAKORA
Volume 4 Nomor 1, Edisi September 2017

1. Kekuatan kelentukan tubuh. “Kelentukan yang


Menurut Edwarsyah (2017) baik, atau rentang gerak yang luas,
Kekuatan adalah kekuatan otot atau adalah masalah fisiologik dan
sekelompok otot untuk melawan dan mekanik. Dalam renang, umpanya
menahan suatu beban pada saat gerakan efisien bagi berbagai
melakukan suatu pekerjaan. keterampilan memerlukan tingkat
Kekuatan otot harus dipunyai oleh kelentukan yang tinggi”. (Ateng,
setiap mahasiswa. Apabila 1992:67). Kelentukan sangat
mahasiswa tidak mempunyai menunjang dalam pelaksanaan
kekuatan otot tentu dia tidak dapat pembelajaran penjasorkes disekolah.
melakukan aktivitas bermain yang Komponen - komponen
menggunakan fisik seperti: berjalan, kesegaran jasmani dari segi
berlari, melompat, melempar, performance terdiri atas :
memanjat, bergantung dan 1. Koordinasi
mendorong”. (Gusril, 2008:16). Koordinasi adalah
Kekuatan merupakan “kemampuan mengintegrasikan
kemampuan otot dalam menahan berbagai gerakan yang berlainan ke
atau menerima beban dalam dalam satu pola tunggal gerakan”.
melaksanakan pekerjaan yang (Ateng, 19992:67). Ada berbagai
dilakukan, kekuatan dapat macam persyaratan untuk setiap
diperlihatkan dengan kemampuan aktivitas umpanya koordinasi
seseorang dalam gerakan terdapat dalam keterampilan bola
mendorong, mengangkat dan basket seperti menggiring bola,
menarik suatu benda. menangkap bola, dan menembak.
Individu yang segar dalam
2. Daya tahan. keterampilan ini dapat melakukan
Daya tahan “diartikan sebagai setiap fase dari keseluruhan
waktu bertahan yaitu lamanya keterampilan akan tetapi mampu
seseorang dapat melakukan intensitas pula untuk merubah dari pola
kerja atau jauh dari keletihan”. Daya keterampilan yang satu kepada yang
tahan terdiri dari dua bagian yaitu lain dengan cara yang sangat efektif.
daya tahan umum dan daya tahan
otot lokal. Daya tahan umum 2. Keseimbangan
berkaitan dengan kemampuan sistem Keseimbangan merupakan
kardiovaskuler, sedangkan daya kemampuan untuk menguasai gerak
tahan otot lokal berkaitan dengan alat tubuh. (Ateng, 1992:68).
kemampuan otot lokal. Contohnya seperti dalam tegak
Jadi daya tahan merupakan hal tumpu lengan. Banyak sekali
yang sangat berpengaruh dalam keterampilan yang memerlukan
kehidupan, karena berkaitan dengan keseimbangan yang tinggi seperti
sistem kardiovaskuler yang ada pada bersepatu roda, senam lantai.
seseorang dan daya tahan otot yang Keseimbangan mencegah seseorang
saling menunjang. jatuh bila pola berjalan yang sedang
dilakukan terganggu.
3. Kelentukan (flexibility)
Efektifitas penyesuaian 3. Kecepatan
seseorang dalam berbagai aktivitas Kecepatan adalah kemampuan
fisik banyak ditentukan oleh individu untuk melakukan gerakan

