2, September 2018
E-mail: 1. erlindaipurba@gmail.com
2.
indrianiauliya22@gmail.com
ABSTRAK
Salah satu kompetensi perekam medis yaitu perekam medis diharuskan mampu mengklasifikasi dan
kodefikasi penyakit. Masih rendahnya persentase ketidaktepatan kode dapat menyebabkan berbagai dampak
negatif diantaranya penghitungan berbagai angka statistik rumah sakit akan salah, kualitas laporan yang
akan digunakan untuk evaluasi pelayanan akan tidak sinkron, selain itu perencanaan dan pengelolaan rumah
sakit, dan kepentingan riset klinik akan mengalami kendala.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi ketidaktepatan kode pada persalinan sectio caesarea di Rumah Sakit Umum
(RSU) Imelda Pekerja Indonesia (IPI) Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
pendekatan deskriptif yang dilakukan pada tanggal 30 juni 2018 dengan sampel seluruh populasi 31 petugas
rekam medis. Penelitian dilakukan menggunakan aplikasi komputer uji chi square (X2) dengan kemaknaan
95% (α=0.05%). Hasil penelitian ini ditemukan petugas mengkode dengan tepat sebanyak 10 petugas
(32.3%) dan yang tidak tepat sebanyak 21 petugas (67.7%). Hasil uji bivariate menunjukan adanya hubungan
variabel karakterisik pelatihan, pengetahuan, sikap, kelengkapan dokumen rekam medis, sarana dan
prasarana dengan ketidaktepatan kode pada persalinan sectio caesarea di RSU IPI Medan dengan (p<0.05).
Diharapkan rumah sakit memeberi kesempatan para petugas rekam medis pelatihan secara
berkesinambungan, serta mengevaluasi kelengkapan dokumen rekam medis.
454
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vol 3, No.2, September 2018
1. Apakah ada hubungan karakteristi petugas persalinan ibu melahirkan di RSU IPI
rekam medis dengan ketidaktepatan kode Medan.
pada persalinan sectio caesarea dengan di
RSU IPI Medan ? METODE
2. Apakah ada hubungan kelengkapan
dokumen rekam medis dengan Penelitian ini dilakukan dengan
ketidaktepatan kode pada persalinan sectio menggunakan metode penelitian kuantitatif
caesarea di RSU IPI Medan ? dengan pendekatan deskriptif. Metode yang
3. Apakah ada hubungan sarana dan prasaran digunakan cross sectional jenis penelitian ini
dengan ketidaktepatan kode pada digunakan untuk mengetahui faktor-faktor
persalinan sectio caesarea di RSU IPI yang mempengaruhi ketidaktepatan kode pada
Medan ? persalinan sectio caesarea di RSU IPI Medan.
455
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vol 3, No.2, September 2018
Definisi Operasional
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel. Tersebut diberi batasan atau
definisi operasional (Notoatmodjo, 2012).
Adapun definisi operasional pada penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Berdasarkan tidak tepat lebih banyak dari petugas rekam
Kelengkapan Dokumen Rekam Medis di RSU medis yang mengkode dengan tepat. Petugas
IPI Medan rekam medis yang mengkode tidak tepat
No Kelengkapan Frekuensi Persentase sebanyak 21 petugas (67.7%), dan petugas
Dokumen (%) rekam medis yang megkode dengan tepat
Rekam Medis sebanyak 10 petugas (32.3%).
1 Tidak Lengkap 14 45.2
2 Lengkap 17 54.8 Analisis Bivariat
Total 31 100
Tabel 12. Hubungan Faktor Umur dengan
Tabel 9 menunjukkan bahwa distribusi Ketidaktepatan Kode Pada Persalinan Sectio
kelengkapan dokumen rekam medis dari 31 Caesarea di RSU IPI Medan
responden yang telah diteliti, dokumen Ketidaktepatan Kode Pada
rekam medis yang lengkap lebih banyak dari Persalinan Sectio Caesaraea
dokumen rekam medis yang tidak lengkap. N Umu
Tidak Tepat Total P
Dokumen rekam medis yang lengkap o r
Tepat
sebanyak 17 berkas (54.8%), dan dokumen F % F % F %
rekam medis yang tidak lengkap sebanyak 14 21-30 1 48. 22. 2
1 7 71
berkas (45.2%). tahun 5 4 6 2
31-40 19.
2 6 3 9.7 9 29 1
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Berdasarkan tahun 3
Sarana dan Prasarana di RSU IPI Medan Total 2 67. 1 32. 3 10
No Sarana dan Frekuensi Persentase 1 7 0 3 1 0
Prasarana (%) Tabel 12 menunjukkan hasil uji statistik
1 Tidak Lengkap 13 41.9 tentang pengaruh umur petugas rekam medis
2 Lengkap 18 58.1 dengan ketidaktepatan kode pada persalinan
Total 31 100 sectio caesarea. Diperoleh p=1>0.05 sehingga
Tabel 10 menunjukkan bahwa distribusi Ho diterima artinya tidak ada hubungan antara
sarana dan prasarana dari 31 responden yang umur petugas rekam medis dengan
telah diteliti, sarana dan prasarana yang ketidaktepatan kode pada persalinan sectio
lengkap lebih banyak dari sarana dan prasaran caesarea di RSU IPI.
a yang tidak lengkap. Sarana dan prasarana
yang lengkap sebanyak 18 berkas (58.1%), Tabel 13. Hubungan Faktor Jenis Kelamin
dan sarana prasarana yang tidak lengkap dengan Ketidaktepatan Kode Pada Persalinan
sebanyak 13 berkas (41.9%). Sectio Caesarea di RSU IPI Medan
Ketidaktepatan Kode
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pada Persalinan Sectio
Jenis
Ketidaktepatan Kode Pada Persalinan Sectio N Caesaraea
Kelami P
Caesarea di RSU IPI Medan o Tidak Tepat Total
n
Tepat
No Ketidaktepatan Frekuensi Persentase
Kode pada (%) F % F % F %
Persalianan Peremp 1 48. 19. 2 67.
1 6
Sectio Caesrae uan 5 4 3 1 7
1 Tidak Tepat 21 67.7 Laki- 19. 1 32. 0.6
2 6 4 13
2 Tepat 10 32.3 Laki 3 0 3 85
Total 31 100 Total 2 67. 1 32. 3 10
1 7 0 3 1 0
Tabel 11 menunjukkan bahwa distribusi
Tabel 13 menunjukkan hasil uji statistik
ketidaktepatan kode pada persalinan sectio
tentang pengaruh jenis kelamin petugas rekam
caesarea dari 31 responden yang telah
medis dengan ketidaktepatan kode pada
diteliti, petugas rekam medis yang mengkode
460
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vol 3, No.2, September 2018
dari hubungan pelatihan petugas rekam medis yang bersikap baik sebanyak 6 responden
dengan ketidaktepatan kode pada persalinan (19.4%). Sedangkan jika dilihat dari hubungan
sectio caesarea. Diperoleh p=0.006<0.05 sikap petugas rekam medis dengan
sehingga Ho ditolak artinya ada hubungan ketidaktepatan kode pada persalinan sectio
antara pelatihan petugas rekam medis dengan caesarea. Diperoleh p=0.003<0.05 sehingga
ketidaktepatan kode pada persalinan sectio Ho ditolak artinya ada hubungan antara sikap
caesarea di RSU IPI. petugas rekam medis dengan ketidaktepatan
Dari hasil penelitian berdasarkan distribu kode pada persalinan sectio caesarea di RSU
si pengetahuan petugas rekam medis dari 31 IPI.
