Anda di halaman 1dari 9

NAMA :

NIM :

KELOMPOK :

OFFERING :

TOPIK KEGIATAN BELAJAR: E-MODULE SISTEM SIRKULASI BERBASIS


PROBLEM-BASED LEARNING

A. Pertanyaan yang muncul pada masing-masing Individu


1. Nama: Chyntia Eki Deamita
NIM: 190341621654
Mengapa faktor usia dapat mempengaruhi tekanan darah seseorang? Apakah
hal tersebut juga dipengaruhi oleh struktur anatomi dan fisiologi dari sistem
sirkulasi?
2. Nama: Risma Anisa
NIM: 190341621601
Apakah pada lansia yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu dapat
meningkatkan kadar gula darah sehingga memicu hipertensi?
3. Nama : I Wayan Agung K S
NIM : 160341606070
Mengapa penderita diabetes berpotensi mengalami hipertensi? Apakah
diabetes mempengaruhi tekanan darah?
4. Nama: Devi Mariya Sulfa
NIM: 190341621674
Hipertensi dan diabetes merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan
namun bisa dikontrol, bagaimana cara penanganan seharusnya yang dilakukan
terhadap penyakit ini utamanya pada masyarakat terutama lansia, melihat
kebanyakan masyarakat cenderung hanya melakukan pemeriksaan ketika
terlihat ada gejala?
5. Nama: Laila Dhiya Ulhaq
NIM: 190341631607
Mengapa penyakit kardiovaskular diindikasikan dengan adanya peningkatan
kadar glukosa darah dan kadar lipid?
6. Nama: Haniar Mey Sila K.
NIM: 190462169
Pada fenomena tersebut sampel yang diambil dari lansia. Lalu apakah
penyakit diabetes dan tekanan darah tinggi juga terjadi di usia remaja sampai
dewasa? Mengingat bahwa pola hidup sekarang lebih tidak sehat. Lebih tinggi
mana antara usia lansia dan remaja sampai dewasa?

B. Hasil Diskusi LKM (Doing Investigation)


1. a. Analisislah fenomena yang telah disajikan, fenomena apa yang diteliti oleh
Putri? Untuk apa penelitian tersebut dilakukan?
Jawaban:
a. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui prevalensi diabetes dan
tekanan darah pada lansia di Gresik
b. Buatlah rumusan masalah dan hipotesis yang berkaitan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Putri!
Jawaban:
b. Rumusan masalah:
 Bagaimana kondisi tekanan darah dan kadar gula tinggi pada lansia di
Gresik?
 Apakah struktur anatomi dan fisiologi berpengaruh pada  faktor usia
terhadap peningkatan tekanan darah?
 Apakah pada lansia yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu dapat
meningkatkan kadar gula darah sehingga memicu hipertensi?
 Mengapa penyakit kardiovaskular diindikasikan dengan adanya
peningkatan kadar glukosa darah dan kadar lipid, adakah kaitannya
dengan anatomi dan fisiologi sistem sirkulasi?
Hipotesis:
 Ada pengaruh antara tekanan darah dan kadar gula tinggi pada lansia
di Gresik
 Terdapat  pengaruh dari struktur anatomi dan fisiologi pada  faktor usia
terhadap peningkatan tekanan darah
 Mengkonsumsi obat-obatan tertentu pada lansia berpotensi
meningkatkan kadar gula darah sehingga dapat memicu hipertensi
 Ada kaitan antara penyakit kardiovaskular  dengan anatomi dan
fisiologi sistem sirkulasi

2. Jabarkan pengaruh kadar glukosa dan tekanan darah terhadap terjadinya penyakit
kardiovaskuler! Apakah kadar glukosa dan tekanan darah saling berhubungan?
Jawaban:
Kadar glukosa dan tekanan darah saling berhubungan. Kadar glukosa merupakan
salah satu parameter yang digunakan untuk menentukan homeostasis tubuh (Shier
et al., 2015). Glukosa merupakan salah satu senyawa terlarut dalam darah yang
berfungsi sebagai sumber energi bagi sel serta diangkut dari usus atau hati untuk
menuju sel tubuh melalui sistem peredaran darah. Sedangkan tekanan darah
terjadi ketika jantung memberikan tekanan yang mendorong darah melewati
pembuluh arteri. (Silverthorn, 2019).
Kegagalan homeostasis glukosa darah juga menyebabkan gangguan pada sistem
kardiovaskuler. Karena kelebihan kadar glukosa darah akan menurunkan
elastisitas pembuluh darah dan menyebabkannya menyempit serta menghambat
aliran darah. Hal ini dapat menyebabkan suplai darah dan kadar oksigen
berkurang, meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan menyebabkan terjadinya
kerusakan pembuluh darah.
Selain itu, seiring penderita diabetes tidak memiliki cukup insulin untuk
memproses glukosa atau insulin. Insulin ini adalah hormon yang memungkinkan
tubuh memproses glukosa dari makanan dan menggunakannya sebagai energi.
Akibat masalah insulin tersebut, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel untuk
menyediakan energi, dan sebaliknya malah terakumulasi dalam aliran darah. Saat
darah dengan kadar glukosa tinggi mengalir ke seluruh tubuh, hal tersebut dapat
menyebabkan kerusakan yang meluas, termasuk pada pembuluh darah dan ginjal
(Barhum, 2019).
Organ-organ ini berperan penting dalam menjaga kesehatan tekanan darah. Jika
mereka mengalami kerusakan, tekanan darah dapat meningkat, meningkatkan
risiko kerusakan dan komplikasi lebih lanjut. Tekanan darah yang tinggi dapat
membabani kerja jantung. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara kadar gula darah dengan tekanan darah. Kadar gula
darah yang tinggi dapat memicu tingginya tekanan darah.

3. Uraikan mengenai anatomi dan fisiologi darah, jantung, dan pembuluh darah, apa
yang terjadi apabila salah satunya mengalami gangguan? Kaitkan dengan jawaban
nomor 2.
Jawaban:
Sistem peredaran darah teridir dari 3 komponen, yaitu darah, jantung, dan
peredaran darah.
1. Jantung
Jantung adalah organ berotot seukuran kepalan tangan tertutup yang berfungsi
sebagai pompa peredaran darah tubuh. Ia mengambil darah terdeoksigenasi
melalui pembuluh darah dan mengirimkannya ke paru-paru untuk oksigenasi
sebelum memompanya ke berbagai arteri (yang menyediakan oksigen dan nutrisi
ke jaringan tubuh dengan mengangkut darah ke seluruh tubuh). Jantung terletak di
medial rongga toraks ke paru-paru dan posterior ke sternum. Di ujung
superiornya, pangkal jantung menempel pada aorta, arteri dan vena pulmonalis,
dan vena kava. Ujung inferior jantung, yang dikenal sebagai puncak, terletak tepat
di atas diafragma.
Anatomi jantung:
Pada jantung terdapat sebuah membran berlapis ganda yang disebut perikardium
mengelilingi jantung seperti kantung. Lapisan luar perikardium mengelilingi akar
pembuluh darah utama jantung dan dilekatkan oleh ligamen ke tulang belakang
dan diafragma. Lapisan dalam perikardium melekat pada otot jantung. Lapisan
cairan memisahkan dua lapisan membran, membiarkan jantung bergerak saat
berdetak.
Jantung memiliki 4 bilik. Ruang atas disebut atrium kiri dan kanan, dan ruang
bawah disebut ventrikel kiri dan kanan. Dinding otot yang disebut septum
memisahkan atrium kiri dan kanan serta ventrikel kiri dan kanan. Ventrikel kiri
adalah bilik jantung terbesar dan terkuat. Berikut adalah empat katup mengatur
aliran darah melalui jantung:
1. katup trikuspid mengatur aliran darah antara atrium kanan dan ventrikel kanan.
2. Katup paru-paru, mengatur kontrol darah dari ventrikel kanan ke arteri
pulmonalis, yang membawa darah ke paru-paru untuk mengambil oksigen.
3. katup mitral memungkinkan darah yang kaya oksigen (Mareib, 2013).