86
Jurnal PENJAKORA
Volume 4 Nomor 1, Edisi September 2017

yang sama berulang-ulang dalam mengatasi tahanan beban dengan


waktu yang sesingkat- kecepatan tinggi dalam suatu
singkatnya.(Ateng, 1992:67) gerakan yang utuh. Daya ledak
Kecepatan adalah jumlah banyaknya biasanya digunakan untuk melompat,
gerakan perunit waktu, contohnya start pada lari jarak pendek, start
dalam sprint adalah jumlah gerakan renang, melempar, menendang dan
berulang tungkai kaki perunit waktu. semua gerakan dalam cabang
Tenaga otot dan kecepatan sangat olahraga yang dilakukan secara
terkait erat. Keberhasilan lari cepat mendadak dengan kekuatan
tidak dapat diraih tanpa kekuatan maksimal disertai kecepatan tinggi
otot untuk menggerakkan kaki (Neldi, 2008:112). Daya ledak
dengan cepat. merupakan salah satu hal yang
penting di dalam setiap kegiatan
4. Ketepatan olahraga, karena daya ledak akan
Ketepatan adalah kemampuan menentukan seberapa kemampuan
untuk menguasai gerakan terhadap seseorang dalam melakukan kegiatan
objek tertentu. (Ateng, 1992:68). dalam cabang olahraga tertentu.
Objek dapat berupa jarak atau dapat Berdasarkan uraian diatas,
pula berupa kontak langsung dengan dapat disimpulkan bahwa komponen-
bagian tubuh. Seperti pada lemparan komponen pokok yang berkaitan
yang tepat pada bola baseball, yang dengan kesegaran jasmani yaitu:
kedua dalam meraih/menangkap kesanggupan dan kemampuan
sesuatu benda. seseorang dalam melakukan tugas
sehari-sehari, meningkatkan daya
5. Kelincahan (Agility) kerja terutama fungsi jantung,
Kelincahan (Agility) peredaran darah, paru dan otot,tanpa
merupakan kemampuan untuk mengalami kelelahan yang berarti,
mengubah posisi tubuh. (Ateng, yakni daya pemulihan kembali,
1992:67). Contoh kelincahan dapat masih memiliki cadangan energi, dan
dilihat seperti dalam sepakbola, secara umum membantu peningkatan
basket atau lari gawang. Kelincahan kualitas hidup seseorang.
juga mencakup elemen mengubah Kesegaran jasmani juga
arah yang merupakan elemen penting dikatakan aspek-aspek kemampuan
dalam berbagai keterampilan fisik yang menunjang kesuksesan
olahraga. Kecepatan merupakan seseorang dalam melakukan berbagai
elemen lain dalam keberhasilan aktivitas dalam kehidupannnya.
unjuklaku dari kelincahan. Individu Kegiatan itu dapat berupa pekerjaan
yang mampu merubah posisi yang sehari-hari dan untuk keperluan
satu ke posisi yang lain dengan mendadak atau kegiatan yang
koordinasi dan kecepatan yang tinggi dilakukan pada waktu senggang.
memiliki kesegaran yang baik dalam Pekerjaan atau tugas seseorang
komponen kelincahan. sehari-hari bermacam-macam. Bagi
mahasiswa Jurusan Pendidikan
6. Daya Ledak (Power) Olahraga FIK UNP kesegaran
Daya otot biasa juga disebut jasmani berguna untuk kegiatan
daya ledak (power) atau daya menunjang semua kegiatan
eksplosif adalah kemampuan sebuah mahasiswa setiap hari mulai dari
otot atau sekelompok otot untuk kuliah, latihan cabang olahraga