responden yang telah diteliti, petugas rekam Kelengkapan pengisian informasi
medis yang berpengetahuan kurang lebih dokumen rekam medis sangat berpengaruh
banyak dari petugas rekam medis yang terhadap keakuratan kode diagnosis. Dari hasil
berpengetahuan baik. Petugas rekam medis penelitian berdasarkan distribusi kelengkapan
yang berpengetahuan kurang sebanyak 13 dokumen rekam medis dari 31 responden
responden (41.9%), dan petugas yang yang telah diteliti, dokumen rekam medis
berpengetahuan baik sebanyak 6 responden yang lengkap lebih banyak dari dokumen
(19.4%). Sedangkan jika dilihat dari hubungan rekam medis yang tidak lengkap. Dokumen
pengetahuan petugas rekam medis dengan rekam medis yang lengkap sebanyak 17
ketidaktepatan kode pada persalinan sectio berkas (54.8%), dan dokumen rekam medis
caesarea. Diperoleh p=0.001<0.05 sehingga yang tidak lengkap sebanyak 14 berkas
Ho ditolak artinya ada hubungan antara (45.2%). Sedangkan jika dilihat dari hubungan
pengetahuan petugas rekam medis dengan kelengkapan dokumen rekam medis dengan
ketidaktepatan kode pada persalinan sectio ketidaktepatan kode pada persalinan sectio
caesarea di RSU IPI. caesarea. Diperoleh p=0.000<0.05 sehingga
Berdasarkan asumsi peneliti ditemukan Ho ditolak artinya ada hubungan antara
adanya hubungan antara pengetahuan petugas kelengkapan dokumen rekam medis dengan
rekam medis dengan ketidaktepatan kode pada ketidaktepatan kode pada persalinan sectio
persalinan sectio caesarea di RSU IPI. Hasil caesarea di RSU IPI. Hasil penelitian ini
penelitian ini sejalan dengan Lily (2014) pada sejalan dengan Pujihastuti (2013) Hubungan
Beberapa Rumah Sakit di Jakarta yang Kelengkapan Informasi Dengan Keakuratan
menyatakan adanya hubungan yang signifikan Kode Diagnosis dan Tindakan Pada Dokumen
antara akurasi koding dengan pengetahuan, Rekam Medis Rawat Inap didapat ada
koder yang berpengetahuan baik dapat hubungan antara kelengkapan informasi
mengkode secara akurat. Berdasarkan hasil dengan keakuratan kode diagnosis.
penelitian ifalahma (2013) pada Pasien Rawat Sesuai dengan standar pelayanan rekam
Inap Jaminan Kesehatan Masyarakat medis, maka fasilitas dan peralatan yang
Berdasarkan ICD-10 di RSUD Simo Boyolali cukup harus disediakan guna tercapainya
pengetahuan petugas pemberi kode diagnosis pelayanan yang efisien. Dalam pengelolaan
mempunyai hubungan yang signifikan dengan rekam medis rumah sakit di indonesia. Dari
keakuratan kode diagnosis pasien rawat inap hasil penelitian berdasarkan distribusi sarana
jamkesmas berdasarkan ICD-10. dan prasarana dari 31 responden yang telah
Dari hasil penelitian berdasarkan distribu diteliti, sarana dan prasarana yang lengkap
si Sikap petugas rekam medis dari 31 lebih banyak dari sarana dan prasarana yang
responden yang telah diteliti, petugas rekam tidak lengkap. Sarana dan prasarana yang
medis yang bersikap cukup lebih banyak dari lengkap sebanyak 18 berkas (58.1%), dan
petugas rekam medis yang bersikap baik. sarana prasarana yang tidak lengkap sebanyak
Petugas rekam medis yang bersikap cukup 13 berkas (41.9%). Sedangkan jika dilihat dari
sebanyak 13 responden (41.9%), dan petugas hubungan sarana dan prasarana dengan
463
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vol 3, No.2, September 2018
ketidaktepatan kode pada persalinan sectio 9. Ada hubungan antara sarana dan
caesarea. Diperoleh p=0.001<0.05 sehingga prasarana dengan ketidaktepatan kode
Ho ditolak artinya ada hubungan antara sarana pada persalinan sectio caesarea di RSU
dan prasarana dengan ketidaktepatan kode IPI dengan nilai p=0.001<0.05.
pada persalinan sectio caesarea di RSU IPI.
SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
dari penelitian ini: keetidaktepatan kode pada persalinan sectio
1. Tidak ada hubungan antara umur petugas caesarea di RSU IPI, maka peneliti
rekam medis dengan ketidaktepatan kode menyarankan:
pada persalinan sectio caesarea di RSU 1. Rumah sakit memberi kesempatan para
IPI dengan nilai p=1>0.05. petugas rekam medis untuk mengikuti
2. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin pelatihan koding secara berkesinambungan.
petugas rekam medis dengan 2. Perlu adanya peningkatan kualitas sumber
ketidaktepatan kode pada persalinan daya manusia
sectio caesarea di RSU IPI dengan nilai 3. Meningkatkan evaluasi di bagian
p=0.685>0.05. kelengkapan dokumen rekam medis
3. Ada hubungan antara pelatihan petugas dengan membuat kebijakan agar dapat
rekam medis dengan ketidaktepatan kode lebih terkontrol dan menghasilkan rekam
pada persalinan sectio caesarea di RSU medis yang berkualitas
IPI dengan nilai p=0.006<0.05.
4. Tidak ada hubungan antara pendidikan DAFTAR PUSTAKA
petugas rekam medis dengan
ketidaktepatan kode pada persalinan .Lily W dan Rumana N.A. 2014. Faktor-
sectio caesarea di RSU IPI dengan nilai Faktor Yang Mempengaruhi Keakurasian
p=0.1.06>0.05. koding Ibu Melahirkan dan Bayi di
5. Tidak ada hubungan antara pengalaman Beberapa Rumah Sakit. Jakarta:
petugas rekam medis dengan Universitas Esa Unggul.
ketidaktepatan kode pada persalinan Anggraini M, [et.al]. (2017). Bahan Ajar
sectio caesarea di RSU IPI dengan nilai Rekam Medis dan informasi
p=0.326>0.05. Kesehatan (RMIK) Klasifikasi Kodefikasi
6. Ada hubungan antara pengetahuan Penyakit dan Masalah Terkait I. Jakarta:
petugas rekam medis dengan Kementrian Kesehatan Republik
ketidaktepatan kode pada persalinan Indonesia.
sectio caesarea di RSU IPI dengan nilaii Arsinah, Shinta S.P. [et.al]. (2010). Asuhan
p=0.001<0.05. Kebidanan Masa Persalinan. Yogyakarta
7. Ada hubungan antara sikap petugas : Graha Ilmu.
rekam medis dengan ketidaktepatan kode Benson, Ralph C, [et.al]. (2009). Buku Saku
pada persalinan sectio caesarea di RSU Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.
IPI dengan nilai p=0.003<0.05. Dep.Kesehatan RI. 2014. Peraturan Mentri
8. Ada hubungan antara kelengkapan Kesehatan RI No. 56 Tahun 2014.
dokumen rekam medis dengan Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.
ketidaktepatan kode pada persalinan Jakarta: Kemenkes RI.
sectio caesarea di RSU IPI dengan nilai Hatta, Gemala R. (2012). Pedoman
p=0.000<0.05. Manajemen Informasi Kesehatan
disarana. s.l: s.n.
464
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vol 3, No.2, September 2018
Hatta, Gemala R. (2014). Pedoman Manajeme Rawat Inap. Karanganyar: Apikes Mitra
n Informasi Kesehatan disarana Pelayan Husada Karanganyar.
an Kesehatan. Jakarta: Universitas Indon Rasjidi, Imam. (2009). Manual Seksio Caesar
esia (UI-Press). ea & Laparotomi Kelainan Adneksa.
Ifalahma, Darah. (2013). Hubungan Jakarta: CV Agung Seto.
Pengetahuan Coder Dengan Keakuratan Ritonga R. (2017). Tinjauan Ketepatan Kode
Kode Diagnosis Pasien Rawat Inap Diagnosa Pada Persalinan Sectio
Jaminan Kesehatan Masyarakat Caesarea di Rumah Sakit Umum Imelda
Berdasarkan ICD-10 di RSUD Pekerja Indonesia. KTI APIKES imelda.
Simo Boyolali. Surakarta: Apikes Citra Medan: APIKES Imelda
Medika Surakarta. Rustiyanto, Ery. (2009). Etika Perekam Medis
Kementrian Kesehatan RI, (2013). Peraturan dan Sistem informasi Kesehatan.
Mentri Kesehatan RI No. 55 Tahun 2013. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Saryono dan Mekar S.A. (2013). Metodologi
Medis. Jakarta: Kemenkes RI. Penelitian Kualitatif dan Kuntitatif
Notoatmodjo, Soekidjo. (2009). Pengembanga Dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta:
n Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Nuha Medika
Cipta. Simkin, Penny. (2008). Panduan Lengkap
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Kehamilan Melahirkan & Bayi. Jakarta:
Penelitiansehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Arcan
Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Wiknjosastro, H. (2007). Ilmu Bedah Kebidan
Universitas Indonesia (UI-Press). an. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwo
Pujihastuti A dan Sudra R.I. (2013). no Prawirohardjo.
Hubungan Kelengkapan Informasi World Health Organization. (2010). Internati
dengan Keakuratan Kode Diagnosis dan onal Statistical Classification of Diseases
Tindakan Pada Dokumen Rekam Medis and Related Health Problems. USA: Gen
eva
465