Anda di halaman 1dari 13

JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vol 3, No.

2, September 2018

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKTEPATAN


KODE PADA PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT
UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN
TAHUN 2018
1.
Erlindai; 2. Auliya Indriani
1.
Dosen APIKES Imelda. Jalan Bilal Nomor 52 Medan, 2. Alumni APIKES Imelda

E-mail: 1. erlindaipurba@gmail.com
2.
indrianiauliya22@gmail.com

ABSTRAK

Salah satu kompetensi perekam medis yaitu perekam medis diharuskan mampu mengklasifikasi dan
kodefikasi penyakit. Masih rendahnya persentase ketidaktepatan kode dapat menyebabkan berbagai dampak
negatif diantaranya penghitungan berbagai angka statistik rumah sakit akan salah, kualitas laporan yang
akan digunakan untuk evaluasi pelayanan akan tidak sinkron, selain itu perencanaan dan pengelolaan rumah
sakit, dan kepentingan riset klinik akan mengalami kendala.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi ketidaktepatan kode pada persalinan sectio caesarea di Rumah Sakit Umum
(RSU) Imelda Pekerja Indonesia (IPI) Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
pendekatan deskriptif yang dilakukan pada tanggal 30 juni 2018 dengan sampel seluruh populasi 31 petugas
rekam medis. Penelitian dilakukan menggunakan aplikasi komputer uji chi square (X2) dengan kemaknaan
95% (α=0.05%). Hasil penelitian ini ditemukan petugas mengkode dengan tepat sebanyak 10 petugas
(32.3%) dan yang tidak tepat sebanyak 21 petugas (67.7%). Hasil uji bivariate menunjukan adanya hubungan
variabel karakterisik pelatihan, pengetahuan, sikap, kelengkapan dokumen rekam medis, sarana dan
prasarana dengan ketidaktepatan kode pada persalinan sectio caesarea di RSU IPI Medan dengan (p<0.05).
Diharapkan rumah sakit memeberi kesempatan para petugas rekam medis pelatihan secara
berkesinambungan, serta mengevaluasi kelengkapan dokumen rekam medis.

Kata Kunci: Ketidaktepatan Kode, Petugas Rekam Medis

PENDAHULUAN mutu layanan kesehatan diantaranya adalah


bagian rekam medis (PMK Nomor 56 Tahun
Rumah Sakit merupakan institusi 2014).
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan Kompetensi perekam medis yaitu
pelayanan kesehatan perorangan secara perekam medis diharuskan mampu melakukan
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat tugas dalam memberikan pelayanan rekam
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. medis dan informasi kesehatan yang bermutu
Pelayanan kesehatan yang paripurna tinggi dengan memperhatikan beberapa
merupakan pelayanan lengkap dan sempurna kompetensi, salah satunya klasifikasi dan kode
yang harus diberikan oleh pelayanan klasifikasi penyakit. yang didalamnya
kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat dijelaskan bahwasannya seorang petugas
kesehatan masyarakat yang bermutu. Dalam rekam medis harus mampu menentukan kode
sebuah institusi kesehatan, ada beberapa dianosis pasien sesuai petunjuk dan peraturan
stakeholder yang bertanggung jawab terhadap pada pedoman buku ICD yang berlaku, serta
453
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vol 3, No.2, September 2018

mampu mengklasifikasikan data kode kepentingan riset klinik akan mengalami


diagnosis yang akurat bagi kepentingan kendala. Masalah lain yang tidak kalah
informasi morbiditas (Rustiyanto, 2009). penting akibatnya rendahnya ketepatan kode
Pengkodeaan adalah prosedur pemberian adalah tentang pembayaran kembali klaim
kode dengan menggunakan huruf dan angka asuransi. Ketepatan kode menjadi prasyarat
(Hatta, 2012). Pengkodean dengan ICD utama kesesuaian pembayaran kembali klaim.
digunakan untuk mengindeks pencatatan Apabila terjadi kesalahan maka akan
penyakit, masukan bagi sistem pelaporan, berdampak kerugian bagi institusi kesehatan
bahan, penagihan pembayaran biaya atau pasien itu sendiri.
pelayanan, dan untuk penelitian epidemologi Faktor-faktor yang mempengaruhi
dan klinis (Hatta, 2014). Ketepatan coding akurasi koding yaitu tenaga medis, petugas
sangat tergantung pada dokter sebagai penentu koding, kelengkapan dokumen rekam medis,
diagnosa dan petugas rekam medis sebagai kebijakan rumah sakit yng dituangkan dalam
pemeriksa kelengkapannya. Ketepatan bentuk surat keputusan (SK) direktur maupun
pengisian kode diagnosis pada dokumen SOP, serta sarana dan prasarananya
rekam medis harus dilakukan karena apabila (Anggraini dkk, 2017). Di RSU IPI Medan
kode diagnosis tidak tepat/tidak sesuai pasien untuk persalinan pada ibu melahirkan
dengan ICD-10 maka dapat menyebabkan ada 1876 pada tahun 2017. Untuk ibu dengan
turunnya mutu pelayanan di rumah sakit serta persalinan spontan atau normal ada 739 dan
mempengaruhi data, informasi laporan, dan ibu dengan persalinan sectio caesarea ada
ketepatan tarif INACBG’s yang pada saat ini 1137, sectio caesarea termasuk 10 penyakit
digunakan sebagai metode pembayaran untuk terbesar yang ada di RSU IPI Medan.
pelayanan pasien. Tarif pelayanan kesehatan Berdasarkan survei awal yang dilakukan
yang rendah tentunya akan merugikan pihak peneliti pada 25 berkas rekam medis pada
rumah sakit, sebaliknya tarif pelayanan persalinan sectio caesarea di RSU IPI Medan
kesehatan yang tinggi terkesan rumah sakit ada 8 berkas (32%) dengan pemberian kode
diuntungkan dari perbedaan tarif tersebut tidak tepat dan ada 17 berkas (68%) dengan
sehingga merugikan pihak penyelenggara pemberian kode tepat. Berdasarkan
jaminan kesehatan maupun pasien. wawancara kepada petugas hal ini
Terkait dengan permasalahan kode dikarenakan masih adanya kesalahan dalam
penyakit dan tindakan, masih terdapat kendala menentukan penyulit dalam persalinan serta
ketepatan koding di Rumah sakit Umum tulisan dokter yang tidak terbaca dan
Imelda Pekerja indonesia. Berdasarkan menggunakan singkatan yang sulit di mengerti
penelitian (Ritonga, 2017) yang berjudul menjadi kendala dalam manentukan kode
Tinjauan Ketepatan Kode Diagnosa Pada yang tepat.
Persalinan Sectio Caesarea di Rumah Sakit Berdasarkan Uraian di atas maka penulis
Umum (RSU) imelda Pekerja Indonesia (IPI) tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
Medan hasil penelitian dari 55 rekam medis “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
pada persalinan sectio caesarea pemberian Ketidaktepatan Kode Pada Persalinan Sectio
kode tepat sebanyak 38 berkas (69%), dan Caesarea di RSU IPI Medan Tahun 2018”.
kode tidak tepat sebanyak 17 berkas (31%).
Masih rendahnya persentase ketepatan Rumusan Masalah
kode dapat menyebabkan berbagai dampak Mengingat permasalahan yang ada, maka
negatif diantaranya penghitungan berbagai peneliti tertarik untuk meninjau lebih lanjut
angka statistik rumah sakit akan salah, kualitas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
laporan yang akan digunakan untuk evaluasi ketidaktepatan kode pada persalinan sectio
pelayanan akan tidak sinkron, selain itu caesarea di RSU IPI Medan tahun 2018.
perencanaan dan pengelolaan rumah sakit, dan

454
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vol 3, No.2, September 2018

1. Apakah ada hubungan karakteristi petugas persalinan ibu melahirkan di RSU IPI
rekam medis dengan ketidaktepatan kode Medan.
pada persalinan sectio caesarea dengan di
RSU IPI Medan ? METODE
2. Apakah ada hubungan kelengkapan
dokumen rekam medis dengan Penelitian ini dilakukan dengan
ketidaktepatan kode pada persalinan sectio menggunakan metode penelitian kuantitatif
caesarea di RSU IPI Medan ? dengan pendekatan deskriptif. Metode yang
3. Apakah ada hubungan sarana dan prasaran digunakan cross sectional jenis penelitian ini
dengan ketidaktepatan kode pada digunakan untuk mengetahui faktor-faktor
persalinan sectio caesarea di RSU IPI yang mempengaruhi ketidaktepatan kode pada
Medan ? persalinan sectio caesarea di RSU IPI Medan.

Tujuan Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini untuk Penelitian dilakukan pada bulan April
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sampai dengan Juli 2018. Penelitian ini
ketidaktepatan kode pada persalinan sectio dilakukan di Rumah Sakit Umum (RSU)
caesarea di RSU IPI Medan tahun 2018. Imelda Pekerja Indonesia (IPI) Medan yang
beralamat di Jl. Bilal No. 24 Pulo Brayan
Manfaat Penelitian Darat I Medan.
1. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan bisa Populasi
menjadi masukan serta pembelajaran Populasi merupakan keseluruhan sumber
dalam pelaksanaan koding di RSU IPI data yang diperlukan dalam suatu penelitian
Medan. (Saryono, 2013). Populasi pada penelitian ini
2. Bagi Institusi Pendidikan adalah jumlah seluruh petugas rekam medis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai yang ada di Unit Rekam Medis yang ada di
bahan masukan untuk penelitian RSU IPI Medan sebanyak 31 orang petugas.
selanjutnya sekaligus referensi yang
dapat menambah khasanah keilmuan Sampel
rekam medis mengenai faktor-faktor Sampel adalah sebagian atau wakil
yang mempengaruhi ketidaktepatan kode populasi yang diteliti (Saryono, 2013). Sampel
pada persalinan sectio caesarea. yang digunakan dalam penelitian ini adalah
3. Bagi Peneliti seluruh populasi, yaitu 31 orang petugas
Menambah wawasan peneliti tentang rekam medis.
faktor-faktor yang mempengaruhi
ketidaktepatan kode pada persalinan Variabel
sectio caesarea Variabel merupakan ukuran atau ciri yang
4. Bagi Peneliti Selanjutnya dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok
Sebagai bahan pratinjau lanjutan untuk yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
meghasilkan pengembangan kelompok lain (Saryono, 2013). Adapun
berkelanjutan tentang faktor-faktor yang variabel dalam penelitian ini adalah petugas
mempengaruhi ketidaktepatan kode pada koding, kelengkapan dokumen rekam medis,
dan sarana prasarananya.

