3
CARDIORESPIRASI
2. Eosinofil
Eosinofil adalah salah satu jenis leukosit yang berfungsi melawan bakteri dan infeksi parasit (seperti
cacing). Eosinofil juga bekerja ketika seseorang mengalami reaksi alergi. Apabila jumlah sel eosinofil
berlebihan, umumnya ini adalah hasil dari respon imun terhadap zat penyebab alergi.
Eosinofil jumlahnya hanya sekitar 1 persen dari sel darah putih dalam aliran darah Anda. Namun,
pada sistem pencernaan jumlahnya lebih tinggi.
Eosinofil tak hanya membawa manfaat bagi tubuh, tetapi juga bahaya. Pada kondisi ekstrem, seperti
pada penyakit eritema toksikum, eosinofil dapat berperan sebagai elemen bermanfaat atau sekadar
pengamat.
3. Basofil
Basofil adalah jenis sel darah putih yang jumlahnya hanya sekitar 1 persen. Basofil berfungsi untuk
meningkatkan respons imun non-spesifik terhadap patogen (kuman penyebab penyakit, seperti bakteri
atau virus). Basofil adalah sel yang paling dikenal karena perannya memunculkan asma.
Ketika Anda terpapar pemicu asma, seperti debu, sel basofil akan melepaskan histamin. Basofil inilah
yang dapat menyebabkan peradangan di saluran pernapasan Anda.
Limfosit T merupakan “pejuang” yang melawan penjajah secara langsung. Limfosit jenis ini juga
memproduksi sitokin yang merupakan zat biologis yang membantu mengaktifkan bagian lain dari
sistem kekebalan tubuh.
Limfosit T masih dibedakan lagi menjadi beberapa macam, yaitu:
Sel T: bertugas melepaskan protein yang disebut sitokin untuk yang membantu mengarahkan respons
sel darah putih lainnya.
Sel T sitotoksik (juga dikenal sebagai sel T pembunuh alami): mampu melepaskan molekul yang
membunuh virus dan benda asing lainnya.
Sel T memori: akan muncul setelah tubuh memerangi infeksi. Ini berguna agar tubuh dapat lebih
mudah saat menghadapi infeksi sejenis di kemudian hari.
Sel T regulator (juga dikenal sebagai sel T penekan): bertugas membantu untuk mengatur sel T lain
untuk mencegah menyerang sel tubuh sendiri.
5. Monosit
Monosit adalah leukosit yang bisa dibilang sebagai “truk sampah”. Monosit berasal dari sumsum
tulang belakang yang melakukan perpindahan di dalam darah dan limpa. Monosit dikenal dengan
kemampuan mereka untuk mengenali “sinyal bahaya”.
Jenis leukosit yang satu ini berjumlah sekitar 5 persen dari keseluruhan sel darah putih. Fungsi
monosit adalah berpindah ke jaringan-jaringan dalam tubuh sembari membersihkan sel-sel mati di
dalamnya.
Monosit dapat dibedakan menjadi dua jenis sel, yaitu:
Sel dendritik, yaitu sel penyaji antigen dengan menandai benda asing yang perlu dihancurkan oleh
limfosit.
Makrofag, yaitu sel yang lebih besar dan hidup lebih lama dari neutrofil. Makrofag juga dapat
bertindak sebagai sel penyaji antigen