87
Jurnal PENJAKORA
Volume 4 Nomor 1, Edisi September 2017

tertentu sampai pada kegiatan


organisasi kemahasiswaan. Populasi dan Sampel
Semakin tinggi kesegaran Menurut Sugiyono (2008: 117)
jasmani yang dimiliki seseorang, populasi adalah “wilayah
maka semakin besar pula generalisasi yang terdiri atas
kemungkinan untuk menyelesaikan obyek/subyek yang mempunyai
suatu pekerjaan dan semakin besar kualitas dan karakteristik tertentu
pula kesempatan untuk menikmati yang ditetapkan oleh peneliti untuk
kehidupan. Kualitas suatu fisik dipelajari dan kemudian ditarik
berhubungan erat dengan kualitas kesimpulannya”. Populasi dalam
hidup. Kesegaran jasmani akan penelitian ini adalah mahasiswa
berbeda setiap orang dan tergantung Jurusan Pendidikan Olahraga FIK
dari beberapa hal antara lain: jenis UNP yang berjumlah ± 2500 orang.
pekerjaan, keadaan kesehatan, jenis Penarikan sampel dengan teknik
kelamin, umur, tingkat terlatihnya purposive sampling hanya pada
seseorang dan status gizi. mahasiswa Jurusan Pendidikan
Olahraga yang mengikuti
METODOLOGI PENELITIAN perkuliahan pembentukan kondisi
Jenis Penelitian fisik sehingga sampel dalam
Sesuai dengan jenis penelitian ini berjumlah 18 orang
penelitian yang dikembangkan yakni yang terdiri dari 14 orang mahasiswa
penelitian eksperimen semu (quasi laki-laki dan 4 orang mahasiswa
experiment), dengan menggunakan perempuan.
metode interval training sebagai
variabel bebas dan kesegaran HASIL PENELITIAN
jasmani sebagai variabel terikat. 1. Data Pre Test
Berikut desain pelaksanaan penelitian: Dari hasil pengukuran yang
dilakukan terhadap sampel diperoleh
T1 X T2 skor tertinggi 20, skor terendah 11,
dan rata-rata hitung (mean) 16.17,
Gambar 1. Desain Penelitian nilai tengah (median) 16, dan
simpangan baku (standard deviasi)
Keterangan: sebesar 2.85. Untuk lebih jelasnya
T1 : Data awal distribusi data pre test ini dapat
X : Perlakuan Interval Training dilihat pada tabel di bawah ini.
T2 : Data Akhir

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data Pre Test Metode Interval Training


Jumlah Frekuensi Klasifikasi Kesegaran
No
Nilai Absolut Relatif (%) Jasmani
1 22 – 25 0 0 Baik Sekali
2 18 – 21 6 33.33 Baik
3 14 – 17 9 50 Sedang
4 10 – 13 3 16.67 Kurang
5 5–9 0 0 Kurang Sekali
Jumlah 18 100

88
Jurnal PENJAKORA
Volume 4 Nomor 1, Edisi September 2017

Berdasarkan perhitungan kategori Kurang terdapat 3 orang


yang tertera pada tabel 1 dapat mahasiswa (16.67%) sedangkan
dilihat bahwa tidak ada mahasiswa untuk kategori Kurang Sekali tidak
yang memiliki kesegaran jasmani ada mahasiswa yang memiliki
pada kategori Baik Sekali, dan 4 kesegaran jasmani pada kategori
orang mahasiswa (33.33%) memiliki tersebut. Untuk lebih jelasnya,
kesegaran jasmani pada kategori distribusi frekuensi skor pre test
Baik, berikutnya 9 orang mahasiswa kesegaran jasmani juga dapat dilihat
(50%) memiliki kesegaran jasmani pada diagram di bawah ini:
pada kategori Sedang dan untuk

Grafik 1. Diagram (Pre Test) Kesegaran Jasmani

2. Data Post Test nilai tengah (median) 17.5, dan


Dari hasil pengukuran yang simpangan baku (standard deviasi)
dilakukan terhadap sampel diperoleh sebesar 2.52. Untuk lebih jelasnya
skor tertinggi 22, skor terendah 14, distribusi data post test ini dapat
dan rata-rata hitung (mean) 17.72, dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Post Test Metode Interval Training


Frekuensi Klasifikasi
No Jumlah Nilai
Absolut Relatif (%) Kesegaran Jasmani
1 22 – 25 2 11.11 Baik Sekali
2 18 – 21 7 38.89 Baik
3 14 – 17 9 50 Sedang
4 10 – 13 0 0 Kurang
5 5–9 0 0 Kurang Sekali
Jumlah 18 100

Berdasarkan perhitungan jasmani pada kategori Baik,


yang tertera pada tabel 2 dapat berikutnya 9 orang mahasiswa (50%)
dilihat bahwa terdapat 2 orang memiliki kesegaran jasmani pada
mahasiswa (11.11%) yang memiliki kategori Sedang dan untuk kategori
kesegaran jasmani pada kategori Kurang serta kategori kategori
Baik Sekali, dan 7 orang mahasiswa Kurang Sekali tidak ada mahasiswa
(38.89%) memiliki kesegaran yang memiliki kesegaran jasmani