455
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vol 3, No.2, September 2018

Definisi Operasional
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel. Tersebut diberi batasan atau
definisi operasional (Notoatmodjo, 2012).
Adapun definisi operasional pada penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 1. Tabel Defenisi Operasional


Skala Nilai
No Variabel Definisi Operasional Indikator Hasil ukur
Ukur Ukur
Karakteristik mencakup
1 Karakteristik usia, jenis kelamin, masa
kerja, tingkat pendidikan.
1. 21-30
Lama hidup seseorang yang
tahun
dihitung sejak lahir hingga
2. 31-50
a. Umur batas terakhir masa Rasio
tahun
hidupnya.
3. > 50
tahun
1. Peremp
Perbedaan bentuk, sifat dan
b. Jenis Nomin uan
fungsi biologis.
Kelamin al 2. Laki-
laki
Pembelajaran tentang
1. Tidak
pekerjaan yang berkaitan
c. Pelatihan Ordinal ada
dengan pengetahuaan,
2. Ada
keahlian dan perilaku.
1. Non
Rekam
d. Pendidik Jenjang pendidikan formal
Ordinal medis
an yang ditempuh seseorang.
2. Rekam
Medis
1. 0-1
Proses pembentukan tahun
pengetahuan atau 2. 2-3
e. Pengala
keterampilan tentang metode tahun
man Rasio
suatu pekerjaan karena 3. 4-5
Kerja
keterlibatan seseorang dalam tahun
pelaksaan tugas pekerjaan. 4. >5
tahun
Pemahaman dan wawasan
0-3 1. Kurang
petugas rekam medis tentang
2 Pengetahuan Ordinal 10 soal 4-6 2. Cukup
sectio Caesarea dan
7-10 3. Baik
menentukan kodenya.
Respon petugas rekam
medis terhadap pentingnya
10-20 1. Kurang
pengetahuan serta
3 Sikap Ordinal 10 soal 21-30 2. Cukup
menerapkan informasi dan
31-40 3. Baik
menentukan kode sectio
caesarea.
Kelengkapan
Kelengkapan dokumen 1. Tidak
Dokumen
4 rekam medis secara Ordinal Lengkap
Rekam
kualitatif dan kuantitatif. 2. Lengkap
Medis
456
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vol 3, No.2, September 2018

Segala sesuatu yang dapat


Sarana dan dipakai sebagai alat dalam 1. Tidak
5 Ordinal
Prasarana klasifikasi dan kodefikasi Lengkap
penyakit. 2. Lengkap
Ketidaktepat
an kode pada Kode persalinan sectio 1. Tidak
6 persalinan caesarea yang tidak sesuai Ordinal Tepat
sectio dengan kaidah ICD-10 2. Tepat
caesarea

Instrumen Penelitian 2. Cukup, jika mendapatkan skor 4-6


Instrumen penelitian adalah alat atu 3. Kurang, jika mendapatkan skor 0-3
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam Peneliti mengumpulkan data tentang
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih sikap petugas rekam medis dengan
mudah dan hasilnya lebih baik (cermat, menggunakan angket dengan jumlah
lengkap, dan sistematis) sehingga lebih mudah pertanyaan sebanyak 10 item. Angket yang
diolah (Saryono, 2013). Instrumen penelitian digunakan adalah angket tertutup, yaitu angket
ini adalah angket. Angket adalah suatu cara yang sudah dilengkapi dengan jawaban. Setiap
pengumpulan data atau suatu penelitian item terdiri dari empat pilihan jawaban
mengenai suatu maslah yang umummnya menurut skala Likert. Untuk jawaban sangat
banyak menyangkut kepentingan umum sesuai diberi skor 4, jawaban sesuai diberi
(banyak orang). Angket dilakukan dengan skor 3, jawaban tidak sesuai diberi skor 2 dan
membagikan suatu daftar pertanyaan yang jawaban tidak sesuai diberi skor 1.
berupa formulir-formulir, diajukan secara Skor tertinggi adalah 40(10x4) dan yang
tertulis kepada sejumlah subjek untuk terendah 10(10x1) sehingga rentang skor
mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban, untuk sikap petugas rekam medis 10-40.
dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012). Katagori tingkat sikap petugas koding
menggunakan rumus:
Pengumpulan Data nilai tertinggi-nilai terendah
interval =
Peneliti mengumpulkan data dengan kelas
menggunakan angket dengan jumlah 40-10
I=
pertanyaan sebanyak 10 item. Angket yang 3
digunakan adalah angket tertutup, yaitu angket I = 10
yang sudah dilengkapi dengan jawaban. Setiap Sehingga di dapat katagori:
item terdiri dari dua pilihan jawaban menurut 1. Baik, jika skor mendapatkan 31-40
skala Guttman. Untuk jawaban ya diberi kode 2. Cukup, jika mendapatkan skor 21-30
1 dan jawaban tidak adalah 0. Skor tertinggi 3. Kurang, jika mendapatkan skor 10-20
adalah 10(10x1) dan yang terendah 0(10x0)
sehingga rentang skor untuk pengeahuan Teknik Pengolahan Data
petugas rekam medis 0-10. Katagori tingkat Setelah data terkumpul maka dilakukan
pengetahuan petugas koding menggunakan pengolahan data, data diolah seccara:
rumus: 1. Editing yaitu dengan melakukan
nilai tertinggi-nilai terendah pengecekan isian formulir (angket dan
interval = kuisioner) apakah jawaban sudah jelas
kelas
10-0 dan konsisten.
I= 2. Coding yaitu dengan merubah data yang
3
I = 3,33 = 3 sudah berbentuk huruf menjadi data
Sehingga di dapat katagori: berbentuk angka.
1. Baik, jika skor mendapatkan 7-10
457
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vol 3, No.2, September 2018

3. Entry (Processing) yaitu memasukan HASIL


jawaban-jawban dari responden dalam
bentuk kode (angka atau huruf) kedalam Berdasarkan penelitian yang dilakukan
program atau software computer. penulis mengenai “Faktor-Faktor Yang
4. Tabulasi data merupakan proses Mempengaruhi Ketidaktepatan Kode Pada
pengoolahan data yang dilakukn dengan Persalinan Sectio Caesarea di RSU IPI Medan
cara memasukkan data kedalam tabel atau Tahun 2018” dari 31 petugas rekam medis.
penyajian data dalam bentuk tabel dan
daftar untuk memudahkan dalam Analisis Univariat
pengamatan dan evaluasi. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
5. Cleaning yaitu melakukan pembersihan Umur Petugas Rekam Medis di RSU IPI
data dengan cara memeriksa data-data Medan
yang telah ditentukan sebelumnya. No Umur Frekuensi Persentase
(%)
Analisis Data penelitian 1 21-30 Tahun 22 71
Data akan dianalisis dengan menggunaka 2 31-40 Tahun 9 29
n statistik deskriptif yaitu teknik sisa data Total 31 100
yang menggambarkan situasi objek penelitian Tabel 2 menunjukkan bahwa distribusi
ini dilakukan dengan bantuan komputer. umur petugas rekam medis dari 31 responden
1. Analisis Univariat, dalam analisis univari yang diteliti yang berumur 21-30 tahun lebih
at ini data dihitung untuk masing-masing banyak dibanding petugas rekam medis yang
variabel disajikan dalam tabel distribusi berumur 31-40 tahun. Petugas rekam medis
frekuensi. berumur 21-30 tahun sebanyak 22 responden
2. Analisis Bivariat, untuk mengetahui (71%), dan petugas rekam medis berumur 31-
hubungan ketidaktepatan kode pada 40 tahun sebanyak 9 responden (29%).
persalinan sectio caesarea terhadap
petugas koding, kelengkappan dokumen Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
rekam medis, dan sarana prasarananya. Jenis Kelamin Petugas Rekam Medis di RSU
Peneliti mengguakan teknik analisis data IPI Medan
yaitu uji Chi-Square (X2) menggunakan No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
aplikasi pada komputer dengan tingkat (%)
1 Perempuan 21 67.7
kemaknaan 95% (α=0,05), penerimaan
2 Laki-Laki 10 32.3
atau penolakan hipotesis adalah sebagai
Total 31 100
berikut:
Tabel 3 menunjukkan bahwa distribusi
a. Ho diterima dan Ha ditolak jika nilai
jenis kelamin petugas rekam medis dari 31
X2 hitung >X2 tabel atau nilai p>0,05
responden yang telah diteliti, petugas rekam
berarti tidak ada hubungan ketidaktepa
medis yang berjenis kelamin perempuan lebih
tan kode pada persalinan sectio
banyak dari petugas rekam medis yang
caesarea terhadap petugas rekam
berjenis kelamin laki-laki. Petugas rekam
medis, kelengkappan dokumen rekam
medis yang berjenis kelamin perempuan
medis, dan sarana prasarananya.
sebanyak 21 responden (67.7%), dan laki-laki
b. Ho ditolak dan Ha diterima jika nilai
sebanyak 10 responden (32.3%).
X2 hitung >X2 tabel atau nilai p<0,05
ada hubungan ketidaktepatan kode
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
pada persalinan sectio caesarea
Pelatihan Petugas Rekam Medis di RSU IPI
terhadap petugas rekam medis, keleng
Medan
kappan dokumen rekam medis, dan
sarana prasarananya
458
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vol 3, No.2, September 2018

No Pelatihan Frekuensi Persentase 31 responden yang telah diteliti, petugas


(%) rekam medis dengan pengalaman kerja 2-3
1 Tidak Ada 18 58.1 tahun lebih banyak dari petugas rekam medis
2 Ada 13 41.9 dengan pengalaman kerja 0-1 tahun dan >5
Total 31 100 tahun. Petugas rekam medis dengan
Tabel 4 menunjukkan bahwa distribusi pengalaman kerja 2-3 tahun sebanyak 12
pelatihan petugas rekam medis dari 31 respon responden (38.7%), dan petugas rekam medis
den yang telah diteliti, petugas rekam medis dengan pengalaman kerja 0-1 tahun dan >5
yang tidak ada mengikuti pelatihan lebih tahun sebanyak 6 responden (19.35%).
banyak dari petugas rekam medis yang ada
mengikuti pelatihan. Petugas rekam medis Tabel 7. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
yang tidak ada mengikuti pelatihan sebanyak Pengetahuan Petugas Rekam Medis di RSU
18 responden (58.1%), dan yang ada IPI Medan
mengikuti pelatihan sebanyak 13 responden No Pengetahuan Frekuensi Persentase
(41.9%). (%)
1 Kurang 13 41.9
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan 2 Cukup 12 38.7
Pendidikan Petugas Rekam Medis di RSU IPI 3 Baik 6 19.4
Medan Total 31 100
No Pendidikan Frekuensi Persentase Tabel 7 menunjukkan bahwa distribusi
(%) pengetahuan petugas rekam medis dari 31
1 Non Rekam 20 64.5 responden yang telah diteliti, petugas rekam
Medis medis yang berpengetahuan kurang lebih
2 Rekam Medis 11 35.5 banyak dari petugas rekam medis yang
Total 31 100 berpengetahuan baik. Petugas rekam medis
Tabel 5 menunjukkan bahwa distribusi yang berpengetahuan kurang sebanyak 13
pendidikan petugas rekam medis dari 31 responden (41.9%), dan petugas yang
responden yang telah diteliti, petugas rekam berpengetahuan baik sebanyak 6 responden
medis dengan latar pendidikan non rekam (19.4%).
medis lebih banyak dari petugas rekam medis
dengan latar belakang pendidikan rekam Tabel 8. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
medis. Petugas rekam medis dengan latar Sikap Petugas Rekam Medis di RSU IPI
belakang non rekam medis sebanyak 20 Medan
responden (64.5%), dan petugas rekam medis No Sikap Frekuensi Persentase
dengan latar belakang pendidikan rekam (%)
medis sebanyak 11 responden (35.5%). 1 Kurang 12 38.7
2 Cukup 13 41.9
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan 3 Baik 6 19.4
Pengalaman Kerja Petugas Rekam Medis di Total 31 100
RSU IPI Medan Tabel 8 menunjukkan bahwa distribusi sikap
No Pengalaman Frekuensi Persentase petugas rekam medis dari 31 responden yang
Kerja (%) telah diteliti, petugas rekam medis yang
1 0-1 tahun 6 19.35 bersikap cukup lebih banyak dari petugas
2 2-3 tahun 12 38.7 rekam medis yang bersikap baik. Petugas
3 4-5 tahun 7 22.6 rekam medis yang bersikap cukup sebanyak
4 >5 tahun 6 19.35 13 responden (41.9%), dan petugas yang
Total 31 100 bersikap baik sebanyak 6 responden (19.4%).
Tabel 6 menunjukkan bahwa distribusi
pengalaman kerja petugas rekam medis dari
459
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vol 3, No.2, September 2018