2. Darah
Darah terdiri dari plasma dan tiga jenis sel: sel darah merah, sel darah putih, dan
trombosit. Darah memungkinkan pengangkutan sel dan molekul antar bagian
tubuh. Oksigen, karbondioksida, dan glukosa adalah beberapa molekul terpenting
yang diangkut dalam darah. Sel darah sangat penting untuk fungsi metabolisme
dan sistem kekebalan yang normal.
1. Eritrosit
Eritrosit memiliki bentuk bikonkaf dengan diameter sekitar tujuh hingga delapan
mikrometer. Sel darah merah mengandung molekul hemoglobin yang mengikat
oksigen sehingga dapat diangkut ke jaringan. Sel darah merah dewasa tidak
memiliki inti dan organel serta tidak memiliki inti. Rasio sel darah merah terhadap
plasma darah disebut hematokrit, dan normalnya sekitar 45%. Luas permukaan
gabungan semua sel darah merah tubuh manusia kira-kira 2.000 kali lebih besar
dari permukaan luar tubuh.
2. Leukosit
Leukosit biasanya berukuran lebih besar (diameter 10-14 mikrometer) daripada
sel darah merah.Sel darah putih adalah komponen fungsional utama dari sistem
kekebalan tubuh. Mereka menghancurkan dan menyerang agen infeksi (patogen)
dan zat asing. Ada beberapa jenis sel darah putih: basofil, eosinofil, neutrofil,
monosit, sel pembunuh alami, limfosit sel B dan T, makrofag, dan sel dendritik,
yang semuanya menjalankan fungsi yang berbeda.
3. Trombosit
Trombosit berukuran antara satu hingga dua mikrometer. Fragmen sel yang terikat
membran ini kekurangan inti dan bertanggung jawab untuk pembekuan darah
(koagulasi). Mereka dihasilkan dari fragmentasi sel besar yang disebut
megakariosit, yang berasal dari sel induk di sumsum tulang. Trombosit diproduksi
dengan kecepatan 200 miliar per hari, suatu proses yang diatur oleh hormon
trombopoietin. Trombosit mengandung DNA mitokondria, tetapi bukan DNA inti.
Permukaan trombosit yang lengket memungkinkan mereka menumpuk di lokasi
pembuluh darah yang rusak untuk membekukan darah, proses ini dinamakan
hemostatis (Jarvis, 2018).
3. Pembuluh darah
Pembuluh darah adalah jaringan pembuluh darah yang menghubungkan jantung
dengan semua organ dan jaringan lain di tubuh. Terdapat 5 macam pembuluh
darah: arteri dan arteriol (sistem arteri), vena dan venula (sistem vena), dan kapiler
(pembuluh darah terkecil, yang menghubungkan arteriol dan venula melalui
jaringan di dalam organ dan jaringan).
Arteri digambarkan sebagai pembuluh bercabang karena arteri besar bercabang
menjadi arteri dan arteriol yang lebih kecil. Vena digambarkan sebagai pembuluh
'konvergen' atau 'bergabung', karena venula dan vena bergabung untuk
mengembalikan darah ke jantung melalui vena terbesar (seperti venae cavae
superior dan inferior). Kapiler bersentuhan erat dengan jaringan, menyediakan
nutrisi dan membuang produk limbah melalui dinding tipisnya pada tingkat sel.
Pembuluh darah, terdiri dari tiga lapisan: tunica interna, tunica media dan tunica
externa (atau adventitia) (Jarvis, 2018).
Jika terjadi ganguan pada salah satu sistem tersebut kemungkinan besar maka
akan menimbulkan ganguan pada organ lainnya, karena ketiganya merupaka satu
kesatuan sistem yang tidak terpisahkan. Seperti halnya berkaitan dengan
meningkatnya kadar gula dalam dalam dapat menyebabkan ganguan pada sistem
kardiovaskular atau jantung.

4. Analisislah fenomena yang telah disajikan! Sajikan beberapa solusi untuk


mengatasi permasalahan fenomena tersebut (hubungkan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Putri)!
Jawaban:
Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk terjadinya Diabetes Melitus
(DM). Hubungannya dengan DM sangatlah kompleks, hipertensi dapat membuat
sel tidak sensitif terhadap insulin (resisten insulin). Insulin berperan meningkatkan
ambilan glukosa di banyak sel dan dengan cara ini juga mengatur metabolisme
karbohidrat, sehingga jika terjadi resistensi insulin oleh sel, maka kadar gula di
dalam darah juga dapat mengalami gangguan (Guyton AC., Hall JE. 2008).
Solusi yang dapat dilakukan yaitu dengan cara:
- Menerapkan pola hidup sehat, mengkonsumsi sayur dan buah. Manfaat dari
mengonsumsi buah dan sayur yaitu menurunkan absorbsi kolesterol dan lemak
(Kusno, Kpantov and Ratag, 2015).
- Tidak merokok dapat mengurangi risiko penyakit diabetes mellitus tipe 2,
karena seseorang yang lebih sering terpapar dengan asap rokok lebih berisiko
menderita penyakit ini dibanding dengan orang yang tidak/jarang terpapar oleh
asap rokok. Kondisi ini disebabkan karena merokok menyebabkan terjadinya
resistensi insulin yang menyebabkan meningkatnya kadar gula darah.
- Penderita DM tipe 2 dianjurkan melakukan aktifitas fisik 30 menit dalam
sehari sebanyak 3-4 kali dalam seminggu seperti berjalan kaki dan lari ringan.
Seseorang yang jarang melakukan aktifitas fisik mengalami kelebihan energi yang
dikonsumsi, karena sedikitnya energi yang dikeluarkan tubuh, sehingga
menimbulkan ketidakseimbangan energi yang disimpan pada jaringan adipose.
Kondisi ini dapat memicu risiko diabetes mellitus tipe 2 akibat terjadinya
resistensi insulin (PB PERKENI, 2011).
- Istirahat yang cukup dan, kelola stres dengan baik dan benar (Kementerian
Kesehatan RI, 2017).

