Mandatory Guidance
Aktivitas audit internal harus diarahkan pada peningkatan nilai organisasi atau untuk
melindunginya.
The Core Principles for the Professional Practice of Internal Auditing – terdapat 10
prinsip inti, yaitu demonstrates integrity; demonstates competence and due
professional care; Is objective and free from undue influence, aligns with the
strategies, objectives and risks of the organization; Is appropriately positioned and
adequately resourced, demonstrates quality and continuous improvement;
communicates effectively; provides risk-based assurance; is insightful, proactive and
future focused; promotes organizational improvement.
The Code of Ethics – ada 4 elemen yang harus dipertahankan oleh para profesional
audit internal dalam melaksanakan pekerjaan mereka, yaitu integrity, objectivity,
confidentiality, dan competency.
The International Standards for the Professional Practice of Internal Auditing – ada 2
kategori Standards, yaitu attributes standards dan performance standards.
Assurance and Consulting Services – ada dua tipe layanan internal audit, yaitu
assurance dan consulting.
The Attribute Standards – ada 4 main sections, yaitu (1000) purpose, authority and
responsibility, (1100) independence and objectivity, (1200) proficiency and due
professional care, (1300) quality assurance and improvement program.
The Performance Standards – terdapat 7 main sections, yaitu managing the internal
audit activity, nature of work, engagement planning, performing the engagement,
communicating results, monitoring progress dan communicating the acceptance of
risk.
Recommended Guidance
Panduan yang direkomendasikan memberikan panduan yang lebih spesifik dan tidak wajib.
Beberapa panduan yang direkomendasikan meliputi implementation guidance, supplemental
guidance dan other guidance.
Referensi :
Anderson, U. L., Head, M. J., Ramamoorti, S., Riddle, C., Salamasich, M., & Sobel, P. J.
(2017). Internal auditing-aassurance & advisory services. In Journal of Experimental
Psychology: General.
ETHICS AND INTERNAL AUDIT: MORAL WILL AND MORAL SKILL IN A
HETERONOMOUS FIELD
(Everett & Tremblay, 2014)
Analysis
Dalam mendengarkan auditor internal berbicara tentang pekerjaan mereka, tampaknya
mereka mengambil peran untuk mendeteksi penyimpangan dan mengendalikan perilaku
disfungsional agak lebih serius daripada berkonsultasi dengan manajemen atau
menambahkan nilai / utilitas ke organisasi. Dengan cara ini, peran mereka tampaknya lebih
memaksa daripada memungkinkan dan lebih ditujukan untuk memperoleh kepatuhan
daripada bermitra dengan manajemen. Auditor internal tidak memiliki kepentingan inheren
dalam profitabilitas. Tujuan mereka bukanlah membuat segala sesuatunya lebih efisien, tetapi
untuk mematuhinya. Mereka cenderung berfokus pada aspek yang mereka pandang sebagai
risiko. Auditor internal jelas tidak seperti kepolisian organisasi, karena mereka tidak
memenuhi fungsi intimidasi, mencoba membuat orang merasa takut.
Conclusion
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa auditor internal saat ini diminta untuk
merangkul kemauan moral yang ambigu jika tidak bertentangan. Sementara profesi
mengistimewakan ambiguitas dan 'ringan' dalam narasi etisnya — sebuah keringanan yang
bergantung pada 'faktor perasaan-baik' tertentu — kami menemukan 'beban' Kant yang
menjadi ciri praktiknya dan pengalaman para teladan moralnya.
Penelitian ini menawarkan saran etis secara narasi. Pertama, IIA harus secara eksplisit
mengakui perbedaan antara tindakan moral dan pribadi yang bermoral. Ini akan
membantunya menghindari asas dan kebajikan yang bertentangan. Kedua, harus lebih
reflektif dalam hal perbedaan antara tugas etis yang mencolok dari auditor internal dan tujuan
yang ingin dicapai melalui perilaku etis (yaitu, perbedaan antara etika deontik dan teleik).
Ketiga, profesi harus mempertimbangkan untuk berfokus pada serangkaian kebajikan yang
menurutnya layak untuk diwujudkan.
Dalam hal keterbatasan studi, studi tidak memeriksa narasi etis lapangan secara
komprehensif atau lengkap, dan studi lebih lanjut diperlukan. Penelitian ini berkontribusi
pada literatur akuntansi dalam beberapa cara. Pertama, ini menambah diskusi sebelumnya
tentang gagasan akuntabilitas moral dengan menyoroti elemen konstituen dari disposisi etis,
termasuk sejumlah kebajikan praktis. Studi ini juga berkontribusi pada literatur yang
memeriksa nilai profesional inti dari independensi auditor, serta studi yang telah meneliti
sifat perubahan profesi audit dan nilai-nilainya.
Referensi:
Everett, J., & Tremblay, M. S. (2014). Ethics and internal audit: Moral will and moral skill in
a heteronomous field. Critical Perspectives on Accounting, 25(3), 181–196.
https://doi.org/10.1016/j.cpa.2013.10.002