89
Jurnal PENJAKORA
Volume 4 Nomor 1, Edisi September 2017

pada kategori tersebut. Untuk lebih dapat dilihat pada diagram di bawah
jelasnya, distribusi frekuensi skor ini:
post test kesegaran jasmani juga

Grafik 2. Diagram (Post Test) Kesegaran Jasmani

Pengujian Hipotesis Sebagaimana telah


Hipotesis dalam penelitian ini dikemukakan pada kajian teori
adalah terdapat pengaruh yang sebelumnya metode latihan interval
signifikan oleh metode interval merupakan metode yang efektif
training terhadap peningkatan dalam peningkatan kesegaran
kesegaran jasmani mahasiswa jasmani. Karena metode latihan
Jurusan Pendidikan Olahraga FIK interval berhubungan dengan metode
UNP . Hipotesis tersebut diuji rangsangan yang diberikan secara
dengan menggunakan t-test pada berulang-ulang serta intensitas yang
taraf signifikan α 0.05%. bervariasi dan interval istirahat yang
Dari hasil analisis data telah direncanakan sebelum sampel
diperoleh thitung (3.56) > ttabel (1.74), pulih kembali secara penuh. Dan
dengan demikian maka H0 ditolak metode ini mengacu pada prinsip
dan Ha diterima artinya hipotesis interval, yaitu latihan menurut
yang mengatakan bahwa terdapat interval training ditandai oleh variasi
pengaruh yang signifikan oleh lama pembebanan (panjang
metode interval training terhadap jarak/besar seri latihan), variasi
peningkatan kesegaran jasmani intensitas beban (kecepatan/beban
mahasiswa Jurusan Pendidikan berlabih), variasi interval beban
Olahraga FIK UNP diterima (lama istirahat), dan bentuk istirahat
kebenarannya secara empiris. terhadap pembebanan komponen-
komponen beban supaya
PEMBAHASAN mempunyai tujuan yang terarah
Berdasarkan analisis data (Jonath, 1973:333). Metode latihan
yang telah dilakukan, maka hasil ini harus memperhatikan lama
penelitian menunjukkan bahwa istirahat yang dibutuhkan untuk
Metode Interval Training dapat kembali melakukan latihan.
meningkatkan kesegaran jasmani Melalui metode interval
mahasiswa Jurusan Pendidikan training maka akan lebih
Olahraga FIK UNP . memudahkan peneliti dalam