5. Buatlah kesimpulan mengenai hasil analisis anda tentang fenomena yang


disajikan!
Jawaban:
Berdasarkan hasil analisis mengenai fenomena yang disajikan maka dapat
disimpulkan. Terdapat pengaruh dari struktur anatomi dan fisiologi pada faktor
usia terhadap peningkatan tekanan darah. Semakin bertambahnya usia seseorang
maka kemungkinan terkena penyakit hipertensi semakin tinggi. Hipertensi
menjadi salah satu penyebab utama penyakit kardiovakuler.
Mengkonsumsi obat-obatan tertentu pada lansia berpotensi meningkatkan kadar
gula darah sehingga dapat memicu hipertensi. Misalnya pada gagal jantung curah
jantung tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh atau dapat memenuhi
kebutuhan hanya dengan peningkatan tekanan pengisian (preload), mekanisme
kompensasi mungkin mampu untuk mempertahankan curah jantung saat
istiharahat, namun tidak cukup selama menjalani aktifitas fisik. Fungsi jantung
akhirnya menurun, dan gagal jantung akhirnya menjadi berat (dekompensata). Hal
tersebut dapat disebabkan oleh penyakit akut, stress, dan obat-obatan. Obat-obatan
anti-inflamasi non steroid (OAINS) dapat mencetuskan dan memperberat gagal
jantung melalui beberapa aksi.

6. Evaluasilah hasil analisis dan pemecahan masalah yang telah disajikan! Tentukan
faktor yang paling penting sebagai dasar penelitian yang Putri lakukan dan solusi
yang paling efisien untuk mengatasi permasalahan Anatomi dan Fisiologi Sistem
Peredaran Darah yang dihadapi!
Jawaban:
Faktor yang paling penting dari penelitian putri adalah pengaruh dari struktur
anatomi dan fisiologi pada faktor usia dan kadar gula darah terhadap peningkatan
tekanan darah.
Solusi yang paling efisien adalah menerapkan pola hidup sehat, mengkonsumsi
sayur dan buah. Manfaat dari mengonsumsi buah dan sayur yaitu menurunkan
absorbsi kolesterol dan lemak (Kusno, Kpantov and Ratag, 2015) karena dengan
menerapkan pola hidup sehat, mengkonsumsi sayur dan buah dapat mencegah dan
menjaga tubuh dari penyakit pada system peredaran darah.
DAFTAR RUJUKAN

Barhum, L. 2019. The Link Between Diabetes and Hypertension, (online),


https://www.medicalnewstoday.com/articles/317220#what_are_hypertension_and_diab
etes, diakses pada tanggal 13 Maret 2021

Guyton AC., Hall JE. Metabolisme Karbohidrat Dan Pembentukan Adenosin Tripospat
dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. 2008.

Jarvis, S., Saman, S. 2018. Cardiac system 1: anatomy and physiology. Nursing Times,
114(2):34-37

Kementerian Kesehatan RI (2017) Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta.

Kusno, F. A., Kpantov, N. H. and Ratag, B. T. (2015) „Hubungan antara Status Sosial
Ekonomi dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Poliklinik Interna Rumah Sakit
Umum Daerah (Rsud) Bitung Tahun 2015. Manado‟, Media Kesehatan, 7(4), pp. 1–8.

Marieb E.N, dan Hoehn, K. 2013. Human Anatomy and Physiology(9ed). London: Pearson
Education

PB PERKENI (2011) Konsensus Pengolahan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di


Indonesia. PB PERKENI..

Silverthorn.2019.Human Physiology: An Integrated Approach, 8th Edition: University of


Texas, Austin. (online), https://www.pearson.com/us/higher-
education/program/Silverthorn-Modified-Mastering-A-P-with-Pearson-e-Text-
Standalone-Access-Card-for-Human-Physiology-An-Integrated-Approach-8th-
Edition/PGM1627577.html, diakses pada tanggal 13 Maret 2021

Sherwood,L.2016.Human Physiology: From Cells to Systems 9th Edition: West Virginia


University.Canada (online), https://www.amazon.com/Human-Physiology-Systems-
Lauralee-Sherwood/dp/1285866932, diakses pada tanggal 13 Maret 2021

Anda mungkin juga menyukai