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Berdasarkan tidak tepat lebih banyak dari petugas rekam
Kelengkapan Dokumen Rekam Medis di RSU medis yang mengkode dengan tepat. Petugas
IPI Medan rekam medis yang mengkode tidak tepat
No Kelengkapan Frekuensi Persentase sebanyak 21 petugas (67.7%), dan petugas
Dokumen (%) rekam medis yang megkode dengan tepat
Rekam Medis sebanyak 10 petugas (32.3%).
1 Tidak Lengkap 14 45.2
2 Lengkap 17 54.8 Analisis Bivariat
Total 31 100
Tabel 12. Hubungan Faktor Umur dengan
Tabel 9 menunjukkan bahwa distribusi Ketidaktepatan Kode Pada Persalinan Sectio
kelengkapan dokumen rekam medis dari 31 Caesarea di RSU IPI Medan
responden yang telah diteliti, dokumen Ketidaktepatan Kode Pada
rekam medis yang lengkap lebih banyak dari Persalinan Sectio Caesaraea
dokumen rekam medis yang tidak lengkap. N Umu
Tidak Tepat Total P
Dokumen rekam medis yang lengkap o r
Tepat
sebanyak 17 berkas (54.8%), dan dokumen F % F % F %
rekam medis yang tidak lengkap sebanyak 14 21-30 1 48. 22. 2
1 7 71
berkas (45.2%). tahun 5 4 6 2
31-40 19.
2 6 3 9.7 9 29 1
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Berdasarkan tahun 3
Sarana dan Prasarana di RSU IPI Medan Total 2 67. 1 32. 3 10
No Sarana dan Frekuensi Persentase 1 7 0 3 1 0
Prasarana (%) Tabel 12 menunjukkan hasil uji statistik
1 Tidak Lengkap 13 41.9 tentang pengaruh umur petugas rekam medis
2 Lengkap 18 58.1 dengan ketidaktepatan kode pada persalinan
Total 31 100 sectio caesarea. Diperoleh p=1>0.05 sehingga
Tabel 10 menunjukkan bahwa distribusi Ho diterima artinya tidak ada hubungan antara
sarana dan prasarana dari 31 responden yang umur petugas rekam medis dengan
telah diteliti, sarana dan prasarana yang ketidaktepatan kode pada persalinan sectio
lengkap lebih banyak dari sarana dan prasaran caesarea di RSU IPI.
a yang tidak lengkap. Sarana dan prasarana
yang lengkap sebanyak 18 berkas (58.1%), Tabel 13. Hubungan Faktor Jenis Kelamin
dan sarana prasarana yang tidak lengkap dengan Ketidaktepatan Kode Pada Persalinan
sebanyak 13 berkas (41.9%). Sectio Caesarea di RSU IPI Medan
Ketidaktepatan Kode
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pada Persalinan Sectio
Jenis
Ketidaktepatan Kode Pada Persalinan Sectio N Caesaraea
Kelami P
Caesarea di RSU IPI Medan o Tidak Tepat Total
n
Tepat
No Ketidaktepatan Frekuensi Persentase
Kode pada (%) F % F % F %
Persalianan Peremp 1 48. 19. 2 67.
1 6
Sectio Caesrae uan 5 4 3 1 7
1 Tidak Tepat 21 67.7 Laki- 19. 1 32. 0.6
2 6 4 13
2 Tepat 10 32.3 Laki 3 0 3 85
Total 31 100 Total 2 67. 1 32. 3 10
1 7 0 3 1 0
Tabel 11 menunjukkan bahwa distribusi
Tabel 13 menunjukkan hasil uji statistik
ketidaktepatan kode pada persalinan sectio
tentang pengaruh jenis kelamin petugas rekam
caesarea dari 31 responden yang telah
medis dengan ketidaktepatan kode pada
diteliti, petugas rekam medis yang mengkode
460
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vol 3, No.2, September 2018

persalinan sectio caesarea. Diperoleh persalinan sectio caesarea. Diperoleh


p=0.685>0.05 sehingga Ho diterima artinya p=0.106>0.05 sehingga Ho diterima artinya
tidak ada hubungan antara jenis kelamin tidak ada hubungan antara pendidikan petugas
petugas rekam medis dengan ketidaktepatan rekam medis dengan ketidaktepatan kode pada
kode pada persalinan sectio caesarea di RSU persalinan sectio caesarea di RSU IPI.
IPI.
Tabel 16. Hubungan Faktor Pengalaman
Tabel 14. Hubungan Faktor Pelatihan dengan Kerja dengan Ketidaktepatan Kode Pada
Ketidaktepatan Kode Pada Persalinan Sectio Persalinan Sectio Caesarea
Caesarea di RSU IPI Medan Ketidaktepatan Kode
Ketidaktepatan Kode Pada Pada Persalinan Sectio
Pengala
Persalinan Sectio N Caesaraea
man P
N Pelatih Caesaraea o Tidak Tepat Total
P Kerja
o an Tidak Tepat Total Tepat
Tepat F % F % F %
F % F % F % 0-1 16 3. 19
1 5 1 6
Tidak 1 51. 2 57. tahun .1 2 .3
1 2 6.5
Ada 6 6 1 1 2-3 9. 1 38
0. 2 9 29 3
16. 25. 1 41. tahun 7 2 .7
2 Ada 5 8 00
1 8 0 9 4-5 16 6. 22 0.3
6 3 5 2 7
Total 2 67. 1 32. 3 10 tahun .1 5 .6 26
1 7 0 3 1 0 6. 12 19
4 >5 tahun 2 4 6
Tabel 14 menunjukkan hasil uji statistik 5 .9 .4
tentang pengaruh pelatihan petugas rekam Total 2 67 1 32 3 10
medis dengan ketidaktepatan kode pada 1 .7 0 .3 1 0
persalinan section caesarea. Diperoleh p=0.00 Tabel 16 menunjukkan hasil uji statistik
6<0.05 sehingga Ho ditolak artinya ada tentang pengaruh pengalaman kerja petugas
hubungan antara pelatihan petugas rekam rekam medis dengan ketidaktepatan kode pada
medis dengan ketidaktepatan kode pada persalinan section caesarea. Diperoleh p=0.32
persalinan sectio caesarea di RSU IPI. 6>0.05 sehingga Ho diterima artinya tidak ada
hubungan antara pengalaman petugas rekam
Tabel 15. Hubungan Faktor Pendidikan medis dengan ketidaktepatan kode pada
dengan Ketidaktepatan Kode Pada Persalinan persalinan sectio caesarea di RSU IPI.
Sectio Caesarea di RSU IPI Medan
Ketidaktepatan Kode Tabel 17. Hubungan Faktor Pengetahuan
Pada Persalinan Sectio dengan Ketidaktepatan Kode Pada Persalinan
N Pendidi Caesaraea Sectio Caesarea di RSU IPI Medan
P
o kan Tidak Tepat Total Ketidaktepatan Kode Pada
Tepat Persalinan Sectio Caesaraea
N Penget
F % F % F % Tidak Tepat Total P
o ahuan
Non Tepat
1 51. 12. 2 64.
1 Rekam 4 F % F % F %
6 6 9 0 6
medis 1 41.
0.1 1 Kurang 41.9 0 0 13
Rekam 16. 19. 1 35. 3 9
2 5 6 06
Medis 1 4 1 4 19. 38. 0.0
2 Cukup 6 19.3 6 12
Total 2 67. 1 32. 3 10 3 6 01
1 7 0 3 1 0 19.
3 Baik 2 6.5 4 13 6
Tabel 15 menunjukkan hasil uji statistik 5
tentang pengaruh pendidikan petugas rekam Total 2 67.7 10 32.
31 100
medis dengan ketidaktepatan kode pada 1 3
461
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vol 3, No.2, September 2018

Tabel 16 menunjukkan hasil uji statistik .


tentang pengaruh pengetahuan petugas rekam 8
medis dengan ketidaktepatan kode pada Total 21 67. 10 32 1
3
persalinan sectio caesarea. Diperoleh 8 .2 0
1
p=0.001<0.05 sehingga Ho ditolak artinya ada 0
hubungan antara pengetahuan petugas rekam Tabel 19 menunjukkan hasil uji statistik
medis dengan ketidaktepatan kode pada tentang pengaruh kelengkapan dokumen
persalinan sectio caesarea di RSU IPI. rekam medis dengan ketidaktepatan kode pada
persalinan sectio caesarea. Diperoleh
Tabel 18. Hubungan Faktor Sikap dengan p=0.000<0.05 sehingga Ho ditolak artinya ada
Ketidaktepatan Kode Pada Persalinan hubungan antara kelengkapan dokumen rekam
Sectio Caesarea di RSU IPI Medan medis dengan ketidaktepatan kode pada
Ketidaktepatan Kode Pada persalinan sectio caesarea di RSU IPI.
Persalinan Sectio Caesaraea
N Tabel 20. Hubungan Faktor Sarana dan
Sikap Tidak Tepat Total P
o Prasarana dengan Ketidaktepatan Kode Pada
Tepat
F % F % F % Persalinan Sectio Caesarea di RSU IPI Medan
Kura 1 38. 1 38. Ketidaktepatan Kode Pada
1 0 0
ng 2 7 2 5 Sarana Persalinan Sectio
Cuku 22. 19. 1 41. 0.00 dan Caesaraea
2 7 6 No P
p 5 3 2 8 3 Prasara Tidak Tepat Total
19. na Tepat
3 Baik 2 6.5 4 13 6
5 F % F % F %
Total 2 67. 1 32. 3 10 Tidak
1 13 42 0 0 13 42
1 7 0 3 1 0 Lengkap
0.
Tabel 18 menunjukkan hasil uji statistik 25 32
2 Lengkap 8 10 17 58 00
tentang pengaruh sikap petugas rekam medis .8 .2
1
dengan ketidaktepatan kode pada persalinan Total 21 67 10 32 10
31
sectio caesarea. Diperoleh p=0.003<0.05 .8 .2 0
sehingga Ho ditolak artinya ada hubungan Tabel 20 menunjukkan hasil uji statistik
antara sikap petugas rekam medis dengan tentang pengaruh sarana dan prasarana dengan
ketidaktepatan kode pada persalinan sectio ketidaktepatan kode pada persalinan sectio
caesarea di RSU IPI. caesarea. Diperoleh p=0.001<0.05 sehingga
Ho ditolak artinya ada hubungan antara sarana
Tabel 19. Hubungan Faktor Kelengkapan dan prasarana dengan ketidaktepatan kode
Dokumen Rekam medis dengan pada persalinan sectio caesarea di RSU IPI.
Ketidaktepatan Kode Pada Persalinan Sectio
Caesarea di RSU IPI Medan PEMBAHASAN
Ketidaktepatan Kode
Kelengk Dari hasil penelitian berdasarkan
Pada Persalinan Sectio
apan distribusi pelatihan petugas rekam medis dari
Caesaraea
No Dokume P
Tidak Tepat Tot 31 responden yang telah diteliti, petugas
n Rekam
Tepat al rekam medis yang tidak ada mengikuti
Medis
F % F % F % pelatihan lebih banyak dari petugas rekam
4 medis yang ada mengikuti pelatihan. Petugas
0
Tidak 45. 1 5 rekam medis yang tidak ada mengikuti
1 14 0 0 .
Lengkap 2 4 . pelatihan sebanyak 18 responden (58.1%), dan
0
2
0 yang ada mengikuti pelatihan sebanyak 13
22. 32 1 5
2 Lengkap 7
6
10
.2 7 4
0 responden (41.9%). Sedangkan jika dilihat
462
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vol 3, No.2, September 2018

dari hubungan pelatihan petugas rekam medis yang bersikap baik sebanyak 6 responden
dengan ketidaktepatan kode pada persalinan (19.4%). Sedangkan jika dilihat dari hubungan
sectio caesarea. Diperoleh p=0.006<0.05 sikap petugas rekam medis dengan
sehingga Ho ditolak artinya ada hubungan ketidaktepatan kode pada persalinan sectio
antara pelatihan petugas rekam medis dengan caesarea. Diperoleh p=0.003<0.05 sehingga
ketidaktepatan kode pada persalinan sectio Ho ditolak artinya ada hubungan antara sikap
caesarea di RSU IPI. petugas rekam medis dengan ketidaktepatan
Dari hasil penelitian berdasarkan distribu kode pada persalinan sectio caesarea di RSU
si pengetahuan petugas rekam medis dari 31 IPI.
responden yang telah diteliti, petugas rekam Kelengkapan pengisian informasi
medis yang berpengetahuan kurang lebih dokumen rekam medis sangat berpengaruh
banyak dari petugas rekam medis yang terhadap keakuratan kode diagnosis. Dari hasil
berpengetahuan baik. Petugas rekam medis penelitian berdasarkan distribusi kelengkapan
yang berpengetahuan kurang sebanyak 13 dokumen rekam medis dari 31 responden
responden (41.9%), dan petugas yang yang telah diteliti, dokumen rekam medis
berpengetahuan baik sebanyak 6 responden yang lengkap lebih banyak dari dokumen
(19.4%). Sedangkan jika dilihat dari hubungan rekam medis yang tidak lengkap. Dokumen
pengetahuan petugas rekam medis dengan rekam medis yang lengkap sebanyak 17
ketidaktepatan kode pada persalinan sectio berkas (54.8%), dan dokumen rekam medis
caesarea. Diperoleh p=0.001<0.05 sehingga yang tidak lengkap sebanyak 14 berkas
Ho ditolak artinya ada hubungan antara (45.2%). Sedangkan jika dilihat dari hubungan
pengetahuan petugas rekam medis dengan kelengkapan dokumen rekam medis dengan
ketidaktepatan kode pada persalinan sectio ketidaktepatan kode pada persalinan sectio
caesarea di RSU IPI. caesarea. Diperoleh p=0.000<0.05 sehingga
Berdasarkan asumsi peneliti ditemukan Ho ditolak artinya ada hubungan antara
adanya hubungan antara pengetahuan petugas kelengkapan dokumen rekam medis dengan
rekam medis dengan ketidaktepatan kode pada ketidaktepatan kode pada persalinan sectio
persalinan sectio caesarea di RSU IPI. Hasil caesarea di RSU IPI. Hasil penelitian ini
penelitian ini sejalan dengan Lily (2014) pada sejalan dengan Pujihastuti (2013) Hubungan
Beberapa Rumah Sakit di Jakarta yang Kelengkapan Informasi Dengan Keakuratan
menyatakan adanya hubungan yang signifikan Kode Diagnosis dan Tindakan Pada Dokumen
antara akurasi koding dengan pengetahuan, Rekam Medis Rawat Inap didapat ada
koder yang berpengetahuan baik dapat hubungan antara kelengkapan informasi
mengkode secara akurat. Berdasarkan hasil dengan keakuratan kode diagnosis.
penelitian ifalahma (2013) pada Pasien Rawat Sesuai dengan standar pelayanan rekam
Inap Jaminan Kesehatan Masyarakat medis, maka fasilitas dan peralatan yang
Berdasarkan ICD-10 di RSUD Simo Boyolali cukup harus disediakan guna tercapainya
pengetahuan petugas pemberi kode diagnosis pelayanan yang efisien. Dalam pengelolaan
mempunyai hubungan yang signifikan dengan rekam medis rumah sakit di indonesia. Dari
keakuratan kode diagnosis pasien rawat inap hasil penelitian berdasarkan distribusi sarana
jamkesmas berdasarkan ICD-10. dan prasarana dari 31 responden yang telah
Dari hasil penelitian berdasarkan distribu diteliti, sarana dan prasarana yang lengkap
si Sikap petugas rekam medis dari 31 lebih banyak dari sarana dan prasarana yang
responden yang telah diteliti, petugas rekam tidak lengkap. Sarana dan prasarana yang
medis yang bersikap cukup lebih banyak dari lengkap sebanyak 18 berkas (58.1%), dan
petugas rekam medis yang bersikap baik. sarana prasarana yang tidak lengkap sebanyak
Petugas rekam medis yang bersikap cukup 13 berkas (41.9%). Sedangkan jika dilihat dari
sebanyak 13 responden (41.9%), dan petugas hubungan sarana dan prasarana dengan
463
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vol 3, No.2, September 2018

