Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN AKIBAT

PATOLOGIS SISTEM KARDIOVASKULER : HIPERTENSI

Di susun oleh :
Alfiatun N
Galih Fajar I
Khoerunisa Nur K
Lanjar Erni N
Syaidah W
Wizhatul A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SERULINGMAS CILACAP


Jl. Raya Maos No.505 Telp.Fax.(0282) 695452 maos-Cilacap 53272
Website : www.stikesserulingmas.ac.id Email : stikesserulingmas@yahoo.com
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan
judul “ GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN AKIBAT PATOLOGIS
SISTEM KARDIOVASKULER ”.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas
Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah di STIKES Serulingmas Cilacap.
Besar harapan saya mudah-mudahan makalah ini berguna bagi pembaca.
Tak lupa penulis mengharapkan saran dan kritik untuk lebih sempurna dalam
pembuatan makalah ini.

Cilacap, 16 September 2021

Penulis,
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................4


A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI..............................................................................................6
A. Pengertian...............................................................................................................6
B. Anatomi dan Fisiologi............................................................................................7
C. Etiologi...................................................................................................................8
D. Faktor terjadinya hipertensi....................................................................................8
E. Patofisiologi...........................................................................................................9
F. Manifestasi Klinis................................................................................................10
G. Klasifikasi............................................................................................................10
H. Anamnesa Gangguan Sistem Kardiovaskuler.......................................................11
I. Pemeriksaan Diagnostik Gangguan Kebutuhan Oksigen Patologis Sistem
Kardiovaskuler.............................................................................................................11
BAB III PENUTUP.........................................................................................................13
A. Kesimpulan..........................................................................................................13
B. Saran....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah baik diastolik


maupun sistolik secara hilang timbul atau menetap. Hipertensi dapat
terjadi secara esensial dimana faktor penyebabnya tidak dapat
diidentifikasi atau secara sekunder, akibat dari penyakit tertentu yang
diderita. Hipertensi adalah penyebab utama stroke, penyakit jantung dan
gagal ginjal. Hipertensi primer terjadi sebesar 90-95% kasus dan
cenderung bertambah seiring dengan waktu. Faktor resiko meliputi
obesitas, stress, gaya hidup santai dan merokok (Robinson dan Saputra,
2014).
Menurut National basic health survey prevalensi hipertensi
diindonesia pada kelompok usia 15-24 tahun adalah 8,7 % pada kelompok
usia 25 – 34 tahun adalah 14,7 % , kelompok umur 35 – 44 tahun 24,8 % ,
usia 45 – 54 tahun 35,6 % , usia 55 – 64 tahun 45,9 % , usia 65 – 74 tahun
57,6 % sedangkan lebih dari 75 tahun adalah 63,8 %. Dengan prevalansi
yang tinggi tersebut hipertensi yang tidak disadari jumlahnya bisa lebih
tinggi lagi. Hal ini terjadi karena hipertensi dan komplikasinya jumlahnya
jauh lebih sedikit dari pada hipertensi yang tidak ada gejala. Prevalensi
hipertensi di indonesia yang didapat melalui kuisioner dan pengukuran
tekanan darah, cenderung lebih tinggi pada kelompok pendidikan rendah
dan kelompok tidak bekerja, kemungkinan akibat ketidaktahuan tentang
pola makan yang baik.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah pembahasan tentang gangguan kebutuhan oksigen


akibat patologis sistem kardiovaskuler : Hipertensi ?
C. Tujuan

1) Memenuhi tugas mata kuliah keperawatan medikal bedah


2) Agar mahasiswa dapat mengetahui anatomi fisiologi terkait dengan
sistem kardiovaskuler
3) Agar mahasiswa dapat memahami dan mengimplementasikan konsep
tentang gangguan kebutuhan oksigen akibat patologis sistem
kardiovaskuler : hipertensi
4) Agar mahasiswa dapat mengimplementasikan bagaimana cara
pencegahan dan penatalaksanaan yang baik dan benar
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan


tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu
keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri
menyebabkan meningkatnya resiko hipertensi, gagal jantung, serangan
jantung dan kerusakan (Adib, 2013).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah di atas normal.
Menurut JNC hipertensi adalah tekanan darah yang lebih tinggi dari
140/90 mmHg. Sedangkan menurut WHO bahwa hipertensi adalah
tekanan darah dengan sistolok >160 mmHg dan diastolik >95 mmHg.
Hipertensi merupakan golongan penyakit yang terjadi akibat suatu
mekanisme kompensasi kardiovaskuler untuk mempertahankan tubuh.
Apabila hipertensi tak terkontrol akan menyebabkan kelainan pada organ
lain yang berhubungan dengan sistem tersebut. Semakin tinggi tekanan
darah, lebih besar kemungkinan timbulnya penyakit kardiovaskuler.
Hipertensi sering disebut sebagai “silent killer” sebab seseorang yang
mengidap hipertensi sering tidak menyadari bahwa dirinya sedang
menderita sakit tersebut. Hal ini terjadi karena penyakit mematikan ini
sering sekali tidak menunjukan gejala.
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko paling berpengaruh
sebagai penyebab penyakit jantung. Karena itu tidak heran jika penderita
penyakit jantung kini mencapai lebih dari 800 juta orang di seluruh dunia.
Kurang lebih 10-30 % penduduk dewasa di hampir semua negara
mengalami penyakit hipertensi dan sekitar 50-60 % penduduk dapat
dikategorikan sebagai mayoritas utama yang status kesehatannya akan
menjadi lebih baik bila dapat dikontrol tekanan darahnya.

D. Anatomi dan Fisiologi

Jantung berukuran satu kepalan tangan dan terletak didalam dada,


batas kanannya tepat pada stemum kanan dan aspeknya pada ruang
intercostalis kelima kiri pada linea midclavicular.
Hubungan jantung
a. Atas : pembuluh darah besar
b. Bawah : diafragma
c. Setiap sisi : paru
d. Belakang : aorta desceridens, oesophagus dan columna veterbalis

Bagian jantung :
a. Atrium kanan
Berada pada bagian kanan jantung dan terletak sebagian besar di
belakang sternum.
b. Ventrikel kanan
Ruang berdinding tebal yang membentuk sebagian besar sisi depan
jantung.
c. Atrium kiri
Ruang berdinding tipis yang terletak pada bagian belakang jantung.
d. Ventrikel kiri
Ruang berdinding tebal pada bagian kiri dan belakang jantung.
e. Myocardium
Membentuk bagian terbesar dinding jantung serta tersusun dari serat
otot jantung yang bersifat lurik dan saling berhubungan satu sama lain
oleh cabang muskular.
f. Endocardium
Melapisi bagian dalam rongga jantung dan menutupi katup pada kedua
sisinya.
g. Pericardium
Kantong fibrosa yang menutupi seluruh jantung.
h. Arteria coronaria
Kedua arteri cornaria kanan dan kiri, menyuplai darah untuk jantung.

E. Etiologi

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2


golongan besar yaitu :
a. Hipertensi essensial yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit
lain

F. Faktor terjadinya hipertensi


a. Gaya hidup modern
Kerja keras penuh tekanan yang mendominasi gaya hidup masa kini
menyebabkan stress berkepanjangan. Kondisi ini memicu berbagai
penyakit seperti sakit kepala, sulit tidur, gastritis, jantung dan
hipertensi. Gaya hidup modern cenderung membuat berkurangnya
aktivitas fisik.
b. Pola makan tidak sehat
Tubuh membutuhkan natrium untuk menjaga keseimbangan cairan dan
mengatur tekanan darah. Tetapi bila asupannya berlebihan, tekanan
darah akan meningkat akibat adanya retensi cairan dan bertambahnya
volume darah. Kelebihan natrium diakibatkan dari kebiasaan
menyantap makanan instan yang telah menggantikan bahan makanan
yang segar.
c. Obesitas
Saat asupan natrium berlebih, tubuh sebenarnya dapat membuangnya
melalui air seni. Tetapi proses ini terhambat, karena kurang minum air
putih, berat badan berlebih.
d. Faktor keturunan
Kasus yang sering muncul di masyarakat terbukti bahwa seseorang
akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi
jika orangtuanya adalah penderita hipertensi.
e. Ciri perseorangan
Ciri yang paling utama adalah umur. Jika semakin bertambah umur
semakin meningkat tekanan darahnya.