90
Jurnal PENJAKORA
Volume 4 Nomor 1, Edisi September 2017

mengontrol setiap latihan sehingga kardiovaskuler, dayatahan otot,


efek yang diberikan oleh latihan kekuatan otot, kelentukan, kecepatan
tersebut benar-benar maksimal. dan koordinasi, sehingga
Menurut Fox (1994), metode interval peningkatan kesegaran jasmani yang
training memiliki beberapa diharapkan melalui proses latihan
keuntungan diantaranya: dapat terwujud dengan baik hal ini
1) Pengontrolan yang tepat atas tentunya dilakukan dengan adanya
stres yang diberikan, (2) proses latihan yang baik dan evaluasi
Pendekatan yang sistimatis dari yang dilakukan oleh peneliti pada
hari kehari, yang memungkinkan setiap latihan.
untuk mengamati perkembangan
dengan mudah, (3) Lebih cepat SIMPULAN
memperbaiki potensial energi Berdasarkan temuan
dibanding metoda lain (pada penelitian dan pembahasan hasil
program kondisioning). (4) penelitian maka dapat disimpulkan
Suatu program yang dapat bahwa: metode interval training
dilakukan hampir dimana saja memberikan pengaruh yang
dan tidak memerlukan alat-alat signifikan terhadap peningkatan
khusus. (5) Bagi pelatih dengan Kesegaran Jasmani mahasiswa
waktu yang terbatas, maka Jurusan Pendidikan Olahraga FIK
program latihan interval dapat UNP
digunakan untuk meningkatkan
kondisi para atlitnya, (6) Untuk SARAN
semua cabang olahraga, latihan Berdasarkan simpulan di atas, maka
interval merupakan cara yang diajukan beberapa saran kepada:
efektif untuk melatih atlit. (7) 1. Mahasiswa agar mengikuti
Latihan interval merupakan satu proses latihan yang diberikan
sistem latihan yang baik sekali dengan baik agar latihan tersebut
(excellent) untuk atlit maupun dapat memberikan efek yang
non-atlit yang tertarik pada maksimal.
"general fitness" 2. Masyarakat umum agar
Berdasarkan penjelasan di menggunakan metode interval
atas maka metode interval training training dalam usaha
merupakan salah satu metode latihan meningkatkan kesegaran jasmani
yang efektif untuk meningkatkan karean metode interval training
kesegaran jasmani karena metode cocok untuk atlet dan non atlet.
interval training baik digunakan
untuk atlet maupun non atlet. Sampel DAFTAR PUSTAKA
perlakukan dalam penelitian ini Arsil. (2009). Tes Pengukuran Dan
adalah mahasiswa Jurusan Evaluasi Pendidikan
Pendidikan Olahraga FIK UNP Jasmani Dan Olahraga.
dimana tidak semua mahasiswa yang Padang : FIK UNP
menjadi sampel penelitian ini adalah Ateng, Kadir.(1992). Azaz Dan
atlet. Selama pemberian proses Landasan Pendidikan
latihan peneliti melatih komponen- Jasmani.Jakarta Depdikbud.
komponen dari kesegaran jasmani
tersebut diantaranya latihan untuk
meningkatkan daya tahan

91
Jurnal PENJAKORA
Volume 4 Nomor 1, Edisi September 2017

Bompa, Tudor O. (1994). Power Hairy, Junusul. (2003). Daya Tahan


Training For Sport. Canada: Aerobik. Jakarta: Direktorat
Mocaic press. Jendral Olahraga
Departemen Pendidikan
Depdikbud.(1996). Ketahuilah
Nasional.
Tingkat Kesegaran Jasmani
Anda. Jakarta: Depdikbud Harsono. (1988). Coaching Dan
Pusat Kesegaran Jasmani Aspek-aspek Psikologis
Dan Rekreasi. Dalam Coaching. Jakarta:
P2LPTK.
Edwarsyah, Hardiansyah Sefri,
Syampurma Hilmainur. Jonath, U. (1973). Praxis Der
(2017). The Effect of Circuit Leichtathletik. Berlin.
Training Exercise on Neldi, Hendri (2008). Pembelajaran
Physical Condition of Pencak Pendidikdn Jasmani Dan
Silat Athlete Sport Activities Olahraga. Padang: FIK
Unit State University of UNP.
Padang. Journal: Penjakora.
Vol. 4 No 1: 51-63. Rafa Hebisz. (2016). Differences in
Physiological Responses to
Fox, El. Bower RW. Fose ML. Interval Training in Cyclists
(1994). Theory With and Without Interval
Physydogycal Basic Of Training Experience.
Physical Education And
Journal of Human Kinetics
Athletics. Philadelphia: volume 50/2016, 93-101.
Saunders Collage
Publishing Sugiyono. (2008). Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung:
Gusril. (2004). Beberapa Faktor Alfabeta
Yang berkaitan Dengan
Kemampuan Motorik Siswa Suharno. (1993). Metodologi
Sekolah Dasar Negeri Kota Penelitian Olahraga. Seri
Padang. Disertasi. Bahan Penataran Pelatih
Jakarta.UNJ. Tingkat Muda/Madya.
Jakarta: Koni Pusat. Pusat
(2008). Model Pendidikan Dan Penataran
Pengembangan Motorik
Pada Siswa Sekolah Dasar. Undang-undang RI No 03. 2005.
Padang. UNP Press. Sistem Keolahragaan
Nasional. Yogyakarta :
Pustaka Yudisti

92

Anda mungkin juga menyukai