ketidaktepatan kode pada persalinan sectio 9. Ada hubungan antara sarana dan
caesarea. Diperoleh p=0.001<0.05 sehingga prasarana dengan ketidaktepatan kode
Ho ditolak artinya ada hubungan antara sarana pada persalinan sectio caesarea di RSU
dan prasarana dengan ketidaktepatan kode IPI dengan nilai p=0.001<0.05.
pada persalinan sectio caesarea di RSU IPI.
SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
dari penelitian ini: keetidaktepatan kode pada persalinan sectio
1. Tidak ada hubungan antara umur petugas caesarea di RSU IPI, maka peneliti
rekam medis dengan ketidaktepatan kode menyarankan:
pada persalinan sectio caesarea di RSU 1. Rumah sakit memberi kesempatan para
IPI dengan nilai p=1>0.05. petugas rekam medis untuk mengikuti
2. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin pelatihan koding secara berkesinambungan.
petugas rekam medis dengan 2. Perlu adanya peningkatan kualitas sumber
ketidaktepatan kode pada persalinan daya manusia
sectio caesarea di RSU IPI dengan nilai 3. Meningkatkan evaluasi di bagian
p=0.685>0.05. kelengkapan dokumen rekam medis
3. Ada hubungan antara pelatihan petugas dengan membuat kebijakan agar dapat
rekam medis dengan ketidaktepatan kode lebih terkontrol dan menghasilkan rekam
pada persalinan sectio caesarea di RSU medis yang berkualitas
IPI dengan nilai p=0.006<0.05.
4. Tidak ada hubungan antara pendidikan DAFTAR PUSTAKA
petugas rekam medis dengan
ketidaktepatan kode pada persalinan .Lily W dan Rumana N.A. 2014. Faktor-
sectio caesarea di RSU IPI dengan nilai Faktor Yang Mempengaruhi Keakurasian
p=0.1.06>0.05. koding Ibu Melahirkan dan Bayi di
5. Tidak ada hubungan antara pengalaman Beberapa Rumah Sakit. Jakarta:
petugas rekam medis dengan Universitas Esa Unggul.
ketidaktepatan kode pada persalinan Anggraini M, [et.al]. (2017). Bahan Ajar
sectio caesarea di RSU IPI dengan nilai Rekam Medis dan informasi
p=0.326>0.05. Kesehatan (RMIK) Klasifikasi Kodefikasi
6. Ada hubungan antara pengetahuan Penyakit dan Masalah Terkait I. Jakarta:
petugas rekam medis dengan Kementrian Kesehatan Republik
ketidaktepatan kode pada persalinan Indonesia.
sectio caesarea di RSU IPI dengan nilaii Arsinah, Shinta S.P. [et.al]. (2010). Asuhan
p=0.001<0.05. Kebidanan Masa Persalinan. Yogyakarta
7. Ada hubungan antara sikap petugas : Graha Ilmu.
rekam medis dengan ketidaktepatan kode Benson, Ralph C, [et.al]. (2009). Buku Saku
pada persalinan sectio caesarea di RSU Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.
IPI dengan nilai p=0.003<0.05. Dep.Kesehatan RI. 2014. Peraturan Mentri
8. Ada hubungan antara kelengkapan Kesehatan RI No. 56 Tahun 2014.
dokumen rekam medis dengan Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.
ketidaktepatan kode pada persalinan Jakarta: Kemenkes RI.
sectio caesarea di RSU IPI dengan nilai Hatta, Gemala R. (2012). Pedoman
p=0.000<0.05. Manajemen Informasi Kesehatan
disarana. s.l: s.n.
464
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vol 3, No.2, September 2018

Hatta, Gemala R. (2014). Pedoman Manajeme Rawat Inap. Karanganyar: Apikes Mitra
n Informasi Kesehatan disarana Pelayan Husada Karanganyar.
an Kesehatan. Jakarta: Universitas Indon Rasjidi, Imam. (2009). Manual Seksio Caesar
esia (UI-Press). ea & Laparotomi Kelainan Adneksa.
Ifalahma, Darah. (2013). Hubungan Jakarta: CV Agung Seto.
Pengetahuan Coder Dengan Keakuratan Ritonga R. (2017). Tinjauan Ketepatan Kode
Kode Diagnosis Pasien Rawat Inap Diagnosa Pada Persalinan Sectio
Jaminan Kesehatan Masyarakat Caesarea di Rumah Sakit Umum Imelda
Berdasarkan ICD-10 di RSUD Pekerja Indonesia. KTI APIKES imelda.
Simo Boyolali. Surakarta: Apikes Citra Medan: APIKES Imelda
Medika Surakarta. Rustiyanto, Ery. (2009). Etika Perekam Medis
Kementrian Kesehatan RI, (2013). Peraturan dan Sistem informasi Kesehatan.
Mentri Kesehatan RI No. 55 Tahun 2013. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Saryono dan Mekar S.A. (2013). Metodologi
Medis. Jakarta: Kemenkes RI. Penelitian Kualitatif dan Kuntitatif
Notoatmodjo, Soekidjo. (2009). Pengembanga Dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta:
n Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Nuha Medika
Cipta. Simkin, Penny. (2008). Panduan Lengkap
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Kehamilan Melahirkan & Bayi. Jakarta:
Penelitiansehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Arcan
Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Wiknjosastro, H. (2007). Ilmu Bedah Kebidan
Universitas Indonesia (UI-Press). an. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwo
Pujihastuti A dan Sudra R.I. (2013). no Prawirohardjo.
Hubungan Kelengkapan Informasi World Health Organization. (2010). Internati
dengan Keakuratan Kode Diagnosis dan onal Statistical Classification of Diseases
Tindakan Pada Dokumen Rekam Medis and Related Health Problems. USA: Gen
eva

465

Anda mungkin juga menyukai