G. Patofisiologi

Patofisiologi tekanan darah arteri merupakan produk total


resistensi perifer dan curah jantung. Curah jantung meningkat karena
keadaan yang meningkatkan frekuensi jantung, volume secukupnya atau
keduanya. Resistensi perifer meningkat karena faktor yang meningkatkan
viskositas darah atau yang menurunkan ukuran lumen pembuluh darah
khususnya pembuluh darah arteriol.
Beberapa teori membantu menjelaskan terjadinya hipertensi, teori
tersebut meliputi :
a. Perubahan pada bantalan pembuluh darah arteriolar yang
menyebabkan peningkatan resistensi perifer
b. Peningkatan tonus pada sistem saraf simpatik yang abnormal dan
berasal dari dalam pusat sistem vasomotor, peningkatan tonus ini
menyebabkan peningkatan resistensi vaskular perifer.
c. Peningkatan penebalan dinding arteriol akibat faktor genetik yang
menyebabkan peningkatan resistensi vaskuler perifer.
d. Pelepasan renin yang abnormal sehingga terbentuk angiotensin II yang
menimbulkan konstriksi arteriol dan meningkatkan volume darah.

H. Manifestasi Klinis

Menurut Nuarif dan Kusuma tanda dan gejala pada hipertensi


dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah
b. Gejala yang lazim
Gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan
kelelahan, dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

I. Klasifikasi

Klasifikasi hipertensi menurut The Joint National Committe on the


Detection and Treatment of Hipertension (Ward, 2014) :
a. Diastolik
< 85 mmHg : tekanan darah normal
85 – 89 : tekanan darah normal tinggi
90 – 104 : hipertensi ringan
105 – 114 : hipertensi sedang
>115 : hipertensi berat

b. Sistolik
< 140 mmHg : tekanan darah normal
140 – 159 : hipertensi sistolik perbatasan terisolasi
>160 : hipertensi sistolik terisolasi

J. Anamnesa Gangguan Sistem Kardiovaskuler

Seringkali, pasien datang dengan keluhan berupa sesak nafas, nyeri


dada, palpitasi dan pusing. Yang perlu dilakukan saat anamnesis adalah
menggali ciri-ciri dari gejala utama tersebut.
a. Sesak nafas
Dispnea merupakan gejala penyakit jantung yang paling umum.
Tentukan apakah sesak timbul saat istirahat, saat aktivitas atau saat
berbaring atau saat malam hari juga.
b. Nyeri dada
Pada nyeri dada, yang ditentukan adalah lokasi, onset, character,
radiation, association, timing, exacerbating and relieving faktor,
severity.
c. Palpitasi
Terdapat kesadaran yang meningkat mengenai denyut jantung, dengan
sensasi berlebihan.
d. Pusing
Umum terjadi pada hipertensi atau gagal jantung.

K. Pemeriksaan Diagnostik Gangguan Kebutuhan Oksigen Patologis


Sistem Kardiovaskuler
a. EKG
Hipertropi atrial atau ventrikular, penyimpangan aksis, iskemis, dan
kerusakan pola mungkin terlihat.
b. Sonogram
Dapat menunjukan dimensi pembesaran fisik, perubahan dalam fungsi
atau area penurunan kontraktilitas ventrikular.
c. Skan jantung
Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan dinding.
d. Kateterisasi jantung
Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan
gagal jantung sisi kanan versus sisi kiri.
e. Rontgen dada
Dapat menunjukan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan
dilatasi.
f. Enzim hepar
g. Elektrolit
Mungkin berubah karena perpindahan cairan/penurunan fungsi ginjal.
h. Oksimetri nadi
Saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika GJK akut
memperbanyak PPOM.
i. AGD
Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratorik ringan.
j. BUN, Kreatinin
Peningkatan BUN menandakan penurunan defusi ginjal.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hipertensi adalah penyakit tidak menular yang cukup berbahaya


karena tidak menimbulkan gejala yang spesifik dan secara fisik. Banyak
penderita hipertensi yang baru saja menyadari hipertensinya pada 5 tahun
terakhir dan didagnosis pada kejadian layanan darurat. Sebagian besar
penderita hipertensi tidak rutin mengecek tekanan darahnya walaupun
sudah mengetahui komplikasinya secara mendasar. Begitu juga dengan
kepatuhan minum obat, banyak penderita hipertensi yang tidak patuh
dalam minum obat karena hanya meminum obat disaat timbul gejala. Hal
ini menunjukkan kurangnya pemahaman penderita hipertensi terhadap
penyakitnya.

L. Saran

Mahasiswa sebagai calon perawat harus memahami dengan


sungguh-sungguh terkait masalah gangguan kebutuhan oksigen patologis
sistem kardiovaskuler agar dapat mengaplikasikan di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA

Barbara C Long, Perawatan Medikal Bedah , Yayasan IAPK Padjajaran Bandung


, September 2010, Hal 443-450
Gibson,Jhon. (2009). Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat. Jakarta :
EGC
Suzanne C, Smeltxer (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
Vol.2. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai